Teori Dan Konsep Hildegard e

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Bab I

Pendahuluan

TEORI DAN KONSEP HILDEGARD E. PEPLAU


HILDEGARD E. PEPLAU
Proses Keperawatan adalah sebuah proses interpersonal dan
terapeutic. Tujuan dari keperawatan yaitu untuk mendidik klien dan
keluarga serta untuk membantu klien mencapai kematangan
perkembangan kepribadian.
Pengertian Umum tentang Persepsi dan Profesi
Keperawatan
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian
makna atas suatau informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat
dari proses pengindraan terhadap objek peristiwa atau hubunganhubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.
Profesi keperawatan yaitu suatau perihal yang berhubungan
dengan pekerjaan dengan tugas keperawatan dan kesehatan yang
dimana seseorang tersebut menjalankan suatau.
Profesi keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang pada saat ini semakin berkembang baik
dari segi kualitas maupun kualifikasi tenaga. Dari segi kualitas
adalah
adanya
pergeseran
sistem
pemberian
pelayanan
keperawatan dari yang bersifat intuition technical oriented menjadi
pelayanan keperawatan yang bersifat holistic dan unik kepada
sistem klien, yaitu individu, keluarga, kelompok khusus dan
komunitas masyarakat dalam tiap tahap tumbuh kembang
sepanjang siklus kehidupan dengan pendekatan Nursing Process.

Bab II
Pemabahasan
TEORI PEPLAU
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh
peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar
manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,

masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan),


dan
proses
interpersonal
Klien
System dari yang berkembang terdiri dari karakteristik
biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu
berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh
adanya proses interpersonal.
Perawat
Perawat berperan mengataur tujuan dan proses interaksi
interpersonal dengan pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan
pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor
sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidik atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang
dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup
bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :


1. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada
pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang
dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan
P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina rasa
saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara
perawat dan klien.
2. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang
spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas
dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi
yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana
bersahabat dan akrab.
3. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran
yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan,
pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam
mengatasi masalah kesehatan.
4. Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan
yang demokratis sehingga merangsang individu untuk
berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja
sama dan partisipasi.

5. Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar


tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi
konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang
dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu
memenuhi kebutuhannya.
6. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu
menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif
dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan
mudah dilakukan.
7. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan
pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang
ansietas terjadi apabila kominukasi dengan orang lain
mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologic
individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi
sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas
meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji
tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan
bahwa kondisi klien semakin membaik.
Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan
sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan
saling pengaruh-mempengaruhi satau dengan yang lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatau hubungan.
Asumsi-asumsi utama dari teori
Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal
yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat
yang terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari
ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan
perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian
askep pada klien tahap ini ditandai dimana perawat melakukan
kontrak awal untuk membangun kepercayan dan terjadi
pengumpulan data.
2. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku pasien


dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri
perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai
suatau kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan
menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon
pasien pada fase identifikasi dapat berupa :

Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan


perawat

Individu mandiri terpisah dari perawat

Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung


pada perawat.
3. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatau situasi dimana pasien dapat merasakan
nilai hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap situasi. Fase
ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam
fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran
kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi
ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses
pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa
ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat
berusaha mendorong kemandirian pasien.
Relevan teori yang diterapkan
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E.
Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat dan proses
interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan
klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan
kebutuhan
perasaan,
dan
keperawatan
adalah
proses
interpersonal dan terapeutik. Artinya suatau hasil proses kerja
sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat
atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tjuan keperawatn
adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh
sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan
perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber,
konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan
bahwa keperawatn adalah proses yang penting, terapeutik, dan
interpersonal. Keperawatn berpartisipasi dalam menyusun

struktur system asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi


yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan
hubungan interpersonal.
TUJUAN DARI TEORI HILDEGARD E. PEPLAU
1. Untuk melatih / mendidik pasien / klien dan keluarga dan
membantunya untuk mencapai kematangan kepribadian.
2. Untuk membantu klien dalam gerak yang progresif dan
kepribadian untuk mencapai suatau kematangan.
3. Perawat disini adalah sebagai seorang pendidik / pelatih
pasien / klien

Kelebihan dan kelemahan dari Teori


Kelebihan
1. Dapat meninkatkan kejiwaan pasien yang lebih baik
2. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori
keperawatan
3. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik
4. Dapat mendorong pasien lebih mandiri
Kekurangan
1. Hanya
berfokus
penyembuhannya

pada

kejiwaan

pasien

dalam

RESPON CEMAS DAN GANGGUAN KECEMASAN


Cemas adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari
seseoran.
Cemas adalah suatau keadaan yang membuat seseorang tidak
nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Cemas berkaitan
dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya
Tingkatan cemas (ansietas) menurut Peplau (1963) :

Ansietas ringan b.d ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,


dapat memotivasi belajar/kreatifitas

Ansietas sedang : memusatkan pada hal yang penting &


mengesampingkan yang lain.

