Elektrokimia
Elektrokimia
Elektrokimia
Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak dibu
tuhkan, baik untuk sekarang maupun masa yang akan datang, listrik tidak dapat di
pisahkan dari kehidupan kita. Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknol
ogi saat ini tidak dapat lepas dari peranan listrik itu sendiri walaupun berbagai usa
ha dilakukan untuk mencari pengganti energi listrik itu, misal energi tenaga surya,
dan lain sebagainya.
Salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari dan meneliti tentang peng
gunaan pengubahan energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya, energi list
rik digunakan untuk menjalankan reaksi kimia adalah elektrokimia, yang salah sat
unya mempelajari tentang sel elektrokimia.
A. Pengertian Elektrokimia
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dan reaksi
kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia di karakterisasikan
dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Dengan kata lain adalah cabang ilmu
kimia yang berhubungan dengan arus listrik dan potensi.
Definisi elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aksi antara sifat-sifat
listrik dengan reaksi kimia. Misalnya perubahan energi kimia menjadi energy
listrik pada elemen elektrokimia, reaksi oksidasi-oksidasi secara spontan pada
elemen yang dijadikan sumber arus listrik, dan perpindahan elektron dan
perpindahan elektron dalam larutan elektrolit dan terjadi pada aki. Elektrokimia
ini dikenal dengan dalam bahasa inggrisnya adalah electo chemistry.
Adapun berbagai definisi elektrokimia lainnya yaitu
1. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang
berlangsung dalam larutan pada antarmuka konduktor elektron (logam atau
semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan
elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam larutan.Jika reaksi
kimia didorong oleh tegangan eksternal, maka akan seperti elektrolisis, atau jika
tegangan yang dibuat oleh reaksi kimia seperti di baterai, maka akan terjadi reaksi
elektrokimia. Sebaliknya, reaksi kimia terjadi di mana elektron yang ditransfer
antara molekul yang disebut oksidasi / reduksi (redoks) reaksi. Secara umum,
reaksi
elektrokimia
telah
memberikan
kontribusi
untuk
mengembangkan sel bahan bakar dan baterai, dan pemahaman logam relatif
terhadap satu sama lain dalam elektrolisis dan korosi.
3. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia dalam larutan
melibatkan konduktor (logam atau semikonduktor) dan konduktor ionik
(elektrolit), yang melibatkan pertukaran elektron antara elektroda dan elektrolit.
Bidang Ini mencakup bidang ilmiah yaitu proses kimia yang melibatkan semua
perpindahan elektron antar zat, sehingga transformasi energi kimia menjadi energi
listrik. Ketika proses ini terjadi, menghasilkan perpindahan elektron yang terjadi
secara spontan dan memproduksi arus listrik ketika terhubung ke sebuah sirkuit
listrik, memproduksi atau perbedaan potensial antar dua kutub, disebut sel atau
baterai (yang sering terdiri dari beberapa sel). Ketika proses ini terjadi dan
disebabkan oleh aksi arus listrik dari sumber eksternal, proses ini disebut
elektrolisis.
E0=
+0,76 volt
Cu2+ + 2 e Cu
E0 =
+0,34 volt
Esel=
+1,1 Volt.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan
kation pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat
berlangsung terus-menerus.
a.
1.
2.
3.
negative)
4. Pada katoda, electron adalah reaktan dari reaksi reduksi (katoda kutub positif)
5. Arus electron mengalir dari anoda ke katoda, arus listrik mengalir dari
katoda anoda.
6. Jembatan garam menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.
b. Konsep-Konsep Sel Volta
1. Deret Volta :
Li, K, Ba, Ca,Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni. Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
Makin ke kanan, mudah direduksi atau sukar dioksidasi. Makin ke kiri mudah
dioksidasi, makin aktif dan sukar direduksi.
2. Notasi Sel
Contoh : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu
Dimana :
/
= potensial sel
E lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksireaksi dengan kepositifan yang lebih rendah.
