Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Burs
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Burs
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Burs
Danny Oktanto
Muhammad Nuryatno
ABSTRACT:
The objective of this research is to examine the effect of financial ratios
(proxied by liquidity ratios, solvency ratios, and the ratio of activity) to changes
in earnings. Sample used is 55 manufacturing companies in listed in the
Indonesian Stock Exchanges between 2008-2011. Data used were secondary data
from annual financial reports. The sampling technique used is purposive sampling
method and the model analysis is multiple linier regression. The result indicated
that not all independent variables showed significant influence on the dependent
variable. Based on this research, solvency ratios and ratio of activity partially
influenced to the changes in earnings, where as liquidity ratios doesnt influence
the change in earnings. Liquidity Ratios, Solvency Ratios, and Activity Ratios are
used together have a significant impact on the change in earnings.
Keyword :
A. PENDAHULUAN
Perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan
dalam kondisi ekonomi yang sulit, yang terlihat dari kemampuannya dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan dan melaksanakan operasinya dengan
stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke
waktu. Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Kinerja
perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur
setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003). Salah satu parameter kinerja tersebut
adalah laba.
Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup
perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan
operasional yang didukung oleh adanya sumber daya. Laba adalah kenaikan
60
60
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Juliana dan Sulardi,
2003).
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan. Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam pengambilan keputusan
ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja perusahaan. Dari
laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh informasi tentang performance
(kinerja) perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi yang lain yang
berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan
sangat diperlukan untuk memahami informasi laporan keuangan. Laporan labarugi, yang didalamnya tercantum laba atau rugi yang dialami oleh perusahaan
merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil
kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode akuntansi tertentu sedangkan
neraca mencantumkan sumber daya perusahaan.
Laba merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau penuruan
ekuitas dari berbagai sumber transaksi. Untuk mengukur dan memprediksi laba
perusahaan dapat menggunakan rasio keuangan. Hal ini menjadikan rasio
keuangan dapat menjadi faktor dalam mengevaluasi keadaan keuangan
perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan laba yang akan datang
(Juliana dan Sulardi, 2003). Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai sebagai
sistem peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu
perusahaan.
Berdasarkan fenomena pada tahun 2008 sampai dengan 2010, dilihat dari
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) pada perusahaan manufaktur
mengalami penurunan laba. Pada tahun 2008 sampai 2009 perusahaan manufaktur
mengalami pertumbuhan laba sebesar 1,69% dan pada tahun 2009 sampai 2010
hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,66% (ICMD). Analisis perubahan laba
itu diduga dapat diprediksi melalui rasio keuangan. (Indonesia Capital Market
Directory)
Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun.
Terdapat sebesar 1,03% selisih dari pertumbuhan laba tahun 2008 sampai 2009
dengan pertumbuhan laba tahun 2009 sampai 2010 pada perusahaan manufaktur
berdasarkan sumber dari Indonesia Capital Market Directory. Perubahan laba
yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, sehingga
tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi pula. Hal ini akan mempengaruhi
keputusan investasi para investor yang akan menanmkan modalnya ke dalam
perusahaan karena investor mengharapkan dana yang diinvetasikan ke dalam
perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi.
61
62
Rasio likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis rasio likuiditas
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Current Ratio
Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
2. Quick Ratio
Rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau
utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
persediaan.
b.
Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis rasio solvabilitas yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan atau berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang.
2. Debt to Total Assets
Debt to Total Assets merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
63
c.
Rasio aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan,
penagihan utang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis rasio aktivitas
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Total Assets Turnover Ratio
Rasio perputaran aktiva tetap (Total Assets Turnover Ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
2. Inventory Turnover
Rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover Ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode.
d. Perubahan Laba
Setiap perusahaan menginginkan laba atau sering disebut juga dengan
keuntungan (profit). Laba diperlukan oleh perusahaan untuk dapat melangsungkan
kehidupan perusahaan. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat terus bertahan
didalam perekonomian maka diharapkan perusahaan akan mendapatkan laba.
Salah satu manfaat laba adalah untuk memprediksi perubahan laba
perusahaan tahun yang akan datang. Perubahan laba merupakan kenaikan laba
atau penurunan laba per tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh
investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat
perubahan laba dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak
hanya melihat laba dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba
dari tahun ke tahun (Lusiana, 2008).
