0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
113 tayangan

PHP Programming Seri 5

Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang fungsi perintah break dan continue dalam perulangan PHP. Break digunakan untuk menghentikan perulangan secara prematur, sedangkan continue hanya menghentikan iterasi saat ini dan melanjutkan perulangan. Kedua perintah ini dapat digunakan untuk perulangan tunggal atau bersarang dengan menambahkan angka setelah perintah.

Diunggah oleh

Alvian Bastian
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
113 tayangan

PHP Programming Seri 5

Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang fungsi perintah break dan continue dalam perulangan PHP. Break digunakan untuk menghentikan perulangan secara prematur, sedangkan continue hanya menghentikan iterasi saat ini dan melanjutkan perulangan. Kedua perintah ini dapat digunakan untuk perulangan tunggal atau bersarang dengan menambahkan angka setelah perintah.

Diunggah oleh

Alvian Bastian
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 63

Fungsi Perintah Break Dalam

Perulangan PHP
Ketika proses perulangan berjalan, ada kalanya kita ingin segera keluar dari perulangan
jika sebuah kondisi tertentu telah terpenuhi, sehingga sisa proses perulangan tidak
perlu dijalankan.
Misalkan kita memiliki nama-nama mahasiswa yang tersimpan di dalam sebuah array
atau di dalam database. Proses pencarian sederhana dapat dirancang dengan
melakukan pencocokan secara berulang dimulai dari nama pertama, kedua, dan
seterusnya. Perulangan ini akan dilakukan sebanyak daftar mahasiswa yang ada.
Akan tetapi, jika nama yang dicari telah ditemukan, proses perulangan seharusnya
dapat dihentikan saat itu juga, karena tujuan pencarian nama telah selesai.
Untuk keperluan inilah PHP menyediakan instruksi break. Break berfungsi sebagai
perintah kepada web server untuk menghentikan perulangan secara prematur, yaitu
menghentikan perulangan di luar dari yang direncanakan.

Contoh Penggunaan Break dalam


Perulangan For
Berikut adalah contoh program perulangan for dengan menggunakan perintah break:
<?php
for ($i=0; $i <100; $i++)
{
if ($i==13)
{
break;
}
echo $i;
echo "<br />";
}

Dalam program diatas, saya membuat perulangan


for dari 0 sampai 100, dan dalam keadaan normal,
perintah for ($i=0; $i <100; $i++) akan memproses
perulangan sebanyak 100 kali.
Namun pada baris ke-4 saya menambahkan sebuah
struktur IF yang menyatakan bahwa jika nilai
variabel counter $i sama dengan 13, maka break.
Perintah break akan membuat perulangan for
langsung dihentikan, dan kita hanya menghasilkan
perulangan sampai angka 13.

Contoh Penggunaan Break dalam Perulangan


While
Sama seperti perulangan for, perintah break digunakan untuk menghentikan perulangan
while secara prematur, atau sebelum kondisi pada bagian condition terpenuhi.
Menggunakan contoh yang sama dengan struktur perulangan for, berikut adalah contoh
penggunaan break untuk perulangan while:
<?php
$i=0;
while ($i < 100)
{
$i++;
if ($i==13)
{
break;
}
echo $i;
echo "<br />";
}

Dalam contoh kode program diatas, perulangan


akan berhenti pada iterasi ke-13. Dimana saya
membuat sebuah kondisi ketika variabel counter
bernilai 13, maka break. Perintah break akan
menghentikan perulangan secara paksa.

Cara Penggunaan Instruksi Break pada


Perulangan Bersarang (Nested Loop)
Untuk perulangan bersarang (nested loop), instruksi break bisa bermakna ganda, yaitu
apakah kita ingin menghentikan perulangan luar, atau perulangan dalam.
Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah contoh nested loop yang pernah kita bahas
pada tutorial perulangan for:
<?php
for ($i=0; $i <10; $i++)
{
for ($j=0; $j <10; $j++)
{
echo $i;
}
echo "<br />";
}
Dalam perulangan tersebut, variabel counter $i digunakan untuk perulangan luar (outer
loop), dan variabel counter $j digunakan untuk perulangan dalam (inner loop).

Cara Penggunaan Instruksi Break pada


Perulangan Bersarang (Nested Loop)
Jika kita membuat perintah break pada perulangan $j (inner loop), maka yang akan
dihentikan hanya perulangan $j saja, seperti pada contoh program berikut ini:
<?php
for ($i=0; $i <10; $i++)
{
for ($j=0; $j <10; $j++)
{
if ($i==4)
{
break;
}
echo $i;
}
echo "<br />";
}

Dengan memberikan perintah break pada


perulangan $j, maka perulangan $j akan
berhenti pada angka 4, namun perulangan $i
akan terus berjalan.

Cara Penggunaan Instruksi Break pada


Perulangan Bersarang (Nested Loop)
Bagaimana jika kita juga ingin menghentikan perulangan $i?
Caranya adalah dengan mengubah perintah break diatas menjadi break 2. Angka 2
bertujuan untuk memberitahu PHP bahwa perintah break ditujukan untuk 2 level
perulangan diatasnya.
Berikut adalah contoh program sebelumnya, dengan ditambahkan break 2:
<?php
for ($i=0; $i <10; $i++)
{
for ($j=0; $j <10; $j++)
{
if ($i==4)
{
break 2;
Jika anda membuat nested loop dengan 3
}
tingkatan, atau 3 level, maka kita bisa
echo $i;
menggunakan perintah break 3 untuk keluar
}
dari perulangan terdalam.
echo "<br />";
}

Fungsi Perintah Continue dalam PHP


Perintah continue juga digunakan untuk men-interupsi perulangan dalam PHP, namun
jika perintah break digunakan untuk menghentikan perulangan, maka perintah continue
hanya akan menghentikan perulangan untuk 1 iterasi saja, lalu proses perulangan akan
dilanjutkan.
Berikut contoh kode PHP penggunaan perintah continue:
<?php
for ($i=0; $i <10; $i++)
{
if ($i==7)
{
continue;
}
echo $i;
echo "<br />";
}

Fungsi Perintah Continue dalam PHP


Contoh perulangan diatas mirip dengan contoh pada
perulangan break. Setelah perintah for, saya
membuat sebuah kondisi IF yang jika variabel
counter $i bernilai 7, maka jalankan continue.
Arti dari continue ini adalah sebuah instruksi kepada
PHP untuk melewati sisa perintah dalam perulangan,
dan langsung lompat ke nilai counter berikutnya,
yakni 8. Dari hasil program, anda tidak akan melihat
angka 7 ditampilkan.

