Tugas Perancangan Pabrik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PERANCANGAN PABRIK

PERANCANGAN PABRIK LPG SAGAMA BLOK MAHAKAM


KALIMANTAN TIMUR (STUDI LITERATUR)

OLEH :
Nabila A. Ilham
Nurpitriani
Zenith Tacia Ibanez

115100600111004
115100600111008
115100607111010

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

1. STRATEGI PERANCANGAN PABRIK


Inovasi proses produksi maupun pembangunan pabrik yang baru yang berorientasi pada
pengurangan ketergantungan kita pada produk luar negeri maupun untuk menambah devisa
negara sangat diperlukan, salah satunya dengan penambahan pabrik LPG. LPG adalah suatu
produk bahan bakar gas yang pada umumnya berupa gas propane atau butane atau merupakan
campuran antara keduanya pada temperatur sangat rendah akan berbetnuk cair yang tidak
berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Kelebihan dari LPG yaitu emisi CO2 yang dikeluarkan
lebih sedikit dibanding penggunaan bahan bakar minyak, serta ketersediaan gas alam yang
melimpah. Sehingga LPG dapat pula dijadikan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar
minyak yang semakin menipis.
Berdasarkan data, produksi LPG nasional pada tahun 2011-2012 tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan LPG nasional, sehingga pemerintah Indonesia harus mengimpor LPG
untuk dapat memenuhi kebutuhan LPG nasional. Karena Indonesia masih mempunyai cadangan
gas alam yang cukup banyak, maka pembangunan LPG Plant yang menggunakan bahan baku
gas alam dapat diupayakn untuk memenuhi kebutuhan LPG nasional. Kalimantan Timur adalah
salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam yang juga disebut sebagai
Lumbung Energi Nasional. Berdasarkan data dari Kepala Bidang Energi Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2013 menyatakan bahwa,
Kalimantan Timur masih memiliki cadangan sebesar 17,36 TSCF. Hal ini menjadi alasan dalam
pemilihan lokasi LPG Plant. Dan diharapkan dengan dibangunnya LPG Plant di Kalimantan
Timur dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan LPG di Kalimantan Timur dan mengurangi
kegiatan impor LPG yang terjadi akibat kurangnya mencukupi kebutuhan LPG di Indonesia.
Gas alam merupakan senyawa hidrokarbon yang mudah terbakar dengan titik didih yang
sangat rendah. Komponen utama penyusun gas alam adalah senyawa metana dengan titik didih
sekitar 119 K. Karakteristik gas alam adalah sebagai berikut:
a. Pada tekanan diatas 50 psi, gas alam bersifat sebagai gas non ideal.
b. Pada tekanan atmosfir dan temperatur kamar, gas alam berbentuk gas dan lebih ringan
dari udara sehingga gas alam di alam bebas akan mudah menguap.
c. Gas alam menghambur atau defuse dalam udara secara cepat terutama jika ada angin.
d. Gas alam dapat dengan mudah membentuk campuran yang mudah terbakar (flammable),
jika kontak dengan sumber panas.
e. Tekanan gas alam tergantung pada tekanan sumber atau tekanan pengaliran. Jika terjadi
kebocoran, akan sulit dideteksi karena gas alam tidak berbau dan berwarna.
f. Gas alam yang telah dihilangkan unsur pengotornya (impurities) maka tidak akan korosif
terhadap bahan metal.
g. Gas alam tidak mempunyai sifat pelumasan terhadp metal dan mempunyai sifat pelarut
(solvent), terutama pada bahan karet.
Gas alam jika ditinjau dari komponen penyusunnya, maka merupakan suatu campuran
senyawa-senyawa hidrokarbon yang terakumulasi dibawah tanah dengan komposisi metana
(CH4), ethana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10) dan komponen hidrokarbon lebih berat
lainnya. Spesifikasi gas berdasarkan komposisi kimia adalah sweet gas dan sour gas.
Berdasarkan komposisi fasa, gas alam dapat digolongkan menjadi gas kering (dry gas) dan gas
basah (wet gas). Spesifikasi gas alam yang digunakan sebagai feed gas adalah sebagai berikut:

NO
1
2
3
4
5

KOMPONEN
Metana
Etana
Propana
Butana
i-Butana

FRAKSI MOL
0,7862
0,0959
0,0471
0,0091
0,0245

6 Pentana
7 i-Pentana
8 Heksana
9 Heptana
10 Nitrogen
11 CO2
12 H2S
13 H2O
Sedangkan spesifikasi gas alam yang digunakan
memiliki spesifikasi seperti tabel berikut ini:
NO
Sifat Gas Alam
1 Nilai Kalor
2 Kemurnian

Kandungan Sulfur

4
5
6

Kandungan CO2
Kandungan Uap Lembab
Temperatur

0,0004
0,0006
0,0000
0,0001
0,0015
0,0278
0,0023
0,0044
untuk tujuan komersial pada umumnya

