Pembukuan Bendahara Pengeluaran

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 199

DIKLAT FUNGSIONAL

BENDAHARA PENGELUARAN

MODUL

Pembukuan Bendahara
Pengeluaran

Oleh:
Mukhtaromin, SST., Ak., MM.
Widyaiswara Madya
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN
2011

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

DAFTAR TABEL

vi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

vii

PETA KONSEP MODUL

viii

PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang

2.

Deskripsi Singkat

3.

Prasyarat Kompetensi

4.

Standar Kompetensi

5.

Kompetensi Dasar

6.

Relevansi Modul

KB 1 PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM PEMBUKUAN


1.

Indikator

2.

Uraian dan Contoh


a. Pengertian

b. Ruang Lingkup

10

c. Perbedaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran dan Akuntansi

12

UAKPA
d. Dasar Hukum

15

e. Azas Umum Penatausahaan Kas

17

3.

Latihan

18

4.

Rangkuman

19

5.

Tes Formatif

20

6.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

24

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

iii

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

KB 2 SISTEM PEMBUKUAN
1.

Indikator

2.

Uraian dan Contoh

25

a. Dasar Pencatatan Transaksi

25

b. Dokumen Sumber

26

c. Jenis, Fungsi, dan Bentuk Buku

29

3.

Latihan

43

4.

Rangkuman

43

5.

Tes Formatif

44

6.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

48

KB 3 TATA CARA PEMBUKUAN


1.

Indikator

2.

Uraian dan Contoh

49

a. Penomoran dan Tanggal Pembukuan

49

b. Prosedur Pembukuan

50

c. Tata Cara Pembukuan

52

3.

Latihan

67

4.

Rangkuman

68

5.

Tes Formatif

69

6.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

73

KB 4 SIMULASI PEMBUKUAN
1.

Indikator

2.

Uraian dan Contoh


a. Simulasi Pembukuan Bendahara Pengeluaran

74

74

3.

Latihan

116

4.

Rangkuman

118

5.

Tes Formatif

119

6.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

123

KB 5 PEMBUKUAN UANG MUKA


1.

Indikator

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

124

iv

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

2.

Uraian dan Contoh


a. Pengertian Uang Muka

124

b. Jenis-jenis Uang Muka

126

c. Uang Muka Perjadin

127

d. Uang Muka BPP

130

e. Simulasi Pembukuan Bulan Pebruari 2011

138

Latihan II

163

Latihan III

166

4.

Rangkuman

169

5.

Tes Formatif

170

6.

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

174

3.

PENUTUP

175

TES SUMATIF

176

KUNCI JAWABAN (Tes Formatif dan Tes Sumatif)

184

DAFTAR ISTILAH

188

DAFTAR PUSTAKA

191

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

DAFTAR TABEL

halaman
Tabel 1

Perbedaan antara Akuntansi UAKPA dengan Pembukuan Bendahara

14

Pengeluaran

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

vi

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Agar setelah mengikuti diklat ini para peserta memperoleh pemahaman yang
komprehensif pada mata pelajaran Pembukuan Bendahara Pengeluaran, maka
disarankan agar:
1. Membaca peta konsep, Peta konsep menggambarkan langka-langkah mencapai
tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari modul. Pemahaman atas peta konsep
akan membimbing Saudara untuk memahami keseluruhan isi modul.
2. Membaca secara seksama bab demi bab, Mempelajari materi sebelum proses
pembelajaran akan mempermudah Saudara menerima materi di kelas.
3. Aktif dan kritis dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, Ikuti proses
pembelajaran di kelas secara aktif, mintalah penjelasan kepada widyaiswara jika ada
hal-hal yang belum dimengerti.
4. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada setiap bab, Untuk menguji
tingkat penguasaan Saudara terhadap materi modul, cobalah berlatih mengerjakan
latihan yang telah tersedia di setiap bab.
5. Tidak lupa bermohon kepada Allah Swt agar mendapatkan petunjuk dan
dimudahkan menerima pengetahuan.
6. Selamat belajar, semoga sukses...

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

vii

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

PETA KONSEP

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

viii

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam rangka mendukung good governance dalam penyelenggaraan
negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara
profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok
yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Dasar. Sesuai dengan amanat
Pasal 23C Undang-undang Dasar 1945, undang-undang tentang Keuangan
Negara perlu menjabarkan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undangundang Dasar tersebut ke dalam asas-asas umum yang meliputi baik asasasas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara, seperti
asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas
maupun asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang
baik

(best

practices)

akuntabilitas

dalam

berorientasi

keterbukaan dalam

pengelolaan

pada

hasil,

keuangan

profesionalitas,

negara,

seperti

proporsionalitas,

pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan

keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.


Presiden

selaku

kepala

pemerintahan

memegang

kekuasaan

pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.


Kekuasaan

tersebut

meliputi

kewenangan

yang

bersifat

umum

dan

kewenangan yang bersifat khusus. Untuk membantu Presiden dalam


menyelenggarakan kekuasaan tersebut, sebagian dari kekuasaan tersebut
dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil
pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan, serta
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya. Menteri Keuangan selaku pembantu
Presiden dalam bidang keuangan pada hakikatnya adalah Chief Financial
Officer

(CFO)

Pemerintah

Republik

Indonesia,

sementara

setiap

Menteri/Pimpinan Lembaga pada hakikatnya adalah Chief Operational officer


(COO) untuk

suatu bidang tertentu pemerintahan. Prinsip ini perlu

dilaksanakan secara konsisten agar terdapat kejelasan dalam pembagian


wewenang dan tanggung jawab, terlaksananya mekanisme checks and

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

balances, serta mendorong upaya peningkatan profesionalisme dalam


penyelenggaraan tugas pemerintahan.
Konsekuensi pembagian tugas antara Menteri Keuangan dan para
menteri lainnya tercermin dalam pelaksanaan anggaran. Untuk meningkatkan
akuntabilitas dan menjemin terselenggaranya saling uji dalam proses
pelaksanaan anggaran perlu dilakukan pemisahan secara tegas antara
pemegang kewenangan administratif (ordonnateur beheer) dan pemegang
kewenangan

kebendaharaan

(comptable

beheer).

Penyelenggaraan

kewenangan administratif diserahkan kepada kementerian negara/lembaga,


sementara penyelenggaraan kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada
kementerian keuangan.
Kewenangan administratif meliputi melakukan perikatan atau tindakantindakan

lainnya

yang

mengakibatkan

terjadinya

penerimaan

atau

pengeluaran negara, melakukan pengujian dan pembebanan tagihan yang


diajukan kepada kementerian negara/lembaga sehubungan dengan realisasi
perikatan

tersebut,

serta

memerintahkan

pembayaran

atau

menagih

penerimaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan anggaran. Dalam


rangka

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan

negara,

Menteri/Pimpinan

Lembaga selaku Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas pelaksanaan


kebijakan yang ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN dari segi
manfaat/hasil/outcome. Pimpinan unit organisasi kementerian negara/lembaga
bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam
undang-undang tentang APBN dari segi barang/jasa yang disediakan/output.
Selain itu perlu ditegaskan adanya prinsip universal bahwa barang siapa yang
diberi wewenang untuk menerima, menyimpan, dan membayar atau
menyerahkan uang, surat berharga, atau barang milik negara bertanggung
jawab

secara

pribadi

atas

semua

kekurangan

yang

terjadi

dalam

pengurusannya.
Di lain pihak, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
bukanlah sekedar kasir yang hanya berwenang melaksanakan penerimaan
dan pengeluaran negara tanpa berhak menilai kebenaran penerimaan dan
pengeluaran dimaksud. Menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara
adalah pengelola keuangan dalam arti seutuhnya yaitu berfungsi sekaligus
sebagai kasir, pengawas keuangan, dan manajer keuangan. Dengan demikian

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

dapat dijalankan salah satu prinsip pengendalian intern dalam pelaksanaan


anggaran, yaitu pemisahan yang tegas antara pemegang kewenangan
administratif dan kewenangan kebendaharaan.
Sesuai Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara Pasal 7 ayat (2), salah satu kewenangan Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara adalah melakukan pembayaran berdasarkan
permintaan pejabat Pengguna Anggaran atas beban rekening kas umum
negara. Dalam Pasal 19 ayat (1) juga ditegaskan bahwa pembayaran atas
tagihan yang menjadi beban APBN dilakukan oleh Bendahara Umum
Negara/Kuasa Umum Negara. Selanjutnya dalam Pasal 21 ayat (1),
pembayaran atas beban APBN tidak boleh dilakukan sebelum barang
dan/atau jasa diterima. Ini berarti pada prinsipnya mekanisme pembayaran
adalah LS (langsung), yaitu dengan cara pemindahbukuan dari rekening
bendahara umum negara ke rekening pihak yang berhak/penyedia setelah
barang/jasanya diserahterimakan.
Namun demikian, untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementerian
negara/lembaga, kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.
Hal ini diatur dalam Pasal 21 ayat (2) Undang-undang Perbendaharaan
Negara. Dengan demikian dapat dikatakan pada hakikatnya Bendahara
Pengeluaran merupakan kepanjangan tangan dari Bendahara Umum
Negara/Kuasa

Bendahara

Umum

Negara.

Bendahara

Pengeluaran

menjalankan sebagian kewenangan Bendahara Umum Negara khususnya


terkait pembayaran tagihan kepada negara. Oleh karena itu, dalam Pasal 53
Undang-undang Perbendaharaan Negara dikatakan bahwa Bendahara
pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pengelolaan uang
yang menjadi tanggung jawabnya kepada Kuasa Bendahara Umum Negara.
Sama halnya dengan kewajiban Bendahara Umum Negara untuk melakukan
pengujian sebelum dilakukannya pembayaran, Bendahara Pengeluaran dalam
melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya juga
setelah meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
pengguna

anggaran/kuasa

pengguna

anggaran,

menguji

kebenaran

perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran, dan menguji


ketersediaan dana yang bersangkutan.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Dalam Undang-undang Perbendaharaan Negara Pasal 1, pengertian


Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan

dan

Belanja

Negara

(APBN)

pada

kantor/satuan

kementerian negara/lembaga. Dari pengertian tersebut tersurat


bendahara

pengeluaran,

yaitu

menerima,

menyimpan,

kerja

5M fungsi

membayarkan,

menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan.


Uang yang diterima oleh bendahara pengeluaran berasal dari
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN), pungutan pajak atas pembayaran yang
dilakukan oleh bendahara pengeluaran, dan pendapatan lain yang menjadi
hak negara. Uang tersebut disimpan dalam rekening bendahara pengeluaran
di bank dan sebagian dapat disimpan dalam brankas. Selanjutnya uang
tersebut dibayarkan kepada yang berhak sebagai belanja negara atau
disetorkan ke kas negara sebagai pendapatan negara.
Selain menerima, menyimpan, dan membayarkan, tugas berikutnya dari
bendahara pengeluaran adalah menatausahakan. Bendahara pengeluaran
harus

menatausahakan

seluruh

penerimaan,

penyimpanan,

maupun

pembayaran yang dilakukannya. Penatausahaan dilakukan dengan cara


mencatat seluruh transaksi yang terkait dengan penerimaan, penyimpanan,
dan pembayaran uang yang terjadi di satuan kerja dalam suatu buku.
Pencatatan transaksi oleh bendahara pengeluaran inilah yang lebih dikenal
dengan istilah pembukuan bendahara pengeluaran.
Setelah menatausahakan, tugas bendahara pengeluaran yang terakhir
adalah

mempertanggungjawabkan.

Secara

fungsional,

bendahara

pengeluaran bertanggung jawab atas uang yang menjadi tanggung jawabnya


kepada Kuasa Bendahara Umum Negara/Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara. Selain itu, selaku pejabat yang diangkat oleh Menteri/pimpinan
lembaga,

bendahara

pertanggungjawaban
pertanggungjawaban

pengeluaran

kepada

juga

menteri/

bendahara

harus

menyampaikan

pimpinan

lembaga.

Laporan

pengeluaran

sebagai

wujud

pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya, disusun berdasarkan


pembukuan yang telah dilakukan oleh bendahara pengeluaran.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

2. Deskripsi Singkat
Modul Pembukuan Bendahara Pengeluaran menguraikan tentang dasar
hukum, sistem serta tata cara pembukuan atas transaksi-transaksi keuangan
dalam rangka pelaksanaan APBN di satuan kerja baik yang menggunakan
mekanisme uang persediaan maupun mekanisme LS.
Pembahasan dalam modul ini dibagi dalam lima kegiatan belajar sebagai
berikut:
Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Dasar Hukum Pembukuan Bendahara
Pengeluaran.
Kegiatan Belajar 2: Sistem Pembukuan Bendahara Pengeluaran.
Kegiatan Belajar 3: Tata Cara Pembukuan Bendahara Pengeluaran.
Kegiatan Belajar 4: Simulasi Pembukuan Bendahara Pengeluaran.
Kegiatan Belajar 5: Pembukuan Uang Muka.

3. Prasyarat Kompetensi
Prasyarat kompetensi adalah kemampuan awal yang harus dimiliki oleh
peserta diklat yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul. Untuk dapat
menguasai modul ini dengan baik, sebelum mempelajari modul ini hendaknya
peserta diklat sudah memperoleh pengetahuan tentang:
a. Sistem penerimaan dan pengeluaran negara.
b. Pengelolaan uang persediaan
c. Mekanisme pengujian tagihan dan pembayaran.
d. Perpajakan Bendahara Pengeluaran, atau
e. Pernah mengikuti Diklat Pengelolaan Keuangan Satuan Kerja Pemerintah
Pusat, atau
f. Mempunyai pengalaman sebagai staf pengelola keuangan di satker.
4. Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar
sepanjang hayat yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Setelah
mempelajari modul ini, para peserta diklat diharapkan mampu melaksanakan
Pembukuan Bendahara Pengeluaran di satker masing-masing dengan baik
dan benar sesuai ketentuan yang berlaku.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

5. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari
modul yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi. Setelah
mempelajari modul ini, para peserta diklat diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian pembukuan.
b. Menjelaskan dasar hukum pembukuan.
c. Menjelaskan sistem pembukuan.
d. Menjelaskan tata cara pembukuan.
e. Melaksanakan pembukuan.
6. Relevansi Modul
Penguasaan terhadap kompetensi dasar di atas akan berguna bagi para
peserta

diklat

dalam

melaksanakan

tugasnya

sebagai

Bendahara

Pengeluaran, khususnya:
a. Melaksanakan

tugas

membukukan

transaksi-transaksi

penerimaan,

penyimpanan, dan pembayaran terkait uang persediaan (UP) yang


dikelolanya.
b. Melaksanakan

tugas

membukukan

transaksi-transaksi

pembayaran

langsung (LS) baik yang langsung dibayarkan oleh KPPN kepada Pihak
Ketiga maupun yang dibayarkan melalui Bendahara Pengeluaran, serta
c. Dasar untuk mempelajari modul Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Bendahara Pengeluaran.

Langkah pertama mencapai keberhasilan adalah melakukan suatu pekerjaan kecil dengan
sebaiksebaik-baiknya dan dengan cara yang benar, sehingga keberhasilan dapat tercapai,
setelah itu lakukan halhal-hal yang lebih besar.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Kegiatan Belajar 1
PENGERTIAN DAN
DASAR HUKUM PEMBUKUAN

1. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 ini, peserta diklat mampu:
a. Menjelaskan pengertian pembukuan bendahara pengeluaran.
b. Menjelaskan ruang lingkup pembukuan bendahara pengeluaran.
c. Menjelaskan hubungan antara pembukuan bendahara pengeluaran
dengan akuntansi UAKPA
d. Menjelaskan dasar hukum pembukuan bendahara pengeluaran.
e. Menjelaskan asas umum penatausahaan kas.

2. Uraian dan Contoh


a. Pengertian
Sebagaimana telah dijelaskan dalam pelajaran sebelumnya, sebelum
melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya, bendahara
pengeluaran meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
pengguna

anggaran/kuasa

pengguna

anggaran,

menguji

kebenaran

perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran, dan menguji


ketersediaan dana yang bersangkutan. Setelah dilakukan pengujian dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan, barulah pembayaran bisa dilakukan.
Setelah pembayaran, selanjutnya bendahara pengeluaran mencatat jumlah
yang

dibayarkannya.

Pencatatan transaksi keuangan oleh bendahara

pengeluaran inilah yang dikenal sebagai pembukuan.


Dari uraian di atas, pembukuan bendahara pengeluaran secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai kegiatan pencatatan transaksi
keuangan. Transaksi keuangan yang dicatat oleh bendahara pengeluaran
meliputi penerimaan kas, pengeluaran kas, perubahan posisi kas, dan
perubahan kredit anggaran dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja
dalam satuan kerja.

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Penerimaan kas oleh bendahara pengeluaran contohnya adalah:


-

penerimaan kas yang berasal dari pencairan SP2D UP/SP2D TUP/SP2D


GUP/SP2D LS Bendahara, dan

penerimaan kas dari pungutan pajak.

Pengeluaran kas melalui bendahara pengeluaran contohnya adalah:


-

pengeluaran kas untuk pembayaran tagihan kepada negara, dan

pengeluaran kas dalam rangka penyetoran pungutan pajak ke kas negara.

Perubahan posisi kas contohnya adalah:


-

perpindahan kas bendahara pengeluaran di bank ke brankas/kas tunai dan


sebaliknya, serta

perpindahan kas dari bendahara pengeluaran ke bendahara pengeluaran


pembantu dan sebaliknya, serta

perpindahan kas dari bendahara pengeluaran ke pegawai yang akan


melaksanakan perjalanan dinas dan sebaliknya.

Adapun perubahan kredit anggaran contohnya adalah:


-

penambahan anggaran akibat penerimaan DIPA,

penambahan/pengurangan anggaran akibat revisi DIPA, serta

pengurangan anggaran akibat realisasi belanja.


Berdasarkan aktivitasnya, transaksi yang harus dibukukan oleh

bendahara pengeluaran dapat dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:


1) Transaksi terkait aktivitas penerbitan SPM oleh Kuasa Pengguna
Anggaran.
Contoh penerbitan SP2D atas pengajuan SPM UP.
2) Transaksi terkait aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari
Uang Persediaan.
Contoh pembayaran tunai kepada rekanan untuk pengadaan barang/jasa.
3) Transaksi terkait aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari
SP2D LS kepada Bendahara.
Contoh pembayaran uang makan kepada para pegawai.
4) Transaksi terkait aktivitas penyaluran dana dari Bendahara Pengeluaran
kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP).
Contoh pembayaran uang muka kepada BPP.
5) Transaksi terkait aktivitas lainnya, contoh penerimaan jasa giro dari bank.

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Secara kronologis, kegiatan pencatatan didahului dengan identifikasi


dokumen sumber. Dokumen perlu diidentifikasi karena tidak semua dokumen
yang dibuat atau diterima oleh bendahara pengeluaran harus dicatat.
Dokumen yang harus dicatat inilah dinamakan dokumen sumber. Identifikasi
dokumen sumber dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu transaksi
memang harus dicatat, dan dasar pencatatannya adalah dokumen sumber.
Penjelasan lebih lanjut mengenai dokumen sumber akan dibahas di kegiatan
belajar 2.
Setelah kita mengetahui bahwa transaksi tersebut memang harus
dicatat dan jelas dokumen yang menjadi dasar pencatatannya, langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis transaksi. Analisis transaksi adalah
menentukan harus dicatat di mana saja dan sebagai apa dokumen sumber
tersebut. Analisis transaksi dilakukan atas dasar prinsip pembukuan yang akan
kita pelajari pada kegiatan belajar 2. Setelah identifikasi dokumen sumber dan
analisis transaksi dilakukan, barulah dokumen sumber dapat kita catat ke
media pencatatan yang dikenal dengan istilah buku. Penjelasan lebih lanjut
terkait jenis dan fungsi buku akan diuraikan di kegiatan belajar 2.
Tujuan dari pencatatan yang dilakukan di atas adalah agar bendahara
pengeluaran dapat mengelola uang persediaan yang menjadi tanggung
jawabnya

dengan

baik.

Dengan

melakukan

pencatatan,

bendahara

pengeluaran akan mengetahui berapa posisi saldo uang yang ada di


bendahara, sehingga bendahara dapat melakukan perencanaan kapan
saatnya mengajukan GUP atau bahkan harus mengajukan TUP. Selain itu
manfaat pencatatan adalah memudahkan pekerjaan bendahara pengeluaran
dalam

menyusun

laporan,

karena

bahan

baku

menyusun

laporan

pertanggungjawaban bendahara adalah akumulasi pencatatan transaksi


harian.
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan pengertian pembukuan
bendahara pengeluaran, yaitu kegiatan pencatatan transaksi keuangan
satuan

kerja

mengidentifikasi

oleh

bendahara

dokumen

pengeluaran

sumber,

yang

menganalisis

dimulai

dari

transaksi,

dan

mencatatnya secara kronologis dalam suatu buku untuk tujuan


manajerial dan pertanggungjawaban. Dari pengertian tersebut, pembukuan
bendahara pengeluaran dapat dijelaskan dari dua perspektif. Pertama dari

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

pendekatan aktivitas, dan kedua dari pendekatan tujuan. Dari pendekatan


aktivitas, pembukuan adalah kegiatan pencatatan yang dimulai dari identifikasi
dokumen sumber, analisis transaksi, dan pencatatan secara kronologis.
Sedangkan dari pendekatan tujuan, pembukuan bendahara pengeluaran
bertujuan untuk menyediakan informasi bagi pimpinan maupun bendahara
sendiri,

serta

untuk

kepentingan

pertanggungjawaban

kepada

Kuasa

Bendahara Umum Negara.


Sesuai peraturan terbaru, secara teknis pembukuan bendahara
pengeluaran dapat dilakukan dengan tulis tangan atau komputer. Dalam hal
pembukuan dilakukan secara manual medianya adalah formulir buku-buku
yang

tercetak,

sedangkan

dalam

hal

pembukuan

dilakukan

dengan

menggunakan komputer maka medianya berupa kertas kerja elektronis dalam


layar komputer. Dalam hal pembukuan dilakukan menggunakan komputer,
maka bendahara wajib mencetak Buku Kas Umum dan buku-buku pembantu
sekurang-kurangnya-kurangnya satu kali dalam satu bulan. Di samping itu
Bendahara juga wajib menatausahakan hasil cetakan Buku Kas Umum dan
buku-buku pembantu bulanan yang telah ditandatangani Bendahara dan
diketahui Kuasa PA.
b. Ruang Lingkup
Bendahara Pengeluaran selaku pejabat fungsional yang bertanggung
jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara, wajib membukukan dan
mempertanggungjawabkan seluruh uang negara yang dikuasainya. Disamping
itu, selaku pejabat yang diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga, Bendahara
Pengeluaran juga wajib membukukan seluruh transaksi dalam rangka
pelaksanaan anggaran satuan kerja sebagaimana tertuang dalam DIPA.
Dari uraian di atas, bendahara pengeluaran wajib menyelenggarakan
pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran meliputi seluruh
transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja yang berada di
bawah pengelolaannya. Namun bendahara pengeluaran hanya bertanggung
jawab sebatas uang yang dikuasainya. Pada dasarnya uang yang dikuasai
bendahara pengeluaran dapat dikelompokkan atas uang yang berasal dari
pencairan SP2D UP, uang yang berasal dari pencairan SP2D TUP, uang yang

10

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

berasal dari pencairan SP2D LS Bendahara, uang yang berasal dari pungutan
pajak, dan uang dari sumber lainnya yang menjadi hak negara.
1) Uang yang berasal dari UP
Uang persediaan adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang
bersifat daur ulangi (revolving), diberikan oleh Kuasa Bendahara Umum
Negara kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan
operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung selama satu tahun anggaran.

Penerimaan uang

persediaan oleh bendahara pengeluaran belum membebani anggaran dan


belum dicatat sebagai belanja karena pada prinsipnya uang persediaan
hanya perpindahan kas dari Kuasa Bendahara Umum Negara ke
Bendahara Pengeluaran. Uang Persediaan digunakan untuk membayar
pengeluaran atau belanja yang tidak dapat dibayar langsung oleh Kuasa
Bendahara Umum Negara baik karena pertimbangan biaya manfaat dan
kepraktisan karena jumlahnya kecil maupun karena pembayaran secara
langsung memang tidak dimungkinkan.
2) Uang yang berasal dari TUP
Tambahan Uang Persediaan (TUP) adalah uang yang diberikan kepada
bendahara pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam
satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. TUP memiliki sifat sama
dengan UP yaitu untuk membiayai pengeluaran yang tidak dapat dibayar
dengan

mekanisme

LS,

untuk

keperluan

operasional

perkantoran, namun tidak dapat diisi kembali (revolving).

sehari-hari

Apabila tidak

habis digunakan dalam waktu satu bulan maka sisa TUP harus disetor
kembali ke rekening kas negara.
3) Uang yang berasal dari LS Bendahara
Pada prinsipnya mekanisme pembayaran LS pembayarannya dilakukan
secara langsung melalui pemindahbukuan/transfer dari rekening kas
negara ke rekening penerima. Namun dalam hal pembayaran langsung ke
rekening rekanan tidak dimungkinkan, maka pembayarannya dapat
dilakukan melalui bendahara, yang dikenal dengan istilah LS bendahara.
Mekanismenya KPPN melalui rekening kas negara di bank operasional
mentransfer

dana

ke rekening

bendahara,

selanjutnya

bendahara

membayarkannya kepada yang berhak.

11

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

4) Uang yang berasal dari pungutan pajak


Atas pembayaran menggunakan uang persediaan yang dilakukannya,
apabila sudah memenuhi ketentuan perpajakan maka bendahara wajib
memperhitungkan,

memungut,

dan

menyetorkan

pajaknya.

Terkait

pembayaran yang dananya berasal dari LS bendahara biasanya pajaknya


sudah dipotong di SPM, sehingga bendahara tidak perlu memungutnya
lagi.
5) Uang yang berasal dari pendapatan lainnya yang menjadi hak negara
Uang yang menjadi hak negara misalnya penerimaan PNBP menjadi
tanggung jawab bendahara pengeluaran, apabila pada satuan kerja yang
bersangkutan tidak mempunyai bendahara penerimaan.
c. Perbedaan antara Pembukuan Bendahara Pengeluaran dan Akuntansi
UAKPA
Jika selama ini ada pertanyaan apakah masih relevan pembukuan
bendahara pengeluaran? Masih perlukah seorang bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sementara sudah ada Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA) yang menyelenggarakan akuntansi atas
seluruh transaksi pendapatan dan belanja negara satuan kerja? Jawabnya
adalah masih, mengapa? Pertama, sebagai Pejabat Perbendaharaan yang
bertanggung jawab kepada Kuasa BUN, Bendahara Pengeluaran wajib
mempertanggungjawabkan

pengelolaan

seluruh

uang

negara

yang

dikuasainya. Di samping itu Bendahara Pengeluaran selaku pejabat yang


diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga juga wajib membukukan seluruh
transaksi yang terjadi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja
sebagaimana

tertuang

dalam

DIPA.

Bendahara

pengeluaran

dapat

menyusun pertanggungjawaban kepada kedua pihak tersebut hanya jika


bendahara melaksanakan pembukuan.
Kedua, perbedaan saat pengakuan belanja. Dalam PSAP Nomor 02
Paragraf

32

dinyatakan

bahwa

Pengeluaran

melalui

Bendahara

Pengeluaran, pengakuan belanjanya terjadi pada saat pertanggungjawaban


atas pengeluaran yang disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan. Artinya ketika pembayaran menggunakan UP dilakukan
oleh bendahara pengeluaran, pihak UAKPA tidak mencatat, karena belum

12

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

memenuhi kriteria belanja sesuai standar akuntansi. Pihak UAKPA baru akan
mencatat pengeluaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran sebagai
belanja ketika SP2D GUP/GUP Nihil dari KPPN sudah diterbitkan. Sehingga
menjadi kewajiban bendahara untuk melakukan pembukuan atas pembayaran
yang dilakukannya, karena tidak ada pihak lain yang membukukan kalau
bukan bendahara sendiri melakukannya.
UAKPA adalah unit yang melaksanakan sistem akuntansi keuangan
pada satuan kerja. UAKPA mengolah dokumen sumber transaksi keuangan
dalam rangka pelaksanaan anggaran mulai dari input dokumen anggaran
berupa DIPA, input dokumen realisasi pendapatan berupa SSBP dan input
dokumen realisasi belanja berupa SPM yang sudah diterbitkan SP2D-nya
hingga penyusunan laporan keuangan berupa Neraca, laporan realisasi
Anggaran, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) berdasarkan standar
akuntansi

pemerintahan.

Karena

terikat

dengan

standar

akuntansi

pemerintahan, maka pencatatan realisasi yang dilakukan oleh UAKPA harus


memenuhi kriteria pendapatan dan belanja pada standar.

Pencatatan

realisasi oleh UAKPA sebenarnya tidak menggambarkan keadaan kas dan


realisasi anggaran yang sesungguhnya. Sebagai contoh ketika bendahara
melakukan pembayaran pengadaan ATK, sebenarnya keadaan kas di
bendahara berkurang, demikian juga dengan kredit anggaran belanja barang.
Namun perkiraan Kas di Bendahara Pengeluaran di Neraca UAKPA tidak
berkurang. Demikian juga realisasi belanja barang di Laporan Realisasi
Anggaran UAKPA tidak bertambah. Transaksi pembayaran oleh bendahara
pengeluaran tidak bisa dicatat oleh UAKPA karena tidak memenuhi kriteria
pengakuan belanja sebagaimana dalam standar.
Berbeda

dengan

UAKPA,

pembukuan

bendahara

pengeluaran

menggambarkan keadaan kas dan realisasi anggaran yang sesungguhnya,


sehingga pembukuan bendahara pengeluaran merupakan salah satu alat
managerial report yang sangat berguna dalam pelaksanaan kegiatan
operasional sehari-hari bagi pimpinan. Jika hanya melihat Laporan Realisasi
Anggaran kita tidak mengetahui bahwa saldo kredit anggaran belanja barang
sebenarnya sudah berkurang akibat adanya realisasi belanja ATK. Demikian
juga kas di bendahara pengeluaran sudah berkurang akibat adanya
pembayaran pengadaan ATK. Karena adanya perbedaan tersebut di atas

13

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

maka Kuasa Pengguna Anggaran perlu untuk melakukan rekonsiliasi internal


antara laporan yang dihasilkan oleh Bendahara Pengeluaran dengan laporan
yang dihasilkan oleh UAKPA setiap bulan sebelum penyampaian LPJ
Bendahara Pengeluaran.
Pada prinsipnya perbedaan antara pencatatan oleh UAKPA dengan
pembukuan oleh Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:
Akuntansi UAKPA

Pembukuan Bendahara
Pengeluaran

1.