Cara Penggunaan Continue pada Nested Loop


Sama seperti perintah break, perintah continue juga bisa digunakan untuk nested loop,
dan kita menggunakan angka setelah perintah continue untuk menginstruksikan level
kedalaman loop.
Berikut adalah contoh penggunaan perintah continue dalam nested loop

<?php
for ($i=0; $i <10; $i++)
{
for ($j=0; $j <10; $j++)
{
if ($i==4)
{
continue 2;
}
echo $i;
}
echo "<br />";
}

Dalam contoh diatas, perintah continue 2 akan


menginstruksikan kepada PHP untuk tidak
mengeksekusi perulangan for pada perulangan
terluar, yakni jika $i sama dengan 4, dan
melanjutkan kedalam iterasi selanjutnya, yakni
$i=5.

Pengertian Perulangan Foreach dalam PHP


Array merupakan tipe data yang sering digunakan dalam membuat program
menggunakan PHP. Kemampuan array dalam menyimpan banyak data dalam satu
variabel akan sangat berguna untuk menyederhanakan dan menghemat penggunaan
variabel.
Untuk menampilkan dan memproses data dari array, kita bisa memanfaatkan perulangan
for, seperti contoh berikut ini:

<?php
$nama =
array("Andri","Joko","Sukma","Rina","Sari");
for ($i=0; $i <5; $i++)
{
echo "$nama[$i]";
echo "<br />";
}
?>

Contoh diatas membuat perulangan for


sebanyak 5 kali, dengan variabel counter $i
dimulai dari angka 0 (karena index array
dimulai dari angka 0).

Pengertian Perulangan Foreach dalam PHP


Namun sebagai cara alternatif untuk menampilkan array, saya akan mengubah kode
diatas dengan menggunakan perulangan foreach:
<?php
$nama =
array("Andri","Joko","Sukma","Rina","Sari");

foreach ($nama as $val)


{
echo "$val";
echo "<br />";
}
?>
Perulangan foreach diatas akan menampilkan semua isi array dengan perintah yang
lebih singkat daripada menggunakan perulangan for.

Cara Penulisan Perulangan Foreach dalam


PHP
Perulangan foreach merupakan perulangan khusus untuk pembacaan nilai array.
Seperti yang telah kita bahas pada tutorial tentang tipe data array: Mengenal Tipe Data
Array dan Cara Penulisan Array dalam PHP, setiap array memiliki pasangan key dan
value. Key adalah posisi dari array, dan value adalah isi dari array.
Format dasar perulangan foreach adalah:
foreach ($nama_array as $value)
{
statement (...$value...)
}
$nama_array adalah nama dari array yang telah didefenisikan sebelumnya.
$value adalah nama variabel perantara yang berisi data array pada perulangan
tersebut. Anda bebas memberikan nama untuk variabel perantara ini, walaupun pada
umumnya banyak programmer menggunakan $value, atau $val saja.

Cara Penulisan Perulangan Foreach dalam


PHP
Jika anda membutuhkan nilai key dari array untuk dapat diproses, maka PHP
menyediakan bentuk kedua dari perulangan foreach, dengan format dasar penulisan
sebagai berikut:
foreach ($nama_array as $key => $value)
{
statement ($key...$value...)
}

Perbedaan dengan format sebelumnya, disini PHP menyediakan variabel perantara


kedua, yaitu variabel $key. Variabel $key ini menampung nilai key dari array.

Cara Penulisan Perulangan Foreach dalam


PHP
Berikut adalah contoh penggunaannya:
<?php
$nama = array(
1=>"Andri",
6=>"Joko",
12=>"Sukma",
45=>"Rina",
55=>"Sari");
foreach ($nama as $kunci =>$isi)
{
echo "Urutan ke-$kunci adalah $isi";
echo "<br />";
}
?>

Variabel array $nama saya defenisikan


menggunakan key yang berbeda-beda.
Pada perulangan foreach, saya membuat
variabel perantara $kunci =>$isi, sehingga
didalam perulangan, variabel $kunci akan
berisi key dari array, dan variabel $isi akan
berisi nilai dari array.

Pengertian Fungsi (Function) dalam PHP


Dalam merancang kode program, kadang kita sering membuat kode yang melakukan
tugas yang sama secara berulang-ulang, seperti membaca tabel dari database,
menampilkan penjumlahan, dan lain-lain. Tugas yang sama ini akan lebih efektif jika
dipisahkan dari program utama, dan dirancang menjadi sebuah fungsi.
Fungsi (atau Function) dalam bahasa pemograman adalah kode program yang dirancang
untuk menyelesaikan sebuah tugas tertentu, dan merupakan bagian dari program
utama. Kita dapat membuat fungsi sendiri, atau menggunakan fungsi yang dibuat oleh
programmer lain.
Dalam dunia pemograman terdapat istilah lazy progamming yang artinya bukanlah
programmer yang malas. Tetapi, daripada membuat kode program umum dari dasar, kita
bisa menggunakan fungsi yang telah dibuat oleh programmer lain. PHP bahkan
menyediakan ribuan fungsi bawaan yang tersedia untuk membantu kita dalam
merancang program.
Mengetahui cara penggunaan fungsi ini akan menghemat waktu pembuatan program
dan membuat kode program menjadi lebih efisien. Lazy programming is smart
programming.