Persyaratan
> 950 Btu/ft3
Bebas dari debu, getah, minyak bumi, dan hidrokarbon yang
dapat dicairkan pada temperatur lebih dari 15 F pada
tekanan 800 psig
< 1 grain (0,065 gram) H2S per 100 ft3 gas
< 20 grain sulfur total per 100 ft3 gas
< 2% CO2
< 4 lb uap air per MMcf gas pada P = 14,4 psi dan T = 60 F
Maksimal pada titik pengiriman 120 F

2. DESKRIPSI PROSES
a. Pemisahan LPG dikilang pengolahan gas
Teknologi dasar pemisahan dalam rancangan LPG Plant yang terintegrasi dengan proses
produksi sebagai berikut:
Pemisahan dengan cara penyerapan komponen C3-C4 oleh hidrokarbon cair ringan.
Diikuti dengan pemisahan kembali C3-C4 dari hidrokarbon cair dengan cara destilasi
Pemisahan dengan cara mendinginkan gas C3-C4 dengan siklus refrijerasi hingga
dibawah titik embunnya. Sehingga gas-gas tersebut terpisah sebagai produk cair
Pemisahan dengan cara pendinginan gas alam. Memanfaatkan peristiwa penurunan
temperatur gas jika dikurangi tekanannya secara mendadak, sehingga komponen C3C4 mengalami pengembunan
Pemisahan komponen C3-C4 menggunakan membran dengan ukuran pori tertentu,
sehingga komponen yang lebih ringan (C1-C2) mampu menembus pori membran.
Sedangkan komponen LG tertinggal dalam aliran gas umpan
Kelompok teknologi pemisahan LPG
a) Pemisahan dengan hidrokarbon cair ringan (Lean Oil Absorpstion)
Pertama, gas umpan didinginkan melalui pertukaran panas dengan gas residu hasil
pemisahan LPG. Kemudian diumpankan dalam kolom absorber, komponen C3C4
diserap oleh hidrokarbon kerosin. Kerosin yang jenuh dengan komponen LPG
diumpankan di kolom deEthanizer lalu diumpankan ke kolom stripper (still column).
Kerosin yang membawa komponen LPG dipanaskan, sehingga C3C4 terlepas ke
puncak kolom dan ditarik keluar sebagai gas produk, kemudian dikompresi dan
mengembun menjadi LPG
b) Pemisahan melalui Refrijerasi
Pertama, gas alam didehidrasi dengan glikol. Gas alam umpan terdehidrasi
diumpankan ke chiller, dimana gas didinginkan oleh refrijeran. Aliran hidrokarbon
cair diumpankan ke kolom destilasi untuk dikurangi kadar gas ringannya, pada
temperatur 30 F. Produk dikeluarkan dari bagian dasar kolom destilasi
c) Pemisahan dengan pendinginan kriogenik
Fraksi LPG dipisahkan dengan cara pendinginan. Gas umpan bertekanan tinggi
dikuangi kadar airnya melalui kontak dengan glikol diunit dehidator. Gas umpan
yang telang kering didinginkan oleh gas keluaran dari unit turboexpander utama.
Pendinginan terjadi di bawah temperatur pengembunan C3-C4, sehingga terjadi

pemisahan komponen LPG ke dalam fasa cair. Fasa cair LPG dipisahkan dari aliran
sisa gas yang tidak mengembun dalam unit cold separator. Sisa gas dari cold
separator diumpankan ke turboexpander sehingga mengalami penurunan temperatur
secara drastis. Fraksi cair dari cold separator diumpankan ke kolom de-Methanizer.
Produk LPG dikeluarkan dari bagian dasar kolom de-Methanizer. Gas ringan
dipuncak kolom digunakan untuk mendinginkan gas umpan.
b. Teknologi Kilang LPG
Teknik recovery yang paling umum digunakan adalah teknik refrijerasi untuk
mendapatkan recovery LPG yang lebih tinggi. Pada proses ini, fraksi LPG dikondensasi
dari aliran gas bumi. Cairan yang terpisah kemudian difraksionasi untuk memisahkan
komponen-komponen LPG. Teknologi proses recovery LPG dengan refrijerasi ada 2
yaitu LTS (Low Temperature Separation) dan proses PROMAX.
a) LTS (Low Temperature Separation)
Refrijerasi gas yang mengandung LPG dilakukan dengan pertukaran panas
menggunakan aliran refrijeran eksternal atau secara cascade (pertukaran panas
bertingkat dengan beberapa refrijeran eksternal).

Umpan gas dikontakkan dengan aliran gas yang keluar dari high pressure separator
(a). Aliran umpan kemudian dididnginkan dengan refrijeran eksternal propana yang
sangat dingin untuk mengkondensasi fraksi LPG di separator (b). Kondensat
kemudian diumpankan ke kilang fraksionasi. Kilang fraksionasi terdiri dari
demethanizer, deethanizer dan debutanizer untuk memisahkan komponen-komponen
LPG. Sebagai alternatif, pendinginan gas bisa dilakukan oleh suatu sirkuit refrijerasi
cascade. Sirkuit ini dapat menggunakan campuran etana-propana, propana-etilena
atau propana-etana-metana-nitrogen (mixed refrijeran). Metode refrijerasi yang
dipilih tergantung pada recovery etana dan LPG yang diinginkan
b) PROMAX
Teknologi ini dapat digunakan untuk recovery propana dan komponen berat lainnya
dari suatu pengilangan dan dari associated natural gas bertekanan rendah.

