0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
432 tayangan

Modul Algoritma Struk Data & Pemrog II

Dokumen tersebut membahas tentang larik (array) yang merupakan kumpulan data yang sama yang diurutkan dengan indeks. Larik dapat berdimensi satu, dua, atau multi dimensi. Contoh program mendemonstrasikan penggunaan larik satu dan dua dimensi untuk menyimpan dan mengolah data.

Diunggah oleh

hasansby
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
432 tayangan

Modul Algoritma Struk Data & Pemrog II

Dokumen tersebut membahas tentang larik (array) yang merupakan kumpulan data yang sama yang diurutkan dengan indeks. Larik dapat berdimensi satu, dua, atau multi dimensi. Contoh program mendemonstrasikan penggunaan larik satu dan dua dimensi untuk menyimpan dan mengolah data.

Diunggah oleh

hasansby
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 35

Modul Praktikum

Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 1

Larik (Array)
Larik merupakan kumpulan dari nilai-nilai data yang bertipe sama dalam urutan tertentu yang
menggunakan nama yang sama. Letak atau posisi dari elemen larik ditunjukkan oleh suatu indeks.
Dilihat dari dimensinya larik dapat dibagi menjadi Larik Dimensi Satu, Larik Dimensi Dua, dan
Larik Multi-Dimensi.

Larik Dimensi Satu


Larik dimensi satu merupakan tipe data yang sering digunakan pada pendeklarasian variable yang
sama tapi memiliki indeks yang berbeda, serta pengisian elemen larik dilakukan melalui indeks.
Indeks larik secara default dimulai dari 0.
Bentuk umum penulisan :
Type_data variabel1[jumlah_elemen];
Contoh :
int data1[7];
int data2[5] = {20,30,10,50,20];
artinya :

Data 1 = Elemen kosong

20 30 10 50 20 Data 2 = Elemen tidak kosong

Contoh program :
//Program untuk memasukkan data dan menampilkan data
//Nama File Ini.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
Data 1 = Elemen kosong
Data 2 = Elemen tidak kosong
void main()
{
float x[5]; //Deklarasi larik dengan lima elemen
int d;
clrscr();
for(int i = 1; i <= 5; i++) //mengisi larik
{
cout<<"Isi data ";
cin>>x[i];
}
for( i = 1; i <= 5; i++)
{
cout<<”Tampilkan hasil “<<x[i]<<endl; //tampilan setelah diisi
}
}

//Program menghitung suhu rata-rata


//Nama file suhu.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
const int JUM_DATA = 5;
void main()
{
float suhu[JUM_DATA];
float total;
clrscr();
cout<<"Masukkan data suhu "<<endl;
for (int i = 0; i < JUM_DATA; i++)
{
cout<< i + 1 << " : ";
cin>>suhu[i];
}

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 2

total = 0;
for (i = 0 ; i < JUM_DATA; i++)
total += suhu[i];
cout<<"Suhu rata-rata = " <<total/JUM_DATA<<endl;
}

Larik Dimensi Dua


Larik dimensi dua merupakan tipe data yang sering digunakan pada pendeklarasian variabel yang
sama tapi memiliki dua indeks yang berbeda, serta pengisian elemen larik dilakukan melalui
indeks. Indeks larik secara default dimulai dari 0,0. Jumlah elemennya adalah indeks1 x indeks 2.
Bentuk umum penulisan :
Type_data variabel1[jumlah_elemen1][jumlah_elemen2];
Contoh :
int y[2][2];
Artinya di dalam memori komputer terdapat alokasi sebagai berikut :
Data 1 = Elemen kosong
terdapat 2 kolom dan 2 baris

Contoh program :
//Program pemakaian larik dimensi dua
//Nama File lulus.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int data_lulus[3][4]; //deklarasi larikk dimensi dengan tiga
elemen baris dan
int tahun, jurusan; //empat elemen kolom
clrscr();
data_lulus[0][0] = 35; //mengisi larik
data_lulus[0][1] = 45;
data_lulus[0][2] = 90;
data_lulus[0][3] = 120;
data_lulus[1][0] = 100;
data_lulus[1][1] = 110;
data_lulus[1][2] = 70;
data_lulus[1][3] = 101;
data_lulus[2][0] = 10;
data_lulus[2][1] = 15;
data_lulus[2][2] = 20;
data_lulus[2][3] = 17;
while (1)
{
cout<<"Jurusan (0 = T I, 1 = MI, 2 = TK) ";
cin>>jurusan;
if((jurusan == 0) || (jurusan == 1 ) || (jurusan == 2))
break;
}
while (1)
{
cout<< "tahun (1992 - 1995); ";
cin>>tahun;
if((tahun >= 1992) && (tahun <= 1995))
{
tahun -= 1992;
break;
}
}
cout<<"jumlah yang lulus = "
<<data_lulus[jurusan][tahun]<<endl;
}

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 3

Larik Multi Dimensi


Larik Multi Dimesi adalah larik yang banyak memiliki dimensi tidak terbatas pada satu atau dua
dimensi. Larik tersebut memiliki dimensi sesuai dengan kebutuhan, walaupun sebenarnya jarang
melebihi dimensi tiga.
Bentuk umum penulisan :
Type_data variabel1[jumlah_elemen1][jumlah_elemen2]…[jumlah_elemen n]
Contoh :
int x[2][2][2];
int y[4][5][8][2];

Contoh program :
//Program larik dimensi tiga
//Nama file hurufab.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
//pendefinisian larik dimensi tiga
//dan pemberian nilai awal
int huruf [2][8][8] =
{
{{0,1,1,1,1,1,0,0},
{0,1,0,0,0,1,0,0},
{0,1,0,0,0,1,1,0},
{1,1,1,1,1,1,1,0},
{1,1,0,0,0,0,1,0},
{1,1,0,0,0,0,1,0},
{1,1,0,0,0,0,1,0},
{0,0,0,0,0,0,0,0},
},
{{1,1,1,1,1,1,0,0},
{1,0,0,0,0,1,0,0},
{1,0,0,0,0,1,0,0},
{1,1,1,1,1,1,1,0},
{1,1,0,0,0,0,1,0},
{1,1,0,0,0,0,1,0},
{1,1,1,1,1,1,1,0},
{0,0,0,0,0,0,0,0},
}
};
int i,j,k;
clrscr();
for (i=0;i<2;i++)
{
for(j=0;j<8;j++)
{
for (k = 0; k <8; k++)
{
if (huruf[i][j][k] == 1)
cout<<'\xDB';
else
cout<<'\x20';
}
cout <<endl;
}
}
}

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 4

Pertanyaan
1. Jika suatu larik memiliki 100 elemen, sebutkan range subscript yang diperoleh ?
2. Apa perbedaan dari ekspresi a4 dan a[4] ?
3. Suatu larik dengan nama day dideklarsikan sebagai berikut :
int hari[] = {mon, tue, wed, thu, fri}
Berapa banyak elemen dari larik day ?
Bagaiman kalau deklarasi diganti menjadi
int day[7] = {mon, tue,wed,thu,fri};
4. Buat program dengan larik untuk menghitung rata-rata deret bilangan ganjil 1. s/d 100 yang
habis dibagi 5 .