Cara Menggunakan Fungsi PHP


Menggunakan fungsi dalam teori pemograman sering juga disebut dengan istilah
memanggil fungsi (calling a function). Fungsi dipanggil dengan menulis nama dari
fungsi tersebut, dan diikuti dengan argumen (jika ada). Argumen ditulis di dalam tanda
kurung, dan jika jumlah argumen lebih dari satu, maka diantaranya dipisahkan oleh
karakter koma.
Setelah memproses nilai inputan, hampir semua fungsi akan memberikan nilai hasil
pemrosesan tersebut (walaupun ada fungsi yang tidak memberikan nilai). Cara fungsi
memberikan nilainya ini sering disebut dengan mengembalikan nilai (return a value).
Nilai yang dikembalikan oleh sebuah fungsi dapat ditampung ke dalam variabel, atau
langsung ditampilkan ke web browser.

Pengertian Argumen dan Parameter dalam


Fungsi PHP
Sebuah fungsi dalam memproses data, kadang memerlukan beberapa inputan atau nilai
masukan. Inputan inilah yang dimaksud dengan argumen. Sebuah fungsi bisa
membutuhkan 1, 2, atau 5 argumen, namun bisa juga tidak memerlukan argumen sama
sekali.
Parameter adalah sebutan lain untuk argumen. Perbedaannya, parameter merujuk
kepada inputan fungsi pada saat pendefenisian fungsi tersebut, dan agrumen adalah
sebutan untuk inputan fungsi pada saat pemanggilan fungsi. Kita akan membahas
perbedaan Argumen dan Parameter secara lebih dalam pada tutorial selanjutnya,
namun pada dasarnya argumen dan parameter merujuk kepada hal yang sama, yaitu
inputan kepada fungsi dan kedua istilah ini sering dipertukarkan.

Contoh Pemanggilan Fungsi PHP


Sebagai latihan dan prakter dalam menggunakan fungsi, Berikut adalah format dasar
pemanggilan, dan pengembalian nilai fungsi:
$varibel_hasil_fungsi = nama_fungsi(argumen1, argumen2, argumen3)

$varibel_hasil_fungsi adalah variabel yang akan menampung hasil pemrosesan


fungsi. Tergantung fungsinya, hasil dari sebuah fungsi bisa berupa angka, string,
array, bahkan objek.
nama_fungsi adalah nama dari fungsi yang akan dipanggil
argumen1, argumen2 adalah nilai inputan fungsi. Banyaknya argumen yang
dibutuhkan, tergantung kepada fungsi tersebut. Jika sebuah fungsi
membutuhkan argumen 2 buah angka, maka kita harus menginputnya sesuai
dengan aturan tersebut, atau jika tidak, PHP akan mengeluarkan error.

Contoh Pemanggilan Fungsi PHP


Sebagai contoh, PHP menyediakan fungsi akar kuadrat, yakni sqrt(), berikut adalah cara
penggunaannya:
<?php
$akar_kuadrat = sqrt(49);
echo "Akar kuadrat dari 49 adalah
$akar_kuadrat";
// Akar kuadrat dari 49 adalah 7
?>
Dalam contoh diatas, fungsi sqrt() akan menghitung akar kuadrat dari nilai argumen
yang diinput. Saya menambahkan argumen 49 sebagai inputan.
Nilai hasil dari fungsi sqrt(49), selanjutnya di tampung dalam variabel $akan_kuadrat,
yang kemudian ditampilkan ke dalam web browser.

Contoh Pemanggilan Fungsi PHP


Selain ditampung di dalam variabel, kita bisa menampilkan hasil fungsi langsung ke web
browser, seperti contoh berikut:
<?php
echo "12 pangkat 2 adalah: ".pow(12,2);
// 12 pangkat 2 adalah: 144
?>

Fungsi pow() adalah fungsi pemangkatan matematika bawaan PHP. Fungsi ini
membutuhkan 2 argumen, argumen pertama adalah nilai awal yang ingin dihitung, dan
argumen kedua adalah nilai pangkat. Pow(12,2) sama dengan 12 kuadrat.
Perlu juga diperhatikan adalah tipe parameter yang dibutuhkan oleh sebuah fungsi.
Seperti 2 contoh kita diatas, fungsi sqrt() dan pow() adalah fungsi matematika. Kedua
fungsi ini hanya bisa memproses parameter dengan tipe angka (interger dan float). Jika
anda memasukkan parameter jenis string, maka PHP akan mengeluarkan error.
Jumlah dan urutan argumen juga harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh fungsi. Jika
sebuah fungsi hanya membutuhkan 1 argumen, maka kita tidak bisa menambahkan
argumen kedua, kecuali ada argumen yang bersifat opsional (dapat diabaikan).

Cara Penulisan Fungsi dalam PHP


Sebuah fungsi merupakan kode program yang dirancang untuk menyelesaikan sebuah
tugas tertentu. Tujuan memisahkan sebuah kode menjadi fungsi adalah untuk
kepraktisan dan kemudahan dalam membuat program utama. Karena jika dijadikan
fungsi, maka untuk menjalankan tugas yang sama, kita tinggal memanggil fungsi
tersebut, tanpa perlu membuat kembali kode programnya.
Untuk membuat fungsi di dalam PHP, berikut adalah format dasar pembuatan fungsi:
function nama_fungsi ($parameter1,
$parameter2)
{
// kode program fungsi
return $nilai_akhir
}

Cara Penulisan Fungsi dalam PHP


Kata function adalah instruksi kepada PHP bahwa kita akan membuat
fungsi
nama_fungsi adalah nama dari fungsi yang akan ditulis
$parameter1, $parameter2 adalah variabel perantara yang akan
menyimpan inputan yang diperlukan dalam pemrosesan fungsi
(argumen). Tergantung kebutuhan, anda bebas merancang seberapa
banyak parameter yang dibutuhkan.
return adalah perintah khusus untuk fungsi, dimana kata return
menginstruksikan kepada PHP bahwa pemrosesan fungsi telah selesai.
return $nilai_akhir berarti bahwa fungsi akan mengembalikan
$nilai_akhir sebagai hasil dari fungsi.
Perhatikan juga bahwa fungsi ini berada di dalam blok program yang
ditandai dengan kurung kurawal pada baris pertama dan terakhir fungsi.

