Ustek Solok Selatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 56

TUGAS BESAR

STUDIO 1
Usulan Teknis (USTEK)
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2009-2029

Disusun oleh :

Stheffano Adams

Sairoji

Hapil Rahmat Jivi

Rengga Putra Pratama

Robi Novriadi Basri

Marco Roeg Crishmes


Dosen Pembimbing
Asisten Dosen

: Ir.Haryani,M.T
: Agisti Amelia Putri,S.T

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Proses pertumbuhan suatu wilayah di pengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal
dari dalam ( internal factors ) ataupun dari luar ( external factors ). Kedua faktor
tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga membentuk system baik secara
langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi perkembangan suatu
wilayah. Dalam kondisi ideal, pengaruh faktor-faktor internal dan eksternal secara
positif dapat bergerak menuju kecenderungan kearah yang lebih baik. Tetapi
kenyataan sering kali terjadi penurunan efesensi dan efektivitas struktur ruang dan
bentuk ibu kota dalam mendukung kegiatan hidup masyarakat.
Sebagaimana ditetapkan undang-undang No. 32 tahun 2004, pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah di titik beratkan pada pemerintahan daerah
kabupaten. Karena itu, pemerintah daerah adalah pelaksana utama pembangun an,
termasuk melaksanakan penataan ruang kabupaten/kota. Penyesuaian kembali dan
penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Solok Selatan
yang merupakan sah dari undang undang No 24 tahun 1992 merupakan suatu proses
yang dilakukan secara berskala agar selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang
berfungsi seperti yang ditetapkan Dalam undang-undang No 26 Tahun 2007 tentang
penataan ruang.
Penyusunan kembali ( review ) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok
Selatan ini meliputi kegiatan pemantauan, dan diselenggarakan dengan menghormati
hak perorangan atau lembaga berdasarkan peraturan perundang-undangan, hukum
adat/kebiasaan yang berlaku. Untuk itu pemerintah Kabupaten Solok Selatan perlu
menyusun konsep-konsep sistem manajemen Tata Ruang yang efesien dan efektif
agar perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis
ilmu pengetahuan dan teknologi yang seiring dengan berjalan nya waktu.

1.2 Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan
Penyelenggaraan tata ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandasan nusantara dan
ketahanan nasional dengan :

Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

Terwujudnya keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan


dengan memperhatikan sumber daya manusia.

Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak-dampak negative


terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Mendayagunakan produk tata ruang sebagai alat penataan, penyusunan program


pembangunan dan pengendalian secara optimal.
Adapun tujuan dari penataan Ruang Wilayah Kabupaten Solok Selatan adalah
upaya optimalisasi lahan produktif bagi pengembang wilayaah dengan tetap
menjaga keseimbangan fungsi perlindungan setempat ( TNKS ) dan bagi wilayah
dibawah nya, perlindungan TNKS dan hutan lindung sebagai upaya penjaminan
kelangsungan hidup seluruh mahkluk yang ada dilingkungan Wilayah Kabupaten
Solok Selatan serta wilayah hilir terkait dalam hal dukungan penyedian sumber daya
alam.

1.2.2 Sasaran
Sasaran ini bertujuan untuk membangun Wilayah Kabupaten Solok Selatan dan
mendorong pertumbuhan Kabupaten Solok Selatan yang meliputi:

Pengembangan pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan wilayah disertai


pemeratan secara seimbang.

Penyediaan prasarana wilayah untuk lebih mendorong investasi produktif sesuai


kebutuhan masyarakat melalui pengembangan dengan penyediaan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energy, sumber daya air, dan prasarana lingkungan.
Ada juga sasaran yang meliputi pengembangan pusat pelayanan di kabupaten
solok selatan.

Mendorong pertumbuhan wilayah perdesaan yang lebih mandiri.

Meningkatkan aksesbilitas antar perdesaan dan perkotaan.

Pengembangan perkotaan yang berperan sebagai pusat kegiatan lokal.

Peningkatan peran perkotaan sebagai pusat pertumbuhan wilayah sesuai hirarki


masing-masing.

Pengembangan kawasan agro wisata dan agro politan sebagai andalan


pengembangan perdesaan di Kabupaten Solok Selatan.

1.3 Ruang Lingkup


1.3.1 Ruang Lingkup materi
Ruang lingkup materi mengarah atas pengembangan system perdesaan dapat
dilihat dari system pusat pemukiman pedesaan yang membentuk pusat pelayanan
desa antara sebagai berikut:

Pusat pelayanan antar nagari.

Pusat pelayanan setiap nagari.

Pusat pelayanan pada setiap nagari atau kelompok permukiman.


Pola pemukiman seperti ini menjadikan pusat kegiatan perdesaan juga memilki
skalaa bermacam-macam,dan secara umum dapat di gambarkan sebagai berikut:

Setiap jorong memiliki pusat jorong

Setiap nagari memiliki 1 pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pusat nagari

Beberapa nagari dalam satu kecamatan memiliki pusat kegiatan sebagai pusat
pelayanan lingkungan (PPL)

Beberapa nagari yang memiliki ciri perkotaan dan menjadi pusat pelayanan
kegiatan bagi sekitarnya menjadi pusat pelayanan kawasan (PPK)

Perdesaan yang membentuk system keterkaitan atau berorientasi pada pusat


wilayah mengembangkan disebut sebagai pusat kegiatan lokal (PKL)

Secara

diagramatis

pengembangan

kawasan

perdesaan

juga

turut

dikembangkan pula kawasan permukiman pedesaan yang berfungsi untuk


mendorong pertumbuhan perekonomian perdesaan sebagai bagian dari sistem
perekonomian wilayah, dengan di ikuti pula pengembangan dan peningkatan
penyediaan sarana dan prasarana penunjang kawasan permukiman, seperti jaringan
jalan, transportasi, listrik, air bersih, telekomunikasi, dan sarana pendukung lainnya.

1.3.2 Ruang lingkup wilayah

Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang kabupaten


solok selatan, kebijakan tata ruang merupakan bagian integrasi dari
kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan.pengembangan
wilayah ( WP ) di wilayah solok selatan, yang meliputi :

A. wilayah pengembangan dengan pengendalian ketat ( zona A )

Zona A meliputi kecamatan koto parik gadang diateh dan kecamatan sungai pagu.

Zona A memiliki 2 pusat pelayanan setingkat kecamatan masing-masing dipetakan


di kecamatan kotoh parik gadang diateh dan muara labuh kecamatan sungai pagu

Penataan fungsi utama diarahkan sebagai berikut:

Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh

Permukiman

Perdagangan dan jasa tingkat lokal


(pelayanan untuk tingkat kecamatan )

Pertanian tanaman pangan

Hortikultura ( sesuai optimasi lahan )

Perikan air deras

Kawasan penyangga

Kawasa hutan produksi terbatas

Kawasan lindung ( TNKS & hutan lindung )

B). Kecamatan sungai pagu

Permukiman

Pusat pasilitas lingkungan dan pelayanan


bencana

Perdaganggan dan jasa tingkat local ( pelayanan untuk tingkat kecamatan )

Pertanian tanaman pangan

Hortikultura ( sesuai optimasi lahan )

Peruikanan air deras

Perkebunan ( sesuai optimasi lahan )

Kawasan penyangga

Kawasan lindung (TNKS & hutan lindung)

B. Wilayah pengembangan terbatas ( Zona B )

Zona B meliputi kecamatan sangir.

Pusat pelayanan kecamatan dalam kesatuan dengan pusat pelayanan kabupaten


( sesuai dengan penetapan ibu kota kabupaten dikota padang aro, kecamatan
sangir ).

Penetapan fungsi utama diarahkan sebagai berikut:

Fungsi dalam lingkup kabupaten:

Pemerintah kabupaten.

Hankam.

Pelayanan pasilitas social tingkat regional ( -kabupaten ).

Perdagangan dan jasa tingkat regional(-kabupaten ).

fungsi dalam lingkup kecamatan :

Pemungkiman..

Pertanian dan tanaman pangan.

Perikanan air deras.

Perkebunan.

Hortikultura.

Kawasan penyangga.

Kawasan lindung.

C. Batas Administrasi
Batas Wilayah Administrasi perencanaan kegiatan Review RTRW
Kabupaten Solok Selatan tahun 2006-2026 terdiri dari 7 Kecamatan, 34 Nagari
dan 141 Jorong, dengan areal seluas 3346,20 Km2 terletak pada 01 17'13'- 01
46' 45" Lintang Selatan dan 100 53' 24" - 101 26' 27" Bujur Timur, dengan
batas sebagai berikut:
Sebelah Selatan

Provinsi Jambi

Sebelah Timur

Kabupaten Sijunjung

Sebelah Utara

Kabupaten Solok

Sebelah Barat

Kabupaten Pesisir Selatan

Batas-batas wilayah Kabupaten Solok Selatan, seperti diatur dalam undang undang pembentukannya, adalah :

Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan


Hiliran Gumanti, Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok dan
Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya;

Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Punjung dan


Kecamatan Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya;

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi;

Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Linggo Sari Baganti,


Kecamatan Ranah Pesisir, Kecamatan, Lengayang, Kecamatan Sutera,
dan Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.

