Math Keu
Math Keu
Math Keu
1
Konstanta S0, yaitu tabungan otonom (autonom saving) merupakan penggal
kurva tabungan pada sumbu vertical S. Koefisien s (marginal propensity to
save, MPS) merupakan lereng dari kurva tabungan. Persamaan fungsi tabungan
dapat pula diturunkan dengan memanfaatkan persamaan Y = C + S.
Y= C+ S S=YC
S = Y C0 c Y sebab C = C0 + c Y
S = - C0 + (1-c)Y
Jadi, S0 + s Y = S = -C0 + (1-c) Y
Dapat disimpulkan bahwa :
S 0 = - C0
s = 1- c c + s = 1
MPS = 1 MPC MPC + MPS = 1
Kurva konsumsi dan tabungan dapat digambarkan secara bersama-sama pada
sistem sumbu silang. Garis bantu [ Y = C + S] yang membentuk sudut 450
merupakan penjumlahan grafik kurva C dan kurva S. Setiap titik pada garis
bantu ini berjarak sama terhadap sumbu horizontal maupun sumbu vertical
berarti setiap titik pada garis ini mencerminkan jumlah yang sama antara Y dan
C + S. Pada titik M terlihat bahwa S = 0 berarti seluruh pendapatan
dialokasikan untuk keperluan konsumsi. Di sebelah kanan titik M, pendapatan
lebih bear daripada konsumsi sehingga kelebihan pendapatan tersebut bisa
ditabung. Hal ini tercermin dari positifnya kurva S sedangkan di sebelah kiri
titik M pendapatan lebih kecil daripada konsumsi berarti sebgaian konsumsi
dibiayai bukan dari pendapatan sendiri melainkan dari sumber lain, misalnya
pinjaman atau hutang. Dalam hal ini, tabungan negative (dissaving) pada titik
pangkal O (0,0) seluruh konsumsi bahkan dibiayai bukan dari pendapatan,
besarnya konsumsi sama dengan tabungan-negatif.
Grafik :
2
Contoh Soal 9 :
Konsumsi masyarakat suatu Negara ditunjukkan oleh persamaan C = 30 + 0,8
Y. Bagaimana fungsi tabungannya?Dan berapa besar konsumsi jika tabungan
sebesar 20?
Diketahui :
C = 30 + 0,8 Y
Jawab :
S=YC
= Y (30 + 0,8 Y)
= Y 30 0,8 Y
= -30 + 0,2 Y
Jika S = 20
S = -30 + 0,2 Y
20 = -30 + 0,2 Y
Y = 250
Maka C = Y S = 230
Grafik :
3
Multiplier (angka-pengganda) ialah suatu bilangan yang menjelaskan
tambahan pendapatan nasional sebagai akibat adanya perubahan pada variable-
variabel tertentu dalam perekonomian. Secara umum dalam model
perekonomian yang paling sederhana multiplier dirumuskan sebagai :
1 1
k= =
1c s
Keterangan :
c = MPC
s = MPS
Contoh Soal 10 :
Dalam contoh soal 9 di atas MPS = 0,2 berarti multiplier (k) = 5. Dengan k = 5
bahwa apabila variable ekonomi tertentu, misalnya investasi atau pengeluaran
pemerintah ditambah sejumlah tertentu maka pendapatan nasional akan
bertambah sebesar 5 kali tambahan variable tadi.
2. PENDAPATAN DISPOSABEL
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan penjumlahan total dari
pendapatan semua sector di dalam suatu Negara meliputi sector rumah tangga
(orang perseorangan), sector badan usaha dan sektor pemerintah. Pendapatan
disposabel (disposable income) adalah pendapatan nasional yang secara nyata
dapat dibelanjakan oleh masyarakat tidak termasuk di dalamnya pendapatan
pemerintah seperti pajak, cukai, dan sebagainya. Dengan dikenakannya pajak
maka pendapatan secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat berkurang
sebesar pajak tersebut. Sebagai gambaran jika pendapatan nasional sebesar Y
4
tetapi di dalamnya termasuk pendapatan pemerintah atau pajak sebesar T maka
pendapatan yang secara nyata dapat dibelanjakan (dikonsumsi atau ditabung)
oleh masyarakat hanyalah sebesar Yd = Y T. Jadi, pajak merupakan variable
yang memperkecil pendapatan disposabel.