Contoh Pembuatan Fungsi PHP


Sebagai contoh pertama fungsi PHP, saya akan membuat fungsi sederhana untuk
perkalian 2 angka. Nama fungsi ini adalah perkalian, dan membutuhkan 2 argumen
dengan tipe data angka (integer atau float), berikut adalah cara pembuatan dan
penggunaan fungsi perkalian:
<?php
//pembuatan fungsi
function perkalian($angka1, $angka2)
{
$a= $angka1;
$b= $angka2;
$hasil= $a*$b;
return $hasil;
}
//pemanggilan fungsi
$hasil=perkalian(4,5);
echo "Perkalian 4 x 5 adalah $hasil";
echo "<br />";
echo "Perkalian 7 x 2 adalah ".perkalian(7,2);
?>

Contoh Pembuatan Fungsi PHP


Pada baris ke-3, saya mendefenisikan fungsi perkalian() yang memerlukan 2 parameter.
SParameter ditulis sebagai variabel, dan anda bebas menentukan nama variabel ini,
dalam contoh diatas, parameter untuk fungsi perkalian() adalah $angka1 dan $angka2.
Di dalam fungsi perkalian(), saya membuat variabel $a dan $b yang digunakan untuk
menampung nilai $angka1 dan $angka2, pemindahan variabel ini sebenarnya tidak
diperlukan, namun anda akan sering menemukan hal ini di dalam berbagai fungsi.
Biasanya pemindahan ini dilakukan agar lebih mudah dan singkat dalam menggunakan
variabel pada pemrosesan fungsi.
Variabel $hasil digunakan untuk menampung nilai akhir dari perkalian $a*$b, dan
hasilnya di-kembalikan dengan perintah return $hasil. Return secara otomatis menutup
fungsi, dan jika anda masih memiliki kode program setelah perintah return, perintah
tersebut tidak akan diproses, oleh karena itu perintah return harus diletakkan di akhir
penulisan fungsi.
Selanjutnya pada baris ke-12, saya memanggil fungsi perkalian() dengan menyimpan
nilai kembaliannya ke dalam variabel $hasil, atau bisa dipanggil secara langsung dalam
satu baris perintah echo, seperti pada baris ke-15.

Contoh Pembuatan Fungsi PHP


Sebagai contoh fungsi kedua, saya akan membuat fungsi untuk menentukan luas
lingkaran. Seperti yang kita ketahui, luas lingkaran didapat dengan rumus: pi*jarijari*jari-jari. Berikut adalah program untuk menghitung luas lingkaran:
<?php
//pemanggilan fungsi
echo "Luas Lingkaran dengan jari-jari 7cm =
".luas_lingkaran(7)."cm";
//pembuatan fungsi
function luas_lingkaran($jari2)
{
return M_PI*$jari2*$jari2;
}
?>

Contoh Pembuatan Fungsi PHP


Saya memulai program dengan langsung memanggil fungsi
luas_lingkaran(7), padahal fungsi tersebut belum didefenisikan.
Hal ini dimungkinkan karena pada saat kode PHP dijalankan,
web server akan men-compile fungsi-fungsi yang ada terlebih
dahulu. Sehingga kita bisa memanggil fungsi yang di defenisikan
setelah dipanggil.
Pada fungsi luas_lingkaran(), satu-satunya argumen yang
diperlukan adalah panjang jari-jari lingkaran. M_PI adalah
konstanta matematis yang disediakan PHP, yang nilainya sama
dengan konstanta pi, yaitu 3,14. Namun anda juga bisa
mengubahnya menjadi 3.14*$jari2*$jari2.

Perbedaan antara Argumen dan Paramater


Pada penjelasan tentang fungsi perkalian() dan luas_lingkaran(), saya
menggunakan 2 istilah untuk nilai inputan fungsi, yakni argumen dan
parameter. Tetapi apa perbedaan keduanya?
Argumen merujuk kepada inputan fungsi pada saat fungsi dipanggil,
contohnya pada saat saya memanggil fungsi perkalian(4,5), angka 4 dan 5
disebut argumen.
Sedangkan Parameter merujuk kepada inputan fungsi pada saat
pendefenisian. Saya membuat fungsi perkalian dengan perintah : function
perkalian($angka1, $angka2), variabel $angka1 dan $angka2 adalah
parameter.
Namun pada penggunaan sehari-hari, istilah parameter dan argumen sering
dipertukarkan. Termasuk dalam manual resmi PHP, dimana istilah
argumenlah yang sering digunakan. Dalam tutorial di duniailkom, saya akan
menggunakan istilah parameter dan argumen secara bergantian.

Pengertian Variabel Scope


Variabel Scope (atau ruang lingkup variabel) adalah jangkauan
kode program dimana perintah program masih bisa mengakses
sebuah variabel.
Jika kita mendefenisikan sebuah variabel pada satu file PHP,
maka variabel tersebut dapat diakses oleh seluruh kode
program pada halaman yang sama. Namun jika variabel
tersebut di defenisikan di dalam sebuah fungsi, variabel itu
belum tentu bisa diakses dari luar fungsi tersebut. Hal inilah
yang dimaksud dengan Variabel Scope.
Variabel yang didefenisikan di dalam sebuah fungsi, secara
default tidak dapat diakses oleh kode program di luar fungsi
tersebut. Dan begitu juga sebaliknya, variabel yang
didefenisikan di luar fungsi, tidak bisa diakses dari dalam fungsi.