Ibu kota Kabupaten Solok Selatan sendiri ditetapkan berkedudukan di Padang


Aro. Kabupaten Induk adalah Kabupaten Solok yang beribukota di Arosuka yang
berjarak sekitar 135 Km dari ibukota Kabupaten Solok Selatan yaitu Padang Aro.
Secara administratif, Kabupaten Solok Selatan berasal dari sebagian wilayah
Kabupaten Solok yang terdiri atas Kecamatan Sangir Batang Hari; Sangir Jujuan;
Sangir; Sungai Pagu; dan Koto Parik Gadang Diateh.Masing-masing kecamatan
terdiri atas 12 nagari dan 144 jorong. Secara umum Kabupaten Solok Selatan
beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 20C hingga 33C dengan curah
hujan 1.6004.000 mm/tahun.

Gambar 1.1

Peta Batas Administrasi Kabupaten Solok Selatan.

1.4. Pemberi tugas


Konsultan memberikan pengarahan kepada tenaga ahli tentang rencana tata
ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Solok Selatan bertujuan agar penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang dapat tercapai secara optimal -untuk itu diperlukan
adanya koordinasi dan sinkronisasi antar wilayah kepada seluruh instansi yang
terkait, baik instansi sektoral maupun antar daerah yang berada dibawah koordinasi
BAPPEDA Kabupaten Solok Selatan sebagai badan atau lembaga yang bertanggung
jawab terhadap perencanaan tata ruang.

1.5. Manfaat Penyusunan Kegiatan Usulan Teknis


Manfaat penyusunan USTEK bagi masyarakat antara lain :

Masyarakat dapat memperoleh informasi penataan ruang dan rencana tata ruang
secara mudah dan cepat, melalui media cetak, media elektronik, atau forum
pertemuan

Masyarakat dapat memprakarsai upaya peningkatan tata laksana hak dan kewajiban
masyarakat dalam penataan ruang melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, atau
pelatihan untuk tercapainya tujuan penataan ruang

1.6. Keluaran
A. Pokok-pokok isi dokumen Penyusunan review Tata Ruang Kabupaten Solok
Selatan yang meliputi sebagai berikut :
1. Gambaran umum kawasan
2. Lingkup kegiatan;
3. Identifikasi kawasan;
4. Analisis kawasan potensi;
5. Rekomendasi dan lampiran.
B. Lampiran dokumen sekurang-kurangnya memuat hal sebagai berikut :

1. Dokumen review Tata Ruang Kabupaten Solok Selatan yang terdiri dari:

Program dan Rencana penataan kawasan Kabupaten Solok Selatan

Peta Rencana pengembangan sarana dan prasarana Penataan wilayah


Kabupaten Solok Selatan

1.7. Landasan Hukum


Landasa hukum tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Solok Selatan
yang mengacu sesuai dengan peraturan perundan-undangan tata ruang pemerintah
yang dimana isi nya harus di terapkan dalam membangun RTRW Pada pasal dan ayat
yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan dituangkan dalam pembanguna diwilayah
Kabupaten Solok Selatan.;
Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
1. Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertambangan;
2. Undang-undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok-pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia;
3. Undang-undang No. 5 Tahun 1983 Landasan Kontinen Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia;
4. Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang Ketentuan Pokok-pokok
Perindustrian;
5. Undang undang No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun;
6. Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
7. Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Ketentuan Kepariwisataan;
8. Undang-undang No. 15 Tahun 1990 tentang Usaha Perikanan;
9. Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
10. Undang-undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
11. Undang-undang No. 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian;
12. Undang-undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran;

13. Undang undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup;
14. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
15. Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah;
16. Undang-undang No. 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
17. Undang undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
18. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
19. Undang undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
20. Undang-undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
21. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
22. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Daerah;
23. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
24. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN);
25. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
26. Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil;
27. Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang
undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
28. Undang undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
29. Undang undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
30. Undang undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
31. Undang undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara;
32. Peraturan pemerintah No. 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undangundang Tahun 1967 Tentang Ketentuan Pertambangan;
33. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan;
34. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;

35. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi;


36. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan;
37. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1986 tentang Kawasan Berikat (Bonded
Zone);
38. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri;
39. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas PP No. 22
Tahun 1986 tentang Kawasan Berikat (Bonded Zone);
40. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
41. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa;
42. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang;
43. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
44. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
45. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenanganan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;
46. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhan;
47. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;
48. Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum
Pengaturan mengenai Desa;
49. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah;
50. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
51. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
52. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
53. Peraturan Pemerintah RI No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
54. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;

55. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah,


Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten / Kota;
56. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintahan no. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;
57. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintahan no. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan;
58. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,

Pengendalian,

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah;
59. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
60. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
61. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 2008 tentang Air
Tanah;
62. Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
63. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 1986, tentang Pelaksanaan
Batas Wilayah Kota di Seluruh Indonesia;
64. Peraturan Menteri PU No. 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai,
Daerah Manfaat Sungai dan Daerah Penguasaan Sungai;
65. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat
dalam Penataan Ruang;
66. Peraturan

Menteri

Dalam

Negeri

No.

Tahun

1998

tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;


67. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;
68. Peraturan Menteri Agraria No. 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi;

69. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
70. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan
Rawan Gempa Bumi;
71. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan
Perkotaan;
72. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11 Tahun 2009 tentang Rancangan
Peraturan Daerah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
73. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
74. Peraturan Kepala BPN No. 2 Tahun 1993, tentang Tata Cara bagi
Perusahaan untuk Memperoleh Pencadangan Tanah, Ijin Lokasi, Pemberian
Perpanjangan dan Pembaharuan Hak Atas Tanah serta Penerbitan
Sertifikatnya;
75. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 53 Tahun 1989 tentang
Kawasan lndustri;
76. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 57 Tahun 1989 tentang Kriteria
Kawasan Budi daya;
77. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 33 Tahun 1989 tentang
Pengelolaan Kawasan Budidaya;
78. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
79. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 97 Tahun 1993 tentang Tata
Cara Penanaman Modal;
80. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 41 Tahun 1996 tentang
Kawasan Industri;

81. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2000 tentang


Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
82. Keputusan

Menteri

Pertanian

No.

837/Kpts/UM/1980

dan

No.

683/Kpts/UM/II/1981 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;


83. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
84. Keputusan

Menteri

Perhubungan

No.

54

Tahun

2002

tentang

Penyelenggaraan Pelabuhan Laut;


85. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 10 Tahun 2004 tentang
Pelabuhan Perikanan;
86. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 327 Tahun 2002 tentang Penetapan
Pedoman Bidang Penataan Ruang; serta
87. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau.
1.8. Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai Pengantar dalam untuk Pekerjaan Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perluasan Ibukota Kabupaten Solok Selatan dan
Sistematika Penyampaian Proposal Teknis.
BAB II Pengalaman Perusahaan
Bab ini menyampaikan tentang data-data perusahaan yang berisikan tentang
latar belakang pendirian, pengalaman perusahaan sejenis 7 tahun terakhir, struktur
organisasi, daftar peralatan dan rencana perusahaan dimasa yang akan datang.

BAB III Gambaran Umum

Berdasarkan hasil kajian dan pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja


(KAK), konsultan memberikan tanggapan dalam rangka penyempurnaan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) yang diterima konsultan.
BAB IV Pendekatan dan Metodologi
Menguraikan tentang pendekatan dan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh konsultan didalam rangka melakukan analisa teknis dan menyusun
rencana kerja pada setiap tahapan kegiatan dilapangan sampai dengan penyusunan
laporan.
BAB V Rencana Kerja
Berisi tentang uraian rencana kerja konsultan untuk setiap tahapan kegiatan,
termasuk juga jadwal kegiatan dan jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga
penunjang.
BAB VI Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Berisikan tentang rencana jadwal pelaksanaan untuk Pekerjaan Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perluasan Ibukota Kabupaten Solok Selatan
secara garis besar.
BAB VII Tenaga Ahli dan Tanggungjawabnya
Berisikan tentang tugas dan tanggungjawab tenaga ahli.
BAB VIII Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Berisikan mengenai Jadwal Personil pelaksanaan pekerjaan.
BAB IX Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Berisikan tentang Organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
yaitu Proyek, Pengguna Jasa dan Konsultan Pelaksana.
BAB X Laporan

Menguraikan tentang Laporan yang akan dilaksanakan oleh konsultan.


BAB XI Penutup
Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pelelangan dan
penyampaian proposal.