Sel elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks. Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses penguraian suatu
senyawa dengan pengaliran arus listrik yang melaluinya. Dalam elektrolisis terjadi
perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Sel elektrolisis merupakan
kebalikan dari sel volta karena listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi
redoks tak spontan. Proses elektrolisis dimulai dengan masuknya elektron dari
arus listrik searah kedalam larutan melalui kutub negatif
Pada katoda, terdapat 2 kemungkinan zat yang ada, yaitu:
Kation (K+) dan Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang
disebutkan, cairan atau lelehan).
Pada anoda, terdapat 3 (tiga) kemungkinan zat yang ada, yaitu :
Anion (A-), Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang
disebutkan, cairan atau lelehan) dan Elektroda.
Elektroda ada dua macam, antara lain inert (tidak mudah bereaksi, seperti
Platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tidak inert (mudah bereaksi,
zat lainnya selain Pt, C, dan Au).
Ada berbagai macam reaksi pada sel elektrolisis, yaitu :
1) Reaksi yang terjadi pada katoda
Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be, Mg,
Cr, Sr, Ba, Ra), Al dan Mn.
Jika kationnya berupa H+.
Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam)x+ + xe (nama
logam)
2) Reaksi yang terjadi pada anoda
Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi :
Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO 3-, SO42-), maka reaksinya 2 H20
4H+ + O2 + 4 e
Jika anionnya OH-, maka reaksinya 4 OH- 2H20 + O2 + 4 e
Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2 X(halida) X
(halida)2 + 2 e
Jika elektroda tak inert (selain tiga macam di atas), maka reaksinya Lx+ + xe
Contoh : peristiwa penyepuhan logam dan penanganan korosi,pengisian accu, elek
trolisis
Pada sel Volta (sel Galvani), perpindahan elektron dibuat mengalir melalui
sebuah kawat, sehingga elektron dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.
Logam Zn dan larutan CuSO4 dipisahkan ke dalam dua wadah. Logam Zn
dicelupkan ke dalam larutan elektrolit yang sesuai, yaitu larutan ZnSO 4 dan
larutan CuSO4 dicelupkan ke dalamnya logam yang sesuai yaitu logam Cu. Kedua
logam dihubungkan dengan kawat dan kedua larutan dihubungkan dengan
jembatan garam. Logam Zn sebagai anode (elektrode negatif) mengalami reaksi
oksidasi berubah menjadi Zn2+, dan melepaskan elektron yang kemudian mengalir
melalui kawat, menimbulkan arus listrik. Elektron diteruskan ke logam Cu
sebagai katode (elektrode positif) dan disini akan terjadi reaksi reduksi,
Cu2+ menangkap elektron tersebut dan berubah menjadi Cu yang terkumpul di
permukaan katode. Kelebihan ion positif di sebelah kiri dan kelebihan ion negatif
disebelah kanan dapat dinetralkan dengan memasang jembatan garam, yakni
campuran agar-agar dengan suatu elektrolit (misal, KNO 3). Ion-ion negatif dari
jembatan garam (NO3-) akan masuk ke dalam bejana kiri dan pada saat yang sama
ion-ion positif (K+) masuk ke bejana kanan. Dengan demikian, reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi dapat berlangsung lagi dan aliran elektron berjalan terus.
Cara menyatakan sel Volta ini dinamakan diagram (notasi) sel Volta,
sebagai berikut :
Zn (s) | ZnSO4 (aq) || CuSO4 (aq) | Cu(s)
Sel Volta (sel Galvani) menghasilkan arus listrik karena adanya perbedaan
daya tarik kedua elektrode terhadap elektron, sehingga elektron mengalir dari
yang lemah ke yang kuat daya tariknya. Jika daya tarik itu disebut potensial
elektrode, maka perbedaan potensial kedua elektrode disebut potensial sel, dalam
satuan Volt.
Suatu elektrode mempunyai potensial tertentu (potensial elektrode), yang
nilainya tidak sama antara satu elektrode dengan yang lainnya. Harga potensial
suatu elektrode (berkonsentrasi 1 M, suhu 25oC) tidak dapat diukur. Oleh karena
itu diperlukan suatu elektrode yang dapat dipakai sebagai standar, yaitu elektrode
hidrogen dengan konsentrasi 1 M dan tekanan gasnya 1 atm. Gas hidrogen ini
dialirkan melalui sekeping logam Pt, tujuannya agar diperoleh luas permukaan
sebesar mungkin untuk mengadsorpsi gas H2. Berdasarkan perjanjian, elektrode
hidrogen diberi harga 0,00 Volt. Maka, misalkan elektrode Zn dihubungkan
dengan elektrode H2, besarnya potensial yang terukur adalah potensial elektrode
Zn itu sendiri.
