Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Burs

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Danny/Muhammad Nuryatno Amin

Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA


PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2008-2011

Danny Oktanto
Muhammad Nuryatno

ABSTRACT:
The objective of this research is to examine the effect of financial ratios
(proxied by liquidity ratios, solvency ratios, and the ratio of activity) to changes
in earnings. Sample used is 55 manufacturing companies in listed in the
Indonesian Stock Exchanges between 2008-2011. Data used were secondary data
from annual financial reports. The sampling technique used is purposive sampling
method and the model analysis is multiple linier regression. The result indicated
that not all independent variables showed significant influence on the dependent
variable. Based on this research, solvency ratios and ratio of activity partially
influenced to the changes in earnings, where as liquidity ratios doesnt influence
the change in earnings. Liquidity Ratios, Solvency Ratios, and Activity Ratios are
used together have a significant impact on the change in earnings.
Keyword :

Liquidity Ratios, Solvency Ratios, Activity Ratios, Change in


Earnings

A. PENDAHULUAN
Perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan
dalam kondisi ekonomi yang sulit, yang terlihat dari kemampuannya dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan dan melaksanakan operasinya dengan
stabil serta dapat menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke
waktu. Masyarakat pada umumnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Kinerja
perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur
setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003). Salah satu parameter kinerja tersebut
adalah laba.
Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup
perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan
operasional yang didukung oleh adanya sumber daya. Laba adalah kenaikan
60
60

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Juliana dan Sulardi,
2003).
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan. Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam pengambilan keputusan
ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja perusahaan. Dari
laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh informasi tentang performance
(kinerja) perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi yang lain yang
berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan
sangat diperlukan untuk memahami informasi laporan keuangan. Laporan labarugi, yang didalamnya tercantum laba atau rugi yang dialami oleh perusahaan
merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil
kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode akuntansi tertentu sedangkan
neraca mencantumkan sumber daya perusahaan.
Laba merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau penuruan
ekuitas dari berbagai sumber transaksi. Untuk mengukur dan memprediksi laba
perusahaan dapat menggunakan rasio keuangan. Hal ini menjadikan rasio
keuangan dapat menjadi faktor dalam mengevaluasi keadaan keuangan
perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan laba yang akan datang
(Juliana dan Sulardi, 2003). Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai sebagai
sistem peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu
perusahaan.
Berdasarkan fenomena pada tahun 2008 sampai dengan 2010, dilihat dari
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) pada perusahaan manufaktur
mengalami penurunan laba. Pada tahun 2008 sampai 2009 perusahaan manufaktur
mengalami pertumbuhan laba sebesar 1,69% dan pada tahun 2009 sampai 2010
hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,66% (ICMD). Analisis perubahan laba
itu diduga dapat diprediksi melalui rasio keuangan. (Indonesia Capital Market
Directory)
Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun.
Terdapat sebesar 1,03% selisih dari pertumbuhan laba tahun 2008 sampai 2009
dengan pertumbuhan laba tahun 2009 sampai 2010 pada perusahaan manufaktur
berdasarkan sumber dari Indonesia Capital Market Directory. Perubahan laba
yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, sehingga
tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi pula. Hal ini akan mempengaruhi
keputusan investasi para investor yang akan menanmkan modalnya ke dalam
perusahaan karena investor mengharapkan dana yang diinvetasikan ke dalam
perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi.