BAB II
PENGALAMAN PERUSAHAAN
NUSANTARA CITRA CONSULTAN
Nusantara Citra Konsultan adalah konsultan yang berdiri sejak tahun 2005.
Dengan orang di dalamnya, saat ini perusahaan tersebut mampu menembus 20 besar

daftar konsultan terbaik se kota Bandung. Hal ini terlihat sejak diundang nya
karyawan perusahaan untuk mengikuti turnamen futsal khusus 16 besar konsultan se
kota Bandung. Memang hanya event biasa, tetapi yang mengikuti event tersebut
bukan berarti berasal dari kalangan biasa. Bahkan beberapa konsultan yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara sering sekali kalang kabut ketiga mendengar
apabila nama Nusantara Citra Konsultan ada di dalam daftar nama lelang pekerjaan
yang mereka ikuti.
Saat ini Nusantara Citra Konsultan berlokasi di Jl. Purwakarta No. 39 Antapani
- Bandung. Memiliki kurang lebih 51 karyawan tetap yang terdiri dari beberapa
tenaga ahli bersertifikat, drafter-drafter berpengalaman, dan manajemen perusahaan
yang solid. Untuk bangunan kantor sendiri Nusantara Citra Konsultan sudah
mempunyai bangunan dengan hak milik sendiri. Dengan kantor berupa ruko 2 lantai,
dan beberapa fasilitas pendukung seperti sebuah travel, sebuah restoran yang terletak
berderetan dengan kantor Nusantara Citra Konsultan dan semua bangunan adalah hak
milik sendiri.
Untuk pengalaman pekerjaan konsultasi juga sudah tidak bisa dihitung dengan
jari, karena Nusantara Citra Konsultan sudah berkibar di beberapa lokasi seperti
Samarinda, Palu, Nunukan, Bandung, Tangerang Selatan, Tangerang, Surabaya,
Karawang, Tenggarong, Balikpapan, Manado, dan masih banyak lagi. Semua lokasi
tersebut merupakan lokasi-lokasi proyek yang sudah dikerjakan oleh Nusantara Citra
Konsultan.
Nusantara Citra Konsultan juga tidak menutup kemungkinan untuk
mengerjakan proyek-proyek swasta bahkan proyek international, karena dengan
semangat semua orang-orang yang ada di dalamnya apapun bisa terjadi. Mungkin
dari beberapa pembaca merupakan orang-orang yang hendak membangun gedung
atau bangunan tertentu dapat pula memakai jasa dari Nusantara Citra untuk menjadi
Konsultan Perencananya.
Beberapa sub bidang pekerjaan yang dikuasai oleh Nusantara Citra Konsultan
adalah :
- Arsitektural Gedung

- Struktural Gedung
- Rencana Detail Tata Ruang
- Perencanaan Wilayah
- Tata Lingkungan
- Telematika
- DED Gedung
Berikut ini merupakan daftar beberapa pekerjaan yang sudah diselesaikan oleh
Nusantara Citra Konsultan.
1. Perencanaan Disain Gedung Kantor Baru DPRD Provinsi Sulawesi
Utara (2012)
2. Perencanaan Pembangunan Kantor, Gudang,dan Pusdalops (2012)
3. Perencanaan Masterplan BLU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
4. DED Gedung DPRD Kota Bandung (2011)
5. Perencanaan Gedung Kantor DPRD Kota Tangerang Selatan
6. DED Sains Center (SAMARINDA) (2012)
7. DED Pusat Pemerintahan Tangerang Selatan (2012)
8. Perencanaan Convention Hall Samarinda (2011)

BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum
3.1.1 Secara Geografis

Gambaran umum wilayah perencanaan kegiatan Review RTRW Kabupaten


Solok Selatan tahun 2006-2026 terdiri dari 7 Kecamatan, 34 Nagari dan 141
Jorong, dengan areal seluas 3346,20 Km2 terletak pada 01 17'13'- 01 46' 45"
Lintang Selatan dan 100 53' 24" - 101 26' 27" Bujur Timur, dengan batas
sebagai berikut:

Sebelah Selatan

: Provinsi Jambi

Sebelah Timur

: Kabupaten Sijunjung

Sebelah Utara

: Kabupaten Solok

Sebelah Barat

: Kabupaten Pesisir Selatan

Batas-batas wilayah Kabupaten Solok Selatan, seperti diatur dalam undang undang pembentukannya, adalah:

Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Cermin, Kecamatan


Hiliran Gumanti, Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok dan
Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya;

Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Punjung dan


Kecamatan Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya;

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi;


dan

Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Linggo Sari Baganti,


Kecamatan Ranah Pesisir, Kecamatan, Lengayang, Kecamatan Sutera,
dan Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.

Ibu kota Kabupaten Solok Selatan sendiri ditetapkan berkedudukan di Padang


Aro. Kabupaten Induk adalah Kabupaten Solok yang beribukota di Arosuka yang
berjarak sekitar 135 Km dari ibukota Kabupaten Solok Selatan yaitu Padang Aro.
Secara administratif, Kabupaten Solok Selatan berasal dari sebagian wilayah
Kabupaten Solok yang terdiri atas Kecamatan Sangir Batang Hari; Sangir Jujuan;
Sangir; Sungai Pagu; dan Koto Parik Gadang Diateh.Masing-masing kecamatan
terdiri atas 12 nagari dan 144 jorong. Secara umum Kabupaten Solok Selatan

beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 20C hingga 33C dengan
curah hujan 1.6004.000 mm/tahun.

Gambar 3.1. Pemandangan Alam Solok Selatan


dengan latar Bukit Barisan, didaerah S. Kalu
Kec. Koto Parik Gadang Diateh

3.1.2

Kependudukan dan Sumber Daya Manusia


Data statistik kependudukan menunjukkan bahwa perkembangan jumlah
penduduk di Kabupaten Solok Selatan cenderung meningkat dengan laju
pertumbuhan (tahun 2003-2004) sekitar 3,9%. Konsentrasi penduduk terbesar berada
di Kecamatan Sungai Pagu. Hal ini dipengaruhi oleh orientasi kegiatan masyarakat
Kabupaten Solok Selatan yang cenderung ke Muara Labuh (ibukota Kecamatan

Sungai Pagu), karena merupakan kawasan perkotaan terdekat dengan kabupaten


induk, Kabupaten Solok. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Solok Selatan
mencapai 40 jiwa / km2, dengan wilayah terpadat penduduknya adalah Kecamatan
Sangir. Hal ini merupakan implikasi fungsi dan peran Padang Aro sebagai ibukota
kabupaten dan pusat pelayanan skala kabupaten. Sebagai pusat pelayanan,
kelengkapan fasilitas menjadi daya tarik masyarakat untuk bermukim.
Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2019, pada periode
tahun 2000-2003, rata-rata pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Barat adalah
1,67% pertahun. Pada periode tersebut Kabupaten Solok Selatan masih tergabung
dalam kabupaten induk, yaitu Kabupaten Solok. Laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Solok Selatan sendiri sebesar 3,9% pertahun (periode 2003-2005).

Gambar 3.2 Suasana Pasar Muara Labuh

Tingginya rata-rata pertumbuhan penduduk di Kabupaten Solok Selatan diduga


akibat adanya pengaruh arus migrasi dari berbagai daerah lain di luar
Gambar 3.3

Orientasi
Wilayah Kabupaten Solok Selatan

Gambar 3.4

Peta Administrasi Kab. Solok Selatan

Potensi Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam wilayah Kabupaten Solok Selatan meliputi kondisi
fisik dasar yang ada diwilayahnya diantaranya: jenis tanah Podsolik Coklat dan
Latosol. Jenis tanah seperti ini memiliki tingkat hara yang tinggi dan sangat subur,
sehingga sangat cocok untuk pengembangan kegiatan pertanian, terutama tanaman
hortikultura dan perkebunan. Selain potensi diatas terdapat juga potensi sumber daya
alam lainnya diantaranya:

Wilayah ini juga memiliki potensi air yang sangat baik (mata air, air permukaan
maupun air tanah. Gambaran potensi air adalah sebagai berikut:

Akuifer Endapan Aluvium dan Danau, dijumpai di daerah dataran


bergelombang terutama di daerah Muara Labuh serta daerah Lubuk Malako
dan sekitarnya. Akuifer ini mempunyai permukaan airtanah dekat dengan
permukaan tanah, beberapa muncul mataair debit mencapai lebih dari 500
l/dt dengan debit sumur diperkirakan lebih dari 10 l/dt.

Akuifer Endapan G. Api tua; dijumpai di daerah Padang Aro - Lb. Gadang
dan sekitarnya. Debit sumur diperkirakan berkisar antara 5 l sampai 10 l/dt,
setempat dijumpai adanya kemunculan mataair dengan debit adayang
mencapai 100 l/dt.

Akuifer Konglomerat dan Batupasir; dijumpai di bagian timur Lubuk


Malako dan Abai (bagian timur daerah telitian), umumnya airtanah belum
dimanfaatkan karena dalamnya muka airtanah.

Akuifer Batugamping Pejal dan Berongga; dijumpai di Daerah Talantam,


Sei Penuh (Kecamatan Sangir Batang Hari) dan disebelah utara Sei Pangkur
(Kec. Koto Parik Gadang Diateh). Kedudukan muka airtanah umumnya
dalam, sumber airtanah umumnya dijumpai pada celahan atau daerah
depresi.

Akuifer Granit-Granodiorit; dijumpai di Bukit Batungbegawat, Balun (Kec.


Koto Parik Gadang Daiteh) dan di sekitar Kt. Ranah (Sangir Batang Hari).
Umumnya kelulusan sangat rendah setempat airtanah dangkal dalam jumlah
terbatas dapat diperoleh di daerah rendah ataupun pada zona pelapukan.

