Jurnal Agrikultura: Hubungan Antara Kemiringan Dan Posisi Lereng Dengan Tekstur Tanah, Permeabilitas Dan Erodibilitas Tanah Pada Lahan Tegalan
Jurnal Agrikultura: Hubungan Antara Kemiringan Dan Posisi Lereng Dengan Tekstur Tanah, Permeabilitas Dan Erodibilitas Tanah Pada Lahan Tegalan
Jurnal Agrikultura: Hubungan Antara Kemiringan Dan Posisi Lereng Dengan Tekstur Tanah, Permeabilitas Dan Erodibilitas Tanah Pada Lahan Tegalan
ISSN 0853-2885
ABSTRACT
Relationship between slope and position of the slopes with soil texture, organic matter, soil permeability and
erodibility on dry land in the Gunungsari Village,
Cikatomas Sub District, Tasikmalaya District
Indonesia has a lot of potential lands especially for agricultural uses. In the areas with steep sloping
topography and high human population, agricultural practices such as seasonal upland crops production
becomes one of the issues in land damaging in Indonesia. This study aims were to determine the relationship
between the land slope and the texture, organic matter, permeability and erodibility of soils at different
slope positions in a land use so that can be used as a source of information and guidance to the community
or the population around the village as well as the institutions involved in land management. The study used
a free survey method based on toposekuen. The study techniques used comparative and descriptive methods
to compare samples that collected in the conducted survey then performed explanation and description of
the conditions in the field that qualitatively observed. The results showed that there was no significant
relationship between the slope and the texture, organic matter, permeability and erodibility of soils in
various slope positions. The 26-40% slopes in the middle and upper slope positions had the highest
erodibility value compared to other slope and slope position.
ABSTRAK
Indonesia memiliki banyak lahan yang sangat potensial khususnya di bidang pertanian. Pada daerah-daerah
yang memiliki topografi berlereng curam dan berpenduduk padat, usaha pertanian seperti tanaman semusim
tegalan merupakan salah satu sumber kerusakan tanah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kemiringan lereng dengan tekstur, bahan organik, permeabilitas dan
erodibilitas tanah pada berbagai posisi lereng di suatu penggunaan lahan sehingga dapat dijadikan sebagai
sumber informasi dan arahan bagi masyarakat atau penduduk di sekitar desa serta instansi yang terkait
dalam pengolahan lahannya. Penelitian ini menggunakan metode survei bebas berdasarkan toposekuen.
Teknik penelitian menggunakan metode komparatif dan deskriptif yaitu membandingkan sampel-sampel
yang diambil berdasarkan metode survei yang dilakukan, kemudian menjelaskan dan menggambarkan
kondisi di lapangan yang diamati secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang kuat antara kemiringan lereng terhadap tekstur tanah pada berbagai posisi lereng,
kemiringan lereng terhadap bahan organik tanah pada berbagai posisi lereng, kemiringan lereng terhadap
permeabilitas tanah pada berbagai posisi lereng serta antara kemiringan lereng terhadap erodibilitas tanah
pada berbagai posisi lereng. Kemiringan lereng 26-40% pada posisi lereng tengah dan atas mempunyai nilai
erodibilitas yang tertinggi dibandingkan dengan kemiringan dan posisi lereng lainnya.
Kata Kunci: Kemiringan, posisi lereng, penggunaan lahan, erodibilitas, bahan organik
15
Jurnal Agrikultura 2015, 26 (1): 15-22 Hubungan antara Kemiringan
ISSN 0853-2885
16
Jurnal Agrikultura 2015, 26 (1): 15-22 Hubungan antara Kemiringan
ISSN 0853-2885
STUDI PETA-PETA :
PUSTAKA
- Peta Landform INTERPRETASI
SATUAN LAHAN
REINTERPRETASI PRA SURVEI
SEMENTARA
LAHAN TEGALAN&
TEKNIK KONSERVASI
SURVEI LAPANGAN
YANG SERAGAM
ANALISIS
HASIL STATISTIK
Jumlah pengamatan sebanyak 27 titik dan memperlihatkan korelasi negatif (r = -0,66*)) dan
dilakukan pada 3 kelas lereng. Masing-masing pada posisi lereng bagian tengah r = (-0,75*)).
