Program Linear Dengan Metode Simplex
Program Linear Dengan Metode Simplex
Oleh :
MARGARETHA ERNESTINE
100418404
MATERI
Persoalan program linier tidak selalu sederhana karena melibatkan banyak constraint
(pembatas) dan banyak variabel sehingga tidak mungkin diselesaikan dengan metode
grafik. Oleh karena itu serangkaian prosedur matematik (aljabar linier) diperlukan
untuk mencari solusi dari persoalan yang rumit tersebut. Prosedur yang paling luas
digunakan adalah Metode Simplex. Penemuan metode ini merupakan lompatan besar
dalam Riset Operasi dan digunakan sebagai prosedur penyelesaian dari setiap
program komputer.
Metode simplex merupakan sebuah metode lanjutan dari metode grafik. Metode
grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan manajemen yang memiliki variabel
keputusan yang cukup besar, sehingga untuk menyelesaikannya dibuuthkan sebuah
metode yang lebih kompleks yaitu dengan menggunakan program komputer QSB
( Quantitative System For Business) atau menggunakan metode simplex. Dalam
kenyataanya penggunaan komputer lebih efisien, akan tetapi metode dasar yang
digunakan dalam pengoperasian komputer tetap metode simplex.
Metode simplex adalah metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan
manajerial yang telah diformulasikan terlebih dahulu ke dalam persamaan matematika
program linear yang mempunyai variable keputusan mulai dari lebih besar atau sama
dengan 2 (dua) sampai multivariable. Sedangkan metode grafik hanya dapat
digunalan apabila jumlah variable keputusan maksimal 2 (dua) buah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa suatu persoalan linear programing yang diselesaikan dengan
metode grafik juga dapat diselesaikan dengan metode simpleks, sebaliknya suatu
persoalan yang hanya bisa diselesaikan dengan metode simplex tidak dapat
diselesaikan dengan metode grafik.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1
Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila negatif, nilai tersebut
harusdikalikan 1.
Ci
X1
X2
Xn
S1
S2
Sn
Bi
Cj-ZJ
Kolom Baris
;
Kolom baris selalu ada dan ditempatkan di kolom paling kiri setelah Ci
Untuk kolom tabel awal variabel yang pertama kali kita tulis pada
kolom ini adalah:
o
Artifisial variabel
Oleh karena itu, surplus variabel tidak pernah kita masukan ke dalam
kolom basis pada tabel awal
b
Kolom Cj
Kolom coefisien fungsi tujuan diletakan pada baris pertama tabel awal
simplex. Angka koefisien dapat kita lihat pada fungsi tujuan formulasi standar
daro persoalan yang dihadapi.
Kolom diantara kolom Cj dan kolom paling kanan atau kolom nilai ruas
kanan
Jumlah kolom ini bervariasi tergantung berapa jumlah variabel yang ada di
dalam fungsi tujuan formulasi standar. Oleh karena itu apabila terjadi
kesalahan dalam membuat formulasi standar maka penyelesaian persoalan
dengan metode simplex juda akan salah.
Jumlah baris
Jumlah baris di antara baris Basic variabel dengan baris Zj tergantung dari
berapa buah batasan yang kita hadapai di dalam perseoalan.
Baris Zj
Baris Zj digunakan untuk mendapat nilai Shadow Price atau Nilai Merginal
Value Product dari setiap variabel yang kita hadapi. Angka yang akan kita
tuliskan pada baris Zj ini adalah angka hasil penjumlahan perkalian setiap
koefisien dari variabel yang tertera dalam kolom baris dengan angka-angka di
dalam Matrix
Baris Cj-Zj
baris ini bermanfaat bagi kita untuk melihat kapan kita berhenti melakukan
iterasi atau baris yang dapat membantu kita menentukan apakah penyelesaian
optimal telah kita capai.
4
Cari angka baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi semua
angka yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci. Angka kunci adalah
angka yang terdapat pada persilangan baris kunci dengan kolom kunci.
PENYELESAIAN
PT Yummy food memiliki sebuah pabrik yang akan memproduksi dua jenis produk
yaitu vanilla dan violette. Untuk memproduksi kedua produk tersebut diperlukan
bahan baku A, bahan baku B dan jam tenaga kerja. Maksimum pengerjaan bahan baku
A adalah 60kg per hari, bahan baku B 30kg per hari dan tenaga kerja 40jam per hari.