2.

Bukti

Belum dianggap

Sudah

dianggap

sebagai

pembayaran/

sebagai realisasi

realisasi

kwitansi

belanja yang

mengurangi Pagu Anggaran

dengan

mengurangi Pagu

dalam DIPA.

menggunakan

Anggaran dalam

UP

DIPA.

Kas di

Terbatas hanya

Mencakup seluruh saldo kas

Bendahara

sebesar UP/TUP yang

yang dikelola oleh Bendahara

Pengeluaran

diterima Bendahara

Pengeluaran, meliputi:

Pengeluaran

a. Kas yang bersumber dari

belanja

yang

UP
b. Kas yang bersumber dari
SPM-LS

yang

ditujukan

kepada Bendahara
c. Kas

dari

Potongan/Pungutan Pajak
dan Bukan Pajak yang
dilakukan

Bendahara

Pengeluaran
d. Kas dari sumber lainnya
yang menjadi hak negara.
Sumber: Perdirjen Perbendaharaan Nomor 47/2009

14

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

d. Dasar Hukum
Dasar hukum adalah ketentuan yang memuat tentang kewajiban bagi
bendahara pengeluaran untuk melaksanakan pembukuan. Dasar hukum
pembukuan bendahara pengeluaran antara lain:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Pasal 3 ayat (1) : Keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan

perundang-undangan,

ekonomis,

efektif,

transparan,

dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.


Bendahara Pengeluaran sebagai salah satu pengelola keuangan negara
harus secara tertib mengelola uang negara, salah satu caranya adalah
dengan

membukukan penerimaan

dan

pengeluaran

dalam

rangka

pelaksanaan APBN.
Pasal 35 ayat (2) : Setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan,
membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barangbarang negara adalah Bendahara yang wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
Untuk

dapat

mempertanggungjawabkan

uang

atau

surat

berharga

Bendahara Pengeluaran harus membukukan penerimaan dan pengeluaran


uang yang dikelolanya.
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Pasal 1 angka 18 : Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja dalam rangka
pelaksanaan APBN.
Pengertian menatausahakan termasuk di dalamnya adalah dengan
melakukan pembukuan.
Pasal 53 :Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara fungsional
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya kepada Kuasa
BUN.
Untuk dapat mempertanggungjawabkan dengan baik uang yang dikelolanya
bendahara

pengeluaran

harus

menatausahakan

penerimaan

dan

pengeluaran uang yang dikelolanya dengan cara melakukan pembukuan


atas setiap transaksi keuangan.

15

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan.
PSAP Nomor 02 Paragraf 31 : Belanja diakui pada saat terjadinya
pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara.
PSAP Nomor

02 Paragraf

32 : Pengeluaran melalui Bendahara

Pengeluaran, pengakuan belanjanya terjadi pada saat pertanggungjawaban


atas pengeluaran yang disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
Sesuai ruang lingkup pembukuan, keduanya harus dibukukan oleh
bendahara pengeluaran. Dalam paragraf 32 karena pencatatan dari sisi
akuntansi instansi baru dilakukan setelah SP2D GUP diterbitkan, maka
pembukuan ketika pembayaran menjadi tanggung jawab bendahara
pengeluaran.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pasal 31 Ayat (1) : Bendahara Pengeluaran wajib menatausahakan dan
menyusun laporan pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya dalam
rangka pelaksanaan APBN.
Pengertiannya sama dengan pengertian dalam UU Nomor 1 Tahun 2004.
5. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 jo KeppresNomor 72 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN.
Pasal 57 ayat (1) : Kepala kantor/satuan kerja wajib menyelenggarakan
pembukuan

atas

uang

yang

dikelolanya

dan

menyelenggarakan

penatausahaan atas barang yang dikuasainya, serta membuat laporan


pertanggungjawaban mengenai pengelolaan uang dan barang yang
dikuasainya kepada instansi vertikal atasannya.
Sesuai prinsip pendelegasian wewenang, kewajiban kepala kantor
menyelenggarakan pembukuan menjadi kewajiban bendahara pengeluaran.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran.
Pasal 14 ayat (1) : Bendahara Pengeluaran wajib menyelenggarakan
pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran meliputi seluruh

16

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja satuan kerja yang


berada di bawah pengelolaannya.
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban

Bendahara

Kementerian

Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
Pasal 4 ayat (1) : Bendahara wajib menyelenggarakan pembukuan
terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
anggaran satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya.
e. Asas Umum Penatausahaan Kas
Asas umum penatausahaan kas merupakan kaidah-kaidah mendasar
dalam menatausahakan kas di kementerian negara/lembaga. Berikut ini adalah
asas umum penatausahaan kas menurut Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 73 Tahun 2008 :
1)

Menteri/pimpinan

lembaga

mengangkat

Bendahara

Penerimaan/

Pengeluaran untuk melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan pada


satuan kerja kementerian negara/lembaga.
2)

Kuasa PA melakukan pemeriksaan kas sekurang-kurangnya satu kali


dalam satu bulan.

3)

Tugas kebendaharaan meliputi menerima, menyimpan, membayar atau


menyerahkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya.

4)

Bendahara Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang


secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa BUN atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya.

5)

Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) tidak


boleh merangkap sebagai Bendahara Penerimaan, demikian pula
sebaliknya kecuali dalam hal tertentu dengan kondisi tertentu dengan ijin
BUN/Kuasa BUN.

6)

Dalam hal terdapat kegiatan yang lokasinya berjauhan dengan tempat


kedudukan Bendahara Pengeluaran dan/atau beban kerja Bendahara
Pengeluaran sangat berat, Menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang

17

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

diberi kuasa dapat mengangkat satu atau lebih BPP guna kelancaran
pelaksanaan kegiatan.
7)

Dalam hal diangkat BPP, Bendahara Pengeluaran melimpahkan


kewajiban dan tanggung jawab pengelolaan uang kepada BPP.

8)

BPP

secara

operasional

bertanggung

jawab

kepada

Bendahara

Pengeluaran atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya.


9)

Bendahara dalam melaksanakan tugasnya, menggunakan rekening atas


nama jabatannya pada bank umum/kantor pos sesuai peraturan
perundang-undangan.

10) Bendahara tidak diperkenankan menyimpan uang atas nama pribadi


pada bank/pos.
11) Bendahara wajib menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya dan
seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja.
12) Bendahara bertanggung jawab sebatas uang yang dikelolanya dalam
rangka pelaksanaan APBN.
13) Penerimaan satuan kerja pada kementerian negara/lembaga yang
merupakan penerimaan negara tidak dapat digunakan secara langsung
untuk pengeluaran, kecuali diatur khusus dalam peraturan perundangundangan tersendiri.
14) Penerimaan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (13) harus disetor
ke Kas Negara sesuai ketentuan.
15) Dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja, PA/Kuasa PA dan/atau
Bendahara pengeluaran merupakan wajib pungut dan wajib menyetorkan
seluruh penerimaan yang dipungutnya dalam jangka waktu sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
16) Pembukuan bendahara dapat dilakukan dengan tulis tangan atau
komputer.
3. Latihan
a. Jelaskan pengertian pembukuan bendahara pengeluaran!
b. Jelaskan ruang lingkup pembukuan bendahara pengeluaran!
c. Jelaskan alasan mengapa bendahara pengeluaran harus melaksanakan
pembukuan!

18

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

d. Jelaskan perbedaan antara pembukuan bendahara pengeluaran dengan


akuntansi UAKPA!
e. Sebutkan 5 asas umum penatausahaan kas!
4. Rangkuman
Pembukuan Bendahara Pengeluaran adalah kegiatan pencatatan
transaksi keuangan satuan kerja oleh bendahara pengeluaran yang dimulai
dari

mengidentifikasi

dokumen

sumber,

menganalisis

transaksi,

dan

mencatatnya secara kronologis dalam suatu buku untuk tujuan manajerial dan
pertanggungjawaban.
Bendahara Pengeluaran wajib melakukan pembukuan atas seluruh
penerimaan dan pengeluaran uang atau surat berharga dalam rangka
pelaksanaan APBN. Namun demikian, bendahara pengeluaran hanya
bertanggung jawab sebatas uang yang dikuasainya.
Landasan hukum pembukuan Bendahara Pengeluaran antara lain
adalah:
1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
2. PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
3. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 jo Keppres Nomor 72 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN.
4. PMK Nomor 73 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran.
5. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Petunjuk

Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban

Bendahara

Kementerian

Negara/

Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
Asas

umum

penatausahaan

mencakup

kaidah-kaidah

dasar

menatausahakan kas bagi kementerian negara/lembaga. Asas tersebut antara


lain

berisi

ketentuan

pengangkatan

bendahara,

pemeriksaan

kas,

pengangkatan bendahara pengeluaran pembantu, kewajiban dan tanggung


jawab bendahara, serta ketentuan pembukuan.

19

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

5. Tes Formatif
a. Soal Benar Salah
1.

B-S

Pembukuan bendahara pengeluaran pada hakikatnya adalah


kegiatan pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh
bendahara pengeluaran.

2.

B-S

Sebelum kegiatan pencatatan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan


identifikasi dokumen sumber dan analisis transaksi

3.

B-S

Tujuan dari identifikasi dokumen sumber adalah untuk menentukan


harus dicatat di mana dan sebagai apa suatu transaksi.

4.

B-S

Bendahara pengeluaran harus mencatat seluruh transaksi terkait


pelaksanaan belanja negara di satuan kerja.

5.

B-S

Atas pencatatan tersebut bendahara pengeluaran juga harus


bertanggung jawab atas kebenaran formil maupun materiil
transaksi yang dicatatnya.

6.

B-S

Salah satu dasar hukum pembukuan bendahara pengeluaran


adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran.

7.

B-S

Sedangkan petunjuk teknisnya diatur dalam Peraturan Dirjen


Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan

Penatausahaan

Pertanggungjawaban

dan

Bendahara

Penyusunan

Laporan

Kementerian

Negara/

Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
8.

B-S

Salah satu perbedaan antara pembukuan bendahara pengeluaran


dengan akuntansi UAKPA adalah karena bendahara sudah
mengakui sebagai belanja atas pembayaran yang dilakukannya,
sedangkan menurut UAKPA belum diakui sebagai belanja.

9.

B-S

Perbedaan

lainnya

adalah

pengertian

kas

di

bendahara

pengeluaran. Menurut UAKPA mencakup seluruh kas yang ada


dibendahara,

sedangkan

menurut

pembukuan

bendahara

mencakup uang persediaan saja.


10. B-S

Salah satu asas umum penatausahaan kas adalah terkait


fleksibilitas pembukuan bendahara pengeluaran yang boleh
dilakukan dengan tulis tangan maupun komputer.

20

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

b. Soal Pilihan Ganda


1.

Pengertian bendahara pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk


menerima uang untuk keperluan belanja negara. Uang yang diterima oleh
bendahara pengeluaran antara lain berasal dari sumber berikut, kecuali:
a. KPPN atas penerbitan SP2D UP
b. KPPN atas penerbitan SP2D LS Bendahara
c. KPPN atas penerbitan SP2D GUP
d. KPPN atas penerbitan SP2D GUP Nihil

2. Pembukuan

bendahara

pengeluaran

adalah

kegiatan

pencatatan

transaksi keuangan satuan kerja oleh bendahara pengeluaran yang


Prosesnya dimulai dari:
a. Identifikasi dokumen sumber
b. Analisis transaksi
c. Mencatat transaksi dalam BKU
d. Mencatat transaksi di buku pembantu
3. Berikut ini termasuk dalam ruang lingkup pembukuan bendahara
pengeluaran, kecuali:
a. Penerimaan SP2D LS
b. Penerimaan Sewa rumah dinas
c. Pembayaran honorarium Bendahara.
d. Penerimaan pendapatan Nikah, Talak, dan Rujuk.
4. Berikut ini adalah merupakan aktivitas pembayaran yang dapat bersumber
dari UP, kecuali:
a. Pembayaran gaji
b. Pembayaran honorarium
c. Pembayaran perjalanan dinas
d. Pembayaran pengadaan ATK
5. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran menurut pembukuan bendahara
meliputi:
a. Kas yang bersumber dari UP.
b. Kas yang bersumber dari SP2D LS Bendahara.
c. Kas yang bersumber dari pungutan pajak.
d. Semua jawaban di atas benar.
6. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran menurut UAKPA terdiri dari:

21

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

a. Kas yang bersumber dari UP.


b. Kas yang bersumber dari TUP.
c. Kas yang bersumber dari LS Bendahara.
d. Jawaban adan b benar
7. Berikut ini perbedaan antara pembukuan bendahara pengeluaran dan
akuntansi UAKPA:
a. Pembukuan bendahara menggunakan single entry.
b. Pembayaran oleh Bendahara sudah diakui sebagai belanja.
c. Pengakuan belanja oleh UAKPA adalah setelah diterbitkannya SP2D
GUP.
d. Semua jawaban di atas benar.
8. Berikut ini bukan dasar hukum pembukuan bendahara pengeluaran,
kecuali:
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73 Tahun 2008.
d. Semua jawaban di atas benar.
9. Pengakuan belanja menggunakan Uang Persediaan menurut bendahara
pengeluaran adalah pada saat:
a. Diterbitkannya SPM UP.
b. Diterbitkannya SP2D UP.
c. Dilakukan pembayaran kepada rekanan.
d. Diterbitkannya SP2D GUP.
10. Pengakuan belanja menggunakan Uang Persediaan menurut UAKPA
adalah pada saat:
a. Diterbitkannya SPM UP.
b. Diterbitkannya SP2D UP.
c. Dilakukan pembayaran kepada rekanan.
d. Diterbitkannya SP2D GUP.
11. Berikut ini adalah azas umum penatausahaan kas sesuai Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 73 Tahun 2008, kecuali:
a. Bendahara diperkenankan menyimpan uang atas nama pribadi pada
bank/pos.

22

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

b. Bendahara wajib menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya dan


seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja.
c. Bendahara bertanggung jawab sebatas uang yang dikelolanya dalam
rangka pelaksanaan APBN.
d. Pembukuan bendahara dapat dilakukan dengan komputer atau tulis
tangan.
12. Berikut ini transaksi terkait aktivitas pembayaran yang bersumber dari
uang persediaan, kecuali:
a. Pembayaran honorarium kegiatan sebesar Rp 27.500.000,b. Pembayaran pengadaan ATK sebesar Rp 2.750.000,c. Pembayaran kekurangan gaji sebesar Rp 275.000,d. Semua jawaban salah
13. Berikut ini adalah terkait aktivitas pembayaran yang bersumber dari uang
LS Bendahara:
a. Pembayaran honorarium
b. Pembayaran biaya perjalanan dinas
c. Pembayaran uang makan pegawai
d. Semua jawaban benar
14. Bukti

pembayaran/kuitansi

menggunakan

UP

oleh

bendahara

pengeluaran:
a. Sudah diakui sebagai belanja
b. Dibukukan sebagai pengeluaran
c. Mengurangi saldo UP di bendahara
d. Semua jawaban benar.
15. Bukti pembayaran/kuitansi menggunakan UP oleh UAKPA:
a. Belum dianggap sebagai realisasi belanja.
b. Mengurangi saldo kas di bendahara pengeluaran
c. Saldo kas di bendahara pengeluaran tetap
d. Jawaban a dan c benar

23

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Coba cocokkan hasil jawaban saudara dengan kunci jawaban yang
telah disediakan. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus
untuk mengetahui tingkat pemahaman saudara terhadap materi pada
kegiatan belajar ini.
TP = Jumlah Jawaban yang Benar x 100%
Jumlah Keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) saudara dalam memahami materi


yang sudah dipelajari mencapai:
91%

s.d.

100%

Sangat Baik

81%

s.d.

90%

Baik

71%

s.d.

80%

Cukup

61%

s.d.

70%

Kurang

Kurang dari 60%

Sangat Kurang

Bila hasil perhitungan telah mencapai 81% atau lebih, Selamat


Saudara telah menguasai materi dengan baik, silakan kerjakan soal latihan
sebelum melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.

24

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Kegiatan Belajar 2
SISTEM PEMBUKUAN
1. Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2 ini, peserta diklat mampu:
1. Menjelaskan dasar pencatatan transaksi.
2. Menjelaskan dokumen sumber pembukuan.
3. Menjelaskan fungsi dan bentuk Buku Kas Umum.
4. Menjelaskan fungsi, bentuk, dan jenis Buku Pembantu.
2. Uraian dan Contoh
a. Dasar Pencatatan Transaksi
Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai prosedur untuk
mengubah input menjadi output. Suatu sistem merupakan kesatuan yang
terdiri dari input, proses, dan output. Sebelum kita bahas lebih lanjut unsur
sistem pembukuan, kita bahas dulu dasar pencatatan transaksi. Dasar
pencatatan merupakan kaidah-kaidah yang harus dipahami dan ditaati oleh
bendahara

pengeluaran

dalam

melaksanakan

pencatatan

transaksi

keuangan, yang meliputi single entry bookkeeping, basis kas, dan asas bruto.
1) Single Entry Bookkeeping atau pembukuan satu sisi/kameral adalah
suatu teknik pencatatan dimana setiap transaksi hanya mempengaruhi
dan dicatat pada salah satu sisi, yaitu sisi debet untuk transaksi
penerimaan dan sisi kredit untuk transaksi pengeluaran.
Contoh: Transaksi pengeluaran kas akan dicatat di sisi kredit saja,
sebaliknya transaksi penerimaan kas akan dicatat di sisi debet saja.
Single entry bookkeeping berbeda dengan double entry accounting
dimana setiap transaksi akan selalu mempengaruhi kedua sisi, baik debet
maupun kredit. Contoh transaksi penerimaan kas akan dicatat Kas di sisi
debet, dan kreditnya Penjualan/piutang/utang.
Single entry dipilih karena lebih praktis mengerjakannya dan hasilnya
sudah memenuhi kebutuhan informasi bendahara.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

25

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

2) Basis Kas adalah pengakuan dan pencatatan atas transaksi dilakukan


pada saat kas diterima atau dibayarkan oleh Bendahara Pengeluaran.
Contoh: Bendahara Pengeluaran akan mencatat sebagai penerimaan
setelah kasnya diterima dan akan mencatatnya sebagai pengeluaran
setelah kasnya dibayarkan.
Basis kas berbeda dengan basis akrual yang mengakui dan mencatat
transaksi pada saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan saat kas
diterima atau dibayar. Contohnya tagihan telepon bulan Desember yang
belum dibayarkan sampai akhir tahun anggaran, akan dicatat sebagai
utang belanja dalam basis akrual, tetapi menurut basis kas hal tersebut
tidak perlu dicatat karena tidak ada pengeluaran kas.
Basis kas dipilih karena lebih menggambarkan saldo kas sesungguhnya
yang ada di bendahara.
3) Asas

Bruto

adalah suatu

prinsip

yang

tidak

memperkenankan

pencatatan secara netto penerimaan setelah dikurangi pengeluaran atau


tidak

memperkenankan

pencatatan

setelah

kompensasi

antara

penerimaan dengan pengeluaran.


Contoh: Bendahara Pengeluaran akan mencatat realisasi belanja
sebesar jumlah kotor di SPM, bukan jumlah bersih di SP2D.
Asas bruto berbeda dengan asas netto yang memperkenankan
pencatatan penerimaan secara netto setelah dikurangi pengeluaran, atau
mencatat pengeluaran secara netto setelah dikurangi penerimaan.
Asas bruto dipilih karena merupakan asas universal dalam pencatatan
transaksi dan menjamin konsistensi pencatatan suatu transaksi dalam
setiap buku.
b. Dokumen Sumber Pembukuan
Sebagaimana disinggung di muka, suatu sistem terdiri dari input,
proses, dan output. Input atau masukan merupakan bahan baku yang akan
diproses menjadi ouput. Dalam sistem pembukuan bendahara pengeluaran,
inputnya adalah dokumen transaksi keuangan. Di antara berbagai dokumen
terkait transaksi keuangan tidak semuanya harus dibukukan. Dokumen harus
diidentifikasi untuk menentukan apakah suatu dokumen harus dibukukan
atau tidak. Dokumen yang harus dibukukan yang menjadi input dalam sistem

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

26

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

pembukuan kita namakan dokumen sumber. Jadi dokumen sumber atau


bukti transaksi adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi
keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk melakukan
pembukuan.
Sesuai Pasal 4 Ayat (3) Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47
Tahun 2009, pembukuan dilaksanakan atas dasar dokumen sumber
pembukuan bendahara. Dokumen sumber yang menjadi dasar pembukuan
oleh bendahara pengeluaran adalah sebagai berikut:
1) DIPA beserta POK, sebagai bukti pembukuan otorisasi kredit anggaran.
DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal

Perbendaharaan

atas

nama

Menteri

Keuangan

selaku

Bendahara Umum Negara.


POK adalah dokumen yang memuat uraian rencana kegiatan dan biaya
yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan sebagai penjabaran lebih
lanjut dari DIPA.
2) SPM-UP dan SPM-TUP

yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti

pembukuan penerimaan.
SPM UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk
meminta pembayaran uang persediaan kepada KPPN.
SPM TUP adalah dokumen sejenis SPM UP untuk meminta pembayaran
tambahan uang persediaan kepada KPPN.
3) SPM-GUP yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan
penerimaan sekaligus pengesahan.
SPM GUP adalah SPM untuk meminta pembayaran penggantian uang
persediaan kepada KPPN.
4) SPM-GUP Nihil yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan
penerimaan dan pengeluaran sekaligus pengesahan.
SPM GUP Nihil adalah SPM untuk meminta pengesahan atas
penggunaan uang persediaan/TUP kepada KPPN.
5) SPM-LS kepada Pihak ketiga yang telah terbit SP2D-nya, sebagai
bukti pembukuan penerimaan sekaligus pengeluaran.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

27

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

SPM LS Pihak ketiga adalah SPM untuk meminta pembayaran langsung


kepada pihak ketiga/yang berhak.
6) SPM-LS kepada Bendahara Pengeluaran yang telah terbit SP2D-nya,
sebagai bukti pembukuan penerimaan.
SPM LS Bendahara adalah SPM untuk meminta pembayaran langsung
kepada pihak yang berhak yang pembayarannya melalui bendahara.
7) Kwitansi/bukti pembayaran dengan menggunakan UP/TUP, sebagai
bukti pembukuan pengeluaran.
8) Faktur Pajak dan/atau bukti potongan pajak yang dipungut/dipotong
oleh Bendahara Pengeluaran, sebagai bukti pembukuan penerimaan.
9) SSP/SSBP/SSPB yang

sudah memperoleh NTPN sebagai bukti

pembukuan pengeluaran.
10) Bukti penarikan kas dari bank, bukti setor kas ke bank, bukti terima
uang muka perjalanan dinas, bukti terima uang muka oleh BPP, bukti
pengembalian uang muka, sebagai bukti perpindahan/mutasi kas.
Prosedur penatausahaan dokumen sumber pembukuan SPM dan
SP2D di satuan kerja sesuai Pasal 15 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
73 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
(1) Pejabat Pembuat Komitmen menyampaikan SPP berikut kelengkapannya
kepada Pejabat Penanda tangan SPM untuk diuji kebenarannya dan
diterbitkan SPM.
(2) Pejabat Penanda tangan SPM menerbitkan SPM dan menyampaikannya
kepada KPPN untuk diuji kebenarannya dan diterbitkan SP2D.
(3) KPPN menyampaikan SP2D dan SPM yang dinyatakan sah kepada
Kuasa PA c.q. Pejabat Penanda tangan SPM.
(4) Pejabat Penanda tangan SPM menyampaikan SPM yang dinyatakan sah
kepada UAKPA untuk dibukukan.
(5) UAKPA menyampaikan SPM yang dinyatakan sah kepada Bendahara
Pengeluaran untuk dibukukan.
(6) Bendahara Pengeluaran menyampaikan SPM yang dinyatakan sah
kepada Pejabat Penanda tangan SPM sebagai arsip Kuasa PA.
(7) Kuasa PA wajib melaksanakan rekonsiliasi antara pembukuan bendahara
dan pembukuan UAKPA.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

28

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

c. Jenis, Fungsi dan Bentuk Buku


Sesuai Pasal 14 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73
Tahun 2008, Bendahara pengeluaran wajib menyelenggarakan pembukuan
terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran meliputi seluruh transaksi
dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja satuan kerja yang berada di
bawah pengelolaannya. Selanjutnya di Pasal 14 Ayat (2) peraturan yang
sama, disebutkan bahwa dalam rangka menyelenggarakan pembukuan
tersebut, Bendahara pengeluaran wajib menyelenggarakan pembukuan
dalam Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu, dan Buku Pengawasan
Anggaran.
Dalam melakukan pencatatan atas transaksi keuangan, Bendahara
Pengeluaran membutuhkan satu buku yang dapat menampung seluruh
transaksi. Buku ini disebut dengan Buku Kas Umum. Sementara itu, untuk
informasi yang lebih rinci, seperti transaksi kas berdasarkan sumbernya,
transaksi penyimpanan/perpindahan kas maupun transaksi pengurangan
anggaran digunakan buku pembantu.
Buku-buku pembantu yang dibuat disesuaikan dengan detail informasi
yang dibutuhkan. Sesuai Pasal 14 Ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 73 Tahun 2008, PA/Kuasa PA dapat menentukan buku-buku
pembantu di samping Buku Kas Umum. Dalam Perdirjen 47 Tahun 2009,
Pasal 6 Ayat (2), Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran sekurangkurangnya terdiri dari Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP/TUP, Buku
Pembantu LS Bendahara, Buku Pembantu Pajak, dan Buku Pembantu Lainlain. Dalam hal Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran uang muka
kepada BPP dan uang muka perjalanan dinas, maka selain Buku Pembantu
sesuai pasal 6 di atas, bendahara perlu juga membuat Buku Pembantu Uang
Muka BPP dan Buku Pembantu Uang Muka Perjadin.
Berikut ini adalah jenis-jenis buku yang digunakan untuk pencatatan
transaksi keuangan yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran:
1. Buku Kas Umum
2. Buku Pengawasan Anggaran Belanja
3. Buku Pembantu, terdiri dari:
a. Buku pembantu berdasarkan sumber kas/jenis kas, meliputi:
1) Buku Pembantu Uang Persediaan

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

29

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

2) Buku Pembantu LS Bendahara


3) Buku Pungutan/Potongan Pajak
4) Buku Pembantu Lain-lain
b. Buku pembantu berdasarkan penyimpanan/keberadaan kas, meliputi:
1) Buku Pembantu Bank
2) Buku Pembantu Kas Tunai
3) Buku Pembantu BPP
4) Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas
1. Buku Kas Umum
Buku Kas Umum merupakan buku yang digunakan untuk mencatat
semua transaksi keuangan yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran
yang berkaitan dengan belanja negara. Semua transaksi yang berkaitan
dengan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan perubahan kas melalui
bendahara pengeluaran harus dicatat di BKU.
Buku Kas Umum dibuat per DIPA.

Artinya suatu satker yang

memperoleh lebih dari satu DIPA, maka satker tersebut membuat BKU
sebanyak jumlah DIPA yang diterimanya. Hal ini sesuai dengan Pasal 4
Ayat (5) Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2009,
Bendahara yang membukukan lebih dari satu DIPA, pembukuannya
dilaksanakan secara terpisah untuk masing-masing DIPA. Jadi misalnya
suatu

satker

memperoleh

DIPA

Bagian

Anggaran

Kementerian

bersangkutan dan DIPA Bagian Anggaran Lain-Lain, maka bendahara


pengeluaran harus menyiapkan 2 BKU.
BKU mempunyai fungsi untuk mencatat semua penerimaan dan
pengeluaran baik tunai maupun

giral, serta untuk penerimaan dan

pengeluaran yang sifatnya perbaikan atau pembetulan kesalahan


pembukuan. Artinya selain membukukan transaksi keuangan normal
seperti penerimaan dan pengeluaran, BKU juga digunakan untuk
membukukan transaksi yang sifatnya koreksi pembukuan.
BKU menggunakan kolom saldo atau bentuk stafel. Bentuk ini lebih
praktis karena bendahara pengeluaran senantiasa dapat mengetahui
saldo kas yang dikelolanya setiap saat. Dengan bentuk ini, untuk
mengetahui berapa saldo BKU, bendahara pengeluaran tidak perlu lagi

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

30

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

menutup pembukuannya, menjumlah berapa total penerimaan dan


pengeluarannya, baru saldonya diketahui. Bendahara cukup melihat
dikolom paling kanan baris terakhir, maka dengan sendirinya akan terlihat
berapa saldo BKU pada saat itu.
Dengan BKU bentuk stafel ini juga otomatis menggugurkan
kewajiban bendahara untuk melakukan penutupan BKU setiap bulan.
Karena pada hakikatnya penutupan BKU selama ini dilakukan dengan
tujuan mengetahui berapa saldo akhirnya. Sekarang saldo akhir sudah
diketahui dengan sendirinya, sehingga penutupan buku sudah tidak
diperlukan lagi. Dalam pembukuan secara manual, pembukuan berlanjut
dari satu bulan ke bulan berikutnya sampai akhir tahun tanpa diselingi
penutupan sebagaimana berlaku sebelumnya. Penutupan buku hanya
dilakukan pada akhir tahun anggaran, ketika sudah tidak lagi tambahan
transaksi.
Menurut prinsip pengendalian intern atas pengelolaan kas, secara
periodik harus dilakukan pemeriksaan terhadap pemegang kas. Sejalan
dengan itu asas umum penatausahaan kas juga menyebutkan, kuasa
pengguna anggaran melakukan pemeriksaan kas sekurang-kurangnya
satu kali dalam satu bulan. Sebagai bukti telah dilaksanakannya
pemeriksaan, dituangkan dalam berita acara hasil pemeriksaan kas dan
rekonsiliasi. Dalam berita acara ini disajikan saldo akhir BKU dan nomor
terakhir pembukuan bulan bersangkutan sehingga secara tidak langsung
akan mengunci peluang penambahan transaksi maupun nomor bukti
pembukuan. Selain itu berita acara juga menyajikan hasil rekonsiliasi
internal antara saldo uang persediaan menurut pembukuan bendahara
pengeluaran dengan kas di bendahara pengeluaran di UAKPA.
BKU terdiri dari tiga bagian berikut:
Bagian 1: Halaman muka BKU, berisi informasi umum satuan kerja dan
nomor SP DIPA.
Bagian 2: Halaman isi BKU, untuk mencatat transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas, mutasi, dan koreksi pembukuan.
Bagian 3: Halaman terakhir BKU, berisi catatan hasil pemeriksaan kas.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

31

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Bagian 1: Halaman Muka BKU:

BUKU KAS UMUM

Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Revisi ke : 1.
2
3

Tahun Anggaran
KPPN

:(
:(
:(
:(
:
:
:
:
:
:
:

)
)
)
)

1)
2)
3)
4)
5)
6)

7)
8)

9) .,201..
Mengetahui,
Kuasa Pengguna Anggaran,

(
Nip.