Elektroanalisis
Elektrosistesis
Elektrokoagulasi
Elektrodialisis
Elektrowining
Elektrofining
Elektropalting,dsb.
Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui
sirkuit eksternal.
Elektroda tersusun dari elektroda itu sendiri dan bahan kimia (reagents) yang
terlibat. Sel elektrokimia umumnya tersusun atas dua elektroda. Setiap elektroda
disebut sebagai setengah sel (half cell). Reaksi yang terjadi pada tiap elektroda
disebut reaksi setengah sel atau reaksi elektroda. Berdasarkan jenisnya, elektroda
dapat digolongkan menjadi :
1. Elektroda Logam-ion logam
Yaitu elektroda yang berisi logam yang berada dalam kesetimbangan dengan
larutan ionnya, contohnya elektroda Cu | Cu 2+. Elektroda yang termasuk dalam
tipe ini adalah logam-logam dalam kesetimbangan dengan ion-ion dari
logamnya. Semua elektroda ini beroperasi dalam reaksi umum berikut:
M = M+n + eMisalnya elektroda Zn, Cu, Cd, Na, dan lain lain.
2. Elektroda Amalgam
Pb++ (apb++) + 2e + Hg
3. Elektroda Redoks
Elektroda ini berisi logam M yang berada dalam kesetimbangan dengan garam
sangat sedikit larutnya M+X- dan larutan yang jenuh dengan M+X- serta
mengandung garam atau asam terlarut dengan anion Xz-.
Contoh : elektroda Ag AgCl yang terdiri dari logam Ag, padatan AgCl, dan
larutan yang mengandung ion Cl- dari KCl atau HCl.
5. Elektroda Gas
Yaitu elektroda yang berisi gas yang berada dalam kesetimbangan dengan ionion dalam larutan, misalnya elektroda Pt | H2(g) | H+(aq). Elektroda gas terdiri dari
gelembung gas dari kawat atau foil logam yang inert yang dicelupkan dalam
larutan yang berisi ion. Elektroda gas yang umum digunakan adalah elektroda
hydrogen, elektroda klorin, dan elektroda oksigen. Elektroda gas terdiri atas gas
yang dimasukkan bergelembung ke dalam larutan yang berisi in yang setimbang
dengannya sebagai hubungan luar biasa dipakai Pt dilapisi Pt hitam.
6. Elektroda Non Logam Non Gas
Yaitu elektroda yang berisi unsure selain logam dan gas, misalnya elektroda
Brom (Pt | Br2(l) | Br-(aq)) dan yodium (Pt | I2(s) | I-(aq)).
7. Elektroda Membran
Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas
dalam sel; Potensial sel standar E 0 sel : potensial pada 250C, konsentrasi ion 1 M
dan tekanan parsial 1 atm.
Potensial sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial standar
zat-zat yang mengalami redoks.
Keadaan standar didefinisikan sebagai keadaan pada 25o C (298.15 K),
pada keaktifan satu untuk semua zat dalam sel elektrokimia pada sel dengan arus
nol pada tekanan 1 bar (105 Pa). Untuk reaksi yang melibatkan ion H+, keadaan
standar adalah pH = 0 (sekitar konsentrasi asam 1 molar).
Dalam kasus elektrode hidrogen digunakan sebagai potensial elektrode standar,
gas hidrogen 1 atm (aH2 = 1) dikontakkan perlahan dengan elektroda platinumhitam yang dibenamkan dalam larutan asam kuat dengan keaktifan, aH+ = 1.
