Ringkasan Materi Wawasan Sosial Budaya Maritim

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuwataala. Salawat dan salam kita kirimkan

kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Sallallahu-alaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah paper ini

dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Bapak/Ibu sebagai salah satu

tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah berjasa

mencurahkan ilmu kepada penulis mengajar wawasan sosial budaya maritim.

Penulis memohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca apabila menemukan

kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-

karya tulis yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN

Page
1
Universitas Hassanuddin (Unhas) menetapkan Kelautan sebagai Pola Ilmiah Pokok (PIP) pada
tahun 1975, kemudian hal tersebut dikuatkan dalam rapat Senat Unhas dan dituangkan dengan Surat
Keputusan Rektor No.1149/UP-UH/1975 tertanggal 27 Desember 1975. Tujuan pemilihan kelautan sebagai
PIP pengembangan Iptek dan Seni di lingkunganUnhas dan akan mewarnai setiap bentuk luaran, baik Unhas
diputuskan setelah melalui serangkaian seminar dan pertemuan ilmiah yang mendiskuskan berbagai alternatif
pilihan PIP, diantaranya adalah Seminar Ilmu Kelautan di Unhas pada bulan September 1974 yang dihadiri
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri riset Nasional sejumlah ahli dari lembaga Oseonologi
Nasional (LON) dan oleh sivitas akademika Unhas sendiri dengan hasil Perlunya dirintis pengembangan
Ilmu Kelautan di Unhas.

Dari hasil seminar Ilmu Kelautan tersebut, Unhas mulai concern dengan alternative pilihan PIP.
Tercatat dalam Rapat Kerja Unhas tahun 1975 yang berlangsung pada tanggal 21-25 Januari 1975 di Tana
Toraja membuahkan beberapa rumusan sebagai sasaran pengembangan Unhas ke depan. Rumusan tersebut
disempurnakan dalam Rapat Kerja Unhas ke-2 tahun 1975 yang berlangsung pada tanggal 27-30 Juni 1975
di Bantimurung Maros dengan dihasilkannya 8 sasaran sebagai berikut :
a) Meningkatkan peranan Unhas sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
dalam pembangunan nasional khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.
b) Terciptanya tenaga yang cakap dalam jumlah yang cukup, terampil, dan berbudi luhur memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional, regional dan pengembangan ilmu pengetahuan.
c) Perkembangan ilmu kelautan sebagai pola ilmiah pokok di Unhas.
d) Meningkatnya pendekatan antar disiplin di Unhas.
e) Terwujudnya diversifikasi dalam pendidikan dan proses belajar, serta mobilitas mahasiswa dari suatu
pengalaman pendidikan ke pengalaman pendidikan lain.
f) Berkembangnya demokratisasi di bidang pendidikan serta kepemimpinan di Unhas.
g) Bermanfaatnya hasil pendidikan dan penelitian Unhas bagi Masyarakat.
h) Terciptanya kesejahteraan warga Unhas.

BAB 2 PEMBAHASAN
I. POLA ILMIAH POKOK (PIP) UNHAS

Page
2
Pola Ilmiah Pokok bukanlah sebuah disiplin ilmu, melainkan PIP diorientasikan kedalam
pengembangan pemikiran strategis, pengembangan tridarma perguruan tinggi, dan pemberian nuansa
spesifik kepada berbagai disiplin ilmu yang dikembangkan. Melalui PIP, mahasiswa diharapkan
dapat memiliki pemikiran mendasar tentang bagaimana keadaan lingkungan, budaya masyarakat,
sejarah kehidupan masyarakat. Mahasiswa yang telah memiliki pemikiran mendasar tersebut akan
memberikan manfaat kepada universitas, mereka akan memberikan warna dan nuansa kearah
pengembangan iptek dan seni perguruan tinggi mereka, khususnya di universitas hasanuddin. Setiap
Mahasiswa keluaran yang telah menerapkan pola ilmiah pokok akan memiliki kemampuan memberi
disiplin ilmu. Terbukti hasil penelitian bahwa alumni alumni keluaran dapat mengaktualisasikan
kemampuan disiplin ilmu mereka dengan mengabdikannya terhadap masyarakat yang berujung pada
keunggulan kompetitif. PIP yang diterapkan di Unhas adalah Ilmu Kelautan, oleh karena itu setiap
mahasiswa dituntut memiliki kemampuan dan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan
budaya maritim serta sanggup memberikan nuansa kemaritiman terhadap pengembangan dan
aplikasi disiplin ilmu. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka dirumuskanlah Mata kuliah
Wawasan Sosial Budaya Maritim pada tingkat universitas yang akan digunakan pada tingkat fakultas
maupun Program Studi.

II. WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

Mata kuliah wawasan sosial budaya maritim merupakan kurikulum nasional dalam bidang
kehidupan bermasyarakat. Mata kuliah ini terdiri dari Ilmu Sosial Budaya Dasar yang merupakan
bagian dari visi misi Universitas Hasanuddin dan juga erat kaitannya dengan tatanan nilai
Universitas Hasanuddin. Mata kuliah ini mengintroduksikan materi materi kemaritiman, antara lain
potensi sumber daya maritim beserta dinamikanya, nilai nilai budaya maritim yang perlu
dikembangkan dan dipromosikan kesemuanya mengarah pada karateristik benua maritim dan
pembangunannya.

III. BENUA MARITIM INDONESIA

Benua Maritim Indonesia adalah Wilayah perairan dengan hamparan pulau-pulau di dalamnya
sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut dan udara diatasnya tertata unik dengan sudut
pandang iklim dan cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota serta tatanan sosial
budayanya. Konsep BMI muncul sebagai salah satu cara untuk mengeksplorasikan berbagai sumber
daya alam yang ada di Indonesia khususnya sumber daya kemaritiman. Benua maritim indonesia
diorientasikan kedalam pembangunan indonesia dalam rangka adaptasi dan pemanfaatan sumber
daya perairan, khususnya perairan laut dan sumber daya laut.

Zona pembangunan kelautan terdiri 5 zona

Zona I : lahan pesisir laut 12 mil


Zona II : 12 mil laut Nusantara
Zona III : 12 mil ZEEI
Zona IV : batas terluar ZEEI Laut bebas
Zona V : gugusan kepulauan

Indonesia berada dalam posisi strategis dalam hubungan internasional dan posisi terbuka dalam
segala penjuru. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya karasteristik BMI berikut :

Page
3
17.508 pulau (besar dan kecil)
2.027.087 Km2 luas wilayah darat.
3.166.163 Km2 luas wilayah laut.
2.500.000 Km luas Zona Ekonomi Eksklusif.
Diapit Benua Asia dan Australia.
Berada di antara Samudera Hindia dan Pasifik.

Wilayah Laut

Laut indonesia dengan luas 5,8 juta km2 terbagi menjadi perariran teritorial 3,1 km2 dan zona
ekonomi eksklusif (ZEE) 2,7 km2 .

Laut Indonesia dapat dikelompokkan dalam 5 bagian :

1. Laut Cina bagian Selatan

2. Laut Sulu

3. Perairan Dalam Kawasan Timur Indonesia

4. Paparan Arafura

5. Bagian Perairan Samudera Hindia

Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir merupakan Wilayah peralihan antara daratan dan lautan ditandai denga pertemuan
pengaruh antara darat, laut dan udara dengan karasteristik :

Mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi


Kaya akan unsur hara.
Zona penyangga (buffer zone) bagi hewan-hewan migrasi

Wilayah Udara terbagi menjadi dua :

Ruang udara nasional atau Wilayah keadulataan Negara kolong yang pembanfaatannya
dikendalikan oleh negara tersebut
Ruang angkasa yang pemanfaatannya secara internasional dan tidak boleh dijadikan subjek
negara kolong.

Potensi kemaritiman Indonesia

Page
4
I. POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI KEMARITIMAN BERDASARKAN JENIS
SUMBERDAYA ALAM

A. SUMBERDAYA DAPAT PULIH (RENEWABLE RESOURCES)

- Ikan Pelagis besar /kecil - Terumbu karang

- Ikan Demersal - Hutan Mangrove

- Udang dan crustacea lainnya - Pandang Lamun

- Ikan Hias dan Ikan Karang - Pulau-pulau kecil

- Dll.