Ansietas berat : lapang persepsi mulai menyempit

Panik : b.d terperangah, ketakutan & terror

Rentang respon ansietas

Respon adaptif Respon maladaptive

Antisipasi ringan sedang berat panic

Faktor predisposisi :
1.

Psikoanalitik (Freud, 1969)

2. konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian


id dan superego Interpersonal (Sullivan, 1953)
3. Perasaan takut terhadap
penolakan interpersonal

tidak

adanya

penerimaan

&

4. Perilaku Produk frustasi yang dapat mengganggu kemampuan


sso untuk mencapai tujuan yang diinginkan
5. Kajian keluarga
Hal yang biasa ditemui dalam suatau keluarga
6. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin.
Reseptor ini membantu mengataur ansietas.
7. Stressor pencetus
Ancaman terhadap Integritas sso ketidakmampuan fisiologis
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari
8. Sistem diri sso membahayakan identitas, harga diri dan fungsi
social
9. Respon fisiologis terhadap ansietas
10.

Sistem tubuh
Kardiovaskuler

palpitasi, jantung berdebar, TD , rasa mau pingsan, TD ,


nadi
Pernapasan napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada,
napas dangkal, tercekik, terengah-engah Traktus urinarius
tidak dapat menahan kencing, sering berkemih.
6

Neuromuskular
refleks , reaksi kejutan, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah,
wajah tegang, kelemahan umum

Gastrointestinal
nafsu makan <, mual, diare, Kulit wajah kemerahan,
berkeringat setempat, gatal, rasa panas & dingin pada kulit,
wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.

Respon perilaku, kognitif & afektif


Sistem Perilaku gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup,
bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera,
MD, lari dr masalah.

Afektif
mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervus, takut,
gugup, gelisah.
Kognitif
Perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan
penilaian, hambatan berpikir, lapang persepsi , kreativitas
bingung, sgt waspada, takut kehilangan kontrol, takut pada
gambaran visual, takut cidera atau kematian.

Sumber koping
Antonovsky (1980) seseorang tetap sehat dan memiliki
koping yang adekuat terhadap stress karena mereka
memiliki generelized resistance resources (GRRs) :

Physical and biochemical

Artifactual and material

Cognitif Emotional

Valuative and attitudinal

Interpersonal-relational

Macrosociocultural

Mekanisme koping
1.

Ansietas tingkat ringan


pemikiran yang serius

biasanya

ditanggulangi

tanpa

2.
jenis koping yaitu :

Ansietas tingkat sedang dan berat ada dua

- reaksi yang berorientasi pada tugas


* perilaku menyerang
* menarik diri
* kompromi
- Mekanisme pertahanan ego
3.

Mekanisme koping

represi

lebih cenderung memperkuat mekanisme egonya

supresi
Menekan hal atau
menyenangkan. Bisa mengarah ke represi

pikiran

yang

tidak

disosiasi
pemisahan dari setiap kelompok mental dari
seluruh kesadaran atau identitas

identifikasi
proses untuk mencoba menjadi orang yang

dikagumi

introyeksi
menyataukan nilai & opini orang lain ke ego-

nya sendiri

proyeksi
mengkaitkan pikiran atau impuls dirinya kepada orang lain

mengingkari
menghindari realitas ketidaksetujuan dengan mengabaikan atau
menolak untuk mengenalinya

fantasi
simbol kepuasan terhadap pikiran yang tidak rasional

Rasionalisasi
memberikan penjelasan yang rasional

Reaksi formasi

pembentukan sikap & perilaku berlawanan dengan yang dirasakan


8


Mengalihkan
mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau
benda tersbut ke benda yang tidak membahayakan

alasan atau logika yang berlebihan

Intelektualisasi

Spliting
memandang orang sebagai semuanya buruk atau semuanya baik

sublimasi
penerimaan tujuan pengganti yang diterima secara social

meniadakan yang sudah terjadi

undoing

Kriteria serangan panik :


1.

Palpitasi

2.

Berkeringat

3.

Gemetar atau goyah

4.

Sesak napas

5.

Merasa tersedak

6.

Nyeri dada

7.

Mual

dan

distress

Derealisasi

atau

abdomen
8.

Pening

9.
depersonalisasi
10.
kehilangan kendali diri

Ketakutan

11.