Potentialnya diungkapkan sebagai:
Tidak berlangsung bebas, tetapi bila H+ (aq) dan Zn(s) ada, reaksi redoks akan
berlangsung. Persamaan yang menyatakan reaksi yang berlangsung didapat bila
reaksi ke-2 dikurangi dengan persamaan reaksi pertama
Perubahan energi bebas reaksi redoks keseluruhan adalah selisih perubahan energi
masing-masing setengah reaksi.
Karena setengah sel pada dasarnya hanya imajiner dan umumnya digunakan
sebagai pasangan, perubahan energi bebas G 01 untuk H+ diset 0. Dalam hal ini
karena didapat hasil percobaan G0sebesar -147 kJ, maka G02 bernilai 147 kJ.
Potensial E0 yang berkaitan dengan G0 setengah reaksi disebut potensial reduksi
standar.
cell yang
paling
sering
digunakan
berupa
sel
kering
seng-
Potensial yang dihasilkan sebesar 1,5 volt dan arus listrik yang mengalir
akan berkurang jika dipakai. Selain itu kondisi dingin juga mempengaruhi
performa baterai.
b. Baterai Nikel Kadmium (NiCad)
Baterai ini merupakan baterai sel kering yang menggunakan nikel oksida sebagai
elektode positif (katode), senyawa kadmium sebagai elektrode negatif (anode),
dan larutan KOH sebagai elektrolit. Nikel Kadmium, merupakan baterai isi ulang
pertama dan yang paling murah sehingga banyak dipakai di mainan anak-anak dan
berbagai gadget.
Sel volta komersial jenis lain yang dapat diisi ulang adalah sel timbal (Pb) atau
dikenal dengan accumulator (aki), terdiri atas timbal oksida (PbO 2) sebagai katoda
dan logam timbal (Pb) sebagai anoda. Kedua elektrode ini dicelupkan dalam
larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi pada aki selama dipakai (discharged) adalah
sebagai berikut:
Potensial sel yang dihasilkan dari reaksi tersebut yaitu sebesar 2 V. Untuk
mmeperoleh potensial sel sebesar 6 volt, diperlukan 3 buah sel yang disusun seri.
Jika aki telah dipakai, aki dapat diisi ulang, reaksi dalam sel merupakan kebalikan
dari reaksi pemakaian. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Jika kedua elektrode telah terlapisi oleh endapan PbSO4 yang terbentuk
sebagai hasil reaksi di dalam sel aki, aliran elektron akan terhenti karena terhalang
oleh endapan itu. Dikatakan aki telah habis sehingga harus diisi ulang (disetrum).
Selain itu, selama proses isi ulang, sejumlah air dalam aki teruarai menjadi H 2 dan
O2, akibatnya aki kekurangan air. oleh karena itu, aki yang sering dipakai dan diisi
ulang, cairan elektrolitnya harus diganti dengan yang baru.
d. Sel Bahan Bakar
Salah satu contoh yang paling sederhana adalah oksidasi hidrogen dengan
oksigen untuk menghasilkan air. Hal ini juga diketahui bahwa gas hidrogen
mudah meledak jika dicampur dengan udara, campuran tidak stabil, semua yang
dibutuhkan adalah percikan atau nyala api kecil untuk memulai reaksi, yang dari
hasil secara spontan (dan eksplosif) untuk menghasilkan uap air. Dalam reaksi ini,
elektron bergerak dari hidrogen ke oksigen, tapi "arus listrik" ini tidak berguna
sehingga sangat disayangkan. Tapi ini adalah reaksi yang sama bahwa dalam
sebuah "hidrogen-oksigen"sel bahan bakar dapat menghasilkan arus yang berguna
(misalnya untuk menggerakkan sebuah mobil di masa mendatang).