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 5

Matriks

Dasar
Matriks adalah sekumpulan informasi yang setiap individu elemennya diacu dengan menggunakan
dua buah indeks (yang biasanya dikonotasikan dengan baris dan kolom).
Gambar 1 memperlihatkan matriks yang terdiri dari lima buah baris dan empat buah kolom.
Angka 1, 2, 3, 4 (dan 5) menyatakan indeks baris dan indeks kolom. Karena adanya dua buah
indeks tersebut, matriks disebut juga larik dimensi dua.
Kolom
1 2 3 4
1
2
3
4
5

Gambar 1 Matriks yang terdiri dari lima baris dan empat kolom

contoh matriks A(3x3) :


A= 3 4 5
3 0 8
5 1 2
Karena matriks sebenarnya adalah larik, maka konsep umum dari larik juga berlaku untuk matriks
yaitu :
1. Kumpulan elemen yang bertipe sama.
2. Setiap elemen dapat diakses secara acak (random) jika indeksnya (baris dan kolom)
diketahui, yang dalam hal ini ini indeks menyatakan posisi relatif di dalam kumpulannya.
3. Merupakan struktur data yang statik, artinya jumlah elemennya sudah ditentukan terlebih
dahulu di dalam deklarasi dan tidak bisa diubah selama pelaksanaan program.
Struktur matriks praktis untuk dipakai (pengaksesnya cepat) tetapi memakan banyak tempat di
memori. Misalnya matriks integer berukuran 100 x 100, membutuhkan 10000 x tempat
penyimpanan integer (2 byte).
Jumlah baris dan jumlah kolom disebut juga matra atau ukuran matriks. Matriks pada gambar 1
berukuran 5 x 4. Karena matriks adalah struktur statik, maka ukuran matriks harus sudah diketahui
sebelum pelaksanaan program. Seperti pada larik biasa, kita menuliskan matra matriks sebagai
penomoran indeks baris dan indeks kolom, mulai dari indeks terendah sampai indeks tertinggi.
Sebagai contoh, misalkan matriks pada gambar 1 bernama Mat, maka Mat[1..5, 1..4] menyatakan
matriks berukuran 5 x 4, dengan indeks baris 1 sampai 5 dan indeks kolom dari 1 sampai 4. Indeks
matriks tidak harus dimulai dari 1, tetapi juga boleh dari 0 atau dari bilangan negatif, seperti
Mat[0..4, 1..3], Mat[-2..2, 0..3]. Bahkan, indeks juga dapat bertipe karakter, seperti
P[‘a’..’f’,’s’..’w’] atau tipe lain yang mempunyai keterurutan.

Macam-Macam Matriks
Matriks Identitas adalah matriks yang diagonalnya bernilai 1.
1 0 0
0 1 0
0 0 1

Matriks baris adalah matriks yang memiliki hanya satu baris.


Contoh data berikut merupakan hasil pengukuran suhu kota Jakarta. (satuan dalam derajat Celcius)
selama lima hari.
37 36 35,6 36,1 35,9

Matriks kolom adalah matriks yang hanya memiliki satu kolom Contoh data berikut merupakan
data pengukuran tangki minyak pertamina (satuan dalam m) tiap 30 menit.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 6

57
58
59
60
61
62

Matriks bujur sangkar adalah matriks yang memiliki jumlah baris dan kolom yang sama Contoh data
berikut menyatakan hubungan diplomatik antara negara-negara.
Indonesia Portugal Jepang Nepal
Indonesia - FALSE TRUE FALSE
Portugal FALSE - TRUE TRUE
Jepang TRUE TRUE - TRUE
Nepal FALSE TRUE TRUE -

ket : true artinya ada hubungan diplomatik dan false artinya tidak ada hubungan diplomatik

Operasi Matematika Matriks


Penjumlahan
Contoh:
Matriks A = 3 5 3 Matriks B=121
410 042
396 110

maka C = A + B
= 3+1 5+2 3+1
4+0 1+4 0+2
3+1 9+1 6+0

= 4 7 4
4 5 2
5 10 6

Pengurangan
Contoh:
Matriks A = 3 5 3 Matriks B = 1 2 1
410 042
396 110

maka C = A - B
= 3-1 5-2 3-1
4-0 1-4 0-2
3-1 9-1 6-0

= 2 3 2
4 -3 -2
2 8 6

Perkalian
Contoh:
Matriks A = 3 5 3 Matriks B = 1 2 1
410 042
396 110

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 7

maka C = A x B
= 3x1+5x0+3x1 3x2+5x4+3x1 3x1+5x2+3x0
4x1+1x0+0x1 4x2+4x4+0x1 4x1+1x2+0x0
3x1+9x0+6x1 3x2+9x4+6x1 3x1+9x2+6x0

= 6 29 3
4 28 6
9 48 21

Contoh Program
//Program mengisi nilai matriks
//Nama File Mat1.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
#include <stdlib.h>
void main()
{
int jb, jk, i, j;
float arr1[10][10];
clrscr();
cout<<"Jumlah baris : ";cin>>jb;
cout<<"Jumlah kolom : ";cin>>jk;
cout<<"Data matriks ";
cout<<"\n";
arr1[0][0]=0;
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
{
cout<<"Data ke "<<i<<"-"<<j ;cin>> arr1[i][j];
}
}
cout<<setprecision(2);
cout<<setiosflags(ios::fixed);
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
cout<<setw(8)<<arr1[i][j];
//cout<<setw(3);
cout<<"\n";
}
cout<<resetiosflags(ios::fixed);
}

//Program menjumlahkan dua buah matriks


//Nama file jumlah_mat.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
#include <stdlib.h>
void main()
{
int jb, jk, i, j;
float arr1[10][10];
float arr2[10][10];
float arr3[10][10];
clrscr();
cout<<"Jumlah baris : ";cin>>jb;
cout<<"Jumlah kolom : ";cin>>jk;
cout<<" Data matriks A ";

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 8

cout<<"\n";
arr1[0][0]=0;
arr2[0][0]=0;
arr3[0][0]=0;
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
{
cout<<"Data ke "<<i<<"-"<<j ;cin>> arr1[i][j];
}
}
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
cout<<setw(8 )<<arr1[i][j];
cout<<"\n";
}
cout<<"\n";
cout<<"Data matriks B\n ";
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
{
cout<<"Data ke "<<i<<"-"<<j ;
cin>> arr2[i][j];
}
}
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
cout<<setw(8 )<<arr2[i][j];
cout<<"\n";
}
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
arr3[i,j] = arr1[i,j]+arr2[i,j];
cout<<"\n";
}
for (i = 1; i <=jb; i++)
{
for (j = 1; j <=jk; j++)
cout<<setw(8)<<"Data ke "<<i<<"-"<<j<<arr3[i][j];
}
}

Pertanyaan
1 Buatlah program untuk menghitung pengurangan dua buah matriks.
2. Buatlah program untuk menghitung perkalian dua buah matriks.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 9

Pointer
Pengertian
Pointer (variabel penunjuk) adalah suatu variabel yang berisi alamat memori dari suatu variabel
lain. Alamat ini merupakan lokasi dari obyek lain (biasanya variabel lain) di dalam memori.
Contoh, jika sebuah variabel berisi dari variabel lain, variabel pertama dikatakan menunjuk ke
variabel kedua.

