II - Landasan Teori

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

II. LANDASAN TEORI A.

Pengertian Penyuluhan Komunikasi Pertanian Penyuluhan pertanian bagian dari suatu sistem pembangunan pertanian yang merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian tersebut. Dengan demikian penyuluhan pertanian adalah suatu upaya untuk menciptakan iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarganya agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu memperbaiki kehidupannya dengan kekuatan sendiri yang pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Anonima, 2008). Penyuluhan pertanian merupakan upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal dibidang pertanian, agar mampu menolong dirinya sendiri baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.Peranan penyuluhan pertanian dalam proses belajar sangat penting, karena penyuluhan pertanian merupakan unsur struktural yang harus ada demi kelangsungan proses belajar bagi petani. Dengan demikian maka para penyuluh pertanian selalu berupaya untuk melengkapi dirinya dengan inovasi dan informasi yang mutakhir, disamping menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait dalam kegiatan penyuluhan pertanian (Suradisastra, 2006). Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan yang terjadi pada diri individu serta masyarakat agar dapat mewujudkan suatu perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang apa yang menjadi harapannya. Penyuluhan juga dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan bagi orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi dan informasi secara sadar dengan tujuan

untuk membantu sesamanya dalam

memberikan pendapatnya sehingga bisa

membuat suatu keputusan yang benar dan bijaksana (Setiana, 2005). Penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan pendidikan non formal bagi petani dan keluarganya sebagai wujud jaminan pemerintah atas hak petani untuk mendapatkan pendidikan. Undang-undang No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bahwa pengertian penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama pertanian serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan pelaku-pelaku tersebut dalam mengakses informasi-informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Deptan, 2008). Penyuluhan pertanian adalah bagian dari pembangunan pertanian, dan pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, kegiatan penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Konsep-konsep penting yang terkait dengan penyuluhan adalah proses pendidikan (dengan sistem pendidikan nonformal dan pendidikan orang biasa), proses perubahan (menuju perilaku yang lebih baik, sesuai yang diinginkan), dan proses pemberdayaan (memiliki pengetahuan dan kemampuan baru). Penyuluhan lebih luas dan lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran (Kartasapoetra, 1991). B. Metode dan Teknik Penyuluhan Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut bertujuan

agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. Dengan metode penyuluhan, penyampaian materi penyuluhan dapat dilakukan secara sistematis, sehingga materi tersebut diterima sasaran (Adrianto, 2009). Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face dapat dimengerti dan

communication), contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/handphone, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran; dan 2) komunikasi tidak langsung (inderect communication), contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/televisi, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara (medium atau media). Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok, contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu lapang, temu usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/televisi,

pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan (folder, leaflet, lipatan, brosur) (Deptan, 2008). Pemilihan metode penyuluhan harus berdasarkan pada kemampuan seseorang karena kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu yang berbeda.Demikian juga terhadap perkembangan mental mereka, keadaan lingkungan dan kesempatannya yang berbeda juga. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu metode penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna. pemilihaan metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus selalu mempertimbangkan: waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan, pekerjaan pokoknya, waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin, lebih banyak menggunakan alat peraga (Mardikanto, 2005).

Pengajaran bagi orang dewasa haruslah melalui diskusi, praktek demonstrasi metode dan partisipatif aktif lainnya khususnya adalah latihanyang bersifat ketrampilan. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk

mempraktekkannya sendiri sebagai pendidikan belajar dengan praktek (learningby doing). Jika seseorang melakukan sendiri sesuatu tindakan/pekerjaan maka akan lebih menghayati dan akan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama (Suhardiyono, 1990). Teknik penyuluhan adalah suatu cara penyuluh untuk mendekatkan materi dengan sasarannya. Teknik penyuluhan yang biasa digunakan seperti kontak tani, surat menyurat, anjangsana, karyawisata, demonstrasi, dan lain sebagainya. Pemilihan teknik penyuluhan yang tepat sangat membantu keberhasilan suatu penyuluhan (Mardikanto, 1993). Kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu berbeda-beda, demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan lingkungan dan kesempatannya berbeda-beda sehingga perlu ditetapkan suatu metode dan teknik penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna. Tahap perkembangan mental seseorang dapat digolongkan dalam tahap penumbuhan pertanian, tahap penumbuhan minat, tahap menilai, tahap mencoba dan tahap menerapkan. Secara singkat, tahap-tahap perencanaan dari model perencanaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: pengumpulan data, analisis keadaan, identifikasi masalah, pemilihan masalah yang akan dipecahkan, dan lain-lain (Seespersad, 1984). Cara yang benar bagi penyuluh lapangan untuk menjumpai petani adalah di lapangan, tetapi kunjungan kepada petani secara individual di lapangan merupakan kegiataan yang sangat mahal jika ditinjau dari segi waktu dan biaya. Di samping itu kunjungan individual ini juga hanya mampu untuk menjangkau petani dalam jumlah yang sedikit. Maka dari itu cara ini tidak dianjurkan untuk ditempuh oleh penyuluh lapangan, kecuali jika kunjungan ini dimaksudkan untuk mengatasi halhal khusus yang dihadapi petani atau dalam rangka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari pihak pertama tentang masalah usahatani yang nyata di lapangan.

