Network Development Cycles
Network Development Cycles
“
Computer Networking dan Data Communications.
Pendahuluan ...
Saat ini dengan perkembangan perangkat IT terutama dibidang Networking telah menjadikan
kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi yang membuat para vendor berlomba untuk
membuat solusi terintegrasi. Tetapi tidak semua solusi yang diberikan atau ditawarkan oleh
vendor sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena strategi bisnis perusahaan akan berbeda-
beda sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Dahulu pada saat IT menjadi booming dan “anak emas” diperusahaan, penggunaan dana yang
unlimited sangat mudah dianggarkan, namun saat ini dengan semakin jenuhnya akan solusi yang
diberikan oleh IT ditambah dengan efek dari krisi global, banyak perusahaan mulai “menarik
ikat pinggang” untuk belanja produk IT. Pemahanan ini sangat lumrah karena solusi IT dan
dampak yang ada sangat susah untuk dituangkan dalam bentuk angka-angka keuntungan diatas
kertas. Karena itu perlu adanya pedoman bagi para praktisi / newbie freshgraduate/ peneliti
untuk membuat pedoman dan langkah-langkah dalam perancangan interkoneksi dan komunikasi.
Namun dalam pengembangan jaringan akan mendapatkan tantangan tersendiri, langkah
pertama adalah harus mengerti tentang internetworking requirement kita, karena unsur
reliability dan internetworking harus tercapai.
Penjelasan lebih lanjut tentang reliability dapat membaca tulisan penulis yang lain tentang
“isu-isu pada network management”.
Gambar 1. NDLC
(Sumber : Applied Data Communications, A business-Oriented Approach, James E. Goldman,
Philips T. Rawles, Third Edition, 2001, John Wiley & Sons : 470)
1. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul,
analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode
yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya ;
a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen
atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan
lengkap. pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan
brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor
tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda
2. Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat
gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan
gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa
berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan
sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun.
Biasanya hasil dari design berupa ;
a. Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles,
perkabelan, titik akses dan sebagainya)
b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada
4. Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya.
Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di
design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari
berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji
dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya ;
a. jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat,
b. masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
c. team work yang tidak solid
d. peralatan pendukung dari vendor
makanya dibutuhkan manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil
mungkin hambatan-hambatan yang ada.
Menurut whitepaper ”Creating business value and operational excellence with the cisco
lifecycle services approach” halaman 6 [8], yang akan dijabarkan penulis dari sudut pandang
lain sesuai dengan analisa penulis.
Pada setiap phase dalam sebuah lifecycle pengembangan jaringan, dibutuhkan pada setiap
bagian dengan kesesuaian bisnis dan kebutuhan teknis dari perusahaan tersebut.
1. Prepare, pada bagian ini biasanya analis melihat strategi dari perusahaan, proses bisnis,
core bisnis dan produk yang dihasilkan, hal ini berguna untuk menetapkan dan
menempatkan strategi Internetworking yang akan dibangun dengan “blue print” IT
Infrastruktur dan aspek financial yang akan dikembangkan kedepan.
Hindari :
• karena tidak adanya “support” dari manajemen atas maka tidak semua user akan
membantu pencarian analisa data awal ini
• beberapa user “keep” data dan bersikap acuh tak acuh, padahal data mereka
dibutuhkan untuk tahapan perencaan berikutnya
• mendapatkan data mentah, carilah data-data sedetil mungkin tentang project ini
• tidak mengajak semua level pegawai, usahakan lakukan analisa dari sudut berbagai
kebutuhan user di jaringan tersebut.
5. Operate, tahapan ini bagian dari tahapan implementasi, setelah di implementasi maka
perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan pada pengoperasiannya, beberapa kasus pada
tahapan ini akan terlihat beberapa kasus masalah misalnya tidak kompatibelnya hardware,
masalah pada software dan aplikasi yang selama ini jalan tidak ada hambatan namun
setelah implementasi menjadi terganggu, user yang mengeluh tidak adanya perubahan
pada performance dengan sistem yang baru dan sebagainya.
Hindari :
• Tidak melibatkan team lain dari beberapa bagian lain di perusahaan tersebut
• Tidak mempunya plan lain, buatlah Plan A, Plan B dan sebagainya untuk menghindari
masalah yang akan muncul
• Team langsung bubar, beberapa kasus team project langsung pergi, usahakan untuk
tetap di tempat selama beberapa waktu sampai kondisi bisa di kendalikan.
6. Optimize, masukan pada saat tahapan implementasi dan operate akan sangat
mempengaruhi tahapan optimalisasi ini, dimana dari masukan tadi bisa memberikan input
untuk penanganan, redesign, rekonfigurasi dan perubahan yang perlu dilakukan tanpa
merubah arah dari tujuan project tersebut.