Akuifer Campuran Batuan Sedimen dan Gunungapi; dijumpai di daerah


kaki pegunungan bagian barat. Kelulusan sangat beragam umumnya rendah,
terdapat airtanah dangkal

Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya mempunyai kedalaman yang


cukup, bersifat permanen atau berair di musim kemarau seperti S. Batang Hari, S.
Batang Bangko, S. Batang Sangir, S. Batang Suliti, S. Batang Jernih, S. Batang
Keruh, dan S. Batang Uki.

Kondisi fisik dan letak TNKS (yang mendominasi wilayah Kabupaten Solok
Selatan) menyebabkan kawasan ini memiliki nilai ekologis yang sangat tinggi (di
kawasan TNKS tercatat lebih dari 4.000 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam
63 Famili, dijumpai lebih dari
306 jenis burung yang termasuk ke dalam 49 Famili dan 42 jenis mamalia yang
termasuk keadalam 19 Famili).
Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2002, relatif belum termasuk dalam lahan
kritis (Database & Informasi KRLPS Prov. Jambi, 2002), hal ini sangat penting
untuk dipertahankan.
Struktur jaringan jalan di kabupaten ini berbentuk linier dengan jaringan jalan
utama membentang dari barat ke timur (Padang Solok Muara Labuh Padang
Aro Dusun Tengah). Di sekitar Labuh Malako, jaringan jalan ini terpecah. Satu
arah menuju utara hingga Dusun Tengah, sedangkan yang lainnya menuju ke
selatan menuju Sei Penuh, Kabupaten Kerinci (Provinsi Jambi).

3.1.4. Potensi Ekonomi Wilayah


Potensi ekonomi wilayah yang ada di kabupaten Solok Selatan, diantaranya :

Nilai PDRB pada tahun 2000 hingga tahun 2003 cenderung mengalami
pertumbuhan rata-rata sekitar 4,21%. Struktur perekonomian Kabupaten Solok
Selatan dibentuk oleh 3 sektor utama, yaitu Pertanian, terutama tanaman pangan
dan perkebunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, terutama perdagangan besar,
serta Industri Pengolahan, terutama industri tanpa migas.

Pada tahun 2000, kontribusi sektor pertanian terhadap nilai PDRB Kabupaten
Solok Selatan (Berdasarkan Harga Berlaku) adalah 37,01%. Angka ini cenderung
meningkat hingga tahun 2004 yang lalu, mencapai 39,52%. Dari sektor pertanian
ini, sub sektor yang dominan berkontribusi adalah pertanian tanaman pangan dan
perkebunan.

Dominasi kegiatan ekonomi dari kajian penggunaan lahan di Kabupaten Solok


Selatan adalah perkebunan, terutama komoditas kelapa sawit dan kayumanis serta
bercocok tanam (sawah/hortikultura). Secara ekonomis tanaman perkebunan
memiliki prospek ekonomi lebih baik, dibanding tanaman pangan. Beberapa
komoditas terutama untuk tanaman perkebunan seperti, karet, kelapa, kelapa
sawit, teh, kayu manis, kopi, cacao dan sebagainya telah tersedia di kabupaten ini.

Kabupaten Solok dikenal sebagai penghasil kelapa sawit, kayu manis dan teh.
Berikut potensinya :

Perkebunan kelapa sawit banyak ditemukan di Sungai Pagu, Sangir Jujuan, dan
Sangir Batang Hari. Pada tahun 2004, produksi kelapa sawit di Kabupaten Solok
Selatan mencapai 1.686 ton. Produksi terbesar adalah Kecamatan Sungai Pagu
dengan total produksi sekitar 1.062 ton.

Kayu Manis merupakan tanaman perkebunan yang diunggulkan, karena mampu


menghasilkan devisa dari penjualan produksinya ke luar negeri, terutama
negaranegara di Eropa. Produksi kayu manis pada tahun 2004 mencapai 2.349,50
ton yang dihasilkan dari lahan seluas 6.269 ha. Lahan perkebunan kayu manis
tersebar di Nagari Sungai Kunyit (Kecamatan Sangir Jujuan).

Kabupaten Solok Selatan juga menghasilkan teh. Produksi the dijual dalam
bentuk teh hitam dan teh hijau ke Sri Lanka, India, dan Timur Tengah. Perusahaan
pengolahan teh di Kabupaten Solok Selatan adalah PT. Perkebunan Nusantara VI
yang bekerja sama dengan PT. Mitra Kerinci.

Selain ketiga komoditas unggulan diatas, hasil perkebunan lainnya yang


dihasilkan di Kabupaten Solok Selatan antara lain cengkeh, pinang, enau, pala,
kopi, nilam, laos, kemiri, jahe, coklat, dan gardamungu.

Berdasarkan data lahan kawasan hutan di Kabupaten Solok Selatan terlihat


terdapat hutan PPA sebesar 32,87%, hutan lindung 37,36%, hutan produksi
terbatas 10,46%, hutan produksi tinggal 1,49%, hutan produksi yang dapat
dikonversikan 8,97% dan lainnya 8,85%. Dari data tersebut dapat diperkirakan
bahwa hutan produksi yang dapat dikonversi memiliki luas 30.000 ha.

Optimalisasi lahan hutan produksi yang dapat dikonversi seluar 30.000 ha bagi 5
komoditas utama perkebunan (kelapa sawit, kakao, kopi, teh, dan kayu manis)
diperkirakan akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp 80 milyar.

Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2004 memiliki
luas areal tanam sekitar 17.928 ha dengan luas panen sekitar 21.961 ha. Produksi
mencapai 82.373,15 ton, yang terdiri dari komoditas padi sawah, jagung, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Komoditas dengan produksi terbesar
adalah padi sawah. Tingkat produktivitas rata-rata sektor pertanian ini mencapai
3,75 ton/ha. Luas areal tanam dan panen padi terbesar berada di Kecamatan
Sungai Pagu, dengan luas areal mencapai 6.680 ha dan produksi sekitar 25.536
ton.

Daerah potensial bahan tambang mineral terletak di daerah bagian tengah, yaitu di
sekitar daerah Karang Putih dan Air Manyuruk. Sedangkan potensi pasir dan batu
akan banyak dijumpai di sepanjang alur sungai-sungai yang ada. Keberadaan
adanya indikasi panasbumi di daerah telitian terlihat dengan munculnya mataair
panas di sepanjang jalur Patahan Sumatera.

Sektor prospektus adalah: Pariwisata, Perikanan Darat, Pertambangan dan Industri


Air kemasan, adapun potensinya adalah :

PARIWISATA; Beberapa objek wisata budaya dan sejarah yang potensial


adalah Situs PDRI di Bidar Alam, Nagari dengan Seribu Rumah Gadang di
Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan
Rumah Gadang Panjang di Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari.
Khusus untuk objek wisata alam, Kabupaten Solok Selatan memiliki potensi
yang perlu dikelola dengan baik pada masa yang akan datang antara lain :
Danau Bontak di kaki Gunung Kerinci, Sumber air panas pada berbagai
tempat, Goa atau Ngalau di beberapa tempat, arena arung jeram di beberapa
sungai dan pemandangan alam kebun teh di Sungai Lambai dengan latar
belakang Gunung Kerinci. Perencanaan untuk pengembangan pariwisata di
Kabupaten Solok Selatan harus memperhatikan aspek sosial budaya;
mengembangkan nilai budaya yang ada dalam masyarakat, mengembangkan
nilai ekonomi masyarakat dan mempertahankan karakteristik dasar dari
masyarakat serta nilai adat dan agama.
PERIKANAN DARAT; Keberadaan perairan darat (sungai dan air
permukaan) termasuk arus deras, merupakan potensi yang saat ini belum
optimal dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat. Sub sektor
perikanan darat merupakan sub sektor yang sangat menjanjikan untuk masa
yang akan datang.
PERTAMBANGAN; Potensi pertambangan di Kabupaten Solok Selatan
cukup beragam, namun secara umum dapat dikelompokkan menjadi bahan
galian logam dan non logam. Bahan galian logam berupa emas, pasir besi,
timah hitam, sedangkan bahan galian non logam berupa batu marmer, batu
gamping, dll. Eksploitasi bahan tambang harus tetap memperhatikan daya
dukung lingkungan.
INDUSTRI AIR KEMASAN; Keberadaan mata air dan fungsi resapan
(konservasi) yang dominan di wilayah Kabupaten Solok Selatan, sangat
menunjang kegiatan ekonomi Air Kemasan untuk memenuhi pasar Sumatera
Barat dan Jambi.

