Makalah Blending
Makalah Blending
Makalah Blending
DISUSUN OLEH
Npm : 1304054
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan makalah konversi dan
pemanfaatan batubara ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan praktikum dan juga kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................
1.2. Tujuan dan Manfaat.........................................................................
4.1. Kesimpulan..........................................................................................
4.2. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan :
Manfaat :
3. Zat Terbang.
Zat terbang terdiri dari Combustible gasses (gas-gas yang mudah terbakar)
seperti gas hidrogen, CO, dan CH4 serta gas-gas yang dapat dikondensasikan
seperti tar dengan sejumlah kecil gas-gas yang tidak terbakar seperti CO 2 dan air
yang terbentuk karena hasil dehidrasi dan kalsinasi.
Zat terbang juga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan peringkat
batubara.
Pengaruhnya dalam preparasi batubara adalah jika kandungan zat terbang tinggi
(>24 %) maka batubara akan mudah terbakar. Untuk mengatasi hal tersebut
sebaiknya batubar tidak dilakukan penggerusan terlalu halus,karena sangat
berpotensi untuk mudah meledak.
4. Karbon Tertambat (Fixed Carbon).
Sebagai komponen dari analisa proksimat, Fixed Carbon dihitung dari FC
= 100 ( A + VM + IM ).
Rasio Fixed carbon dengan Volatile matter (zat terbang) disebut dengan FR
(Fuel Ratio). FR juga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menentukan
peringkat batubara.
5. Nilai Kalor.
Nilai kalor dari batubara merupakan jumlah panas dari komponen yang
terbakar seperti karbon, hidrogen, dan sulfur dikurangi dengan panas reaksi
eksotermis atau endotermis yang terjadi dari pembakaran komponen pengotor.
6. Kandungan Sulfur.
Sulfur merupakan zat pencemar,maka adanya sulfur yang tinggi sangat tidak
dikehendaki.
Ada 3 macam bentuk sulfur yaitu :
Pyritic Sulfur (FeS2) biasanya berjumlah 20 80 % dari total sulfur dan
berasosiasi dengan abu batubara.
Organic Sulfur biasanya berjumlah relatif dan bervariasi antara 20 80
% dari total sulfur. Sulfur Organik terikat secara kimia dengan substansi
atau zat-zat lain.
Sulphate sebagaian besar terdiri dari kalsium sulfat dan besi sulfat.
Pengurangan ukuran
Dalam proses ini batubara hasil sampling ukurannya bervariasi sehingga perlu
adanya pengurangan ukuran agar dapat di proses. Pengurangan ukuran ini
menggunakan alat crusher
Macam macam mesin peremuk atau penghancur batubara :
1. Bradford bracker
Mesin berbentuk seperti drum atau silinder yang dapat berputar dan dapat
berfungsi sebagai peremuk dan ayakan (screening).
Amerika serikat sampai sekarang masih memakai alat jenis ini pada proses
preparasi batubara mentah dengan kualitas bagus yang sedikit kandungan abunya.
Dijepang juga alat ini masih dipakai pada penanganan batubara kerakal. Dengan
ukuran diameter silinder 2-3,6 m panjang silinder 5-6 m, jumlah putaran/menit
10-11 kali, kapasitas pengolahan perjam 50-80 ton dengan daya atau kapasitas
listrik 22-24 kw.
2. Impact crusher
Mesin ini menggunakan benturan (impact) sebagai mekanisme peremukannya
tipenya ada berbagai macam, mesin ini sangat representative disbanding mesin
yang lain karena dapat menghasilkan prodak yang relative ideal sehingga
memudahkan dalam hal pengangkutan dan pemakaian.
Mesin ini mempunyai rasio peremukan yang besar yakni 7:1, 10: 1. Hanya
saja berat baja (liner) yang berfungsi sebagai pemukul dab plat penerima sering
mengalami keausan sehingga mesin ini termasuk mesin yang butuh biaya
pemeliharaan yang tinggi. Ada 2 tipe mesin repressible hammer mill dan impact
crusher.
3. Roll crusher
a. Double roll crusher berfungsi melakukan peremukan dengan cara menjepit
benda yang hendak diremukkan diantara satu buah roller yang dikenal dengan
sebutancrushing roll.
Alat ini terdiri dari 2 silinder (roller) dengan sumbu yang sejajar pada bidang
horizontal yang sama kedua roller berdekatan lalu berputar dengan arah putaran
berlawanan kemudian batubara mentah diumpan masuk akan dijepit diantara dua
roller, akibat tekanan yang kuat akhirnya batubara mentah remuk dan jatuh
kedalam roller truk ke penampungan.
Keunggulan double roll crusher :
Tidak mudah terjadi peremukan atau perumusan secara berlebuhan.
Jarang terjadi penyumbatan pada ruang peremukan.
Preparasi mudah dilakukan.
Kekurangan double roll crusher :
Proses peremukan hanya berlangsung pada sebagian kecil dari seluruh
badan rolter yang besar.
b. Single roll crusher adalah double roll crusher yang didesain mempunyai 1
roller saja dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan batubara/
satuan luas.