61

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam


penelitian ini adalah :
1. Apakah Rasio Likuiditas (Current Ratio dan Quick Ratio) berpengaruh
terhadap perubahan laba?
2. Apakah Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Asset)
berpengaruh terhadap perubahan laba?
3. Apakah Rasio Aktivitas (Total Asset Turnover dan Inventory Turnover)
berpengaruh terhadap perubahan laba?
4. Apakah secara simultan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio
Aktivitas berpengaruh terhadap perubahan laba?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Praktis :
Bagi pemakai laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
sehingga para pemakai laporan keuangan dapat lebih berhati-hati dan lebih
obyektif dalam pengambilan keputusan, kebijakan dan penyusunan
perencanaan di masa yang akan datang.
2. Teoritis :
Bagi pihak akademis dan peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan literatur dan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai kegunaan
rasio keuangan terhadap perubahan laba perusahaan di masa yang akan
datang.
B. LANDASAN TEORI
Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan keuangan dan kekuatan keuangan akan sangat membantu dalam
menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Analisis
rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan banyak
digunakan oleh seorang Business Enterprises. Rasio dapat memberikan indikasi
apakah perusahaan masih memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban
financialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen
persediaan, perencanaan pengeluaran investasi baik, dan struktur modal yang
sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat
dicapai.
Menurut Kasmir (2009:104), mendefinisikan rasio keuangan adalah
sebagai berikut :
Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubugkan dua angka akuntansi
dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam
satu periode maupun beberapa periode.

62

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Menurut Hanadie (2010) rasio keuangan adalah penggabungan yang


menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan
keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk
matematis yang sederhana.
Dennis (2006) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan
metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Analisis ini berguna sebagai analisis
intern bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah
dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis ekstern bagi
kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan
penanaman modal suatu perusahaan. Untuk itu mengukur kinerja keuangan
perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan
beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan
arti tertentu yang dapat diinterprestasikan sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan ekonomi.
a.

Rasio likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis rasio likuiditas
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Current Ratio
Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
2. Quick Ratio
Rasio cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau
utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai
persediaan.

b.

Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis rasio solvabilitas yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan atau berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang.
2. Debt to Total Assets
Debt to Total Assets merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

63

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

c.

Rasio aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan,
penagihan utang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis rasio aktivitas
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Total Assets Turnover Ratio
Rasio perputaran aktiva tetap (Total Assets Turnover Ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
2. Inventory Turnover
Rasio perputaran persediaan (Inventory Turnover Ratio)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode.

d. Perubahan Laba
Setiap perusahaan menginginkan laba atau sering disebut juga dengan
keuntungan (profit). Laba diperlukan oleh perusahaan untuk dapat melangsungkan
kehidupan perusahaan. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat terus bertahan
didalam perekonomian maka diharapkan perusahaan akan mendapatkan laba.
Salah satu manfaat laba adalah untuk memprediksi perubahan laba
perusahaan tahun yang akan datang. Perubahan laba merupakan kenaikan laba
atau penurunan laba per tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh
investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat
perubahan laba dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak
hanya melihat laba dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba
dari tahun ke tahun (Lusiana, 2008).

C. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS


Dalam penelitian ini akan berusaha dijelaskan mengenai pengaruh rasio
keuangan (Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas) terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
dan rasio aktivitas diduga akan berpengaruh terhadap perubahan laba.

64

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Rasio Likuiditas
- Current Ratio
- Quick Ratio

H1
(H1a)
(H1b)

Rasio Solvabilitas
H2
- Debt to Equity Ratio (H2a)
- Debt to Total Asset (H2b)

Perubahan laba

Rasio Aktivitas
H3
- Total Asset Turnover (H3a)
- Inventory Turnover (H3b)
H4

D. PENGEMBANGAN HIPOTESA
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian mengenai pengaruh
rasio keuangan (Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas) terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur, maka dirumuskan hipotesa sebagai
berikut :
Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar akan mempertimbangkan calon kreditur dalam memberikan
kredit jangka pendek kepada perusahaan.
H1 : Rasio likuiditas secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Besarnya dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik
perusahaan dapat memperlancar aktivitas perusahaan. Kelancaran aktivitas
perusahaan sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan penjualan dalam
menghasilkan laba.
H2 : Rasio solvabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan, dimana pengguna aktivitas ini dilakukan secara
sangat maksimal dengam maksud memperoleh hasil yang maksimal. Efektifitas
manajemen persediaan dalam menggunakan dana yang ditanam dalam persediaan
akan mempengaruhi perkiraan penjualan yang akan dihasilkan oleh perusahaan
untuk menghasilkan laba.
65