'10

Bendahara Pengeluaran,

(
Nip.

'11

Bagian 1 atau halaman pertama Buku Kas Umum digunakan untuk


mencatat informasi umum seperti nama Kuasa Pengguna Anggaran, nama
Bendahara Pengeluaran, data satuan kerja, dan tanggal serta nomor Surat
Pengesahan (SP) DIPA beserta revisinya. Dokumen sumber untuk mengisi BKU
halaman 1 adalah SP DIPA. Petunjuk pengisiannya adalah :
(1)

Diisi kode dan nama departemen/lembaga

(2)

Diisi kode dan nama unit organisasi/eselon I

(3)

Diisi kode dan nama propinsi/kabupaten/kodya

(4)

Diisi kode dan nama satuan kerja

(5)

Diisi tanggal, bulan, dan tahun serta nomor SP DIPA

(6)

Diisi tanggal, bulan, dan tahun serta nomor revisi DIPA (jika ada)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

32

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

(7)

Diisi tahun anggaran

(8)

Diisi kode dan nama KPPN pembayar

(9)

Diisi tempat dan tanggal, bulan serta tahun BKU dibuat

(10) Diisi nama lengkap dan NIP KPA yang ditunjuk


(11) Diisi nama lengkap dan NIP Bendahara Pengeluaran yang ditunjuk.
Sesuai dengan UU tentang Kementerian Negara, nomenklatur Departemen
diubah menjadi Kementerian. Oleh karena itu, dalam pembahasan selanjutnya di
modul ini istilah Departemen diganti Kementerian.

Bagian 2 : Halaman isi BKU :

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

33

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Semua dokumen sumber pembukuan bendahara pengeluaran dapat untuk


mengisi halaman BKU ini. Petunjuk pengisiannya adalah:
Kolom 1 : Diisi tanggal pembukuan (format: bulan-tanggal)
Kolom 2 : Diisi nomor bukti pembukuan bendahara pengeluaran
Kolom 3 : Diisi uraian singkat dari transaksi penerimaan/pengeluaran
Kolom 4 : Diisi jumlah penerimaan yang tercantum dalam dokumen sumber
Kolom 5 : Diisi jumlah pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber
Kolom 6 : Diisi jumlah saldo (saldo sebelumnya + penerimaan pengeluaran)
Sesuai petunjuk pengisian di Perdirjen 47 Tahun 2009, kolom tanggal diisi
dengan tanggal bendahara pengeluaran membukukan dokumen sumber, bukan
tanggal dokumen sumbernya. Tanggal pembukuan dapat sama dengan tanggal
pada dokumen sumber jika pembukuan dilakukan pada tanggal yang sama
dengan tanggal dokumen sumber. Namun demikian jika dokumen diterima
setelah tanggal transaksi maka dengan asumsi bahwa dokumen yang diterima
segera dibukukan maka tanggal pembukuannya sama dengan tanggal
penerimaannya.
Nomor bukti pembukuan berfungsi sebagai identitas dokumen sumber bagi
pembukuan bendahara pengeluaran. Nomor ini akan memudahkan bendahara
pengeluaran ketika harus menelusuri suatu dokumen transaksi. Nomor dibuat
berdasarkan urutan yang diberikan bendahara pengeluaran pada waktu
menatausahakan dokumen sumber dalam BKU dan bersifat unik untuk satu
tahun anggaran.
Uraian diisi dengan penjelasan singkat namun jelas mengenai transaksi.
Misalnya penerimaan kas dari mana sumbernya, pengeluaran kas untuk apa
digunakan. Tidak ada perkiraan standar seperti di akuntansi untuk mengisi kolom
uraian ini.
Selanjutnya kolom debet dan kredit diisi sebesar penerimaan atau
pengeluaran sebagaimana tercantum dalam dokumen sumber. Pengisian kolom
ini mengacu pada asas bruto, yaitu mencatat jumlah kotornya.
Kolom terakhir adalah saldo yang merupakan selisih antara penerimaan
dikurangi pengeluaran. Saldo BKU menunjukkan keseluruhan kas yang ada
dalam pengelolaan bendahara pengeluaran.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

34

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Bagian 3 : Halaman catatan BKU (untuk catatan hasil pemeriksaan kas):

Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi


Pada hari ini...tanggal ..........bulan ....tahun .... kami selaku
Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU
sebesar Rp... dan Nomor Bukti terakhir di BKU Nomor ..
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :
I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran
A. Saldo Kas Bendahara:
1. Saldo BP Kas (Tunai dan Bank)
Rp
2. Saldo BP BPP
Rp
3. Saldo BP UM Perjadin
Rp
4. Jumlah (A1+A2+A3)
Rp
B. Saldo Kas pada huruf A tersebut terdiri dari :
1. Saldo BP UP
Rp.
2. Saldo BP LS Bendahara
Rp.
3. Saldo BP Pajak
Rp.
4. Saldo BP Lain-lain
Rp.
5. Jumlah (B1+B2+B3+B4)
Rp
C. Selisih Pembukuan (A4-B5)
Rp.
II. Hasil Pemeriksaan Kas
A. Kas yang dikuasai Bendahara
1. Uang Tunai di Brankas Bendahara
Rp.
2. Uang di Rekening Bank Bendahara
Rp.
3. Jumlah Kas (A1+A2)
Rp.
B. Selisih Kas antara Buku dengan Fisik (I.A-II.A)
Rp.
III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
A. Pembukuan UP menurut Bendahara Pengeluaran
1. Saldo UP
Rp.
2. Kuitansi UP yang belum di-SP2D-kan
Rp.
3. Jumlah UP dan Kuitansi UP (A1+A2)
Rp.
B. Pembukuan UP menurut UAKPA
Rp.
C. Selisih UP Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A3-B)
Rp.
IV. Penjelasan atas Selisih
1. Selisih Kas (IIB).

2. Selisih Pembukuan (IIIC)..

Yang diperiksa,
Bendahara Pengeluaran,

Kuasa Pengguna Anggaran,

Nama
Nip

Nama
Nip

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

35

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

2. Buku Pengawasan Anggaran Belanja


Bendahara pengeluaran melaksanakan pembayaran menggunakan
uang persediaan yang dikelolanya setelah menguji ketersediaan dana yang
bersangkutan. Oleh karena itu bendahara pengeluaran harus mengetahui
posisi saldo anggaran sebelum memutuskan untuk melakukan pembayaran
belanja Untuk itu Bendahara Pengeluaran harus membuat Buku Pengawasan
Anggaran Belanja.
Bentuk Buku Pengawasan Anggaran Belanja adalah sebagai berikut:

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:(
:(
:(
:(
:
:
:(

)
)
)
)

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Sub Kegiatan

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

:
:
:
:
:

8)
9)
10)
11)
12)

BKPK

Akun

Akun

Akun

Akun

13)
18)
7

14)
19)
8

15)
20)
9

16)
21)
10

17)
22)
11

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

Petunjuk pengisian Buku Pengawasan Anggaran Belanja:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

36

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

(1)

: Diisi kode dan nama departemen.

(2)

: Diisi kode dan nama unit organisasi.

(3)

: Diisi kode dan nama provinsi/kabupaten/kota.

(4)

: Diisi kode dan nama satuan kerja.

(5)

: Diisi tanggal dan nomor SP DIPA.

(6)

: Diisi tahun anggaran.

(7)

: Diisi kode dan nama KPPN.

(8)

: Diisi kode fungsi berkenaan.

(9)

: Diisi kode subfungsi berkenaan.

(10)

: Diisi kode program berkenaan.

(11)

: Diisi kode kegiatan berkenaan.

(12)

: Diisi kode subkegiatan berkenaan.

(13)

: Diisi kode BKPK berkenaan.

(14)

s/d (17) : Diisi kode MA terkait.

(18)

: Diisi pagu BKPK berkenaan.

(19)

s/d (22) : Diisi pagu MA terkait.

Kolom 1 : Diisi bulan dan tanggal pembukuan


Kolom 2 : Diisi nomor bukti pembukuan.
Kolom 3 : Diisi uraian dari transaksi pengeluaran yang dilakukan.
Kolom 4 : Diisi jumlah nominal transaksi.
Kolom 5 : Diisi akumulasi jumlah pembayaran melalui mekanisme UP.
Kolom 6 : Diisi akumulasi jumlah pembayaran melalui mekanisme LS.
Kolom 7 : Diisi sisa pagu BKPK berkenaan berkenaan.
Kolom 8 s/d 11 : Diisi sisa pagu MA terkait.
Kolom 12 : Diisi jumlah pembayaran yang belum di-GU-kan.
Kolom 13 : Diisi jumlah pembayaran yang sudah di-GU-kan.
Sesuai dengan format DIPA Tahun 2011, di bawah kegiatan sudah bukan lagi
sub kegiatan, tetapi output. Oleh karena itu untuk format buku pengawasan
anggaran selanjutnya dalam modul ini akan disesuaikan dari sub kegiatan
menjadi output. Output menjadi patokan dalam penetapan buku pembantu
pengawasan anggaran tidak dilandasi oleh posisinya yang berada di bawah
kegiatan. Namun penetapan output sebagai dasar pembuatan buku karena
dalam basis kinerja, output merupakan kunci. Pergeseran komponen dan sub
komponen sangat dimungkinkan sepanjang tidak mengubah output semula.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

37

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3. Buku Pembantu Uang Persediaan


Uang Persediaan adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang
diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari satuan kerja yang tidak mungkin dilakukan melalui
mekanisme pembayaran langsung.
Buku

Pembantu Uang Persediaan berfungsi untuk mengawasi

penerimaan dan pengeluaran UP. Penerimaan UP berasal dari penerbitan


SP2D UP, TUP, dan GUP. Sedangkan pengeluaran UP digunakan untuk
pembayaran tagihan yang tidak bisa dibayar secara LS. Saldo pada Buku
Pembantu UP menunjukkan jumlah UP yang belum dibelanjakan oleh
Bendahara Pengeluaran.
Buku Pembantu Uang Persediaan berbentuk stafel seperti di bawah ini:

BUKU PEMBANTU ..1)


Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

: 2)
: 3)
: 4)
: 5)
: 6)
: 7)
: 8)

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

38

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Petunjuk pengisian:
(1) : Diisi jenis BP berkenaan.
(2) : Diisi kode dan nama departemen.
(3) : Diisi kode dan nama unit organisasi.
(4) : Diisi kode dan nama provinsi/kabupaten/kota.
(5) : Diisi kode dan nama satuan kerja.
(6) : Diisi tanggal, bulan dan tahun serta nomor SP DIPA.
(7) : Diisi tahun anggaran.
(8) : Diisi kode dan nama KPPN.
Pengisian kolom 1 sampai dengan 6 mengikuti petunjuk pengisian halaman isi
BKU.
4. Buku Pembantu LS Bendahara
Uang LS Bendahara adalah uang yang berasal dari penerbitan SP2D
LS, tetapi pembayarannya melalui Bendahara Pengeluaran. Contohnya
pembayaran uang lembur, uang makan, honorarium, dan perjalanan dinas.
Contoh lainnya adalah pembayaran kekurangan gaji yang pembayarannya
masih dilakukan secara tunai oleh Bendahara Pengeluaran.
Buku Pembantu LS Bendahara digunakan untuk mengawasi uang yang
dikelola oleh Bendahara Pengeluaran yang bersumber dari SP2D LS
Bendahara. Saldo di Buku Pembantu LS Bendahara menunjukkan uang LS
yang belum dibayarkan kepada yang berhak.
Bentuk dan cara pengisian Buku Pembantu LS Bendahara sama dengan Buku
Pembantu UP.
5. Buku Pembantu Bank
Dalam rangka pelaksanaan APBN, Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) melaksanakan pengeluaran negara secara giral. Oleh karena
itu, Bendahara Pengeluaran wajib membuka rekening dinas atas nama
Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja yang bersangkutan.
Buku Pembantu Bank digunakan untuk mencatat transaksi mengenai
perubahan uang pada rekening bank yaitu setiap terjadi transaksi secara giral
antara lain penerimaan SP2D dan penerbitan/penarikan cek. Saldo di Buku

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

39

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Pembantu

Bank

menunjukkan

uang

yang

dikelola

oleh

Bendahara

Pengeluaran yang tersimpan di bank.


Bentuk dan cara pengisian Buku Pembantu Bank sama dengan Buku
Pembantu UP.

6. Buku Pembantu Kas Tunai


Untuk

keperluan

pembayaran

belanja

Bendahara

Pengeluaran

membutuhkan uang tunai. Buku Pembantu Kas Tunai digunakan untuk


mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam bentuk tunai.
Saldo pada Buku Pembantu Kas Tunai menunjukkan jumlah kas tunai yang
tersimpan di brankas.
Bentuk dan cara pengisian Buku Pembantu Kas Tunai sama dengan Buku
Pembantu UP.

7. Buku Pembantu BPP


Dalam melakukan pembayaran atas belanja, Bendahara Pengeluaran
dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP).

Buku

Pembantu BPP digunakan untuk mencatat penyerahan uang muka dari


Bendahara Pengeluaran ke BPP dan pertanggungjawaban dari BPP ke
Bendahara Pengeluaran. Saldo di Buku Pembantu BPP menunjukkan uang
yang

belum

dipertanggungjawabkan

oleh

BPP

kepada

Bendahara

Pengeluaran.
Bentuk dan cara pengisian Buku Pembantu BPP sama dengan Buku
Pembantu UP.
8. Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas
Mekanisme pembayaran biaya perjalanan dinas dilakukan at cost,
artinya

pembayaran

dilakukan

sebesar

pengeluaran

riil

yang

dipertanggungjawabkan setelah perjalanan dinas dilaksanakan. Oleh karena


itu,uang yang diberikan sebelum perjalanan dinas dilaksanakan belum
dianggap sebagai pengeluaran dan oleh karenanya dicatat sebagai uang
muka.
Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan dinas digunakan untuk
memantau pemberian dan pertanggungjawaban uang muka perjalanan dinas.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

40

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Saldo di Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas menunjukkan uang


yang belum dipertanggungjawabkan oleh penerima perjalanan dinas.
Bentuk dan cara pengisian Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas
sama dengan Buku Pembantu UP.

9. Buku Pembantu Pajak


Atas pembayaran belanja dengan menggunakan Uang Persediaan,
Bendahara Pengeluaran wajib memungut/memotong pajak apabila dalam
transaksi

tersebut

ditetapkan

terutang

pajak.

Pajak

yang

telah

dipungut/dipotong wajib disetor ke kas negara. Untuk menatausahakan dan


mempertanggungjawabkan kas atas kewajiban memungut/memotong pajak
dan penyetorannya, Bendahara Pengeluaran menggunakan Buku Pembantu
Pajak.

BUKU PEMBANTU PAJAK


Departemen/Lembaga

: 1)

Unit Organisasi

: 2)

Prop/Kab/Kota

: 3)

Satuan Kerja

: 4)

Tgl dan No.SP DIPA

: 5)

Tahun Anggaran

: 6)

KPPN

: 7)

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet
PPN
4

PPh 21
5

PPh 22
6

PPh 23
7

Kredit

Saldo

10

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

41

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Petunjuk pengisian:
(1)

: Diisi kode dan nama departemen.

(2)

: Diisi kode dan nama unit organisasi.

(3)

: Diisi kode dan nama provinsi/kabupaten/kota.

(4)

: Diisi kode dan nama satuan kerja.

(5)

: Diisi tanggal, bulan dan tahun serta nomor SP DIPA.

(6)

: Diisi tahun anggaran.

(7)

: Diisi kode dan nama KPPN.

Kolom 1 : Diisi bulan dan tanggal pembukuan.


Kolom 2 : Diisi nomor bukti pembukuan.
Kolom 3 : Diisi uraian dari transaksi penerimaan atau pengeluaran.
Kolom 4 : Diisi jumlah pungutan PPN yang diterima.
Kolom 5 : Diisi jumlah pungutan PPh Pasal 21 yang diterima.
Kolom 6 : Diisi jumlah pungutan PPh Pasal 22 yang diterima.
Kolom 7 : Diisi jumlah pungutan PPh Pasal 23 yang diterima.
Kolom 8 : Diisi jumlah pungutan pajak lainnya (jika ada).
Kolom 9 : Diisi jumlah pajak yang telah disetorkan ke Kas Negara.
Kolom 10: Diisi jumlah saldo setelah ditambah penerimaan pajak atau
dikurangi jumlah setoran pajak yang tercantum dalam dokumen sumber.
10. Buku Pembantu Lain-lain
Pada

dasarnya

Bendahara

wajib

membukukan

dan

mempertanggungjawabkan seluruh uang yang diterimanya. Buku Pembantu


Lain-lain ini digunakan untuk menampung kemungkinan terdapat transaksi
keuangan atau penerimaan kas yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
di luar aktivitas atau transaksi yang dicatat dalam buku-buku pembantu di
atas. Contohnya pendapatan jasa giro.
Bentuk dan cara pengisian Buku Pembantu Lain-lain sama dengan Buku
Pembantu UP

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

42

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3. Latihan
a. Jelaskan dasar pencatatan transaksi oleh Bendahara Pengeluaran!
b. Jelaskan dokumen sumber pembukuan Bendahara Pengeluaran.
c. Jelaskan fungsi dan bentuk BKU
d. Jelaskan fungsi dan bentuk Buku Pembantu
e. Jelaskan jenis-jenis buku pembantu
4. Rangkuman
Dasar pencatatan transaksi adalah kaidah yang harus ditaati dalam
melakukan pembukuan. Dasar tersebut meliputi single entry, basis kas, dan
asas bruto
Dokumen sumber adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi
keuangan yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk melakukan
pembukuan. Dokumen sumber tersebut meliputi SPM yang sudah diterbitkan
SP2D-nya, kuitansi pembayaran, faktur/bukti pungut pajak, SSP, SSBP,
SSPB, cek, dan tanda terima persekot.
Buku kas umum merupakan buku yang digunakan untuk mencatat
semua transaksi keuangan yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran yang
berkaitan dengan belanja negara. Sedangkan penjelasan rinci dari Buku Kas
Umum ada di Buku Pembantu.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

43

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

5. Tes Formatif
Bagian a. Soal Benar Salah
1.

B-S

Dasar pencatatan dalam pembukuan bendahara pengeluaran


menggunakan single entry karena lebih mudah dan sesuai
kebutuhan bendahara.

2.

B-S

Di samping itu menggunakan basis akrual karena dapat


menghasilkan informasi yang lebih mencerminkan kondisi yang
sebenarnya.

3.

B-S

Dokumen sumber adalah semua dokumen yang terkait dengan


transaksi keuangan baik yang harus dibukukan maupun tidak.

4.

B-S

Contoh dokumen sumber adalah SPM yang sudah diterbitkan


SP2Dnya.

5.

B-S

Media

yang

digunakan

untuk

mencatat

seluruh

transaksi

keuangan oleh bendahara pengeluaran adalah buku besar.


6.

B-S

Sedangkan media yang digunakan untuk mencatat transaksi


keuangan yang terkait saja adalah buku pembantu.

7.

B-S

Buku Kas Tunai adalah buku pembantu dilihat dari tempat


tersimpannya uang.

8.

B-S

Buku Uang Persediaan adalah buku pembantu dilihat dari sumber


uangnya.

9.

B-S

Buku pengawasan anggaran belanja berguna untuk menguji


ketersediaan pagu anggaran.

10. B-S

Sedangkan buku pembantu lain-lain berguna untuk mencatat


penerimaan maupun pengeluaran lainnya.

Bagian b. Soal pilihan Ganda


1. Berikut ini merupakan dokumen sumber bagi pembukuan Bendahara
Pengeluaran, kecuali:
a. Surat Permintaan Pembayaran
b. Surat Perintah Membayar
c. Surat Perintah Pencairan Dana
d. Surat Setoran Pajak
2. Berikut ini merupakan dokuman sumber pembukuan bagi Bendahara
Pengeluaran:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

44

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

a. Surat Setoran Bukan Pajak


b. Surat Setoran Pengembalian Belanja
c. Kuitansi
d. Semua jawaban benar
3. Berikut ini dasar pencatatan transaksi dalam pembukuan Bendahara
Pengeluaran, kecuali:
a. Single entry bookkeeping
b. Azas bruto
c. Cash basis
d. Cash toward Accrual
4. Berikut ini merupakan implementasi dari single entry:
a. Setiap transaksi akan mempengaruhi satu sisi saja
b. Setiap transaksi akan mempengaruhi dua sisi
c. Pembayaran tunai akan dicatat di sisi kredit BKU.
d. Jawaban a dan c benar
5. Berikut ini adalah pernyataan yang tepat mengenai BKU, kecuali:
a. BKU adalah buku yang wajib dikerjakan dalam

pembukuan

bendahara pengeluaran
b. BKU terdiri dari tiga bagian, bagian ketiga digunakan untuk catatan
hasil pemeriksaan kas
c. BKU mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam satuan
kerja terkait pelaksanaan APBN
d. Semua jawaban di atas salah
6. Transaksi berikut ini harus dicatat dalam Buku Kas Umum:
a. Menerima SP2D.
b. Menyalurkan dana kepada BPP.
c. Memungut pajak.
d. Semua jawaban benar.
7. Transaksi berikut ini mempengaruhi Buku Pembantu Bank, kecuali:
a. Menerima SP2D UP
b. Menerima SP2D GUP
c. Menerima SP2D LS
d. Mengambil uang dari bank
8. Berikut ini merupakan fungsi Buku Pembantu:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

45

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

a. Mengetahui saldo kas tunai di Bendahara Pengeluaran


b. Mengetahui saldo kas yang tersimpan di rekening bank Bendahara
Pengeluaran
c. Mengetahui saldo UP yang belum digunakan oleh Bendahara
Pengeluaran
d. Semua jawaban di atas benar
9. Transaksi berikut ini harus dicatat dalam Buku Pembantu UP, kecuali:
a. Menerima SP2D UP.
b. Membayar tunai menggunakan dana UP.
c. Menerima SP2D GUP.
d. Membayar tunai menggunakan dana LS.
10. Transaksi berikut ini harus dicatat dalam Buku Pembantu Kas Tunai,
kecuali:
a. Pembayaran tunai oleh Bendahara Pengeluaran.
b. Penyaluran dana secara tunai kepada BPP.
c. Pembayaran tunai oleh BPP.
d. Memungut pajak secara tunai.
11. Berikut ini adalah fungsi Buku Pengawasan Anggaran Belanja:
a. Menguji ketersediaan dana.
b. Mencatat realisasi belanja.
c. Mencatat pengesahan belanja dari KPPN.
d. Semua jawaban benar.
12. Penerimaan jasa giro akan dicatat oleh bendahara pengeluaran di:
a. Buku Kas Umum
b. Buku Pembantu UP
c. Buku Pembantu Lain-lain
d. Jawaban a dan c benar
13. Berikut ini adalah fungsi dari Buku Pembantu Kas Tunai, kecuali:
a. Mencatat pembayaran tunai
b. Mencatat pembayaran tunai oleh BPP
c. Mencatat penerimaan pajak
d. Mencatat penyetoran tunai sisa TUP.
14. Berikut ini adalah fungsi Buku Pembantu UP, kecuali:
a. Mencatat pembayaran gaji

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

46

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

b. Mencatat pembayaran honor


c. Mencatat pembayaran pengadaan ATK
d. Mencatat pembayaran perjalanan dinas
15. Berikut ini adalah fungsi buku pengawasan anggaran belanja:
a. Mencatat pembayaran tunai menggunakan dana UP
b. Mencatat pembayaran tunai menggunakan dana LS Bendahara
c. Mencatat penerbitan SPM
d. Semua jawaban benar.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

47

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Coba cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang
telah disediakan. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus
untuk mengetahui tingkat pemahaman Saudara terhadap materi pada
kegiatan belajar ini.
TP = Jumlah Jawaban yang Benar x 100%
Jumlah Keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) Saudara dalam memahami materi


yang sudah dipelajari mencapai:
91%

s.d.

100%

Sangat Baik

81%

s.d.

90%

Baik

71%

s.d.

80%

Cukup

61%

s.d.

70%

Kurang

Kurang dari 60%

Sangat Kurang

Bila hasil perhitungan telah mencapai 81% atau lebih, Selamat.


Saudara telah menguasai materi dengan baik, silakan kerjakan soal latihan
sebelum melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

48

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Kegiatan Belajar 3
TATA CARA PEMBUKUAN
1. Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 ini, peserta diklat mampu:
1. Menjelaskan tata cara pembukuan DIPA beserta POK.
2. Menjelaskan tata cara pembukuan menerima SP2D UP/TUP.
3. Menjelaskan tata cara pembukuan mengambil uang ke bank.
4. Menjelaskan tata cara pembukuan membayar tunai belanja dari UP.
5. Menjelaskan tata cara pembukuan memungut pajak.
6. Menjelaskan tata cara pembukuan menyetorkan pajak.
7. Menjelaskan tata cara pembukuan membayar belanja melalui bank.
8. Menjelaskan tata cara pembukuan menerima SP2D GUP.
9. Menjelaskan tata cara pembukuan menerima SP2D GUP-Nihil.
10. Menjelaskan tata cara pembukuan menyetorkan sisa TUP.
11. Menjelaskan tata cara pembukuan menerima SP2D LS Pihak Ketiga.
12. Menjelaskan tata cara pembukuan menerima SP2D LS Bendahara.
13. Menjelaskan tata cara pembukuan membayar tunai dari LS Bendahara.
14. Menjelaskan tata cara pembukuan menyetorkan sisa LS Bendahara.
15. Menjelaskan tata cara pembukuan pendapatan lain-lain.
16. Menjelaskan tata cara pembukuan pembayaran administrasi bank.
17. Menjelaskan tata cara pembukuan koreksi kesalahan.

