Pemrograman Shell
Pemrograman Shell
Shell adalah Program khusus yang bisa digunakan untuk berinteraksi dengan
kernel. Kernel ini adalah kernel sistem informasi yang sedang aktif. Shell merupakan
salah satu dari sekian banyak bahasa pemrograman. Shell memiliki sebuah keunikan
tersendiri, karena berjalan disebuah platform Linux atau Unix, dan memiliki konsep
perintah tingkat tinggi. Shell juga dikenal dengan bahasa “command line processing” ini
karena sintak yang digunakan di dalam pemrograman shell merupakan perintah-perintah
dasar dari Linux atau Unix. Selain itu juga sintak Shell dapat langsung dieksekusi
langsung pada terminal console Linux atau Unix.
1. Instruksi Test
Instruksi test digunakan untuk memeriksa kondisi dari sebuah ekspresi. Ekspresi terdiri
dari factor dan operator yang dipisahkan oleh spasi. Hasil test akan memberikan nilai
berupa status exit, yaitu 0 bila ekspresi sesuai, bila tidak maka hasil adalah ≠ 0.
• Operator untuk test
karena pada main “$NAMA” = ela maka ketika diinputkan “$NAMA” ≠ ela,
maka akan muncul “Anda bukan ela, sorry!”
• instruksi1 || instruksi2
shell akan mengeksekusi instruksi1, bila exit sta tus adalah TRUE(0), hasil
dari operasi OR tersebut sudah pasti menghasilkan TRUE, terlepas dari
hasil eksekusi instruksi2. Oleh karena itu instruksi2 tidak perlu
dijalankan. Bila hasil instruksi1 adalah FALSE, maka instruksi2
akan dijalankan.
Bila prog01.sh ada maka jalankan program berikutnya. File
prog01.sh
memang ada, karena itu exit status adalah TRUE, dan karena sudah
TRUE
maka instruksi echo tidak lagi dijalankan
$ [ -f prog01.sh ] || echo “Dieksekusi tidak ?”
AND : symbol –a
OR : symbol -o
Bila status exit ≠0, maka kondisi menjadi FALSE dan Instruksi setelah else akan
dijalankan.
6. Hitungan Aritmetika
Tipe dari variable SHELL hanya satu yaitu STRING. Tidak ada tipe lain seperti
Numerik, Floating, Boolean atau lainnya. Akibatnya variable ini tidak dapat membuat
perhitungan aritmetika, misalnya :
A=5
B=$A +1 ## error
7. Instruksi Exit
Program dapat dihentikan (terminated/selesai) dengan instruksi exit. Sebagai
nilai default program tersebut akan memberikan status exit 0.
8. Konstruksi Case
Case digunakan untuk menyederhanakan pemakaian if yang berantai, sehingga
dengan case, kondisi dapat dikelompokkan secara logis dengan lebih jelas dan
mudah untuk ditulis.
Case diakhiri denan esac dan pada setiap kelompok instruksi diakhiri dengan ;;.
Pada akhir pilihan yaitu *) yang berarti adalah “default”, bila kondisi tidak memenuhi
pola sebelumnya
9. Konstruksi For
For digunakan untuk pengulangan dengan menggunakan var yang pada setiap
pengulangan akan diganti dengan nilai yang berada pada daftar (list).
11. Instruksi
Instruksi dummy adalah instruksi yang tidak melakukan apa -apa, namun instruksi
ini memberikan status exit 0 (TRUE). Oleh karena itu, instruksi dummy dapat digunakan
sebagai kondisi forever pada loop (misalnya while).
Simbol instruksi dummy adalah ⇒ :
12. Fungsi
Fungsi adalah program yang dapat dipanggil oleh program lainnya dengan
menggunakan notasi NamaFungsi(). Fungsi memberikan exit status ($?) yang dinyatakan
dengan return nr, atau nilai 0 sebagai default.
Membuat fungsi diawali dengan nama fungsi, parameter, kemudian blok program
yang dinyatakan dalam { … }.
Contoh :
F1( ) {
……..
……..
return 1
}
Variabel dapat didefinisikan dalam fungsi sebagai variable local atau global. Hal
yang perlu diperhatikan, nama variable yang digunakan dalam sebuah fungsi, jangan
sampai bentrok dengan nama variable yang sam adi luar fungsi, sehingga tidak terjadi isi
variable berubah.