Sedimen Waduk
Sedimen Waduk
Sedimen Waduk
KATA PENGANTAR
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
... 2
BAB I PENDAHULUAN
.3
A. LATAR BELAKANG
3
B. TUJUAN
3
BAB II PEMBAHASAN
. 4
A. PENGERTIAN SEDIMENTASI
.. 4
B. TIPE-TIPE SEDIMENTASI
4
C. PROSES TERJADINYA SEDIMENTASI
.5
D. PROSES PENGANGKUTAN SEDIMENTASI
.. 8
E. HASIL DARI SEDIMENTASI
. 9
F. CIRI BENTANG ALAM AKIBAT PROSES SEDIMENTASI
. 13
G. UPAYA PENGENDALIAN SEDIMENTASI
. 16
BAB III PENUTUP
..17
A. KESIMPULAN
17
B. SARAN
..17
DAFTAR PUSTAKA
..
. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan,
melayangnya (suspensi) atau mengendapnya material fragmentasi
oleh air. Sedimentasi merupakan akibat adanya erosi, dan memberi
banyak dampak di sungai, saluran, waduk, bendungan atau pintu-
pintu air, dan di sepanjang sungai.
Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga
eksogen yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses
ini dapat terjadi di daratan, danau, sekitar sungai ataupun dipantai.
Pengendapan batuan atau tanah terjadi jika zat yang mengangkatnya
mengalami penurunan kecepatan gerak atau bahkan berhenti sama
sekali.
B. TUJUAN
Ada beberapa tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sedimentasi.
2. Bisa mengetahui tipe-tipe sedimentasi.
3. Mengetahui bagaimana proses terjadinya sedimentasi.
4. Agar mengetahui bagaimana proses pengangkutan
sedimentasi.
5. Mengetahui hasil dari sedimentasi.
6. Apa saja ciri bentang alam akibat proses sedimentasi.
7. Dapat mengetahui upaya pengendalian sedimentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SEDIMENTASI
Sedimentasi merupakan pengendapan material yang dibawah
oleh angin, air, atau gletser. Semua hasil erosi akan diendapkan
disuatu tempat, baik di sungai, lembah, lereng pegunungan ataupun
dasar laut yang dangkal. Kadang kala hasil sedimentasi kembali
mengalami erosi. Jika ini terjadi, akan terbentuk peneplain.
Foster dan Meyer (1977) berpendapat bahwa erosi sebagai
penyebab timbulnya sedimentasi yang disebabkan oleh air terutama
meliputi proses
pelepasan (detachment), penghanyutan (transportation),dan
pengendapan (depotition) dari partikel-partikel tanah yang terjadi
akibat tumbukan air hujan dan aliran air.
B. TIPE-TIPE SEDIMENTASI
Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan pertikel
untuk berinteraksi, sedimentasi dapat diklasifikasikan kedalam
4 tipe (dapat dilihat pada gambar V.1), yaitu:
1. Settling tipe I: merupakan pengendapan partikel
diskret, partikel mengendap secara individual dan
tidak ada interaksi antar-partikel.
2. Settling tipe II: merupakan pengendapan partikel
flokulen, terjadi interaksi antar-partikel sehingga
ukuran meningkat dan kecepatan pengendapan
bertambah.
3. Settling tipe III: merupakan pengendapan pada
lumpur biologis, dimana gaya antar-partikel saling
menahan partikel lainnya untuk mengendap.
4. Settling tipe IV: terjadi pemampatan partikelyang
telah mengendap yang tejadi karena berat partikel.
GAMBAR V.2
Proses sedimentasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
:
a. Proses sedimentasi secara geologis
Sedimentasi secara geologis merupakan proses erosi
tanah yang berjalan secara normal, artinya proses
pengendapan yang berlangsung masih dalam batas-batas
yang diperkenankan atau dalam keseimbangan alam dari
proses degradasi dan agradasi pada perataan kulit bumi
akibat pelapukan.
b. Proses sedimentasi yang dipercepat
Sedimentasi yang dipercepat merupakan proses
terjadinya sedimentasi yang menyimpang dari proses
secara geologi dan berlangsung dalam waktu yang cepat,
bersifat merusak atau merugikan dan dapat mengganggu
keseimbangan alam atau kelestarian lingkungan hidup.
Kejadian tersebut biasanya disebabkan oleh kegiatan
manusia dalam mengolah tanah. Cara mengolah tanah
yang salah dapat menyebabkan erosi tanah dan
sedimentasi yang tinggi.