kelas lereng terdiri dari 3 posisi lereng, yaitu Fraksi liat menunjukkan kecenderungan menurun
lereng atas, lereng tengah, dan lereng bawah. menurut kemiringan lereng yaitu sebesar 58,2%
Kemudian ketiga posisi lereng tersebut diambil pada lereng 8-15% menjadi 62,1% pada lereng 16-
ulangan sebanyak 3 kali. Klasifikasi suatu lereng 25% dan menjadi 39% di lereng 25-40% (Gambar
berdasarkan posisinya terdapat lima satuan lereng, 2). Pada lereng bawah, hubungan antara
yaitu: puncak lereng (ridge crest), lereng atas kemiringan lereng dengan fraksi liat menunjukkan
(upper slope), lereng tengah (mid slope), lereng korelasi positif (r = 0,04) dimana semakin tinggi
bawah (lower slope), dan kaki lereng (foot slope) kemiringan lereng maka semakin tinggi fraksi liat.
(Wiradisastra dkk., 1999). Dalam Pada kemiringan lereng 16-25% terjadi
mengklasifikasikan lereng seperti di atas peningkatan liat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
diperlukan adanya kriteria pembagian yang jelas. pada kemiringan lereng tersebut.
Young (1972) telah mengusulkan tiga kriteria yang Berdasarkan koefisien determinasi (R2),
harus dipakai yaitu patahan lereng (break of hubungan antara kemiringan lereng dan tekstur
slope), perubahan lereng (change of slope), dan tanah pada berbagai posisi lereng berkisar antara
pembalikan lereng (inflection). Bagan alur 0,001-0,563 (0-56%) (Gambar 3). Hal ini
penelitian disajikan pada Gambar 1. menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang
mempengaruhi perbedaan fraksi liat selain
HASIL DAN PEMBAHASAN kemiringan lereng. Faktor tersebut diduga adalah
curah hujan yang cukup tinggi yang dapat
Hubungan antara Kemiringan Lereng dengan mempengaruhi besarnya penghanyutan dan
Fraksi Liat pada Berbagai Posisi Lereng pencucian liat.
Hubungan antara kemiringan lereng
dengan fraksi liat pada posisi lereng atas
17
Jurnal Agrikultura 2015, 26 (1): 15-22 Hubungan antara Kemiringan
ISSN 0853-2885
Gambar 3. Hubungan antara kemiringan lereng dengan fraksi liat pada berbagai posisi lereng.
18
Jurnal Agrikultura 2015, 26 (1): 15-22 Hubungan antara Kemiringan
ISSN 0853-2885
Berdasarkan koefisien determinasi (R2), ada faktor yang berpengaruh lebih besar terhadap
Hubungan kemiringan lereng dan C-organik tanah kandungan bahan organik tanah, antara lain
pada berbagai posisi lereng berkisar antara 0,07- adalah vegetasi penutup tanah (ground cover).
0,536 (0-53%) (Gambar 5). Nilai koefisien Serasah atau bagian tanaman yang sudah mati
determinasi yang sangat kecil menandakan akan terdekomposisi dan meningkatkan
pengaruh kemiringan lereng terhadap bahan kandungan bahan organik tanah.
organik kurang memuaskan. Hal ini diakibatkan
3.00
Bahan Organik (%)
2.50
2.00 3
1.50
1.00
2
0.50
1
0.00
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Kemiringan Lereng (%)
Gambar 5. Hubungan antara kemiringan lereng dengan bahan organik pada berbagai posisi lereng.