Gas hidrokarbon bertekanan rendah ditekan dan dikeringkan sebelum didinginkan


pada HE dan refrijeran propana.aliran gas umpan yang telah didinginkan dikontakkan
dengan cairan etana yang direcycle dari kolom absorber propana. Overhead dari
menara ini kemudian didinginkan dan dikondensasikan dengan refrijeran propane
untuk menghasilkan aliran refluks yang komposisinya hampir semuanya adalah
etana. Aliran slip refluks dikembalikan dan direcycle menuju kolom absorber
propana. Bagian kolom deethanizer mengandung komponen propana dan komponen
berat lainnya yang kemudian dapat diproses melalui fraksionasi konvensional.
3. PERALATAN PROSES DAN UTILITAS
1) Spesifikasi alat utama
Dalam suatu industry, khususnya industry MIGAS, pemilihan peralatan yang akan
digunakan adalah menjadi satu hal yang kritikal yang akan sangat berpengaruh terhadap produk
yang dihasilkan, energy consumption, terutama harga dari peralatan yang digunakan. Maka dari
itu, dalam pemilihan peralatan ini harus memiliki beberapa aspek yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
a. Jenis Peralatan
Jenis dan luasan perpindahan panas dari peralatan perpindahan panas
Penetapan penggunaan turbin gas atau turbin steam
Menggunakan udara atau air sebagai sistem pendingin
b. Konfigurasi peralatan
Susunan kompresor beserta penggeraknya
Susunan alat perpindahan panas
Jumlah total peralatan
c.
d.
e.

Keandalan dan ketersediaan peralatan beserta suku cadangnya


Kemudahan start up, pengoperasian, dan perawatan
Pertimbangan kapasitas plant yang akan dibangun, keadaan lokasi, dan teknis teknologi
yang akan diaplikasikan
2) Kelayakan Ekonomi
Kajian keekonomian dilakukan untuk mengetahui tingkat keekonomian pembangunan
LPG Plant. Indikator yang digunakan untuk evaluasi keekonomian pembangunan kilang
antara lain NPV, IRR, dan PBP. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :
a) Persamaan untuk menghitung NPV :

dimana,

Xt

: cashflow di tahun ke-t

: suku bunga (discount rate)

Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi,
dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. NPV juga dapat
menunjukkan keuntungan dengan melibatkan uang tunai masuk dan keluar. NPV dihitung
dengan mengurangi pendapatan yang diterima per tahun dengan biaya yang dikeluarkan untuk
operasional tiap tahunnya selama umur operasi UPK.
b) Persamaan untuk menghitung PBP :

Dimana :
Xt : cashflow di tahun ke-t
c) Persamaan untuk menghitung IRR :

Dimana :
Xt

: cashflow di tahun ke-t

ROR : Rate of Return


Jika hasil perhitungan IRR lebih besar dari discount rate, maka dapat dikatakan investasi
yang akan dilakukan layak untuk dilakukan. Jika IRR sama dengan discount rate, dikatakan
investasi yang ditanamkan akan balik modal, sedangkan jika IRR lebih kecil dari discount rate
maka investasi yang ditanamkan tidak layak.
3) Analisa Proses LPG
3.1 Simulasi Proses LPG
3.1.1 CO2 Removal (Spesifikasi Gas umpan Pabrik LPG)
Parameter
Nilai
Tekanan (psia)

1015

Tempereatur ( )

86

Flow rate (mmscfd)

20

Komposisi (%mol)
N2

0.0015

CO2

0.0278

H2S

0.0023

CH4

0.7862

3.1.2

3.1.3

C2H6

0.0959

C3H8

0.0471

iC4H10

0.0245

nC4H10

0.0091

iC5H12

0.0006

nC5H12

0.0004

C6H14

0.0000

C7H16

0.0001

H2O

0.0044

Spesifikasi Chiller
No. Alat

LPG-301

FluidaPanas

Liquid MR

FluidaDingin

Vapor MR

LMTD (F)

112.9

UA (Btu/F-hr)

1,45E+07

Duty (Btu/hr)

1,64E+09

Spesifikasi Kolam De-Ethanizer (T-301)


No. Alat

T-301

Jenis Tray

Sieve

Material

Steel dan alloy 304, 316, 410 SS

TekananOperasi (psia) 180


Diameter (ft)

7.5

Tinggi (ft)

20

Jumlah Tray

10

Alat pendukung

Condenser dan Reboiler

3.1.4. Kolam Debutanizer (T-302)


No. Alat

T-302

Jenis Tray

Sieve

Material

Steel dan alloy 304, 316, 410 SS

TekananOperasi (psia) 240


Diameter (ft)

3.5

Tinggi (ft)

24

Jumlah Tray

20

Alat Pendukung

Condenser dan Reboiler

3.2 Refrijerasi
3.2.1 Spesifikasi Kompresor pada unit refrigrasi
Spesifikasi
K-401
K-402

K-403

Jenis

Sentrifugal

Sentrifugal

Sentrifugal

Polytropic Head (ft)