64
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Rasio Likuiditas
- Current Ratio
- Quick Ratio
H1
(H1a)
(H1b)
Rasio Solvabilitas
H2
- Debt to Equity Ratio (H2a)
- Debt to Total Asset (H2b)
Perubahan laba
Rasio Aktivitas
H3
- Total Asset Turnover (H3a)
- Inventory Turnover (H3b)
H4
D. PENGEMBANGAN HIPOTESA
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian mengenai pengaruh
rasio keuangan (Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas) terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur, maka dirumuskan hipotesa sebagai
berikut :
Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar akan mempertimbangkan calon kreditur dalam memberikan
kredit jangka pendek kepada perusahaan.
H1 : Rasio likuiditas secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Besarnya dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik
perusahaan dapat memperlancar aktivitas perusahaan. Kelancaran aktivitas
perusahaan sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan penjualan dalam
menghasilkan laba.
H2 : Rasio solvabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan, dimana pengguna aktivitas ini dilakukan secara
sangat maksimal dengam maksud memperoleh hasil yang maksimal. Efektifitas
manajemen persediaan dalam menggunakan dana yang ditanam dalam persediaan
akan mempengaruhi perkiraan penjualan yang akan dihasilkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan laba.
65
it-1
Keterangan:
Y
= perubahan laba
it
Yit
Y
it-1
Metode pengujian yang dilakukan terdiri dari uji statistic deskriptif, uji
normalitas, uji multikolinearitas,uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji
koefisien determinasi, uji parsial, dan uji simultan.
2. Persamaan Regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression
Analysis). Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji
pengaruhrasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Model dalam penelitian
ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5X5 + b6X6 + e
66
Dimana :
Y
= Perubahan laba
a
= Koefisien konstanta
b
= Koefisien regresi dari masing-masing variabel
X1
= Current Ratio
X2
= Quick Ratio
X3
= Debt To Equity Ratio
X4
= Debt To Total Asset
X5
= Total Asset Turnover
X6
= Inventory Turnover
e
= koefisien error
3. Prosedur Pengumpulan Data
Populasi yang akan menjadi obyek penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2011
tercatat secara konsisten berjumlah 144 perusahaan (www.idx.co.id).
No.
Tabel 3.1
Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Kriteria Seleksi Sampel
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jumlah
144
(55)
buku 2008-2011.
Perusahaan manufaktur yang tidak menghasilkan laba
(30)
(4)
55
67
220
220
220
220
220
220
220
220
Minimum
Maximum
,21
-1,79
,08
,04
,00
,59
-,96
54,97
54,01
15,28
,90
4,18
7254,97
34,45
Mean
2,57
1,78
1,06
,42
1,31
47,96
,86
Std. Deviation
4,03
3,86
1,35
,18
,65
507,15
2,99
68
Pada variabel total asset turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,00 ,
nilai maksimum sebesar 4,18 dan dari 220 observasi diperoleh nilai rata-rata
sebesar 1,31 sehingga mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 0,65.
Pada variabel invetory turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,59 nilai
maksimum sebesar 7254,97 dan dari 220 observasi diperoleh nilai rata-rata
sebesar 47,96 sehingga mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 507,15.
Pada variabel perubahan laba memiliki nilai minimum sebesar -0,96 dan
nilai maksimum sebesar 34,45 dengan nilai rata-rata sebesar 0,86 sehingga
mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 2,99.
G. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel 2
Hasil Pengujian Normalitas Alat Regresi
N
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
192
0,582
VIF
1,151
1,955
2,162
1,037
1,034
Kesimpulan
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas
69
memiliki VIF < 10. Maka H0 diterima, artinya antar variabel independen
menunjukkan tidak ada multikolinearitas (tidak mempunyai korelasi yang sangat
kuat dengan variabel independen lainnya).
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Variabel
Quick Ratio
Debt to Equity Ratio
Debt to Total Asset
Total Asset Turnover
Inventory Turnover
Sig
0,838
0,520
0,082
0,398
0,316
Kesimpulan
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas
dU
4-dU
-dL
DW
1,665
1,802
2,198
2,335
1,963
Kesimpulan
tidak ada autokorelasi
70
Model
1
R Square
,355
Model
1 (Constant)
Quick Ratio
Debt to Equity Ratio
Debt to Total Asset
Total Asset Turnover
Inventory Turnover
Standardized
Coefficients
Beta
-,045
,802
-,468
,077
,074
Sig.