Mendefinisikan variabel pointer


Suatu variabel pointer didefinisikan dengan bentuk sebagai berikut :
Tipe_data *nama_variabel;
 tipe_data dapat berupa sembarang tipe seperti halnya pada pendefinisian variabel bukan
pointer.
 nama_variabel adalah nama variabel pointer.
Beberapa contoh pendifinisian variabel pointer :
int *pint // Pointer ke int
char *pch //Pointer ke char
float *pfl //Pointer ke float
variabel pointer pint dapat diatur agar menunjuk ke vint dengan cara sebagai berikut :
pint = &vint
Pernyataan di atas berarti : “pint diisi dengan alamat dari vint”. Operator & menyatakan “alamat
dari”.
Sekarang, marilah kita lihat program yang mendefinisikan variabel pointer, mengisinya dengan
alamat suatu variabel dan menampilkan isi dari pointer.
Contoh program :
//Program pointer pertama
//Nama file ptr1.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int vint = 55;
int *pint;
clrscr();
pint = &vint;
cout<<"Alamat vint = "<<&vint<<endl;
cout<<"pint = "<<pint<<endl;
}

Pointer void
Pada bagian sebelumnya diberikan contoh variabel pointer yang menunjuk ke tipe data tertentu.
Namun sebenarnya juga dimungkinkan untuk membuat pointer yang tak bertipe.
Caranya yakni dengan meletakkan kata kunci void pada bagian penentu tipe pointer,
Contoh :
void *ptr;
Merupakan pernyataan untuk mendefinisikan ptr sebagai variabel pointer void. Suatu pointer void
adalah pointer yang dapat menunjuk ke sembarang tipe data. Misalnya, Anda dapat mengatur agar
pointer ini menunjuk ke tipe data int, tetapi di saat lain diperlukan untuk menunjuk data bertipe
float
Catatan : selain pointer void juga terdapat istilah pointer null. Pointer null mempunyai makna yang
berbeda dengan pointer void. Pointer null adalah pointer yang beris nol (NULL).

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 10

Contoh program
//Program pointer void
//Nama file void.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
void *ptr; //pointer tak bertipe
int vint = 50;
float vfl = 51.5;
ptr = &vint; //menunjuk ke int, diperkenankan
cout<<"Nilai yang ditunjuk oleh ptr : "
<<*(int*)ptr<<endl;
ptr = &vfl; //menunjuk ke float, diperkenankan
cout<<"Nilai yang ditunjuk oleh ptr : "
<<*(float *)ptr<<endl;
}

Operasi Pointer
Operasi Penugasan
Suatu variabel pointer seperti hanya variabel yang lain, juga bisa mengalami operasi penugasan.
Nilai dari suatu variabel pointer dapat disalin ke variabel pointer yang lain.
Contoh program :
//Program penugasan pointer
//Nama file tugas.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
float *x1,*x2,y;
clrscr();
y = 13.45;
x1 = &y;
x2 = x1;
cout<<"Nilai variabel y = "<<y<<" ada di alamat "<<x1<<endl;
cout<<"Nilai variabel y = "<<y<<" ada di alamat "<<x2;
getch();
}

Operasi Aritmatika
Suatu variabel pointer hanya dapat dilakukan operasi aritmatika dengan nilai integer saja. Operasi
yang biasa dilakukan adalah operasi penambahan dan pengurangan. Operasi penambahan dengan
suatu nilai menunjukkan lokasi data berikutnya (indeks selanjutnya) dalam memori. Begitu juga
operasi penguranganya.
Contoh program :
//Program pointer aritmatika
//Nama file arit.cpp
#include "iostream.h"
#include "conio.h"
void main()
{
int nilai[3], *penunjuk;
clrscr();
nilai[0] = 125;
nilai[1] = 345;
nilai[2] = 750;
penunjuk = &nilai[0];

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 11

cout<<"Nilai "<<*penunjuk<<" ada di alamat


"<<penunjuk<<endl;
cout<<"Nilai "<<*(penunjuk+1)<<" ada di alamat
"<<(penunjuk+1)<<endl;
cout<<"Nilai "<<*(penunjuk+2)<<" ada di alamat
"<<(penunjuk+2)<<endl;
getch();
}

Operasi Logika
Suatu pointer juga dapat dikenai operasi logika.
//Program aritmatika pointer
//Nama file arit.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int a = 100, b = 200, *pa,*pb;
clrscr();
pa = &a;
pb = &b;
if(pa<pb)
cout<<"pa menunjuk ke memori lebih rendah dari
pb"<<endl;
if(pa==pb)
cout<<"pa menunjuk ke memori sama dengan pb"<<endl;
if(pa>pb)
cout<<"pa menunjuk ke memori lebih tinggi dari
pb"<<endl;
getch();
}

Pointer dan String


Contoh hubungan pointer dan string ditunjukkan oleh program berikut :
#include "stdio.h"
#include "conio.h"
char *nama1 = "SPIDERMAN";
char *nama2 = "GATOTKACA";
void main()
{
//char namax;
clrscr();
puts("SEMULA :");
printf("Saya suka >>%s\n ",nama1);
printf("Tapi saya juga suka >>%s\n ",nama2);
printf("SEKARANG : ");
printf("Saya suka >>%s\n ",nama1);
printf("Dan saya juga masih suka>>%s\n ",nama2);
getch();
}

Pada contoh di atas :


Char *nama1 = “SPIDERMAN”;
Char *nama2 = “GATOTKACA”;
Akan menyebabkan C++ :
 Mengalokasikan nama1 dan nama2 sebagai variabel pointer yang menunjuk ke data
bertipe char dan menempatkan konstanta string “SUPERMAN” dan “GOTMAN” ke suatu
lokasi di memori komputer.
 Kemudian nama1 dan nama2 akan menunjuk ke lokasi string “SUPERMAN” dan
“GOTMAN”

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 12

Pointer dan Larik


Pointer dan larik mempunyai hubungan yang dekat. Secara internal larik juga menyatakan alamat.
Misalnya, didefinisikan :
int tgl_lahir[] = {24, 6, 1965};
dan :
int *ptgl;
agar ptgl menunjuk ke larik, diperlukan pernyataan berupa :
ptgl = tgl_lahir;
Perhatikan dengan seksama pernyataan di atas. Tidak ada tanda & di depan menggunakan format :
ptr = &variabel
Bila variabel bukan larik. Ini disebabkan nama larik sebenarnya sudah menyatakan alamat. Oleh
karena itu tanda & tidak diperlukan.
Contoh program :
//Program pointer dan larik
//Nama file ptrlar.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
int tgl_lahir[] = {24, 6, 1965};
int *ptgl;
ptgl = tgl_lahir;
cout<<"Nilai yang ditunjuk oleh ptgl : "
<<*ptgl<<endl;
cout<<"Nilai dari tgl_lahir[0] : "
<<tgl_lahir[0]<<endl;
}

//Program mengakses elemen larik melalui pointer


//ptrlar2.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
int tgl_lahir[] = {24, 6, 1965};
int *ptgl;
ptgl = tgl_lahir; //ptgl menunjuk ke elemen pertama dr larik
for(int i = 0; i < 3; i++)
{
cout<<"ptgl = "<<ptgl<<endl;
cout<<"*ptgl = "<<*ptgl<<endl;
ptgl++; //menunjuk ke elemen berikutnya
}
}

Pointer Menunjuk Pointer


Suatu pointer bisa saja menunjuk ke pointer lain. Gambaran mengenai hal ini ditunjukkan pada
gambar 1 di bawah
ptr2 ptr1 var_x

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 13

Gambar 1. Pointer menunjuk ke pointer

Untuk membentuk rantai pointer seperti gambar 1 diperlukan pendifinisian sebagai berikut :
int var_x;
int *ptr1; // satu tanda * di depan ptr1
int **ptr2; // dua tanda * di depan ptr2
Pada pendifinisian di atas :
 var_x adalah variabel bertipe int.
 ptr1 adalah variabel pointer yang menunjuk ke data bertipe int.
 ptr2 adalah variabel pointer yang menunjuk ke pointer int.
agar ptr1 menunjuk ke variabel var_x, perintah yang diperlukan berupa :
ptr1 = &var_x; sedangkan supaya ptr2 menunjuk ke ptr1, diperlukan perintah berupa :
ptr2 = &ptr1;
Contoh program yang memberikan gambaran pengaksesan nilai pada var_x melalui pointer ptr1
dan ptr2 dapat dilihat di bawah ini.