53.930

40360

13840

Adiabatic Head (ft )

52.480

38890

13680

Efisiensi adiabatic (%)

75

70,6

75

Efisiensi politropik

77,075

73,284

75,685

Duty (hp)

291,833

229,723

124,945

Kapasitas design

853,3

147,9

2009

(ACFM)

3.2.2. Heat Exchanger


No. Alat

HE-401

HE-402

HE-403

HE-404

HE-405

Shell and

Shell and

Shell and

Shell and

Shell and

Tube

Tube

Tube

Tube

Tube

10

Duty (Btu/hr)

1,335E+06

2,315E+05 1,335E+06 1,335E+06 1,335E+06

LMTD (F)

22,4

23,2

23,7

22,9

24,6

Fluida

Cooling

Cooling

Cooling

Cooling

Cooling

Pendingin

Water

Water

Water

Water

Water

Jenis

TekananOperasi
(psia)

4) Neraca Massa Dan Energi


Neraca massa didasarkan aliran yang masuk dan keluar pada tiap unit utama seperti CO2
Removal, Dehidrasi, Refrigerasi, dan Fraksinasi yang diperoleh dari software HYSYS 7.3.
Basis yang dipakai dalam neraca massa ini adalah 1 jam.
Berikut ini neraca massa keseluruhan (overall) untuk neraca masuk dan neraca keluar
pada plant LPG PABRIK Sagama.
507.1
Tonne/day

Process

507.1
Tonne/day

Aliran yang terdiri atas sour gas dan Makeup H2O masuk ke unit CO2. Removal
sebesar 507.1 ton setiap harinya atau 21129.17 kg/jam. Setelah melalui proses pelepasan
CO2, dehidrasi, refrigerasi, dan terakhir unit fraksinasi, diperoleh massa yang sama
dalam bentuk produk dan non produk.
Tabel.1 Neraca Massa Overall
Massa Masuk
Aliran
Sour Gas
Make Up H2O

