0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
474 tayangan6 halaman

Kesalahan Berbahasa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 6

TAKSONOMI KESALAHAN BERBAHASA

Kesalahan berbahasa atau language errors beraneka ragam, ada pakar yang
membedakan menjadi dua jenis (1) kesalahan dan (2) kekeliruan. Di samping ragam
kesalahan berbahasa tersebut, terdapat pula pengklasifikasian atau taksonomi bagi
kesalahan-kesalahan berbahasa itu. Ada empat taksonomi yang penting dan perlu diketahui
dalam kesalahan berbahasa, yaitu :
A. Taksonomi Kategori Linguistik
Ada beberapa taksonomi kesalahan berbahasa yang didasarkan pada butir
linguistik. Taksonomi-taksonomi kategori linguistik tersebut mengklasifikasikan
kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur
linguistik tertentu. Karena itu, kesalahan berbahasa berdasarkan kategori linguistik
ini diklasifikasikan atas beberapa kesalahan berikut:
1) Kesalahan fonologis meliputi pelafalan dan ejaan (penulisan kata dan
pemakaian tanda baca).
2) Kesalahan morfologis meliputi kesalahan pemilihan kata (ketidakcermatan
makna).
3) Kesalahan sintaksis meliputi ketidaklengkapan kalimat, ketidaklogisan kalimat,
ketidakhematan kalimat, ketidakcermatan kalimat, ketaksaan kalimat (ambigu),
kalimat inreferensi, kalimat kontaminasi.
4) Kesalahan kewacanaan meliputi ketidaklengkapan

paragraf,

kalimat

sumbang/tidak koheren, kesalahan konjungsi, kesalahan ellipsis, kesalahan


substitusi, kesalahan refrensi, kesalahan repetisi.
5) Kesalahan semantis meliputi kesalahan penggunaan kata umum dan kata
khusus, kata baku dan tidak baku.
B. Taksonomi siasat permukaan
Taksonomi siasat permukaan menyoroti bagaimana cara-cara struktur
permukaan berubah. Secara garis besar, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam
taksonomi siasat permukaan ini diklasifikasikan sebagai berikut,
1. Penghilangan
Penghilangan ini ditandai dengan ketidakhadiran suatu butir yang
seharusnya ada dalam ucapan yang benar.
Contoh :
Kami membeli makanan di warung. (semua unsur kalimat lengkap)
1

Kami membeli makanan warung. (penghilangan di menyebabkan makna


kalimat tidak jelas)
2. Penambahan
Kesalahan penambahan ini ditandai dengan hadirnya suatu butir atau unsur
yang seharusnya tidak muncul dalam ucapan yang benar. Para ahli menandai
tiga tipe kesalahan penambahan pada ujaran para pembelajar bahasa pertama
dan bahasa kedua, yaitu penandaan ganda, regularisasi, dan penambahan
sederhana.
a. Penandaan ganda
Ada sejumlah kesalahan penambahan yang lebih tepat digambarkan
sebagai kegagalan menghilangkan atau menghindarkan beberapa unsur
yang diperlukan dalam beberapa konstruksi lingusitik, tetapi justru tidak
perlu dihilangkan pada konstruksi lain. Sebagai contoh, dalam bahasa
Indonesia, penggunaan seperti berikut ini dimasukkan ke dalam kelompok
kesalahan ciri ganda.
Para mahasiswa-mahasiswa
Banyak rumah-rumah
Semua guru-guru
Seharusnya cukup dikatakan
Para mahasiswa
atau
Banyak rumah
atau
Semua guru
atau
b. Regularisasi
Setiap bahasa mempunyai sejumlah

mahasiswa-mahasiswa
rumah-rumah
guru-guru
kaidah. Suatu kaidah biasanya

khusus diterapkan pada suatu kelas unsur linguistik, seperti kaidah


fonologi, kaidah morfologi, kaidah sintakis. Demikian pulua ada kaidah
verba dan kaidah nomina. Apabila terdapat bentuk-bentuk dan kontruksi
yang regular dan yang tidak regular dalam suatu bahasa, sering terjadi
bahwa para pelajar menerapkan kaidah yang regular kepada yang tidak
regular. Hasilnya adalah kesalahan regularisasi. Jadi, dalam kehidupan
ini termasuk juga dalam kehidupan berbahasa ternyata, meneraturkan yang
tidak teratur pun mungkin menyebabkan kesalahan, yang disebut kesalahan
regularisasi. Secara singkat, tidak selamanya yang tidak teratur itu buruk
atau salah. Misalnya bentuk kata berikut,

Mengritik
seharusnya
Memrogram
seharusnya
Menransfer
seharusnya
c. Penambahan sederhana
Kesalahan yang berupa

mengkritik
memprogram
mentransfer
penambahan

sederhana

merupakan

subkategori kesalahan penambahan. Dalam bahasa Indonesia terdapat


contoh-contoh kesalahan penambahan sederhana seperti berikut ini.
Kita-kita ini mau menjenguk si Ani yang sedang dirawat di rumah
sakit.
Anaknya Pak Ali yang sekelas dengan saya di SMA bernama Arif.
Saya sering mengajak si Budi membaca diperpustakaan tetapi dianya
tidak mau.
Si Ani tidak masuk sekolah beberapa hari dalam minggu ini
disebabkan karena sakit.
Kalimat-kalimat tersebut seharusnya disusun sebagai berikut:
Kita ini mau menjenguk si Ani yang sedang dirawat di rumah sakit.
Anak Pak Ali yang sekelas dengan saya di SMA bernama Arif.
Saya sering mengajak si Budi membaca di perpustakaan tetapi dia
tidak mau.
Si Ani tidak masuk sekolah beberapa hari dalam minggu ini karena
sakit.