//Program pointer yang menunjuk ke pointer lain


//Nama file ptrptr.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
clrscr();
int var_x = 273;
int *ptr1; //Pointer ke variabel bukan pointer
int **ptr2; //Pointer ke pointer
cout<<"var_x = "<<var_x<<endl;
//Penugasan Alamat
ptr1 = &var_x; //ptr1 menunjuk ke var_x
ptr2 = &ptr1; //ptr2 menunjuk ke ptr1
//Mengakses nilai var_x melalui ptr1
cout<<"*ptr1 = "<<*ptr1<<endl;
//Mengakses nilai var_x melalui ptr2
cout<<"**ptr1 = "<<**ptr2<<endl;
}

Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan pointer ?
2. Apa persamaan larik dengan pointer ?
3. Jelaskan jenis data dari definisi berikut :
a. float *measures[250];
b. int *volume[50];
4. carilah kesalahannya.
Jika diberikan definisi variabel
int i;
long int j;
int *ip1;
int *ip2;
Mengapa berikut ini tak akan bekerja ?
ip1 = &i;
jp2 = &j;
5. Tuliskan program yang menyimpan nama-nama bahan pokok makanan dalam larik pointer
karakter. Tampilkan nama-nama bahan pokok makanan tersebut

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 14

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 15

Operasi File
Pengantar File
Berhubungan dengan komputer memang tidak pernah lepas dari file. Program yang kita tulis biasa
kita letakkan ke dalam file. Saat lain bila kita perlukan kita bisa memanggilnya, menyunting dan
kemudian menyimpan kembali. Bagaimana halnya kalau kita bermaksud menulis, membaca atau
melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan file melalui C++. Pada bagian ini akan
mengupasnya dari hal yang mendasar.

Pengertian
File adalah sebuah organisasi dari sejumlah record. Masing-masing record bisa terdiri dari satu
atau beberapa field. Setiap field terdiri dari satu atau beberaoa byte.

Operasi Dasar
Operasi dasar pada file pada dasarnya terbagi menjadi tiga tahap. yaitu :
 Membuka atau mengaktifkan file
 Melaksanakan pemrosesan file
 Menutup file

Membuka File
Sebelum suatu file dapat diproses, file harus dibuka terlebih dahulu. Namun, sebelum hal ini dapat
dilakukan perlulah untuk mendefinisikan obyek file. Salah satu bentuk pernyataan yang
diperlukan :
ofstream nama_obyek;
Dalam hal ofstream adalah nama kelas yang disediakan C++ untuk menangani operasi keluaran.
Setelah suatu obyek file diciptakan, file dapat dibuka dengan cara semacam berikut :
file_keluaran.open(“Mahasiswa.TXT”);
dalam hal ini :
file_keluaran adalah nama obyek file.
Mahasiswa.TXT adalah nama file yang hendak dibuat pada harddisk.

Menulis ke file
Salah satu jenis pemrosesan pada file adalah menulis atau merekam data ke file. Contoh operasi
untuk merekam ke file :
file_keluaran<<”Mahasiswa, mahasiswa “<<endl;
bentuk di atas menyerupai :
cout<<”Mahasiswa, mahasiswa “<<endl;
dengan bagian cout diganti oleh file_keluaran. Hasilnya, tulisan :
Mahasiswa, mahasiswa.
dikirim ke file_keluaran (dalam hal ini yaitu file Mahasiswa.TXT)

Menutup File
Setelah pemrosesan file berakhir, file perlu ditutup. Langkah ini dilakukan dengan memanggil
fungsi anggota bernama close().
Contoh :
file_keluaran.close();
merupakan pernyataan untuk menutup file_keluaran.
Sesudah keempat perintah dasar yang berhubungan dengan file telah diketahui, sekarang saatnya
untuk mencoba membuat program yang utuh.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 16

//Program untuk merekam string ke file


//Nama file file1.cpp
#include <iostream.h>
#include <fstream.h>
void main()
{
ofstream file_keluaran;
file_keluaran.open ("Mahasiswa.TXT");
cout<<"Sedang merekam .. "<<endl;
file_keluaran<<" Haloo, Halloo " <<endl;
file_keluaran<<" Saya Adi " <<endl;
file_keluaran<<" Saya seorang mahasiswa " <<endl;
file_keluaran<<" Teknik Informatika " <<endl;
file_keluaran.close();
}

Membaca File
Apabila kita bermaksud membaca sebuah file, pertama-tama kita harus menciptakan obyek
berkelas ifstream.
Contoh :
ifstream file_masukan;
Setelah obyek file_masukan diciptakan, file dapat dibuka dengan cara memanggi fungsi anggota
open():
file_masukan.open(“Mahasiwa.TXT”);
Pada contoh ini, Mahasiswa.TXT dibuka dengan modus masukan (sebab kelas yang digunakan
adalah ifstream).
Seperti halnya pada kelas ofstream, penciptaan obyek berkelas ifstream dan pembukaan file dapat
disederhakan dengan penulisan pernyataan :
ifstream file_masukan (“Mahasiswa.TXT”);
Setelah file berhasil dibuka, file dapat dibaca. C++ menyediakan sejumlah fungsi anggota untuk
membaca file. Jenis fungsi yang digunakan tergantung tipe data yang ada pada file.
Pada contoh sebelumnya, tipe data berupa string. Data seperti ini dapat dibaca dengan
menggunakan fungsi anggota getline(). Sebagai contoh dapat dilihat pada program berikut :

//Program untuk membaca file


//Nama file Baca.cpp
#include <iostream.h>
#include <fstream.h>
#include <conio.h>>
void main()
{
clrscr();
const int MAKS = 80;
char penyangga[MAKS+1];
ifstream file_masukan ("Mahasiswa.TXT");
while (file_masukan) //Baca seluruh data
{
file_masukan.getline(penyangga, MAKS);
cout<<penyangga<<endl;
}
file_masukan.close();
}

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 17

Menambah Data
Telah disinggung di depan bahwa apabila program yang mengandung pernyataan :
ofstream file_keluaran (“Mahasiswa.TXT”);
Dijalankan lebih dari satu kali, maka isi semula dari file akan dihapus. Kemudian, apakah ini
berarti tidak ada mekanisme untuk menambahkan data di kemudian hari ? Tentu saja ada. Agar
data yang ada pada file tidak terhapus, pada bagian open() perlu ditambahkan argumen kedua
berupa :
ios::app
misalnya :
file_keluaran.open(“Mahasiswa.TXT”, ios::app);
atau :
ofstream file_keluaran(“Mahasiswa.TXT”, ios ::app);

Contoh Program :
//Program menambah data dalam file
//Nama File datafile.cpp
#include <iostream.h>
#include <fstream.h>
void main()
{
ofstream file_keluaran("Mahasiswa.TXT", ios::app);
file_keluaran<<"Saya sangat suka program "<<endl;
file_keluaran<<"Saya sedang belajar C++ "<<endl;
file_keluaran<<"Saya ingin menjadi programer "<<endl;
file_keluaran.close();
}

Memformat String
String yang disimpan ke file dapat diformat. Pemformatan dapat dilakukan dengan memanfaatkan
manipulator yang biasa digunkan pada cout.
Adapun contoh berikut menunjukkan cara menyimpan data dengan format sebagai berikut :
Nama Honor
Edi Sumeno 150000
Andi Sentanu 90000
Ria Karunia 8000
Ali Akbar 25000

Contoh Program :
//Program memformat string ke file
//Nama File FileHonor.cpp
#include <iostream.h>
#include <fstream.h>
#include <iomanip.h>
#include <conio.h>
void main()
{
struct
{
char nama[45];
long honor;
} gaji_honorer[] = { {"Edi Sumeno ", 150000 },
{"andi Sentanu ",
90000},
{"Ria karunia ",
8000},
{"Ali Akbar ",
25000}

