Modulator Dan Demodulator
Modulator Dan Demodulator
1. Mixer
Salah satu pemodifikasi frekuensi yang sering digunakan adalah mixer. Mixer
banyak digunakan dalam modulasi amplitudo. Suatu mixer ideal ditunjukkan pada
gambar 1.
Jika inputnya adalah sinyal sinusoida, output mixer adalah penjumlahan dan perbedaan
frekuensi seperti di bawah ini:
Kalau frekuensi yang diinginkan hanya salah satu dari kedua frekuensi tersebut, sinyal
frekuensi yang tidak diinginkan dibuang dengan menggunakan filter.
Walaupun mixer ideal tidak bisa diwujudkan, tapi ada beberapa rangkaian yang bisa
digunakan sebagai pendekatan dari mixer ideal. Ada rangkaian mixer yang
menghasilkan penguatan dan disebut dengan aktif mixer. Sebaliknya mixer pasif
menghasilkan rugi-rugi.
Vo = Vi + VL VL > 0
Vo = Vi + VL VL < 0
Output terdiri atas sinyal osilator ditambah Vi dengan beda fasa 180o pada frekuensi
osilator local.
P(t) adalah fungsi gelombang persegi dengan frekuensi sama dengan frekuensi
osilator lokal ωL.
Maka:
2V ∞ cos[(2n + 1)ω L − ω i ]t − cos[(2n + 1)ω L + ω i ]t
Vi* = ∑ (4)
π n =0 2n + 1
Karena Vo=VL+Vi*, maka keluaran mixer terdiri dari sinyal osilator ditambah
dengan sejumlah tak hingga sinyal yang dihasilkan oleh mixer. Frekuensi yang
diinginkan bisa dipisahkan dengan menggunakan filter.
Syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa amplituda osilator jauh lebih besar
dari amplituda sinyal input dan tegangannya cukup besar untuk menswitch dioda. Jika
hal ini tidak terpenuhi akan muncul distorsi.
Kelemahan rangkaian mixer tersebut adalah bahwa pada keluaran muncul
frekuensi osilator yang banyak menimbulkan kesulitan jika frekuensi osilator lokal ωL
jauh lebih besar dari frekuensi input ωi. Sinyal yang diinginkan pada keluaran, ωL + ωi
atau ωL - ωi akan sulit dipisahkan karena mendekati ωL.
Untuk menghilangkan sinyal osilator lokal pada output mixer, maka digunakan
rangkaian :
Gambar 5. Mixer 2 diode dengan sinyal osilator tidak muncul pada output
Jika VL positif dan jauh lebih besar dibandingkan dengan Vi maka kedua dioda akan
terhubung/on, dan V0 = Vi . Jika sinyal osilator menjadi negatif maka dioda terbuka (off)
dan sinyal output V0 menjadi nol.
Secara umum persamaan untuk tegangan output adalah :
Vo=ViP(t)
Dimana :
P(t) = 1 VL > 0
P(t)= 0 VL ≤ 0
Dalam hal ini, P(t) adalah fungsi gelombang persegi dengan frekuensi sama dengan
frekuensi osilator lokal. Perbedaan dengan rangkaian sebelumnya adalah bahwa
gelombang persegi disini mempunyai nilai dc yang tidak nol.
1 2 ∞ sin(2n + 1)ω L t
P(t ) = + ∑ (5)
2 π n =0 2n + 1
Output mixer berbeda dengan dengan output mixer sebelumnya. Pada model ini, output
tidak mengandung sinyal osilator lokal, tapi mengandung komponen sinyal input ωi.
Rangkaian mixer double-balanced yang bisa digunakan dengan beban seimbang
ditunjukkan pada gambar berikut.
Prinsip kerja mixer adalah serupa dengan mixer pada gambar 5 dengan output adalah
sama persamaan (6).