Contoh Variabel Scope dalam Fungsi PHP


Untuk memahami konsep variabel scope, berikut adalah contoh kode program dalam
PHP:
<?php
$a = 5;
function coba()
{
$a=10;
$b=7;
}
// pemanggilan fungsi coba()
coba();
echo $a; // 5
echo $b; // error:notice
?>

Contoh Variabel Scope dalam Fungsi PHP

Pada baris ke-2, saya mendefenisikan variabel $a, dan memberikan nilai awal
= 5. Pada baris ke-4 saya membuat fungsi coba() dan mendefenisikan kembali
variabel $a yang kali ini nilainya adalah 10, dan juga membuat sebuah
variabel baru, yakni $b.
Setelah memanggil fungsi coba() pada baris ke-11, saya kemudian memeriksa
nilai $a dengan perintah echo. Dan ternyata nilai $a adalah 5, bukan 10. Dan
ketika saya ingin mengakses variabel $b, PHP akan mengeluarkan peringatan
bahwa variabel $b belum di defenisikan, dengan pesan error: Notice:
Undefined variable: b in
Hal ini terjadi karena variabel $a dan $b berada di dalam fungsi coba() yang
merupakan variabel yang berbeda dengan variabel $a yang berada diluar
fungsi. Jangkauan variabel $a dan $b hanya berada di dalam fungsi.

Contoh Variabel Scope dalam Fungsi PHP


Contoh lainnya, perhatikan kode program berikut ini:

<?php
$b = 7;
function coba()
{
$a=10;
echo $a;
echo $b;
}

coba();
?>

Contoh Variabel Scope dalam Fungsi PHP


Pada program kali ini, saya mencoba mengakses variabel $b dari dalam fungsi
coba(), namun PHP akan mengeluarkan pesan peringatan pada baris ke-8:
Notice: Undefined variable: b in D:\xampp\htdocs\belajar\test.php on line 8
yang berarti bahwa PHP tidak menemukan adanya variabel $b. Variabel $b
hanya dapat diakses dalam ruang lingkup di luar fungsi coba().
Konsep pembatasan variabel scope ini terkesan merepotkan, namun
sebenarnya sangat berguna untuk men-isolasi penggunaan variabel agar tidak
saling menimpa. Fungsi-fungsi bawaan di dalam PHP dibuat oleh berbagai
programmer dari seluruh dunia, dan mungkin saja kita secara tidak sengaja
menggunakan nama variabel yang sama dengan nama variabel yang ada dalam
salah satu fungsi tersebut. Dengan menerapkan variabel scope, PHP dapat
terhindar dari permasalahan tersebut.

Pengertian Global Variabel


Jika kita tetap ingin menggunakan variabel yang didefenisikan di luar fungsi dan
sebaliknya, PHP memperbolehkan hal tersebut dengan menambahkan sebuah kata kunci
global sebelum pendefenisian nama variabel.
Berikut contoh penggunaan keyword global:
<?php
$a = 7;
function coba()
{
global $a;
global $b;
$b=15;
echo $a; //7
echo $b; //15
}
coba();
echo $a; //7
echo $b; //15
?>

Program diatas tidak akan menghasilkan error seperti


sebelumnya, dan kita bisa mengakses nilai variabel
$a dari dalam fungsi coba(), dan nilai variabel $b di
luar fungsi.
Kata kunci global membuat fungsi dapat mengakses
variabel yang didefenisikan diluar fungsi.

Pengertian Static Variabel


Static Variabel, atau variabel statis adalah jenis variabel yang mempertahankan nilainya
pada setiap pemanggilan fungsi. Untuk variabel normal, nilai dari variabel tersebut akan
secara otomatis dihapus pada saat fungsi selesai dijalankan, dan akan dibuat ulang pada
saat fungsi dipanggil.
Namun jika sebuah variabel dinyatakan sebagai static variabel, maka nilai variabel
tersebut akan tetap dipertahankan walaupun fungsi telah selesai dijalankan. Biasanya
fungsi ini dimanfaatkan jika kita ingin menghitung berapa kali sebuah fungsi dipanggil.
Berikut adalah contoh program penggunaan variabel statis dalam PHP:
<?php
function coba()
{
static $a=0;
$a=$a+1;
return "Ini adalah pemanggilan ke-$a fungsi coba() <br />";
}
echo coba();
echo coba();
echo coba();
echo coba();
?>

Pengertian Static Variabel


Jika anda menghapus keyword static pada baris ke-4,
variabel $a akan selalu bernilai 1, karena terdapat
operasi $a=0 dan $a=$a+1 pada setiap kali
pemanggilan fungsi coba(). Namun dengan membuat
$a sebagai static variable, nilai dari $a akan terus
dipertahankan sepanjang pemrosesan halaman oleh
PHP.
Konsep tentang variabel scope, global variabel dan
static variabel ini akan membantu kita dalam
memahami cara kerja fungsi dalam PHP.

Pentingnya Pengecekan Tipe Data Argumen

Dalam pembuatan fungsi PHP, selain merancang cara kerja fungsi, kita juga harus
memperkirakan berapa banyak parameter yang dibutuhkan untuk fungsi tersebut.
Sebuah fungsi bisa memiliki 1, 2 atau 5 parameter, namun bisa juga tanpa parameter
sama sekali.
Tergantung tujuannya, sebuah fungsi umumnya hanya memperbolehkan tipe data
tertentu sebagai argumen. Misalnya, untuk fungsi yang berhubungan dengan
matematika, biasanya hanya membutuhkan argumen dengan tipe data angka (integer
atau float), dan fungsi penghitung kata, hanya membutuhkan tipe data string sebagai
argumen.
Jika anda adalah satu-satunya pengguna fungsi yang anda rancang sendiri, maka dapat
dipastikan bahwa tidak akan ada inputan argumen yang salah tipe data. Namun jika
terdapat kemungkinan fungsi yang dirancang akan digunakan oleh pihak lain,
pengecekan tipe data argumen perlu dirancang agar fungsi berjalan sebagaimana
mestinya.