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 18

};
clrscr();
ofstream fhonor("HONOR.TXT");
fhonor<<setiosflags(ios::left)<<setw(16)
<<"N A M A "<<" Honor "<<endl;
for(int i = 0; i <4; i++)
fhonor<<setiosflags(ios::left) <<setw(16)
<<gaji_honorer[i].nama
<<resetiosflags(ios::left)
<<setiosflags(ios::right)<<setw(8)
<<gaji_honorer[i].honor<<endl;
fhonor.close();
}

Operasi Berbasis Obyek


Suatu obyek juga dapat disimpan ke dalam file. Pada bagian ini membahas cara merekam dan juga
cara membacanya kembali.
Merekam
Obyek dapat direkam ke dalam file dengan menggunkan fungsi write(). Bentuk pernyataannya :
obyek.write((char *)&obyek, sizepf(obyek));

Contoh Program :
//Program untuk menyimpan obyek ke file
//Nama File rekamObyek.cpp
#include <iostream.h>
#include <fstream.h>
#include <conio.h>
#include <string.h>
#include <ctype.h>
#include <stdlib.h>
class Buku
{
private :
char kode[10];
char judul[35];
char pengarang[25];
int jumlah;
public :
void entri_buku();
};
void rekam_buku(Buku buku);
void main()
{
Buku buku_perpustakaan;
rekam_buku(buku_perpustakaan);
}
void Buku ::entri_buku()
{
char tmp[15];
clrscr();
cout<<"<<Merekam Data Buku >>"<<endl;
cout<<endl;
cout<<"Kode : ";
cin.getline(kode, sizeof(kode));
cout<<"Judul : ";
cin.getline(judul, sizeof(judul));
cout<<"Pengarang : ";
cin.getline(pengarang, sizeof(pengarang));
cout<<"Jumlah : ";
cin.getline(tmp, sizeof(tmp));
jumlah = atoi(tmp);
}

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 19

//--Untuk merekam data buku ke file

void rekam_buku(Buku buku)


{
char jawab;
// Buka dengan modus penambahan
ofstream file_buku("BUKU.DAT", ios::app);
for(; ; )
{
buku.entri_buku();
file_buku.write((char *)&buku, sizeof(buku));

//Pertanyaan untuk mengulang


cout<<endl;
cout<<"Mau memasukkan data lagi (Y/T) ? ";
do
{
jawab = toupper (getch());
}
while (!((jawab == 'Y') ||(jawab == 'T')));
cout<<jawab<<endl;
if(jawab == 'T')
break;
}
file_buku.close(); //Tutup file
}

Membaca
Membaca data obyek yang ada pada file dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi anggota
read(). Bentuk pernyataannya.
obyek_read((char *)&obyek, sizeof(obyek));
Program berikut menunjukkan cara membaca file BUKU.DAT yang terbentuk oleh program
sebelumnya.

//Program untuk membaca data obyek dari file


//Nama File bacabuku.cpp
#include <iostream.h>
#include <fstream.h>
#include <conio.h>
class Buku
{
private :
char kode[10];
char judul[35];
char pengarang[25];
int jumlah;
public :
void info_buku();
};
void baca_buku(Buku buku);
void main()
{
Buku buku_perpustakaan;
baca_buku(buku_perpustakaan);
}
void Buku ::info_buku()
{
cout<<"Kode : " <<kode<<endl;

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 20

cout<<"Judul : "<<judul<<endl;
cout<<"Pengarang : "<<pengarang<<endl;
cout<<"Jumlah : "<<jumlah<<endl;
cout<<endl;
}
//--Untuk merekam data buku ke file

void baca_buku(Buku buku)


{
ifstream file_buku("BUKU.DAT");
cout<<"<<Daftar Buku >>"<<endl;
cout<<endl;
file_buku.read((char *)&buku, sizeof(buku));
while (!file_buku.eof())
{
buku.info_buku();
file_buku.read((char *)&buku, sizeof(buku));
}
file_buku.close();
}

Pertanyaan
1. Bagaimana cara Anda membuat file pada C++ ?
2. Apa yang terjadi terhadap pointer file sewaktu Anda membaca dari sebuah file ?
3. Benar atau salah: read() yang membaca file data yang dihasilkan oleh write() biasanya berisi
argumen-argumen yang sama dengan write(). Berikan penjelasan?
4. Perusahaan Anda ingin memberikan penghargaan terhadap lima peringkat tertinggi untuk
bulan lalu dari para penjualanya (anggaplah bahwa tak ada yang namanya lebih dari 10
karakter). Kemudian program harus menuliskan nama-nama tersebut ke dalam file disk ?

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 21

Struktur
Konsep
Struktur bermanfaat untuk mengelompokkan sejumlah data dengan tipe yang berlainan.
Sebuah contoh pendeklarasian struktur dapat dilihat dibawah ini :
struct data_tanggal
{
int tahun;
int bulan;
int tanggal;
};
Pada contoh ini, dideklarasikan sebuah struktur bernama data_tanggal yang terdiri dari tiga buah
anggota berupa :
tahun
bulan
tanggal

Mendefinisikan variabel struktur


Apabila suatu struktur telah dideklarasikan, struktur ini dapat digunakan untuk mendefinisikan
suatu variabel. Misalnya,
data_tanggal tanggal_lahir;
Merupakan pendefinisian variabel struktur bertipe struktur tanggal lahir. Dengan adanya
pendefinisian ini, tanggal_lahir memiliki tiga buah anggota yaitu :
tahun
bulan
tanggal

Struktur di dalam struktur


Suatu struktur juga bisa mengandung struktur yang lain. Sebagai gambaran ditunjukkan di bawah
ini.
struct data_pegawai
{
int nip;
char nama[25];
data_tanggal tanggal_lahir;
} rec_peg;

Mengakses Anggota Struktur


Anggota struktur diakses dengan menggunakan bentuk :
variabel_struktur.nama_anggota
Tanda titik diberikan diantara nama variabel struktur dan nama anggota. Misalnya :
tanggal_lahir.tanggal = 1;
merupakan pernyataan penugasan untuk memberikan nilai1 ke anggota tanggal pada variabel
struktur tanggal_lahir.
Bagaimana halnya untuk mengakses anggota bernama bulan pada variabel struktur rec_peg seperti
pada contoh di depan ?
Misalnya
rec_peg.tanggal_lahir.bulan = 9;

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 22

Merupakan contoh untuk memberikan nilai terhadap anggota bulan pada variabel struktur rec_peg.

Contoh program
//Program pendeklarasian, pendefinisian dan
//pengaksesan struktur
//Nama File struk1.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
struct data_tanggal //pendeklarasian
{
int tahun;
int bulan;
int tanggal;
};
data_tanggal tanggal_lahir; //pendefinisian struktur
//pengaksesan anggota struktur
tanggal_lahir.tanggal = 1;
tanggal_lahir.bulan = 9;
tanggal_lahir.tahun = 1964;
cout<<tanggal_lahir.tanggal<<'/'
<<tanggal_lahir.bulan<<'/'
<<tanggal_lahir.tahun<<endl;
}

Penugasan struktur
Pemberian nilai terhadap suatu struktur dapat dilakukan dengan bentuk :
var1 = var2;
Sepanjang kedua variabel adalah variabel struktur bertipe sama. Misalnya terdapat pendefinisian :
data_tanggal tgl1 tgl2;
Penugasan seperti berikut :
tgl2 = tgl1;
Diperkenankan. Dalam hal ini, seluruh anggota pada variabel tgl2 diisi dengan anggota terkait
yang ada pada tgl1. Pernyataan di atas merupakan penyederhanaan dari tiga pernyataan berikut :
tgl2.bulan = tgl1.bulan;
tgl2.tahun = tgl1.tahun;
tgl2.tanggal = tgl1.tanggal;