Kekurangannya sering terjadi penyumbatan terhadap partikel yang mudah
melengket.
4. Jaw crusher
Jaw crusher adalah alat atau contoh paling umum mesin peremuk dengan
bentuk dan mekanisme yang sederhana untuk melakukan peremukan batuan yang
mengandung mineral dengan cara menjepit diantara dua buah plat (rahang tetap
dan rahang ayun) atau swing jaw, lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.
Kegunaannya untuk menyeragamkan ukuran butir batubara mentah, untuk
meremukkan batu buangan sebelum dibuang dengan belt conveyor.
Alat tersebut ada 2 tipe :
a. Type blake, bila titik tumpuan ada diatas.
b. Type dodge, bila titik tumpuan ada dibawah.
Prinsip Kerja jaw crusher, sudut yang dibentuk oleh dua buah rahang disebut
nip angle dan besarnya antara 28-30 j. bila sudut ini terlalu besar batubara mentah
yang baik, akan selalu terpental atau lari ke atas, perbandingan antara ukuran
partikel sebelum dan sesudah peremukan disebut juga rasio peremukan (rasio
pengerusan),
rasio peremukan atau pengerusan pada jaw crusher sekitar 4:1 hingga 6:1
sedangkan untuk menyatakan kapasitas pengolahan bijih dinyatakan dengan
(m3/t) atau (t/jam). Pada jaw crusher type dodge titik tumpuh rahang-rahangnya
ada dibagian bawah sehingga pada saat pengoprasionalnya pun misalnya
discharge (dutlate) tetap. Type ini mempunyai kelebihan dalam hal keseragaman
ukuran produk (hasil pengerusan) namun sebaliknya kekurangannya pada mulut
discharge karena mudah tersumbat. Karena posisi mulut discharge jauh dari titik
tumpu gaya maka alat ini harus melakukan peremukan bongkahan besar dengan
tenaga yang relative lemah untuk itu type dodge biasanya dipakai untuk peemukan
sedang, dan kapasitas pengolahan yang tidak terlalu besar.
Sedangkan pada grate discharge mill, produk keluar melalui saringan yang
dipasang pada ujung pengeluaran. Produk dapat keluar dengan bebas,
permukaan dalam mill rendah, lebih rendah dari overflow. Hal ini dapat
menghindari terjadinya overgrinding.
Air yang digunakan pada ball mill akan membentuk kekentalan tertentu, sehingga
pulp dapat melekat dan meyelimuti bola dan liner. Pulp harus relative encer agar
pulp dapat bergerak dengan leluasa di dalam mill. Ball mill biasanya beroperasi
dengan 70 80 persen solid, padatan.
2. Rod Mill
menggunakan media gerus berbentuk batang selindern yang panjangnya
hampir sama dengan panjang mill. Media gerus biasanya terbuat dari baja dan
disusun sejajar dalam mill. Dimensi Panjang, L jauh lebih besar daripada
diameter, D, L > D, biasanya panjang mill 1,5 sampai 2,5 kali diameternya.
Rod mill diklasifikasikan berdasarkan cara mengeluarkan produknya.
Overflow mill, umpan masuk dari salah satu ujung mill, dan keluar dari
ujung lainnya secara overflow. Overflow mill paling banyak digunakan
pada penggerusan cara basah.
Centre peripheral discharge mill, umpan masuk pada kedua ujung mill,
dan produk keluar dari bagian tengan shell. Penggerusan dapat dengan
cara basah maupun cara kering. Mill ini menghasilkan produk yang
relative kasar.
End peripheral discharge mill, umpan masuk pada salah satu ujung mill,
dan produk keluar dari ujung yang lainnya melalui shell. Mill ini biasanya
digunakan untuk penggerusan cara kering.
Pada cara basah air berfungsi sebagai alat transportasi untuk membawa bijih yang
sudah berukuran halus ke tempat yang sesuai dengan ukurannya. Bijih yang sudah
halus akan terdorong air ke arah pengeluaran. Rod mill umumnya beroperasi
dengan 30 35 persen solid, padatan.
3. Pebble Mill,
media gerus menggunakan batuan yang sangat keras. Mill ini memiliki
Dimensi panjang mill, L relative sama dengan diameter mill, L = D
4. Autogeneous Mill,
media gerus menggunakan bijih itu sendiri. Dimensi panjang mill, L relative
lebih kecil daripada diameter mill-nya, L < D. Pada mill ini bijih akan menggerus
bijih. Penggerusan dilakukan terhadap bijih yang datang dari tambang atau bisa
dari keluaran operasi peremukan tahap pertama. Penggerusan dapat dengan cara
basah atau kering, dan mekanisme penggerusannya sama dengan ball mill.
Autogeneous Mill, dapat dilakukan dengan atau dalam ball mill, cascade mill atau
aerofall mill. Cascade mill berupa mill yang memiliki diameter 3 sampai empat
kali panjang mill. Sedangkan aerofall seperti cascade, namun pada liner dipasang
sekat yang dapat membawa bijih ke tempat yang lebih tinggi.
