KUALITAS
KUALITAS
KUALITAS
3 Pendekatan Kualitas
Pendekatan yang dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya
menekankan pada aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas
manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan
produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan produk yang berkualitas.
Davis dalam Yamit mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif kualitas
yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :
a. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur.
b. Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat
diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki
produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam
selera dan preferensi individual.
c. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas
tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan
preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang
berkualitas paling tinggi.
d. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut
pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan
persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada
kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang
menentukan kualitas adalah standar standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan
konsumen yang menggunakannya.
e. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan
harga. Kualitas didefinisikan sebagai affordable ascellence. Oleh karena itu kualitas
dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling
tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah
produk yang paling tepat beli.
4. Dimensi kualitas
Berdasarkan perspektif kualitas, Garvin dalam Yamit mengembangkan dimensi kualitas
ke dalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis
terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang kedelapan
dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Performance ( kinerja )
Yaitu karakteristik pokok dari produk inti.
b. Features
Yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan
c. Reliability ( kehandalan )
Yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian
d. Conformance ( kesesuaian )
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk memenuhi standar
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Durabilty (daya tahan)
Yaitu mengukur berapa lama suatu umur teknis maupun umur ekonomis suatu
produk.
f. Serviceability ( pelayanan )
Yaitu mudah untuk diperbaiki, yang meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan, kemudahan, dalam pemeliharaan dan penanganan keluahan yang
memuaskan.
g. Aesthetics( estetika )
Yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk
h. Percived Quality
Yaitu menyangkut Citra atau reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan t
terhadap produk.
Fokus dari kualitas apa pada kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan-kebutuhan
pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Total quality management
(TQM) menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan utama dari pelanggan dalam
memaksimumkan kepuasan total adalah berdasarkan pertimbangan nilai pelanggan
(customer value), sehingga manajer bisnis dan industri perlu menyerahkan nilai kepada
pelanggan, baik pelanggan aktual maupun pelanggan potensial, yang merupakan
konsumen dari produk yang dijual itu. Secara konseptual, nilai pelanggan (customer
value) tergantung pada kualitas produk (barang dan/atau jasa), kualitas pelayanan
(service quality), hubungan baik antara produsen dan konsumen, dan image dari produk
(barang dan/atau jasa).
Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah :
1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan
pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan
produsen/pemasok produk (perusahaan).
2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan
maupun pesaing-pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan tentang
kualitas dari produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran, mempengaruhi persepsi pelanggan
Salah satu konsep dasar dalam memuaskan pelanggan, yaitu :
1. Keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik
keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang dapat memenuhi
keinginan pelanggan dan dengan demikian dapat memberikan kepuasan dalam
penggunaan produk itu.
2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.
Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas selalu
berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality),
sehingga dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan
diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, maka kualitas
mengacu pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu
produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan
keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik serta didiproduksi dengan
cara yang baik dan benar.
MAKALAH MANAJEMEN INDUSTRI
MANAJEMEN KUALITAS
MAKALAH
Oleh
Nurhayati
061330320955
PALEMBANG
2016