Total

Massa Keluar

Ton/hari

Aliran

Ton/hari

502.900 LPG 2

97.6200000

4.181 Vapour 1

0.0003668

Condensa
te

0.9433000

Lean Gas

372.00000
00

Acid Gas

34.550000
0

FWKO

1.5660000

Flash Vap

0.4432000

507.1

507.1

Tabel.2 Neraca Masuk CO2 Removal


Aliran (kg/jam)
Komposisi Umpan
Sour Gas
Nitrogen

42.2492

CO2

1216.8827

H2S

78.8032

MakeUp H2O

Metana

12564.1231

Etana

2872.2563

Propana

2070.5872

i-Butana

1420.1341

n-Butana

525.9756

i-Pentana

42.6481

n-Pentana

32.0766

n-Hexana

2.3351

n-Heptana

6.9387

Tabel.3 Neraca Keluar CO2 Removal


Aliran Produk (kg/jam)
Komposisi
Umpan

FWKO

Sweet Gas

Flash Vap

Nitrogen

0.0001

42.2173

0.0278

0.0040

CO2

0.1206

21.4328

0.0421

1195.1817

H2S

0.0212

0.0023

0.0119

78.7692

Metana

0.0602

12546.1583

13.8395

4.0651

Etana

0.0118

2868.6612

2.7547

0.8286

Propana

0.0050

2068.7294

1.4878

0.3650

i-Butana

0.0001

1420.0747

0.0586

0.0007

n-Butana

525.9543

0.0210

0.0003

i-Pentana

42.6459

0.0021

n-Pentana

32.0750

0.0016

n-Hexana

2.3342

0.0008

n-Heptana

6.9384

0.0003

28.4572

0.2171

160.3330

18.4653

1439.5478

H2O

65.0329

DEAmine

Acid Gas

0.0001

0.0017
65.0329

19605.6827

Total
21128.7287

4. UTILITAS PABRIK LPG


4.1 Kebutuhan Air
Tabel 4. Spesifikasi Pompa P-402
Spesifikasi

P-402

Jenis

Reflux Pump : Sentrifugal

Material

Stainless steel dan chrome-nickel stainless

Power

21.97 hp

Design Head

13.87 ft

Kapasitas

2836 USGPM

4.2 Perbandingan Teknologi Pretreatment Air Baku


Sumber Air Baku
Parameter

Unit
Laut

Sungai

Sumur Dalam
Sedikit

Persediaan
Melimpah

Mencukupi

dipengaruhi oleh

air baku
perubahan musim
Kualitas air

Kurang baik

Cukup Baik

Kualitas
bakteriologis

Sangat
Terkontaminasi Sedikit
Terkontaminasi
Terkontaminasi

Kandungan
10.000-100.000 <1000
garam terlarut

Baik

<1000

mg/liter

Laju
16.80

17.05

17.05

ton/menit

Kapasitas air
per tahun

7,257,600

7,365,600

7,365,600

ton/tahun

Energi
per ton air

0.2813

0.1028

1.5411

kW/ton

water pump

Estimasi
1,874.046
investasi awal

Estimasi
maintenance
cost

855.797

1,263.359

22,467.769

US $

245.11

269.621

US $/tahun

4.3 Listrik Alat Proses dan Utilitas

Daya
No. Alat

Nama Alat
hp

kW

P-101

Pompa DEA

146.5000

109.3000

P-201

Pompa TEG

1.5430

1.1500

K-401

Kompresor Umpan AC

909.8000

678.4000

K-402

Kompresor Umpan HE

13.5500

10.1000

K-403

Kompresor Umpan HE

348.0000

259.5000

P-402

Pompa Umpan HE

21.9700

16.3900

P-401

Pompa Umpan HE

0.9240

0.6965

CT-301

Air Cooler Condensate

5.1800

3.6400

P-100P

Pompa Air Baku

0.1378

0.1028

1,447.6048

1,079.2793

Total Kebutuhan Listrik Proses

Jadi konsumsi listrik untuk alat proses dan utilitas sejumlah 1,477.6048 hp atau
1,079.2793 kW.
4.4 Listrik Penerangan
Tenaga listrik yang digunakan untuk penerangan ditentukan dengan menggunakan
persamaan:

dimana:

Bangunan

L = lumen per outlet


A = luas area (ft2)
F = foot candle yang diperlukan
U = koefisien utilitas
D = efesiensi lampu
Luas
F
U
2
m
ft2

Lumen

Pos keamanan
Parkir
Musholla
Kantin
Kantor
Poliklinik
Ruang kontrol
Laboratorium
Proses
Utilitas
Storage and
loading
Ruang generator
Bengkel
Safety
Gudang
Pemadam
Jalan dan taman
Area perluasan
Jumlah

185
4636
927
1159
6955
1391
927
927
10200
11220

1996.18
49904.38
9980.88
12476.09
74856.56
14971.31
9980.88
9980.88
109789.63
120768.59

20
10
20
20
35
20
40
40
30
10

0.42
0.49
0.55
0.51
0.6
0.56
0.56
0.56
0.59
0.59

0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75
0.75

126741.27
1357942.19
483921.22
652344.78
5822177.15
712919.65
950559.53
950559.53
7443364.49
2729233.65

29673

319388.00

10

0.59 0.75

7217807.99

2318
2318
1855
9273
18545
11127
46363
160000

24952.19
24952.19
19961.75
99808.75
199617.50
119770.50
499043.76
1722200.00

10
40
41
5
20
5
5

0.51
0.51
1.51
0.51
0.51
0.55
0.57

652344.78
2609379.11
309718.74
1304689.56
10437516.45
1451763.65
5836769.07
51049752.81

0.75
0.75
1.75
0.75
0.75
0.75
0.75

Jumlah lumen:

untuk penerangan dalam ruangan


= 42403277.90 lumen
untuk penerangan bagian luar ruangan = 8646474.91 lumen (parkir, jalan, taman, dan
area perluasan)
Seluruh area dalam ruangan direncanakan menggunakan lampu fluorescent 40 Watt,
dimana satu buah lampu instant starting daylight tersebut mempunyai 1920 lumen. Jadi, jumlah
lampu yang dibutuhkan di dalam ruangan adalah:

Sedangkan untuk penerangan bagian luar bangunan digunakan lampu mercury 100 Watt,
dimana lumen output tiap lampu adalah 3000 lumen. Jadi, jumlah lampu yang dibutuhkan di luar
bangunan adalah:

4.5 Listrik Pendingin Ruangan


Penggunaan Air Conditioning sebagai pendingin ruangan diestimasi memerlukan
tenaga listrik sebesar 70 kW.
4.6 Listrik Alat Elektronik
Energi listrik yang digunakan untuk peralatan elektronik kantor dan pantry diperkirakan
sebanyak 325 kW.
4.7 Listik Laboratorium dan Instrumentasi
Konsumsi listrik untuk laboratorium dan instrumentasi diasumsi sejumlah 70 kW.
Sehingga jumlah kebutuhan listrik PABRIK LPG SAGAMA ialah sebesar 2,715.9 kW
per hari. Sumber energi listrik yang digunakan berasal dari PLN setempat dengan pasalpasal perjanjian tersendiri.

5.

PLANT LAYOUT
5.1. Detail Lokasi Plant
Pemilihan lokasi plant pabrik LPG didasari pada jarak antara plant dengan supplier
bahan baku. Luas tanah yang dibutuhkan untuk plant LPG adalah 16 Ha atau 160.000
m2

5.2. Tata Letak Plant


Tata letak plant merupakan suatu pengaturan yang optimal dari seperangkat fasilitas-fasilitas
dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat penting untuk mendapatkan efisiensi, keselamatan,
dan kelancaran kerja para pekerja serta keselamatan proses. Untuk mencapai kondisi yang
optimal, maka hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tata letak pabrik adalah :
a. Pabrik LPG ini merupakan pabrik baru (bukan pengembangan), sehingga penentuan lay
out tidak dibatasi oleh bangunan yang ada.
b. Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di masa depan.
c. Faktor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan ledakan, maka
perencanaan lay out selalu diusahakan jauh dari sumber api, bahan panas, dan dari bahan
yang mudah meledak, juga jauh dari asap atau gas beracun.
d. Sistem kontruksi yang direncanakan adalah out door untuk menekan biaya bangunan dan
gedung, dan juga karena iklim Indonesia memungkinkan konstruksi secara outdoor.
e. Harga tanah amat tinggi sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian dan pengaturan
ruangan / lahan.
Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a.