Ketakutan mati

12.

parestesia

Kriteria obsesif

Pikiran, impuls, atau bayangan berulang dan menetap dialami


pada suatau waktu
Tidak

sekedar

khawatir yang berlebihan


Mengabaikan

atau menekan pikiran-2

Individu mengenali bahwa pikiran obsesi,


bayangan mrpk hasil dari pikirannya sendiri

impuls,

atau

Kriteria kompulsi
Perilaku berulang atau aksi mental sehingga individu merasa
terdorong untuk melakukan respon terhadap obsesi. Ditujukan pada
pencegahan atau penurunan distres atau pencegahan beberapa
peristiwa atau situasi yang berurutan.

KONSEPTUAL MODEL DALAM PERAWATAN JIWA


Proses
therapy
Psikoanalisisa
menggunakan
association and analisa minimal :

free

1. Yang dianalisa adalah masalah penting yang dialami


sekarang Psychioanalycal Model Develop by signuand
freud Central concept : id ego dan super ego. Ego
defence machanism: Unconscious level of mental
fungtioning Symptont are symbols by the ariginal
conflict Contoh : obsessive compulsive cuci tangan
hubungannya dengan masa lalu. Kalau tidak ada hubungan
tidak usah dikaji lebih lanjut Psikoanalisa teori kontemporer :
Erikson, Anna Freud, Melania Klien, karen Horney.
2. Interpersonal Model
Develop by Peplau, H,S. Sullivan Penekanan pada hubungan
interpersonal
:
Pengalaman interpersonal : Good me, bad me not me
Jangan sering mengatakan pada anak, kamu salah
Kecemasan timbul jika rasa aman tidak terpenuhi dan merasa
ditolak Sebab individu membutuhkan rasa aman dan kepuasan.

10

Proses therapy : mengoreksi pengalaman interpersonal dengan


memberikan pengalaman hubungan interpersonal yang positif
dengan therapy.
Therapist moderen klien secara aktif untuk membangun trust
Reedukasi : Identifikasi problem encourage more succesful style
dalam hubungan interpersonal
3. Social Model

Develop by Caplan
Asumsi : lingkungan
pengalaman seseorang.

sosial

mempengaruhi

individu

dan

Lingkungan sosial penyebab stress penyimpangan prilaku,


orang yang punya limited social support predisposisi untuk
Maladaptive coping respon.
Social therapy

Membantu klien menangani sos-sistem


Krisis intervensi

Manipulasi sistem pendukung social (social support)

4. Existensial Model
Develop by Cart Regers
Existensi seseorang sebagai manusia
Penyimpangan prilaku : self alienated ( terasing ) feel helpless,
sad,
lonely
self criticise hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Prose therapeutik : membantu klien mengeksploitasi diri dan
menerimanya
5. Medical Model
Fokus
: Diagnosa mental illness treatment based
on
diagnosa
Somatic treatment
: Pharmacotherapy dan Electrocanvulsive
therapy
Moderen psyhiatric care are dominated by medical model
Penyimpanan perilaku merupakan gejala dari gangguan pada
susunan syaraf pusat.

11

6. Islamic Model ( disadur dari Horikoshi 80)


Polarisasi struktural World diri manusia keadaan
Knowledge Tuhan Akal Selamat and culture
Cool (dingin). Nataure (Hot) - Setan Jasad Celaka

Gangguan Jiwa : physiolocal disorder yang disebabkan oleh panas


yang sangat tinggi yang diabsorbsi oleh pasien dari setan yang
mempengaruhi jiwa manusia.
Proses Terjadinya : Panas yang sangat tinggi itu membakar darah
manusia dan memblok saraf ke otak dengan kontaminasi darah
kotor. Ini mengakibatkan kurangnya darah segar yang mengalir di
otak sehingga pikiran menjadi sangat panas dan merusak fungsinya
untuk menerima kebijaksanaan dan kata-kata tuhan.
Terapi bertujuan mengembalikan keseimbangan hot and cool
substance dalam diri manusia.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh
peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar
manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan),
dan proses interpersonal. Walaupun gejala utama terdapat pada
unsur kejiwaan tapi penyebab utamanya mugkin di badan
( Somatogenik), di lingkungan sosial ( sosiogenik) atau psike
( psikogenik).
Penyebabnya tidak tunggal tapi beberapa
penyebab yang terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.
Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh
adanya gangguan pada otak tapi tidak diketahui secara pasti apa
yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari
gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari
bwerkembangnya mental illness pada diri seseorang. Reaksi tiap
orang terhadap stress berbeda-beda. Beberapa kemungkinan
penyebab gangguan jiwa.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://askep-askeb.cz.cc/2010/01/respon-cemas-dan-gangguankecemasan.html#ixzz2i0twipgN
http://askep-askeb.cz.cc/2010/01/respon-cemas-dan-gangguan-kecemasan.html
http://umitrastikes.blogspot.com/2010/01/teori-dan-konsep-hildegard-e-peplau.html
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=tahap+tumbuh+kembang+menurut+P
eplau&meta=&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=9c053c740acafac3

13

Anda mungkin juga menyukai