D. PROSES PENGANGKUTAN SEDIMENTASI
Proses pengangkutan sedimen (sediment transport) dapat
diuraikan meliputi tiga proses sebagai berikut :
a. Pukulan air hujan (rainfall detachment) terhadap bahan
sedimen yang terdapat diatas tanah sebagai hasil dari erosi
percikan (splash erosion) dapat menggerakkan
partikelpartikel tanah tersebut dan akan terangkut bersama-
sama limpasan permukaan (overland flow).
b. Limpasan permukaan (overland flow) juga mengangkat
bahan sedimen yang terdapat di permukaan tanah,
selanjutnya dihanyutkan masuk kedalam alur-
alur (rills), dan seterusnya masuk kedalam selokan dan
akhirnya ke sungai.
c. Pengendapan sedimen, terjadi pada saat kecepatan aliran
yang dapat mengangkat (pick up velocity) dan mengangkut
bahan sedimen mencapai kecepatan pengendapan (settling
velocity)yang dipengaruhi oleh besarnya partikel-partikel
sedimen dan kecepatan aliran.
Macam-Macam Pengangkutan Sedimen
Besarnya ukuran sedimen yang terangkut aliran air
ditentukan oleh interaksi faktor-faktor sebagai berikut: ukuran
sedimen yang masuk ke badan sungai, karakteristik saluran,
debit dan karakteristik fisik partikel sedimen. Besarnya
sedimen yang masuk sungai dan besarnya debit ditentukan
oleh faktor iklim, topografi, geologi, vegetasi dan cara
bercocok tanam di daerah tangkapan air yang merupakan asal
datangnya sedimen. Sedang karakteristik sungai yang penting,
terutama bentuk morfologi sungai, tingkat kekasaran dasar
sungai dan kemiringan sungai. Interaksi dari masing-masing
faktor tersebut akan menentukan jumlah dan tipe sedimen
serta kecepatan pengangkutan sedimen.
E. HASIL DARI SEDIMENTASI
a. Pengendapan oleh Air
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen
akuatis. Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain,
meander, dataran banjir, tanggul alam, dan delta.
1. Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok-kelok yang
terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-
keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian
hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.
Akibatnya, sungai mulai menghindari penghalang dan mencari
rute yang paling mudah dilewati. Sementara itu, pada bagian
hulu belum terjadi pengendapan.
Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran
air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander
terjadi pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun tepi luar.
Di bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan,
sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan
terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-
menerus, akan membentuk meander.
Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, di
mana pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut-
turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus-menerus
akan menyebabkan kelokan sungai terpotong dan terpisah dari
aliran sungai, sehingga terbentuk oxbox lake.
2. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau
laut, kecepatan alirannya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi
pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan
sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh
aliran air. Setelah sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan
sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk
dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati
muaranya dan membentuk delta.
Pembentukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,
sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan
masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang
pantai tidak terlalu kuat. Ketiga, pantai harus dangkal. Contoh
bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali
Brantas.
GAMBAR DELTA
Contoh lain dari delta, yaitu:
a. Delta runcing, contoh: delta sungai tiber di pantai Italia.
b. Delta cembung atau delta busur seperti kipas. Contoh:
delta sungai Nil di Mesir.
c. Delta pengisi estuarium. Estuarium adalah muara sungai
yang berbentuk corong. Contoh: delta sungai seine di
Prancis.
d. Delta kaki burung atau delta lobben. Contoh: delta
sungai Mississippi di teluk Meksiko.
3. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara
cepat. Akibatnya, terjadi banjir dan meluapnya air hingga ke
tepi sungai. Pada saat air surut, bahan-bahan yang terbawa
oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya,
terbentuk suatu dataran di tepi sungai. Timbulnya material
yang tidak halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya,
tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yang
terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.
b. Pengendapan oleh Air Laut
Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen
marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya
gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut,
antara lain, pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai.
Biasanya terdiri atas material pasir. Ukuran dan komposisi
material di pantai sangat bervariasi tergantung pada perubahan
kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut.
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang
pantai. Jika terjadi perubahan arah, arus pantai akan tetap
mengangkut material-material ke laut yang dalam. Ketika
material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan
material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material
yang ada di atas permukaan laut. Akumulasi material itu
disebut tepi. Jika arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin
panjang. Kadangkadang spit terbentuk melewati teluk dan
membentuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila di
sekitar spit terdapat pulau, biasanya spit akhirnya tersambung
dengan dataran, sehingga membentuk tombolo.
GAMBAR
TOMBOLO