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

H3 : Rasio Aktivitas secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan laba pada


perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Perubahan laba dapat digunakan untuk mengkaji bagaimana seorang
investor akan mengambil keputusan investasinya dengan melihat perubahan laba
perusahaan yang dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu perusahaan
yang tercermin dalam kinerja manajemennya.
H4 : Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas secara signifikan
berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI.
E. METODE PENELITIAN
Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan
laba perusahaan manufaktur. Perubahan laba merupakan kenaikan laba atau
penurunan laba per tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor
didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat
perubahan laba dari tahun ke tahun. Perubahan laba dapat diterjemahkan
dengan skala rasio sebagai berikut:
Y = Yit Yit-1
it

it-1

Keterangan:
Y
= perubahan laba
it

Yit
Y

= laba pada tahun t


= laba pada tahun t-1

= perusahaan secara individual

it-1

Metode pengujian yang dilakukan terdiri dari uji statistic deskriptif, uji
normalitas, uji multikolinearitas,uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, uji
koefisien determinasi, uji parsial, dan uji simultan.
2. Persamaan Regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression
Analysis). Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji
pengaruhrasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Model dalam penelitian
ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5X5 + b6X6 + e

66

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Dimana :
Y
= Perubahan laba
a
= Koefisien konstanta
b
= Koefisien regresi dari masing-masing variabel
X1
= Current Ratio
X2
= Quick Ratio
X3
= Debt To Equity Ratio
X4
= Debt To Total Asset
X5
= Total Asset Turnover
X6
= Inventory Turnover
e
= koefisien error
3. Prosedur Pengumpulan Data
Populasi yang akan menjadi obyek penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2011
tercatat secara konsisten berjumlah 144 perusahaan (www.idx.co.id).

No.

Tabel 3.1
Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Kriteria Seleksi Sampel
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Jumlah

144

Indonesia (BEI) secara konsisten selama tahun 2008-2011.


Perusahaan manufaktur yang tidak secara berturut-turut
melaporkan data keuangannya 31 Desember untuk tahun

(55)

buku 2008-2011.
Perusahaan manufaktur yang tidak menghasilkan laba

(30)

positif selama tahun 2008-2011.


Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang

(4)

dollar pada laporan keuangannya.


Jumlah sampel

55

67

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Berdasarkan pada tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa 55 perusahaan


sebagai sampel penelitian yang dipilih secara purposive sampling. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan metode
dokumentasi yang diperoleh dari pihak lain. Data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung, media perantara data yang diperoleh
dari laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang diambil berupa laporan
keuangan yang terdiri dari laporan keuangan laba-rugi dan neraca atas laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
melalui situs homepage www.idx.co.id.
F. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Variabel
Tabel 4.1
Deskriptif Statistik
N
Current Ratio
Quick Ratio
Debt to Equity Ratio
Debt to Total Asset
Total Asset Turnover
Inventory Turnover
Perubahan Laba
Valid N (listwise)

220
220
220
220
220
220
220
220

Minimum

Maximum

,21
-1,79
,08
,04
,00
,59
-,96

54,97
54,01
15,28
,90
4,18
7254,97
34,45

Mean
2,57
1,78
1,06
,42
1,31
47,96
,86

Std. Deviation
4,03
3,86
1,35
,18
,65
507,15
2,99

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui variabel current ratio


memiliki nilai minimum sebesar 0,21 , nilai maksimum sebesar 54,97 dan dari
220 observasi diperoleh nilai rata-rata sebesar 2,57 sehingga mengakibatkan nilai
standar deviasi sebesar 4,03.
Pada variabel quick ratio memiliki nilai minimum sebesar -1,79 , nilai
maksimum sebesar 54,01 dan dari 220 observasi diperoleh nilai rata-rata sebesar
1,78 sehingga mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 3,86.
Pada variabel debt to equity ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,08 ,
nilai maksimum sebesar 15,28 dan dari 220 observasi diperoleh nilai rata-rata
sebesar 1,06 sehingga mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 1,35.
Pada variabel debt to total asset memiliki nilai minimum sebesar 0,04 ,
nilai maksimum sebesar 0,90 dan dari 220 observasi diperoleh nilai rata-rata
sebesar 0,42 sehingga mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 0,18.

68

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Pada variabel total asset turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,00 ,
nilai maksimum sebesar 4,18 dan dari 220 observasi diperoleh nilai rata-rata
sebesar 1,31 sehingga mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 0,65.
Pada variabel invetory turnover memiliki nilai minimum sebesar 0,59 nilai
maksimum sebesar 7254,97 dan dari 220 observasi diperoleh nilai rata-rata
sebesar 47,96 sehingga mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 507,15.
Pada variabel perubahan laba memiliki nilai minimum sebesar -0,96 dan
nilai maksimum sebesar 34,45 dengan nilai rata-rata sebesar 0,86 sehingga
mengakibatkan nilai standar deviasi sebesar 2,99.
G. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel 2
Hasil Pengujian Normalitas Alat Regresi

N
Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual
192
0,582

Berdasarkan hasil pengujian normalitas residual, diketahui bahwa residual


model persamaan regresi memiliki nilai asymp.sig. 0,582 > alpha 0,05. Maka H0
diterima, artinya sebaran nilai residual pada model persamaan regresi dinyatakan
berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Variabel
Quick Ratio
Debt to Equity Ratio
Debt to Total Asset
Total Asset Turnover
Inventory Turnover

VIF
1,151
1,955
2,162
1,037
1,034

Kesimpulan
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas
tidak ada multikolinearitas

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh variabel independen


yaitu quick ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan inventory turnover

69

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

memiliki VIF < 10. Maka H0 diterima, artinya antar variabel independen
menunjukkan tidak ada multikolinearitas (tidak mempunyai korelasi yang sangat
kuat dengan variabel independen lainnya).
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Variabel
Quick Ratio
Debt to Equity Ratio
Debt to Total Asset
Total Asset Turnover
Inventory Turnover

Sig
0,838
0,520
0,082
0,398
0,316

Kesimpulan
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas
tidak ada heteroskedastisitas

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh variabel independen


yaitu quick ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan inventory turnover
memiliki nilai sig. > 0,05. Maka H0 diterima, artinya varians error dinyatakan
tidak ada heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Tabel 5
Hasil Pengujian Autokorelasi (n=192, K=5, =5%)
dL

dU

4-dU

-dL

DW

1,665

1,802

2,198

2,335

1,963

Kesimpulan
tidak ada autokorelasi

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai durbin watson (DW)


adalah 1,963. Pada tabel DW untuk jumlah observasi (n) = 192, K = 5 dan
signifikansi 5% diperoleh nilai dL sebesar 1,665 dan dU sebesar 1,802. Sehingga
pada model persamaan regresi nilai DW berada pada daerah dU < d < 4-dU. Maka
H0 diterima artinya nilai DW berada pada kriteria tidak ada autokorelasi.
Uji Hipotesis
Pengujian regresi dilakukan pada model persamaan regresi berganda.
Analisa regresi meliputi : (1) pengujian goodness of fit model (uji koefisien
determinasi) yang dilihat dari Adj. R2, (2) pengujian parsial atau individu (uji t)
dan (3) pengujian secara serentak atau simultan (uji F).

70

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

a. Uji Koefisien Determinasi (Adj. R2)


Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model
1

R Square
,355

Berdasarkan tabel diatas, diketahui koefisien determinasi yang dilihat


dari nilai Adj.R2 adalah 0,355. Artinya 35,5% variasi dari variabel dependen
perubahan laba dapat diprediksi dari kombinasi seluruh variabel independen
inventory turnover, debt to total asset, debt to equity ratio, total asset
turnover, dan quick ratio. Sedangkan sisanya (100% - 35,5% = 65,5%)
adalah variasi dari variabel independen lain yang mempengaruhi variabel
dependen.
b. Uji t (Pengujian Parsial)
Tabel 7
Uji t (Pengujian Parsial)

Model
1 (Constant)
Quick Ratio
Debt to Equity Ratio
Debt to Total Asset
Total Asset Turnover
Inventory Turnover

Standardized
Coefficients
Beta
-,045
,802
-,468
,077
,074

Sig.
,001
,473
,000
,000
,202
,212

Rasio Likuiditas (H1)


Hasil pengujian statistik t atau uji parsial menunjukkan nilai signifikan
variabel quick ratio sebesar 0,473 > alpha 0,05. Maka Ho1 diterima, artinya
tidak terdapat pengaruh antara quick ratio terhadap perubahan laba
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Nurmalasari (2011) yang menyatakan bahwa quick ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Akan tetapi, hasil penelitian
ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Usman (2003) yang
menyatakan bahwa quick ratio merupakan variabel yang tepat digunakan
untuk memprediksi perubahan laba perusahaan pada masa yang akan datang

71

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

dan hasil dalam penelitian Andriyani (2008) yang menyatakan bahwa quick
ratio berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hal ini disebabkan karena
fungsi quick ratio adalah untuk mengukur kemampuan pembayaran hutang
perusahaan dengan menggunakan aset lancar tanpa persediaan. Komponen
aktiva lancar berupa kas, piutang, dan persediaan. Persediaan sering kali
dianggap merupakan aset yang tidak likuid. Hal ini menandakan bahwa
semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk menjadi kas yang dapat
mempengaruhi proses produksi dan penjualan dalam menghasilkan laba
perusahaan.
Rasio Solvabilitas (H2)
Hasil pengujian statistik t atau uji parsial menunjukkan nilai
signifikansi variabel debt to equity ratio sebesar 0,000 < alpha 0,05. Maka
Ho2a ditolak, artinya terdapat pengaruh antara debt to equity ratio terhadap
perubahan laba perusahaan. Adapun pengaruhnya adalah positif sebesar
0,802 terhadap perubahan laba perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hermanto (2007) dan
Nurmalasari (2007) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh
terhadap perubahan laba. Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2008) dan Nurmalasari
(2011) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba. Berpengaruhnya debt to equity ratio
terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa debt to equity ratio yang tinggi
cenderung mengalami peningkatan perubahan laba sedangkan dengan debt to
equity ratio yang rendah cenderung mengalami penurunan perubahan laba.
Hal ini dikarenakan semakin tinggi debt to equity ratio mengindikasikan
bahwa total hutang yang tinggi dimana banyaknya dana kreditor yang masuk
sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan atau meningkatkan laba. Dana
tersebut dapat digunakan dalam membantu proses produksi yang dapat
meningkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan.
Hasil pengujian statistik t atau uji parsial menunjukkan nilai
signifikansi variabel debt to total asset sebesar 0,000 < alpha 0,05. Maka
Ho2b ditolak, artinya terdapat pengaruh antara debt to total asset terhadap
perubahan laba perusahaan. Adapun pengaruhnya adalah negatif sebesar 0,468 terhadap perubahan laba perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meythi (2005), Andriyani
(2008), dan Nurmalasari (2011) yang menyatakan bahwa debt to total asset
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Berpengaruhnya debt
to total asset terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa hasil penggunaan
dana hutang untuk membiayai aktiva yang digunakan perusahaan dapat
membantu proses produksi untuk meningkatkan penjualan. Namun, apabila
perusahaan tidak mampu menutupi seluruh beban bunga yang harus dibayar
karena dana hutang yang digunakan perusahaan terlampau tinggi, maka akan
mengakibatkan penurunan laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi

72

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

dana hutang yang digunakan, akan mengakibatkan beban bunga akan


semakin besar.
Rasio Aktivitas (H3)
Hasil pengujian statistik t atau uji parsial menunjukkan nilai
signifikansi variabel total asset turnover sebesar 0,202 > alpha 0,05. Maka
Ho3a diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara total asset turnover
terhadap perubahan laba perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003),
Suwarno (2004), dan Meythi (2005) yang menyatakan bahwa total asset
turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Akan tetapi, hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnawati
(2005) dan Nurmalasari (2007) yang menyatakan bahwa total asset turnover
berpengaruh signifikan dan positif sebagai prediktor perubahan laba. Tidak
berpengaruhnya total asset turnover pada perubahan laba disebabkan tingkat
penjualan berdasarkan total aktiva tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap perubahan laba jika dalam pemanfaatan keseluruhan aktiva tidak
digunakan secara baik dan efektif. Hal ini dapat mempengaruhi proses
produksi dan penjualan dalam menghasilkan laba.
Hasil pengujian statistik t atau uji parsial menunjukkan nilai
signifikansi variabel inventory turnover sebesar 0,221 > alpha 0,05. Maka
Ho3b diterima, artinya tidak terdapat pengaruh antara inventory turnover
terhadap perubahan laba perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurmalasari (2011) yang
menyatakan bahwa inventory turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan laba. Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Purnawati (2005) dan SW Suprihatmi (2006)
yang menyatakan bahwa inventory turnover berpengaruh signifikan dan
positif sebagai prediktor perubahan laba. Tidak berpengaruhnya inventory
turnover terhadap perubahan laba menunjukkan bahwa inventory turnover
yang rendah memperlihatkan kurangnya pengendalian persediaan yang
efektif. Rendahnya persediaan berputar dalam satu tahun yang menandakan
rendahnya efektivitas manajemen persediaan yang dapat mempengaruhi
proses produksi dalam meningkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan.
c. Uji F (Uji Serentak)
Tabel 8
Uji F (Uji Serentak)
Model
1
Regression

F
20,509

Sig.
,000

Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Aktivitas (H4)

73

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Hasil uji serentak atau uji simultan menunjukkan nilai F statistik


sebesar 20,509 dengan nilai sig. 0,000 < alpha 0,05. Maka Ho ditolak,
artinya secara serentak seluruh variabel independen yaitu quick ratio, debt to
equity ratio, total asset turnover dan inventory turnover berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan laba perusahaan.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan anlisis dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini
mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara quick
ratio terhadap perubahan laba perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nurmalasari (2011) yang menyatakan bahwa quick ratio
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Akan tetapi, hasil
penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Usman (2003)
yang menyatakan bahwa quick ratio merupakan variabel yang tepat digunakan
untuk memprediksi perubahan laba perusahaan pada masa yang akan datang dan
hasil dalam penelitian Andriyani (2008) yang menyatakan bahwa quick ratio
berpengaruh positif terhadap perubahan laba.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh antara debt to equity ratio terhadap
perubahan laba perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Hermanto (2007) dan Nurmalasari (2007) yang menyatakan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh terhadap perubahan laba. Akan tetapi, hasil penelitian ini
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2008) dan
Nurmalasari (2011) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh antara debt to total asset terhadap
perubahan laba perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Meythi (2005), Andriyani (2008), dan
Nurmalasari (2011) yang menyatakan bahwa debt to total asset tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba.
1. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara total asset
turnover terhadap perubahan laba perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Juliana dan Sulardi (2003), Suwarno (2004), dan Meythi
(2005) yang menyatakan bahwa total asset turnover tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba. Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Purnawati (2005) dan Nurmalasari (2007) yang menyatakan
bahwa total asset turnover berpengaruh signifikan dan positif sebagai prediktor
perubahan laba.

74

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara inventory


turnover terhadap perubahan laba perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Purnawati (2005) dan SW Suprihatmi (2006) yang
menyatakan bahwa inventory turnover berpengaruh signifikan dan positif sebagai
prediktor perubahan laba. Akan tetapi, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nurmalasari (2011) yang menyatakan bahwa
inventory turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan secara serentak seluruh variabel independen
yaitu quick ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan inventory turnover
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba perusahaan.
I. KETERBATASAN
Penelitian ini mempunyai keterbatasan, terutama dalam hal :
1. Keterbatasan dalam mengambil variabel yang digunakan dalam penelitian,
yaitu hanya terbatas pada variabel-variabel rasio keuangan (Rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio aktivitas).
2. Periode laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian terbatas pada
tahun periode 2008 sampai dengan 2011.
3. Perusahaan yang diteliti hanya pada perusahaan manufaktur sehingga hasil
penelitian ini dirasa kurang mewakili terhadap populasi yang ada.
J. IMPLIKASI
Dari hasil analisis pada bab sebelumnya maka implikasi kebijakan teoritis
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam memprediksi
perubahan laba di masa yang akan datang. Dari hasil temuan yang ada diperoleh
hasil bahwa rasio Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan bahwa informasi
perubahan Debt to Equity Ratio (DER) yang dapat diperoleh dari laporan
keuangan perusahaan berpengaruh pada keputusan atas kreditor dalam penanaman
dana yang dapat digunakan untuk menghasilkan laba.
2. Penelitian ini juga menemukan bahwa debt to total asset berpengaruh negatif
signifikan terhadap perubahan laba perusahan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
penggunaan dana hutang untuk membiayai aktiva yang digunakan perusahaan
dapat membantu proses produksi unutk meningkatkan penjualan perusahaan.
Namun, penggunaan dana hutang harus sesuai dengan kemampuan perusahaan
dalam menutupi seluruh beban bunga yang akan ditimbulkan.

75

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

DAFTAR PUSTAKA
Usman, Bahtiar. (2003), Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia, Media Riset Bisnis dan
Manajemen, Vol.3, No.1, April, 2003, pp.59-74
Dennis, Michael, 2006, Key Financial Rations for The Credit Department,
Business Credit, New York, Nov./Dec., Vol.108, Iss. 10; pg. 62
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan, Bandung : Alfabeta.
Hanadie, Mahmud. (2010). Analisis Rasio Keuangan.(www.misri-ak.blogspot.com)
Hermanto, Suwardi B., 2007, Pengaruh Sistem Informasi dan Rasio Keuangan
terhadap Perubahan Laba, Usahawan, November, No. 11, Th. XXXVI,
hal. 31-41.
Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Kelima, Semarang: BP UNDIP.
Juliana, Romy Uly. dan Sulardi, 2003, Manfaat Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, Vol. 3, No.2, hal. 108-126.
Kasmir, 2009, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Lusiana Noor Andriyanti, 2008, Analisis Kegunaan Rasio-Rasio Keuangan
Dalam Memprediksi Perubahan Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di BEI. (Online), (http://eprints.undip.ac.id, diakses 02
November 2010)
Meythi, 2005, Rasio Keuangan yang paling baik Untuk Memprediksi
Pertumbuhan Laba: Suatu studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.
XI No. 2, September
Purnawati, Lina. 2005. Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Perubahan Laba. Yogyakarta: Skripsi Universitas Islam Indonesia.
Suprihatmi dan Wahyudin. 2003. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Laba Pada Perusahaan-Perusahaan.
Suprihatmi, 2006. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kemampuan
Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan-Perusahaa Manufaktur
Yang Terdaftar Di PT Bursa Efek Jakarta. Surakarta: Universitas Slamet
Riyadi.

76

Danny/Muhammad Nuryatno Amin


Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014

Suwarno, Agus Endro, 2004, Manfaat Informasi Rasio Keuangan Dalam


Memprediksi Perubahan Laba (Studi Empiris terhadap Perusahaan
Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 3, No. 2
Takarini, Nurjanti. dan Ekawati, Erni, 2003, Analisis Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Pasar
Modal Indonesia, Ventura, Desember, Vol. 6, No. 3, hal. 253-270.
Nurmalasari, Tika. 2011. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Jakarta: Universitas Gunadarma.
Yuni Nurmala Sari, 2007, Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, dan
Total Asset Turn Over Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.
www.idx.co.id Akses Online Bursa Efek Indonesi

77

Anda mungkin juga menyukai