2. Uraian dan Contoh


a. Nomor dan Tanggal Pembukuan
Sebelum melaksanakan pembukuan, Bendahara terlebih dahulu harus
membubuhi nomor dan tanggal pada dokumen sumber pembukuan. Nomor
dimaksud selanjutnya dicatat dikolom Nomor Bukti pada BKU dan buku
pembantu. Nomor ini berfungsi sebagai identitas dokumen sumber bagi
pembukuan bendahara. Nomor ini akan memudahkan bendahara ketika harus
menelusuri suatu dokumen transaksi. Nomor dibuat berdasarkan urutan yang

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

49

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

diberikan bendahara pengeluaran pada waktu menatausahakan dokumen


sumber dalam BKU dan bersifat unik untuk satu tahun anggaran. Selain
dibubuhi nomor dan tanggal pembukuan, di dokumen sumber juga dapat
dibubuhi kode mata anggaran guna memudahkan pengawasan anggaran dan
penyusunan SPTB.
Setelah dibubuhi nomor pembukuan, kemudian dokumen sumber
dibukukan. Pembukuan di BKU dan buku pembantu dimulai dari kolom
tanggal. Sesuai petunjuk pengisian di Perdirjen 47 Tahun 2009, kolom tanggal
ini diisi dengan tanggal bendahara pengeluaran membukukan dokumen
sumber, bukan tanggal dokumen sumbernya. Tanggal pembukuan dapat
sama dengan tanggal pada dokumen sumber jika pembukuan dilakukan pada
tanggal yang sama dengan tanggal transaksi. Namun demikian, bendahara
dimungkinkan menerima dokumen sumber berupa SP2D yang sah dan LPJBPP setelah tanggal transaksi, terhadap dokumen sumber dimaksud
penomoran dan penanggalannya dilakukan sebagai berikut:
1. SPM yang dinyatakan sah yang diterima dari KPPN, diberi tanggal
berdasarkan waktu penerimaannya dengan penomoran secara
berurutan.
2. LPJ-BPP yang diterima dari BPP, diberi tanggal berdasarkan tanggal
waktu penerimaannya dengan penomoran secara berurutan.
3. Khusus untuk SPM dan LPJ-BPP akhir tahun anggaran, diberi tanggal 31
Desember dengan penomoran mengikuti urutannya.
Dengan asumsi bahwa dokumen yang diterima segera dibukukan maka
tanggal pembukuannya sama dengan tanggal penerimaannya.
b. Prosedur Pembukuan
Sebagaimana pengertian pembukuan di awal kegiatan belajar,
pembukuan merupakan kegiatan pencatatan dokumen sumber dalam suatu
media yaitu BKU dan buku-buku pembantu. Dijelaskan juga bahwa untuk
pembukuan yang masih dilaksanakan secara manual medianya berupa
formulir BKU dan buku-buku pembantu yang telah tercetak. Lain halnya jika
pembukuan dilakukan secara komputerisasi maka medianya adalah kertas
kerja pada layar monitor komputer.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

50

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Prosedur pembukuan adalah urutan pencatatan dokumen sumber suatu


transaksi dalam BKU dan buku-buku pembantu. Sesuai Pasal 16 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 73 Tahun 2008, bahwa setiap transaksi penerimaan
dan pengeluaran harus segera dicatat dalam Buku Kas Umum sebelum
dibukukan dalam buku-buku pembantu. Sedangkan Pasal 4 Ayat (4)
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2009, menyatakan bahwa
pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara harus dimulai dari Buku Kas
Umum, selanjutnya pada buku-buku pembantu.
Dari kedua peraturan di atas prosedur pembukuan suatu transaksi
dimulai dari Buku Kas Umum dilanjutkan ke buku-buku pembantu. Jadi ketika
ada suatu transaksi, setelah dilakukan identifikasi dokumen sumber dan
analisis transaksi, yang harus dilakukan oleh bendahara adalah mencatatnya
di BKU. Setelah dibukukan di BKU, barulah dokumen sumber tersebut
dibukukan di buku-buku pembantu yang terkait. Buku pembantu yang terkait
adalah buku pembantu yang ada kaitannya dengan transaksi yang sedang
dibukukan. Misalkan buku pembantu yang terkait dengan penyetoran pajak
adalah buku pembantu kas tunai dan buku pembantu pajak, maka prosedur
pembukuannya setelah BKU adalah buku pembantu kas tunai dan buku
pembantu pajak.
Prosedur pembukuan akan tampak nyata ketika pembukuan masih
dilaksanakan secara manual atau menggunakan komputer namun sebatas
sebagai mesin ketik. Setiap dokumen sumber harus dicatat berkali-kali,
dimulai dari pencatatan BKU, kemudian berlanjut ke buku-buku pembantu.
Namun prosedur pembukuan ini tidak nampak ketika pembukuan dilakukan
menggunakan program/aplikasi. Dalam pembukuan yang telah terprogram
memakai

aplikasi

pembukuan,

bendahara

pengeluaran

cukup

sekali

menginput dokumen sumber ke dalam aplikasi, sedangkan distribusi


pencatatannya ke BKU dan buku-buku pembantu dikerjakan oleh program.
Untuk memperoleh pemahana yang utuh, maka uraian dalam modul ini
menggunakan pendekatan pembukuan secara manual. Dengan memahami
prosedur pembukuan manualnya, maka ketika pelaksanaan pembukuan di
lapangan dilakukan secara manual maupun menggunakan aplikasi tidak
menimbulkan masalah bagi bendahara. Pemahaman prosedur manual akan
memudahkan pekerjaan bendahara ketika pembukuan dilakukan secara

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

51

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

manual. Ketika pembukuan sudah dilakukan menggunakan aplikasi, maka


pemahaman prosedur manual akan membantu bendahara menganalisis
kebenaran keluaran dari aplikasi. Selain itu pemahaman prosedur manual
akan membantu memecahkan masalah ketika terjadi kesalahan pada aplikasi.

c. Tata Cara Pembukuan


Sesuai

pengertian

pembukuan,

pembukuan

dimulai

dengan

mengidentifikasi dokumen sumber untuk memastikan apakah suatu transaksi


harus dibukukan. Ukuran suatu transaksi harus dibukukan atau tidak mengacu
pada dokumen sumber pembukuan bendahara pengeluaran dikegiatan belajar
2. Jika berdasarkan identifikasi, dokumen tersebut harus dibukukan, langkah
selanjutnya adalah menganalisis transaksi, yaitu menentukan harus dibukukan
di buku apa saja dokumen sumber tersebut. Setelah diketahui harus
dibukukan di mana saja, langkah berikutnya barulah melakukan pencatatan di
BKU dan buku-buku pembantu terkait sesuai prosedur pembukuan.
Sesuai Pasal 4 Ayat (4) Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47
Tahun 2009, menyatakan bahwa pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara
harus dimulai dari Buku Kas Umum, selanjutnya pada buku-buku pembantu.
Ini artinya setiap transaksi harus dibukukan di BKU. Setiap transaksi baik
yang mempengaruhi maupun tidak mempengaruhi saldo BKU, harus
dibukukan di BKU. Atau dengan kata lain tidak akan terjadi pembukuan di
buku pembantu tanpa terlebih dahulu dibukukan di BKU. Tidak dibenarkan
ada pembukuan di buku pembantu tanpa dibukukan di BKU. Berdasarkan
pengertian di atas dan sistem pembukuan single entry maka dapat
disimpulkan prinsip pembukuan di BKU sebagai berikut:
1. Di Debet jika menambah saldo BKU.
2. Di Kredit jika mengurangi saldo BKU.
3. Di Debet dan Kredit jika tidak menambah maupun mengurangi saldo
BKU.
Contoh transaksi yang menambah saldo BKU misalnya penerimaan kas, maka
pembukuannya Debet di BKU. Transaksi yang mengurangi saldo BKU
misalnya pembayaran tunai, maka pembukuannya Kredit di BKU. Sedangkan
transaksi yang tidak mempengaruhi saldo BKU misalnya penarikan uang di

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

52

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

bank, pembukuannya Debet dan Kredit di BKU. Sebagai catatan bahwa saldo
BKU menunjukkan saldo kas yang ada di bendahara.
Berbeda dengan pembukuan di BKU, dimana setiap transaksi
dibukukan di BKU, pembukuan di buku pembantu sifatnya selektif, artinya
suatu buku pembantu tertentu hanya membukukan transaksi yang berkaitan
dengan buku pembantu tersebut saja. Oleh karena itu prinsip pembukuan di
buku pembantu juga berbeda dengan prinsip pembukuan BKU. Berdasarkan
pengertian di atas dan sistem pembukuan single entry, maka dapat
disimpulkan prinsip pembukuan di buku pembantu sebagai berikut:
1. Di Debet jika menambah saldo Buku Pembantu tersebut.
2. Di Kredit jika mengurangi saldo Buku Pembantu tersebut.
3. Tidak dibukukan jika tidak mempengaruhi saldo Buku Pembantu
tersebut.
Sebagai contoh, transaksi pencairan SP2D UP pengaruhnya menambah saldo
bank sehingga dibukukan Debet di buku pembantu bank. Karena tidak
mempengaruhi saldokas tunai, maka transaksi tersebut tidak perlu dibukukan
di buku pembantu kas tunai. Demikian pula sebaliknya, pembayaran secara
tunai hanya akan dicatat di buku pembantu kas tunai karena hanya
mempengaruhi saldo kas tunai dan tidak perlu dicatat di buku pembantu bank
karena tidak mempengaruhi saldo bank. Jadi dalam buku pembantu hanya
transaksi yang mempengaruhi buku tersebut saja yang dibukukan.
Untuk pembukuan pertanggungjawaban penggunaan uang muka,
meskipun secara langsung tidak mempengaruhi buku pembantu bendahara,
namun tetap dibukukan oleh bendahara. Hal ini karena meskipun transaksi
pembayaran dari uang muka tidak dilakukan oleh bendahara, namun pada
hakikatnya sebenarnya secara tidak langsung dilakukan oleh bendahara
karena sumber uangnya berasal dari bendahara.
Untuk mempermudah pemahaman, pembahasan tata cara pembukuan
bendahara pengeluaran akan mengikuti siklus uang persediaan. Dimulai dari
diterimanya DIPA, menerima SP2D UP, mengambil uang ke bank, melakukan
pembayaran tunai, memungut dan menyetorkan pajak, sampai menerima
SP2D GUP. Selain itu karena bendahara membukukan seluruh transaksi
maka dibahas juga tata cara pembukuan menerima SP2D LS. Penyajian tata

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

53

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

cara pembukuan mengikuti pengertian pembukuan yaitu dokumen sumber,


analisis transaksi, serta pembukuannya di BKU dan buku pembantu.
1) Pembukuan DIPA dan POK
DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan

atau

Kepala

Kantor

Wilayah

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum


Negara. Pagu DIPA yang telah disahkan oleh Ditjen Perbendaharaan
merupakan batas tertinggi pengeluaran yang dapat dilakukan oleh suatu
satker.

Bendahara

bendahara

untuk

berkepentingan
melakukan

terhadap

pengujian

DIPA

terkait

ketersediaan

kewajiban

dana

sebelum

pembayaran dapat dilakukan.


Pembukuan DIPA oleh bendahara berguna untuk mengawasi saldo kredit
anggaran yang tersedia, sehingga pembayaran yang dilakukan tidak
melampaui pagu anggaran yang tersedia. Karena format DIPA mulai tahun
2011 hanya menguraikan sampai jenis belanja, sedangkan rincian lebih detil
per komponen dan akun terdapat dalam POK, maka dokumen sumber
pembukuan DIPA adalah DIPA beserta POK. Pagu DIPA dicatat di BKU,
sedangkan rincian POK dicatat dalam buku pengawasan anggaran belanja.
Sesuai prinsip pembukuan di BKU, karena DIPA tidak mempengaruhi kas
bendahara, maka pembukuannya Debet/Kredit di BKU. POK dibukukan di
buku pengawasan anggaran belanja per kelompok akun (4 digit pertama
akun) per output. Contohnya ketika dalam suatu output terdapat dua
kelompok akun, maka harus dibuat dua buku pengawasan anggaran belanja.
Dokumen

: DIPA dan POK

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena DIPA tidak mempengaruhi saldo BKU, maka di


Debet/Kredit di BKU.
- Sebagai pengawasan saldo kredit anggaran, POK
dibukukan di BP Pengawasan Anggaran Belanja (PAB)
per klasifikasi belanja/kelompok akun/BKPK per Output.

Pembukuan : BKU (D/K), dan BP PAB (D).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

54

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

2) Pembukuan Menerima SP2D UP/TUP


SP2D UP adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM. SP2D UP merupakan dokumen sumber yang berfungsi
sebagai bukti penyediaan UP kepada KPA melalui bendahara pengeluaran.
SP2D TUP merupakan dokumen sumber yang berfungsi sebagai bukti
penyediaan tambahan UP dari KPPN kepada KPA melalui bendahara
pengeluaran. Perbedaan antara UP dan TUP adalah UP pada umumnya
diajukan setelah DIPA diterima, jumlahnya berdasarkan formula yang
ditetapkan dalam Perdirjen Perbendaharaan, dan sifatnya revolving selama
satu tahun anggaran, sedangkan TUP dapat diajukan untuk keperluan yang
sangat mendesak, jumlahnya berdasarkan kebutuhan dengan persetujuan
sesuai Perdirjen Perbendaharaan, jika tidak habis dalam satu bulan sisa TUP
harus dikembalikan.
Tidak ada perbedaan pembukuan antara UP dan TUP. Karena keduanya
menambah saldo bendahara maka di Debet di BKU. Pembukuan di buku
pembantunya, dari sisi tempat tersimpannya uang, UP dan TUP diterima
melalui bank sehingga menambah saldo bank dan dicatat Debet di buku
pembantu

bank.

Dari

sisi

sumber

dananya,

UP

dan

TUP

dapat

dikelompokkan sebagai uang muka dari KPPN sehingga dicatat di buku


pembantu UP.
Sesuai asas bruto, maka yang dicatat adalam jumlah brutonya dalam SPM.
Dimungkinkan jumlah SP2D UP berbeda dengan jumlah SPM UP jika pada
saat pengajuan SPM UP ke KPPN masih terdapat sisa UP yang belum
dikembalikan.
Dokumen

: SPM dan SP2D UP/TUP

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena SP2D UP/TUP menambah saldo BKU, maka di


Debet di BKU.
- Karena menambah saldo Bank, di Debet di BP Bank.
- Karena menambah saldo UP, di Debet di BP UP.

Pembukuan : BKU (D), BP Bank (D), dan BP UP (D).


Sering terdapat pertanyaan, berapakah besaran UP yang ideal?

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

55

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3) Pembukuan Mengambil Uang dari Bank


Untuk keperluan pembayaran secara tunai, bendahara diperkenankan
menyimpan sebagian UP nya dalam brankas. Pengambilan uang dari bank
sebenarnya hanya mutasi tempat tersimpannya uang bendahara dari bank ke
brankas, sehingga tidak mempengaruhi saldo kas bendahara secara
keseluruhan. Yang berubah hanya tempat tersimpannya uang, saldo uang di
bank berkurang, kebalikannya saldo kas tunai bertambah. Karena tidak
mempengaruhi saldo kas bendahara, maka pembukuan di BKU Debet/Kredit.
Karena menambah saldo kas tunai, Debit di buku pembantu kas tunai.
Karena mengurangi saldo bank, kredit di buku pembantu bank.
Dokumen

: Cek

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena pengambilan uang tidak mempengaruhi saldo


BKU, maka di Debet/Kredit di BKU.
- Karena menambah saldo kas tunai, di Debet di BP Kas
Tunai.
- Karena mengurangi saldo bank, di Kredit di BP Bank.

Pembukuan : BKU (D/K), BP Kas Tunai (D), BP Bank (K).


Sering terdapat pertanyaan berapa maksimal uang persediaan yang boleh
disimpan di brankas?
4) Pembukuan Membayar Belanja dengan UP secara Tunai
Pembayaran menggunakan UP pada umumnya dilakukan setelah kewajiban
pihak yang akan dibayar telah dilaksanakan, yaitu menyerahkan barang/jasa.
Setelah barang diterima dengan cukup, PPK mengajukan permintaan
pembayarannya kepada bendahara. Selanjutnya bendahara wajib menguji
kelengkapan dokumen, menguji kebenaran perhitungan, dan menguji
ketersediaan dananya. Jika berdasarkan pengujian tersebut dinyatakan
tagihan memenuhi persyaratan, bendahara melakukan pembayaran sebesar
nilai yang tercantum dalam kuitansi (jumlah kotor termasuk pajak). Jika
sesuai ketentuan transaksi tersebut harus dikenakan pajak, maka selaku
wajib pungut bendahara harus memungut pajaknya pada saat pembayaran

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

56

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

dilakukan. Sesuai Perdirjen 11/2011, pembayaran kepada satu penerima


maksimal Rp 20 juta, kecuali pembayaran honor dan perjalanan dinas.
Pengaruh pembayaran belanja secara tunai adalah mengurangi saldo kas
bendahara, sehingga dibukukan Kredit di BKU. Karena pembayarannya
dilakukansecara tunai maka pengaruhnya mengurangi saldo kas tunai dan
dibukukan Kredit di buku pembantu kas tunai. Jika pembayarannya termasuk
belanja maka berpengaruh pada sumber dana yang digunakan untuk
membayarnya yaitu mengurangi saldo UP, sehingga dibukukan Kredit di
buku pembantu UP. Karena pengeluaran belanja sudah membebani mata
anggaran, maka berpengaruh juga di buku pengawasan anggaran belanja
sebagai

pengurang

kredit

anggaran

belanja

mata

anggaran

yang

bersangkutan.
Dokumen

: Kuitansi/bukti pembayaran

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena pembayaran belanja mengurangi saldo BKU,


maka di Kredit di BKU.
- Karena mengurangi saldo kas tunai, di Kredit di BP Kas
Tunai.
- Karena mengurangi saldo UP, di Kredit di BP UP.
- Karena mengurangi saldo pagu anggaran, di Kredit di
BP PAB.

Pembukuan

: BKU (K), BP Kas Tunai (K), BP UP (K), dan BP PAB (K).

5) Pembukuan Memungut Pajak secara Tunai


Sesuai asas bruto jumlah yang tercantum dalam kuitansi pembayaran adalah
jumlah kotor termasuk pajak. Setelah dibayarkan haknya penerima
pembayaran, selaku wajib pungut, bendahara pengeluaran wajib memungut
pajak atas setiap pembayaran yang telah memenuhi ketentuan perpajakan.
Pajak yang terkait dengan pembayaran oleh bendahara pengeluaran
biasanya adalah PPN, PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23, dan PPh
final. Penerimaan pungutan pajak berpengaruh menambah saldo kas
bendahara sehingga dibukukan Debit di BKU. Pada umumnya pungutan
pajak diterima secara tunai sehingga menambah salso kas tunai dan
dibukukan di buku pembantu kas tunai. Dilihat dari sumbernya, uang yang

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

57

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

diterima oleh bendahara berasal dari penerimaan pajak, pengaruhnya


menambah saldo pajak sehingga dibukukan Debet di buku pembantu pajak.
Dokumen

: Faktur Pajak dan/atau Bukti Potong

Sumber
Analisis

: - Karena pungutan pajak menambah saldo BKU, maka di

Transaksi

Debit di BKU.
- Karena menambah saldo kas tunai, di Debit di BP Kas
Tunai.
- Karena menambah saldo pajak, di Debit di BP Pajak.

Pembukuan

: BKU (D), BP Kas Tunai (D), dan BP Pajak (D).

6) Pembukuan Menyetor Pajak secara Tunai


Selain memungut, kewajiban bendahara sebagai wajib pungut adalah
menyetorkan pajak-pajak yang telah dipungutnya. Setelah dipungut pajakpajak tersebut harus disetorkan sesuai ketentuan batas waktu penyetoran.
Bendahara pengeluaran harus memperhatikan batas-batas waktu penyetoran
pajak, karena antar jenis pajak berbeda masa penyetorannya. Ada yang
harus disetorkan pada hari transaksi/pembayaran, namun ada juga yang bisa
disetorkan

sampai

bulan

berikutnya.

Penyetoran

pajak

berpengaruh

mengurangi saldo kas bendahara sehingga dibukukan Kredit di BKU. Selain


itu jika penyetoran pajaknya dilakukan secara tunai maka akan mengurangi
saldo kas tunai sehingga dibukukan Kredit di buku pembantu kas tunai.
Penyetoran pajak berpengaruh mengurangi saldo pajak di bendahara,
sehingga dibukukan Kredit di buku pembantu pajak.
Dokumen

: SSP (Surat Setoran Pajak)

Sumber
: - Karena penyetoran pajak mengurangi saldo BKU, maka
Analisis
Transaksi

di Kredit di BKU.
- Karena mengurangi saldo kas tunai, di Kredit di BP Kas
Tunai.
- Karena mengurangi saldo pajak, di Kredit di BP Pajak.

Pembukuan

: BKU (K), BP Kas Tunai (K), dan BP Pajak (K)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

58

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

7) Pembukuan Membayar dengan UP melalui Bank


Di samping pembayaran secara tunai, bendahara dapat melakukan
pembayaran melalui pemotongan rekening bendahara di bank. Bendahara
juga dapat menerbitkan cek atas nama rekanan sebagai pengganti
pembayaran secara tunai. jika hal ini dilakukan pengaruhnya akan
mengurangi saldo kas bendahara, sehingga dibukukan Kredit di BKU. Karena
yang berkurang adalah saldo kas di bank, maka Kredit di buku pembantu
bank. Jika pembayaran yang dilakukan termasuk kategori belanja menurut
bendahara dan sumber dananya berasal dari UP, maka Kredit di buku
pembantu UP. Jika termasuk pembayaran belanja, yang otomatis sudah
membebani mata anggaran maka pengaruhnya akan mengurangi saldo
kredit anggaran mata anggaran yang bersangkutan. Jangan lupa jika
pembayaran

belanja

dari

UP

melalui

bank

perhatikan

ketentuan

perpajakannya.
Dokumen

: Kuitansi/bukti pembayaran

Analisis

: - Karena pembayaran belanja mengurangi saldo BKU,

Transaksi

maka di Kredit di BKU.


- Karena mengurangi saldo kas di bank, di Kredit di BP
Bank.
- Karena mengurangi UP, di Kredit di BP UP.
- Karena mengurangi saldo pagu anggaran, di Kredit di
BP PAB.

Pembukuan : BKU (K), BP Bank (K), BP UP (K), dan BP PAB (K).

8) Pembukuan Menerima SP2D GUP


SP2D GUP adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM sebagai penggantian atas pengeluaran UP oleh
bendahara pengeluaran. Dalam pengelolaan UP oleh bendahara,

SP2D

GUP merupakan dokumen sumber yang berfungsi ganda, pertama mengisi


kembali UP (revolving). Dengan diterbitkannya SP2D GUP maka rekening
bendahara pengeluaran akan terisi kembali sebesar UP yang telah
dibelanjakan. Selain itu, SP2D GUP berfungsi mengesahkan pengeluaran UP
oleh bendahara menjadi belanja negara. Sesuai paragraf 32 PSAP 02

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

59

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

tentang Laporan Realisasi Anggaran, pengakuan belanja melalui bendahara


pengeluaran adalah pada saat pertanggungjawabannya disahkan oleh
KPPN. Sesuai asas bruto yang dibukukan adalah jumlah brutonya di SPM,
karena dimungkinkan perbedaan nilai di SPM dan SP2D. Ini terjadi jika dalam
SPM GUP ada potongan pengembalian UP, mungkin karena alasan UP yang
diambil terlalu besar sehingga susah menghabiskannya.
Penerimaan pencairan SP2D GUP akan berpengaruh menambah saldo kas
bendahara, sehingga dibukukan Debet di BKU. Selain itu SP2D GUP akan
menambah saldo bank, sehingga dibukukan Debet di buku pembantu bank.
Penerimaan

pencairan

SP2D

GUP

juga

akan

menghidupkan

kembali/menambah saldo UP, sehingga dibukukan Debet di buku pembantu


UP. Selain itu, sesuai fungsi kedua dari SP2D GUP, yaitu mengesahkan
belanja menurut bendahara menjadi belanja negara menurut UAKPA, maka
dicatat sebagai pengesahan di buku pengawasan anggaran belanja.
Dokumen

: SPM dan SP2D GUP

Analisis

: - Karena SP2D GUP menambah saldo BKU, maka di

Transaksi

Debet di BKU.
- Karena menambah saldo Bank, di Debet di BP Bank.
- Karena menambah saldo UP, di Debet di BP UP.
- Karena mengesahkan belanja, di Sahkan di BP PAB.

Pembukuan : BKU (D), BP Bank (D), BP UP (D), dan BP PAB


(Disahkan).

9) Pembukuan Menerima SP2D GUP Nihil


Berbeda dengan SP2D GUP (isi) yang berfungsi ganda, SP2D GUP Nihil
merupakan dokumen sumber yang hanya mempunyai satu fungsi, yaitu
mengesahkan belanja menggunakan UP/TUP. Umumnya SP2D GUP Nihil
berkaitan dengan TUP. Sesuai ketentuan, atas TUP yang diterimanya satker
harus mempertanggungjawabkan pengeluarannya dalam bentuk SPM GUP
Nihil, dan menyetorkan sisa TUP yang tidak digunakan. Namun demikian ada
juga SP2D GUP Nihil yang sumbernya dari UP, hal ini umumnya terjadi pada
akhir tahun anggaran.
Dokumen sumber pembukuan SP2D GUP Nihil adalah SPM beserta SP2D
GUP Nihil. Mengapa SPM? pertama sesuai asas bruto, yang dibukukan

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

60

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

adalah jumlah yang tercantum di SPM, yang kedua sesuai dengan namanya
SP2D GUP Nihil tidak ada nilainya (nihil). Penerimaan SP2D GUP Nihil tidak
akan mempengaruhi saldo kas bendahara, sehingga dibukukan Debet/kredit
di BKU. Karena tidak terjadi penerimaan kas,maka tidak mempengaruhi buku
pembantu bank dan UP. Sesuai dengan fungsinya, SP2D GUP Nihil
merupakan pengesahan belanja UP/TUP melalui bendahara, sehingga
dibukukan di buku pengawasan anggaran belanja kolom disahkan.
Dokumen

: SPM dan SP2D GUP Nihil

Sumber
: - Karena SP2D GUP Nihil tidak mempengaruhi saldo
Analisis
Transaksi

BKU, maka di Debet/Kredit di BKU.


- Karena mengesahkan belanja, di Sahkan di BP PAB.

Pembukuan : BKU (D/K), dan BP PAB (Disahkan).

10) Pembukuan Menyetorkan Sisa UP/TUP secara Tunai


Sesuai dengan persyaratan pengajuan TUP, bendahara pengeluaran harus
menyetorkan sisa TUP yang tidak habis digunakan dalam jangka waktu 1
bulan. Sedangkan penyetoran sisa UP biasanya dilakukan di akhir tahun
anggaran. Penyetoran sisa UP/TUP ini dilakukan menggunakan formulir
SSBP pada bank persepsi dengan menggunakan mata anggaran 815111
(penerimaan kembali UP RM). Setoran ini dianggap sah jika memperoleh
NTPN (Nomor transaksi penerimaan negara) dan NTB (nomor transaksi
bank) dari MPN (modul penerimaan negara). Keabsahan setoran ini sangat
penting bagi satker,

setoran yang tidak sah akan nampak dan

mengakibatkan perbedaan antara Neraca satker dengan Neraca KPPN pada


saat rekonsiliasi.
Penyetoran sisa UP/TUP ini akan berpengaruh mengurangi saldo kas
bendahara, sehingga dibukukan Kredit di BKU. Jika setoran dilakukan secara
tunai maka pengaruhnya akan mengurangi saldo kas tunai dan dibukukan
Kredit di buku pembantu kas tunai. Karena yang disetorkan merupakan dana
yang bersumber dari UP/TUP, maka berpengaruh mengurangi saldo UP dan
dibukukan Kredit di buku pembantu UP.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

61

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Dokumen

: SSBP/Surat Setoran Bukan Pajak

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena penyetoran sisa UP/TUP mengurangi saldo


BKU, maka di Kredit di BKU.
- Karena mengurangi saldo kas tunai, di Kredit di BP Kas
Tunai.
- Karena mengurangi saldo UP/TUP, di Kredit di BP UP.

Pembukuan : BKU (K), BP Kas Tunai (K), BP UP (K).

11) Pembukuan Menerima SP2D LS kepada Pihak Ketiga


SP2D LS Pihak ketiga adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN
selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran
atas beban APBN berdasarkan SPM yang pembayarannya langsung kepada
rekening penerima yang berhak. SP2D LS Pihak Ketiga merupakan realisasi
belanja yang dilakukan oleh KPA dan bersifat mengurangi saldo pagu
anggaran satker. Oleh karena itu meskipun secara langsung tidak
mempengaruhi saldo kas bendahara, namun transaksi ini tetap harus
dibukukan. Karena tidak mempengaruhi saldo kas bendahara maka
dibukukan Debet/Kredit di BKU. Karena sifat dari SP2D LS sudah merupakan
belanja, sehingga dibukukan sebagai pengurang saldo kredit anggaran di
buku pembantu pengawasan anggaran belanja.
Dokumen sumber pembukuan realisasi belanja LS adalah SPM dan SP2D
LS. Sesuai dengan asas bruto maka jumlah yang dibukukan adalah jumlah
yang terdapat dalam SPM sebelah kiri, yaitu jumlah pengeluaran kotor
sebelum pajak.
Dokumen

: SPM dan SP2D LS

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena SP2D LS Pihak Ketiga tidak mempengaruhi


saldo BKU, maka di Debet/Kredit di BKU.
- Karena mengurangi saldo pagu anggaran, di Kredit di
BP PAB.

Pembukuan : BKU (D/K), BP PAB (K).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

62

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

12) Pembukuan Menerima SP2D LS kepada Bendahara


SP2D LS BP merupakan realisasi belanja yang dilakukan oleh KPA dan
sudah mengurangi saldo pagu anggaran, namun pembayarannya dilakukan
melalui bendahara pengeluaran. Secara prinsip pengakuan belanja tidak ada
perbedaan antara LS Bendahara dengan LS Pihak ketiga, keduanya sudah
diakui sebagai belanja negara. Perbedaan keduanya terletak

pada

perlakuannya oleh bendahara. Karena di LS Bendahara KPPN mentransfer


dana ke rekening bendahara maka pengaruhnya akan menambah saldo kas
bendahara, yang artinya dibukukan Debet di BKU. Karena penerimaannya
masuk melalui transfer bank, maka menambah saldo bank dan dibukukan
Debet di buku pembantu bank. Karena sumber dananya berasal dari LS
maka berpengaruh menambah saldo LS Bendahara dan dibukukan di buku
pembantu LS Bendahara. Sesuai sifat LS yang sudah diakui sebagai belanja,
LS Bendahara bersifat mengurangi saldo kredit anggaran sehingga dicatat di
buku pembantu pengawasan anggaran belanja.
Sebagaimana sifat asas bruto, yang dicatat adalah jumlah yang tercantum
dalam SPM. Oleh karena itu jika dalam SPM terdapat potongan maka
potongan tersebut dicatat disisi Kredit. Jadi pembukuannya Debet jumlah
kotor, dan Kredit jumlah potongannya.
Dokumen

: SPM dan SP2D LS Bendahara Pengeluaran

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena SP2D LS BP menambah saldo BKU, maka di


Debet di BKU.
- Karena menambah saldo Bank, di Debet di BP Bank.
- Karena menambah saldo LS BP, di Debet di BP LS BP.
- Karena prinsip pembukuan menganut Azas Bruto, maka
yang di Debet jumlah brutonya, potongan (jika ada) di
Kredit.

Pembukuan : BKU (D/K potongan), BP Bank (D/K potongan), BP LS


Bendahara (D/K potongan), dan BP PAB (K).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

63

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

13) Pembukuan Membayar Belanja dengan Uang LS BP secara Tunai


Pembayaran tunai menggunakan uang LS BP pada prinsipnya hampir sama
dengan pembayaran tunai menggunakan UP. Perbedaannya hanya terletak
pada sumber dananya, yang kedua pada kredit anggarannya. Jika
pembayaran tunai dari UP berpengaruh mengurangi saldo UP, maka
pembayaran tunai dari LS berpengaruh mengurangi saldo LS Bendahara.
Jika pembayaran tunai dari UP berpengaruh mengurangi saldo kredit
anggaran, maka pembayaran tunai dari LS bendahara tidak mengurangi
saldo kredit anggaran, karena pengurangan kredit pagu anggaran sudah
terjadi ketika SP2D diterbitkan.
Pembayaran tunai dari LS Bendahara berpengaruh mengurangi saldo kas
bendahara sehingga dibukukan Kredit di BKU. Selain itu berpengaruh
mengurangi saldo kas tunai sehingga dibukukan Kredit di buku pembantu kas
tunai. Pembayaran tunai dari LS Bendahara juga berpengaruh mengurangi
saldo LS bendahara sehingga Kredit di buku pembantu LS Bendahara.
Dokumen

: Kuitansi/Bukti Pembayaran

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena pembayaran belanja mengurangi saldo BKU,


maka di Kredit di BKU.
- Karena mengurangi saldo kas tunai, di Kredit di BP Kas
Tunai.
- Karena mengurangi saldo LS BP, di Kredit di BP LS BP.

Pembukuan : BKU (K), BP Kas Tunai (K), BP LS BP (K).