Semi Autogeneous, bijih dari tambang dicampur dengan media gerus, bola
baja pejal. Jadi isi mill adalah bijih dari tambang langsung masuk mill dan
tercampur dengan media gerus yang sudah ada dalam mill.
5. Tube Mill,
media gerus menggunakan bola baja. Dimensi panjang mill, L biasanya jauh
lebih besar dari diameternya, L > D. Mill terbagi dalam beberapa kompartemen.
Bisa dua, tiga atau bahkan bisa empat kompartemen.
2.4 Sieve Shaker
Sieve shaker adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan
dengan cairan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya
nilai mesh saringan yang berbeda-beda. Peralatan ini memanfaatkan getaran dan
tambahan air yang memudahkan bahan yang hendak dipisahkan bisa lewat
saringan. Getaran yang dihasilkan, selain untuk meratakan permukaan bahan yang
akan disaring juga berfungsi untuk mengarahkan bahan yang tidak tersaring,
Sieve shaker biasanya digunakan pada bidang farmasi yang dimana sebagai
pengayak obat dalam bentuk bubuk. Pada modul ini menyetting waktu dan 2
mode ( high dan low).
Pengayakan batubara dilakukan untuk menentukan ukuran butiran tertentu
sesuai dengan yang diinginkan. Proses pengayakan merupakan proses penting
dalam menentukan ukuran batubara yang akan digunakan untuk penelitian skala
lab ataupun batubara yang digunakan pada skala industri.
Salah satu yang harus diperhatikan dalam pengayakan adalah jenis ayakannya.
Berdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu stationary
screen dan dynamic screen.
Tujuan Pengayakan :
1. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk
beberapa proses berikutnya.
2. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan
(Primary crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan
berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap
berikutnya (secondary crushing).
3. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
4. Mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya
dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal
sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam
keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran
20 in sampai dengan ukuran 35 in.
Kapasitas screen secara umum tergantung pada (Kelly, 1982):
1. Luas penampang screen
2. Ukuran bahan
3. Sifat dari umpan seperti: berat jenis, kandungan air, temperatur
4. Tipe mechanical screen yang digunakan
Standar Ukuran Ayakan (screen) ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan
mesh maupun mm (metrik). Yang dimaksud mesh adalah jumlah lubang yang
terdapat dalam satu inchi persegi (square inch), sementara jika dinyatakan dalam
mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar material yang diayak.
perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen disebut
prosentase opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu :
1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan
2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
4. Komposisi air dalam material yang akan diayak
5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak
Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri (sieve
shaker) yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan
padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Screen mampu mengukur
partikel dari 76 mm sampai dengan 38 m.
Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada suatu
permukaan yang banyak lubang atau opening dengan ukuran yang sesuai. Dari
hasil screening akan didapatkan 2 fraksi yaitu yaitu fraksi oversize dan fraksi
undersize. Fraksi oversize adalah padatan yang tertahan diatas ayakan akibat
diameter partikel padatan lebih besar daripada diameter lubang yang ada pada
ayakan. Fraksi undersize adalah padatan yang berhasil lolos dari ayakan karena
diameter partikel padatan lebih kecil daripada diameter lubang yang ada pada
ayakan untuk lebih jelasnya mengenai tinjauan pada sebuah ayakan
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka akan
diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai dengan ukuran
lubang ayakan. Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk
material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan
pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari
ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
proses preparasi batubara adalah proses untuk menyiapkan batubara
sebelum dimanfaatkan baik dalam skala lab ataupun skala industri. Kegiatan
preparasi batubara meliputi penghancuran atau peremukan batubara, pengeringan
atau pengurangan kadar air serta homogenisasi.
Secara umum tahapan preparasi dapat terbagi menjadi :
a. Tempat penampungan batubara mentah yaitu (stock file/stock yard) batubara
yang masih mentah atau masih memiliki mineral-mineral pengotor.
b. Pengerusan atau penghancuran
c. Penetapan ukuran (sizing)
d. Tempat penyortiran adalah tempat batubara yang telah disortis atau
pemisahan berdasarkan ukuran kadar.
e. Penanganan produk adalah batubara yang telah disortir setiap diangkut.
f. Transportasi adalah pemeriksaan alat-alat
g. Pengausan
b. Pekerjaan dalam preparasi yang paling utama adalah pemisahan sedangkan
kegiatan yang lain hanya untuk membuat pemisahan menjadi lebih efektif
4.2 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa proses preparasi
batubara adalah proses untuk menyiapkan batubara sebelum dimanfaatkan baik.
4.3 Saran
Arifin, Z., ST, M.Eng. 2009. Modul Ajar Perlakuan Mekanik Th. 2012-2013.
Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda
http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/operasi-
penggerusan-grinding/
http://zodized.blogspot.com/2013/12/preparasi-batubara.html
http://sopyanyusuf.blogspot.com/2011/01/preparasi-batubara.html
http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/preparasi-batubara.html
LAMPIRAN