Sepanjangnya terjadinya peningkataan produksi dan produktifitas usahatani dapat direalisir, maka kunjungan penyuluh lapangan kepada petani atau pelayanan yang lain akan menjadi cerita rakyat yang menarik (Suhardiyono, 1990). C. Alat Bantu dan Alat Peraga Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Folder merupakan barang cetakan yang dibagibagikan kepada sasaran penyuluhan. Poster merupakan barang cetakan dengan ukuran relatif besar untuk ditempel di tembok, pohon atau direntangkan di pinggir atau tengah jalan (Mardikanto, 2005). Alat bantu penyuluhan dapat membantu dalam proses penyuluhan karena dengan adanya alat bantu akan memperlancar proses penyuluhan. Dalam penyuluhan pertanian terdapat dua macam alat bantu penyuluhan yaitu alat bantu yang berhubungan dengan tempat (kursi, penerangan dan lain-lain) serta alat bantu yang berhubungan denganpenyajian pelajaran seperti visual, audio, audiovisual dan lain-lain.Alat ini diperlukan, untuk mempermudah penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan baik dalam menentukan/memilih materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan (Suradisastra, 2006). Alat peraga penyuluhan merupakan alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar, agar materi lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran. Ragam alat peraga penyuluhan yang terdiri dari benda (sampel, model, specimen). Dari ketiga macam benda tersebut, benda asli merupakan alat peraga yang baik karena baik model maupun specimen seringkali seperti aslinya. Barang cetakan (brosur, leaflet, poster, photo, folder, dll.) (Wijianto, 2008).

Penyuluhan

merupakan

pendidikan

non

formal

dimana

sistem

pendidikannya terprogram di luar sekolah sehingga penyuluhan memerlukan perencanaan yang jelas mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. Terkait dengan itu, pelaksanaan kegiatan penyuluhan selain menentukan topik atau materi penyuluhan yang akan diajarkan juga harus memetapkan alat peraga penyuluhan yang sesuai dengan sasarannya serta persiapan tentang sarana penyuluhan. Dalam hal ini adalah alat peraga penyuluhan dan pemilihan alat peraga tersebut guna membantu kelancaran kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan. Persiapan sarana penyuluhan terutama alat peraga sangat membantu sasaran dalam menerima materi yang diajarkan oleh penyuluh. Oleh sebab itu, alat peraga sangat perlu di dalam penyuluhan. Pemilihan alat peraga ini harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat sasarannya serta alat peraga ini juga akan mempengaruhi proses belajar dalam penyuluhan tersebut (Rohman, 2008). Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajaarnya selama ada kegiatan penyuluhan dilaksanakan. Alat ini diperlukan untuk mempermudah penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan atau memilih materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan. Alat bantu berhubungan dengan tempat pelajaran atau kegiatan penyuluhan pertanian. Dalam penyuluhan pertanian pelajaran dapat dilakukan dengan di tempat atau dirumah petani, kandang, sawah, kolam atau kandang ternak, juga di kantor rumah penyuluh, pusat penyuluhan pertanian, kebun bibit, balai benih, laboratorium dan dapat pula ditempat-tempat yang dikunjungi secara khusus seperti pameran, pertanaman, demonstrasi, upacara perayaan, dan rapat. Kurikulum merupakan suatu paket yang berisi rencana mengajar secara lengkap yang ada dalam suatu kegiatan penyuluhan (Rochaeni, 2005).