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Daerah administrasi / perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol.


Merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran operasi.
Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses, kualitas dan
kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang dijual.
Daerah proses.
Merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan proses berlangsung.
Daerah penyimpanan bahan baku dan produk.
Merupakan daerah untuk tangki bahan baku dan produk.
Daerah gudang, bengkel dan garasi.
Merupakan daerah untuk menampung bahan-bahan yang diperlukan oleh pabrik dan
untuk keperluan perawatan peralatan proses.
Daerah utilitas.
Merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan pendukung proses berlangsung
dipusatkan.

6. ASPEK EKONOMI
6.1. Perhitungan CAPEX dan OPEX
CAPEX (Capital Expenditure) dan OPEX (Operational Expenditure) merupakan
komponen biaya yang menentukan perhitungan keekonomian di dalam suatu LPG Plant.
1. CAPEX (Capital Expenditure)
CAPEX (Capital Expenditure/Biaya Investasi) adalah biaya yang digunakannya dapat
berlangsung dalam waktu yang relatif lama (lebih dari satu tahun). Biaya investasi
biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan
kapasitas produksi. Dalam studi ini, CAPEX terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut :
a. Biaya investasi alat (purchased equipment)
b. Biaya investasi langsung, yang terdiri dari equipment setting, piping, civil,
steel, instrumentation, electrical, insulation, dan paint.
c. Biaya tak langsung, yang terdiri dari subcontract, G and A overheads,
contract fee, escalation, contingencies, dan others
Berikut merupakan tabel ringkasan dari komponen-komponen biaya CAPEX pada
setiap unit proses produksi :

Unit Fraksionasi
Tabel Cost Unit Fraksinasi

Unit Refrigerasi
Tabel Cost Unit Refrigerasi

Unit CO2 Removal


Tabel Cost Unit CO2 Removal

Unit Dehidrasi
Tabel Cost Unit Dehidrasi

2. OPEX (Operational Expenciture)


OPEX (Operational Expenditure) atau pengeluaran operasional adalah alokasi yang
direncanakan dalam budget untuk melakukan operasi perusahaan secara normal.
Dengan kata lain operating expenditure (biaya operasi) digunakan untuk menjaga
kelangsungan aset dan menjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan
berlangsung dengan baik. Karena sifatnya merupakan biaya sehari-hari, maka biaya
operasi tidak meliput pajak pendapatan, depresiasi, dan biaya financing (bunga
pinjaman). Dalam bisnis, biaya operasi adalah biaya sehari-hari seperti penjualan
dan administrasi, atau penelitian dan pengembangan. Dalam studi ini, OPEX terdiri
dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Biaya tenaga kerja
b. Biaya operational
c. Biaya utilitas
d. Biaya fixed
Untuk perhitungan desain pabrik, persentase pengeluaran operasional dan komponenkomponen yang digunakan mengikuti Rule of Thumb Engineering berdasarkan buku

Plant Design and Economics for Chemical Engineer oleh Timmerhaus, yaitu 10-15%
dari biaya Capital Expenditure.
Pengeluaran Operasional = 15% x Biaya Investasi
= 15% x US $ 27.000.000,00
= US $ 4.050.000,00
Berikut ini merupakan tabel ringkasan komponen-komponen biaya pengeluaran
operasional PABRIK LPG :

6.2. Analisa Keekonomian


Dalam analisa keekonomian akan dibahas mengenai perhitungan keekonomian Plant ini.
Tujuan utama pada analisa ini adalah untuk melihat apakah Plant ini layak untuk
dibangun secara ekonomi atau tidak. Beberapa parameter dan asumsi yang menjadi
dasar perhitungan keekonomian adalah :
a. Modal investasi 100% berasal dari dana perusahaan sendiri
b. Analisa ekonomi akan dilakukan berdasarkan life time pabrik yaitu 20 tahun
c. Depresiasi peralatan dan bangunan menggunakan Metode Garis Lurus
d. Tidak ada nilai sisa dari seluruh peralatan yang digunakan pada LPG Plant (sulvage
value =0)
e. Pajak pendapatan sebesar 30%
f. Produk LPG akan dijual sesuai dengan harga pasar LPG yaitu $870/ton
g. Produk kondensat akan dijual sesuai dengan harga pasar kondensat yaitu $87/barrel
h. Produk sales gas akan dijual dengan harga $6,5/MMBtu
i. Kelayakan keekonomian LPG Plant dinilai dengan menggunakan parameter
keekonomian secara umum dimana nilai NPV > 0, nilai IRR > nilai MARR yang
ditetapkan dan juga parameter PBP
j. Asumsi tingkat pengembalian yang disyaratkan sebesar 10%