Hindari :
• Tidak melibatkan team lain dari beberapa bagian lain di perusahaan tersebut
• Tutup mata dan telinga untuk aduan dari user kepada team, sangat disarankan untuk
membuat heldesk / hotline
Dilangkah awal ini untuk mendapatkan kebutuhan yang detil dapat menggunakan beberapa
pendekatan, seperti metode ;
a. Profile komunitas user secara keseluruhan, dibutuhkan untuk menyamakan persepsi
semua user yang ada tentang kebutuhan dan policy di jaringan, seperti akses mail,
group user, hak akses sumber daya printer dan storages server.
b. Wawancara dan survey langsung kelapangan, dibutuhkan wawancara dan survey
untuk mendapatkan data sebenarnya, karena bisa saja ekspetasi setiap user di
berbeda bagian juga berbeda keinginan dan problemnya selama ini, problem
seperti akses ke aplikasi sistem informasi, penggunaan bandwidth, dan sebagainya.
Assessing Cost, Analisa kebutuhan biaya, biaya sangat mempengaruhi dari implementasi
dan design yang akan dilakukan, jumlah yang dibutuhkan sangat mempengaruhi Total Cost
Ownership (TCO). Dalam pengangaran produk sebagai solusi yang digunakan sebagai
backbone, core, distribusi, dan akses akan sangat tergantung pembiayaannya dari produk
yang akan digunakan. Setiap solusi punya karakteristik sendiri yang membedakan kelas
antar vendor tersebut.
TCO sangat sensitive tentang berapa lama investasi yang ada akan kembali dan berapa
persen efisien dan efektif dari implementasi yang telah dilakukan dapat dinikmati.
Pembiyaan sangat terpengaruh dari solusi teknologi yang akan digunakan, Beberapa vendor
internetworking malah memberikan solusi garansi yang lama, pembelian barang second
untuk ditukarkan dengan solusi terbaru, model garansi penggantian alat yang rusak selama
masa kontrak, jaminan sukucadang / heldesk hotline produk dan sebagainya ini juga perlu
menjadi perhatian networker’s dalam menentukan solusi.
2. Select Topologies and Technologies to satisfy needs, pada tahap adalah memilih topology
dan teknologi yang tepat digunakan. Dalam perancangan jaringan computer, pemilihan
topology sangat berpengaruh pada performace network, factor yang harus diperhatikan
dalam perancangan topology adalah aplikasi yang berjalan, jumlah device endpoint yang
akan dikoneksikan, sebaran endpoint, mobilitas pengguna, dan solusi vendor yang akan
digunakan.
Pemilihan teknologi perangkat core backbone, distribusi, access, dan sistem keamanan
akan sangat menentukan kepuasan user dari penggunaan perangkat switch, router, dan
sumber daya lain yang digunakan. Pengaruhnya pada jaminan layanan kepada user yang
akan diberikan oleh teknologi yang tepat, jaminan layanan akan sangat erat dengan
reliability atau kehandalan network kita.
4. Model Network Workload, model beban kerja jaringan harus menjadi perhatian pada saat
mendesign topology yang akan dibuat, terutama untuk solusi aplikasi yang kritikal,
peektime traffic yang tinggi, akses ke resources yang besar, solusi yang sering digunakan
seperti loadbalanced systems baik backbone atau akses link, sistem distribusi/tersebar,
model synchronization, database terdistribusi, dan lain-lain yang akan menjamin realibility
100% tanpa downtime.
5. Simulate behavior under expected Load, membuat mekanisme seperti pekerjaan yang
sebenarnya, biasanya para networker’s akan mempresentasikan design yang dibuat ke team
work atau ke pelanggan, penggunaan simulasi perangkat lunak menjadi solusinya. Dengan
penggunaan simulasi ini diharapkan dapat mengukur performa dari design network yang
dibuat.
6. Perform sensitive test, testing performa biasanya dilakukan pada network dibagian
tertentu untuk melihat seberapa jauh perubahan yang terjadi pada saat implementasi
nantinya.
7. Rework design as needed, lakukan design ulang jika dibutuhkan untuk mendapatkan hasil
yang lebih optimal, biasanya hasil didapatkan dari masukan user, team work atau
management.
[1] James E. Goldman, Philips T. Rawles, Third Edition, 2001, Applied Data Communications, A
business-Oriented Approach, , John Wiley & Sons
[3] Steve McQuerry, 2008” Interconnecting Cisco Network Devices”, Part 1 (ICND1), Second
Edition, Cisco Press, USA
[4] Steve McQuerry, 2008” Interconnecting Cisco Network Devices”, Part 2 (ICND2), Third
Edition, Cisco Press, USA