14) Pembukuan Menyetor Sisa Uang LS BP secara Tunai


Perlakuan penyetoran sisa LS Bendahara ke kas negara pada prinsipnya
hampir sama dengan penyetoran sisa UP/TUP. Perbedaannya terletak pada
sumber dananya, formulir setorannya, dan mata anggarannya. Jika
pengembalian sisa UP/TUP mempengaruhi saldo UP, maka penyetoran sisa
LS Bendahara mempengaruhi saldo LS Bendahara. Jika setoran sisa
UP/TUP menggunakan formulir SSBP, maka setoran sisa LS Bendahara
menggunakan formulir SSPB (Surat Setoran pengembalian Belanja). Jika
setoran sisa UP/TUP menggunakan mata anggaran pengembalian sisa UP
(815111), maka setoran sisa LS Bendahara menggunakan mata anggaran

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

64

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

belanja yang bersangkutan. Contoh pengembalian belanja perjalanan dinas


biasa, maka mata anggarannya 524111.
Pengaruh penyetoran sisa LS Bendahara adalah mengurangi saldo kas
bendahara, dan dibukukan Kredit di BKU. Penyetoran yang dilakukan secara
tunai berpengaruh mengurangi saldo kas tunai dan dibukukan Kredit pada
buku pembantu kas tunai. Karena sumbernya dari LS Bendahara, maka
penyetoran ini mengurangi saldo LS Bendahara dan dibukukan Kredit di buku
pembantu LS Bendahara.
Dokumen

: SSPB/Surat Setoran Pengembalian Belanja

Sumber
Analisis

: - Karena penyetoran sisa LS BP mengurangi saldo BKU,

Transaksi

maka di Kredit di BKU.


- Karena mengurangi saldo kas tunai, di Kredit di BP Kas
Tunai.
- Karena mengurangi saldo LS BP, di Kredit di BP LS BP.

Pembukuan : BKU (K), BP Kas Tunai (K), BP LS Bendahara (K)

15) Pembukuan Pendapatan Lain-lain


Termasuk dalam pengertian pendapatan lain-lain dalam pembukuan
bendahara secara umum adalah uang yang diterima oleh bendahara yang
bukan berasal dari UP, LS BP, atau pajak. Pengaruh dari pendapatan jelas
menambah saldo kas bendahara sehingga harus dibukukan Debet di BKU.
Pengaruh selanjutnya tergantung cara penerimaannya, jika diterima secara
tunai maka berpengaruh menambah saldo kas tunai, dan dibukukan Debet di
buku pembantu kas tunai. Jika diterima melalui transfer bank maka
pengaruhnya akan menambah saldo bank dan dibukukan Debet di buku
pembantu bank. Karena tergolong pendapatan lain-lain, maka pengaruhnya
akan menambah saldo pendapatan lain-lain dan dibukukan Debet di buku
pembantu lain-lain.
Jika penerimaannya melalui bank, maka dokumen sumbernya adalah
rekening koran bank. Jika penerimaannya secara tunai maka dokumen
sumbernya adalah bukti penerimaan uang yang dibuat oleh bendahara.
Contoh pendapatan lain-lain bagi bendahara adalah PNBP, di mana di satker

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

65

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

tersebut tidak diangkat bendahara penerimaan, sehingga pendapatan


tersebut bendahara pengeluaran yang mempertanggungjawabkannya.
Dokumen

: Rekening Koran/Bukti penerimaan

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena menambah saldo BKU, maka di Debit di BKU.


- Karena menambah saldo kas di bank, di Debit di BP
Bank (jika diterima secara tunai Debet di BP Kas Tunai)
- Karena menambah saldo lain-lain, di Debit di BP Lainlain.

Pembukuan : BKU (D), BP Bank/Kas Tunai (D),BP Lain-lain (D)

16) Pembukuan Biaya Administrasi Bank


Jika masih ada, biaya pemeliharaan rekening atau biaya administrasi bank
lainnya harus dibebankan ke

DIPA. Sebagai biaya sifatnya mengurangi

saldo kas bendahara dan dibukukan Kredit di BKU. Pembebanan biaya


administrasi ini biasanya dilakukan melalui pendebetan rekening bendahara
di bank, sehingga pengaruhnya mengurangi saldo bank dan dibukukan Kredit
di buku pembantu bank. Karena dana yang dipotong merupakan dana UP
maka berpengaruh mengurangi saldo UP dan karenanya dicatat Kredit di
buku pembantu UP. Karena akan dibebankan ke DIPA, maka pemotongan
biaya administrasi bank berpengaruh mengurangi saldo kredit anggaran di
buku pengawasan anggaran belanja.
Dokumen

: RK/Rekening Koran

Sumber
: - Karena mengurangi saldo BKU, maka di Kredit di BKU.
Analisis
Transaksi

- Karena mengurangi saldo kas di bank, di Kredit di BP


Bank.
- Karena mengurangi saldo UP, di Kredit di BP UP.
- Karena mengurangi saldo pagu anggaran, di Kredit di
BP PAB.

Pembukuan : BKU (K), BP Bank (K), BP UP (K), BP PAB (K)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

66

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

17) Pembukuan Koreksi Kesalahan


Koreksi kesalahan adalah tindakan pembetulan secara pembukuan agar
transaksi yang dicatat sesuai dengan yang seharusnya. Pada pembukuan
secara manual dengan tulis tangan, pada saat diketahui adanya kesalahan
pembukuan maka bendahara harus segera membuat Berita Acara Kesalahan
Pembukuan yang diketahui KPA/PPK. BA berisi penjelasan bahwa telah
terjadi kesalahan pembukuan atas transaksi nomor... dibukukan sebesar
Rp.... seharusnya Rp..
BA berfungsi sebagai dokumen sumber pembukuan koreksi kesalahan.
Bersama-sama dengan foto copy dokumen sumber yang salah, foto copy
pembukuan yang salah, BA merupakan bagian yang tak terpisahkan dari LPJ
Bendahara.
Dokumen

: Berita Acara Kesalahan Pembukuan

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena kesalahan pembukuan dapat mengakibatkan


understated/overstated saldo kas bendahara, untuk
mengembalikan ke saldo yang seharusnya, maka
bukukan kebalikan/contra pos/CP dari pembukuan yang
salah, kemudian bukukan jumlah yang seharusnya.

Pembukuan : BKU dan BP terkait di CP, kemudian bukukan yang


seharusnya.

3. Latihan
Bagaimanakah analisis transaksi dan pembukuan untuk transaksi:
a. Menerima SP2D UP/TUP
b. Mengambil uang di bank
c. Membayar tunai dari dana UP
d. Memungut pajak
e. Menyetorkan pajak
f.

Menerima SP2D GUP

g. Menerima SP2D LS Pihak Ketiga


h. Menerima SP2D LS Bendahara
i.

Membayar tunai dari dana LS Bendahara

j.

Mengembalikan sisa dana LS Bendahara yang tidak digunakan

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

67

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

4. Rangkuman
Dalam melaksanakan pembukuan, Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
dan BPP terlebih dahulu harus membubuhi nomor dan tanggal pada dokumen
sumber pembukuan. Bendahara Pengeluaran dimungkinkan menerima dokumen
sumber berupa SP2D setelah tanggal transaksi, seperti SP2D yang diterima dari
KPPN, diberi tanggal berdasarkan waktu penerimaannya dengan penomoran
secara berurutan.
Prosedur pembukuan adalah urut-urutan pembukuan suatu transaksi
dalam BKU dan Buku Pembantu. Prosedur pembukuan suatu transaksi adalah
dimulai dari membukukan pada Buku Kas Umum selanjutnya baru dibukukan
pada buku pembantu yang terkait.
Tata cara pembukuan dimulai dengan mengidentifikasi dokumen sumber
untuk memastikan apakah suatu transaksi harus dibukukan. Jika berdasarkan
dokumen

sumbertersebut,

transaksi

tersebut

harus

dibukukan,

langkah

selanjutnya adalah menganalisis transaksi, yaitu menentukan harus dibukukan di


buku apa saja transaksi tersebut. Setelah diketahui harus dibukukan di mana
saja, langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan di buku-buku yang
bersangkutan.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

68

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

5. Tes Formatif
Bagian a.Soal B-S
1. B-S

Prosedur pembukuan merupakan urutan kegiatan pencatatan


suatu transaksi yang dimulai dari buku kas umum untuk kemudian
dilanjutkan ke buku-buku pembantu.

2. B-S

Namun demikian prosedur pembukuan juga dapat dibalik, yaitu


dimulai dari buku-buku pembantu baru kemudian dibukukan di
buku kas umum karena sebenarnya tidak ada ketentuan yang
mengatur.

3. B-S

Tanggal pembukuan pada BKU dan buku pembantu sebaiknya


menggunakan tanggal transaksi/dokumen sumber agar bendahara
kelihatan rajin karena telah membukukan dengan segera setelah
terjadinya transaksi.

4. B-S

Demikian juga untuk SP2D GUP Nihil yang diterbitkan setelah


tanggal 31 Desember kita bukukan menggunakan tanggal 31
Desember.

5. B-S

Nomor pembukuan pada prinsipnya merupakan nomor urut yang


pencatatan yang dibuat oleh bendahara untuk memudahkan
pencatatan dan mentracing suatu dokumen sumber.

6. B-S

Untuk

membukukan

SP2D

UP

bendahara

pengeluaran

memerlukan BKU dan buku pembantu UP saja.


7. B-S

Sedangkan jika menerima SP2D GUP bendahara memerlukan


BKU dan buku pembantu GUP.

8. B-S

Buku pembantu terkait untuk membukukan pembayaran LS


Bendahara secara tunai adalah buku pembantu kas tunai, buku
pembantu LS bendahara, dan buku pembantu pengawasan
anggaran belanja.

9. B-S

Buku pembantu terkait untuk membukukan pembayaran UP


secara tunai adalah buku pembantu kas tunai, buku pembantu
UP, buku pembantu pengawasan anggaran belanja.

10. B-S

Dengan bentuk buku stafel maka penutupan buku tiap akhir bulan
sudah tidak diperlukan lagi.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

69

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Bagian b. Soal pilihan Ganda


1. Prosedur pembukuan bendahara pengeluaran dimulai dari membukukan
transaksi-transaksi dalam . selanjutnya pada..
a. BKU dan Buku Pembantu
b. Buku Pembantu dan BKU
c. BKU
d. Buku Pembantu
2. Pernyataan berikut ini tidak tepat:
a. Bendahara harus membuat nomor bukti pembukuan
b. Pembukuan dilakukan pada tanggal transaksi
c. Tanggal pembukuan di BKU menggunakan tanggal transaksi tersebut
dibukukan.
d. Pembukuan di BKU dan buku-buku pembantu dilakukan setiap akhir
bulan.
3. Pembukuan untuk mencatat penerimaan SP2D UP adalah sebagai
berikut, kecuali:
a. BKU (Debet)
b. Buku Pembantu Bank (Debet)
c. Buku Pembantu Kas Tunai (Debet)
d. Buku Pembantu UP (Debet)
4. Pembukuan untuk mencatat pembayaran secara tunai adalah sebagai
berikut, kecuali:
a. BKU (Kredit)
b. Buku Pembantu Bank (Kredit)
c. Buku Pembantu Kas Tunai (Kredit)
d. Buku Pembantu UP (Kredit)
5. Pembukuan untuk mencatat pungutan pajak secara tunai adalah:
a. BKU (Debet)
b. Buku Pembantu UP (Debet)
c. Buku Pembantu Pajak (Debet)
d. Jawaban a dan c betul
6. Pembukuan untuk mencatat SP2D LS Bendahara adalah:
a. BKU (Debet)
b. Buku Pembantu LS Bendahara (Debet)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

70

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

c. Buku Kas Umum (Kredit)


d. Jawaban a dan b benar
7. Pembukuan untuk mencatat SP2D LS pihak ketiga adalah:
a. BKU (Debet)
b. Buku Pembantu Bank (Debet)
c. Buku Pembantu LS (Debet)
d. Semua jawaban salah
8. Pembukuan untuk mencatat pengambilan uang dari bank untuk mengisi
kas tunai adalah:
a. BKU (Debet)
b. Buku Pembantu Bank (Debet)
c. Buku Pembantu KasTunai (Kredit)
d. BKU (Debet dan Kredit)
9. Pembukuan untuk mencatat penyerahan uang muka perjalanan dinas
adalah sebagai berikut, kecuali:
a. BKU (Kredit)
b. BKU (Debet dan Kredit)
c. Buku Pembantu Kas Tunai (Kredit)
d. Buku Pembantu UM Perjadin (Debet)
10. Pembukuan untuk mencatat pengembalian sisa uang muka perjalanan
dinas adalah sebagai berikut, kecuali:
a. BKU (Debet)
b. BKU (Debet dan Kredit)
c. Buku Pembantu Kas Tunai (Debet)
d. Buku Pembantu UM Perjadin (Kredit)
11. Berikut adalah pembukuan untuk mencatat penyerahan uang muka
kepada BPP:
a. BKU (Debet)
b. BKU (Kredit)
c. Buku Pembantu BPP (Debet)
d. Semua jawaban benar.
12. Berikut ini adalah pembukuan untuk mencatat pertanggungjawaban dari
BPP kepada Bendahara Pengeluaran:
a. BKU (Kredit)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

71

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

b. Buku Pembantu BPP (Kredit)


c. Buku Pembantu Kas Tunai (Kredit)
d. Jawaban a dan b benar
13. Berikut ini adalah pembukuan untuk mencatat pembayaran melalui bank
dengan menerbitkan cek atas nama penyedia barang, kecuali:
a. BKU (Kredit)
b. Buku Pembantu Bank (Kredit)
c. Buku Pembantu Kas Tunai (Kredit)
d. Buku Pengawasan Anggaran Belanja (Kredit)
14. Berikut ini adalah pembukuan untuk mencatat SP2D GUP Nihil, kecuali:
a. BKU (Debet)
b. BKU (Kredit)
c. Buku Pengawasan Anggaran Belanja (Kredit)
d. Buku Pembantu UP (Kredit)
15. Berikut ini adalah pembukuan untuk mencatat SP2D LS Pihak Ketiga,
kecuali:
a. Buku Pembantu LS (Kredit)
b. BKU (Debet)
c. BKU (Kredit)
d. Buku Pengawasan Anggaran Belanja (Kredit)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

72

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Coba cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang telah
disediakan. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman Saudara terhadap materi pada kegiatan belajar
ini.
TP = Jumlah Jawaban yang Benar x 100%
Jumlah Keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) anda dalam memahami materi yang


sudah dipelajari mencapai:
91%

s.d.

100%

Sangat Baik

81%

s.d.

90%

Baik

71%

s.d.

80%

Cukup

61%

s.d.

70%

Kurang

Kurang dari 60%

Sangat Kurang

Bila hasil perhitungan Saudara telah mencapai 81% atau lebih, Selamat..
Saudara telah menguasai materi dengan baik, silakan kerjakan latihan sebelum
melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran

l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

73

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Kegiatan Belajar 4
SIMULASI PEMBUKUAN
1. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4 ini, peserta diklat mampu:
1. Melaksanakan pembukuan DIPA beserta POK.
2. Melaksanakan pembukuan SP2D UP.
3. Melaksanakan pembukuan mengambil uang ke bank.
4. Melaksanakan pembukuan membayar tunai dengan UP.
5. Melaksanakan pembukuan memungut pajak.
6. Melaksanakan pembukuan menyetorkan pajak.
7. Melaksanakan pembukuan SP2D GUP.
-

8. Melaksanakan pembukuan SP2D LS Pihak Ketiga.


9. Melaksanakan pembukuan SP2D LS Bendahara.
10. Menyusun Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi

2. Uraian dan Contoh


a. Simulasi Pembukuan Bendahara Pengeluaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 tentang tata cara pembukuan,
diharapkan peserta sudah menguasai secara teoritis pembukuan bendahara
pengeluaran. Guna mencapai penguasaan secara praktis, dibutuhkan latihan
yang memadai untuk mempraktikkan pengetahuan teoritisnya. Kegiatan belajar 4
ini berisi soal-soal latihan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan peserta
tersebut, dengan harapan setelah mengerjakan soal-soal latihan, peserta diklat
menguasai praktik pembukuan sehingga mampu mengerjakan pembukuan yang
sesungguhnya di satker masing-masing.
Sebelum masuk ke soal latihan, terlebih dulu akan diuraikan secara praktis
implementasi tata cara pembukuan yang sudah dipelajari pada kegiatan belajar
sebelumnya. Sebagaimana pembahasan pada kegiatan belajar sebelumnya,
uraian praktis di kegiatan belajar ini juga akan mengikuti siklus pengelolaan uang
persediaan, yaitu:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

74

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

dimulai dari diterimanya DIPA dan POK,

menerima SP2D UP,

mengambil uang dari bank,

melakukan pembayaran tunai,

memungut pajak,

menyetor pajak,

sampai dengan menerima SP2D GUP.

Karena bendahara juga membukukan realisasi belanja secara LS, uraian


juga mencakup transaksi menerima SP2D LS.

Diketahui DIPA halaman II Satker Pusdiklat Bendahara dan penjelasan akunnya


dalam POK sebagai berikut:
- DIPA Halaman II
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2011
NOMOR 0266/15-11.2.01/12/2011
II. RINCIAN PENGELUARAN
(RIBUAN RUPIAH)
Kementerian Negara/Lembaga

(015)

KEMENTERIAN X

Unit Organisasi

(11)

BADAN Y

Provinsi
Kode dan Nama Satker

(01)
(123456)

DKI
PUSDIKLAT BENDAHARA

Kewenangan

(KD)

KANTOR DAERAH

KODE
SATKER/PRO
GRAM/KEGIA
TAN/OUTPUT/
S. DANA

BELANJA
URAIAN SATKER/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUMBER
DANA

123456

PUSDIKLAT BENDAHARA

015.11.04 Program Pendidikan Aparatur Kementerian X

PEGAWAI

BARANG

MODAL

BANTUAN
SOSIAL

LAIN-LAIN

JUMLAH
SELURUH

1,725,050

4,625,260

2,500,000

1,725,050

1,084,260

CARA
LOKASI/
PENARIKAN/
KPPN
REGISTER

8,850,310

01.00

2,809,310

023

10

04.1700 Pengembangan SDM Melalui Diklat Teknis


1700.01 Layanan Perkantoran
01 RM
1700.02 Dokumen Kesekretariatan

145,000

145,000

023

1700.03 Laporan Keuangan dan Kegiatan

496,000

496,000

023

2,000,000

2,000,000

023

500,000

500,000

023

1700.04 Tanah, Gedung, dan Bangunan Lainnya


1700.05 Peralatan Kantor dan Kendaraan Operasional
1700.06 Jumlah Peserta Diklat Bendahara

1,700,000

1,700,000

023

1700.07 Jumlah Peserta Diklat BPP

1,200,000

1,200,000

023

JUMLAH

1,725,050

4,625,260

2,500,000

8,850,310

JAKARTA, 20-12-2010
A.N.MENTERI X
KPA

JUJUR
NIP.10000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

75

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

- Ringkasan POK

OUTPUT KOMPONEN KELOMPOK

AKUN

PAGU

PENJELASAN AKUN

AKUN
01

001

002

5111

1,081,797,000 Belanja Gaji Pokok PNS

511119

53,000 Belanja Pembulatan Gaji PNS

511121

80,822,000 Belanja Tunj.Suami/Istri PNS

511122

20,658,000 Belanja Tunj.Anak PNS

511123

50,040,000 Belanja Tunj.Struktural PNS

511124

100,150,000 Belanja Tunj.Fungsional PNS

511125

45,958,000 Belanja Tunj.PPh PNS

511126

60,198,000 Belanja Tunj.Beras PNS

511129

200,580,000 Belanja Uang Makan PNS

511151

75,594,000 Belanja Tunj.Umum PNS

5122

512211

5211

521111

9,200,000 Belanja Lembur


196,000,000 Belanja Keperluan Perkantoran

521113

40,000,000 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh

003

521115

75,000,000 Belanja Honor Terkait Operasional Satker

006

521119

40,260,000 Belanja Barang Operasional Lainnya

002

5221

006
004

522111
522119

5231

005

03

511111

120,000,000 Belanja Langganan Daya dan Jasa


24,000,000 Belanja Jasa Lainnya

523111

240,000,000 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

523121

170,000,000 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

002

5241

524111

144,000,000 Belanja Perjalanan Dinas Biasa

020

5212

521211

150,000,000 Belanja Bahan

521213
022
025

521219
5221

522115

25,000,000 Belanja Honor Terkait Kegiatan


106,000,000 Belanja Barang Non Operasional Lainnya
75,000,000 Belanja Jasa Profesi

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

76

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Berikut ini adalah contoh transaksi pembukuan Bendahara Pengeluaran Satker


Pusdiklat Bendahara bulan Januari 2011:
Transaksi No.1
Tanggal

03 Januari 2011

Transaksi

Membukukan DIPA dan POK (No.001)

Pembukuan BKU (D/K)


BP PAB (D)

Penjelasan:
Sebelum membukukan DIPA di BKU bagian 2, terlebih dahulu kita isi halaman
muka BKU dengan data yang sudah tersedia di DIPA. Sesuai format halaman
muka BKU, isiannya mulai dari informasi umum tentang nama satker, lokasi,
hingga bendahara pengeluaran dan KPA. Berdasarkan DIPA Satker Pusdiklat
Bendahara, isi halaman muka BKU adalah sebagai berikut:

BUKU KAS UMUM


Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Propinsi/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Revisi ke : 1.
2
3

Tahun Anggaran
KPPN

:( 015 ) Kementerian X
:( 11 ) Badan Y
:( 01 ) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
:
:
:
:
: 2011
: (023) KPPN Jakarta 2

Jakarta, 03-01-2011
Mengetahui,
Kuasa Pengguna Anggaran,

Bendahara Pengeluaran,

( Jujur )
Nip.10000

( Amanah )
Nip.11000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

77

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Setelah mengisi halaman muka BKU, pembukuan dilanjutkan ke bagian isi atau
BKU halaman 2, dimulai dari kolom 1, formatnya bulan-tanggal, sehingga diisi
Januari, 03. Kolom 2 disi nomor pembukuan, karena DIPA dokumen
pembukuan pertama maka kita beri nomor 001. Selanjutnya kolom 3 berisi
uraian,

isinya

singkat

namun

jelas,

contoh

DIPA

Nomor

0266/15-

11.2.01/12/2011 tgl. 20-12-2010. Kolom 4 isinya diambil dari pagu DIPA


keseluruhan yang terdapat dipojok kanan atas DIPA halaman II, yaitu sebesar
Rp 8.850.310.000. Sesuai analisis transaksi, DIPA dibukukan debet dan kredit di
BKU, sehingga kolom 5 diisi jumlah yang sama dengan kolom 4. Kolom 6
saldonya 0 karena penerimaan sama dengan pengeluaran.
Selengkapnya isi BKU halaman 2 setelah transaksi pertama, yaitu diterima DIPA
adalah sebagai berikut:

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001 DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

8,850,310,000

8,850,310,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

78

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Sesuai dengan prosedur, setelah BKU pembukuan dilanjutkan ke buku-buku


pembantu yang terkait. Berdasarkan analisis transaksi, buku pembantu yang
terkait dengan DIPA adalah buku pengewasan anggaran belanja. Karena format
DIPA mulai tahun 2011 hanya mencantumkan jenis belanja, maka dokumen
sumber pembukuan buku pembantu ini adalah POK.
Pembukuan dimulai dari mengisi informasi umum satuan kerja, KPPN pembayar,
sampai klasifikasi belanja dalam DIPA. Sesuai format baru penganggaran sudah
tidak dikenal lagi sub kegiatan. Namun penghapusan sub kegiatan memunculkan
output dan komponen. Dasar apa yang akan dipakai untuk menentukan buku,
output atau komponen? Output adalah hasil yang akan dicapai dari suatu
kegiatan,

sedangkan komponen adalah kumpulan sumber

daya untuk

menghasilkan output. Sesuai dengan konsep basis kinerja, maka fokus kegiatan
adalah output. Kombinasi komponen input bersifat fleksibel sepanjang tidak
berpengaruh pada output. Oleh karena itu kontrol di buku pengawasan anggaran
belanja ditetapkan sampai level ouput.
Dengan penetapan buku pengawasan sampai level output maka untuk
mengetahui berapa buku yang harus disiapkan dari satu DIPA, terlebih dahulu
harus diidentifikasi berapa jumlah output dalam DIPA tersebut. Karena antar
output harus dibuat buku pengawasan yang terpisah. Setelah diketahui berapa
outputnya, kemudian dari setiap output diidentifikasi lagi ada berapa kelompok
akun/klasifikasi belanja/BKPK yang berbeda, yaitu 4 digit pertama dalam akun
dalam setiap output tersebut. Misalkan dalam 1 output hanya terdapat 1 BKPK
maka dalam output tersebut cukup dibuatkan 1 buku pengawasan. Demikian
juga ketika dalam 1 output terdapat lebih dari 1 BKPK, maka dalam output itu
harus disiapkan buku pengawasan sebanyak jumlah BKPK.
Dalam contoh kasus DIPA dan POK di atas, berdasarkan data yang tersedia
terdapat 2 output, yaitu output 01 dan 03. Dalam output 01 terdapat 6 BKPK
yang berbeda, yaitu 5111, 5122, 5211, 5221, 5231, dan 5241 sehingga harus
dibuat 6 buku pengawasan. Sedangkan di output 03 hanya terdapat 2 BKPK
yaitu 5212 dan 5221, sehingga harus dibuat 2 buku pengawasan. Jadi
berdasarkan data yang tersedia, kita harus menyiapkan 8 buku pengawasan
anggaran belanja. Sebagai catatan jika dalam 1 output terdapat banyak
komponen maka kita harus menjumlahkan BKPK dan akun-akun yang sejenis.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

79

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Pengisian buku pengawasan anggaran belanja dimulai dengan mengisi kode


BKPK dan kode akun. Setelah itu dilanjutkan dengan mengisi pagu masingmasing akun dan pagu BKPK di bawah baris kode atau di baris PAGU. Contoh
pengian kode beserta pagu anggarannya adalah sebagai berikut:
1) Buku PAB Output 01, BKPK 5111
BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga

:('015) Kementerian X

Fungsi

: '01

Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota

:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI

Sub Fungsi
Program

: '01
: '04

Kegiatan
Output

: 1700
: '01

Satuan Kerja
:(123456) Pusdiklat Bendahara
Tgl dan No.SP DIPA : 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

BKPK
5111

Akun

Akun

Akun

Akun

1,715,850,000

10

11

Akun

Akun

Akun

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

2) Buku PAB Output 01, BKPK 5122

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5122

Akun

9,200,000

10

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

80

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3) Buku PAB Output 01, BKPK 5211

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5211

Akun
521111

Akun
521113

Akun
521115

Akun
521119

Bukti

Sudah

351,260,000

196,000,000

40,000,000

75,000,000

40,260,000

Pengeluaran

Disahkan

10

11

12

13

Akun
522119
24,000,000

Akun

Akun

10

Posisi UP

4) Buku PAB Output 01, BKPK 5221

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
Akun
5221
522111
144,000,000 120,000,000
7

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

81

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

5) Buku PAB Output 01, BKPK 5231


BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
Akun
Akun
5231
523111
523121
410,000,000 240,000,000 170,000,000

Akun

Posisi UP

Akun

10

11

Akun
524111
144,000,000

Akun

Akun

Akun

Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

6) Buku PAB Output 01, BKPK 5241


BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Nilai
Transaksi

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5241
144,000,000
7

10

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

82

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

7) Buku PAB Output 03, BKPK 5212

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '03

BKPK
5221

Akun
522115

75,000,000
7

75,000,000
8

Akun

Akun

Akun

10

11

Akun
521213

Akun
521219

Akun

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

8) Buku PAB Output 03, BKPK 5221

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '03

BKPK
5212
281,000,000
7

Akun
521211
150,000,000
8

25,000,000
9

106,000,000
10

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

83

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.2:
Tanggal

05 Januari 2011

Transaksi

Menerima SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011 sebesar Rp


10.000.000,- (No.002)

Pembukuan

BKU (D)
BP Bank (D)
BP UP (D)

Penjelasan:
SP2D

UP

berpengaruh

menambah

saldo

kas

bendahara,

sehingga

pembukuannya debet di BKU. Pengisiannya mulai dari kolom 1, bulannya tidak


perlu diisi karena masih dalam bulan yang sama dengan transaksi sebelumnya,
tanggal diisi 05 sesuai tanggal pembukuan. Kolom 2, nomor buktinya diisi 002
sesuai nomor urut pembukuan, bahwa SP2D UP merupakan transaksi kedua
setelah DIPA. Kolom 3 diisi dengan uraian singkat mengenai sumber
penerimaan kasnya yaitu dari penerbitan SP2D UP atas dasar SPM UP,
sehingga kita catat SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011. Kolom 4 diisi
dengan jumlah penerimaan yaitu sebesar Rp 10.000.000. Kolom 5 tidak diisi
karena tidak ada potongan di SPM UP. Kolom 6 diisi saldo sebesar Rp
10.000.000, hasil dari penjumlahan saldo sebelumnya Rp 0 ditambah Rp
10.000.000. Pembukuannya sebagai berikut:
BKU; Debet-Kredit
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

88,510,310,000
10,000,000

88,510,310,000
-

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

10,000,000

84

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Setelah di BKU, pembukuan dilanjutkan ke buku pembantu yang terkait dengan


SP2D UP, yaitu buku pembantu bank dan buku pembantu kas tunai. Prosedur
pembukuannya sama dengan pembukuan di BKU.
BP Bank; Debet
BUKU PEMBANTU BANK
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari 05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

Saldo
6

10,000,000

BP UP; Debet
BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

10,000,000

85

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.3:
Tanggal

10 Januari 2011

Transaksi

Mengambil kas dari bank sebesar Rp 10.000.000,- dengan


cek (No.003) untuk keperluan pembayaran tunai.