Kedua jenis produk memberikan sumbangan keuntungan sebesar Rp40,00 untuk
vanilla dan Rp30,00 untuk violette. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana
menentukan jumlah unit setiap produk yang akan diproduksi setiap hari. Kebutuhan
setiap unit produk akan bahan baku dan jam tenaga kerja dapat diliha pada tabel
berikut ini:
Jenis bahan baku dan tenaga kerja
Bahan baku A
Bahan baku B
Tenaga Kerja
Sumbangan keuntungan
Penyelesaian:
Z = Rupiah keuntungan per hari
X1 = Jumlah vanilla yang diproduksi/perhari
X2 = jumlah violette yang diproduksi/hari
Langkah 1
Formulasi LP (bentuk standar)
Fungsi tujuan
Fungsi kendala
Diubah menjadi:
2X1 + 3X2 + S1 + 0S2 + 0S3 = 60
Maksimum
Penyediaan
60Kg
30Kg
40jam
Langkah 2
Tabel simplex awal masalah PT Yummy Food
Ci
0
0
0
Cj
BV
S1
S2
S3
Zj
Cj-ZJ
40
X1
2
0
2
0
40
30
X2
3
2
1
0
30
0
S1
1
0
0
0
0
0
S2
0
1
0
0
0
0
S3
0
0
1
0
0
Bi
60
30
40
0
Langkah 3
Apakah tabel tersebut sudah optimal?
Belum, karena tabel optimal bila nilai yang terdapat pada baris Cj Zj 0
Langkah 4
Penyelesaian dengan cara iterasi
1
Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki nilai Cj-Zj terbesar
yaitu kolom x1. Dengan demikian x1 akan masuk dalam basis
Menentukan baris kunci, yaitu baris yang memiliki angka indeks terkecil dan
bukan negatif. Dalam hal ini baris s3. Dengan demikian s3 akan keluar dari basis dan
tempatnya akan digantikan oleh x1
Menetukan angka kunci. Angka kunci adalah angka yang terdapat pada
persilangan kolom kunci dengan baris kunci, dalam hal ini angka kunci = 2
Mencari angka baru yang terdapat pada baris kunci, dengan cara membagi
semua angka yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci
Angka baru = 40/2, 2/2, , 0/2, 0/2,
Atau = 20, 1, , 0,0
= [ 60 2 3 1 0 0 ]
Angka baru
= [ 20 1 0 0 ] (2)
_
Angka baru
= [20 0 2 0 0 -1]
Baris S2
Angka lama
= [ 30 0 2 0 1 0]
Angka baru
= [ 20 1 0 0 1/2] (0)
_
Angka baru
= [ 30 0 2 0 1 0]
Hasil perhitungan di atas, akan nampak pada tabel baru simplex yaitu tabel yang
merupakan hasil iterasi pertama.
Ci
0
0
40
Cj
BV
S1
S2
X1
40
X1
0
0
1
30
X2
2
2
0
S1
1
0
0
0
S2
0
1
0
0
S3
-1
0
Bi
20
30
20
Zj
40
0
Cj-ZJ
20
10
0
0
0
0
20
0
Tabel iterasi 1 belum optimal sehingga harus diulang langkah di atas dan akan di
dapat tabel iterasi 2:
Cj
BV
X1
S2
S3
Zj
Ci
30
0
40
Cj-ZJ
40
X1
0
0
1
40
0
30
X2
1
0
0
30
0
0
S1
-1
-1/4
5
-5
0
S2
0
1
0
0
0
0
S3
-1/2
1
15
-15
Bi
10
10
15
900
Solusi optimum tabel iterasi 2 menunjukan bahwa total nilai Z = 900 dengan masingmasing variabel keputusan X1 = 15 dan X2 = 10.
Variabel basis
X2
S2
X1
300
0
600
900
KESIMPULAN:
1
Pada tabel iterasi 2 merupakan tabel akhir simplex, dengan solusi optimal
adalah :
X1 (vanilla)
= 15 unit
X2 (violette)
= 10 unit
Z (keuntungan)
= Rp 900,00
Kendala 1 dan 3 tidak ada sisa (full capacity), yang ditunjukan oleh nilai S1 =
S3 = 0 ( variabel nonbasis). Hal ini juga dapat dibuktikan dengan memasukan nilai S1
dan S2 ke dalam kendala 1 dan 3
Kendala 1 :
2X1 + 3X2 = 60
2 (15) + 3 (10) =60
60 = 60
2X1 + 1X2 = 40
2 (15) + 1(10) =40
40 = 40
http://lambang.files.wordpress.com/2010/03/03_metode-simplex.pdf
http://mathematica.aurino.com/wp-content/uploads/2008/10/simplex.pdf
Nurmatias. Modul Mata Kuliah Manajemen Kuantitatif : Program Linear Dengan
Metode Simplex. Universitas Mercubuana : Jakarta