Lollypop

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi

perhatian pertama. Akibatnya gigi berlubang atau karies menjadi

masalah umum yang dihadapi sebagian besar masyarakat. Gigi yang

berlubang selain tidak sehat pasti dilihat kurang bagus, apalagi bila

anak-anak sudah beranjak besar. Gigi berlubang atau karies adalah

hilangnya mineral kalsium dan fosfor dari gigi, menyebabkan gigi

menjadi berlubang, dan akhirnya menjadi keropos. Menurut Dekan

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, penyakit karies atau

gigi berlubang merupakan penyakit unfeksi yang umum di dunia dan

ditemukan pada 95 persen jumlah penduduk dunia (Ghofur, 2012).

Menurut World Helath Organization (WHO) tahun 2012,

penyakit rongga mulut yang sering dihadapi oleh anak-anak umumnya

adalah penyakit gigi berlubang (karies gigi). Kira-kira 60-90% anak-

anak sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi dan di jumpai

pada 5-20% pada usia dewasa muda.

Berdasarkan hasil penelitian Maharani (2012), tujuh dari

sepuluh anak usia kurang dari lima tahun mengalami karies pada 3-4

gigi susunya. Faktor penyebabnya adalah rendahnya frekuensi

menyikat gigi sehari-hari, kandungan air yang kurang mengandung

fluor, akses sulit untuk menjangkau pelayanan kesehatan, faktor diet

1
dan yang paling penting adalah rendahnya pengetahuan orang tua

mengenai kesehatan gigi dan mulut pada anak.

Menurut Riskesdas dari Departemen Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2013, terjadi peningkatan prevalensi terjadinya karies

aktif pada penduduk Indonesia dibanding tahun 2007, dari 43,4%

(2007) menjadi 53,2% (2013), yaitu 93.998.727 jiwa yang menderita

karies gigi. Data prevalensi karies gigi berdasarkan provinsi

menunjukkan hampir semua provinsi di Indonesia mengalami

kenaikan prevalensi karies dari tahun 2007 ke tahun 2013, hanya 4

provinsi yang mengalami penurunan, yaitu Maluku Utara, Papua

Barat, Yogyakarta dan Riau.

Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2008,

masalah mengenai gigi dan mulut yang paling tinggi yaitu kasus karies

gigi, terlihat dari jumlah kasus tumpatan gigi mencapai 13.287 kasus

dan pencabutan gigi mencapai 69.391 kasus. Jumlah tenaga medis

dalam hal ini dokter gigi pada sarana kesehatan di Sulawesi Selatan

mencapai 273 dokter gigi pada puskesmas dan 95 dokter gigi pada

rumah sakit yang ada di Sulawesi Selatan. Melihat jumlah dokter gigi

yang ada, rasio dokter gigi belum mencapai target yakni 11 dokter gigi

per 100.000 penduduk. Salah satu penyebab tingginya masalah gigi

dan mulut yaitu kurangnya tenaga medis khususnya dokter gigi.

Faktor-faktor yang berperan dalam pencegahan karies pada

anak salah satunya adalah pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi

2
dan mulut. Perawatan gigi yang baik dan benar sejak dini dapat

menjadi dasar terbentuknya perilaku positif anak dalam menjaga

kesehatan gigi dan mulutnya. Kewajiban orang tua perlu mengajarkan

serta melatih anak sejak dini untuk merawat gigi sendiri karena di usia

ini ibu harus mampu mengikuti perkembangan intelektual dan motorik

anak sehingga diharapkan anak mudah untuk memahami dan belajar.

Sebaliknya orang tua yang memiliki pengetahuan perawatan gigi yang

rendah kadang tidak mempedulikan dan tidak mendukung kesehatan

gigi anak (Kumar, 2013).

Tingkat pendidikan belum bisa dijadikan acuan bahwa mereka

memiliki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang baik, tingkat

pendidikan hanya bisa menjadi acuan bahwa seseorang yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi akan memiliki pola pikir yang baik

sehingga lebih mudah untuk mencari tahu dan memahami informasi

yang benar mengenai kesehatan gigi dan mulut yang baik (Suresh,

2010).

Sikap dan perhatian orang tua terutama ibu dalam

pemeliharaan kesehatan gigi memberikan pengaruh positif terhadap

kesehatan gigi dan mulut pada anak. Hal ini disebabkan karena ibu

merupakan orang yang paling dekat dengan anak. Peran ibu sangat

diperlukan untuk membimbing, memberi pengertian, mengawasi,

mengingatkan dan menyediakan fasilitas agar anak dapat memelihara

kebersihan gigi dan mulutnya sehari-hari (Kumar, 2013).