Pembukuan

BKU (D/K),
BP Kas Tunai (D),
BP Bank (K)

Penjelasan:
Guna mempermudah pembayaran secara tunai, bendahara pengeluaran
diperkenankan menyimpan sebagian uang yang dikelolanya di brankas.
Pengambilan uang di bank berpengaruh menambah saldo kas tunai dan
mengurangi saldo bank, namun secara keseluruhan tidak berpengaruh terhadap
saldo kas bendahara. Karena tidak berpengaruh terhadap saldo kas bendahara,
maka pembukuan di BKU debet dan kredit sebesar jumlah yang sama.
Pengisian kolom 1 dan 2 seperti contoh sebelumnya, tanggal dan nomor
pembukuan sebagaimana dalam soal. Kolom uraian dapat diisi dengan PU
Bank artinya pergeseran uang dari bank ke kas tunai.
Pembukuannya di BKU dan buku pembantu terkait sebagai berikut:
BKU; Debet-Kredit

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

88,510,310,000

88,510,310,000
10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

10,000,000
10,000,000

86

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai; Debet


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000

BP Bank; Kredit

BUKU PEMBANTU BANK


Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000
10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

87

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.4:
Tanggal

12 Januari 2011

Transaksi

Membayar tunai tagihan listrik bulan Januari 2011 sebesar Rp


1.000.000 (No.004, Akun 522111).

Pembukuan

Kuitansi:

BKU (Kredit)

BP Kas Tunai (K)

BP UP (K)

BP PAB (K)

Penjelasan:
Contoh di atas adalah transaksi pengeluaran kas. Pengeruhnya mengurangi
saldo kas bendahara sehingga dibukukan Kredit di BKU. Karena pembayaran
dilakukan secara tunai maka berpengaruh mengurangi saldo kas tunai dan di
Kredit di buku pembantu kas tunai. Karena sumber dana untuk membayar
berasal dari UP, maka mengurangi saldo UP dan di Kredit di buku pembantu UP.
Karena sudah definitif sebagai belanja, dengan membebani akun 522111 maka
di Kredit di buku pengawasan anggaran belanja.
BKU; Kredit
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

88,510,310,000
10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

1,000,000

9,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

88

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai; Kredit


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

10,000,000

10,000,000
1,000,000

9,000,000

BP UP; Kredit

BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

10,000,000

10,000,000
1,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

9,000,000

89

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Pengawasan Anggaran Belanja; Kredit


Format buku pembantu PAB berbeda dengan BKU dan buku pembantu lainnya,
sehingga pengisiannya juga sedikit berbeda, khususnya di kolom cara
pembayaran sampai posisi UP. Kolom 1; tanggal, kolom 2; nomor bukti, kolom
3; uraian secara prinsip, pengisiannya sama dengan buku yang lain.
Kolom 4 diisi nilai transaksi/kuitansi/SPM.
Kolom 5 diisi jika pembayaran menggunakan UP, kolom 6 diisi jika
pembayarannya secara LS, nilainya sebesar nilai transaksi di kolom 4.
Kolom 7 (BKPK) diisi sebesar pengurangan pagu dengan nilai transaksi.
Kolom 8-11 (akun) prinsip pengisiannya sama dengan kolom BKPK, hanya kalau
BKPK

dikurangkan

terhadap

setiap

transaksi,

sedangkan

akun hanya

dikurangkan pada akun yang terkait saja. Sesuai contoh di atas maka yang
dikurangkan akun 522111, sedangkan akun 522119 saldonya tetap
Kolom posisi UP hanya mencatat transaksi pembayaran menggunakan UP dan
pengesahannya. Kolom bukti pengeluaran diisi pada saat pembukuan kuitansi,
sedangkan kolom sudah disahkan diisi ketika kuitansi sudah disahkan menjadi
SP2D GUP/ GUP Nihil. Contoh pengisiannya adalah sebagai berikut:

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

Jan 12

004 Listrik Januari 2011

1,000,000 1,000,000

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5221
144,000,000
7

Akun
522111
120,000,000
8

Akun
522119
24,000,000
9

- 143,000,000 119,000,000 24,000,000

Akun

10

Akun

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

1,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

90

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.5:
Tanggal

14 Januari 2011

Transaksi

Membayar tunai pembelian ATK kepada Toko Jaya sebesar


Rp 1.100.000,- (No.005, Akun 521111). Dipungut PPN
sebesar Rp 100.000,- (No.006).

Pembukuan

Kuitansi:
BKU (Kredit)
BP Kas Tunai (K)
BP UP (K)
BP PAB (K)
Pajak:
BKU (D)
BP Kas Tunai (D)
BP Pajak (D)

Penjelasan:
Transaksi di atas adalah contoh pembayaran tunai seperti nomor sebelumnya
dengan tambahan terdapat pajak yang dipungut oleh bendahara, yaitu PPN.
Terdapat dua dokumen sumber yang harus dibukukan, pertama kuitansi yang
pengaruhnya mengurangi saldo kas bendahara, kas tunai, uang persediaan, dan
anggaran belanja. Kedua, faktur pajak yang berpengaruh menambah saldo kas
bendahara, kas tunai, dan pajak.
BKU;

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

14

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

100,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

8,000,000

91

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai;
BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

100,000

8,000,000

BP UP; Kredit

BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

10,000,000

10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

92

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Pajak; Debet
BUKU PEMBANTU PAJAK
Departemen/Lembaga

:('015) Kementerian X

Unit Organisasi

:(11 ) Badan Y

Prop/Kab/Kota

:( '01) DKI

Satuan Kerja

:(123456) Pusdiklat Bendahara

Tgl dan No.SP DIPA

: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011

Tahun Anggaran

: 2011

KPPN

:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Januari 14

Debet
PPN
4

006 Pungut PPN Tk. Jaya

PPh 21
5

PPh 22
6

PPh 23
7

Kredit

Saldo

10

100,000

100,000

Buku PAB; Kredit


BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

Jan 14

006 Pembayaran ATK Tk. Jaya

1,100,000 1,100,000

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5211

Akun
521111

Akun
521113

Akun
521115

Akun
521119

Bukti

Posisi UP
Sudah

351,260,000

196,000,000

40,000,000

75,000,000

40,260,000

Pengeluaran

Disahkan

10

11

12

13

350,160,000 194,900,000 40,000,000 75,000,000 40,260,000 1,100,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

93

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.6:
Tanggal

15 Januari 2011

Transaksi

Menyetorkan ke kas negara melalui bank persepsi pungutan


pajak tanggal 14-01-2011 an. Tk. Jaya dengan SSP PPN
(No.007).

Pembukuan

BKU (K)
BP Kas Tunai (K)
BP Pajak (K)

Penjelasan:
Pengaruh penyetoran pajak adalah mengurangi saldo kas bendahara.
Pembukuannya Kredit di BKU. Karena penyetoran dilakukan secara tunai,
mengurangi saldo kas tunai dan di Kredit di buku pembantu kas tunai. Karena
yang disetorkan berasal dari pungutan pajak maka saldo pajak berkurang dan
dibukukan Kredit di buku pembantu pajak.
BKU; Kredit

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

14

005
006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

100,000

7,900,000

100,000

8,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

94

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai; Kredit


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari 10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

007

Setor PPN

15

Saldo
6

10,000,000

10,000,000

100,000

8,000,000
100,000

7,900,000

BP Pajak; Kredit
BUKU PEMBANTU PAJAK
Departemen/Lembaga

:('015) Kementerian X

Unit Organisasi

:(11 ) Badan Y

Prop/Kab/Kota

:( '01) DKI

Satuan Kerja

:(123456) Pusdiklat Bendahara

Tgl dan No.SP DIPA

: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011

Tahun Anggaran

: 2011

KPPN

:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Januari 14

006 Pungut PPN Tk. Jaya

15

007 Setor PPN Tk. Jaya

Debet
PPN
4

PPh 21
5

PPh 22
6

PPh 23
7

Kredit
8

100,000

Saldo
10

100,000
100,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

95

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.7:
Tanggal

20 Januari 2011

Transaksi

Menerima SP2D LS No.100B tanggal 20-01-2011 an. PT


Telkom atas pengajuan SPM LS sebesar Rp 1.500.000,- untuk
pembayaran rekening telepon tagihan bulan Januari 2011
(No.008, Akun 522111)

Pembukuan

BKU (D/K),
B P PAB (K)

Penjelasan:
Transaksi di atas adalah contoh LS Pihak ketiga. Tidak ada pengaruhnya bagi
kas bendahara karena oleh KPPN melalui bank pembayar, uangnya langsung
ditransfer ke rekening PT. Telkom. Karena tidak mempengaruhi saldo maka
pembukuannya di BKU Debet-Kredit sebesar jumlah kotor SPM. Transaksi ini
dibukukan juga di buku pengawasan anggaran belanja karena LS sudah diakui
sebagai belanja baik oleh UAKPA apalagi bendahara.

BKU; Debet-Kredit

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

14

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

100,000
1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

96

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Buku Pengawasan Anggaran Belanja; Kredit


Ada beberapa perbedaan pencatatan belanja menggunakan UP dengan LS di
buku pengawasan anggaran belanja:
-

Kolom cara bayar; disi sebesar nilai transaksi di kolom LS.

Posisi UP; tidak diisi, karena pembayarannya secara LS.

Sedangkan di kolom yang lain pada prinsipnya sama dengan pembayaran


menggunakan UP pada contoh sebelumnya.

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

Jan 12 004 Listrik Januari 2011


20 008 SPM/SP2D LS Telkom

1,000,000 1,000,000
1,500,000

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5221
144,000,000

Akun
522111
120,000,000

Akun
522119
24,000,000
9

- 143,000,000 119,000,000 24,000,000

Akun

10

Akun

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

1,000,000

1,500,000 141,500,000 117,500,000 24,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

97

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.8:
Tanggal

21 Januari 2011

Transaksi

Membayar tunai tagihan PAM bulan Januari 2011 sebesar Rp


700.000 (No.09, Akun 522111)

Pembukuan BKU (K)


BP Kas Tunai (K)
BP UP (K)
BP PAB (K)

Penjelasan:
Transaksi ini pada prinsipnya sama dengan transaksi nomor 4, yaitu
pembayaran tunai. Pengaruh transaksi adalah mengurangi saldo kas bendahara,
sehingga dibukukan Kredit di BKU. Mengurangi saldo kas tunai sehingga di
Kredit di buku pembantu kas tunai. Mengurangi saldo uang persediaan sehingga
di Kredit di buku pembantu UP. Mengurangi kredit anggaran sehingga dibukukan
kredit di buku pengawasan anggaran belanja. Perbedaan dalam pengisian buku
pengawasan anggaran yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah.
BKU; Kredit

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

88,510,310,000
10,000,000
10,000,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

100,000
1,500,000

8,000,000
1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

98

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai; Kredit


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

10,000,000

10,000,000

100,000

8,000,000

BP UP; Kredit
BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

10,000,000

10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

99

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP PAB; Kredit
Perbedaan pembukuan di buku pengawasan anggaran dibandingkan transaksi
nomor 4 adalah pada kolom cara bayar dan kolom posisi UP. Pada kolom cara
bayar UP penulisannya diakumulasikan dengan sebelumnya. Sebelum transaksi
ini terdapat cara pembayaran UP sebesar Rp 1.000.000, sehingga ditambah
transaksi ini sebesar Rp 700.000, akumulasinya menjadi Rp 1.700.000.
Demikian juga di kolom posisi UP, sebelumnya terdapat transaksi Rp 1.000.000
ditambah

transaksi

ini

sebesar

Rp

700.000,

sehingga

akumulasinya

Rp1.700.000.
Sedangkan pengisian kolom lainnya pada prinsipnya sama dengan transaksi
nomor 4.

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

Jan 12

004 Listrik Januari 2011

1,000,000 1,000,000

20

008 SPM/SP2D LS Telkom

1,500,000

21

009 PAM Januari 2011

700,000 1,700,000

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5221
144,000,000

Akun
522111
120,000,000

Akun
522119
24,000,000
9

- 143,000,000 119,000,000 24,000,000

Akun

10

Akun

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

1,000,000

1,500,000 141,500,000 117,500,000 24,000,000


-

140,800,000 116,800,000 24,000,000

1,700,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

100

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.9:
Tanggal
Transaksi

25 Januari 2011
Membayar tunai pengadaan ATK untuk keperluan bulan
Pebruari 2011 kepada Toko Raya sebesar Rp 5.500.000 (No.
010, atas beban akun 521111). Atas pembayaran ini bendahara
memungut PPN sebesar Rp 500.000 (No.011) dan PPh Pasal
22 sebesar Rp 75.000 (No.012)

Pembukuan Kuitansi:
-

BKU (D)

BP Bank (D)

BP UP (D)

BP PAB (Disahkan)

Pajak:
-

BKU (D)

BP Kas Tunai (D)

BP Pajak (D)

Penjelasan:
Pada prinsipnya transaksi ini hampir sama dengan transaksi nomor 4,
pembayaran tunai disertai pungutan pajak. Pengaruhnya mengurangi saldo kas
bendahara sehingga di kredit di BKU. Mengurangi saldo kas tunai, sehingga
Kredit di buku pembantu kas tunai. Mengurangi saldo UP sehingga kredit di buku
pembantu UP. Serta mengurangi kredit anggaran sehingga dibukukan kredit di
buku pengawasan anggaran belanja.
Namun ada perbedaan dalam pencatatan di buku pembantu pengawasan
anggaran belanja khususnya pencatatan di kolom cara bayar dan poisisi UP.
Karena sudah ada transaksi sebelumnya, maka pencatatan di kedua kolom
tersebut diakumulasikan dengan jumlah sebelumnya. Jadi kolom cara bayar UP
diisi sebesar nilai transaksi ditambah jumlah sebelumnya.
Demikian juga di kolom bukti pengeluaran di posisi UP, diisi sebesar nilai
transaksi ini ditambah dengan jumlah sebelumnya. Selain itu, khususnya di buku
pembantu pajak, ada penambahan jenis pajak

yang dipungut. Untuk

pembayaran di atas Rp 2 juta dikenakan pungutan PPh pasal 22.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

101

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BKU;
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

14

005
006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

500,000

2,200,000

012

Pungut PPh

75,000

2,275,000

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

100,000
1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

BP Kas Tunai;
BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

5,500,000

1,700,000

011

Pungut PPN

500,000

2,200,000

012

Pungut PPh

75,000

2,275,000

10,000,000

10,000,000

100,000

8,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

102

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP UP; Kredit
BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

10,000,000
1,000,000

10,000,000
9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

5,500,000

1,700,000

BP Pajak; Debet

BUKU PEMBANTU PAJAK


Departemen/Lembaga

:('015) Kementerian X

Unit Organisasi

:(11 ) Badan Y

Prop/Kab/Kota

:( '01) DKI

Satuan Kerja

:(123456) Pusdiklat Bendahara

Tgl dan No.SP DIPA

: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011

Tahun Anggaran

: 2011

KPPN

:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Januari 14 006 Pungut PPN Tk. Jaya

Debet
PPN
4

PPh 21
5

PPh 22
6

012 Pungut PPh 22 Tk. Raya

Kredit
8

100,000

Saldo
10

100,000

15 007 Setor PPN Tk. Jaya


25 011 Pungut PPN Tk. Raya

PPh 23
7

100,000
500,000

500,000

75,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

575,000

103

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP PAB: Kredit
Pencatatan yang sedikit berbeda di buku pengawasan anggaran belanja,
khususnya di kolom cara bayar dan posisi UP. Di kolom UP jumlahnya sebesar
Rp 6.600.000 merupakan penjumlahan transaksi ini Rp 5.500.000 dengan
jumlah transaksi sebelumnya Rp 1.100.000. Demikian juga di kolom bukti
pengeluaran pada posisi UP, jumlahnya sama dengan kolom cara bayar UP.
Pada kolom lain caranya sama dengan contoh sebelumnya. Di kolom BKPK
saldo sebelumnya dikurangkan dengan nilai transaksi ini, sedangkan pada kolom
akun sama pengurangannya, namun terbatas pada akun terkait saja.

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

Jan 14
25

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5211

Akun
521111

Akun
521113

Akun
521115

Akun
521119

Bukti

Posisi UP
Sudah

351,260,000

196,000,000

40,000,000

75,000,000

40,260,000

Pengeluaran

Disahkan

10

11

12

13

006 Pembayaran ATK Tk. Jaya

1,100,000 1,100,000

350,160,000 194,900,000 40,000,000 75,000,000 40,260,000 1,100,000

010 Pembayaran ATK Tk. Raya

5,500,000 6,600,000

344,660,000 189,400,000 40,000,000 75,000,000 40,260,000 6,600,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

104

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 10:


Tanggal

26 Januari 2011

Transaksi

Menyetorkan secara tunai ke kas negara pungutan pajak an.


Toko Raya dengan SSP PPN sebesar Rp 500.000,- (No.013),
dan SSP PPh sebesar Rp 75.000 (No.014).

Pembukuan BKU (K)


BP Kas Tunai (K)
BP Pajak (K)

Penjelasan:
Pada prinsipnya transaksi ini sama dengan transaksi nomor 6, penyetoran pajak
secara tunai. Pengaruhnya mengurangi kas bendahara sehingga Kredit di BKU.
Mengurangi saldo kas tunai sehingga Kredit di buku pembantu kas tunai.
Mengurangi saldo pajak, sehingga Kredit di buku pembantu pajak.
Pembukuan selengkapnya adalah sebagai berikut:
BKU; Kredit
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

88,510,310,000

88,510,310,000
10,000,000

10,000,000
10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

26

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

100,000
1,500,000

8,000,000
1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000

1,775,000

75,000

1,700,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

105

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai; Kredit


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari 10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

007

Setor PPN

15

10,000,000

10,000,000

100,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

26

Saldo

8,000,000
100,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

011

Pungut PPN

500,000

2,200,000

012

Pungut PPh

75,000

2,275,000

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

500,000

1,775,000

75,000

1,700,000

BP Pajak; Kredit
BUKU PEMBANTU PAJAK
Departemen/Lembaga

:('015) Kementerian X

Unit Organisasi

:(11 ) Badan Y

Prop/Kab/Kota

:( '01) DKI

Satuan Kerja

:(123456) Pusdiklat Bendahara

Tgl dan No.SP DIPA

: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011

Tahun Anggaran

: 2011

KPPN

:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Januari 14 006 Pungut PPN Tk. Jaya

Debet
PPN
4

PPh 21
5

PPh 22
6

012 Pungut PPh 22 Tk. Raya


26 013 Setor PPN Tk. Raya
014 Setor PPh 22 Tk. Raya

Kredit
8

100,000

Saldo
10

100,000

15 007 Setor PPN Tk. Jaya


25 011 Pungut PPN Tk. Raya

PPh 23
7

100,000
500,000

500,000

75,000

575,000
500,000

75,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

106

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 11:


Tanggal
Transaksi

30 Januari 2011
Menerima SP2D GUP tanggal 30-01-2011 atas pengajuan SPM
GUP No.100D

sebesar Rp 6.600.000 (No.015,Jenis Belanja

52), terdiri dari BKPK 5211 Rp 6.600.000 dan BKPK 5221 Rp


1.700.000.
Pembukuan BKU (D)
BP Bank (D)
BP UP (D)
BP PAB (Disahkan)

Penjelasan:
Setelah UP digunakan minimal 75% maka bisa dipertanggungjawabkan ke
KPPN dengan SPM GUP. Pertanggungjawaban UP ini berfungsi ganda,
mengesahkan pembayaran belanja yang sudah dilakukan bendahara menjadi
belanja negara, sekaligus mengisi kembali UP bendahara.
Pengaruh ini akan tercermin dalam pembukuan SP2D GUP. Pengisian kembali
UP berpengaruh menambah saldo kas bendahara yang dibukukan sebagai
Debet di BKU. Menambah saldo bank, sehingga dicatat di buku pembantu bank.
Menambah saldo UP sehingga di Debet di buku pembantu UP. Dengan
direvolvingnya UP maka saldo UP kembali ke jumlah UP semula yaitu Rp
10.000.000. Saldo BKU juga bisa sama dengan saldo UP jika di bendahara tidak
ada saldo kas lain seperti LS bendahara atau pajak.
Pengaruh yang kedua adalah mengesahkan pembayaran menggunakan UP oleh
bendahara pengeluaran menjadi sah sebagai belanja negara. Dalam pembukuan
bendahara hal ini dicatat di buku pengawasan anggaran belanja kolom disahkan.
Detailnya adalah dicatat di kolom 1 (tanggal), kolom 2 (nomor bukti), kolom 3
(uraian), selanjutnya langsung ke kolom terakhir (disahkan).
Sedangkan dalam UAKPA sesuai standar akuntansi belanja, SP2D GUP
menjadi dokumen sumber pengakuan belanja melalui bendahara pengeluaran.
Secara lengkap saldo BKU, buku pembantu bank, buku pembantu UP, dan buku
pengawasan anggaran belanja adalah sebagai berikut:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

107

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BKU; Debet
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000
10,000,000

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

100,000

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

26
30

1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000

1,775,000

75,000

1,700,000

8,300,000

10,000,000

BP Bank; Debet
BUKU PEMBANTU BANK
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10

003

PU Bank

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

10,000,000

Saldo
6

10,000,000
10,000,000

8,300,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

8,300,000

108

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP UP; Debet
BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

Saldo
6

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

8,300,000

10,000,000

BP Pengawasan Anggaran Belanja BKPK 5211; Disahkan


Pencatatan di buku pengawasan anggaran belanja ini hanya di kolom tanggal,
nomor bukti, uraian, dan langsung ke kolom sudah disahkan, diisi sebesar SPM
GUP yang delah SP2D tersebut yaitu Rp 6.600.000

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP
LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5211

Akun
521111

Akun
521113

Akun
521115

Akun
521119

Bukti

Posisi UP
Sudah

351,260,000

196,000,000

40,000,000

75,000,000

40,260,000

Pengeluaran

Disahkan

10

11

12

13

Jan 14

006 Pembayaran ATK Tk. Jaya

1,100,000 1,100,000

350,160,000 194,900,000 40,000,000 75,000,000 40,260,000 1,100,000

25

010 Pembayaran ATK Tk. Raya

5,500,000 6,600,000

344,660,000 189,400,000 40,000,000 75,000,000 40,260,000 6,600,000

30

015 SPM/SP2D GUP No.100D

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

6,600,000

109

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Pengawasan Anggaran Belanja BKPK 5221; Disahkan


Demikian juga di buku pengawasan anggaran belanja BKPK 5221, yang diisi
hanya kolom tanggal, nomor bukti, kolom uraian, dan kolom disahkan.

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

No
Bukti

Tgl

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

Cara Bayar
UP

BKPK
5221
144,000,000

LS

PAGU
1

Jan 12

004 Listrik Januari 2011

1,000,000 1,000,000

20

008

SPM/SP2D LS Telkom

1,500,000

21

009

PAM Januari 2011

30

015 SPM/SP2D GUP No.100D

700,000 1,700,000

Akun
522111
120,000,000
8

Akun
522119
24,000,000
9

143,000,000 119,000,000 24,000,000

1,500,000

141,500,000 117,500,000 24,000,000

140,800,000 116,800,000 24,000,000

Akun

10

Posisi UP

Akun
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

1,000,000
1,700,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

1,700,000

110

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 12
Tanggal
Transaksi

31 Januari 2011
Menerima SP2D LS an. Bendahara Pengeluaran tanggal 31-012011 atas pengajuan SPM GUP untuk pembayaran kekurangan
gaji para pegawai sebesar jumlah kotor Rp 5.500.000 dan
potongan Rp 500.000 (No.016, beban akun 5111).

Pembukuan BKU (D)


BP Bank (D)
BP LS Bendahara (D)
BP PAB (K)

Penjelasan:
Transaksi ini merupakan contoh LS Bendahara. Cara membedakannya dengan
LS Pihak ketiga kita lihat penerimanya. Jika kepadanya selain bendahara maka
termasuk LS Pihak ketiga, sedangkan ciri LS Bendahara kepadanya adalah
bendahara. Contoh pembayaran yang biasanya di LS Bendahara-kan adalah
pembayaran kekurangan gaji, pembayaran lembur, pembayaran honorarium,
dan pembayaran perjalanan dinas. Mekanismenya adalah KPPN mentransfer
dana ke rekening bendahara untuk selanjutnya oleh bendahara diteruskan
kepada yang berhak. Pembayaran kepada yang berhak bisa dilakukan secara
tunai maupun lewat rekening para penerima.
Pengaruh dari LS bendahara adalah menambah kas bendahara. Karena
menambah saldo bendahara maka Debet di BKU. Karena menambah saldo
rekening bendahara maka Debet di buku pembantu bank. Karena penambahan
kas bendahara berasal dari LS bendahara maka harus disiapkan buku pembantu
LS bendahara, pencatatannya di Debet. Sesuai dengan karakteristik LS maka
sudah diakui sebagai belanja dan dicatat sebagai pengurang kredit anggaran di
buku pengawasan anggaran belanja.
Dalam hal dalam SPM LS terdapat potongan maka sesuai asas bruto yang
dibukukan adalah Debet sebesar jumlah kotor dan potongannya dikredit.
Pembukuan untuk transaksi di atas adalah:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

111

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BKU;

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari 03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

14

005
006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

26

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

100,000

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

1,775,000

75,000

1,700,000
10,000,000

500,000

15,000,000

BP Bank;

BUKU PEMBANTU BANK


Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

Saldo

10,000,000
10,000,000

8,300,000

500,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

13,300,000

112

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP LS Bendahara;

BUKU PEMBANTU LS BP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

5,000,000

BP PAB; Kredit

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI

Fungsi
Sub Fungsi
Program

: '01
: '01
: '04

Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:(123456) Pusdiklat Bendahara


: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Kegiatan
Output

: 1700
: '01

Tgl

No
Bukti

Uraian

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP

LS

PAGU
1

Jan 31

016 SPM/SP2D LS No.100E

BKPK
5111

Akun

Akun

Akun

Akun

1,715,850,000

5,500,000

10

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

11

5,500,000 1,710,350,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

113

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Menyusun Berita Acara Pemeriksaan Kas


Setelah menyelesaikan pembukuan, bukan berarti tugas penatausahaan kas
bendahara sudah selesai. Bendahara masih harus menyusun berita acara
pemeriksaan kas dan laporan pertanggungjwaban bendahara pengeluaran.
Namun jika pembukuan sudah setidaknya 90% pekerjaan sudah diselesaikan
karena baik berita acara pemeriksaan kas maupun LPJ bendahara dominan
datanya diambil dari hasil pembukuan. Berita acara pemeriksaan kas disusun
berdasarkan saldo buku menurut pembukuan bendahara pengeluaran dan
saldo fisik kas berdasarkan perhitungan fisik. Cara pengisiannya adalah:
Saldo BKU dan nomor pembukuan terakhir diambil dari BKU.
Bagian I Saldo Kas Menurut Pembukuan; sumber datanya diambil dari
pembukuan buku pembantu.
Bagian II Saldo Kas menurut Pemeriksaan Fisik: sumber datanya diambil dari
hasil pemeriksaan fisik untuk saldo kas tunai dan rekening koran untuk
mengisi saldo kas di bank.
Bagian III Rekonsiliasi Internal dengan UAKPA:
- Saldo UP diambil dari saldo akhir buku pembantu UP.
- Kuitansi yang belum dibukukan diambil dari kolom bukti pengeluaran yang
belum disahkan di buku pengawasan anggaran belanja.
- Pembukuan menurut UAKPA datanya diambil dari Neraca pos perkiraan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Dari transaksi satker Pusdiklat Bendahara bulan Januari 2011 dapat disusun
Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi sebagai berikut:
Dari berita acara tersebut diketahui bahwa saldo BKU Rp 15.000.000 dan
nomor pembukuan terakhir 016. Saldo tersebut berada di bank sebesar Rp
13.300.000 dan dibrankas sebesar Rp 1.700.000. Saldo BKU berbeda
dengan saldo UP karena pada akhir bulan terdapat dana LS bendahara yang
belum dibayarkan kepada yang berhak sebesar Rp 5.000.000. Dengan
asumsi saldo fisik sama dengan saldo menurut pembukuan maka tidak
terdapat selisih antara buku dan fisik. Saldo buku pembantu pajak Rp 0
karena semua pajak yang dipungut bendahara sudah disetor kas negara.
Saldo pembukuan menurut UAKPA sebesar Rp 10.000.000 diambil dari pos
perkiraan Kas di Bendahara Pengeluaran di Neraca.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

114

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BA Pemeriksaan Kas
Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi

Pada hari ini Senin tanggal tigapuluh satu bulan Januari tahun duaribu sebelas kami selaku
Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU
sebesar Rp 15.000.000 dan Nomor Bukti terakhir di BKU Nomor 016
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :
I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran
A. Saldo Kas Bendahara:
1. Saldo BP Kas (Tunai dan Bank)
Rp 15.000.000
2. Saldo BP BPP
Rp.0
3. Saldo BP UM Perjadin
Rp.0
4. Jumlah (A1+A2+A3)
Rp 15.000.000
B. Saldo Kas pada huruf A tersebut terdiri dari :
1. Saldo BP UP
Rp 10.000.000
2. Saldo BP LS Bendahara
Rp 5.000.000
3. Saldo BP Pajak
Rp.0
4. Saldo BP Lain-lain
Rp.0
5. Jumlah (B1+B2+B3+B4)
Rp 15.000.000
C. Selisih Pembukuan (A4-B5)
Rp.0
II. Hasil Pemeriksaan Kas
A. Kas yang dikuasai Bendahara
1. Uang Tunai di Brankas Bendahara
Rp. 1.700.000
2. Uang di Rekening Bank Bendahara
Rp.13.300.000
3. Jumlah Kas (A1+A2)
Rp 15.000.000
B. Selisih Kas antara Buku dengan Fisik (I.A-II.A)
Rp.0
III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
A. Pembukuan UP menurut Bendahara Pengeluaran
1. Saldo UP
Rp 10.000.000
2. Kuitansi UP yang belum di-SP2D-kan
Rp.0
3. Jumlah UP dan Kuitansi UP (A1+A2)
Rp 10.000.000
B. Pembukuan UP menurut UAKPA
Rp 10.000.000
C. Selisih UP Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A3-B)
Rp.0
IV. Penjelasan atas Selisih
1. Selisih Kas (IIB).

2. Selisih Pembukuan (IIIC)..

Yang diperiksa,
Bendahara Pengeluaran,

Kuasa Pengguna Anggaran,

Amanah
Nip

Jujur
Nip

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

115

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3. Latihan I
Berikut ini adalah catatan transaksi dan mutasi kas Satker Pusdiklat Bendahara
bulan Januari 2011.
No

Tanggal

Transaksi

03

Membukukan DIPA dan POK (No.001)

05

Atas perintah KPA, PPK mengajukan SPP UP kepada


Pejabat Penerbit SPM sebesar Rp 20.000.000

06

Pejabat Penerbit SPM mengajukan SPM UP yang telah


ditandatangani ke KPPN.