Contoh program :
//Program penugasan struktur
//Nama File Struk2.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
struct data_tanggal //pendeklarasian
{
int tahun;
int bulan;
int tanggal;
};
data_tanggal tgl1, tgl2; //pendefinisian struktur
//penugasan per anggota
tgl1.tanggal = 1;

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 23

tgl1.bulan = 9;
tgl1.tahun = 1964;

//penugasan antarvariabel struktur


tgl2 = tgl1;
cout<<tgl2.tanggal<<'/'
<<tgl2.bulan<<'/'
<<tgl2.tahun<<endl;
}

Union
Union menyerupai struktur (termasuk dalam hal pengaksesannya), namun mempunyai perbedaan
yang nyata. Union biasa dipakai untuk menyatakan suatu memori dengan nama lebih dari saru
Sebagai gambaran, sebuah union dideklarsikan sebagai berikut :
Union bil_bulat
{
unsigned int di;
unsigned char dc[2];
}

Pada pendeklarsian seperti ini, did dan dc menempati memori yang sama.
Contoh program :
//Program union
//Nama File union.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
#include <iomanip.h>
union bil_bulat
{
unsigned int di;
unsigned char dc[2];
};
void main()
{
clrscr();
bil_bulat bil_x; //pendefinisian union
bil_x.di = 0x2345;
cout<<setiosflags(ios::showbase);
cout<<hex<<"di : "<<bil_x.di<<endl;
cout<<hex<<"dc[0]: "<<int(bil_x.dc[0])<<endl;
cout<< "dc[1]: "<<int(bil_x.dc[1])<<endl;
}

Inisialisasi Union
Seperti halnya struktur, variabel union juga dapat diinisialisasi saat didefinisikan. Misalnya :
union bil_bulat bil x = { 0x2728 );
Memberikan nilai 0x2728 ke anggota di pada variabel union bil_bulat.
Contoh program
//Program inisialisasi union
//Nama file union2.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
union bil_bulat
{
unsigned int di;
unsigned int dc[2];
};

void main()
{
clrscr();

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 24

bil_bulat bil_x = { 0x2345 }; //inisialisasi


cout<<hex<<"di : "<<bil_x.di<<endl;
cout<<hex<<"dc[0]: "<<int(bil_x.dc[0])<<endl;
cout<< "dc[1]: "<<int(bil_x.dc[1])<<endl;
}

Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan struktur ?
Diketahui definisi struktur dibawah ini (soal 2-6 berdasarkan yang detahui) :
struct S
{
int I;
char *c;
char c2[100];
float x;
long int l;
}
2. Berapakah struktur yang didefinisikan dari yang diketahui di atas ?
3. Berapakah anggota yang ddidefinisikan ?
4. Berapakah jumlah variabel struktur yang didefinisikan ? Jika ada, apa saja namanya ?
5. Berapakah nama struktur yang didefinisikan ? Jika ada, apa saja namanya ?
6. Apakah mungkin Anda menempatkan kode ini secara lokal atau global ?

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 25

Pencarian

Penerapan dari konsep pemrograman sebelumnya, dapat digunakan untuk berbagai macam
permasalahan. Pada bagian ini akan dibahas penerapan ke dalam bentuk pencarian.

Konsep
Pencarian merupakan proses yang fundamental dalam pemrograman, guna menemukan data
(nilai) tertentu di dalam sekumpulan data yang bertipe sama. Fungsi pencarian itu sendiri adalah
memvalidasi (mencocokan) data. Sebagai contoh, untuk menghapus atau mengubah sebuah data di
dalam sekumpulan nilai, langkah pertama yang harus ditempuh adalah mencari data tersebut, lalu
menghapus atau mengubahnya. Contoh lain adalah penyisipan data ke dalam kumpulan data, jika
data telah ada, maka data tersebut tidak akan disisipkan, selainnya akan disisipkan ke dalam
kumpulan data tersebut.
Ada sebuah kasus sederhana, misalkan terdapat 10 data yang bertpe integer, terangkum di dalam
variabel larik L. Terdapat data X di dalam larik L tersebut. Bagaimana proses pencarian data X
tersebut ? Jika ketemu maka akan mengeluarkan pesan teks “ Data ditemukan ! “ atau jika tidak
ditemukan akan mengeluarkan pesan teks “ Data tidak ditemukan “. Serta menampilkan di
elemen ke beberapa elemen tersebut ditemukan, dan berapa jumlah data X di larik L.
Ada beberapa metode mencari data di dalam sekumpulan data yang bertipe sama yaitu :
1. Metode Pencarian Beruntun (Sequential Search)
2. Metode Pencarian Bagi Dua (Binary Search)

Metode Pencarian Beruntun


Konsep yang digunakan dalam metode ini adalah membandingkan data-data yang ada dalam
kumpulan tersebut, mulai dari elemen pertama sampai elemen ditemukan, atau sampai elemen
terakhir. Perhatikan alur di bawah ini :

Data yang akan dicari adalah X, misal X = 10, maka elemen yang diperiksa adalah elemen yang
bernilai 10.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 26

Flowchart

Keterangan
Dari flowchart di atas dapat dilihat bahwa pada saat terjadi pengulangan, nilai L[i] akan diperiksa,
apakah sama dengan nilai X yang diinput. Jika nilainya sama,maka akan mengeluarkan pesan
“Data ditemukan di elemen i” dan langsung menambahkan variabel k dengan nilai 1. Apa fungsi
variabel k disini ?. Variabel k berfungsi untuk menjumlah ada berapa banyak nilai X yang terdapat
di larik L, karena itulah ada nilai awal, yaitu k = 0.
Setelah perulangan selesai, maka akan diperiksa apakah jumlah k = 0 ? Jika bernilai benar, maka
akan mengeluarkan pesan “Data tidak ditemukan”. Dan sebelum flowchart berakhir, program
akan mengeluarkan jumlah nilai X dilarik L.

Contoh program :
//Program pencarian data
//Nama File Cari.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 27

int X,i,k;
int L[10] = {20,15,22,14,12,10,24,19,18,16};
cout<<"data yang akan dicari = ";cin>>X;
k=0;
for(i=0;i<=9;i++)
{
if(L[i]==X)
{
cout<<"Data ditemukan di elemen "<<i<<endl;
k++;
}
}
if(k==0)
{
cout<<"Data tidak ditemukan \n";
}
cout<<"Jumlah data yang ditemukan = "<<k<<endl;
getch();
}

Secara umum, pencarian beruntun kinerjanya relatif lambat, dikarenakan adanya proses
pengulangan dalam metode tersebut. Bayangkan jika ada lebih dari 100.000 data, artinya akan ada
100.000 kali pengulangan. Jika dalam proses satu pengulangan membutuhkan 0,01 detik, maka
akan memakan waktu sekitar 1000 detik atau 16,7 menit. Karena itulah, untuk pencarian dengan
data yang besar, metode ini tidak digunkan oleh programmer.