3
Pembentukan perilaku anak dimulai dari rumah yaitu dengan

cara mengajarkan anaknya untuk mau memulai kebiasaan yang baik

atau justru anak yang mengadopsi perilaku ibu. Adopsi perilaku

dimulai dari kegiatan anak di rumah, khususnya bagi ibu yang

melakukan banyak kegiatannya di rumah sehingga frekuensi bertemu

dengan anak lebih sering daripada ibu yang bekerja di luar rumah.

Motivasi perilaku baik dari ibu ke anak juga tidak kalah pentingnya, ini

bisa menjadi ajang koreksi bagi anak dan ibu untuk memilah-milah

kebiasaan yang baik dan cocok bagi keduanya, selain itu hubungan

ibu dan anak akan semakin akrab dan semakin positif (Gianna, et al,

2012).

Perilaku, sikap dan perhatian seorang ibu merupakan materi

pembelajaran bagi anak, baik disadari ataupun tidak disadari ibunya

sendiri. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa Ibu merupakan

pendidik pertama bagi anak. Berkaitan dengan hal tersebut, angka

karyawan wanita yang menikah di abad 21 semakin meningkat di

setiap tahunnya, hal ini dapat dijadikan bukti bahwa semakin banyak

wanita yang sudah menikah bekerja di luar rumah maka semakin

sedikit waktu ibu dan anak bertemu di rumah. Tanpa ibu, kebutuhan

gizi anak dan kebersihan diri anak hanya akan diurus semampu baby-

sitter anak, maka dari itu perilaku ibu baik sikap dan perhatian yang

diajarkan maupun yang ditiru langsung oleh anak tidak akan ada di

masa-masa awal perkembangan motorik anak (Mani, et al. 2010).

4
Berdasarkan data awal yang di peroleh di SD Aroepalla Kota

Makassar, pda tahun 2017 jumlah keseluruhan siswa 339 siswa. Yang

berada di kelas 4 berumur 9 tahun 63 siswa dan kelas 5 berumur 10

tahun 49 siswa. Data awal yang di peroleh dari 29 siswa kelas 4 dan

kelas 5 siswa 80% mengalami karies gigi

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik

mengangkat judul tentang Gambaran Tingkat pengetahuan orang

tua tentang pencegahan karies dan status karies Pada anak

sekolah dasar kelas 4 & 5 di SD Aroepalla Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

merumuskan masalah penelitian Bagaimana Tingkat pengetahuan

orang tua tentang pencegahan karies dan status karies Pada anak

sekolah dasar kelas 4 & 5 di SD Aroepalla Kota Makassar?


C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mnegetahui Gambaran Tingkat pengetahuan orang tua

tentang pencegahan karies dan status karies Pada anak sekolah

dasar kelas 4 & 5 di SD Aroepalla Kota Makassar.


2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kesadaran dan pengetahuan orang

tua dalam mencegah hal-hal yang dapat menyebabkan karies


b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa dalam menjaga

kebersihan mulut dan gigi


D. Manfaat
1. Manfaat bagi peneliti

5
Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangkan

kemampuan dalam melakukan kajian ilmiah dibidang keperawatan

serta syarat untuk menyelesaikan studi


2. Manfaat bagi institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan

ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi dunia keperawatan

dalam kesehatan khususnya mahasiswa (i) Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (Stikes) Amanah Makassar mengenai karies gigi pada

anak.
3. Manfaat Bagi Tempat Peneliti
Sebagai acuan bagi instansi terkait dalam menetapkan

kebijakan untuk mewujudkan peningkatan derajat kesehatan yang

optimal bagi kesehatan gigi anak. Dapat mengupayakan tindakan

preventif karies pada anak-anak sekolah dengan jalan promosi

kesehatan lewat program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

melalui jalur program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).


4. Bidang Pelayanan Masyarakat
Pertimbangan dalam upaya mencegah tingginya prevalensi

karies gigi dengan terus diadakannya penyuluhan kepada ibu

tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut anak sejak

dini.
5. Masyarakat
Menambah pengetahuan bagi ibu sehingga diharapkan dapat

menjadi bekal dalam memberikan pengertian pada anak tentang

pentingnya menjaga kesehatan gigi agar tidak terjadi karies gigi.

Anda mungkin juga menyukai