Jika VL dieliminasi:
I1+ I2 = Vi/( RL+ rd/2) = -V0/RL
atau
V0 RL
=−
Vi RL + rd / 2
dimana:
Vo = -(I1+I2)RL
sehingga :
V0 RL
=
Vi (RL + rd / 2)
Dalam mixer ini, tegangan output adalah proporsional terhadap tegangan input dan di-
switch pada frekuensi osilator lokal. Karena itu :
RL
V0 (t ) = Vi (t ) P(t ) (7)
RL + rd / 2
Persamaan untuk P(t) adalah sama dengan (5). Apabila input adalah gelombang sinus
Vi = V sin ωit
Suatu mixer double-balanced dengan beban seimbang dan coupling transformer ideal
akan menghasilkan upper dan lower sideband ditambah dengan sejumlah tak hingga
spurious yang terpusat pada harmonisa ganjil frekuensi osilator lokal, tapi baik sinyal
input maupun frekuensi osilator lokal terisolasi dari ouputnya.
Conversion Loss
Conversion Loss Mixer adalah rasio daya output pada satu sideband terhadap daya input
sinyal. Untuk menghitung conversion loss, asumsi yang diberikanadalah impedansi
eksternal dipilih untuk transfer daya maksimum. Tinjau suatu mixer double-balanced
seperti gambar 9. Jika input transformer mempunyai rasio lilitan 1:1, rangkaian
ekuivalen adalah seperti pada gambar 11. Impedansi beban dilihat dari input Vi adalah :
Biasanya RL >> rd, jadi input akan sesuai untuk transfer daya maksimum jika RL = Rs,
pada kondisi ini Vi = Vs /2, dan:
Vs2
Pi =
4RL
Dari persamaan (8), tegangan output untuk satu sideband (asumsi RL >> rd) adalah
2Vi Vs
Vo ω L ±ω i = =
π π
Daya output adalah
Vs2
Po =
π 2 RL
Distorsi
Apabila daya sinyal input suatu mixer bertambah, kemungkinan akan mencapai suatu
level yang melampaui daya osilator lokal. Dalam kondisi ini maka sinyal input yang akan
mengatur fungsi switching dioda, dan daya output akan proporsional dengan daya
osilator lokal. Karena daya osilator konstan maka daya output juga akan konstan.
Pada daya input rendah, transfer daya adalah linear. Tapi ketika level daya input
dinaikkan, distorsi mulai terjadi dan respons mulai menjadi tidak linear. Pada level daya
input tinggi, output menjadi saturasi pada level sesuai dengan level osilator lokal. Jika
input dinaikkan lagi, maka muncul distorsi intermodulasi (IMD).
Modulasi Amplituda
Modulasi amplituda adalah suatu teknik modulasi dimana amplituda sinyal carrier
divariasikan terhadap amplitudo sinyal pesan. Gelombang termodulasi amplituda dapat
diexpresikan:
Dimana f(t) adalah sinyal pesan (pemodulasi) dan ωc adalah frekuensi pembawa.
Persamaan untuk sinyal AM bisa dituliskan sbb :
S(t) = A{sin ωct +½ m [ sin (ωc + ωm)t + sin (ωc - ωm)t]} (11)
Persamaan untuk sinyal AM menunjukkan bahwa ntuk m < 1, amplituda carrier paling
tidak dua kali amplituda masing-masing sideband. Ini berarti bahwa paling tidak dua
pertiga dari total daya yang dikirim digunakan oleh carrier. Karena carrier tidak
mengandung informasi/pesan yang dikirim, maka ada kalanya carrier dihilangkan atau
ditekan. Sinyal akan berbentuk
S (t ) =
Am
[sin (ω c + ω m )t + sin (ω c − ω m )t ] (12)
2
Sinyal ini disebut juga sinyal Double SideBand (DSB) Suppressed Carrier. Sinyal DSB
masih mempunyai bandwidth yang sama dengan sinyal AM dengan keuntungan bahwa
daya yang dipergunakan lebih efisien. Kelemahannya adalah kompleksitas pada sisi
penerima karena memerlukan suatu teknik tertentu untuk mendapatkan kembali
frekuensi dan phasa sinyal carrier yang diperlukan untuk mendeteksi sinyal pemodulasi.
LPF digunakan untuk membuang komponen frekuensi yang lebih tinggi. Indeks
modulasi dari sinyal termodulasi amplituda ini adalah :
4V
m=
π V1
Modulator tipe ini hanya cocok untuk modulasi dengan indeks kecil. Untuk memperoleh
indeks modulasi besar digunakan rangkaian modulator dengan transistor.