D. Materi Penyuluhan Pos penyuluhan desa adalah suatu tempat yang dijadikan pos ditengah desa yang berguna bagi petani, penyuluh, dan pemerintah. Manfaatnya untuk bertukar informasi,berkumpulnya penyuluh dan petani serta sarana istirahat bagi petani setelah bekerja. Pos ini memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh ketua gapoktan dan dibantu oleh staf-stafnya (Anonimb, 2011). Dalam operasionalisasinya Pos Penyuluhan Desa berfungsi untuk: 1. Menyusun programa penyuluhan pertanian desa; 2. Melaksanakan penyuluhan pertanian sesuai dengan programa penyuluhan pertanian desa; 3. Melaksanakan pertemuan dengan kelompok tani/kelembagaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya sesuai dengan kebutuhan, 4. Menumbuh kembangkan kepemimpinan, kewirausahaan, kelembagaan petani, dan kelembagaan pelaku usaha pertanian lainnya; 5. Melaksanakan kaji tindak (risetaksi) petani untuk pemecahan masalah dan pengembangan model usahatani, umpan balik dan kajian teknologi; 6. Memfasilitasi layanan informasi dan konsultasi bagi petani serta diklat-diklat swadaya; 7. Melaksanakan kegiatan rembug, musyawarah, pertemuan teknis, dan temu lapangan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya; 8. Memfasilitasi forum, jaringan dan kelembagaan petani dan kelembagaan pelaku usaha pertanian lainnya (Deptan, 2008). Agar peran Pos Penyuluhan Desa dapat berjalan secara berkesinambungan diharapkan tim penyuluh pertanian di BPP dapat secara berkala membina pelaksanaan Pos Penyuluhan Desa. Pembiayaan penyelenggaraan Pos

Penyuluhan Desa pada dasarnya bersumber dari swadaya petani/masyarakat desa. Namun demikian Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan dapat memfasilitasi kelancaran penyelenggaraan penyuluhan pertanian di desa, serta menggerakkan pihak swasta dan pelaku usaha pertanian lainnya untuk turut membiayai aktivitas

Pos Penyuluhan Desa. Sedangkan Pemerintah Pusat akan menyalurkan dana dekonsentrasi, dana pembantuan atau sumber dana lainnya untuk memfasilitasi aktivitas Pos Penyuluhan Desa. Dalam hal Pemerintah Pusat memberikan bantuan biaya bagi Pos Penyuluhan Desa kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dalam bentuk dana pembantuan, maka Pemerintah Kabupaten/ Kota wajib menyediakan dana pendamping yang besarnya proporsional dari jumlah dana tersebut (Wastutiningsih, 2009). Pengembangan Pos Penyuluhan Desa dilaksanakan secara bertahap, dimulai dari pengadaan sarana dan prasarana yang sederhana untuk mendukung aktivitas kelompok tani sampai mempunyai fasilitas yang lengkap, seperti bangunan fisik yang permanen, dengan ruang tempat konsultasi, ruang warung teknologi (wartek), ruang tunggu petani, dan perpustakaan. Dalam implementasinya, pengembangan Pos Penyuluhan Desa selain didukung tokoh masyarakat, hendaknya juga oleh pemerintah. Daerah setempat dari instansiterkait. Agar Pos Penyuluhan Desa dapat dikembangkan secara optimal dan berkesinambungan diperlukan dukungan Camat selaku Ketua Tim Penyuluhan Pertanian Lapangan. Kepala Desa/tokoh masyarakat KTNA Desa bertindak selaku Penanggungjawab Kegiatan Pos Penyuluhan Desa, sedangkan kontak tani/ ketua kelompoktani/ penyuluh pertanian bertindak sebagai fasilitator penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Untuk mendukung pengembangan usaha pertanian, Pos Penyuluhan Desa sebaiknya turut mendorong tumbuhnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/ Lembaga Keuangan Pedesaan (LKP), Koperasi, dan kelembagaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya (asosiasi, paguyuban, dan lain-lain) dan tumbuhnya kemi traan usaha diantara petani dengan distributor saprotan, pabrik, supplier, supermarket, eksportir, dan lain-lain. Apabila semua desa di Indonesia memiliki Pos Penyuluhan Desa, maka petani akan mudah mencari informasi pertanian dan masalah-masalah usahataninya. Sehingga usahataninya akan berkembang. Untuk itu peran dan dukungan pemerintah daerah sangat diperlukan (Suradisastra, 2008).

Anda mungkin juga menyukai