- SUMBERDAYA TAK DAPAT PULIH (NON-RENEWABLE RESOURCES)

a. Bahan tambang dan mineral

- Bahan bangunan - Garam

- Pasir besi & Pasir kuarsa - Titanium

- Batu apung - Lempung Koalim

- Siderit - Kromit/kromium

- Mineral radio aktif (Zirkon) - Emas

b. Minyak dan gas bumi

C. ENERGI KELAUTAN

- Gelombang - Pasang surut

- OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) - Angin

D. JASA-JASA LINGKUNGAN (ENVIRONMENTAL SERVICES)

- Media teransportasi dan komunikasi - Pengaturan iklim

- Keindahan alam - Penyerapan Limbah

- Wisata Bahari

II. POTENSI PEMBANGUNAN EKONOMI KEMARITIMAN MENURUT SEKTOR


KEGIATAN

1. Perikanan Tangkap

2. Perikanan Budidaya

3. Industri Pengolahan Produk Perikanan

Page
5
4. Industri Bioteknologi

5. Pariwisata Bahari dan Pantai

6. Pertambangan dan Energi

7. Perhubungan Laut

8. Industri Kapal, Bangunan Laut dan Pantai

9. Ekosistem Pesisir dan Laut :Hutan Pantai (mangrove); Padang lamun; Terumbu karang.

10. Pulau-pulau Kecil

11. Benda-benda Berharga

DAN BEBERAPA ILUSTRASI MANFAAT SUMBERDAYA KEMARITIMAN

Fungsi Hutan Mangrove

Aspek Fisik
1. Menyusun mekanisme hubungan antar komponen dalam ekosistem
mangrove/ekosistem lain (padang lamun, terumbu karang)
2. Pelindung pantai
3. Pengendali banjir
Aspek Kimia
1. Penyerap bahan pencemar
2. Sumber energi bagi biota laut
3. Suplai bahan organik dalam lingkungan perairan
Aspek Biologi
1. Menjaga kestabilan produktivitas dan ketersediaan sumberdaya hayati di perairan

Fungsi Padang Lamun

- Meredam ombak dan melindungi pantai

- Tempat pemijahan (spawning ground)

- Daerah asuhan larva (nursey ground)

- Tempat makan (feeding ground)

- Rumah tempat tinggal biota laut

- Wisata bahari

Padang Lamun juga dapat dimanfaatkan sebagai :

Tempat kegiatan marikultur berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan tiram.


Page
6
Tempat rekreasi atau pariwisata.

Sumber pupuk hijau.

Fungsi terumbu karang

pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari laut.

sebagai habitat, tempat mencari makanan, tempat asuhan dan pembesaran, tempat pemijahan bagi
berbagai biota yang hidup di terumbu karang atau sekitarnya

Adapun pemanfaatan Terumubu Karang :

Sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota laut konsumsi, dan berbagai jenis ikan hias.

Bahan konstruksi bangunan dan pembuatan kapur.

Bahan perhiasan.

Bahan baku farmasi.

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


I. Kesimpulan

Benua Maritim Indonesia adalah Wilayah perairan dengan hamparan pulau-pulau di dalamnya sebagai
satu kesatuan alamiah antara darat, laut dan udara diatasnya tertata unik dengan sudut pandang iklim dan
cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota serta tatanan sosial budayanya. Konsep BMI
muncul sebagai salah satu cara untuk mengeksplorasikan berbagai sumber daya alam yang ada di Indonesia
khususnya sumber daya kemaritiman. Benua maritim indonesia diorientasikan kedalam pembangunan
indonesia dalam rangka adaptasi dan pemanfaatan sumber daya perairan, khususnya perairan laut dan
sumber daya laut. Benua Maritim Indonesia adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia melawan segala pihak
yang tidak mau melihat bangsa Indonesia yang merdeka dan bersatu di Kepulauan Nusantara yang
merupakan satu keutuhan geografis. Oleh karena itu, Universitas Hasanuddin merumuskan Mata Kuliah
Wawasan Sosial Budaya Maritim (WSBM) yang menjadi landasan PIP Unhas itu sendiri.

Pola Ilmiah Pokok bukanlah sebuah disiplin ilmu, melainkan PIP diorientasikan kedalam pengembangan
pemikiran strategis, pengembangan tridarma perguruan tinggi, dan pemberian nuansa spesifik kepada
berbagai disiplin ilmu yang dikembangkanPIP Kelautan juga menjadi salah satu rujukan dalam perumusan

Page
7
visi Unhas. Dengan kata lain bahwa dari PIP menurunkan visi dan acuan pengembangan materi kuliah
WSBM adalah penjabaran dari visi yang ada.

II. Saran

Untuk menyempurnakan paper selanjutnya, saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari
Bapak/Ibu Dosen serta teman-teman yang telah membaca paper ini.

Page
8

Anda mungkin juga menyukai