a) Cash Flow

b) Perhitungan NPV, IRR dan PBP


Sesuai dengan perhitungan net cash flow pada MARR 10%, Net Present Value
(NPV) PABRIK LPG dari tabel adalah US $ 59.539.295. Sedangkan persentase
Internal Rate of Return (IRR) pada tingkat pengembalian 10% adalah 37,5%. Dan
dapat dilihat pula pada tabel perhitungan Pay Back Periode (PBP) terjadi kurang dari
4 tahun.
6.3. Analisa Sensitivitas
Pada analisa sensitivitas ini akan dilakukan perubahan nilai terhadap parameterparameter produksi. Tujuannya adalah untuk mengetahui akibat dari variasi parameter
produksi tersebut, khususnya yang berpengaruh pada keuntungan perusahaan. Dalam
studi kelayakan ini terdapat tiga paremeter produksi yang akan diberikan variasi nilai,
yaitu CAPEX (biaya investasi), OPEX (biaya operasional), dan harga dari produk,
dalam hal ini adalah LPG. Tabel-tabel berikut ini menunjukkan besarnya pengaruh
perubahan faktor tersebut terhadap nilai NPV, IRR, dan Payback Period.
a) Variasi Nilai
Perubahan biaya investasi divariasikan dari kondisi dimana nilai CAPEX berkurang dan
meningkat sebesar 50%. Berikut adalah tabel yang menunjukkan perubahan nilai
investasi terhadap NPV, IRR, dan PBP.
Tabel Perubahan Nilai CAPEX terhadap NPV,IRR dan BPB

Tabel diatas menunjukan bahwa perubahan nilai CAPEX sangat berpengaruh pada
NPV, IRR, dan PBP. Pada perhitungan normal, waktu pengembalian modal terjadi
kurang dari 4 tahun. Namun apabila nilai CAPEX berkurang sebesar 50%, maka waktu
pengembalian modal hanya dalam kurun kurang dari 2 tahun sedangkan bila nilai
CAPEX bertambah 50%, maka waktu pengembalian modal dapat mencapai 8 tahun.
Selanjutnya perubahan biaya produksi divariasikan dari kondisi dimana nilai OPEX
berkurang dan meningkat sebesar 50%. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
perubahan biaya produksi terhadap NPV, IRR, dan PBP.
Tabel Perubahan Nilai OPEX terhadap NPV, IRR dan PBP

Variasi nilai pada biaya operasi cukup mempengaruhi nilai NPV meski tidak sebanyak
pada variasi nilai CAPEX sebelumnya. Dapat dilihat pada tabel diatas bila nilai OPEX
meningkat 50% tidak cukup mempengaruhi nilai PBP sehingga PBP tetap pada angka 4
tahun. Dan terakhir adalah perubahan harga LPG divariasikan dari kondisi dimana harga
LPG berkurang dan meningkat sebesar 50%. Berikut adalah tabel yang menunjukkan
perubahan harga LPG terhadap NPV, IRR, dan PBP.
Tabel Perubahan Nilai LPG Cost terhadap NPV, IRR dan PBP

Perubahan harga LPG sangat mempengaruhi nilai-nilai pada tabel NPV, IRR dan PBP.
Itulah kenapa harga LPG merupakan komponen yang paling sensitif dalam analisa ini.
Dengan berubahnya harga LPG maka profit yang diterima akan jauh berbeda berbeda,
begitu pula laju pengembalian modalnya. Dengan LPG cost yang turun sebesar 50%
PBP dapat mencapai 13 tahun, sedangkan dengan LPG cost yang naik sebesar 50%
maka PBP hanya kurang dari 1 tahun saja.
b) Plot Sensitivitas

Grafik Sensitivitas NPV terhadap OPEX, CAPEX da Harga LPG


Pada plot di atas, dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya nilai investasi dan biaya
produksi, serta turunnya harga LPG maka nilai NPV akan semakin berkurang.
Sebaliknya, nilai NPV dapat meningkat seiring dengan meningkatnya harga LPG serta
berkurangnya biaya investasi dan produksi. Dari ketiga komponen tersebut, perubahan
nilai terhadap harga LPG mempunyai sensitivitas paling tinggi, karena merupakan
faktor yang paling berpengaruh.

Grafik Sensitivitas IRR terhadap OPEX, CAPEX dan Harga LPG


Terlihat pada plot di atas bahwa perubahan nilai CAPEX sangat sensitif dalam
mempengaruhi besarnya persentase IRR. Peningkatan nilai investasi dan biaya produksi
yang diiringi dengan menurunnya harga LPG akan menurunkan besaran nilai IRR.
Sebaliknya, persentase IRR akan meningkat apabila biaya investasi dan produksi
berkurang serta harga LPG bertambah.