19
Jurnal Agrikultura 2015, 26 (1): 15-22 Hubungan antara Kemiringan
ISSN 0853-2885
Berdasarkan koefisien determinasi (R2), hubungan selain kemiringan dan posisi lereng. Faktor
antara kemiringan lereng dengan permeabilitas tersebut diduga adalah bahan organik yang cukup
tanah pada berbagai posisi lereng berkisar antara tinggi yang dapat mempengaruhi besarnya pori
0,17-0,67 (17-67%) (Gambar 7). Hal ini makro sehingga akan meningkatkan laju
menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang permeabilitas tanah.
memengaruhi perbedaan laju permeabilitas tanah
12.0
8.0
6.0
4.0
2 3
2.0
1
0.0
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Gambar 7. Hubungan antara kemiringan lereng terhadap permeabilitas tanah pada berbagai posisi lereng.
20
Jurnal Agrikultura 2015, 26 (1): 15-22 Hubungan antara Kemiringan
ISSN 0853-2885
Hubungan antara fraksi liat dengan erodibilitas liat di daerah deposisi pada posisi lereng bawah
menunjukkan korelasi negatif (r = -0,96*)) pada menyebabkan tanah tersebut lebih tahan terhadap
posisi lereng atas, pada posisi lereng bagian tengah erosi. Sementara hilangnya liat di posisi lereng
(r = -0,88*)) dan pada posisi lereng bagian bawah(r bagian atas merupakan suatu bukti tanah tersebut
= -0,77*)) (Gambar 9). Hal ini menunjukkan bahwa tidak tahan terhadap erosi sehingga akan
semakin tingginya fraksi liat, maka akan semakin meningkatkan nilai erodibilitas tanah.
rendah nilai dari erodibilitas tanah. Penumpukan
4.00
1). Lereng Atas : Y1=0,605x0,471 ; R2 = 0,445 ; r = 0,67
3.50 2). Lereng Tengah : Y2=0,778x0,747 ; R2 = 0,453 ; r = 0,67
3). Lereng Bawah : Y3=1,406x -0,29 ; R2 = 0,079 ; r = 0,29
3.00
2.50
Erodibilitas
2.00 3
1.50
1.00
0.50
1
2
-
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
Gambar 9. Hubungan antara kemiringan lereng dengan erodibilitas tanah pada berbagai posisi lereng.
Tidak terdapat hubungan yang kuat Kami mengucapkan terima kasih kepada
antara kemiringan lereng terhadap tekstur tanah Bapak Kepala Desa Gunungsari, Kecamatan
pada berbagai posisi lereng (r = 0,75*)), kemiringan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya atas izin
lereng terhadap bahan organik tanah pada menggunakan lahan untuk penelitian.
berbagai posisi lereng (r = 0,73*)), kemiringan
lereng terhadap permeabilitas tanah pada berbagai DAFTAR PUSTAKA
posisi lereng (r = 0,67*)), serta antara kemiringan
lereng terhadap erodibilitas tanah pada berbagai Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air.
posisi lereng (r = 0,67*)). Kemiringan lereng 26- Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.
40% pada posisi lereng tengah dan atas Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
mempunyai nilai erodibilitas yang tertinggi Aliran Sungai. Gajah Mada University
dibandingkan dengan kemiringan dan posisi Press. Yogyakarta.
lereng lainnya. Bermanakusumah, R. 1978. Erosi, Penyebab dan
Nilai erodibilitas tanah pada wilayah yang Pengendaliannya. Fakultas Pertanian,
diteliti termasuk ke dalam kelas tinggi. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Diharapkan adanya penggunaan teknik konservasi, Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan
pengelolaan tanah, dan tanaman yang sesuai, agar Pedogenesis. Akademika Pressindo.
lebih meningkatkan ketahanan tanah terhadap Jakarta.
erosi.
21
Jurnal Agrikultura 2015, 26 (1): 15-22 Hubungan antara Kemiringan
ISSN 0853-2885
22