Pentingnya Pengecekan Tipe Data Argumen


Jika tipe data parameter tidak sesuai, maka fungsi tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya, dan biasanya PHP akan
mengeluarkan pesan error. Cara elegan untuk mengatasi
permasalahan ini adalah membuat kode program untuk
memeriksa tipe data parameter ini sebelum masuk kepada
pemrosesan di dalam fungsi.
Pengecekan tipe data dilakukan pada awal pemrosesan fungsi,
dan jika tipe data tidak sesuai, kita bisa membuat pesan bahwa
fungsi tidak dapat diproses. Pengecekan apakah suatu argumen
merupakan bagian dari tipe data tertentu, dilakukan dengan
fungsi khusus yang telah disediakan PHP.

Pentingnya Pengecekan Tipe Data Argumen


Berikut adalah list fungsi pengecekan tipe data dalam PHP:
is_array($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah array
is_bool($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah boolean
is_double($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah float
is_float($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah float
is_int($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah integer
is_integer($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah integer
is_long($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah integer
is_null($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah null
is_numeric($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah angka (integer dan float)
is_object($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah objek
is_real($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah float
is_resource($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah resource (seperti variabel
yang menampung koneksi ke database)
is_scalar($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah scalar (scalar adalah
penyebutan untuk tipe data dasar, seperti integer, float, string atau boolean. Array,
object dan resource bukan scalar)
is_string($var): fungsi pengecekan apakah tipe data adalah string

Cara Pengecekan Tipe Data Argumen Fungsi


Fungsi-fungsi diatas dapat dimanfaatkan untuk pengecekan
tipe data suatu variabel, dan tentu saja juga argumen fungsi.
Agar lebih mudah dipahami, saya telah merancang fungsi
pangkat() yang berfungsi untuk melakukan pemangkatan
bilangan.
Fungsi pangkat() saya rancang dengan 2 buah inputan atau
parameter. Parameter pertama adalah angka yang akan
dihitung, dan parameter kedua adalah nilai pangkatnya.
pangkat(2,3) berarti 2 pangkat 3. pangkat(2,8) berarti 2
pangkat 8. Kedua parameter ini harus berupa angka, dan
khusus untuk nilai pangkat, harus berupa angka bulat
(integer).

Cara Pengecekan Tipe Data Argumen Fungsi


Berikut adalah kode program fungsi pangkat():
<?php
function pangkat($nilai, $pangkat)
{
if (is_numeric($nilai) AND
is_int($pangkat)) //pengecekan tipe data
argumen
{
//Jika argumen sesuai, maka jalankan
proses fungsi
$hasil=1;
for ($i=1;$i<=$pangkat;$i++)
{
$hasil=$hasil*$nilai;
}
return $hasil;
}
else
{

//Bagian ini akan dijalankan jika tipe data


argumen bukan angka
return "Tipe data argumen harus berupa
angka";
}
}

Cara Pengecekan Tipe Data Argumen Fungsi


Lanjutan
//Test beberapa kasus inputan untuk fungsi
pangkat()
echo pangkat(5,2);
echo "<br />";
echo pangkat(5.6,2);
echo "<br />";
echo pangkat(2,8);
echo "<br />";
echo pangkat(5,2.9);
echo "<br />";
echo pangkat("lima",2);
echo "<br />";
?>

Cara Pengecekan Tipe Data Argumen Fungsi


Fungsi pangkat() diatas terasa sedikit panjang, namun jika anda telah mengikuti seluruh
tutorial PHP, maka fungsi tersebut tidak akan terlalu sulit untuk dipahami.
Fungsi pangkat() saya rancang untuk menghitung pangkat dari sebuah angka. Variabel
$nilai dan $pangkat adalah parameter yang akan menjadi variabel perantara.
Pada baris ke-4 saya membuat pengecekan masing-masing parameter di dalam logika IF.
Fungsi is_numeric() dan is_int() akan menghasilkan nilai TRUE jika keduanya benar,
sehingga saya menggabungkan keduanya kedalam logika AND. Seandainya logika AND
ini salah, maka kondisi IF akan bernilai FALSE, dan bagian ELSE akan dijalankan (baris ke13), dimana saya membuat kalimat Tipe data argumen harus berupa angka untuk
memberitahu pengguna fungsi bahwa tipe argumennya harus berupa angka.
Jika kedua kondisi is_numeric() dan is_int() benar, maka saya membuat proses
perulangan for untuk mencari hasil pemangkatan. Setelah hasilnya ditemukan, perintah
return akan mengembalikan nilai tersebut (baris ke-11).

Cara Pengecekan Tipe Data Argumen Fungsi


Dari hasil pemanggilan fungsi, kita dapat melihat bahwa logika
alur program sudah berjalan benar, dan jika saya memberikan
nilai argumen yang salah, hasil yang ditampilkan bukan kode
error PHP, melainkan pesan kesalahan yang lebih informatif.
Dengan menggunakan fungsi seperti is_numeric() dan is_int()
kita dapat melakukan pengecekan tipe data terlebih dahulu
sebelum melakukan proses fungsi. Hal ini akan menghindari
error program PHP, dan memberikan fleksibilitas untuk
melakukan tindakan pencegahan jika tipe data yang diinput
bukan yang seharusnya.