3. Salah susun (misodering)


Kesalahan-kesalahan yang ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi
suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran.

Misalnya:
Persediaan makanan habis sudah
Kalimat tersebut seharusnya disusun sebagai berikut.
Persediaan makanan sudah habis
C. Taksonomi komparatif
Klasifikasi kesalahan dalam taksonomi

komparatif

didasarkan

pada

perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe


konstruksi tertentu lainnya. Berdasarkan taksonomi komparatif dapat dibedakan
kesalahan berikut:
3

1. Kesalahan perkembangan
Kesalahan perkembangan (developmental errors) adalah kesalahankesalahan sama yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai

B1 mereka. Contoh :
Salah
I like do it
Jim doesnt likes it
I not crying
Benar

I like to do it
Jim doesnt like it
I am not crying
2. Kesalahan antarbahasa
Membatasi kesalahan antarbahasa atau kesalahan interlingual sebagai
kesalahan yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan
struktur bahasa asli atau bahasa ibu tanpa menghiraukan proses-proses internal
atau kondisi-kondisi eksternal yang menimbulkannya.
Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam struktur
bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam bahasa ibu
pembelajar. Perhatikan kalimat yang dihasilkan anak Karo dan anak Jawa

berikut!
Ayah datang Surabaya dari.
Rumahnya paman besar.
Frasa preposisional Surabaya dari dalam bahasa Karo berarti dari
Surabaya. Frasa rumahnya paman dalam bahasa Jawa berarti rumah
paman.
3. Kesalahan taksa
Kesalahan taksa adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagai
kesalahan-kesalahan perkembangan atau kesalahan antarbahasa. Sebagai
contoh, perhatikan ujaran berikut!
Aku tidak ada uangku.
Ujaran seorang anak Karo dalam bahasa Indonesia tersebut mencerminkan
bahasa asli pembelajar dan merupakan cirri ujaran anak-anak yang belajar
bahasa Indonesia sebagai B1 (bahasa Indonesia ala medan). Perhatikan pula
contoh berikut!
4

Menggambar adik.
Makan anak itu.
Belajar mereka.
Kalimat berpola P-S merupakan kalimat yang umum dan wajar dalam
bahasa Karo, sedangkan kalimat berpola S-P merupakan kalimat inversi. Hal
tersebut tentu saja berkebalikan dengan bahasa Indonesia. Kalimat yang berpola
P-S di atas tergolong kalimat inverse, sedangkan kalimat-kalimat berpola S-P
berikut tergolong kalimat normal.
D. Teksonomi efek komunikatif
Taksonomi siasat permukaan dan taksonomi komparatif memusatkan perhatian
pada aspek-aspek kesalahan itu sendiri, taksonomi efek komunikatif memandang
serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya bagi penyimak atau
pembaca. Taksonomi efek komunikatif ini membedakan kesalahan menjadi dua yaitu,
1. Kesalahan global
Kesalahan global adalah kesalahan yang mempengaruhi keseluruhan
organisasi kalimat sehingga benar-benar mengganggu komunikasi. Kesalahankesalahan global yang paling sistematis mencakup:
a. Salah menyusun unsur pokok
Bahasa Indonesia banyak orang disenangi
Seharusnya
Bahasa Indonesia disenangi orang banyak
b. Salah tidak memakai kata sambung
Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang.
Seharusnya
Kalau kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang.
c. Hilangnya cirri kalimat pasif
Barisan periksa dari komandan
Seharusnya
Barisan diperiksa oleh komandan.
2. Kesalahan lokal
Kesalahan lokal adalah kesalahan yang memengaruhi sebuah unsur dalam
kalimat yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan.
Perbedaaan antara kesalahan global dan kesalahan lokal merupakan kriteria
yang persuafif, yang paling ampuh untuk menentukan kepentingan komunikasi.
Dengan kata lain para siswa harus mengontrol tata bahasa global agar mudah
dipahami, sedangkan ada kemungkinan untuk berkomunikasi dengan sukses

tanpa mengontrol tata bahasa lokal. Contoh kesalahan lokal antara lain sebagai
berikut:
Penyelesaian tugas itu diselenggarakannya dengan penuh semangat.
Seharusnya
Tugas itu diselesaikan dengan penuh semangat.
Jumlah mahasiswa UNISDA Lamongan berjumlah sepuluh ribu.
Seharusnya
Mahasiswa UNISDA Lamongan berjumlah sepuluh ribu.

Anda mungkin juga menyukai