Modulatosi dilakukan pada sisi collector. Output rangkaian ditala pada frekuensi carrier
dengan bandwidth dua kali bandwidth sinyal pemodulasi. Sinyal termodulasi disusun
seri dengan catu tegangan DC sehingga catu tegangan frekuensi rendah untuk transistor
adalah :
Dengan
Vm(t) = mVcc cos ωmt
Untuk penguat kelas C, output transistor pada kondisi saturasi akan sama dengan catu
tegangannya. Karena itu, mengubah catu tegangan akan juga mengubah tegangan output
transistor secara proporsional.
P0 = V2cc/2RL (1 + ½)
P0 = 1,5 Pc
Pada kondisi ini, masing-masing sideband akan mengandung ¼ daya carrier. Sinyal
carrier mempunyai amplituda Vcc dan amplituda masing-masing sideband adalah
setengah amplituda carrier. Daya output total adalah :
3 V 2 cc
P0 =
2 2 RL
Demodutor
Teknik deteksi atau demodulasi AM bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu deteksi
snkron dan deteksi asinkron. Deteksi sinkron memerlukan elemen non-linear atau
elemen yang bervariasi terhadap waktu, yang disinkronisasi dengan frekuensi carrier
input. Dalam deteksi asinkron, tidak diperlukan sinkronisasi dengan frekuensi carrier.
Output penyearah :
Vr(t) = S(t) S(t) > 0
0 S(t) <0
⎛ sin ω c t cos 2ω c t ⎞
Vr (t ) = A[1 + mf (t )]⎜ + π −1 + + harmonisa tinggi dari ω c ⎟ (13)
⎝ 2 π ⎠
Jika LPF yang terpasang membuang semua komponen frekuensi pada ωc dan komponen
frekuensi tinggi lainnya, maka output akan menjadi :
A[1 + mf (t )]
V0 (t ) =
π
yang merupakan komponen DC ditambah dengan sinyal pesan.
Untuk sinyal pesan adalah sinyal sinus frekuensi tunggal :
f(t) = sin ωmt
maka :
⎡ sin ω c t m ⎛ cos(ω c − ω m )t − cos(ω c + ω m )t ⎞ ⎤
Vr (t ) = A⎢ + (sin ω m t ) + π −1 + ⎜ ⎟ + harmonisa tinggi ⎥
⎣ 2 π ⎝ 2π ⎠ ⎦
(14)
Output akan mengandung komponen frekuensi ωc - ωm yang juga harus dibuang oleh
filter. Filter tidak bisa membuang komponen tersebut jika ωm terlalu dekat dengan ωc.
Untuk membatasi tidak terjadinya distorsi, frekuensi sinyal pemodulasi harus dibatasi
sehingga
ωc
ω m− MAX ≤
2
Si(t) C R vo(t)
RL
Ketika rangkaian mendapat input, kapasitor diisi (charge) sampai input mulai turun.
Pada saat ini, diode menjadi open-circuit dan kapasitor membuang muatan (discharge)
melalui resistor RL.
VL = Vp e - t/RLC
Vp adalah nilai puncak dari sinyal input, diode terbuka saat t = 0. Nilai C yang lebih
besar menghasilkan output dengan ripple yang lebih kecil. Tapi C tidak bisa bernilai
terlalu kecil karena proses pengisian dan pembuangan tidak bisa mengikuti perubahan
sinyal input. Time constan t dipilih sehingga
RC = [(ωmωc)-1] ½
Jika komponen frekuensi tertinggi dari sinyal pemodulasi mendekati frekuensi carrier,
teknik demodulasi lain yang harus digunakan.
Deteksi Sinkron
Deteksi selubung tidak bisa mendeteksi sinyal termodulasi amplituda seperti
sinyal DSB-suppressed carrier. Tapi jika dimungkinkan untuk mendapatkan sinyal
dengan frekuensi dan phasa yang sinkron dengan carrier, maka deteksi sinyal DSB-SC
bisa dilakukan. Beberapa sistem komunikasi mengirimkan sinyal pilot-carrier kecil yang
tersinkronisasi dengan sinyal carrier, seperti pada teknik FM stereo. Jika suatu osilator
lokal yang sinkron dengan sinyal carrier tersedia, demodulasi bisa dilakukan dengan
teknik berikut :
S(t)
LPF
VL
yang proporsional dengan sinyal pemodulasi. Teknik deteksi ini juga bisa dipergunakan
untuk memodulasi sinyal AM dan SSB.