Seperti
permukaan arus dari elektronik untuk ion . Dalam sel bahan bakar, arus dilakukan
dari satu elektroda ke yang lainnya melalui hanya ionically melakukan elektrolit
(konduksi elektronik apapun secara internal akan pendek rangkaian sel bahan
bakar). Ini pemisahan spasial dan bagian oksidasi reduksi oksidasi keseluruhan
/ reaksi reduksi adalah fitur penting dari elektrokimia.Elektron-elektron, bukan
hanya berpindah dari satu atom atau molekul ke yang lain, tetapi dipaksa
untuk bergerak melalui sebuah kabel eksternal, dan arus listrik yang
dihasilkan tersedia untuk keperluan praktis dapat. Hal ini tentu saja lain, rincian
yang terlibat, seperti yang akan disebutkan di bawah ini, tapi inti dari elektrokimia
adalah pemisahan spasial bagian oksidasi (sumbangan elektron ke elektroda) dan
bagian pengurangan (penerimaan elektron dari elektroda) reaksi secara
keseluruhan. Reaksi sel bahan bakar ini adalah contoh yang baik dari satu jenis
reaksi elektrokimia: reaksi kimia spontan menghasilkan listrik. Hidrogen dan
oksigen yang sangat reaktif terhadap satu sama lain, mereka ingin bereaksi dan
akan mengambil setiap kesempatan untuk melakukannya. Akibatnya, ketika
mereka terpisah dan tidak dapat langsung bereaksi, mereka akan melakukannya
jika elektroda yang tepat disediakan di mana mereka dapat menyumbangkan /
menerima elektron dan gaya eksternal saat ini digunakan. Dalam jenis sel
elektrokimia , reaksi kimia digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
2. Sebagai Perlindungan terhadap korosi
Korosi merupakan proses kerusakan material karena pengaruh lingkungan.
Korosi dapat mengurangi daya guna material logam. Lingkungan yang dapat
menimbulkan proses korosi memiliki ruang lingkup yang sangat luas, misalnya
lingkungan laut, lingkungan bawah tanah, lingkungan suhu tinggi, lingkungan
mekanik dan lain sebagainya.
Korosi dapat terjadi pada besi material dari logam lainnya. Air dan oksigen
merupakan penyebab utama yang dapat menyebabkan besi terkorosi membentuk
karat besi, persamaanreaksinya adalah sebagai berikut :
Salah satu cara untuk mencegah korosi pada besi yaitu dengan metode proteksi
katodik (pengorbanan anoda). Prinsipnya yaitu, besi dilapisi dengan logam lain
yang lebih reaktif (lebih mudah teroksidasi). Dengan metode ini, logam-logam
yang lebih reaktif ini yang akan mengalami oksidasi, sehingga logam besi
terhindar dari peristiwa oksidasi yang menyebabkan korosi. Oleh karena logam
pelindung atau dengan kata lain mengorbankan diri untuk melindungi besi,
maka harus dilakukan penggantian secara berkala agar besi tetap bisa terlindungi
dari proses korosi. Sebagai contoh, perbandingan potensial reduksi antara besi dan
magnesium yaitu:
besi (memiliki potensial reduksi lebih besar) seperti timah dan tembaga. Pelapisan
secara sempurna logam inert pada permukaan besi dapat mencegah kontak antara
besi dengan agen penyebab korosi (air, oksigen, asam, gas). Akan tetapi, jika
terjadi cacat pada pelapisannya, akan terjadi percepatan korosi.
Referensi:
Lukman, dan Zeddy, 2014. Pengaruh Konsentrasi Karbon Terhadap Performa
Elektrokimia Anoda Liti2(PO4)3 Untuk Aplikasi Baterai Ion Lithium
Tipe Aqueous Elektrolit. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2,
(2014) ISSN: 2337-3539 . Surabaya: Fakultas Teknologi Industri Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Osman, dan Lien. Penggunaan Modul Multimedia Interaktif dengan Agen
Pedagogi dalam Pembelajaran Elektrokimia: Kesan terhadap pemahaman
Konsep dalam Elektrokimia. Sains Malaysiana 41(10)(2012): 1301
1307. Malaysia.
Saito, Taro. 2009. Elektrokimia. http: chem.-is-try.org. Diakses pada 11 Maret
2015.
Noor, Ajuk Sapar, dkk. Isolasi dan penentuan strukturMetabolit sekunder aktif
dari
spons
biemna
triraphis
Asal
pulau
kapodasang
(kepulauan
Hasanuddin.
Wikipedia, 2015. Materi elektrokimia. Http/wikibooks.org. diakses pada 11 maret
2015.
Gembez_ndru,
2010.
Reaksi
redoks
dan
elektrokimia.