07

Menerima SP2D UP No.100M tgl.07-01-2011 sebesar Rp


20.000.000 dari KPPN (No.002)

10

Mengambil kas tunai dari bank sebesar Rp 20.000.000


dengan cek A1 (No.003) untuk keperluan pembayaran
tunai.

13

Membayar tunai pengadaan ATK kepada Toko Bahagia


sebesar Rp 2.200.000 (No.004, Beban 521111). Dipungut
PPN 10% sebesar Rp 200.000 (No.005) dan PPh 22 1,5%
sebesar Rp 30.000 (No.006).

14

Menyetorkan tunai ke kas negara melalui bank persepsi


pungutan pajak tanggal 13-01-2011 an. Toko Bahagia
dengan SSP PPN (No.007) dan SSP PPh 22 (No.008).

17

Membayar tunai rekening listrik kepada PLN (Beban


522111):
a. Tagihan bulan Desember 2010 sebesar Rp 1.500.000
(No.009)
b. Tagihan bulan Januari 2011 sebesar Rp 1.500.000
(No.010)

18

Menerima SP2D LS No.100N tanggal 18-01-2011 an. PT


Telkom atas pengajuan SPM LS sebesar Rp 3.000.000
untuk pembayaran rekening telepon tagihan bulan Januari
2011 (No.011, Beban 522111)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

116

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

10

19

Membayar tunai rekening air kepada PAM Jaya (Beban


522111):
a. Tagihan bulan Desember 2010 sebesar Rp 1.000.000
(No.012)
b. Tagihan bulan Januari 2011 sebesar Rp 1.500.000
(No.013)

11

20

Membayar tunai CV Sejahtera untuk pembayaran biaya


perbaikan gedung kantor sebesar Rp 4.400.000 (No.014,
Beban 523111). Dipungut secara tunai PPN sebesar Rp
400.000 (No.015) dan PPh 23 sebesar Rp 80.000 (No.016)

12

20

Menyetorkan pajak yang dipungut atas pembayaran


kepada CV Sejahtera dengan SSP PPN (No.017) dan SSP
PPh 23 (No.018)

13

21

Membayar tunai pengadaan obat-obatan untuk pegawai


kepada Apotik Waras sebesar Rp 2.200.000 (No.019,
Beban 521113). Dipungut PPN sebesar Rp 200.000
(No.020) dan PPh 22 sebesar Rp 30.000 (No.021).

14

24

Menyetorkan ke kas negara melalui bank persepsi


pungutan pajak tanggal 21-01-2011 an. Apotik Waras
dengan SSP PPN (No.022) dan SSP PPh 22 (No.023).

15

25

Membayar tunai kepada UD Adil untuk jasa perbaikan


mobil dinas sebesar Rp 3.300.000 (No.024, Beban
523121). Dipungut PPN sebesar Rp 300.000 (No.025) dan
PPh 23 (2%) sebesar Rp 60.000 (No.026)

16

26

Membayar tunai pengadaan inventaris kantor kepada Toko


Makmur sebesar Rp 2.200.000 (No.027, Beban 521111).
Dipungut PPN sebesar Rp 200.000 (No.028) dan PPh 22
sebesar Rp 30.000 (No.029).

17

27

Menyetorkan ke kas negara pajak yang telah dipungut


dengan:

SSP PPN (No.030) dan SSP PPh 23 (No.031) an. UD


Adil.

SSP PPN (No.032) dan SSP PPh 22 (No.033) an. Toko

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

117

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Makmur.
18

28

PPK Mengajukan SPP GUP kepada Pejabat Penguji SPM


atas semua pengeluaran yang menggunakan UP. Pada
hari itu juga diterbitkan SPM GUP dan sore harinya
dikirimkan ke KPPN.

19

31

Menerima SP2D GUP Nomor 100X tanggal 31-01-2011


sebesar Rp 19.800.000 (No.034, Jenis Belanja 52), yang
terdiri dari:

Kelompok Akun 5211 sebesar Rp 6.600.000,-

Kelompok Akun 5221 sebesar Rp 5.500.000,-

Kelompok Akun 5231 sebesar Rp 7.700.000,-

Berdasarkan data DIPA Satker Pusdiklat Bendahara di awal kegiatan belajar ini,
sebagai Bendahara Pengeluaran, Saudara diminta membukukan transaksi di
atas dalam BKU dan BP terkait, kemudian susunlah Berita Acara Pemeriksaan
Kas.
4. Rangkuman
Aktivitas pembukuan bendahara dimulai sejak diterimanya DIPA. Sebagai
dokumen sumber pembukuan, DIPA berikut POKnya menunjukkan batas
tertinggi pengeluaran per jenis belanja dan rinciannya yang dapat dilakukan
dalam suatu satker.
SP2D UP sebagai dokumen sumber pembukuan menunjukkan uang
persediaan yang dikelola oleh bendahara. SP2D UP dibukukan untuk
mengawasi

pergerakan

belanja

menggunakan

UP

sehingga

dapat

direncanakan kapan harus mengajukan GUP atau bahkan TUP.


Berita acara pemeriksaan kas dan rekonsiliasi menyajikan saldo kas
bendahara menurut pembukuan, menurut fisik, dan rekonsiliasi keduanya.
Selain itu berita acara juga menyajikan rekonsiliasi antara saldo UP menurut
bendahara dengan saldo UP menurut UAKPA.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

118

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

5. Tes Formatif
Bagian a. Soal B-S
1.

B-S

Saldo BKU setelah DIPA dibukukan adalah sebesar pagu DIPA


yang dibukukan tersebut.

2.

B-S

Saldo normal BKU jika bendahara tidak mengelola selain uang


persediaan sama dengan saldo UP

3.

B-S

Saldo normal BKU juga merupakan penjumlahan saldo bank


ditambah saldo kas tunai.

4.

B-S

SP2D UP bersifat menambah saldo kas bendahara.

5.

B-S

Demikian juga dengan SP2D LS pihak ketiga berpengaruh


menambah kas bendahara yang ada di bank.

6.

B-S

SP2D GUP mempunyai fungsi ganda, mengesahkan belanja dan


merevolving TUP.

7.

B-S

Saldo pajak diakhir bulan menunjukkan pajak yang belum


disetorkan bendahara

8.

B-S

Saldo kas tunai di akhir bulan menunjukkan keseluruhan uang


yang dikuasai bendahara.

9.

B-S

Pergeseran uang dari bank ke kas tunai mengurangi saldo kas


bendahara.

10. B-S

Saldo buku pembantu UP pembukuan bendahara selalu sama


dengan saldo kas di bendahara pengeluaran UAKPA

Transaksi dan mutasi berikut berguna untuk menjawab soal pilihan ganda
nomor 1-15:
Bendahara satker X mempunyai catatan transaksi selama bulan Januari 20x1
sebagai berikut:
Tanggal 5

Menerima dan membukukan DIPA dengan pagu Rp 2,5 Milyar.

Tanggal 7

Mengajukan SPP UP kepada pejabat penerbit SPM sebesar


Rp 11 juta.

Tanggal 9

Menerima SPM UP dan mengajukannya ke KPPN

Tanggal 10

Menerima SP2D UP sebesar pengajuan.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

119

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Tanggal 11

Mengambil uang ke bank sebesar Rp 10 juta.

Tanggal 15

Membayar tunai langganan daya dan jasa PLN sebesar Rp 1,2


juta.

Tanggal 17

Menerima SPM yang sudah SP2D LS untuk pembayaran


pengadaan ATK sebesar Rp 11 juta.

Tanggal 20

Membayar perbaikan komputer dan printer sebesar Rp 2,2


juta. Pajak sudah dipungut bendahara

Tanggal 22

Membayar jasa perawatan gedung sebesar Rp 3,3 juta.


Bendahara memungut pajak.

Tanggal 25

Membayar pengadaan konsumsi rapat awal tahun sebesar Rp


1,1 juta. Pajak dipungut bendahara.

Tanggal 27

Menyetorkan seluruh pajak yang dipungut bendahara.

Tanggal 29

Menerima SP2D GUP

Tanggal 31

Menerima SP2D LS Bendahara dengan SPM sebesar Rp 12


juta, potongan Rp 1 juta.

Bagian b. Soal Pilihan Ganda


1. Berapakah saldo BKU tanggal 5 Januari 20x1?
a. Rp 2,5 Milyar
b. Rp 11 juta
c. Rp 0
d. Semua jawaban salah
2. Berapakah saldo BKU tanggal 11 Januari 20x1?
a. Rp 1 juta
b. Rp 11 juta
c. Rp 10 juta
d. Semua jawaban salah

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

120

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3. Berapakah saldo BKU tanggal 17 Januari 20x1?


a. Rp 9,8 juta
b. Rp 8,8 juta
c. Rp 20,8 juta
d. Rp 19,8 juta
4. Berapakah saldo BKU tanggal 31 Januari 20x1?
a. Rp 11 juta
b. Rp 22 juta
c. Rp 33 juta
d. Semua jawaban salah
5. Berapakah saldo buku pembantu UP tanggal 22 Januari 20x1?
a. Rp 11 juta
b. Rp 4,3 juta
c. Rp 15,3 juta
d. Rp 4,9 juta
6. Berapakah saldo buku pembantu UP tanggal 31 Januari 20x1?
a. Rp 11 juta
b. Rp 22 juta
c. Rp 11,72 juta
d. Semua jawaban salah
7. Berapakah saldo buku pembantu kas tunai tanggal 11 Januari 20x1?
a. Rp 11 juta
b. Rp 10 juta
c. Rp 12 juta
d. Rp 1 juta
8. Berapakah saldo buku pembantu kas tunai tanggal 31 Januari 20x1?
a. Rp 11 juta
b. Rp 10 juta
c. Rp 1,2 juta
d. Rp 2,2 juta
9. Berapakah saldo buku pembantu bank tanggal 17 Januari 20x1?
a. Rp 1 juta
b. Rp 11 juta
c. Rp 12 juta

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

121

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

d. Rp 1 juta
10. Berapakah saldo buku pembantu bank tanggal 31 Januari 20x1?
a. Rp 21,8 juta
b. Rp 20,8 juta
c. Rp 22 juta
d. Rp 1 juta
11. Berapakah saldo buku pembantu LS bendahara tanggal 17 Januari
20x1?
a. Rp 11 juta
b. Rp 10 juta
c. Rp 12 juta
d. Rp 0 juta
12. Berapakah saldo buku pembantu LS Bendahara tanggal 31 Januari
20x1?
a. Rp 11 juta
b. Rp 10 juta
c. Rp 22 juta
d. Rp 1 juta
13. Berapakah saldo buku pembantu pajak tanggal 17 Januari 20x1?
a. Rp 200 ribu
b. Rp 240 ribu
c. Rp 230 ribu
d. Semua jawaban salah
14. Berapakah saldo buku pembantu pajak tanggal 20 Januari 20x1?
a. Rp 320 ribu
b. Rp 720 ribu
c. Rp 600 ribu
d. Semua jawaban salah
15. Berapakah saldo buku pembantu pajak tanggal 22 Januari 20x1?
a. Rp 200 ribu
b. Rp 600 ribu
c. Rp 720 ribu
d. Semua jawaban salah

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

122

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Coba cocokkan hasil jawaban saudara dengan kunci jawaban yang
telah disediakan. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus
untuk mengetahui tingkat pemahaman saudara terhadap materi pada
kegiatan belajar ini.
TP = Jumlah Jawaban yang Benar x 100%
Jumlah Keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) saudara dalam memahami materi


yang sudah dipelajari mencapai:
91%

s.d.

100%

Sangat Baik

81%

s.d.

90%

Baik

71%

s.d.

80%

Cukup

61%

s.d.

70%

Kurang

Kurang dari 60%

Sangat Kurang

Bila hasil perhitungan telah mencapai 81% atau lebih, Selamat


Saudara telah menguasai materi dengan baik, silakan mengerjakan soal
latihan sebelum melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.

Ni Ching Ni Wanci
Kami dengar kami lupa..
Ni Khan Ni Siang
Kami lihat kami ingat..
Ni Kunco Ni Cheto
Kami kerjakan kami paham..
selamat berlatih......
berlatih......

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

123

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Kegiatan Belajar 5
PEMBUKUAN UANG MUKA

1. Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 5 ini, peserta diklat mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan jenis uang muka.
2. Menjelaskan tata cara pembukuan pembayaran uang muka.
3. Menjelaskan tata cara pembukuan pertanggungjawaban uang muka.
4. Menjelaskan tata cara pembukuan pengembalian sisa uang muka.
5. Menjelaskan tata cara pembukuan pembayaran kekurangan uang muka.
6. Menjelaskan tata cara pembukuan pajak atas pembayaran dari uang
muka.
7. Melaksanakan pembukuan pembayaran uang muka.
8. Melaksanakan pembukuan pertanggungjawaban uang muka.
9. Melaksanakan pembukuan pengembalian sisa uang muka.
10. Melaksanakan pembukuan pembayaran kekurangan uang muka.
11. Melaksanakan pembukuan pajak atas pembayaran dari uang muka.

2. Uraian dan Contoh


a. Pengertian Uang Muka
Sesuai UU Nomor 1 Tahun 2004, Pasal 21;
1) Pembayaran atas beban APBN tidak boleh dilakukan sebelum barang
dan/atau jasa diterima.
2) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementerian negara/lembaga/satuan
kerja perangkat daerah kepada PA/KPA dapat diberikan uang persediaan
yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.
Ayat (1) pasal 21 di atas merupakan asas universal dalam pembayaran. Di level
KPPN mekanisme pembayaran jenis ini dikenal sebagai pembayaran langsung
(LS). Berdasarkan SPM yang diajukan PA/KPA, KPPN menerbitkan SP2D berisi

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

124

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

perintah pemindahbukuan dari rekening KPPN langsung kepada rekening pihak


yang berhak.
Demikian juga dilevel bendahara, bendahara melakukan pembayaran dari
uang persediaan yang dikelolanya setelah meneliti kelengkapan perintah
pembayaran yang diterbitkan oleh PA/KPA. Salah satu kelengkapan perintah bayar
adalah berita acara penyerahan barang, yang menyatakan bahwa barang/jasa telah
diserahkan. Hal ini berarti pembayaran di lingkup bendahara juga mengikuti asas
universal pembayaran.
Untuk pembayaran yang tidak bisa diperlakukan secara LS, diberikan
pengecualian sebagaimana bunyi pasal 21 ayat (2), untuk kelancaran pelaksanaan
tugas kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah kepada PA/KPA
dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara pengeluaran. UP
adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang
(revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai
kegiatan operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung. Jadi intinya KPPN diperbolehkan memberikan UP dengan
syarat pembayarannya tidak bisa dilakukan langsung oleh KPPN.
Sebagai uang muka, pembayaran UP oleh KPPN tidak diperlakukan sebagai
belanja. Pembayaran UP dengan dokumen sumbernya SP2D UP oleh KPPN
dicatat sebagai pengeluaran transito. Jurnalnya Debet Kas di Bendahara
Pengeluaran, Kredit Pengeluaran Transito. Pengakuan belanjanya dilakukan
setelah

KPPN

menerbitkan

SP2D

GUP

sebagai

pengesahan

atas

pertanggungjawaban belanja menggunakan UP. Jurnalnya Debet Belanja Barang,


Kredit Kas di KUN. Jadi pengakuan kas keluarnya setelah belanja dilakukan dan
bukti-buktinya dipertanggungjawabkan.
Demikian juga di level bendahara, dengan kondisi yang sama dengan KPPN,
dengan syarat pembayarannya tidak bisa dilakukan secara langsung oleh
bendahara, maka bendahara berhak mengeluarkan uang muka. Uang Muka (UM)
adalah pembayaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran sebelum
diterimanya barang/jasa.
Secara konsep, uang muka pada hakikatnya adalah uang persediaan di level
satker. Perlakuan pengeluaran uang muka oleh bendahara mengikuti pola
pengeluaran uang persediaan oleh KPPN. Karena oleh KPPN UP belum diakui
sebagai belanja, maka pengeluaran uang muka oleh bendahara juga belum

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

125

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

diperlakukan sebagai belanja. Karena KPPN mengakui sebagai belanja setelah


penggunaan UP dipertanggungjawabkan bendahara dan disahkan oleh KPPN,
maka

pengakuan

belanja

menggunakan

uang

muka

juga

setelah

dipertanggungjawabkan oleh penerimanya dan disahkan oleh bendahara.

b. Jenis Uang Muka


Berdasarkan pengertian uang muka di atas, konsep UM pada prinsipnya
sama dengan konsep UP, yaitu diberikan sebelum barang/jasa diterima. Keduanya
hanya berbeda lingkup, kalau UP diberikan oleh BUN kepada Bendahara
Pengeluaran, sedangkan UM diberikan oleh Bendahara kepada Penerima di
lingkup satker. Baik UP maupun UM diberikan terbatas hanya untuk pembayaran
yang tidak bisa dilakukan secara langsung. Pengertian langsung di sini adalah
langsung dari BUN maupun Bendahara kepada pihak yang berhak menerima
karena barang/jasanya telah diserahterimakan.
Di lingkup satker kadang ada bagian/unit/kejadian yang memaksa
bendahara mengeluarkan uang muka, yaitu membayar sebelum barang/jasanya
diterima. Alasannya karena kegiatan tidak berjalan jika tidak tersedia uang terlebih
dulu dan sebagainya. Di sini bendahara harus jeli, memutuskan siapa yang berhak
diberikan uang muka. Jika mengacu kepada peraturan, mereka yang berhak
diberikan uang muka oleh bendahara adalah pegawai yang akan melaksanakan
perjalanan dinas dan bendahara pengeluaran pembantu (BPP).
1) Pembayaran Perjalanan Dinas
Dalam PMK No.45 Tahun 2007 Pasal 14 Ayat (1); Biaya perjalanan dinas
dibayarkan sebelum perjalanan dinas jabatan dilaksanakan.
2) Pembayaran kepada BPP
Dalam PMK No. 73 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat (7); Dalam hal diangkat BPP,
Bendahara pengeluaran melimpahkan kewajiban dan tanggung jawab
pengelolaan uang kepada BPP.
Berdasarkan pihak yang berhak menerima uang muka, terdapat dua jenis uang
muka dari bendahara pengeluaran, yaitu UM Perjadin dan UM BPP. Pengeluaran
uang selain untuk dua keperluan tersebut tentunya mengikuti ketentuan
pembayaran pada umumnya, setelah barang/jasa diterima.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

126

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

c. Uang Muka Perjalanan Dinas


Atau yang sering disingkat UM Perjadin, adalah uang muka yang dibayarkan
oleh bendahara kepada pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas
sebelum perjalanan dinas dilakukan. Dasar pembayaran uang muka perjadin
adalah PMK Nomor 45 Tahun 2007 Pasal 14 Ayat (1), biaya perjalanan dinas
dibayarkan sebelum perjalanan dinas jabatan dilaksanakan. Bendahara dapat
memberikan uang muka perjalanan dinas dari Uang Persediaan atau LS
Bendahara atas permintaan Pejabat Pembuat Komitmen untuk dibayarkan kepada
pejabat negara/pegawai negeri/pegawai tidak tetap yang melaksanakan perjalanan
dinas dalam negeri.
Setelah perjalanan dinas dilaksanakan, pejabat/pegawai yang melaksanakan
perjalanan dinas menyampaikan bukti-bukti pengeluaran perjalanan dinas kepada
Pejabat Pembuat Komitmen. Atas dasar bukti-bukti dimaksud Pejabat Pembuat
Komitmen menyusun perhitungan rampung dan menyampaikannya kepada
bendahara.
Apabila terdapat kelebihan pembayaran uang muka perjalanan dinas,
pejabat/pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas harus mengembalikan
kelebihan uang muka dimaksud kepada bendahara. Sebaliknya apabila terdapat
kekurangan pembayaran perjalanan dinas, atas persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen, bendahara membayarkan kekurangannya
Pembukuan terkait UM Perjadin yang harus dilakukan oleh Bendahara ada
dua, yaitu ketika melakukan pembayaran uang muka dan ketika menerima
pertanggungjawaban uang muka dari pegawai yang melaksanakan perjalanan
dinas.
1) Ketika Pembayaran Uang Muka
Pembayaran UM Perjadin belum bisa diakui sebagai belanja, karena pada
prinsipnya pengakuan belanja harus disertai bukti-bukti pengeluaran yang
definitif.

UM

Perjadin

dipertanggungjawabkan

oleh

merupakan
bendahara

uang

yang

pengeluaran.

masih
Pembayaran

harus
UM

Perjadin dibukukan sebagai transaksi mutasi dari bendahara kepada pegawai


yang akan melaksanakan perjalanan dinas. Karena tidak mempengaruhi saldo
kas bendahara, pembukuannya Debet-Kredit di BKU, Kredit di BP Kas
Tunai/Bank dan Debet di BP UM Perjadin.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

127

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

- Pembukuan Pembayaran UM Perjadin secara Tunai


Dokumen

: Tanda Terima

Sumber
: - Karena pembayaran UM Perjadin tidak mempengaruhi
Analisis

saldo BKU, maka di Debet/Kredit di BKU.

Transaksi

- Karena menambah saldo kas di UM Perjadin, di Debet


di BP UM Perjadin.
- Karena mengurangi saldo kas tunai, di Kredit di BP Kas
Tunai.

Pembukuan

: BKU (D/K), BP UM Perjadin (D),dan BP Kas Tunai (K).

2) Ketika Pertanggungjawaban Uang Muka


Setelah kembali dari perjalanan dinas, penerima UM Perjadin harus
mempertanggungjawabkan

penggunaan

uang

muka

kepada

bendahara

pengeluaran melalui PPK. Kuitansi/bukti-bukti pengeluaran menjadi dokumen


sumber pembukuan pengakuan belanja oleh bendahara. Jika masih terdapat
sisa uang muka, maka harus segera dikembalikan kepada bendahara.
Sebaliknya jika pengeluaran melebihi uang muka yang diberikan, maka
bendahara

harus

segera

membayar

kekurangannya.

Pengakuan

belanja/pengeluaran definitif serta pembayaran kekurangan dapat dilakukan


setelah bendahara menguji kebenaran dan kelengkapan atas bukti-bukti
pengeluaran tersebut serta atas persetujuan PPK.
- Pembukuan Kuitansi/Bukti Pengeluaran
Pengakuan

belanja

menggunakan

uang

muka

adalah

pada

saat

pertanggungjawaban atas penggunaan uang muka diterima oleh bendahara


pengeluaran. Pengaruh pengakuan belanja tersebut adalah mengurangi saldo
BKU, mengurangi saldo UP/LS bendahara tergantung sumber dananya,
mengurangi saldo UM perjadin dan mengurangi kredit anggaran.
Jadi pembukuannya di Kredit di BKU, Kredit di buku pembantu UP/LS
bendahara, Kredit di buku pembantu UM perjadin, Kredit di buku pembantu
pengawasan anggaran belanja.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

128

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Dokumen

: Kuitansi/bukti pembayaran

Sumber
Analisis

: - Karena pembayaran belanja mengurangi saldo BKU,

Transaksi

maka di Kredit di BKU.


- Karena mengurangi saldo UM Perjadin, di Kredit di BP
UM Perjadin.
- Karena mengurangi saldo UP, di Kredit di BP UP (jika
sumber dana uang muka dari LS BP maka Kreditnya di
BP LS BP)
- Karena mengurangi saldo pagu anggaran, di Kredit di
BP PAB.

Pembukuan

: BKU (K), BP UM Perjadin (K), BP UP (K), dan BP PAB


(K).

- Pembukuan Penerimaan Pengembalian sisa Uang Muka


Jika setelah perjalanan dinas dilaksanakan masih terdapat sisa uang, maka
penerima UM perjadin harus segera mengembalikannya kepada bendahara.
Pengembalian sisa uang muka secara tunai berpengaruh menambah saldo
kas tunai bendahara dan mengurangi saldo uang muka perjadin. Karena
secara prinsip uang muka masih menjadi tanggung jawab bendahara, maka
pengembalian sisa uang muka tidak mempengaruhi saldo kas bendahara.
Dokumen

: Tanda terima

Sumber
Analisis
Transaksi

- Karena

pengembalian

sisa

UM

Perjadin

tidak

mempengaruhi saldo BKU, maka di Debet/Kredit di


BKU.
- Karena menambah saldo Kas Tunai, di Debet di BP
Kas Tunai.
- Karena mengurangi saldo UM Perjadin, di Kredit di BP
UM Perjadin

Pembukuan

: BKU (D/K), BP Kas Tunai (D), dan BP UM Perjadin (K).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

129

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

- Pembukuan Pembayaran Kekurangan Uang Muka


Kebalikan dari transaksi sebelumnya, ketika uang muka yang diterima
ternyata kurang maka penerima UM perjadin juga berhak meminta
pembayaran kekurangannya. Pembayaran kekurangan dapat dilakukan
setelah bendahara menguji kebenaran dan kelengkapan atas bukti-bukti
pengeluaran tersebut serta atas persetujuan PPK. Pembayaran kekurangan
uang muka secara umum tidak mempengaruhi saldo kas bendahara, karena
saldo uang muka merupakan bagian dari saldo kas bendahara. Secara
khusus pengaruhnya akan mengurangi saldo kas tunai dan menambah saldo
UM Perjadin. Sehingga pembukuannya BKU Debet-Kredit, buku pembantu
kas tunai Kredit, dan buku pembantu UM Perjadin Debet.

Dokumen

: Tanda terima

Sumber
Analisis
Transaksi

- Karena pembayaran kekurangan sisa UM Perjadin


tidak mempengaruhi saldo BKU, maka di Debet/Kredit
di BKU.
- Karena mengurangi saldo Kas Tunai, di Kredit di BP
Kas Tunai.
- Karena menambah saldo UM Perjadin, di Debet di BP
UM Perjadin

Pembukuan

: BKU (D/K), BP Kas Tunai (K), dan BP UM Perjadin (D).

d. Uang Muka BPP


Uang muka BPP diberikan ketika di suatu satker diangkat BPP. Uang muka
ini dapat dibayarkan berdasarkan PMK No. 73 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat (7), dalam
hal diangkat BPP, bendahara pengeluaran melimpahkan kewajiban dan tanggung
jawab pengelolaan uang kepada BPP. Ini artinya bendahara membayarkan uang
muka kepada BPP untuk selanjutnya BPP yang melakukan pembayaranpembayaran kepada yang berhak.
Sehubungan dengan fungsi BPP selaku perpanjangan tangan bendahara
pengeluaran, BPP menerima sejumlah dana dari bendahara pengeluaran guna
dibayarkan kepada yang berhak. Sesuai konsep BPP dalam asas umum

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

130

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

penatausahaan kas, BPP bertanggung jawab atas uang muka yang dikelolanya.
BPP bertanggung jawab atas

seluruh uang

dalam

penguasaannya dan

bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya.


Ketentuan mengenai penatausahaan kas pada bendahara pengeluaran berlaku
juga bagi BPP.

Oleh karena itu, dalam melakukan pembayaran, BPP wajib

melakukan pengujian sebagaimana pengujian yang dilakukan oleh bendahara,


meliputi kelengkapan dokumen, kebenaran perhitungan, dan ketersediaan dana.
Selain itu BPP juga wajib melakukan pungutan pajak apabila dalam pembayaran
yang dilakukannya sudah memenuhi ketentuan perpajakan.
Pembukuan terkait UM BPP yang harus dilakukan oleh bendahara ada dua,
yaitu ketika melakukan pembayaran uang muka kepada BPP dan ketika menerima
pertanggungjawaban uang muka dari BPP. Namun sebelum pembahasan lebih
lanjut tentang tata cara pembukuan UM BPP, terlebih dulu kita bahas pengertian
BPP sesuai peraturan.
1) Pengertian dan Prinsip-Prinsip BPP
Berikut ini adalah pengertian dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi BPP dalam
melaksanakan

tugasnya

selaku

perpanjangan

tangan

dari

bendahara

pengeluaran:
- Sesuai Pasal 1 PMK No.73 Tahun 2008, BPP adalah Bendahara yang
bertugas

membantu

Bendahara

Pengeluaran

untuk

melaksanakan

pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan


tertentu.
- Sesuai Pasal 3 Ayat (6) PMK No.73 Tahun 2008, BPP dapat diangkat dalam
hal terdapat kegiatan yang lokasinya berjauhan dengan tempat kedudukan
Bendahara Pengeluaran dan/atau beban kerja Bendahara Pengeluaran yang
sangat berat.
- Sesuai Pasal 3 Ayat (7) PMK No.73 Tahun 2008, Dalam hal diangkat BPP,
Bendahara

Pengeluaran

melimpahkan

kewajiban

dan

tanggungjawab

pengelolaan uang kepada BPP.