Pengertian Default Parameter dalam PHP


Default Parameter adalah istilah untuk parameter yang memiliki nilai awal, atau nilai
default.
Sebagai contoh, misalkan kita membuat fungsi sederhana: tambah(). Fungsi ini
membutuhkan 2 buah parameter, yakni nilai yang ingin ditambahkan. Berikut adalah
contoh programnya:
<?php
function tambah($a,$b)
{
return $a+$b;
}
echo tambah(2,3); // hasil: 5
echo tambah(3,4); // hasil: 7
?>

Pengertian Default Parameter dalam PHP


Dengan menambahkan default parameter, kita bisa memanggil fungsi tambah()
hanya dengan 1 inputan angka, atau bahkan tidak perlu sama sekali. Berikut adalah
perubahannya:
<?php
function tambah($a,$b=2)
{
return $a+$b;
}
echo tambah(2); // hasil: 4
echo tambah(10); // hasil: 12
echo tambah(4,4); // hasil: 8
?>

Pengertian Default Parameter dalam PHP


Perhatikan di dalam pembuatan fungsi, saya menulis parameter
kedua menjadi $b=2. Inilah yang dimaksud dengan default
parameter. Jika parameter $b tidak ditulis pada saat
pemanggilan fungsi, nilai 2 akan dijadikan nilai awal.
Dengan nilai default ini, kita bisa merancang fungsi dengan
parameter yang bersifat opsional. Parameter tersebut bisa diisi
pada saat pemanggilan fungsi, namun boleh juga diabaikan.
Sehingga jika fungsi dipanggil tanpa parameter, nilai ini akan
menjadi nilai awal untuk fungsi tersebut.
Fitur default parameter bisa dimanfaatkan untuk membuat
fungsi yang fleksibel, karena pada saat pemanggilan fungsi kita
tidak harus menginputkan seluruh parameter, tetapi apa yang
dianggap perlu saja.

Cara Penulisan Default Parameter dalam PHP


Untuk membuat default parameter, kita hanya butuh memberikan nilai awal pada saat
pendefenisian parameter. Berikut adalah format dasar penulisan default parameter dalam
PHP:
function nama_fungsi ($parameter1=nilai_default1,$parameter2=nilai_default2)
{
// proses fungsi
return nilai_akhir;
}
nama_fungsi adalah nama dari fungsi yang akan dibuat
$parameter1, $parameter2 adalah variabel yang akan menampung inputan atau
argumen pada saat pemanggilan fungsi.
nilai_default1, nilai_default2 adalah nilai default untuk parameter. Nilai ini akan
digunakan jika pada saat pemanggilan fungsi nilai parameter tidak diisi.
return nilai_akhir adalah instruksi untuk mengembalian hasil pemrosesan fungsi.

Cara Penulisan Default Parameter dalam PHP


Agar lebih mudah memahami konsep default parameter, saya akan mengubah fungsi
pangkat() yang telah kita rancang pada tutorial Cara Pengecekan Tipe Data Argumen
untuk Fungsi PHP, berikut adalah contoh kode programnya:
<?php
function pangkat($nilai, $pangkat=2)
{
$hasil=1;
for ($i=1;$i<=$pangkat;$i++)
{
$hasil=$hasil*$nilai;
}
return $hasil;
}

//Test beberapa kasus inputan untuk fungsi


pangkat()
echo "pangkat(5) = ".pangkat(5);
echo "<br />";
echo "pangkat(3) = ".pangkat(3);
echo "<br />";
echo "pangkat(2,8) = ".pangkat(2,8);
echo "<br />";
echo "pangkat(3.5,3) = ".pangkat(3.5,3);
echo "<br />";
?>

Cara Penulisan Default Parameter dalam PHP

Pada contoh fungsi pangkat() kali ini saya tidak menggunakan fitur
pengecekan tipe data agar contoh program lebih sederhana.
Pada saat mendefenisikan fungsi pangkat(), saya menambahkan nilai 2
sebagai default parameter untuk parameter $pangkat. Sehingga jika fungsi
pangkat() dipanggil tanpa parameter ke-2, berarti $pangkat akan diisi nilai 2.
Saat pemanggilan fungsi pangkat(5), maka kita hanya menggunakan 1 buah
argumen. Untuk argumen ke 2, akan diisi nilai default, yakni 2. Sehingga
fungsi yang akan dijalankan sebenarnya adalah pangkat(5,2).
Namun saat pemanggilan fungsi pangkat(2,8), maka nilai parameter
$pangkat akan menggunakan 8, bukan angka 2, karena pada pemanggilan
kali ini, saya membuat 2 buah argumen.

Penempatan Default Parameter


Sebuah fungsi tidak dibatasi berapa banyak default parameter yang boleh digunakan,
namun jika anda ingin membuat default parameter, dan pada fungsi yang sama juga
menggunakan parameter biasa, maka default parameter harus diletakkan di akhir
pendefenisian parameter.
Dengan kata lain, setelah pendefinisian parameter dengan nilai default, tidak boleh ada
parameter reguler sesudahnya. Contoh pendefenisian fungsi berikut ini akan menyebabkan
error dalam PHP:
function tambah($nilai1, $nilai2=3, $nilai3)

Hal ini terjadi karena default parameter diletakkan sebelum parameter biasa. Contoh
diatas seharusnya di tulis sebagai:
function tambah($nilai1, $nilai2, $nilai3=3)
//atau
function tambah($nilai1, $nilai2=3, $nilai3=3)

Penempatan Default Parameter

Dalam kedua contoh tersebut, default


parameter di letakkan setelah pendefenisian
parameter biasa.
Default parameter merupakan fitur yang bisa
dimanfaatkan untuk membuat fungsi kita lebih
fleksibel, karena cara pemanggilan fungsi dapat
dirancang dengan lebih sederhana. Untuk
merancang fungsi yang lebih rumit, kita bisa
membuat jumlah argumen yang tidak terbatas.

Pengertian Variable Parameter

Variable Parameter adalah sebuah fitur dalam


PHP dimana kita bisa membuat fungsi dengan
jumlah parameter yang bisa berubah-ubah
(variable). Umumnya sebuah fungsi
membutuhkan parameter yang telah ditentukan
sebelumnya, namun dengan beberapa fungsi
khusus, PHP membolehkan kita untuk membuat
fungsi dengan jumlah parameter tidak dibatasi,
bisa 0, 2, 5, bahkan 100 parameter dengan 1
nama fungsi.

