100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
276 tayangan

Modul AC

Modul ini membahas sistem pengkondisian udara pada kendaraan, meliputi identifikasi komponen-komponen utama dan tambahan sistem AC serta fungsi dan cara kerja masing-masing komponen. Komponen utama sistem AC antara lain kompresor, kondensor, dryer/receiver, expansion valve, dan evaporator."

Diunggah oleh

Mhd Hanafi Lubis
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
276 tayangan

Modul AC

Modul ini membahas sistem pengkondisian udara pada kendaraan, meliputi identifikasi komponen-komponen utama dan tambahan sistem AC serta fungsi dan cara kerja masing-masing komponen. Komponen utama sistem AC antara lain kompresor, kondensor, dryer/receiver, expansion valve, dan evaporator."

Diunggah oleh

Mhd Hanafi Lubis
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 43

MODUL

SISTEM PENGONDISIAN UDARA


(Air Conditioner System)
PADA KENDARAAN

Oleh :
MUHAMMAD HANAFI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK


OTOMOTIF
JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2017

MODUL 1
MENGIDENTIFIKASI SISTEM AC DAN KOMPONENNYA
pertemuan 1
2 X 40 menit

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi........................................................................................... 1
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pembelajaran........................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul........................................................... 1
D. Alokasi Waktu................................................................................... 2
E. Peralatan dalam Penggunaan Modul............................................... 2

BAB II MENGIDENTIFIKASI SISTEM AC DAN KOMPONENNYA

A. Komponen-komponen Utama AC.................................................... 3


B. Fungsi Komponen-komponen Utama AC........................................ 5
C. Cara Kerja Komponen-komponen Utama AC.................................. 7
D. Komponen-komponen Tambahan AC.............................................. 17
E. Posisi Komponen-komponen Utama dan Tambahan AC................ 25
F. Rangkuman...................................................................................... 26
G. Latihan.............................................................................................. 28
BAB III EVALUASI

A. Test................................................................................................... 29
B. Kunci Jawaban................................................................................. 29
C. Umpan Balik..................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA / BUKU YANG DISARANKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul ini akan menyajikan penjelasan mengenai sistem pengondisian

udara. Diantaranya pengertian dari sistem pengondisian udara, prinsip kerja ,

komponen-komponen, fungsi, dan cara kerja.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pembelajaran


1. Tujuan umum yang ingin dicapai oleh modul ini adalah agar siswa dapat

mengerti mengenai sistem pengondisian udara pada kendaraan.


2. Tujuan khususnya adalah:
a. Mengetahui prinsip dari sistem AC
b. Mengetahui fungsi, cara kerja dari komponen utama sistem AC
c. Mengetahui cara kerja komponen tambahan sistem AC

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Materi yang terdapat pada modul ini dapat dipelajari secara mandiri

maupun berkelompok pada tempat dan waktu yang sesuai dengan kondisi

dimana siswa berada. Kemudian untuk latihan dan test harus dikerjakan

secara mandiri. Jika modul ini telah selesai dipelajari, maka siswa dapat

melanjutkan pada modul selanjutnya.


2

D. Alokasi Waktu

1
Modul ini dipelajari untuk sekali pertemuan dikelas atau mandiri dengan

waktu 2 x 40 menit.

E. Peralatan dalam Menggunakan Modul


Peralatan yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan

modul ini adalah alat tulis seperti pena, pensil, buku, penggaris dan lain

peralatan pendukung lainnya.

BAB II
MENGIDENTIFIKASI SISTEM AC DAN KOMPONENNYA

A. Komponen-komponen Utama AC (Air Conditioner)


AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan

(komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar

penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Rangkaian peralatan

(komponen) tersebut adalah :

1. Kompresor

Gambar 1. Kompresor
2. Kondensor

4
Gambar 2. Kondensor

3. Dryer/receifer

Gambar 3. Dryer/receiver

4. Expansion Valve

Gambar 4. Expansion Valve

5. Evaporator

Gambar 5. Evaporator
6. Blower

Gambar 6. Blower

B. Fungsi Komponen-komponen Utama AC

1. Kompresor

Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar

tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya


6
meningkat.

2. Kondensor

Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah

dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk

gas menjadi cair ( dingin ).

3. Dryer/receifer

Berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang

untuk selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve,

sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu

Dryer/receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan

kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.

4. Expansion Valve

Berfungsi mengabutkan refrigrant kedalam evaporator, agar

refrigerant cair berubah menjadi gas.

5. Evaporator
Merupakan kebalikan dari kondensor berfungsi untuk menyerap

panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga

udara tersebut menjadi dingin

6. Blower

Adalah komponen yang berfungsi untuk meniupkan udara dingin

yang hasilkan oleh evaporator.

C. Cara Kerja Komponen-komponen Utama AC


1. Kompresor
Kompresor terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Kompresor
Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine.