,001
,473
,000
,000
,202
,212
71
dan hasil dalam penelitian Andriyani (2008) yang menyatakan bahwa quick
ratio berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hal ini disebabkan karena
fungsi quick ratio adalah untuk mengukur kemampuan pembayaran hutang
perusahaan dengan menggunakan aset lancar tanpa persediaan. Komponen
aktiva lancar berupa kas, piutang, dan persediaan. Persediaan sering kali
dianggap merupakan aset yang tidak likuid. Hal ini menandakan bahwa
semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas yang dapat
mempengaruhi proses produksi dan penjualan dalam menghasilkan laba
perusahaan.
Rasio Solvabilitas (H2)
Hasil pengujian statistik t atau uji parsial menunjukkan nilai
signifikansi variabel debt to equity ratio sebesar 0,000 < alpha 0,05. Maka
Ho2a ditolak, artinya terdapat pengaruh antara debt to equity ratio terhadap
perubahan laba perusahaan. Adapun pengaruhnya adalah positif sebesar
0,802 terhadap perubahan laba perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hermanto (2007) dan
Nurmalasari (2007) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh
terhadap perubahan laba. Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2008) dan Nurmalasari
(2011) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba. Berpengaruhnya debt to equity ratio
terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa debt to equity ratio yang tinggi
cenderung mengalami peningkatan perubahan laba sedangkan dengan debt to
equity ratio yang rendah cenderung mengalami penurunan perubahan laba.
Hal ini dikarenakan semakin tinggi debt to equity ratio mengindikasikan
bahwa total hutang yang tinggi dimana banyaknya dana kreditor yang masuk
sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan atau meningkatkan laba. Dana
tersebut dapat digunakan dalam membantu proses produksi yang dapat
meningkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan.
Hasil pengujian statistik t atau uji parsial menunjukkan nilai
signifikansi variabel debt to total asset sebesar 0,000 < alpha 0,05. Maka
Ho2b ditolak, artinya terdapat pengaruh antara debt to total asset terhadap
perubahan laba perusahaan. Adapun pengaruhnya adalah negatif sebesar 0,468 terhadap perubahan laba perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meythi (2005), Andriyani
(2008), dan Nurmalasari (2011) yang menyatakan bahwa debt to total asset
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Berpengaruhnya debt
to total asset terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa hasil penggunaan
dana hutang untuk membiayai aktiva yang digunakan perusahaan dapat
membantu proses produksi untuk meningkatkan penjualan. Namun, apabila
perusahaan tidak mampu menutupi seluruh beban bunga yang harus dibayar
karena dana hutang yang digunakan perusahaan terlampau tinggi, maka akan
mengakibatkan penurunan laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi
72
F
20,509
Sig.
,000
73
74
75
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Bahtiar. (2003), Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia, Media Riset Bisnis dan
Manajemen, Vol.3, No.1, April, 2003, pp.59-74
Dennis, Michael, 2006, Key Financial Rations for The Credit Department,
Business Credit, New York, Nov./Dec., Vol.108, Iss. 10; pg. 62
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan, Bandung : Alfabeta.
Hanadie, Mahmud. (2010). Analisis Rasio Keuangan.(www.misri-ak.blogspot.com)
Hermanto, Suwardi B., 2007, Pengaruh Sistem Informasi dan Rasio Keuangan
terhadap Perubahan Laba, Usahawan, November, No. 11, Th. XXXVI,
hal. 31-41.
Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Kelima, Semarang: BP UNDIP.
Juliana, Romy Uly. dan Sulardi, 2003, Manfaat Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, Vol. 3, No.2, hal. 108-126.
Kasmir, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Lusiana Noor Andriyanti, 2008, Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan
Dalam Memprediksi Perubahan Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di BEI. (Online), (http://eprints.undip.ac.id, diakses 02
November 2010)
Meythi, 2005, Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi
Pertumbuhan Laba: Suatu studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.
XI No. 2, September
Purnawati, Lina. 2005. Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Perubahan Laba. Yogyakarta: Skripsi Universitas Islam Indonesia.
Suprihatmi dan Wahyudin. 2003. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Laba Pada Perusahaan-Perusahaan.
Suprihatmi, 2006. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kemampuan
Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan-Perusahaa Manufaktur
Yang Terdaftar Di PT Bursa Efek Jakarta. Surakarta: Universitas Slamet
Riyadi.
76
77