Kecamatan Sangir Jujuan dan Kecamatan Sangir Batang Hari memiliki potensi
utama adalah pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan darat serta beberapa

potensi tambang dan pariwisata. Pengembangan tanaman perkebunan terutama


perkebunan rakyat telah menghasilkan komoditas ekspor, seperti: karet, kopi,
kelapa sawit, teh, casiavera, kakao serta komoditas lainnya. Perkebunan besar
yang ada di daerah ini bergerak di bidang kelapa sawit, seperti PT. Tidar Kerinci
Agung, PT.Tidar Sungkai Sawit, PT. Sumatera Jaya Agro Lestari, PT. Bina
Pratama Sakato Jaya SS2 dan PTPN6 yang berlokasi di Kecamatan Sangir Jujuan,
sedangkan di Kecamatan Sangir Batang I-Iari yaitu PT. Bina Pratama Sakato Jaya
SS1. Ada 3 perusahaan perkebunan yang telah merencanakan pembukaan kebun
kelapa sawit dan telah memiliki izin lokasi dari Bupati Solok Selatan yaitu PT.Inti
Melia Felindo di Sungai Kunyit, PT. BALI di Dusun Tangah dan PT. Ranah
Andalas Plantation di Kecamatan Sangir Jujuan dan Sangir Batang Hari,
Kemudian sedang dalam proses yaitu PT. Multi Karya Sawit Prima dan PT.
Batang Hari Palma di Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari.

Muara Labuh merupakan pusat kegiatan perekonomian yang tertua di Solok


Selatan tetap eksis sampai saat ini. Pasar Muara Labuh menjadi indikator yang
paling penting. Didukung oleh beberapa potensi, seperti keberadaan RSUD Solok
Selatan, sebuah perguruan tinggi yang dikelola oleh Yayasan Widyaswara
Indonesia. Muara Labuh sebagai Nagari Seribu Rumah Gadang, terdapat kawasan
perkampungan tradisional di Pasar Talang dan Koto Baru. Sedikitnya terdapat 4
situs sejarah di kawasan pasar lama ini, yaitu Kantor pos lama, bak penampungan
air ledeng Kolonial Belanda, Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Solok di Muara
Labuh yang dulu disebut Kantor Rapat - sebuah Kantor Peradilan yang mengurus
penerapan Hukum Belanda untuk menggantikan hukum adat, serta dua batang
kayu mahoni yang tumbuh di depan Puskesmas Muara Labuh yang konon
ditanam oleh Belanda semasa mereka berkuasa di Nusantara ini. Didukung juga
dengan kawasan sejuk Pekonina untuk tempat peristirahatan dan Kawasan Wisata
terpadu Bara Balun di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh yang memadukan
potensi alam dengan potensi budaya.

Pasar besar yang cukup ramai dikunjungi masyarakat adalah pasar di Muara
Labuh. Pasar ini berada di Kecamatan Sungai Pagu. Letaknya yang strategis pada
jalur regional provinsi dan dekat dengan Kabupaten Solok, menyebabkan pasar

ini lebih lengkap dibandingkan pasar lainnya, bahkan yang ada di Padang Aro.
Umumnya pasar di Kabupaten Solok Selatan tidak berjualan setiap hari, namun
ada hari-hari tertentu dari masing-masing pasar pada masing-masing wilayah;
Senin (Lubuk Malako), Selasa (Sitapus), Rabu (Padang Aro), Kamis (Abai),
Jumat (Trans. Tahap III), Sabtu (PT. TSS) dan Minggu (Sungai Sungkai).

Pola penyediaan rumah saat ini masih dilakukan secara self help atau dilakukan
sendiri, baik secara individual maupun kolektif. Hal ini menyebabkan bentuk dan
luasan rumah cenderung beragam. masyarakat lebih menyukai pola penyediaan
rumah sendiri atau kolektif bersama-sama dengan sukunya. Dengan demikian,
penyediaan rumah akan diserahkan sepenuhnya pada masyarakat. Hal ini
merupakan potensi kemandirian dari masyarakat dalam penyediaan perumahan.

Kebutuhan air bersih di Kabupaten Solok Selatan tidak mengalami permasalahan


yang berarti, disebabkan melimpahnya sumber air baku di wilayah ini.

3.1.5. Issue-issue Strategis


Issue strategis yang terdapat di kabupaten Solok Selatan adalah, sebagai
berikut:

Visi Provinsi Sumatera Barat telah mengakomodasi keterisolasian Kabupaten


Solok Selatan melalui penjabaran lebih lanjut dari penyataan mobilitas ruang dan
barang,

mendorong

pertumbuhan

ekonomi

daerah

dengan

tetap

mempertimbangkan kualitas lingkungan hidup.

Undang-undang Nomor 38 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Solok


Selatan memberikan peluang untuk mengatur wilayah secara mandiri seluas
3.346,20 km2 meliputi Kecamatan Sangir Batang Hari; Sangir Jujuan; Sangir;
Sungai Pagu; dan Koto Parik Gadang Diateh, dengan berbagai potensi wilayah
memberikan peluang untuk segera terwujud masyarakat yang sejahtera sesuai
visi Kabupaten Solok Selatan.

Posisi strategis dalam konteks regional melalui KESR IMS-GT maupun KESR
IMT-GT memberikan peluang kerjasama pada sector perdagangan dan industri,
penambangan dan energi, pertanian dan peternakan, pariwisata dan transportasi,
serta pendidikan dan pelatihan sebagai wahana untuk transfer teknologi.

Kabupaten Solok Selatan sebagai bagian dari pengembangan Kawasan Andalan


Solok Dsk (Danau Kembar Diatas / Dibawah PIP Danau Singkarak Lubuk
Alung Ketaping) diarahkan pengembangannya bagi sektor-sektor unggulan
pertanian, perkebunan, industri, dan pariwisata. Kawasan Andalan ini memiliki
keterkaitan dengan pengembangan Kawasan Andalan Laut Siberut dsk, yang
diarahkan pengembangannya bagi sektor unggulan perikanan dan pariwisata.
Pariwisata dikembangkan untuk membangun citra dengan mengangkat budaya
Islam, Melayu, dan Wisata lingkungan dengan latar belakang Bukit Barisan.

Kabupaten Solok Selatan termasuk dalam Wilayah Pengembangan (WP) IV


dalam lingkup Provinsi Sumatera Barat dengan arahan pengembangan sektor
produktif pada kegiatan perikanan dan sector infrastruktur meliputi listrik dan air
minum, serta perangkutan dan komunikasi.

Posisi Kabupaten Solok Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Jambi


(Kabupaten Kerinci dengan pusatnya di Kerinci yang relative lebih maju dari
Kabupaten Solok sebagai kabupaten induk), merupakan peluang untuk membuka
keterisolasian wilayah Kabupaten Solok Selatan, mengingat lokasinya yang
relatif dekat dengan PKL Padang Aro (Ibukota Kabupaten Solok Selatan).

Fungsi dan perannya tidak hanya dalam lingkup Provinsi Sumatera Barat, namun
secara hidrologis terkait erat dengan pengembangan Provinsi Jambi. Wilayah
Kabupaten Solok Selatan merupakan daerah hulu DPS Batanghari yang
berfungsi sebagai catchment area yang sangat penting. Peran ini memberikan
peluang kerjasama pembangunan antar wilayah dengan Provinsi Jambi.

Kabupaten Solok Selatan diharapkan mampu memanfaatkan beroperasinya


Lapangan Terbang di Kerinci (di wilayah Provinsi Jambi; lokasinya relatif
mudah dijangkau dari Kabupaten Solok Selatan).

BAB IV
PENDEKATAN METODELOGI

4.1 Metode penyusunan RTRW Kabupaten Solok Selatan


Metode penyusuna RTRW kabupaten solok selatan, yaitu terdiri dari :

Kajian kondisi eksternal

Kajian kondisi internal

Kajian strategi pengembangan

Perumusan rencana tata ruang


4.1.1. Kajian Eksternal Kota
Merupakan

kajian

terhadap

faktor-faktor

determinan

yang

sangat

mempengaruhi penataan ruang kabupaten solok selatan, yang meliputi faktor-faktor


determinan ini meliputi :

Kebijakan penataan ruang, seperti RTRWN, RTRW pulau, dan RTRW propinsi.

Kebijakan perwilayah propinsi dan regional.

Kebijakan daerah seperti, PROPEDA dll.


Kajian dilakukan dengan mengunakan metodologi diskriptif analisis, artinya
tidak hanya menjabarkan fakta, tapi juga menganalisis lebih lanjutmengenai
kekurangan dan kekutrangan dari kebijakan-kebijakan tersebut.
Dari kajian tersebut diharapkan didapatkan keluaran berupa pengembangan
kota, berupa bagaimana fungsi dan peran yang dibebankan pada kota dalam lingkup
regional serta seberapa besar dan bagaimana peluang dan tantangan pengembangan
kota sebagai konsekuensinya dalam lingkup regional
Untuk melakukan kajian-kajian tersebut dibutuhkan dukungan data dan
informasi. Data dan informasi pendukung diperoleh dengan melakukan survei primer
dan sekunder dalam bentuk :

Diskusi lintas sektoral

Dihadiri oleh seluruh dinas atau instansi teknis terkait dengan


penataan ruang kota. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk saling
bertukar informasi mengenai isu dan pembangunan yang terjadi saat ini
sebagai masukan dalam perumusan isu dan permasalahan pengembangan
yang akan mendasari perumusan rencana tata ruang kota.

Kunjungan instansional
Untuk memperoleh dokumen-dokumen kebijakan terkait, seperti
Dokumen RTRWN, RTRW Pulau Sumatera, RTRW Propinsi Sumatera
Barat, dll

Pencarian data dan informasi melalui media internet Dengan mencari


situs-situs terkait dengan Kota Solok Selatan termasuk wilayah di
sekelilingnya untuk mendapatkan gambaran kota dalam konstelasi regional.