Perputaran kompresor ini akan menggerakkan piston/vane dan gerakan

piston/ vane ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang

berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan

sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya. Jenis kompresor ini

dapat dipilahkan seperti dibawah ini :


Tipe Crank

Tipe Reciprocating

Tipe Swash Plate

Tipe Rotary Tipe Through Vane

Tipe Reciprocating mengubah putaran crankshaft menjadi gerakan

bolak-balik pada piston.


8

Tipe Crank :

Gambar 7. Kompresor Tipe Crank

Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu

bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala silinder ( valve plate )

terdapat dua katup yaitu katup isap (suction) dan katup penyalur

(Discharge). Lihat gambar mekanis kompresi.

Gambar 8. Mekanisme Kompresor Tipe Crank

Pada langkah turun, refrigerant masuk kedalam ruang silinder dari

evaporator, dan pada langkah naik refrigerant keluar dari ruang silinder

menuju ke kondensor dengan tekanan meningkat dari 2,1 kg/cm 2


9
menjadi 15 kg/cm2 yang mengubah temperatur dari 0oC menjadi 70oC.

Tipe Swash Plate :

Gambar 9. Kompresor Tipe Swash Plate


Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72 o untuk kompresor 10

silinder dan interval 120o untuk kompresor 6 silinder. Kedua sisi ujung

piston pada tipe ini berfungsi, yaitu apabila salah satu sisi melakukan

langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap ( lihat

bagan gambar mekanis kompresi )

10
Gambar 10. Mekanisme Kompresor Tipe Swash Plate

Tipe Through Vane :

Gambar 11. Kompresor Tipe Through Vane


Tipe through vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling

tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah

radial sehingga ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan dengan

permukaan dalam silinder. (lihat bagan gambar 12)

Gambar 12. Mekanisme Kompresor Tipe Through Vane


11

Gambar 1 :
Adalah langkah awal isap dimana refrigerant masuk melalui lubang

isap.
Gambar 2 :
Akhir langkah isap dimana lubang pengisapan telah tertutup.
Gambar 3 :
Awal langkah kompresi dimana refrigerant mulai dikompresi kan

untuk menaikkan tekanan.


Gambar 4 :
Langkah kompresi penuh.
Gambar 5 :
Langkah penyaluran / pengosongan refrigerant dari silinder ke

saluran keluar menuju ke kondensor melalui katup tekan (discharge

valve)
Gambar 6 :
Penyaluran refrigerant selesai, ruang vane akan memulai dengan

awal langkah isap lagi.


Pada aktualnya through vane yang membentuk empat ruang, bekerja

secara bergantian, sehingga proses diatas akan berjalan terus

menerus secara berkesinambungan.


b. Kopling magnet ( Magnetic Clutch )
Kopling magnet adalah perlengkapan kompressor yaitu suatu

alat yang dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan


12
kompressor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah : Stator,

rotor dan pressure plate. Sistem kerja dari alat ini adalah elektro

magnetic.
Cara Kerjanya :

Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali

kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor

tidak akan berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila

switch AC dalam posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik

yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet
listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan

bergesekan dan saling melekat dalam satu unit ( Clutch assembly )

memutar kompresor.

Gambar 13. Konstruksi Kopling Kompresor


Konstruksi :
Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya

menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat

dengan kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada

poros kompressor. ( lihat gambar 13 ) 13

2. Kondensor
Refrigerant yang masuk kedalam kondensor oleh karena tekanan

kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi

(80oC).
Temperatur yang tinggi dari refrigerant yang berada dalam

kondensor yang bentuknya berliku-liku akan mengakibat kan terjadinya

pelepasan panas oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di

permudah dengan adanya aliran udara baik dari gerakan kendaraan

maupun isapan fan yang terpasang dibelakang kondensor. Semakin baik

pelepasan panas yang di hasilkan oleh kondensor se makin baik pula

pendinginan yang akan dilakukan oleh evaporator.


Gambar 14. Konstruksi Kondensor 14

Pada ujung pipa keluar kondensor refrigerant sudah tidak

berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi refrigerant cair

dengan temperatur 57oC (cooled liquid)


3. Receifer / Dryer.
Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang

masuk ( inlet port ), kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant

cair naik dan keluar melalui lubang keluar ( outlet port ) menuju ke

expansion valve. Dryer, desiccant maupun filter berfungsi untuk mencegah

kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant

terutama pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari

refrigerant.

Gambar 15. Konstruksi Receiver/dryer


Bagian atas dari receifer/dryer disediakan gelas kaca ( sight glass )

yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant.


4. Expansion Valve
Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan

refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini

berbentuk lubang kecil ( orifice ) konstan atau dapat diatur melalui katup

(valve) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang

dideteksi oleh sebuah sensor panas.


15

Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve

dibedakan menjadi
Expansion valve tekanan

konstan
Expansion valve tipe thermal
Pada gambar dibawah adalah cara kerja expansion valve tipe

thermal.

Gambar 16. Konstruksi Expansion Valve


Pembukaan valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan

Pf dari Heat sensitizing tube. Bila temperatur lubang keluar ( out let )

evaporator dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > dari

tekanan Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak.

Sebaliknya bila temperatur lubang keluar ( out let ) evaporator menurun

maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan


16
lebih sedikit.
Ps : tekanan pegas
Pe : tekanan uap didalam evaporator
5. Evaporator
Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada

evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas pada daerah

sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan

terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang

kabin kendaraan akan menjadi dingin.


Gambar 17. Konstruksi Evaporator
Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium yaitu :

17
Gambar 18. Evaporator Tipe Plate Fin

Gambar 19. Evaporator Tipe Serpentine Fin

Gambar 20. Evaporator Tipe Tipe Drwan Cup

D. Komponen-komponen Tambahan AC (Air Conditioner)


Peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya proses sistem

pendinginan, dan juga merupakan peralatan pokok yang harus ada meskipun

tidak termasuk komponen utama, adalah :

1. Pressure Switch

Presure switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi

pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus refrigerant terlalu berlebihan,

baik terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka

secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch menjadi

off. Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya

kerusakan pada berbagai komponen yang lain. Letak pressure switch ada

diantara receifer dan expansion valve ( lihat gambar dibawah)


18

Gambar 21. Prinsip Pressure Switch


Tipe Pressure switch ini ada dua macam yaitu :
Tipe dual, yang meng gunakan satu switch untuk dua keadaan yaitu

terlalu tinggi atau terlalu rendah

Gambar 22. Pressure Switch Tipe Dual


Tipe single, dengan switch terpisah.
2. Alat Pencegah Pembekuan ( Anti Frosting Devices )

Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan

pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu dingin < 0 o19
C,

dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu :

Tipe Thermistor
yang dipasangkan pada fin evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal

thermistor yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun

< 0oC, maka magnetic clutch akan mati dan kompresor akan berhenti

berputar.
Tipe EPR ( Evaporator Pressure Regulator )
dipasangkan diantara eva porator dan kompresor, (lihat gambar) Tipe

ini mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari evapo rator ke

kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang dari 1,9 kg/cm2,

sehingga akan menjaga temperatur fin eva porator tidak turun < 0 oC.
Gambar 23.Posisi AFD

20

Gambar 24.Konstruksi AFD


3. Stabilizer Putaran Mesin
Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui

sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition

coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.

Gambar 25. Sirkuit Stabilizer


Prinsip kerja dari mekanis peralatan ini adalah ketika RPM mesin

drop hingga mencapai batas minimum, akan menghentikan magnetic

clutch, sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan normal
21
kembali.

4. Peralatan Idle Up
Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan

AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat

karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering

mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini

penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.


Untuk jenis kendaraan konvensional (menggunakan karburator)
digunakan vacuum switching valve (VSV) serta sebuah actuator untuk

membuka throttle, sehingga putaran mesin akan meningkat pada

putaran idle dan AC dalam keadaan hidup. (lihat gambar)

Gambar 26. Idle-Up Kendaraan konvensional


Untuk kendaraan EFI, digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma

yang menyebabkan udara akan melalui surge tank, dan ECU akan

menginjeksikan sejumlah tambahan bahan bakar sesuai dengan udara

bypass, sehingga idling mesin akan meningkat.


22

Gambar 27. Idle-Up Kendaraan EFI

5. Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompresor


Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu

pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka

magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator

lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi

pada sistem pendingin. Alur kerja sistem pelindung tali penggerak

kompresor dan letak dan prinsip kerja pelindung tali penggerak kompresor

dapat dilihat pada gambar dibawah :


23
Gambar 28. Posisi Pelindung

Gambar 29. Konstruksi Pelindung


6. Sistem Kontrol Kompressor Dua Tingkat (mode ekonomi)
AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang

temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin

evaporator ( 3oC), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan

menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan

menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10 oC

temperatur fin bukan 3oC seperti pada keadaan normal.

24
Gambar 30. Sirkuit Mode Ekonomi

Terletak antara receifer dan expansion valve dan dipakai pada sistem

pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara

membuka dan menutup magnetic valve yang secara paralel akan bekerja

membuka dan menutup siklus pendingin.


Gambar 31. Konstruksi Mode Ekonomi

Gambar 32.Sirkuit Mode Ekonomi

25

E. Posisi Komponen Utama dan Perlengkapan Tambahan AC Kendaraan


Letak komponen pada AC kendaraan sangat bergantung dari jenis

kendaraannya, namun demikian perbedaan letak ini tidaklah mempengaruhi

urutan dari komponen tersebut, contoh gambar dibawah menunjukkan letak

masing-masing komponen baik utama maupun tambahan pada kendaraan

jenis sedan maupun minibus yang memiliki ruang mesin dibagian depan.