Cara Pembuatan Fungsi dengan Variable


Parameter

Sebuah fungsi dengan jumlah parameter yang tidak


diketahui tampaknya agak aneh, namun fleksibilitas ini
dapat digunakan untuk kasus-kasus pemograman khusus.
Sebagai contoh, saya akan membuat fungsi
penambahan(), dimana fungsi ini akan menambahkan
seluruh angka yang terdapat di dalam argumennya.
Misalkan penambahan(2,6,8) akan menghasilkan 16, dan
penambahan(1,2,3,4,5,6) akan menghasilkan nilai 21.
Saya menginginkan fungsi ini mendukung berapapun
jumlah argumen. Fungsi akan mengunakan fitur Variable
Parameter.

Cara Pembuatan Fungsi dengan Variable


Parameter
Untuk membuat sebuah fungsi dengan jumlah parameter yang
tidak diketahui, PHP menyediakan 3 fungsi tambahan untuk
mengakses argumen yang diinput pada saat fungsi dipanggil.
Ketiga fungsi tersebut adalah:
func_get_args(): fungsi ini akan mengembalikan seluruh nilai
argumen dalam sebuah fungsi. Hasilnya dalam bentuk array.
func_num_args(): fungsi ini akan mengembalikan banyaknya
jumlah argumen dalam pemanggilan fungsi, apakah 1 argumen,
3 argumen, atau 10 argumen.
func_get_arg(no_urut_argumen): fungsi ini akan
mengembalikan nilai dari argumen pada nomor urut yang
diberikan kepadanya.

Cara Pembuatan Fungsi dengan Variable


Parameter
Agar mudah memahami fungsi ketiganya, langsung saja kita masuk ke dalam kode
program:
<?php
function penambahan()
{
//ambil variable parameter
$array_argumen = func_get_args();
$jumlah_argumen = func_num_args();
$nilai_argumen_ke_2 = func_get_arg(1);
//index dimulai dari 0
//tampilkan hasil variable parameter
echo "Jumlah argumen:
$jumlah_argumen";
echo "<br />";

echo "Nilai argumen ke-2:


$nilai_argumen_ke_2";
echo "<br />";

echo "Array Argumen: ";


var_dump($array_argumen);
echo "<br />";
echo "<br />";
return;
}

Cara Pembuatan Fungsi dengan Variable


Parameter
Lanjutan:
echo "Rincian dari fungsi penambahan(1,2) : ";
echo "<br />";
penambahan(1,2);
echo "Rincian dari fungsi
penambahan(5,4,3,2,1) : ";
echo "<br />";
penambahan(5,4,3,2,1);
echo "Rincian dari fungsi
penambahan(0,6,8,19) : ";
echo "<br />";
echo penambahan(0,6,8,19);
?>

Cara Pembuatan Fungsi dengan Variable


Parameter
Pada baris ke-2, saya mendefenisikan fungsi penambahan() tanpa menggunakan
parameter. Untuk membuat fungsi variable parameter (dimana jumlah parameternya
yang tidak ditentukan) dalam pendefenisian fungsi, dibuat tanpa parameter sama sekali.
Pada baris 5-7, saya menjalankan ke-3 fungsi khusus yang telah dijelaskan sebelumnya.
Fungsi-fungsi ini akan mengambil nilai-nilai dari argumen yang diinputkan pada saat
pemanggilan fungsi. Lalu nilai ini saya simpan kedalam 3 variabel, yakni $array_argumen,
$jumlah_argumen, dan $nilai_argumen_ke_2
Sebagai catatan, untuk mengambil nilai argumen ke-2, saya dapatkan nilainya dari fungsi
func_get_arg(1). Karena argumen dihitung dari angka 0, sehingga argumen kedua
berada di index ke 1.
Selanjutnya dari baris 11-20 saya menampilkan hasil masing-masing variabel. Penulisan
echo <br/> digunakan semata-mata agar tampilan di browser lebih rapi dan mudah
dilihat.
Pada saat pemanggilan fungsi penambahan() pada baris ke 26, 30 dan 34, saya
memanggilnya dengan jumlah argumen yang berbeda-beda, dan anda dapat melihat
hasil dari ke-3 fungsi khusus variabel parameter.

Cara Pembuatan Fungsi dengan Variable


Parameter
Dengan ke-3 fungsi khusus telah sukses di jalankan, untuk membuat fungsi penambahan()
yang sebenarnya, saya tinggal membuat perulangan (looping) untuk menambahkan
seluruh argumen-argumen yang ada. Berikut adalah kode program fungsi penambahan
versi final:
<?php
function penambahan()
{
//ambil variable parameter
$jumlah_argumen =
func_num_args();
//proses penambahan
$nilai=0;
for ($i = 0; $i < $jumlah_argumen;
$i++)
{
$nilai += func_get_arg($i);
}

return $nilai;
}
echo "penambahan(1,2) = ".penambahan(1,2);
echo "<br />";
echo "penambahan(5,4,3,2,1) =
".penambahan(5,4,3,2,1);
echo "<br />";

echo "penambahan(0,6,8,19,20,44,21) =
".penambahan(0,6,8,19,20,44,21);
?>

Cara Pembuatan Fungsi dengan Variable


Parameter

Fungsi penambahan() diatas akan memproses tiap-tiap


argumen yang diberikan kepada fungsi tersebut.
Perulangan for akan memproses perulangan sebanyak
argumen yang dimiliki.

Tugas
Nilai 1:

Integer, Float, atau Text :

Nilai 2:

Integer, Float, atau Text :

Nilai 3:

Integer, Float, atau Text :

Nilai Terbesar :
Nilai Terkecil:

Tugas
Nilai Suhu:

Celcius

Fahreinheit :
Reamur :
Kelvin :
Normal atau tidak :
Rumus:
Celcius ke Fahreinheit = (9/5) * <Nilai_Celcius> + 32
Celcius ke Reamur = (4/5) * <Nilai_Celcius>
Celcius ke Kelvin = <Nilai_Celcius> + 273
Dianggap Normal jika Nilai Suhu diantara 20 25 derajat celcius.

Daftar Pustaka
1. http://duniailkom.com
2. http://yukcoding.blogspot.com/
3. Solichin, Ahmad. Pemrograman Web dengan PHP dan MySQL. Universitas Budi
Luhur, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai