Modul Praktikum Fisdas 2 PDF
Modul Praktikum Fisdas 2 PDF
FISIKA DASAR 2
NAMA
NIM
Program Studi
Jurusan
Fakultas
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Fisika sebagai salah satu cabang dari ilmu penegtahuan alam mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan ilmu-ilmu terapan
Peternakan, Ilmu Kedokteran dan ilmu-ilmu lainnya. Ini merupakan alasan mengapa fisika
sangat perlu dipelajari oleh setiap mahasiswa yang mengikuti ilmu eksak.
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar ini disusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk
membantu mahasiswa mempelajari dasar ilmu fisika dan dapat menunjang disiplin ilmu yang
dipelajari, baik secara teori maupun aplikasinya di Laboratorium. Dalam Petunjuk Praktikum
ini mahasiswa dilatih menggunakan alat-alat ukur, mengambil data, mengolah data,
menginformasikan dan menyimpulkan hasil pengukuran. Hal ini sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa bilamana mengadakan penelitian dimasa mendatang.
Petunjuk praktikum ini disusun dalam bentuk yang sederhana, disesuaikan dengan
kemampuan mahasiswa. Disamping berpedoman pada petunjuk praktikum ini, mahasiswa
hendakny juga mempelajari literatur lainnya yang berhubungan dengan acara praktikum.
Selain itu mahsiswa diharapkan pula membuat laporan untuk menginformasikan hasil yang
diperoleh sesuai tujuan praktikum.
Akhirnya penyusun mengharapkan keritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan petunjuk praktikum ini pada penyusunan berikutnya. Untuk itu tak lupa penyusun
menyampaikan terima kasih.
Mataram, .2014
Penyusun,
Kata Pengantar
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .....................................................................................................................................
ii
iii
Pendahuluan ........................................................................................................................................
iv
vi
Modul 02. Amperemeter dan Voltmeter dalam Rangkaian Listrik Searah (DC) .................
11
14
17
20
24
27
Daftar Isi
iii
PENDAHULUAN
Buku petunujuk praktikum disusun untuk kebutuhan mahasiswa tingkat pertama
Universitas Mataram, Institut maupun Akademi Jurusan Pendidikan Science.
Buku petunuk praktikum ini berisikan materi-materi tentang pengukuran dan alat ukur,
mekanika, fluida, panas, listrik, lensa, magnet yang bertujuan agar melatih mahasiswa untuk
melakukan percobaan-percobaan kecil, memperkenalkan mahasiswa peralatan-peralatan yang
digunakan dalam dalam mempelajari konsep-konsep dalam fisika yang pada akhirnya
menguatkan tingkat penguasaan konsep-konsep dasar fisika mahasiswa yang telah
didapatkannya melalui proses perkuliahan dikelas.
Penyajian matematis yang diungkapkan dalam buku petinjuk praktikum ini dipaparkan
secara sederhana, denga dasar pemikiran bahwa penekanan yang diharapkan adalah dasar
pengetahuan mereka tentang pengukuran besaran fisis, peruses pengolahan data hasil
pengamatan dan interpretasi dari data yang diperoleh serta penguatan terhadap penguasaan
konsep dasar fisika yang terdapat pada setiap materi praktikum.
Pendahuluan
iv
TUJUAN PERCOBAAN
Salah saru dasar dari ilmu pengetahuan adalah pengamatan (observasi). Pengamatan
biasanya berupa pengukuran suatu besaran. Kumpulan pengukuran yang diperoleh dari
berbagai sumber diolah dan dijadikan suatu modal atau teori tenyang sesuatu gejala alam agar
suatu teori dapat berguna. Pada dasarnya teori dan pengalaman (eksperimen) saling berkaitan.
Keduanya akan salaing membantu dalam penegmbangannya seperti terlihat pada skema
berikut
Pengamtan
dan
Pengukuran
Teori Model
Ramalan
Percobaan
baru
Balikan
Disini kelihatan bahwa pengukuran dan percobaan memegang peranan penting dalam
pengambangan ilmu, tetapi sebenarnya tidaklah selalu demikian. Percobaan dapat kita
golongkan pada banyak sedikitnya penegtahuan si pengamat sebelumnya. Pengetahuan disini
dapat bersifat lengkap dapat juga merupakan suatu gejala baru seperti misalnya suatu gejala
yang belum dikenal. Dalam praktikum fisika dasar percobaan yang dilakukan tidak akan
sampai pada pembentukan teori dan model baru. Percobaan yang dijadwalkan hanya akan
berkisar pada dua sasarn utama.
1. Pengecekan rumus yang sudah terbukti kebenarannya
Contoh: Hukum Ohm V = R I dengan mengukur V dan I diharapkan dapat diukur dan
dibuktikan kembali kebenaran teori tersebut.
2. Mencari konstanta-konstanta suatu persamaan
Contoh: pV = nRT dengan menguku p, V dan T diharapkan konstanta dari gas tersebut
dapat ditentukan.
Disisni untuk mahasiswa tingkat pertama, hasail yang didapat ada baiknya
dibandingkan dengan harga yang telah ditemukan oleh para ahli dan dengan peralatan yang
cukup teliti. Kemungkinan besar, hasil yang kita peroleh dengan perlatan yang sederhana itu,
akan tidak sesuai dengan hasil mereka, tetapi ini bukan berarti bahwa percobaan kita tidak
berarti dan tidak bermanfaat.
Tujuan Percobaan
Persiapan praktikum
II.
Pengukuran-pengukuran
Pengukuran- Pengukuran
Dalam melaksanakan pengukuran kita dihadapkan kepada alat-alat ukur. Kita harus tahu
tata cara pengukuran dan tanpa pengetahuan kita mustahil akan didapat hasil yang
diinginkan. Beberapa hal yang harus diketahui untuk sesuatu alat sebelum digunakan:
1.
2.
Batas ukur
Pengetahuan mengenai batas ukur ini mutlak diperlukan untuk menmjamin
keselamatan alat, jangan sekali-kali mengukur suatu besaran diatas kemampuan batas
alat ukur. Pengetahuan tentang ini juga akan sangat berguna dalam pemilihan alat
ukur yang bersesuaian dengan orde besaran yang akan diukur.
3.
Skala terkecil
Pengetahuan sangat berguna dalam pengumpulan data. Gunakanlah alat yang batas
ukurnya jauh dibawah besaran yang akan diukur, ini dimaksudkan agar supaya
ketelitian pengukuran agar menjadi cukup besar.
Tujuan Percobaan
vi
Dengan pengetahuan akan ketiga hal tersebut diatas diharapkan bahwa pengukuran
data dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan, ini akan sangat membantu dalam
hal memperkecil ketidakpastian dan dengan sendirinya memperbesar derajat kepercayaan
hasil pengukuran tersebut. Dalam pengukuran sering sekali harus dikoreksi, yang paling
sering adalah titik nol alat ukur tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kesalahan paralaks, kami yakin bahwa
dengan pengetahuan ini dan ditambah dengan ketelitian kerja tentunya ketidakpastian
pengukuran akan sangat kecil.
Tujuan Percobaan
vii
LAPORAN PERCOBAAN
Dalam melakukan percobaan akhirnya kita akan dapatkan suatu hasil percobaan.
Tujuan dari penyusunan laporan adalah untuk mempublikasikan hasil yang diperoleh dari
percobaan.
Maka persyaratan utama ialah lapoaran tersebut harus jelas:
a. Apa maksudnya
b. Teori yang mendasarinya
c. Cara pengukurannya
d. Pengolahan datanya dan kesimpulan atau pembahasan yang didapat.
Penyajian laporan sebaiknya dengan pengungkapan yang jelas, teratur dan menarik serta
jangan terlalu panjang agar laporan tersebut tidak membosankan. Ada baiknya panjang laporan
disesuaikan dengan isinya, dan sangat tergantung pada penekanan hasil yang ingin
disampaikan pada laporan tersebut. Tapi bagaimana bentuknya suatu lapoaran praktikum.,
sebaiknya mengikuti komponen yang berikut:
1. JUDUL
2. TUJUAN
3. ALAT DAN BAHAN
4. TEORI
5. PROSEDUR PERCOBAAN
6. DATA PENGAMATAN
7. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
8. KESIMPULAN DAN SARAN
9. DAFTAR PUSTAKA
10. KESIMPULAN
1. JUDUL
Sebaiknya singkat saja, karena sifatnya hanya semacam identifikasi atau tanda pengenal,
sebagai contoh unutk percobaan pengecekan HUKUM OHM, cukup ditulis sebagai
HUKUM OHM dan bukan pengecekan HUKUM OHM dengan arus searah, judul yang
terakhir terlalu panjang.
2. TUJUAN
Dalam bagian ini, hendaknya diterangkan secara jelas tujuan apa yang perlu dicapai dalam
percobaan. Tujuannya meliputi tujuan umum dan tujuan khusus dari percobaan tersebut.
3. ALAT DAN BAHAN
Peralatan yang dipakai dijelaskan secara sengkat tentang ketelitiannya dan ditonjolkan alat
yang memeganag peranan utama dalam pengyukuran ini. Uraian tentang usaha untuk
menguaraikan timbulnya kesalahan. Dan tata cara pengambilan data dan disini dapat
diterangkan bahwa pengukuran ini berfungsi atau tidak.
Laporan Percobaan
viii
4. TEORI
Disini hendaknya diberikan uaraian singkat namun jelas tentang teori yang mendasari
percobaan. Kejelasan uraiannya akan sangat bertambah bila disertai dengan gambar,
rangkaian, skema dan lainnya. Kalau ada beberapa rumus
diberikan nomor urut. Rumus yang harus dibuktikan dituliskan disini, akalau perlu dengan
menyebutkan buku acaranya.
Suatau nasehat
Kalau instruksi praktikum mengandung penjelasan tentang suatu teori, jangan dikutip mentahmentah sebaiknya disadur dan dilengkapai dengan buku referansi
5. PROSEDUR PERCOBAAN
Langkah-langkah percobaan ditulis dalam bentuk kalimat yang singkat dan jelas agar
mudah dipahami. Bila perlu setiap langkah diberikan nomor urut.
6. DATA PENGAMATAN
Data pengamatan disajikan dalam bentuk table-tabel agar mudah dibaca dan jangan lupa
menulis satuan dari table yang diamati.
7. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pengolahan data (perhitungan) dilakukan dan dilaporkan tanpa langkah perantara. Jadi
sebutan bentuk rumus yang dipakai data yang didapat dan diperhitungkan secara langsung
didapatkan hasilnya (jangan dimasukkan perhitungan numerik yang bertele-tele). Dan
disusul dengan perhitungan ketidakpastian.
8. KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan hasil percobaan apakah sesuai dengan maksud dan tujuan percobaan
tersebut, hasil percobaan yang diperoleh dapat juga dibandingkan dengan teori atau hasil
yang diperoleh dengan metode pengukuran yang berbeda. Sesekali dirasa perlu ( dalam hal
ini memang diminta) hasil yang didapat diberi tanggapan, dalam hal ini bicarakanlah
secara kritis. Misalnya dapat dikemukakan saran perbaikan percobaan yang baik mengenai
metode pengukuran peralatan yang dipakai atau hasil yang didapat.
9. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan untuk percobaan tersebut. Disajikan sesuai dengan
Bahsa Indonesia yang benar dan tata cara penulisan referensi.
10. LAMPIRAN
Berisikan lampiran-lampiran, grafik dan perhitungan yang menunjang pembuatan laporan
dan hal-hal yang dianggap perlu.
Laporan Percobaan
ix
MODUL 01
OSILOSKOP
I. Tujuan Percobaan
1. Dapat menggunakan osciloskop dengan baik dan benar sebagai alat untuk pengukuran
listrik dan pengamatan bentuk sinyal tegangan.
2. Menentukan frekuensi suatu sumber menggunakan kurva Lissajous.
II. Alat dan Bahan
1. Satu set osciloskop + probe (1 buah + 2 buah)
2. Power Supply AC/DC (1 buah)
3. Generator Audio (1 buah)
4. Multimeter analog (1 buah)
5. Kabel penghubung (6 buah)
6. Baterai (2 buah)
III. Teori
Osiloskop adalah salah satu alat ukur listrik yang penting disamping alat ukur lainnya.
Tidak seperti multimeter yang hanya memberikan pembacaan suatu tegangan. Osciloskop
juga memberikan gambar bagaimana tegangan berubah dalam suatu periode waktu dan
bentuk sinyal tegangan. Terdapat dua jenis osiloskop yaitu osiloskop analog dan osiloskop
digital. Osiloskop analog menggunakan tabung sinar katoda (Cathode Ray Tube (CRT)) yang
sepenuhnya bekerja berdasarkan prinsip-prinsip listrik analog. Gambar 1.1 menunjukkan
salah satu bentuk osiloskop analog dan diagram skematiknya.
Gambar yang dihasilkan osciloskop pada layar merupakan hasil kombinasi dari 2
gerakan: titik cahaya (spot light) dibuat untuk bergerak dari arah kiri ke kanan layer secara
terus menerus, dan adanya tegangan input yang melalui test probe menyebabkan titik
tersebut bergerak naik turun seperti tampak pada gambar berikut.
Input Selector dan Socket berfungsi sebagai chanel input/masukan dengan probe
pengukur., dimana switch ini dapat diatur untuk pilihan masukan AC, DC atau input
tetap pada 0 V (GD untuk ground)
Chanel selector berfungsi untuk menampilkan satu atau dua jejak dengan cara yang
berbeda.
Kontrol channel (ChanelI dan Chanel II) berfungsi mengontrol posisi jejak (secara
vertical), pergerakan jejak untuk tegangah yang ada dan arah pergerakan.
Kontrol Timebase berfungsi mengontrol laju.rate dimana titik cahaya bergerak secara
horizontal dan saat pergerakan dimulai.
Untuk menggunakan osciloskop hal pertama yang dilakukan adalah menentukan jejak
pada layer tanpa adanya tegangan yang diberikan pada probe test (input).
Catatan: jangan membiarkan titik nyala (spot) statis pada layer, sebab akan merusak layer.
Gambar berikut menunjukkan bentuk sinyal listrik AC dan DC.
MODUL 02
AMPEREMETER DAN VOLTMETER DALAM
RANGKAIAN LISTRIK SEARAH (DC)
I. Tujuan
1. Mempelajari rangkaian seri dan paralel
2. Memahami penggunaan amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian seri dan paralel.
3. Mengukur arus dan tegangan listrik pada rangkaian seri dan parallel dari resistor.
II. Alat dan Bahan
1. Resistor dengan beberapa ukuran (3 buah)
2. Amperemeter (2 buah)
3. Voltmeter (1 buah)
4. Power Supply (1 buah)
5. Kabel Banana Banana 50 cm (2 buah)
6. Kabel Banana Banana 30 cm (6 buah)
7. Papan Rangkaian (1 buah)
8. Jumper set (1 set)
III. Teori
A. Rangkaian Seri
Rangkaian seri merupakan rangkaian yang disusun pada satu jalur rangkaian
listrik. Rangkaian ini tidak memiliki percabangan.Seperti gambar dibawah ini.
(1)
B. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel merupakan rangkaian yang disusun secara sejajar dan
memiliki percabangan pada rangkaian tersebut. Seperti pada gambar di bawah ini.
Modul 02. Amperemeter dan Voltmeter dalam Rangkaian Listrik Searah (DC)
1
R paralel
1
1
1
1
+
+
+ ... +
R1 R2 R3
Rn
(2)
C. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
Amperemeter
meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang
besar ditambahkan
an dengan hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya
lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan
med
magnet
akan
menimbulkan
gaya
lorentz
yang
dapat
menggerakkan
jarum
amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk
akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai
dengan Prinsip gaya Lorentz F = B.I.L.
Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus :
I=
Modul 02. Amperemeter dan Voltmeter dalam Rangkaian Listrik Searah (DC)
D. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.
Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran
alat voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan
magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat
pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang
mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.
Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya
juga terdiri dari galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer
menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat
arus akan menimbulkan gaya magnetic. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum
penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan.
Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya.
Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang dipasang
paralel terhadap komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak perlu
dilakukan pemutusan penghantar seperti pada amperemeter Pada rangkaian arus
searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positip dengan
potensial tinggi dan kutub negatip dengan potensial rendah. Biasanya ditandai dengan
kabel yang berwarna hitam dan merah atau biru. Bila pemasangan terbalik akan terlihat
penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak
menjadi masalah. Setelah voltmeter terpasang dengan benar maka hasil pengukuran
harus memperhatikan bagaimana menuliskan hasil pengukuran yang benar. Tegangan
yang terukur (V) adalah:
V=
(a)
(b)
Gambar 2.4. Amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian seri (a) dan paralel (b)
Modul 02. Amperemeter dan Voltmeter dalam Rangkaian Listrik Searah (DC)
Modul 02. Amperemeter dan Voltmeter dalam Rangkaian Listrik Searah (DC)
V. Tugas Pendahuluan
1. Bagaimana cara memasang dan menggunakan ampermeter dan voltmeter pada
komponen yang ada dalam rangkaian listrik? Jelaskan dan buat gambar rangkaiannya!
2. Berdasarkan jawaban anda pada nomor 1, maka bagaimanakah hambatan dalam dari
amperemeter dan voltmeter tersebut?
3. Jelaskan cara menaikkan batas ukur ampermeter dan voltmeter, tuliskan rumus beserta
gambar rangkaiannya?
4. Apakah rangkaian seri atau paralel yang digunakan untuk instalasi listrik dalam rumah
anda?, jelaskan kenapa harus demikian?
VI. Tugas Akhir
1. Hitunglah besar masing-masing hambatan dan juga hambatan pengganti dengan
menggunakan hukum Ohm.
2. Hitunglah besar arus pada rangkaian gambar 2.1.a dan gambar 2.1.b dengan persamaan
yang ada. Bandingkan hasilnya dengan pengamatan !.
3. Buatlah grafik hubungan antara tegangan dan arus berdasarkan percobaan anda!
4. Tuliskan kesimpulan dan analisa dari percobaan yang anda lakukan !
Data Pengamatan
1. Rangkaian Seri
No.
V Sumber
Arus (mA)
(V)
6V
8V
9V
10V
12V
Tengangan (V)
V1
Vae
V2
V2
2. Rangkaian Paralel
No.
V Sumber
(V)
6V
8V
9V
10V
12V
Arus (mA)
I
I1
I2
Tengangan (V)
I3
Modul 02. Amperemeter dan Voltmeter dalam Rangkaian Listrik Searah (DC)
Vab
3. Rangkaian Kombinasi
No.
V Sumber
(V)
6V
8V
9V
10V
12V
Arus (mA)
I
I1
Tengangan (V)
I2
Vab
Modul 02. Amperemeter dan Voltmeter dalam Rangkaian Listrik Searah (DC)
Vbc
10
MODUL 03
KAPASITAS KAPASITOR
I. Tujuan Percobaan
1. Menetukan kapasitas kapasitor yang tidak diketahui melalui perbandingan dengan
bantuan pembagian tegangan kapasitif.
2. Menentukan kapasitas kapasitor lempeng.
II. Alat dan Bahan
1. Penguat electrometer (1 bh)
2. Batang penghubung (1 bh)
3. Plat besi (29 cm)
4. Adapter 4 mm (1 bh)
5. Spacer (5bh)
6. Kabel merah 10 cm (1)
7. kabel biru 10 cm (1)
8. kabel merah 25 cm (1)
9. Kabel biru 25 cm (1)
10. kabel hitam 50 cm (1)
11. Kabel biru 50 cm (1)
12. Kabel hitam 1 m (1)
13. Kapasitor (3 bh)
14. Power Supply 450V (1bh)
15. Volmeter 3V (max 100V) (1bh)
11
perbandingan muatan salah satu konduktor terhadap beda potensial dari keduanya,
sehingga dapat dituliskan pada persamaan 1:
C=
Q
V
(1)
Dengan
C = Kapasitansi kapasitor (Farad)
Q = Muatan konduktor (Coulomb)
V = beda potensial pada kedua konduktor (Volt)
Kapasitor dapat disusun secara seri maupun paralel. Jika kapasitor disusun seri
maka tegangan untuk masing-masing kapasitor V = VC1 + VC2, sehingga besarnya kapasitansi
kapasitor yang disusun seri adalah:
1
1
1
=
+
C C1 C 2
(2)
Dan jika kapasitor disusun secara paralel maka tegangan pada masing-masing
kapasitor bernilai sama sedangkan muatan total dari kapasitor adalah Q = Q1 + Q2, sehingga
besarnya kapasitansi kapasitor yang disusun paralel adalah:
C = C1 + C2
(3)
Pada percobaan ini kita akan menentukan nilai kapasitansi suatu kapasitor yang
tidak diketahui menggunakan metode perbandingan tegangan.
IV. Cara Kerja
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 1 (Tegangan 3V dan 12V dapat diambilkan
dari power supply 450V).
2. Ujilah tegangan dengan cara sebagai berikut: Masukkan plug c ke dalam soket a.
Catatlah tegangan pada voltmeter (U0) dan kemudian masukkan plug c ke dalam soket
b.
3. Percobaan 1. Kosongkan kapasitor C1 dengan cara menghubung-singkatkan dengan
batang penghubung dengan soket pada penguat electrometer seperti gambar 1.
Lakukan hal yang sama pada C2 dan plug tetap pada posisi bebas.
Catatlah potensial pada voltmeter (U1)
Percobaan 2. Lakukan seperti percobaan 1, tetapi dengan harga kapasitor yang berbeda
C1 = 10 nF dan C2 = 1 nF, dan catatlah tegangan U1. Gantilah C2 dengan kapasitor yang
ain (C = 100 nF)
Percobaan 3. Kapasitas kapasitor lempeng.
a. Tempatkan sekat-sekat 1 mm pada pojok-pojok lempeng, tempatkan pasangan
lempeng pada tepi meja dan kemudian hubungkan kabel pada lempeng atas,
panjang 10 cm dan hubungkan melalui adapter 4 mm.
12
13
MODUL 04
KARAKTERISTIK RANGKAIAN RLC
I. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari pengaruh frekuensi terhadap impedansi, reaktansi induktif dan reaktansi
kapasitif.
2. Menghitung harga induktansi L.
3. Menghitung harga kapasitansi C.
II. Alat dan Bahan
1. Multimeter analog (2 buah)
2. Kapasitor set (1 buah)
4. Resistor set (1 buah)
5. Air Cored Inductor (3 buah)
6. Function Generator (1 buah)
III. Teori
Sebuah rangkaian RLC terhubung seri seperti gambar berikut:
V = Ri + L
di q
+
dt C
Vm sin t = Ri + L
(1)
di q
+
dt C
(2)
Dengan:
q = muatan pada kapasitor
i = arus
dari persamaan (2) diperoleh:
Vm
i=
R 2 + (X L X C )
sin (t )
(3)
dimana :
beda sudut fase
: = arctan
impedansi rangkaian : Z =
reaktansi induktif
XL XC
R
R 2 + (X L X C )
: X L = L =
V Leff
I eff
(4)
2
(5)
(6)
14
reaktansi kapasitif
: XC =
: I eff =
VCeff
I eff
VCeff
Z
(7)
(8)
Dengan menggunakan persamaan (4) dapat dibuktikan bahwa beda fasa antara arus
dan tegangan dalam induktor, kapasitor dan resistor berturut-turut adalah 90, - 90 dan 0.
Jadi fasa tegangan pada R sama dengan fasa arus yang mengalir dalam rangkaian seri RLC.
Sehingga dengan membandingkan fasa tegangan pada kedua ujung rangkaian RLC dan fasa
tegangan pada R, akan dapat diketahui beda fasa arus dan tegangan dalam rangkaian seri
RLC. Dari gambar 4.2. dibawah ini terlihat :
1. Dalam induktor, fase tegangan mendahului fase arus sebesar 90. Dalam kapasitor fase
tegangan ketinggalan dari arus sebesar 90, Dan dalam resistor fase tegangan sama
dengan fase arus.
2. adalah beda fase antara tegangan dan arus dalam rangkaian RLC. Pada saat resonansi
VL = VC, karena = 0.
Gambar 4.2.
IV. Cara Kerja
A. Menentukan Z, XL, XC, dan R
1. Susun rangkaian seperti gambar 3 di bawah ini
2. Atur amplitudo gelombang pada harga tertentu dan jangan diubah lagi, atur
frekuensinya pada generator nada sehingga diperoleh arus yang cukup besar. Catat
penunjukkan arusnya pada amperemeter (Ieff).
3. Ukur tegangan untuk R (=VR), C (=VC) dan L (=VL).
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk 10 macam frekuensi.
R =
L = .
C =
15
Veff
2
6. Apa yang di maksud dengan : Reaktansi Kapasitif, Reaktansi Induktif, Impedansi dan
Frekuensi Resonansi ?
7. Apa yang terjadi bila pada percobaan rangkaian RLC harga : XL>XC, XL<XC dan XL= XC,
jelaskan beserta gambar grafik fasornya?
VI. Tugas Akhir
1. Hitunglah R, XL, XC, dan Z dari percobaan di atas. Buat tabel perhitungan pergunakan
satuan SI !.
2. Buat grafik XL vs f, XC vs f, R vs f dan Z vs f !.
3. Hitunglah kapasitansi dari kapasitor dengan metode kuadrat terkecil !.
4. Hitunglah Induktansi dari Induktor dengan metode kuadrat terkecil !.
5. Berikan analisa dan kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan !.
16
MODUL 05
JEMBATAN WHEATSTONE
I. Tujuan
1. Mamahami dasar pengukuran nilai hambatan dengan metode arus nol (metode
Jembatan Wheatstone)
2. Menentukan besarnya nilai hambatan suatu penghantar
II. Alat dan Bahan
1. Bangku jembatan wheatstone (1 buah)
2. Power Supply (1 buah)
3. Resistor 5 Watt (2 buah)
4. Kabel banana-banana 50 cm (3 buah)
5. Kabel banana-alligator 50 cm (3 buah)
6. Kabel alligator-aligator 50 cm (2 buah)
7. Galvanometer (1 buah)
8. Bangku Hambatan/Rheostat 50 , 3.3 A (1 buah)
9. Kawat penghantar (1 buah)
10. Bread board (1 buah)
III. Teori
Rangkaian jembatan Wheatstone merupakan suatu rangkaian yang terdiri dari 4
buah hambatan, sebuah meter nol (galvanometer) yang sensitif dan dihubungkan pada
suatu sumber DC, seperti tampak pada gambar.
Rx =
R1
R3
R2
(1)
Namun pada percobaan ini, jembatan Wheatstone yang kita manfa'atkan adalah tampak
seperti pada gambar dibawah ini :
Modul 05. Jembatan Wheatstone
17
Rx =
l1
Rs
l2
(2)
18
4. Hitunglah nilai hambatan paralel Rx1 dan Rx2 dengan ketelitiannya dan bandingkan
dengan teori.
5. Berikan kesimpulan anda.
19
MODUL 06
LENSA
I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan jarak fokus dari lensa cembung, cekung dan lensa gabungan
2. Mempelajari lensa gabungan
II. Alat dan Bahan
1. Bangku optik. (1 buah)
2. Sumber cahaya (1 buah)
3. Power supply (1 buah)
4. Lensa positif dan negatif (masing-masing 2 buah)
5. Layar.(1 buah)
6. Meteran (1 buah)
III. Teori
A. Lensa Sederhana
Lensa adalah sistem optik yang dibatasi oleh dua atau lebih permukaan pembias
yang mempunyai sumbu persekutuan. Permukaan pembias dapat berupa permukaan
cekung atau cembung. Ada dua macam lensa tipis yaitu lensa cembung/lensa
positif/lensa konvergen dan lensa cekung/lensa negatip/lensa divergen.
Bentuk-bentuk lensa tipis dapat digambarkan sebagai berikut:
1 1 1
+ =
s s f
(1)
dengan :
s = Jarak benda terhadap lensa.
s= Jarak bayangan terhadap lensa
f = jarak lensa.
Jarak fokus lensa sederhana dapat dihitung dengan rumus :
20
1
1
1
= (n 1) +
f
R
R
1
2
(2)
y
y
(3)
B. Lensa Gabungan
Lensa gabungan adalah susunan lensa sederhana dengan sumbu-sumbu utama
saling berhimpit .Pada gambar 2 terlukis susunan lensa gabungan yang terdiri dari dua
lensa tipis. Untuk harga syang terhingga letak bayangan yang terjadi setelahcahaya
melalui lensa ditentukan dengan rumus :
Pada lensa pertama :
1 1
1
+
=
s1 s1 f 1
(4)
1
1
1
+
=
s2 s2 f 2
(5)
1
1
1
d
=
+
f
f1 f 2 f1 f 2
(6)
21
Gambar 6.2.
B. Menentukan jarak fokus lensa negatif dengan lensa gabungan
1. Susunlah alat-alat seperti gambar 6.3. lensa pertama negatif dan lensa kedua positif!
2. Letakkan benda pada jarak 10 cm terhadap lensa pertama dan atur jarak antara
kedua lensa (d) = 10 cm!
3. Atur posisi layar sehingga bayangan tertangkap dengan jelas dan catat jaraknya
terhadap lensa kedua!
4. Lakukan langkah 2 dan 3 untuk jarak benda : 15, 20,25 dan 30 cm. Jarak kedua lensa
tetap!
5. Ulangi langkah 2 , 3 dan 4 untuk d = 15 cm!
Gambar 6.3.
C. Menentukan indeks bias bahan lensa
1. Ukur jari-jari kelengkungan setiap permukaan lensa positif dan negatif.
2. Cari indeks bias dengan memakai rumus (2).
V. Tugas Pendahuluan
1. Untuk masing-masing lensa, lukiskan jalan cahaya dari sebuah benda di depan lensa!
2. Buktikan rumus (2) !
3. Apakah keuntungan yang diperoleh dengan memakai lensa gabungan?
4. Buktikan rumus (6) !
5. Sebutkan macam-macam aberasi pada lensa dan jelaskan !
6. Bagaimana hubungan antara pembesaran bayangan dengan jarak fokus lensa dan jarak
benda ?
7. Apa yang terjadi bila lensa negatif berada di belakang lensa positif ? Lukiskan jalan
cahayanya !
22
23
MODUL 07
LASER DAN DIFRAKSI
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami perbedaan antara laser dan cahaya biasa
2. Memahami prinsip dasar difraksi oleh kisi
3. Menetukan panjang gelombang sinar laser
4. Menentukan jarak antara celah dari kisi difraksi yang belum diketahui besarnya.
II. Alat dan Bahan
1. Sumber Laser (1 buah)
2. Kisi (1 buah)
3. Layar (1 buah)
4. Negatif film (klise) yang terbakar (bahan untuk membuat kisi) dipersiapkan mahasiswa.
5. Roll meter (1 buah)
6. Statif (1 buah)
7. Busur derajat (1 buah)
III. Teori
Laser adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki intensitas sangat kuat dan
mempunyai sifat khusus yaitu, 1. Terkolimasi yang artinya intensitas sinar laser tidak
banyak berkurang meskipun jarak yang ditempuh cukup jauh, 2. Koheren dan
monokromatik berarti mempunyai panjang gelombang yang sama. Laser dihasilkan dari
sinar yang dikuatkan akibat adanya stimulasi dari emisi radiasi foton.
Difraksi merupakan peristiwa pelengkungan cahaya akibat melalui celah yang sempit,
gangguan/halangan atau medium yang berbeda. Jika lebar celah sempit proporsional
dengan panjang gelombang sinar datang maka akan terbentuk pola gelap terang yang
ditangkap pada layar. Pada praktikum ini akan dibahas difraksi pada celah banyak (kisi).
Persamaan umum difraksi pada celah banyak adalah:
m = d sin
dimana adalah panjang gelombang cahaya, d adalah jarak antar celah, adalah sudut
perbedaan fasa, dan m menyatakan orde terang.
24
25