4.1.2 Kajian Internal Kota


Merupakan kajian terhadap local content kota yang dapat menjadi modal bagi
pembangunan. Kajian ini akan mencakup:

Analisis perkembangan sosial kependudukan, yang ditujukan untuk

melihat

gambaran kegiatan sosial kependudukan, seperti tingkat pertumbuhan


penduduk, ukuran keluarga, budaya, atau aktivitas sosial (termasuk migrasi).

Analisis prospek ekonomi perkotaan, yang ditujukan untuk melihat gambaran


sektor-sektor pendorong ekonomi kota, seperti ketenagakerjaan, PDRB,
kegiatan usaha, dan perkembangan penggunaan lahan dan produktivitasnya.

Analisis daya dukung fisik dan lingkungan, yang ditujukan untuk melihat
kemampuan fisik dan lingkungan kota dalam mendukung perkembangan di
masa mendatang, seperti kondisi penggunaan lahan, bentang alam, geografis,
sumberdaya air, topografi, dll.

Analisis dukungan prasarana dan fasilitas perkotaan, yang ditujukan untuk


melihat kondisi tingkat pelayanan sarana kota dalam mendukung kegiatan
masyarakat.

Analisis kebijakan daerah, seperti PROPEDA, Renstra, dll.

Kajian dilakukan dengan menggunakan metodologi deskriptif analisis kualitatif


dan kuantitatif. Untuk menunjang deskriptif analisis kuantitatif akan digunakan
beberapa teknik analisis yang umumnya digunakan.
Dari kajian kebijakan diharapkan didapat keluaran berupa gambaran kinerja
kota yang menjadi potensi dan permasalahan dalam pembangunan kota.
Untuk melakukan kajian-kajian tersebut dibutuhkan dukungan data dan informasi,
seperti:

Data kependudukan, menyangkut jumlah, perkembangan, kepadatan, struktur


penduduk berdasarkan agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan,

Data perekonomian kota, menyangkut perkembangan PDRB kota, produksi


dan produktivitas kegiatan ekonomi.

Data fisik dan lingkungan, seperti peta dan data perkembangan penggunaan
lahan, fisiografis, geologi, kesesuaian lahan kehutanan dan pertanian.

Data sarana dan prasarana kota, seperti jumlah dan sebaran sarana sosial
(pendidikan, peribadatan, kesehatan) dan ekonomi (pasar, pertokoan), jaringan
transportasi, jaringan listrik, air bersih, dll.

Dokumen Propeda, Renstra,


Data dan informasi pendukung diperoleh dengan melakukan survei primer dan

sekunder dalam bentuk:

Kunjungan instansional
Untuk memperoleh data yang sifatnya dokumentasi, seperti Kota Dalam Angka
yang berisi informasi kependudukan, perekonomian, dan prasarana pendukung
serta kebijakan daerah seperti Propeda, Renstra,

Wawancara semi terstruktur


Dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk memperoleh informasi terkait dengan
kegiatan dan kebiasaan masyarakat setempat, kebutuhan dan keinginan
masyarakat terhadap kota di masa mendatang, dll. Wawancara semi terstruktur
merupakan suatu bentuk wawancara yang hanya menggunakan beberapa
pertanyaan pokok sebagai pedoman.

Bentuk seperti ini lebih bermanfaat karena dapat pula menjaring informasi
yang sifatnya kualitatif dan sebab-akibat.

Survei primer
Untuk memperoleh gambaran konkrit penggunaan lahan saat ini dan kondisi
kota pada umumnya. Survei primer untuk memperoleh penggunaan lahan akan
didukung oleh teknologi citra satelit

4.1.3 Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan Pengembangan Kota


Tahap ini ditujukan untuk merumuskan bagaimana dan ke mana pengembangan
kota akan dilakukan, dengan potensi, permasalahan, peluang, dan tantangan yang
dimiliki kota.
Perumusan ini dilakukan dengan memadukan keunggulan kota dengan kinerja kota
menggunakan deskriptif analisis. Dari tahapan ini diharapkan diperoleh keluaran
berupa visi, misi, tujuan, dan strategi pemanfaatan, pengelolaan, dan pengendalian
ruang kota.
Strategi pada dasarnya merupakan bagaimana kota memanfaatkan potensi dan
peluang yang dimilikinya, meminimasi permasalahan yang ada, serta menjawab
tantangan dalam kerangka pembangunan di masa mendatang.
4.1.4 Perumusan Perkiraan Kebutuhan Pengembangan Kota
Tahap ini bertujuan untuk merumuskan bagaimana tujuan dan strategi yang
telah dirumuskan dijabarkan ke dalam perkiraan kebutuhan pengembagan fungsional
pusat dan kawasan serta kebutuhan keterkaitan fungsional pusat dan wilayah
pengaruhnya.
Perkiraan kebutuhan pengembangan yang akan dikaji meliputi kebutuhan
pengembangan kependudukan, ekonomi perkotaan, fasilitas sosial dan ekonomi,
lahan perkotaan, serta sarana dan prasarana perkotaan.
Perumusan perkiraan ini akan dilakukan dengan menggunakan analisis kuantitatif
yang didukung dengan teknik analisis dan ketentuan yang mengatur. Yang dimaksud
dengan ketentuan yang mengatur adalah standar teknis terkait.

Namun demikian, penggunaan standar teknis tersebut tidak semata-mata mutlak


dilakukan, namun akan disesuaikan dengan kondisi kota, serta kebutuhan dan
keinginan masyarakat.

4.1.5 Perumusan Rencana Tata Ruang Kota


Tahapan ini ditujukan untuk merumuskan bagaimana tujuan pengembangan
dan kebutuhan akan pengembangan dialokasikan ke dalam ruang. Rumusan ini
diwujudkan dalam bentuk rencana tata ruang yang terdiri dari:

Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kota, yang mengatur tentang:

Struktur pemanfaatan ruang, mencakup arahan:

pengembangan dan distribusi penduduk di setiap kawasan permukiman

sistem pusat pelayanan perkotaan (fungsi primer dan sekunder), dengan


pengelompokkan pusat perdagangan, pendidikan, kesehatan, serta rekreasi dan
OR

sistem transportasi, dengan pengelompokkan angkutan jalan raya, kereta api, ,


dan angkutan udara

sistem jaringan utilitas, mencakup telekomunikasi, energi, pengairan, dan


prasarana pengelolaan lingkungan dengan kedalaman materi hingga jaringan
sekunder.

Pola pemanfaatan ruang, mencakup arahan pengembangan kawasan budidaya


perkotaan (perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, industri,
pendidikan, perkantoran pemerintah dan niaga,terminal / pertanian / perkebunan /
peternakan / perikanan, TPU, dan TPA) serta arahan pengembangan pengembangan
kawasan lindung (resapan air, sempadan, tahura, cagar alam dan budaya, rawan
bencana, dll).

Rencana pengelolaan kawasan lindung, budidaya perkotaan, dan tertentu, yang


mengatur tentang:

Pengelolaan kawasan perkotaan, meliputi penanganan lingkungan kota,


pengaturan kepadatan bangunan, pengaturan ketinggian bangunan, serta
penataagunaan tanah, air, udara, dan sumberdaya lainnya.

Pengelolaan kawasan tertentu, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan


dan tetap menjamin keserasiannya dengan pengelolaan kawasan perkotaan.

BAB V
RENCANA KERJA
5.1 Tahap Persiapan
5.1.1 Kebijakan Penataan Ruang
1. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Solok Selatan meliputi:

Pengembangan kawasan perumahan yang sesuai dengan karakter ruang kota, sosial
budaya masyarakat, daya dukung dan daya tampung serta kerawanan terhadap
bencana.

Peningkatan kegiatan industri kecil/rumah tangga

berbasis kerakyatan dalam

mendukung pembangunan kegiatan perdagangan dan jasa.

Peningkatan produktivitas kegiatan pertanian wilayah melalui intensifikasi lahan


pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan.

Peningkatan pertumbuhan sektor industri dengan didukung pasar regional sesuai


keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna,
terpadu dan ramah lingkungan.

Pembangunan sarana dan prasarana wilayah yang berbasis mitigasi bencana.

Pengembangan sarana prasarana yang terpadu untuk mendukung Kabupaten Solok


Selatan sebagai kota satelit Metropolitan Padang.

Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan.

5.1.2 Strategi Penataaan Ruang

Strategi pengembangan kawasan perumahan kawasan perumahan yang sesuai dengan


karakter ruang kota, sosial budaya masyarakat, daya dukung dan daya tampung serta
kerawanan terhadap bencana meliputi:

Mengembangkan kawasan perumahan di Kabupaten Solok Selatan dengan


kepadatan sedang dan kepadatan rendah (sub urban).

Mengembangkan secara terbatas permukiman kepadatan rendah pada kawasan


konservasi dan kawasan lindung, resapan air, kawasan perkebunan, pertanian
perkotaan dan kawasan rawan bencana.

Mendorong pembangunan secara vertikal terbatas di kawasan pusat kota untuk


mengoptimalkan intensitas ruang dan menjamin keseimbangan antara ruang
terbangun dengan tetap memperhatikan ketentuan bangunan tahan gempa.

Mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang sudah


tertata.

Mengembangkan perumahan yang mendukung pengembangan kawasan industri.

Strategi peningkatan kegiatan industri kecil/rumah tangga yang berbasis kerakyatan


dalam mendukung kegiatan perdagangan dan jasa meliputi:

Menetapkan sentra industri sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Mengembangkan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan industri kecil/


rumah tangga.

Strategi peningkatan kegiatan pariwisata pesisir yang berwawasan lingkungan meliputi:

Mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata pesisir yang terintregrasi dengan


kegiatan ekonomi, sosial, budaya sehingga dapat dikembangkan menjadi kesatuan
kegiatan pariwisata yang utuh..

Mengembangkan Kawasan Wisata yang didukung oleh arsitektur kota, sistem


pelayanan transportasi massal terpadu dan sistem jaringan utilitas yang handal.

Strategi peningkatan produktivitas kegiatan pertanian wilayah melalui intensifikasi lahan


dan modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan meliputi:

Mengupayakan kegiatan intensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi pada lahan tidak


terbangun dan lahan sisa yang berupa lahan cadangan pengembangan sebagai lahan
pertanian khususnya areal persawahan beririgasi teknis.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas usaha pertanian sehingga memiliki daya saing
yang tinggi.

Strategi peningkatan pertumbuhan sektor industri dengan didukung pasar regional sesuai
keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna, terpadu
dan ramah lingkungan meliputi:

Meningkatkan pertumbuhan sektor industri dengan didukung pasar regional sesuai


keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna,
terpadu dan ramah lingkungan.

Meningkatkan pasar regional di Kawasan untuk mendukung pemasaran hasil-hasil


industri di Kabupaten Solok Selatan.

Strategi pembangunan sarana dan prasarana wilayah yang berbasis mitigasi bencana
meliputi:

Merehabilitasi sarana dan prasarana wilayah yang rusak akibat bencana alam.

Mewujudkan struktur dan pola ruang Kabupaten Solok Selatan berbasis mitigasi
bencana.

Membatasi pembangunan sarana dan prasarana di kawasan sepanjang danau.

Menyediakan sarana dan prasarana di pusat-pusat pelayanan kota dan lingkungan


sesuai dengan skala pelayanannya.

Meningkatkan fungsi dan kualitas bangunan publik dan perumahan yang antisipatif
terhadap bencana.

Strategi pengembangan sarana prasarana yang terpadu untuk mendukung Kabupaten


Solok Selatan sebagai kota satelit Metropolitan Padang meliputi:

Mengembangkan

jaringan

transportasi

jalan

maupun

kereta

api

yang

menghubungkan Kabupaten Solok Selatan dengan wilayah sekitarnya.

Mengembangkan moda transportasi massal berbasiskan rel dan jalan raya yang
menghubungkan antara Kabupaten Solok Selatan

dengan

kota-kota dalam

Metropolitan Padang.

Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan keamanan meliputi:

Mendukung penetapan kawasan strategis dengan fungsi khusus pertahanan dan


keamanan.

Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis
untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.

Mengembangkan kawasan lindung dan/atau budi daya tidak terbangun di sekitar


kawasan strategis zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis dengan budi
daya terbangun.

5.2

Membantu memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan/TNI.

Tahap Pengumpulan Data Dan Survey


Kegiatan pengumpulan data dan survai ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran nyata kondisi wilayah perencanaan, sehingga diharapkan rencana yang
dihasilkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kawasan.
Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam survai ini dibagi atas dua kelompok
besar, yaitu pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data primer.

Pengumpulan data sekunder

Survai ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang telah
terdokumentasikan dalam buku, laporan dan statistik yang umumnya terdapat di instansi
terkait. Di samping pengumpulan data, pada kegiatan ini dilakukan pula wawancara atau
diskusi dengan pihak instansi mengenai permasalahan-permasalahan di tiap bidang/aspek
yang menjadi kewenangannya serta menyerap informasi mengenai kebijakan-kebijakan
dan program yang sedang dan akan dilakukan yang berkaitan dengan pengembangan dan
penataan kawasan secara umum.

Pengumpulan data primer

Survai ini dilakukan untuk mendapatkan data terbaru/ terkini langsung dari lapangan atau
obyek kajian. Pengumpulan data primer ini sendiri akan dilakukan melalui 2 metode,
yaitu metode observasi langsung ke lapangan, metode penyebaran kuesioner atau
wawancara.
5.3

Tahap Penyusunan Fakta Dan Analisa

5.3.1 Fakta

Data Fisik

Batas Administrasi.

Topografi.

Geologi.

Tanah.

Iklim.

Data Penduduk.

Kependudukan:

Jumlah penduduk

Laju pertumbuhan penduduk

Data Ekonomi.

Pertanian.

Perikanan.

Pariwisata.

Industri.

Data Sarana dan Prasarana

Prasarana transportasi

Prasarana air minum

Prasarana energi/listrik

Prasarana drainase

Drainasi alam

Drainase buatan

Prasarana telekomunikasi

Prasarana persampahan

Kegiatan pengumpulan

Kegiatan pengankutan

Pembuangan sampah

Prasarana irigasi

Bangunan perkotaan

Perumahan

Pendidikan

Kesehatan

Peribadatan

Pemerintahan

Pelayanan

5.3.2 Analisis Fisik

Analisis Kesesuaian Lahan


Analisis kesesusian lahan bertujuan untuk menentukan arahan klasifikasi fungsi
kawasan sesuai dengan kemampuan lahannya. Metode yang digunakan adalah Metode
Super Impose yaitu dengan menumpang tindihkan peta topografi, jenis tanah dan curah
hujan.
Berdasarkan ketetapan tersebut diatas, maka secara teknis dalam penetapan arahan
fungsi kawasan terdapat tiga faktor yang dinilai pada tahap awal yaitu:

Lereng

Jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi

Intensitas hujan harian rata-rata


Informasi ketiga faktor tersebut diperoleh dari hasil interprestasi peta topografi,
peta tanah dan hasil pengumpulan data curah hujan di lapangan.

Analisis Daya Tampung Lahan


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan wilayah/kawasan dalam
menampung jumlah penduduk secara maksimal.
untuk mengetahui daya tampung lahan pada kawasan perencanaan digunakan asumsi:

Ratio tutupan lahan, yaitu perbandingan antara daerah yang terbangun (pemukiman)
dengan luas lahan yang sesuai untuk dikembangkan.

Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi yang dilakukan adalah menyangkut potensi sumber daya air yang
dihitung berdasarkan potensi air hujan dan potensi air permukaan.

5.3.3 Analisis Kependudukan

Data jumlah penduduk, laju pertumbuhaan penduduk, perkembangan penduduk, jumlah


penduduk menurut tingkat pendidikan

Struktur jumlah penduduk menurut kelompok umur, jumlah penduduk menurut mata
pencarian.

Sosial budaya masyarakat


Berguna untuk menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk pada tahun rencana, yang
nantinya akan diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dan untuk
melihat kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, apakah

kebiasaan dan budaya masyarakat setempat mempengaruhi tingkat kesejahteraan


masyarakat.
Analisis Yang Digunakan
Analisis Proyeksi Penduduk
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui/menghitung jumlah penduduk pada tahun
rencana
Analisis Laju Pertumbuhan Penduduk
Dalam melakukan analisa kependudukan diperlukan data-data :

Data jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk 5-10 tahun sebelumnya.

Data kepadatan dan penyebaran penduduk 5-10 tahun sebelumnya.

5.3.4 Waktu Perencanaan


Waktu perencanaan menurut UU No.26/Th 2007 adalah 20 tahun, yang dibagi
dalam 5 tahunan dengan 4 tahap, yaitu :
Penyusunan

: 2009

Tahap I

: 2010 - 2014

Tahap II

: 2015 - 2019

Tahap III : 2020 - 2024

Tahap IV : 2025
Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Solok
Selatan dapat dilihat pada table 3.1. dibawah ini :

Tabel 3.1. Perkembangan Penduduk di Kabupaten Solok Selatan


Tahun
2005
No.

Luas Wilayah (Km2)


Kecamatan

Sebelum

Setelah

pemekaran

pemekaran

Jumlah Penduduk (jiwa)


2004

2005

2006

2007

20

Sangir

632,99

632,99

33.056

33.878

36.995

37.515

34.

Sangir Jujuan

965,00

278,06

20.946

23.139

23.682

24.015

11.

Sangir Balai

686,94

10.

280,01

280,01

10.579

10.944

10.944

11.098

11.

Janggo
4

Sangir
Batang Hari

Sungai Pagu

944,10

596,00

37.957

39.898

39.898

40.459

26.

Pauh Duo

348,10

13.

Koto Parik

524,10

524,10

21.398

22.342

22.342

22.657

22.