Gambar 34. Posisi Komponen AC


26

F. Rangkuman
1. Nama Komponen Utama pada sistem Air Conditioner : Kompresor,

Kondensor, Receifer/Dryer, Expansion Valve, dan Evaporator, blower.


2. Fungsi masing-masing komponen :
a. Kompresor

Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar

tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan

temperaturnya meningkat.

b. Kondensor

Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah

dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk

gas menjadi cair ( dingin ).

c. Dryer/receifer

Berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang

untuk selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve,

sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu

Dryer/receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan

kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.

d. Expansion Valve

Berfungsi Mengabutkan refrigrant kedalam evaporator, agar refrigerant

cair dapat segera berubah menjadi gas.

e. Evaporator

Merupakan kebalikan dari kondensor Berfungsi untuk menyerap panas

dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara

tersebut menjadi dingin


27

3. Cara kerja :
a. Kompresor :

Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran

kompresor ini akan menggerakkan piston/vane dan gerakan piston/ vane

ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas

sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan

meningkatkan temperaturnya.

b. Kondensor :

Gas rerfrigerant yang masuk kedalam kondensor, oleh karena bentuknya

yang berliku-liku dan dibantu adanya aliran udara fan pada engine akan

mempermudah pelepasan panas refrigerant, sehingga pada refrigerant

terjadilah perubahan bentuk dari gas ke zat cair.

c. Receifer/Dryer :

Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang

masuk ( inlet port ), kemudian melalui dryer, desiccant dan filter

refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (outlet port) menuju

ke expansion valve.

d. Expansion Valve :

Zat cair refrigerant oleh karena tekanan compresor dan harus melalui

orifice expansion valve, maka refrigerant cair keluar ke evaporator dalam

bentuk kabut. Sedang besar kecilnya orifice ditentukan oleh heat

sensitizing tube yang berfungsi sebagai sensor panas.

e. Evaporator :

Refrigerant yang keluar dari expansion valve masih dalam bentuk

setengah cair setengah gas dan masuk ke dalam evaporator dan oleh
28

karena bentuknya yang sedemikian rupa menyebabkan terjadinya

perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Hal ini berpengaruh pada

penyerapan panas udara sekelingnya dengan cepat pula. Dan oleh kerja

dari blower udara dingin disemburkan kedalam ruang kabin kendaraan.

4. Peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC

kendaraan.

Pressure Switch
Alat Pencegah Pembekuan ( Anti Frosting Devices )
Stabilizer putaran mesin
Peralatan idle up
Sistem pelindung tali penggerak kompresor
Sistem kontrol kompressor dua tingkat (mode ekonomi)
Magnetic valve

5. Letak komponen utama dan perlengkapan tambahan AC Kendaraan.

Contoh untuk kendaraan dengan mesin berada didepan

G. Latihan
1. Pelajari dan jelaskan nama komponen-komponen utama AC kendaraan dan

lihatlah letak masing-masing komponen pada berbagai jenis kendaraan!


2. Pelajari dan jelaskanlah fungsi dan cara kerja masing-masing komponen

utama AC!
3. Pelajari dan jelaskanlah nama, fungsi dan cara kerja peralatan tambahan

pada sistem AC kendaraan!

BAB III
EVALUASI

A. Test (45 menit)


1. Tulislah nama komponen-komponen utama AC pada

kendaraan ?
2. Tulislah fungsi komponen-komponen utama AC pada

kendaraan ?
3. Jelaskanlah cara kerja komponen-komponen utama AC

pada kendaraan?
4.Jelaskanlah nama-nama dan kegunaan peralatan tambahan pada AC

kendaraan?

B. Jawaban
Jawab :
Kompresor, kondensor, receifer/dryer, expantion valve dan evaporator.
Jawab :
a.Kompresor
Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar

tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan

temperaturnya meningkat.
b.Kondensor
Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah

dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk

gas menjadi cair ( dingin ).


c. Dryer/receifer
Berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang
30
untuk selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve,

sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu

Dryer/receifer juga berfungsi sebagai


29 filter untuk menyaring uap air dan

kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.


d.Expansion valve
Berfungsi Mengabutkan refrigrant kedalam evaporator, agar refrigerant

cair dapat segera berubah menjadi gas.


e.Evaporator
Merupakan kebalikan dari kondensor Berfungsi untuk menyerap panas

dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara

tersebut menjadi dingin


Jawab :
Kompresor
kompresor ada dua jenis yaitu tipe reciprocating dan tipe through vane.