Metode Pencarian bagi Dua (Binary Search)


Metode ini diterapkan pada sekumpulan data yang sudah terurut (menaik atau menurun). Metode
ini lebih cepat dibandingkan metode pencarian beruntun. Data yang sudah terurut menjadi syarat
mutlak untuk menggunakan metode ini.
Konsep dasar metode ini adalah membagi 2 jumlah elemennya, dan menentukan apakah data yang
berada pada elemen paling tengah bernilai sama, maka langsung data tengah dicari ditemukan.
Jika data di elemen terurut naik, maka jika data yang berada di tengah kurang dari data yang
dicari, maka pencarian selanjutnya berkisar di elemen tengah ke kanan, dan begitu seterusnya
sampai ketemu atau tidak sama sekali. Dan sebaliknya untuk nilai data yang berada di tengah lebih
dari data yang dicari, maka pencarian selanjutnya berkisar di elemen tengah ke kiri, dan begitu
seterusnya sampai ketemu atau tidak sama sekali. Dan demikian sebaliknya untuk data yang
terurut menurun. Dalam hal ini tentukan indeks paling awal dan indeks paling akhir, untuk
membagi 2 elemen tersebut.
Indeks awal = i, dimana nilai i, pada awalnya bernilai 0;
Indeks akhir = j, dimana nilai j, pada awalnya bernilai sama dengan jumlah elemen.

Langkah-langkah untuk metode pencarian bagi dua.


1. Asumsikan data terurut secara horizontal dari indeks 0 samapi n-1, untuk menggunkan istilah
kanan dan kiri.
2. Misalkan kumpulan data yang berjumlah n adalah larik L, dan data yang akan dicari adalah X.
3. Tentukan nilai indeks awal i=0 dan indeks akhir j = n-1.
4. Tentukan apakah data terurut menurun atau meniak dengan menggunakan membandingkan
apakah elemen paling kiri L[0] lebih dari atau kurang dari elemen paling kanan L[n-1].
 Jika data di elemen paling kiri L[0] > data di elemen paling kanan L[n-1], maka data
terurut menurun.
 Jika data elemen paling kiri L[0] < data di elemen paling kanan L[n-1], maka data terurut
menaik.
5. Asumsikan bahwa data terurut menaik (tergantung hasil nomor 3).
6. Misalkan variabel k adalah indeks paling tengah, diperoleh dengan rumus :
K = (I + j) div 2
7. Periksa, jika L[k] = x, maka data dicari langsung ketemu di elemen k.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 28

8. Jika nomor 7 tidak terpenuhi, periksa jika L[k]<X, maka pencarian berikutnya dilakukan di
sisi kanan indeks k, lakukan proses seperti pada nomor 6, dimana nilai indeks I sekarang sama
dengan nilai indeks sebelumnya.
I=k
K=(i+j)div2
Dan seterusnya sampai nilai X dicari ketemu atau tidak sama sekali.
9. Jika nomor 8 tidak terpenuhi, maka tidak pasti nilai Lk]>X, maka pencarian berikutnya
dilakukan di sisi kiri indeks k, lakukan proses seperti pada nomor 6, dimana nilai indeks j
sekarang sama dengan nilai indeks k sebelumnya.
J=k
K=(i+j)div2
Dan seterusnya sampai nilai X dicari ketemu atu tidak sama sekali.
10. Jika data terurut menurun, maka tukar kondisi yang ada di nomor 8 dan 9.
Contoh :
Diberikan 10 data terurut L[10] = {12,14,15,17,23,25,45,67,68,70}. Cari nilai X = 14 di
elemen tersebut.

Solusi :
1. Menentukan apakah data terurut menaik atau menurun.
L[0] = 12
L[9] = 70
Karena L[0] < L[9], maka data tersebut terurut menaik.
2. Misal indeks paling kiri adlah I = 0 dan indeks paling kanan adalah j = 9, maka indeks
tengahnya adalah :
K = (i+j) div 2
= (0+9) div 2
= 4.
Elemen tengah sekarang adalah 4 dengan L[4] = 23.
3. Karena data di indeks tengah lebih dari nilai data yang dicari (L[4] > X), maka pencarian
berikutnya dilakukan pada sisi kiri indeks k, maka nilai j sekarang sama dengan k, lalu
lakukan proses sama seperti nomor 2.
J=k
=4
K= (i+j) div 2
= (0 +4) div 2
=2
Elemen tengah sekarang adalah 2 dengan L[2] = 15.
4. Karena data di indeks tengah lebih dari nilai data yang dicari (L[2] >X), maka pencarian
berikutnya dilakukan pada sisi kiri indeks k, maka nilai j sekarang sama dengan k, lalu
lakukan proses sama seperti nomor 2.
J=k
=2
K = (i+j) div 2
= (0 +2) dic 2
=1
Elemen tengah sekarang adlah 1 dengan L[1} = 14
5. Karena nilai data di elemen tengah sama dengan nilai data yang dicari X, maka pencarian
berakhir. Data X ditemukan di iNdeks ke-1.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 29

Contoh program :
//Program pencarian bagi dua
//Nama file bagidua.cpp
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
int main()
{
int X,i,j,k,p;
int L[10] = {12,14,15,17,23,25,45,67,68,70};
if(L[0]<L[9])
{
printf("Data terurut menaik \n");
p=0;
}
else
{
printf("Data terurut menurun \n");
p=1;
}
printf("Data yang akan dicari = ");scanf("%d",&X);
i = 0;
j = 0;
do
{
k = (i+j)/2;
if (p==0)
{
if(L[k]==X)
{
printf("data ditemukan di elemen %d",k);
getch();
return 0;
}
else if (L[k]<X)
{
i=k;
}
else
{
j=k;
}
}
else
{
if(L[k]==X)
{
printf("Data ditemukan di elemen %d",k);
getch();
return 0;
}
else if(L[k]>X)
{
i=k;
}
else
{
j=k;
}
}
}
while(k!=0);
printf("Data tidak ditemukan !");
getch();
return 0;

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 30

Terlihat dari contoh di atas, bahwa perulangan terjadi tidak sebanyak di metode pencarian
beruntun, karena perulangan hanya dilakukan apabila data tidak ketemu, pada bagian indeks
elemen. Artinya pada metode pencarian beruntun, perulangan dilakukan sebanyak jumlah data,
sedangkan di metode bagi dua, perulangan dilakukan 2log(n) kali, sehingga metode pencarian bagi
dua lebih cepat dibandingkan dengan pencarian beruntun.

Pertanyaan
1. Jelaskan konsep pencarian Beruntun
2. Jelaskan konsep pencarian Bagidua
3. Buat program untuk mencari bilangan terbesar dari suatu data random yang berasal dari
komputer

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 31

Pengurutan

Pengurutan (sorting) adalah proses mengatur sekumpulan obyek menurut urutan atau susunan
tertentu. Urutan tersebut dapat menaik (ascending) atau menurun (descending).
Jika diberikan n buah elemen disimpan di dalam larik L, maka :
- pengurutan menaik adalah L[0] < L[1] < L[2] < … < L[n-1]
- pengurutan menaik adalah L[0] > L[1] > L[2] > … > L[n-1]
Pengurutan berdasarkan jenisnya, dibagi dua kategori, yaitu :
1. Pengurutan Internal, yaitu pengurutan terhadap sekumpulan data disimpan di dalam
memori utama komputer.
2. Pengurutan Eksternal, yaitu pengurutan data yang disimpan di dalam memori sekunder,
biasanya data bervolume besar sehingga tidak mampu dimuat semuanya dalam memori
computer, disebut juga pengurutan arsip (file), karena struktur eksternal yang dipakai
adalah arsip.
Karena pengaksesan memori utama lebih cepat daripada memori sekunder, maka pengurutan
internal lebih cepat daripada pengurutan eksternal.
Bermacam-macam metode yang dipakai untuk melakukan pengurutan, antara lain :
- Bubble Sort
- Selection Sort
- Insertion Sort
- Heap Sort
- Shell Sort
- Quick Sort
- Merge Sort
- Radix Sort
- Tree Sort

Pada bagian ini hanya akan dibahas mengenai tiga buah metode sederhana yang mendasar, yaitu :
1. Metode Pengurutan Gelembung (Bubble Sort)
2. Metode Pengurutan Pilih (Selection Sort)
3. Metode Pengurutan Sisip (Insertion Sort)

