Tentang Pengujian Pengendalian
Tentang Pengujian Pengendalian
Tentang Pengujian Pengendalian
Pengujian Pengendalian
Karena kebijakan dan prosedur akan efektif bila diterapkan semestinya secara
konsisten oleh orang yang berwenang, pengujian pengendalian yang berkaitan
dengan efektivitas operasi difokuskan ke tiga pertanyaan :
1.
2.
3.
Pengujian Pengendalian
Direncanakan
Tambahan
atau
Pengujian
Pengendalian
yang
Banyak alternatif yang dapat dipilih oleh auditor berkenaan dengan pengujian
pengendalian. Di samping auditor dapat memilih pengujian pengendalian
bersamaan atau pengujian pengendalian tambahan atau pengujian pengendalian
yang direncanakan, auditor dapat memilih jenis prosedur yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pengujian pengendalian, saat, dan lingkup pengujian
pengendalian.
Keputusan yang diambil oleh audito berkaitan dengan jenis, lingkup, dan saat
pengujian pengendalian harus didokumentasikan dalam suatu program audit dan
kertas kerja yang bersangkutan.
Desain pengujian ini mencakup penentuan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang diperlukan untuk memenuhi tingkat resiko deteksi setiap asersi.
Saat Pengujian. Tingkat resiko deteksi yang dapat diterima berdampak terhadap
saat pelaksanaan pengujian substantif. Jika resiko deteksi adalah tinggi,
pengujian susbtantif dapat dilaksanakan beberapa bulan sebelum akhir tahun
yang diaudit. Sebaliknya, jika resiko deteksi untuk asersi tertentu adalah rendah,
pengujian substantif biasanya dilaksanakan oleh auditor pada atau mendekati
tanggal neraca.
Lingkup Pengujian. Bukti audit diperlukan lebih banyak untuk mencapai tingkat
resiko deteksi rendah bila dibandingkan dengan tingkat resiko deteksi tinggi.
Auditor dapat mengubah jumlah bukti audit yang dikumpulkan dengan
mengubah lingkup pengujian substantif yang dilaksanakan. Lingkup pengujian
substantif menunjukkan jumlah pos atau besarnya sampel yang diuji.
1.
Tentukan prosedur audit awal. Prosedur audit awal ditujukan oleh auditor
untuk memperoleh keyakinan bahwa asersi dalam laporan keuangan didukung
oleh catatan akuntansi yang andal.
2.
Tentukan prosedur analitis yang perlu dilaksanakan. Pada tahap awal
pengujian substantif terhadap pos tertentu dalam laporan keuangan, pengujian
analitis dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan
dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
3.
Tentukan pengujian terhadap transaksi rinci. Pengujian terhadap transaksi
rinci ditujukan untuk membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan
pengungkapan transaksi atau golongan transaksi.
4.
Tentukan pengujian terhadap akun rinci. Auditor menentukan berbagai
prosedur audit untuk membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan
pengungkapan akun tertentu.