Grafik Sensitivitas PBP terhadap OPEX, CAPEX, dan harga LPG


Dapat dilihat pada plot di atas, bahwa peningkatan biaya investasi dan produksi yang
diikuti dengan menurunnya harga LPG akan menjadikan waktu pengembalian modal
menjadi lama. Dan sebaliknya, waktu pengembalian modal akan semakin cepat apabila
peningkatan harga LPG dibarengi dengan menurunnya biaya investasi dan produksi.
Sama halnya dengan NPV, dalam kasus ini komponen yang paling sensitif untuk waktu
pengembalian modal ialah harga LPG.
7. ASPEK KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN
7.1. Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah dilakukan karena berorientasi pada akibat yang ditimbulkan dalam
lingkungan terutama pada daerah sekitar industri maupun efek keseluruhan untuk
semua lingkungan. Dengan prinsip pencegahan dan penanggulangan pencemaran harus
dapat menjamin terpeliharanya kepentingan umum dan keseimbangan lingkungan,
dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak industri.
Limbah PABRIK LPG yang dihasilkan ada 3 jenis yaitu :
1. Limbah padat,
2. Limbah gas
3. Limbah cair

a) Penanganan limbah cair


Limbah yang dihasilkan industri migas umumnya mengandung logam-logam berat
maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam berat, limbah, atau air buangan
industri, minyak bumi juga mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat
rawan terhadap bahaya kebakaran. Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang
keluar dari kawasan industri migas harus diolah terlebih dahulu dalam unit
pengolahan limbah, sehingga air buangan yang telah diproses dapat memenuhi
spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka dibangun unit Sewage dan Effluent Water Treatment di
PABRIK LPG .
Secara garis besar effluent water treatment di PABRIK LPG dibagi menjadi dua,
yaitu treatment oily water dan treatment air buangan proses. Treatment oily water
dilakukan di rangkaian separator sedangkan treatment air buangan proses dilakukan
menggunakan lumpur aktif (activated sludge) yang merupakan campuran dari koloni
mikroba aerobik. Unit pengolah air buangan terdiri dari:
Air Floatation Section
Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI separator
sedangkan air ballast dipisahkan di API separator kemudian mengalir ke seksi ini
secara gravitasi.
Activated Oil Sludge
Konsep yang digunakan dalam proses pengolahan limbah secara biologi adalah
eksploitasi kemampuan mikroba dalam mendegradasi senyawa senyawa polutan
dalam air limbah.
b) Pengolahan Limbah Gas
Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar di
incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).
c) Pengolahan Limbah Padat
Dalam upaya tersebut, PABRIK LPG melakukannya dengan membakar sludge
dalam suatu ruang pembakar (incinerator) pada temperature 800C. Lumpur/pasir
yang tidak terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu area,
sehingga pencemaran lingkungan dapat dihindari.
d) Pengolahan Limbah B3
Proses pengolahan limbah B3 ini dilakukan secara biologi. proses ini cukup
berkembang dan dikenal dengan istilah bioremediasi dan vitoremediasi.
7.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a) Pengelolaan Bahaya dan Dampak di Pabrik LPG
Penanganan Bahaya dan Dampak
PABRIK LPG memberikan Material Safety Datasheet (MSDS) untuk setiap
material yang berbahaya yang dibawa ke dalam area kontruksi. Hanya pekerja
yang terlatih dan berpengalaman dengan peralatan pelindung diri yang dapat
membawa material ini.
Paparan Bahaya
Sistem yang digunakan untuk memantau paparan pekerja terhadap bahan kimia
atau unsur-unsur fisik yaitu dengan sistem inpeksi keselamatan (Safety
Inspection). Inspeksi keselamatan dilakukan rutin untuk semua area yang
memerlukan perhatian khusus, baik area kunjungan secara acak ataupun
merupakan hasil dari kejadian atau kecelakaan.
Penanganan Potensi Bahaya
Pre-job meeting dilakukan untuk memberitahu para pekerja mengenai bahaya
yang mungkin timbul seperti bahan kimia, kebisingan. Pre-Job Meeting

dilakukan untuk menegaskan dan mengulangi persyaratan/ prosedur/standar


safety.
b) Safety Training untuk Pekerja
Sebelum dimulainya pekerjaan, seluruh pekerja mendapatkan pelatihan sebelum
diberikannya ijin bekerja di area PABRIK LPG . Pelatihan mencakup hal-hal
sebagai berikut :
Safety Regulations
Penggunaan alat pellindung diri baik secara umum maupun pada pekerjaan
tertentu
Tanggap darurat termasuk prosedur evakuasi
Prosedur Komunikasi pada saat darurat
Safety standard dan prosedur yang terkait dengan pekerjaan yang beresiko tinggi.
Tindakan pencegahan pada area yang berbahaya
c) Alat Penunjang Keselamatan di Pabrik LPG
Safety shower dan eye shower
Alat pelindung diri
Berikut ini adalah beberapa alat pelindung diri yang digunakan dalam pabrik
migas:
o Alat pelindung jatuh
o Alat perlindungan pernapasan
o Alat perlindungan tangan
o Alat pelindung kaki
o Alat pelindung mata
o Alat pelindung telinga
o Alat pelindung kepala
o Alat pelindung tubuh
Alat pemadam kebakaran
Fire alarm system

Anda mungkin juga menyukai