Metode Pengurutan Gelembung (Bubble Sort)


Metode ini diinspirasi oleh gelembung sabun yang berada di permukaan air. Karena berat jenis
gelembung sabun lebih ringan dibandingkan dengan berat jenis air, sehingga gelembung sabun
selalu terapung di permukaan air. Prinsip pengapungan inilah yang diterapkan ke metode ini,
dimana nilai yang paling rendah berada di posisi paling atas, melalui proses pertukaran.
Konsep dasar dari metode ini adalah setiap data yang ada di kumpulan, dibandingkan dengan data-
data lainnya, artinya jika jumlah data sebnayak 5, maka akan terjadi perbandingan sebanyak (5-1) 2
= 16 kali. Untuk satu data, akan dibandingkan sebanyak 4 kali terhadap data yang lainnya.
Atau secara umum dapat ditarik rumus, untuk jumlah data sebanyak n buah, maka :
Jumlah iterasi pembandingan = (n-1)2
Jika data-data tersebut disimpan di dalam larik L, maka :
1. Untuk pengurutan menaik, pembandingnya sebagai berikut :
L[n] < L{n-1]
2. Untuk pengurutan menurun, pembandingnya sebagai berikut :
L[n] > L[n-1]
Jika kondisi diatas terpenuhi, maka nilai data yang ada di indeks n-1 akan ditukar dengan nilai
data yang ada di indeks n.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 32

Perhatikan program pengurutan menaik di bawah ini :

Contoh program

//Program pengurutan metode gelembung


//Nama file bubble.cpp
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
int main()
{
int i,j;
int temp;
int L[10]={20,15,22,14,12,10,24,19,18,16};
for(i=1;i<=9;i++)
{
for(j=9;j>=1;j--)
{
if(L[j]<L[j-1])
{
temp=L[j];
L[j]=L[j-1];
L[j-1]=temp;
}
}
}
for (i=0;i<=9;i++)
{
cout<<L[i]<<endl;
}
getch();
return 0;
}

Terlihat dari program di atas, bahwa terjadi pengulangan di dalam pengulangan (nested looping).
Hal ini menunjukkan bahwa ada proses pembandingan sebanyak (10-1) 2 = 81 kali. Dimana setiap
data dibandingkan dengan 8 data lainnya. Jka kondisi perbandingan terpenuhi, maka akan
menukarkan posisi (indeks) data di larik L. Karena perbandingan menggunakan operator
pembanding kurang dari (<), maka akan menghasilkan data larik L yang terurut menaik.
Metode ini relatif lebih lambat, karena banyaknya iterasi perbandingan yang dilakukan, namun
lebih mudah dipahami

Metode Pengurutan Pilih (selection Sort)


Metode ini memiliki konsep memilih data yang maksimum/minimum dari suatu kumpulan data
larik L, lalu menempatkan data tersebut ke elemen paling akhir atau paling awal sesuai pengurutan
yang diinginkan. Data maksimum/minimum yang diperoleh, diasingkan ke tempat lain, dan tidak
diikutsertakan pada proses pencarian data maksimum/minimum berikutnya. Perhatikan ilustrasi
berikut :
Misalkan ada sekumpulan data acak berjumlah n elemen yang disimpan di dalam larik L, akan
diurut menaik, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Menentukan jumlah iterasi, yaitu pass = n-2
2. Untuk setiap pass ke-I = 0,1,2, … , pass, lakukan
a. Cari elemen terbesar (maks) dari elemen ke-i sampai ke-(n-1)
b. Pertukaran maks dengan elemen ke-i
c. Kurangin n sayu (n = n -1)
Rincian tiap-tiap pas adalah sebagai berikut :
- pass 0
Cari elemen maksimum di dalam L[0 … (n-1)].
Pertukarkan elemen maksimum dengan elemen L[n-1]
- pass 1

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 33

Cari elemen maksimum di dalam L[0 .. (n-2)]


Pertukarkan elemen maksimum dengan elemen L[n-2]

- pass 2
Cari elemen maksimum di dalam L[0 .. (n-3)]
Pertukarkan elemen maksimum dengan elemen L[n-3]
.
.
.
- pass 3
Cari elemen maksimum di dalam L[0 .. 1]
Pertukarkan elemen maksimum dengan elemen L[1]

Contoh program :
//Program pengurutan sisipan
//Nama File select.cpp
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
int main()
{
int i,j;
int Imaks, maks, temp;
int L[10] = {20,15,22,14,12,10,24,19,18,16};
for(i=9;i>=1;i--)
{
Imaks = 0;
maks = L[0];
for(j=1;j<=i;j++)
{
if(L[j]>maks)
{
Imaks =j;
maks = L[j];
}
}
temp=L[i];
L[i]=maks;
L[Imaks]=temp;
}
for(i=0;i<=9;i++)
{
cout<<L[i]<<endl;
}
getch();
return 0;
}

Secara garis besar, metode ini relatif lebih cepat dibandingkan dengan metode gelembung, karena
pertukaran hanya sekali dilakukan pada setiap pass, sehingga waktu pengurutan dapat dikurangi.

Metode Pengurutan Sisip (Insertion Sort)


Metode ini dilakukan dengan cara menyisipkan elemen larik pada posisi tang tetap. Pencarian
posisi yang tepat dilakukan dengan melakukan pencarian beruntun di dalam larik.

Perhatikan tahap-tahap di bawah ini :


Misalkan ada sekumpulan data acak berjumlah n elemen yang disimpan di dalam larik L, akan
diurutkan menaik, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 34

Untuk setiap pass ke-I = 1,2,..,n-1 lakukan :


a. X = L[i]
b. Sisiipkan X pada tempat yang sesuai antara L[0] .. L[i]
Rincian tiap-tiap pass adalah sebagai berikut :
Dianggap pass 0 : L[0] dianggap sudah pada tempatnya
- pass 1
x = L[1] harus dicari tempatnya yang tepat pada L[0 .. 1] dengan cara mengeser elemen L[0 …
0] ke kanan bila L[0 … 0] lebih besar daripada L[1]. Misalkan posisi yang tepat adalah k,
sisipkan L[1] pada L[k].
- pass 2
X = L[2] harus dicari tempatnya yang tepat pada L[0 … 2] dengan cara menggeser elemen L[0
… 1] ke kanan bila L[0 … 1] lebih besar daripada L[2].
Misalkan posisi yang tepat adalah k, sisipkan L[2] pada l[k].
.
.
.
- pass n-1
x = L[n-1] harus dicari tempatnya yang tepat pada L[0 … (n-1)] dengan cara menggeser
elemen L[0 … (n-2)] ke kanan bila L[0 … (n-2)] lebih besar daripada
L[n-1]. Misalkan posisi yang tepat adalah k, sisipkan L[n-1] pada L[k].

Kelemahan metode in terletak oada banyaknya operasi pergeseran yang diperlukan dalam mencari
posisi yang tepat untuk elemen larik Pada setiap pass ke-1, operasi pergeseran yang diperlukan
maksimum i-1 kali. Untuk larik dengan n yang besar, jumlah operasi pergeseran meningkat secara
kuadratik, sehingga pengurutan sisip tidak praktis untuk volume data yang besar.

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh


Modul Praktikum
Algoritma Struktur Data & Pemrograman II 35

Daftar Pustaka
Abdul Kadir, Pemrogramann C++, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001.
Andri Kristanto, Struktur Data C++, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003.
Rinaldi Munir, Algoritma dan Pemrograman Buku 1 dan 2, Penerbit Informatika, Bandung, 1998

Universitas 45 Surabaya Iman Sapuguh

Anda mungkin juga menyukai