Tipe reciprocating ada dua jenis yaitu crank dan swash plate. Pada
dasarnya tipe reciprocating ( gerak bolak-balik ) menggunakan piston

untuk menimbulkan tekanan. Pada tipe crank hanya satu sisi yang

berfungsi untuk menyalurkan tekanan refrigerant karena sisi yang lain

ditempatkan conectingrod dan crank sebagai sarana penerus penggerak

dari putaran puli. Pada tipe swash plate, pendorong pistonnya

menggunakan plate yang berputar secara conical sehingga dua sisinya

dapat digunakan untuk meneruskan tekanan refrigerant. Sedang pada

tipe through vane prinsip yang digunakan adalah rotary yaitu sistem rotor

dengan lingkaran planet yang pada keempat sisinya dipasang vane,


31
pada tipe ini tidak menggunakan katup tetapi menggunakan lubang isap

dan lubang penyalur (discharge), sedang pada tipe reciprocating

menggunakan katup (valve).


Kondensor.
Gas rerfrigerant yang masuk kedalam kondensor, oleh karena bentuknya

yang berliku-liku dan dibantu adanya aliran udara fan pada engine akan

mempermudah pelepasan panas refrigerant, sehingga pada refrigerant

terjadilah perubahan bentuk dari gas ke zat cair.


Receifer/Dryer.
Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receifer melalui lubang

masuk ( inlet port ), kemudian melalui dryer, desiccant dan filter

refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (outlet port) menuju

ke expansion valve.
Expansion valve.
Zat cair refrigerant oleh karena tekanan compresor dan harus melalui

orifice expansion valve, maka refrigerant cair keluar ke evaporator dalam

bentuk kabut. Sedang besar kecilnya orifice ditentukan oleh heat

sensitizing tube yang berfungsi sebagai sensor panas.


Evaporator.
Refrigerant yang keluar dari expansion valve masih dalam bentuk

setengah cair setengah gas dan masuk ke dalam evaporator dan oleh

karena bentuknya yang sedemikian rupa menyebabkan terjadinya

perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Hal ini berpengaruh pada

penyerapan panas udara sekelingnya dengan cepat pula. Dan oleh kerja
32
dari blower udara dingin disemburkan kedalam ruang kabin kendaraan.

Jawab :
a.Pressure Switch
Fungsinya untuk mengontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi. Apabila

pada sisi tekanan tinggi terjadi tekanan berlebih atau terlalu rendah,

maka secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch

menjadi off.
b.Alat Pencegah Pembekuan ( Anti Frosting Devices )
Fungsinya untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang

disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu

dingin < 0oC,


c. Stabilizer putaran mesin
Berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi

RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga

putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.
d.Peralatan idle up
Berfungsi untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC

dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat

karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering

mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini

penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.


e.Sistem pelindung tali penggerak kompressor
Berfungsi melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat

kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka magnetic

clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC
33

akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada

sistem pendingin.
f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat (mode ekonomi)
AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang

temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin

evaporator ( 3oC), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan

menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan

menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10 oC

temperatur fin bukan 3oC seperti pada keadaan normal.

C. Umpan Balik
Cocokan jawabab Anda dengan kunci jawaban tes modul 1 yang

terdapat pada bagian ahir modul ini. Hitung jawaban anda yang benar.

Gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkan penguasaan Anda

terhadap materi modul ini.


Rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = X 100%
4

Arti tingkat penguasaan yang anda capai :


90 - 100% = baik sekali
80 89% = baik 34
70 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaaan 80% atau lebih, Anda dapat

melanjutkan pada modul selanjutnya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabil

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80% , Anda harus mempelajari

kembali materi modul 1 ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
DAFTAR PUSTAKA / BUKU YANG DIANJURKAN

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT Toyota
Astra Motor.

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT Toyota
Astra Motor.

Anonim. ( ). Buku Pedoman Dasar AC Suzuki.

Anonim. (1993). New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning
system Jakarta : PT Toyota Astra Motor.

Anonim. ( ). Service Manual Toyota seri K

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. New York
: Mc Graw Hill.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive Encyclopedia. South


Holland : The Goodheart Willcox.

Suharsimi Arikunto. (1988). Organisasi dan Administrasi Pendidikan


Teknologi dan kejuruan . Jakarta : Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek
Pengembangan LPTK.
MODUL 2
SIKLUS PENDINGINAN AC DAN PENGISIAN REFRIGRANT

pertemuan 2
2 X 40 menit

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi........................................................................................... 1
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Pembelajaran........................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul........................................................... 1
D. Alokasi Waktu................................................................................... 1
E. Peralatan dalam Penggunaan Modul............................................... 2

BAB II MENGIDENTIFIKASI SISTEM AC DAN KOMPONENNYA

A. Siklus Pendinginan AC Kendaraan.................................................. 3


B. Mengisi Refrigrant Pada Kendaraan................................................ 4
C. Rangkuman...................................................................................... 15
D. Latihan.............................................................................................. 17

BAB III EVALUASI

D. Test................................................................................................... 18
E. Kunci Jawaban................................................................................. 18
F. Umpan Balik..................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA / BUKU YANG DIANJURKAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Modul ini akan menyajikan penjelasan mengenai siklus pendinginan AC

kendaraan dan pengisian refrigerant.

B. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus Pembelajaran


1. Tujuan umum yang ingin dicapai oleh modul ini adalah agar siswa dapat

mengerti mengenai sistem pengondisian udara pada kendaraan.


2. Tujuan khususnya adalah:
Mengetahui siklus pendinginan AC kendaraan
Mengetahui cara pengisian refrigerant

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Materi yang terdapat pada modul ini dapat dipelajari secara mandiri

maupun berkelompok pada tempat dan waktu yang sesuai dengan kondisi

dimana siswa berada. Kemudian untuk latihan dan test harus dikerjakan
secara mandiri. Jika modul ini telah selesai dipelajari, maka siswa dapat

melanjutkan pada modul selanjutnya.

D. Alokasi Waktu
Modul ini dipelajari untuk sekali pertemuan dikelas atau mandiri dengan
2
waktu 2 x 40 menit.

E. Peralatan Dalam Menggunakan Modul


Peralatan yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan

modul ini adalah alat tulis seperti 1pena, pensil, buku, penggaris dan lain

peralatan pendunkung lainnya.

BAB II
SIKLUS PENDINGINAN AC DAN PENGISIAN REFRIGRANT

A. Siklus Pendinginan AC Kendaraan


Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu rangkaian yang

tertutup. Siklus pendinginan yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :


1. Kompresor berputar menekan gas refrigerant dari evaporator yang

bertemparatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka temperaturnya


juga semakin meningkat, hal ini diperlukan untuk mempermudah pelepasan

panas refrigerant.
2. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam

kondenser. Di dalam kondenser ini panas refrigerant dilepaskan dan

terjadilah pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair.


3. Cairan refrigerant diatampung oleh receifer untuk disaring sampai

evaporator membutuhkan refrigerant.


4. Expansion valve memancarkan refrigerant cair ini sehingga berbentuk gas

dan cairan yang bertemperatur dan bertekanan rendah.


5. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam evaporator

untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin evaporator,

sehingga udara tersebut menjadi dingin seperti yang dibutuhkan oleh para

penumpang kendaraan.
6. Gas refrigerant kembali kekompresor untuk dicairkan kembali di kondensor.
4

Gambar 1. Siklus Kerja AC

B. Mengisi Refrigerant Pada Sistem AC Kendaraan


Manifold Gauge
Manipol pengukur adalah alat yang berfungsi selain untuk

mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi

gangguan. Konstruksi yang istimewa dari alat ini harus dipelajari secara

seksama agar penggunaannya menjadi optimal dan terhindar dari


kesalahan pemakaian. Penjelasan berikut menggunakan manipol pengukur

model keran seperti pada gambar dibawah dengan 4 nipel penghubung

(ada yang hanya menggunakan 3 nipel penghubung, yang perbedaannya

pada niple no 4 tidak ada ) 5


Kondisi hubungan saluran manifold gauge
a) Keran katup tekanan rendah terbuka dan keran katup tekanan tinggi

menutup.

Gambar 2. Saluran pada Manifold Gauge

Dalam kondisi ini :


Niple 2,3,4 dan pengukur tekanan rendah saling berhubungan
Niple 1 hanya terhubung dengan pengukur tekanan tinggi.
b) Keran katup tekanan rendah tertutup dan keran katup tekanan tinggi

membuka.

6
Gambar 3. Saluran pada Manifold Gauge

Dalam kondisi ini :


Niple 1,2,4 dan pengukur tekanan tinggi saling berhubungan.
Niple 3 hanya terhubung dengan pengukur tekanan rendah.
c) Kedua keran katup terbuka.
Gambar 4. Saluran pada Manifold Gauge

Dalam Kondisi ini :


Semua niple penghubung dan pengukur saling berhubungan.
d) Kedua keran katup tertutup.

7
Gambar 5. Saluran pada Manifold Gauge

Dalam kondisi ini :


Niple 1 berhubungan dengan pengukur tekanan tinggi
Niple 3 berhubungan dengan pengukur tekanan rendah.
Refrigerant ( zat pendingin )
Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap

panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan

perubahan wujud yaitu dari cair menjadi gas. Zat pendingin yang sering

digunakan pada sistem AC kendaraan adalah R12 atau juga dikenal

dengan CFC 12 (fluorinated hydrocarbon). Kelebihan zat pendingin ini

antara lain :
Mendidih pada 29,8oC dalam tekanan atmosfir.
Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah.
Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam.
Dapat larut bila dicampur dengan minyak.
Kurang bereaksi terhadap karet.
Tidak berwarna dan tidak berbau.

R 12
8
Gambar 6. Refrigrant R12

Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon

pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari

matahari dan menimbulkan efek rumah kaca.


Refrigerant (Zat Pendingin) lain yang sekarang banyak dijumpai dan

lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas pendinginan lebih baik

adalah HFC 134a.

Gambar 7. Refrigrant HFC-134a

Refrigerant yang dipakai sebagai alternatif pengganti lainnya adalah

ternary blend yang merupakan campuran dari zat pendingin yang berbeda

seperti : HCF22,HFC152a dan HCFC124 dan yang sudah sangat kita kenal

yaitu gas alam cair ( LPG ) meskipun zat ini sangat mudah terbakar,

sehingga pada beberapa negara tertentu penggunaan LPG ini tidak

diijinkan lagi.
Pelumas Kompressor.
Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan

serta bidang permukaan yang saling bergesekan. Oleh karena pelumas

pada kompresor ikut bersirkulasi dengan refrigerant, maka dibutuhkan oli


9
khusus untuk kompresor. Salah satu contoh oli khusus untuk kompresor :
Gambar 8. Oli Refrigrant

Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah

sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang.

Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis refrigerant yang

digunakan dan secara spesifik dapat diuraikan :

untuk refrigerant R12 : digunakan pelumas mineral


untuk CFC 134a : digunakan PAG (Poly Alkylene Glycol ) atau pelumas

Ester.

Jumlah oli kompresor baik dalam keadaan kosong maupun sebagai

tambahan karena penggantian komponen.


kosong (pemasangan baru)..... 100 cc
ganti receifer..............................20 cc
ganti kondensor ........................40 50 cc
ganti evaporator .......................40 50 cc
Cara Mengisi Refrigerant
Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan
10
kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk

mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan

dengan menggunakan alat Vacuum pump.


Prosedur pengosongan :
Tutup kedua katup manifold gauge.
Pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel

tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau

ke pompa vakum.(lihat gambar)

Gambar 9. Pengosongan Refrigrant


Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum
bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600

mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa )


bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi
11
untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.
baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah

bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada

angka 750 mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98 kPa )


biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.
tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.
tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila

terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi

kebocoran.
cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan

perbaiki.
Prosedur Pengisian Refrigerant :
Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut

sudah dilakukan :
Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar.
Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel

tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke

tangki refrigerant atau alat pengisi.


refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup.
singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari

terjadinya kecelakaan

Langkah Pengisian :

Pemasangan selang pada tabung refrigerant.


Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam

sampai jarum katupnya tertarik penuh. 12


Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis.
Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant.
Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan.
Gambar 10. Pengisian Refrigrant

Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah

kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang.
Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai

udara keluar dari selang tengah.


Bila udara sudah keluar ( ditandai dengan keluarnya refrigerant ) tutuplah

niple no 4 dengan tutup niple.


Pemeriksaan kebocoran awal.
Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas
13
masuk kedalam sistem. ( tabung menghadap keatas ).
Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 ( 14 psi; 98

kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi.


Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor.
Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair.

Gambar 11. Pengisian Refrigrant

Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi refrigerant

yang keluar dalam bentuk cair.


Buka katup tekanan tinggi.
Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan

tutuplah keran.
Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah.

Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama.


14

Pengisian Lanjutan.
Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar

dalam bentuk gas.


Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan.
Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge tanda

merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan

rendah tetapi tidak vakum.

Gambar 12. Pengisian Refrigrant

Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar

kecilnya pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang

mengalir dalam sistem.


Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit

dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup.


Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5
15
2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 15 kg/cm2

Tes Kebocoran pada Sistem AC


Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup, oleh sebab

itu kebocoran sekecil apapun akan dapat mengurangi kinerja dari sistem

tersebut. Pengetesan kebocoran paska pengisian merupakan prosedur


yang sangat lazim dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal

bagi pelanggan.
Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu:

a.untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan

air sabun.
b.untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan

alat deteksi kebocoran Halide torch.


c. untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan detektor

listrik.

C. Rangkuman
Siklus Pendinginan AC Kendaraan
Siklus pendingin pada sistem air condition kendaraan pada

hakekatnya merupakan suatu sistem dengan rangkaian tertutup. Diawali

dengan pergerakan refrigerant oleh tekanan kompresor dalam bentuk gas

menuju ke kondensor, dikondensor ini refrigerant berubah wujud menjadi

cair yang terus bergerak menuju Receifer/Dryer. Disini refrigerant

ditampung dan disaring kemudian diteruskan menuju ke expansion valve

yang berfungsi menyemprotkan ke evaporator. Di evaporator refrigrerant


16
diubah lagi wujudnya menjadi gas agar dapat menyerap panas dari udara

yang ditiupkan blower ( terjadi penurunan temperatur di kabin kendaraan ),

kemudian gas refrigerant kembali menuju ke kompresor.


2. Selain sebagai alat pengisi manifold gauge ini juga berfungsi sebagai

pengukur dan terutama untuk menentukan kesalahan yang terjadi pada

sistem pendingin.
GambarKeran
skemakatup tekanan
hubungan Keran katup
nipel penghubung dengan tekanan
pengukur :
rendah terbuka tinggi terbuka

Kedua keran terbuka Kedua keran tertutup


3. Mengisi Refrigerant pada sistem AC Kendaraan.
Sebelum pengisian dilaksanakan, perlu mengenal hal-hal sebagai berikut:
Mengenal zat refrigerant yang ramah lingkungan R 12, R 134a, R 22,

Gas LPG.
Mengenal Pelumas khusus untuk AC Pelumas mineral untuk R12

Pelumas PAG atau ester untuk R 134a


Pengisian Refrigerant 17
Pemasangan manifold gauge
Penggunaan pompa vacuum
Pengisisan awal ( cair )
Pengisisan lanjut ( Gas )
4. Test kebocoran pada sistem AC Kendaraan
a. Penggunaan larutan air sabun
b. Penggunaan detektor Halide Torch
c. Penggunaan detektor listrik

D. Latihan
1. Pahami dan jelaskan proses sirkulasi sistem pendingin AC pada kendaraan!
2. Pahami dan jelaskan cara menggunakan manifold gauge
3. Pahami dan jelaskan cara pengisian Refrigerant pada sistem AC kendaraan
4. Pahami dan jelaskan cara pemeriksaan test kebocoran pada sistem AC

kendaraan

BAB III
EVALUASI

A. Test (45 menit)


Jelaskan proses sirkulasi sistem pendingin AC pada kendaraan?
Jelaskan cara menggunakan manifold gauge?
Jelaskan cara pengisian refrigerant pada system AC kendaraan?
Jelaskan cara pemeriksaan test kebocoran pada sistem AC kendaraan
B. Jawaban
1.Siklus pendingin pada sistem air condition mobil pada hakekatnya

merupakan suatu sistem dengan rangkaian tertutup. Diawali dengan

pergerakan refrigerant oleh tekanan kompresor dalam bentuk gas menuju

ke kondensor, dikondensor ini refrigerant berubah wujud menjadi cair yang

terus bergerak menuju Receifer/Dryer. Disini refrigerant ditampung dan

disaring kemudian diteruskan menuju ke expansion valve yang berfungsi

menyemprotkan ke evaporator. Di evaporator refrigrerant diubah lagi

wujudnya menjadi gas agar dapat menyerap panas dari udara yang

ditiupkan blower ( terjadi penurunan temperatur di kabin mobil ), kemudian

gas refrigerant kembali menuju ke kompresor.


2.Selain sebagai alat pengisi, manifold gauge ini juga berfungsi sebagai

pengukur dan terutama untuk menentukan kesalahan yang terjadi pada

sistem pendingin. 19

18

Keran katup tekanan Keran katup tekanan


rendah terbuka tinggi terbuka
3.Sebelum pengisian dilaksanakan, perlu mengenal hal-hal sebagai berikut:
Mengenal zat refrigerant yang ramah lingkungan.R 12, R 134a, R 22,

Gas LPG dlsb.


Mengenal Pelumas khusus untuk AC.Pelumas mineral untuk

R12Pelumas PAG atau ester untuk R 134a.


Pengisian Refrigerant.
o Pemasangan manifold
Kedua keran gauge.
terbuka Kedua keran tertutup
o Penggunaan pompa vacuum.
o Pengisisan awal ( cair )
o Pengisisan lanjut ( Gas )
4.Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan air

sabun. Kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan

alat deteksi kebocoran Halide torch. Untuk tingkat kebocoran yang lebih
20
kecil lagi dapat menggunakan detektor listrik.
C. Umpan Balik
Cocokan jawabab Anda dengan kunci jawaban tes modul 1 yang

terdapat pada bagian ahir modul ini. Hitung jawaban anda yang benar.

Gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkan penguasaan Anda

terhadap materi modul ini.


Rumus :
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = X 100%
4

Arti tingkat penguasaan yang anda capai :


90 - 100% = baik sekali
80 89% = baik
70 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaaan 80% atau lebih, Anda dapat

melanjutkan pada modul selanjutnya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabil

tingkat penguasaan Anda masih dibawah 80% , Anda harus mempelajari

kembali materi modul 2 ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

DAFTAR PUSTAKA / BUKU YANG DIANJURKAN

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta : PT Toyota
Astra Motor.

Anonim. (1993). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta : PT Toyota
Astra Motor.
Anonim. ( ). Buku Pedoman Dasar AC Suzuki.

Anonim. (1993). New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning
system Jakarta : PT Toyota Astra Motor.

Anonim. ( ). Service Manual Toyota seri K

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. New York
: Mc Graw Hill.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive Encyclopedia. South


Holland : The Goodheart Willcox.

Suharsimi Arikunto. (1988). Organisasi dan Administrasi Pendidikan


Teknologi dan kejuruan . Jakarta : Depdikbud : Dirjen Dikti, Proyek
Pengembangan LPTK.

Anda mungkin juga menyukai