3.346,20

3.346,20

123.936

130.201

133.861

135.744

130

Gadang
Diateh
Kabupaten Solok
Selatan
Sumber : Kabupaten Solok Selatan Dalam Angka 2004-2008

5.3.5 Analisis Sarana dan Prasarana


Untuk menganalisis data fasilitas yang fariabelnya bersifat independen yaitu, data pendidikan,
data kesehatan, peribadatan, data ekonomi, data perumahan, data olah-raga dan rekreasi.
Metode yang digunakan :

Metode kualitatif dan kuantitatif yaitu mempergunakan proyeksi penduduk untuk


memperkirakan kebutuhan akan setiap fasilitas berdasarkan standar kebutuhan jarak
dan skala pelayanan.

Analisis Utilitas terdiri dari analisis kebutuhan :

Listrik
Asumsi, Kebutuhan listrik untuk rumah tangga 450 watt.

2. Air bersih
5.3.6 Analisis Transportasi

Evaluasi data transportasi seperti sarana dan prasarana transportasi untuk memperkirakan
kebutuhan pengembangan transportasi, serta kecenderungan pemakaian alat transportasi.
Analisis Tingkat Aksesibilitas
Analisis Pilihan Modal
5.4

Tahap Penyusunan Rencana

5.4.1 Stuktur
Konsep Pengembangan Struktur Kota Solok Selatan
Berdasarkan potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan Kota Solok
Selatan, maka dirumuskan konsep pengembangan struktur ruang kota yang dasar
pemikirannya terutama dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Dapat meminimalisasi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh terjadinya bencana


gempa bumi dan tsunami,

Mengoptimalkan sistem jaringan jalan dan pola ruang yang sudah ada dan sudah
terbentuk

Mengoptimalkan sumberdaya yang ada,

Menyiapkan Kabupaten Solok Selatan sebagai bagian dari pengembangan Kawasan


Metropolitan Padang Dan Sekitarnya.

5.4.2 Pola
Dalam arahan penetapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Solok Selatanmengacu
kepada ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
837/KPTS/UM/1980, terhadap pengelolaan kawasan lindung, penetapan lokasi oleh
tingkat pusat maupun provinsi serta berdasarkan pada hasil kajian kondisi fisik dasar
wilayah. Berdasarkan PP RI No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional serta adanya pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
yang diterbitkan dengan Permen PU No.16/PRT/M/2009, diantaranya mencakup
mengenai rencana pola ruang wilayah kabupaten, meliputi:

Kawasan hutan lindung;

Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya meliputi:

Kawasan bergambut; dan

Kawasan resapan air.

Kawasan perlindungan setempat meliputi:

Sempadan pantai;

Sempadan sungai;

Kawasan sekitar danau atau waduk; dan

Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya.

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi:

Kawasan suaka alam;

Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;

Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;

Cagar alam dan cagar alam laut;

Kawasan pantai berhutan bakau;

Taman nasional dan taman nasional laut;

Taman hutan raya;

Taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan

Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

Kawasan rawan bencana alam meliputi:

kawasan rawan tanah longsor; dan

Kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir.

Kawasan lindung geologi meliputi:

Kawasan cagar alam geologi; dan


Kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air tanah.

Kawasan lindung lainnya, meliputi:

Cagar biosfer;

Ramsar;

Taman buru;

Kawasan perlindungan plasma-nutfah; dan

Kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau
biota laut yang dilindungi.

5.5

Diskusi dan Dialog


Kegiasatan sosialisasi dan persentasi pada saat penyelesaiaan laporan dengan
mengundang instansi pemerintah daerah terkait dan pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholdeer), merupakan suatu keharusan yang harus dilaksanakan oleh pihak
konsultan.Acara ini bertujuan untuk mensosialisasikan kegiatan serta mendapatkan
masukan dari berbagai pihak.

BAB VI
Pelaksanaan Pengerjaan RTRW Kabupaten Solok Selatan
Tabel 6.1
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Bulan ke
No Kegiatan

Keterangan
1

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1

Persiapan
Pekerjaan
Penyiapan
Personil
Penyiapan
Peralatan

2 minggu
2 minggu

Penyiapan
Fasilitas
Penunjang
Penyusunan
Laporan
Pendahuluan
Penyusunan
Laporan
Pendahuluan
Pembahasan
Laporan
Pendahuluan
Perbaikan
Laporan
Pendahuluan
Survey
&
Pengumpulan
Data
Survey Primer

2 minggu

Survey
Sekunder
Penyusunan Fakta
&
Analisa
Penyusunan
Rencana
Tahap Diskusi

6 minggu

2 minggu
1 minggu
2 minggu

4 minggu

4
5
6

4 minggu
4 minggu
2 minggu

BAB VII
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA
Tenaga Ahli

Ahli Geologi

Melakukan penelitian dan memperbaiki atau mengembangkan konsep, teori


dan metode operasional berkaitan dengan geologi dan geophisik

Menafsirkan data penelitian dan menyiapkan laporan, peta, grafik, diagram


dan dokumen tentang geologi

Menerapkan pengetahuan tentang geologi untuk masalah yang dihadapi


dalam proyek teknik sipil seperti konstruksi bendungan, jembatan,
terowongan, dan gedung-gedung besar/luas dan proyek reklamasi tanah

Menggunakan aneka ragam program untuk menyelidiki dan mengukur


kerusakan yang diakibatkan oleh gempa, garvitasi, listrik, udara panas, dan
kekuatan magnit yang berpengaruh pada bumi

Menaksir berat, ukuran, dan gumpalan bumi dan komposisi dan struktur dari
bagian dalam, dan mempelajari ciri-cirinya, kegiatan dan memprediksi
letusan gunung berapi, gletser, dan gempa bumi

Membuat graphik daerah bumi yang mengandung magnit dan


menggunakannya dan kumpulan data lainnya untuk penyiaran radio/tv,
navigasi dan untuk tujuan-tujuan lainnya

Membuat graphik daerah bumi yang mengandung magnit dan


menggunakannya dan kumpulan data lainnya untuk penyiaran radio/tv,
navigasi dan untuk tujuan-tujuan lainnya

Memberi nasihat dalam hal seperti pengelolaan benda-benda yang tidak


terpakai, pemilihan jalan dan lokasi dan pembangunan/pemulihan kembali
tempat-tempat yang terkontaminasi

Ahli Ekonomi

Menganalisa perubahan data dalam lingkungan ekonomi untuk anggaran


jangka pendek, evaluasi investasi dan rencana jangka panjang

Merumuskan rekomendasi, kebijakan dan rencana ekonomi, strategi


perusahaan dan investasi, dan melakukan studi kelayakan proyek

Memnatau data ekonomi untuk menilai efektifitasnya, dan memberi nasihat


tentang ketepatan, tentang kebijakan fiskal dan dan moneter

Menganalisa faktor-faktor yang menentukan partisipasi angkatan kerja,


pekerjaan, upah, pengangguran dan hasil pasal kerja

Menerapkan rumus matematik dan teknik statistik untuk menguji teori


ekonomi dan memikirkan solusi untuk masalah-masalah ekonomi

Mengevaluasi akibat keputusan politik berkenaan dengan ekonomi publik


dan kebijakan ekonomi keuangan dan kemungkinan untuk serangkaian
tindakan di lihat dari sisi sebelumnya, sekarang dan memproyeksikan faktor
dan arah ekonomi.

Ahli Hukum

Memberikan nasihat tentang aspek hukum dari berbagai orang, usaha, dan
masalah administratif

Mempersiapkan dokumen dan perjanjian hukum

Mengatur perpindahan harta tidak bergerak

Menentukan, melalui pemeriksaan hukum, penyebab dari kematian yang


tidak dengan nyata karena disebabkan oleh alam

Ahli Planologi
Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh
kegiatan lapangan dan kantor.

Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap


kegiatan tim pelaksana pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan yang
berlangsung saat ini.

Membuat schedule kegiatan pekerjaan.

Memonitor progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.


Mengarahkan seluruh anggota team dalam menyiapkan laporan yang
diperlukan.

Mengkaji ulang serta pengecekan keseluruhan hasil pekerjaan yang telah


dilaksanakan.

Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.

Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan.

Ahli Hidrologi

Melakukan pengumpulan data sekunder dan melakukan review atas hasil


analisis terdahulu.

Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.

Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi

Ahli Geodesi

Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan topografi dan


bathimetri serta mengumpulkan data primer.

Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam


pelaksanaan kegiatan lapangan.

Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan direksi


pekerjaan.

Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data serta


mengarahkan team dalam penggambaran.

Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.

Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi.

Ahli SIG

Menyiapkan program kerja SIG.

Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan direksi


pekerjaan.

Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data serta


mengarahkan team dalam penggambaran.

Staf Pendukung

Kepala Surveyor

Mengkoordinir kegiatan team dalam melakukan survey topografi dan


bathimetri serta mengumpulkan data primer.

Mengarahkan dan memberi petunjuk kepada surveyor topografi dan


bathimetri dalam pelaksanaan kegiatan lapangan.

Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan direksi


pekerjaan.

Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data


pengukuran.

Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi.

Editor/Drafter

Mengkoordinir seluruh kegiatan penggambaran

Membantu editing data untuk penggambaran Topografi dan bathimetri serta


detail desain.

Mengarahkan team draftman dan memberi petunjuk tentang


penggambaran yang telah ditentukan didalam KAK.

Memeriksa gambar-gambar yang telah diediting

Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan Penggambaran.

aturan

Anda mungkin juga menyukai