Selain variable yang memperkecil, ada pula variebel yang memperbesar
pendapatan disposabel, yaitu pembayaran-pembayaran khusus dari pemerintah
kepada masyarakat yang sifatnya merupakan pembayaran ekstra atau
tunjangan, misalnya berupa tunjangan pensiun, tunjangan hari raya, gaji bulan
ke-13, atau sumbangan buat korban bencana alam. Pembayaran-pembayaran
khusus bersifat ekstra ini (bagi masyarakat merupakan penerimaan ekstra)
dalam ekonomi makro dikenal dengan istilah pembayaran alihan (transfer
payment) karena ia hanya merupakan pengalihan uang dari pemerintah ke
masyarakat bukan imbalan langsung atas jasa masyarakat pada pemerintah
dalam tahun yang berjalan. Sebagai gambaran jika pendapatan nasional adalah
sebesar Y tetapi di samping pemerintah juga mengeluarkan pembayaran alihan
sebesar R maka pendapatan disposabel menjadi Yd = Y + R.
Berdasarkan terdapat tidaknya pajak (T) dan pembayaran alihan (R) di
dalam perekonomian suatu Negara, besarnya pendapatan disposabel (Yd)
masyarakat Negara bersangkutan dapat dirinci sebagai berikut :
Dalam hal tidak terdapat pajak maupun pembayaran alihan
Yd = Y
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
Yd = pendapatan disposabel
Dalam hal hanya terdapat pajak
Yd = Y T
Dalam hal hanya terdapat pembayaran alihan
Yd = Y + R
Dalam hal terdapat pajak maupun pembayaran alihan
Yd = Y T + R
Sesungguhnya pendapatan disposabel (Yd) dan pendapatan nasional (Y)
merupakan variable bebas dalam persamaan fungsi konsumsi dan fungsi
5
tabungan. Dengan demikian, rumusan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
yang sebenarnya bukanlah C = f (Y) dan S = g (Y), melainkan :
C = f (Yd) S = g (Yd) dan
= C0 + c Yd = S0 + s Yd C + S = Yd
Dalam uraian sebelum ini, kita mendapati rumusan fungsi konsumsi C = f
(Y) = C0 + c Y. Dalam kasus tersebut memang tidak disebutkan tentang adanya
pajak dan pembayaran alihan sehingga praktis Yd = Y dan C = C0 + c Yd sama
artinya dengan C = C0 + c Y. Untuk selanjutnya, kita harus berpedoman pada
rumusan yang baku, yaitu C = f (Yd) begitu pula S = g (Yd).
Contoh Soal 11:
Fungsi konsumsi masyarakat suatu Negara ditunjukkan oleh C = 30 + 0,8 Yd.
Jika pemerintah menerima masyarakat pembayaran pajak sebesar 16 dan pada
tahun yang sama memberikan pada warganya pembayaran alihan sebesar 6.
Berapa konsumsi nasional seandainya pendapatan nasional pada tahun tersebut
sebesar 200?Dan berapa pula tabungan nasional?
Diketahui :
Y = 200
T = 16
R=6
Jawab :
Yd = Y T + R = 200 - 16 + 6 = 190
C = 30 + 0,8 Yd
= 30 + 0,8 (190)
= 182
S = Yd C
= 190 182
=8
6
3. FUNGSI PAJAK
Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada warganya bersifat dua
macam. Pertama ialah pajak yang jumlahnya tertentu, tidak dikaitkan dengan
tingkat pendapatan. Secara matematika, T = T0, kurva pajak berupa garis lurus
sejajar sumbu pendapatan. Kedua ialah pajak yang penetapannya dikaitkan
dengan tingkat pendapatan, besarnya merupakan proporsi atau presentase
tertentu dari pendapatan. Secara matematika, T = t Y, kurva pajaknya berupa
sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
Secara keseluruhan, besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah adalah
T = T0 + t Y, kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng postif dan
bermula dari penggal T0.
Grafik :
Rumus :
T = T0 + t Y
Keterangan :
T0 = pajak otonom (autonomous tax)
t = proporsi pajak terhadap pendapatan
4. FUNGSI INVESTASI
7
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika
investasi dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga (interest rate)
dilambangkan dengan I maka secara umum fungsi (permintaan akan)
investasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
I = f (i)
I = I0 p i
Keterangan :
I0 = investasi otonom
i = tingkat bunga
p = proporsi I terhadap i
Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga.
Dalam logika ekonomi hal ini sangat mudah dipahami. Apabila tingkat bunga
tinggi, orang akan lebih senang menyimpan uangnya di bank daripada
menginvestasinya, sebab hasil harapan (expected return) yang akan diperoleh
dari bunga bank lebih besar daripada hasil harapan yang akan diterima
penanaman modal akibatnya permintaan akan investasi berkurang. Tingginya
bunga mencerminkan pula mahalnya kredit sehingga mengurangi gairah
berinvestasi di kalangan (calon) pengusaha. Hal ini sebaliknya terjadi jika
tingkat bunga rendah.
Dalam menggambarkan kurva permintaan akan investasi terdapat
kebiasaan aneh di kalangan ekonom, yaitu variable bebasnya (i) diletakkan
pada sumbu vertical dan variable terikatnya (I) justru ditempatkan pada
sumbu horizontal.
Contoh Soal 12:
Jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 250 500 i, berapa
besarnya investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku setinggi 12%?
Dan berapa pula investasi bila tingkat bunga tersebut 30%?
Diketahui :
i = 12 % = 0,12
i = 30 % = 0,30
Jawab :
8
I = 250 500 i
Jika i = 0,12 Jika i = 0,30
I = 250 500 i I = 250 500 i
= 250 500 (0,12) = 250 500 (0,30)
=190 = 100
Grafik :
5. FUNGSI IMPOR
Impor suatu Negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya dan
cenderung berkorelasi positif. Semakin besar pendapatan nasional suatu
Negara semakin besar pula kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang dari
luar negeri (terutama barang modal, bagi Negara yang sedang berkembang)
sehingga nilai impornya pun semakin besar.
M = M0 + m Y
Keterangan :
M0 = impor otonom
Y = pendapatan nasional
m = marginal propensity to import = M / Y
9
Bentuklah persamaan impor suatu Negara bila diketahui impor otonomnya 25
dan marginal propensity to import-nya 0,05. Berapa nilai impornya jika
pendapatan nasional sebesar 600?
Diketahui :
M0 = 25
m = 0,05
Jawab :
M = M0 + m Y
= 25 + 0,05 Y
Pada tingkat Y = 600
M = 25 + 0,05 Y
= 25 + 0,05 (600)
= 55
Grafik :
6. PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai seluruh keluaran (barang dan
jasa) yang dihasilkan oleh suatu Negara dalam jangka waktu tertentu.
Penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga macam
pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan
pendekatan pengeluaran. Ditinjau dari segi pendekatan pengeluaran,
10
pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh
sector di dalam suatu Negara. Sektor-sektor perekonomian yang dimaksud
adalah sector rumah tangga, sector badan usaha, sector pemerintah dan sector
perdagangan dengan luar negeri. Pengeluaran sector rumah tangga
dicerminkan oleh konsumsi masyarakat (C), pengeluaran sector badan usaha
dicerminkan oleh investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan (I),
pengeluaran sector pemerintah dicerminkan oleh pengeluaran pemerintah (G),
dan pengeluaran sector perdagangan dengan luar negeri tercermin dari selisih
antara ekspor dan impor Negara bersangkutan (X M).
Analisis pendapatan nasional selalu bertolak dari anggapan mengenai
model perekonomian yang sedang dibahas. Dalam hal ini, dikenal tiga macam
perekonomian. Pertama ialah model perekonomian sederhana dinggap bahwa
perekonomian hanya terdiri atas 2 sektor, yaitu sector rumah tangga dan
sector badan usaha. Kedua ialah model perekonomian tertutup bahwa
perekonomian terdiri atas 3 sektor, yaitu sector rumah tangga, sector badan
usaha, dan sector pemerintah. Ketiga ialah model perekonomian terbuka
bahwa perekonomian terdiri atas 4 sektor, yaitu sector rumah tangga, sector
badan usaha, sector pemerintah, dan sector perdagangan dengan luar negeri
yang merupakan model perekonomian yang paling lengkap dan nyata.
Dengan demikian, persamaan pendapatan nasional menurut pendekatan
pengeluaran adalah :
Y=C+I
11
Untuk model perekonomian sederhana
Y=C+I+G
Untuk model perekonomian tertutup
Y = C + I + G + (X M)
Untuk perekonomian terbuka
Beberapa variable dalam persamaan pendapatan nasional di atas dapat berupa
konstanta (disebut variable eksogen) atau berupa fungsi (disebut variable
endogen) tergantung pada data yang tersedia atau diketahui.
Y = C0 c T0 + c R0 + I0 + G0 + X0 M0
1
Y= (C0 c T0 + c R0 + I0 + G0 + X0 M0)
dimana =1c+ctcr+m
Multiplier pajak
C
kT =
Multiplier investasi
1
kI =
Multiplier ekspor
1
kX =
Multiplier impor
1
kM =