- Sesuai Pasal 3 Ayat (8) PMK No.73 Tahun 2008, BPP secara operasional
bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran atas pengelolaan uang
yang menjadi tanggung jawabnya.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

131

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

- Sesuai Pasal 6 Ayat (5) Perdirjen PBN No.47 Tahun 2009, BPP dalam
melakukan

pembukuan sebatas

pada

uang

yang

berada

di

bawah

pengelolaannya.
- Sesuai Pasal 6 Ayat (6) Perdirjen PBN No.47 Tahun 2009, LPJ BPP
merupakan dokumen sumber bagi bendahara pengeluaran.
- Sesuai Pasal 6 Ayat (7) Perdirjen PBN No.47 Tahun 2009, Pembukuan atas
LPJ BPP dilakukan berdasarkan nilai yang tercantum dalam LPJ BPP.
- Sesuai Lampiran 1 huruf (IX) Perdirjen PBN No.47 Tahun 2009, LPJBPP
yang diterima dari BPP diberi tanggal pembukuan berdasarkan tanggal waktu
penerimaannya.
2) Penatausahaan Kas pada BPP
Ketentuan umum penatausahaan kas berlaku juga bagi BPP. Secara lebih detail
sesuai Pasal 17 PMK No.73 Tahun 2008, penatausahaan kas di BPP diatur
sebagai berikut:
(1) Ketentuan mengenai penatausahaan kas pada Bendahara Pengeluaran
berlaku juga bagi BPP.
(2) BPP bertanggung jawab atas seluruh uang dalam penguasaannya dan
bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannya.
(3) LPJ BPP disampaikan kepada bendahara Pengeluaran paling lambat 5 hari
kerja bulan berikutnya disertai salinan rekening Koran dari bank untuk bulan
berkenaan.
(4) Pejabat Pembuat Komitmen wajib melakukan pemeriksaan kas sekurangkurangnya satu kali dalam satu bulan.
(5) Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan SPP dan menyampaikannya
kepada PA/KPA disertai bukti-bukti pengeluarannya.
(6) Dalam hal tersebut pada ayat (5), BPP harus menyampaikan LPJ terlebih
dahulu kepada Bendahara Pengeluaran.
(7) Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib menyetorkan seluruh uang
dalam penguasaannya ke Kas Negara, sedangkan sisa UP wajib
dikembalikan ke rekening Bendahara Pengeluaran.
(8) Bendahara Pengeluaran dapat membukukan transaksi atas dasar nilai yang
tertuang dalam LPJ BPP.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

132

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3) Pembukuan UM BPP
Seperti dijelaskan di muka, pembukuan terkait UM BPP dilakukan ketika
bendahara membayarkan uang muka kepada BPP dan ketika bendahara
menerima pertanggungjawaban uang muka dari BPP. Ketika menerima
pertanggungjawaban dari BPP, selain membukukan pertanggungjawabannya,
juga dimungkinkan adanya pengembalian sisa uang muka yang tidak digunakan.
a) Ketika pembayaran UM BPP
Sehubungan dengan fungsi BPP selaku perpanjangan tangan dari
bendahara pengeluaran, penyaluran dana kepada BPP pada prinsipnya
belum merupakan belanja bagi bendahara. Dengan demikian, kas pada BPP
masih merupakan uang yang harus dipertanggungjawabkan oleh bendahara
pengeluaran. Dengan kata lain kas di BPP adalah bagian dari kas bendahara
secara keseluruhan, di samping kas tunai dan kas di bank. Sehingga
pembayaran uang muka kepada BPP pada hakikatnya hanya mutasi kas dari
kas tunai ke BPP. Perlakuan atas transaksi ini pada prinsipnya sudah
dipelajari pada saat membahas transaksi pengambilan uang dari bank.
Karena tidak mempengaruhi saldokas bendahara secara keseluruhan,maka
pembukuannya Debet-Kredit di BKU. Karena terjadi pengurangan kas di kas
tunai, maka dibukukan Kredit di buku pembantu kas tunai. Karena terjadi
penambahan kas di BPP maka dibukukan Debet di buku pembantu UM BPP.
- Pembukuan Pembayaran UM BPP secara Tunai
Dokumen

: Tanda Terima

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena pembayaran UM BPP tidak mempengaruhi


saldo BKU, maka di Debet/Kredit di BKU.
- Karena menambah saldo kas di BPP, di Debet di BP
UM BPP.
- Karena mengurangi saldo kas tunai, di Kredit di BP
Kas Tunai.

Pembukuan : BKU (D/K), BP UM BPP (D), dan BP Kas Tunai (K).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

133

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

b) Ketika Pertanggungjawaban UM BPP


Ketentuan mengenai penatausahaan kas pada bendahara pengeluaran
berlaku juga bagi BPP. BPP pada prinsipnya adalah perpanjangan tangan
bendahara untuk melaksanakan pembayaran yang tidak bisa dilakukan
sendiri oleh bendahara. BPP bertanggung jawab atas seluruh uang dalam
penguasaannya dan bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran
yang dilaksanakannya.

Oleh karena itu, dalam melakukan pembayaran,

BPP wajib melakukan pengujian sebagaimana pengujian yang dilakukan


oleh bendahara. Selain itu BPP juga wajib melakukan pungutan pajak
apabila dalam pembayaran yang dilakukannya sudah memenuhi ketentuan
perpajakan.
Sebagai pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya, BPP menyusun
dan

menyampaikan

laporan

pertanggungjawaban

kepada

bendahara

pengeluaran. LPJ BPP inilah yang nantinya digunakan sebagai dokumen


sumber pembukuan pertanggungjawaban BPP oleh bendahara. Hal ini
mengacu kepada Pasal 17 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73 Tahun
2008, Bendahara Pengeluaran dapat membukukan transaksi atas dasar nilai
yang tertuang dalam LPJ BPP.
Hal tersebut diperjelas dalam Pasal 6 ayat (6) dan (7) Perdirjen PBN No.47
Tahun 2009:
- LPJ BPP merupakan dokumen sumber bagi bendahara pengeluaran.
- Pembukuan atas LPJ BPP dilakukan berdasarkan nilai yang tercantum
dalam LPJ BPP.
Untuk bisa membukukan pertanggungjawaban BPP, maka kita terlebih
dahulu harus mengetahui format LPJ-BPP. Sesuai Lampiran 7 Perdirjen
PBN No.47 Tahun 2009, formatnya adalah sebagai berikut:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

134

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Format LPJ BPP:


LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU
Bulan :
Departemen/lembaga
Tanggal/No SK Pengangkatan
Unit Organisasi
1. BPP
Propinsi/Kab/Kota
2. PPK
Satuan Kerja
Tahun Anggaran
Alamat dan telp.
Tgl.No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN
I. Keadaan Pembukuan bulan pelaporan dengan saldo akhir BKU-BPP sebesar Rp
dan Nomor Bukti Terakhir
Jenis Buku Pembantu
Saldo Awal Penambahan Pengurangan
Saldo Akhir
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
A. BP Kas dan UM Perjadin
1. BP Kas (Tunai dan Bank)
2. BP UM Perjadin
B. BP Selain Kas dan UM Perjadin
1. BP UP*)
- Belanja MA
- Belanja MA
- Pengembalian Sisa UP
2. BP LS Bendahara
- Pembayaran atas LS Bdh
- Setoran atas LS Bdh
3. BP Pajak
4. BP Lain-lain
*) jumlah pengurangan sudah termasuk Kuitansi UP yang belum di SPM-kan sebesar Rp
II. Keadaan Kas pada akhir bulan pelaporan
1. Uang tunai di brankas
2. Uang di rekening bank
3. Jumlah kas
III. Selisih Kas
1 Saldo akhir BP Kas (I.A1.kol 6)
2 Jumlah Kas (II.3)
3 Selisih Kas
IV. Penjelasan Selisih Kas III.3 (apabila ada)
1
., ..20..
Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen,

Bendahara Pengeluaran Pembantu,

Nama
Nip

Nama
Nip

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

135

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Berdasarkan format di atas, yang harus dibukukan oleh bendahara dari LPJ
BPP tersebut adalah pada bagian I.B. Bagian ini menjelaskan:

Realisasi belanja UP oleh BPP (Total dan rincian belanja per MA)

Realisasi belanja LS BP oleh BPP

Pengembalian sisa UM

Realisasi pungutan dan penyetoran pajak

Realisasi penerimaan/pengeluaran lain-lain melalui BPP.

- Pembukuan Realisasi Belanja BPP


Sesuai penjelasan di atas, dokumen sumber pembukuan realisasi belanja
BPP adalah LPJ BPP. Dapat kita perhatikan dalam format LPJ BPP di atas,
yang disajikan adalah belanja per mata anggaran. Belanja per mata
anggaran dapat berasal dari satu atau akumulasi bukti pengeluaran. Dengan
membukukan

jumlah

akumulasinya

maka

pengulangan

pekerjaan

pembukuan dapat dihindari. Jika bendahara, atasan, atau pemeriksa


menginginkan pembukuan detail transaksinya maka dapat menggunakan
pembukuan BPP.
Dokumen

: LPJ BPP

Sumber
Analisis
Transaksi

: - Karena pembayaran belanja mengurangi saldo BKU,


maka di Kredit di BKU.
- Karena mengurangi saldo UM BPP, di Kredit di BP UM
BPP.
- Karena mengurangi saldo UP, di Kredit di BP UP (jika
sumber dana uang muka dari LS BP maka Kreditnya di
BP LS BP)
- Karena mengurangi saldo pagu anggaran, di Kredit di
BP PAB.

Pembukuan

: BKU (K), BP UM BPP (K), BP UP (K), dan BP PAB (K).

Catatan; sesuai Pasal 6 ayat (7) Perdirjen 47/2009, Pembukuan atas LPJ
BPP dilakukan berdasarkan nilai yang tercantum dalam LPJ BPP, maka
pembukuan realisasi belanja UP dapat mengambil nilai totalnya atau per
MA seperti dalam LPJ BPP.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

136

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

- Pembukuan Penerimaan Pengembalian Sisa UM BPP


Pembukuan ini pada prinsipnya sama dengan pembukuan sisa UM perjadin,
yaitu dengan mendebet buku pembantu kas tunai, dan mengkredit buku
pembantu BPP. Karena tidak ada pengaruhnya terhadap keseluruhan kas
bendahara, maka di BKU Debet-Kredit.
Dokumen

: LPJ BPP

Sumber
Analisis

Transaksi

- Karena

pengembalian

sisa

UM

BPP

tidak

mempengaruhi saldo BKU, maka di Debet/Kredit di BKU.


- Karena menambah saldo Kas Tunai, di Debet di BP Kas
Tunai.
- Karena mengurangi saldo UM BPP, di Kredit di BP UM
Perjadin

Pembukuan : BKU (D/K), BP Kas Tunai (D), dan BP UM BPP (K).

- Pembukuan Pungutan dan Setoran Pajak oleh BPP


Karena pajak sudah dipungut setorkan oleh BPP maka pembukuannya
langsung Debet-Kredit di BKU, buku pembantu BPP, dan buku pembantu
pajak.
Dokumen

: LPJ BPP

Sumber
Analisis
Transaksi

- Meskipun dipungut dan disetorkan oleh BPP sehingga


tidak mempengaruhi saldo BKU maupun BP, karena
sumber dana UM BPP berasal dari Bendahara, pajak
juga dibukukan oleh Bendahara di BKU dan BP terkait.
- Karena pungutan dan penyetoran pajak oleh BPP tidak
mempengaruhi saldo BKU, maka di Debet/Kredit di BKU.
- Karena

yang

dipungut

dan

disetorkan

pajak,

Di

BPP,

di

Debet/Kredit di BP Pajak.
- Karena

dipungut

dan

disetorkan

oleh

Debet/Kredit di BP UM BPP.
Pembukuan : BKU (D/K), BP Pajak (D/K), dan BP UM BPP (D/K).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

137

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

e. Simulasi Pembukuan Bulan Pebruari 2011


Simulasi pembukuan bulan Pebruari merupakan lanjutan dari transaksi
Pusdiklat Bendahara bulan Januari. Saldo awal Pebruari diambil dari saldo akhir
Januari. Berdasarkan pembukuan bulan Januari 2011, diketahui saldo akhir BKU
dan bukubuku pembantu adalah sebagai berikut:
1) Saldo BKU Rp 15.000.000
2) Saldo BP Bank Rp 13.300.000
3) Saldo BP Kas Tunai Rp 1.700.000
4) Saldo BP UP Rp 10.000.000
5) Saldo BP LS Bendahara Rp 5.000.000
6) Saldo BP Pajak Rp 0
Berikut ini adalah transaksi satker Pusdiklat Bendahara bulan Februari 2011:
Transaksi No.1:
Tanggal

01 Pebruari 2011

Transaksi

Menerima SP2D LS Gaji No.200A (No.017, Beban 5111) tanggal


01-02-2011 an. Pegawai Satker Pusdiklat Bendahara yang
pembayarannya langsung ditransfer ke rekening pegawai, atas
pengajuan SPM LS Gaji bulan Pebruari 2011 untuk 50 pegawai:

Pembukuan

Penghasilan Kotor..........................Rp 120.000.000

Potongan (PFK, Pajak, dll)..............Rp 20.000.000

Penghasilan Bersih.........................Rp 100.000.000,-

BKU (D/K) jumlah kotor


BP PAB (K)

Penjelasan:
Transaksi di atas merupakan contoh LS Pihak ketiga, karena SP2D dialamatkan
kepada selain bendahara, yaitu Pegawai Satker Pusdiklat Bendahara. Mekanisme
pembayarannya KPPN mentransfer dana langsung ke rekening masing-masing
pegawai berdasarkan daftar yang diserahkan oleh bendahara/PPABP. Jika ada
potongan terkait pinjaman misalnya maka yang ditransfer ke pegawai sebesar
jumlah bersih setelah dikurangi potongan. Sedangkan potongannya ditransfer ke
rekening yang berhak. Jadi tidak ada uang yang masuk rekening bendahara.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

138

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BKU; Debet-Kredit
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

88,510,310,000

88,510,310,000

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

10,000,000

10,000,000

10,000,000

100,000

8,000,000

1,500,000

100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

15,000,000

Pebruari 01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

120,000,000

120,000,000

15,000,000

26

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000

1,775,000

75,000

1,700,000
10,000,000

BP PAB; Kredit
BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP

LS

PAGU
1

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5111

Akun

Akun

Akun

Akun

1,715,850,000

Jan 31

016

SPM/SP2D LS No.100E

5,500,000

5,500,000 1,710,350,000

Peb 01

017

SPM/SP2D LS No.200A

120,000,000

125,500,000 1,590,350,000

10

11

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

139

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.2:
Tanggal

01 Pebruari 2011

Transaksi

Mengambil kas dari bank sebesar Rp 13.300.000 dengan cek


(No.018) untuk keperluan pembayaran kekurangan gaji dan
pembayaran tunai menggunakan UP.

Pembukuan

BKU (D/K),
BP Bank (K),
BP Kas Tunai (D)

Penjelasan:
Pengambilan uang di bank berpengaruh menambah saldo kas tunai dan
mengurangi saldo bank, namun secara keseluruhan tidak berpengaruh terhadap
saldo kas bendahara. Karena tidak berpengaruh terhadap saldo kas bendahara,
maka pembukuan di BKU debet dan kredit sebesar jumlah yang sama.
BKU; Debet-Kredit
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

120,000,000

120,000,000

15,000,000

13,300,000

13,300,000

15,000,000

26

Pebruari 01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

01

018

PU Bank

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

1,000,000

9,000,000

1,100,000

7,900,000

100,000
1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000

1,775,000

75,000

1,700,000
10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

15,000,000

140

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai; Debet


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

5,500,000

1,700,000

011

Pungut PPN

500,000

012

Pungut PPh

75,000

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

018

PU Bank

26
Pebruari

01

10,000,000

10,000,000
1,000,000

9,000,000

1,100,000

7,900,000

100,000

8,000,000

2,200,000
2,275,000
500,000
75,000

13,300,000

1,775,000
1,700,000
15,000,000

BP Bank; Kredit
BUKU PEMBANTU BANK
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

Pebruari

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10

003

PU Bank

10,000,000

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

01

018

PU Bank

10,000,000
10,000,000

8,300,000

500,000

13,300,000

13,300,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

141

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.3:
Tanggal

02 Pebruari 2011

Transaksi

Membayar tunai kekurangan gaji pegawai sebesar Rp 5.000.000


sesuai daftar (No.019)

Pembukuan

BKU (K)
BP Kas Tunai (K)
BP LS Bendahara (K)

BKU; Kredit
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

88,510,310,000

88,510,310,000

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

100,000
1,500,000

10,000,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

26

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

15,000,000

Pebruari 01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

120,000,000

120,000,000

15,000,000

01

018

PU Bank

13,300,000

13,300,000

15,000,000

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000
75,000

1,775,000
1,700,000
10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

142

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai; Kredit


BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

500,000

012

Pungut PPh

75,000

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

01

018

PU Bank

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

26
Pebruari

Saldo
6

10,000,000

10,000,000
1,000,000

9,000,000

1,100,000

7,900,000

100,000

8,000,000
100,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000
2,200,000
2,275,000

500,000

1,775,000

75,000

1,700,000

13,300,000

15,000,000
5,000,000

10,000,000

BP LS Bendahara; Kredit
BUKU PEMBANTU LS BP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

Pebruari

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,500,000

Saldo
6

500,000

5,000,000

5,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

143

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.4:
Tanggal

10 Pebruari 2011

Transaksi

Membayar uang muka perjalanan dinas sebesar Rp 2.500.000


kepada Sabar (No.020).

Pembukuan

BKU (D/K)
BP Kas Tunai (K)
BP UM Perjadin (D)

BKU; Debet-Kredit
Penjelasan: Pembayaran uang muka belum diakui sebagai belanja, sehingga tidak
mempengaruhi saldo BKU, dan dibukukan Debet-Kredit.
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

26

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

1,000,000

9,000,000

1,100,000

7,900,000

100,000
1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000
75,000

1,775,000

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

15,000,000

Pebruari 01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

120,000,000

120,000,000

15,000,000

01

018

PU Bank

13,300,000

13,300,000

15,000,000

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

10

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

10,000,000

2,500,000

1,700,000
10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

144

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP UM Perjadin; Debet
Penjelasan: Pembayaran uang muka perjadin berpengaruh menambah saldo uang
di Perjadin dan dibukukan Debet.
BUKU PEMBANTU UM PERJADIN
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Pebruari

10

020

Pembayaran UM Perjadin

Saldo
6

2,500,000

2,500,000

BP Kas Tunai; Kredit


Penjelasan: Pembayaran uang muka secara tunai berpengaruh mengurangi saldo
kas tunai dan dibukukan Kredit.
BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

500,000

2,200,000

012

Pungut PPh

75,000

2,275,000

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

01

018

PU Bank

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

10

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

7,500,000

26
Pebruari

10,000,000

10,000,000
1,000,000

9,000,000

1,100,000

7,900,000

100,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

100,000

8,000,000

500,000
75,000
13,300,000

1,775,000
1,700,000
15,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

145

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No.5:
Tanggal

11 Pebruari 2011

Transaksi

Membayar uang muka kepada BPP sebesar Rp 7.500.000 untuk


keperluan penyelenggaraan kegiatan TNA (No.021).

Pembukuan

BKU (D/K)
BP UM BPP (D)
BP Kas Tunai (K)

BKU; Debet-Kredit
Penjelasan: Pembayaran uang muka belum diakui sebagai belanja, sehingga tidak
mempengaruhi saldo BKU, dan dibukukan Debet-Kredit.
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000
10,000,000

10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

26

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

Pebruari 01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

01

018

PU Bank

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

1,000,000

9,000,000

1,100,000

7,900,000

100,000
1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000
75,000

8,300,000

1,775,000
1,700,000
10,000,000

5,500,000

500,000

15,000,000

120,000,000

120,000,000

15,000,000

13,300,000

13,300,000

15,000,000

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

10

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

2,500,000

10,000,000

11

021

Pembayaran UM BPP

7,500,000

7,500,000

10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

146

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP BPP; Debet
Penjelasan: Pembayaran uang muka BPP berpengaruh menambah saldo uang di
BPP dan dibukukan Debet.
BUKU PEMBANTU UM BPP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Pebruari

11

021

Pembayaran UM BPP

Saldo
6

7,500,000

7,500,000

BP Kas Tunai;Kredit
Penjelasan: Pembayaran uang muka secara tunai berpengaruh mengurangi saldo
kas tunai dan dibukukan Kredit.
BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

Saldo
6

10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

100,000

8,000,000

15

007

Setor PPN

100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

25

26

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

500,000

2,200,000

012

Pungut PPh

75,000

2,275,000

Setor PPN
Setor PPh 22

01

018

PU Bank

02

019

10
11

1,700,000

500,000

1,775,000

75,000

1,700,000

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

7,500,000

021

Pembayaran UM BPP

7,500,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

147

Pebruari

013
014

5,500,000

13,300,000

15,000,000

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 6:
Tanggal

22 Pebruari 2011

Transaksi

Menerima SP2D LS BP No.200B tanggal 22-02-2011 atas


pengajuan SPM LS Uang Makan bulan Januari 2011 sebesar
Jumlah kotor Rp.15.000.000 Potongan pajak Rp 1.000.000
Jumlah bersih Rp. 14.000.000 (Nomor 022, Beban 5111).

Pembukuan

BKU (D/k)
BP Bank (D/k)
BP LS Bendahara (D/k)
BP PAB (K)

BKU;
Penjelasan: SP2D LS Bendahara berpengaruh menambah saldo kas bendahara
sebesar jumlah netto. Namun karena pembukuan menganut asas bruto maka
pencatatannya Debet jumlah kotor, Kredit jumlah potongan.
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000
10,000,000

10

003

PU Bank

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

88,510,310,000
10,000,000

10,000,000

1,000,000

9,000,000

1,100,000

7,900,000

100,000

7,900,000

100,000
1,500,000

10,000,000

8,000,000
1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

120,000,000

120,000,000

15,000,000

13,300,000

13,300,000

15,000,000

26

Pebruari

88,510,310,000

01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

01

018

PU Bank

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000
75,000

1,775,000
1,700,000
10,000,000
15,000,000

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

10

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

2,500,000

10,000,000

11

021

Pembayaran UM BPP

7,500,000

7,500,000

10,000,000

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

15,000,000

1,000,000

24,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

148

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Bank;
BUKU PEMBANTU BANK
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

Pebruari

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10

003

PU Bank

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

Saldo
6

10,000,000

10,000,000
10,000,000

01

018

PU Bank

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

8,300,000

500,000

13,300,000

13,300,000
15,000,000

1,000,000

14,000,000

BP LS Bendahara;
BUKU PEMBANTU LS BP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

Pebruari

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

Saldo
6

5,500,000

500,000

15,000,000

1,000,000

5,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

5,000,000
14,000,000

149

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP PAB;
BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan

: '01
: '01
: '04
: 1700

Tgl dan No.SP DIPA


Tahun Anggaran
KPPN

: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Output

: '01

Tgl

No
Bukti

Uraian

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP

LS

PAGU
1

Jan 31

BKPK
5111

Akun

Akun

Akun

Akun

1,715,850,000

016 SPM/SP2D LS No.100E

5,500,000

5,500,000 1,710,350,000

Peb 01

017 SPM/SP2D LS No.200A

120,000,000

125,500,000 1,590,350,000

22

022 SPM/SP2D LS No.200B

15,000,000

15,000,000 1,575,350,000

10

11

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

150

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 7:
Tanggal

23 Pebruari 2011

Transaksi

Membayar

uang

makan

pegawai

dengan

pemindahbukuan/mentransfer langsung ke rekening setiap


pegawai. Bendahara menerbitkan cek dan menyerahkan

ke

bank beserta lampiran daftar penerima uang makan. (No. 023).


Pembukuan

BKU (K)
BP Bank (K)
BP LS Bendahara (K)

BKU;
Penjelasan: Transaksi di atas adalah contoh pembayaran langsung ke rekening
penerima. Saldo kas bendahara berkurang sehingga BKU Kredit, Saldo bank
berkurang sehingga Kredit di BP Bank, dan Kredit di BP LS Bendahara.
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

14

Pebruari

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

26

88,510,310,000

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

01

018

PU Bank

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

10

020

Pembayaran UM Perjadin

11

021

Pembayaran UM BPP

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

23

023

Pembayaran uang makan

100,000

8,000,000
100,000

1,500,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000
500,000
75,000

8,300,000

1,775,000
1,700,000
10,000,000

5,500,000

500,000

15,000,000

120,000,000

120,000,000

15,000,000

13,300,000

13,300,000

15,000,000

5,000,000

10,000,000

2,500,000

2,500,000

10,000,000

7,500,000

7,500,000

10,000,000

15,000,000

1,000,000

24,000,000

14,000,000

10,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

151

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Bank;
Penjelasan: Pembayaran melalui bank berpengaruh mengurangi saldo bank dan
dibukukan Kredit
BUKU PEMBANTU BANK
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

Pebruari

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10

003

PU Bank

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

Saldo
6

10,000,000

10,000,000
10,000,000

01

018

PU Bank

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

23

023

Pembayaran uang makan

8,300,000

500,000

13,300,000

13,300,000
15,000,000

1,000,000

14,000,000

14,000,000

BP LS Bendahara;
Penjelasan: Karena sumber dana untuk pembayaran uang makan berasal dari LS
Bendahara maka dibukukan Kredit di buku pembantu LS Bendahara.
BUKU PEMBANTU LS BP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

Pebruari

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

23

023

Pembayaran uang makan

5,500,000

500,000
5,000,000

15,000,000

Saldo

1,000,000

5,000,000
14,000,000

14,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

152

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 8:
Tanggal

24 Pebruari 2011

Transaksi

Menerima pertanggungjawaban UM Perjadin berupa bukti-bukti


pengeluaran sebesar Rp 2.300.000 dan sisa UM perjadin
sebesar Rp 200.000 (No.024, Beban 524111).

Pembukuan

Kuitansi:

BKU (K)

BP UP (K)

BP UM Perjadin (K)

BP PAB (Kredit)

Pengembalian sisa UM perjadin:

BKU (D/K)

BP Kas Tunai (D)

BP UM Perjadin (K)

BKU;
Penjelasan: Pengakuan belanja menggunakan uang persediaan adalah pada saat
pertanggungjawaban penggunaan uang muka dipertanggungjawabkan kepada
KPPN. Karena uang muka diberikan oleh bendahara maka pengakuan belanjanya
adalah

pada

saat

pertanggungjawaban

penggunaan

uang

mukanya

dipertanggungjawabkan kepada bendahara. Karena sudah diakui sebagai belanja


maka berpengaruh mengurangi saldo kas bendahara dan dibukukan Kredit di BKU.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

153

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BUKU KAS UMUM


Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

12

004

14

005
006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

15,000,000

Pebruari 01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

120,000,000

120,000,000

15,000,000

01

018

PU Bank

13,300,000

13,300,000

15,000,000

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

10

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

10,000,000

11

021

Pembayaran UM BPP

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

23

023

Pembayaran uang makan

24

024

Pertanggungjawaban perjadin

26

88,510,310,000

88,510,310,000
-

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

Sisa UM Perjadin

100,000
1,500,000

8,000,000
100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,500,000

2,275,000
500,000

1,775,000

75,000

1,700,000
10,000,000

7,500,000

7,500,000

10,000,000

15,000,000

1,000,000

24,000,000

14,000,000

10,000,000

2,300,000

7,700,000

200,000

7,700,000

200,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

154

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP UP;
BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

24

024

Pertanggungjawaban perjadin

5,500,000
8,300,000

1,700,000
10,000,000

2,300,000

7,700,000

BP UM Perjadin;
BUKU PEMBANTU UM PERJADIN
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Pebruari

10

020

24

024

Pembayaran UM Perjadin
Pertanggungjawaban perjadin
Sisa UM Perjadin

Saldo
6

2,500,000

2,500,000
2,300,000

200,000

200,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

155

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Kas Tunai;
BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Januari

Pebruari

Saldo
6

10

003

PU Bank

10,000,000

10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

006

Pungut PPN

9,000,000
7,900,000

100,000

8,000,000

15

007

Setor PPN

100,000

7,900,000

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

700,000

7,200,000

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

5,500,000

1,700,000

011

Pungut PPN

500,000

012

Pungut PPh

75,000

2,200,000

26

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

01

018

PU Bank

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

10

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

7,500,000

11

021

Pembayaran UM BPP

7,500,000

24

024

Sisa UM Perjadin

2,275,000
500,000

1,775,000

75,000

1,700,000

13,300,000

15,000,000

200,000

200,000

BP PAB;
BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA
Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

No
Bukti

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Uraian

Nilai
Transaksi

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Cara Bayar
UP

LS

PAGU
1

Peb 24

024

Pertanggungjwban Perjadin

2,300,000

2,300,000

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '01

BKPK
5241
144,000,000
7

141,700,000

Akun
524111
144,000,000

Akun

Akun

10

Akun

11

141,700,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

2,300,000

156

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 9:
Tanggal
Transaksi

25 Pebruari 2011
Menerima LPJ BPP (No.025):

Realisasi Pengeluaran UP Rp 7.500.000


-

MA 521211 Rp 3.500.000

MA 521213 Rp 1.500.000

MA 521219 Rp 2.500.000

Realisasi pungutan dan setoran pajak oleh BPP Rp 1.000.000


(PPN Rp 500.000, PPh 21 Rp 200.000, PPh 22 Rp 300.000)

Pembukuan

Realisasi UP:

BKU (K)

BP UP (K)

BP BPP (K)

BP PAB (K)

Pajak:

BKU (D/K)

BP BPP (D/K)

BP Pajak (D/K)

Penjelasan: Pengakuan belanja menggunakan uang persediaan adalah pada saat


pertanggungjawaban penggunaan uang muka dipertanggungjawabkan kepada
KPPN. Karena uang muka diberikan oleh bendahara maka pengakuan belanjanya
adalah

pada

saat

pertanggungjawaban

penggunaan

uang

mukanya

dipertanggungjawabkan kepada bendahara. Karena sudah diakui sebagai belanja


maka berpengaruh mengurangi saldo kas bendahara dan dibukukan Kredit di BKU.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

157

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BKU;
BUKU KAS UMUM
Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

03

001

DIPA No.0266/15-11.2.01/12/2011 tgl.20-12-2010

88,510,310,000

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

10,000,000

10

003

PU Bank

10,000,000

88,510,310,000
10,000,000

10,000,000
10,000,000

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000

9,000,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

1,100,000

7,900,000

100,000

7,900,000

1,500,000

7,900,000

006

Pungut PPN

15

007

Setor PPN

20

008

SPM/SP2D LS No.100B tgl.20-01-2011

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

011

Pungut PPN

012

Pungut PPh 22

26

100,000
1,500,000

8,000,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

500,000

2,200,000

75,000

2,275,000

013

Setor PPN

014

Setor PPh 22

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

8,300,000

31

016

SPM/SP2D LS BP No.100E tgl.31-01-2011

5,500,000

500,000

15,000,000

Pebruari 01

017

SPM/SP2D LS No.200A tgl.01-02-2011

120,000,000

120,000,000

15,000,000

01

018

PU Bank

13,300,000

13,300,000

15,000,000

02

019

Pembayaran kekurangan gaji

5,000,000

10,000,000

10

020

Pembayaran UM Perjadin

2,500,000

2,500,000

10,000,000

11

021

Pembayaran UM BPP

7,500,000

7,500,000

10,000,000

22

022

SPM/SP2D LS BP No.200B tgl.22-02-2011

1,000,000

24,000,000

23

023

Pembayaran uang makan

14,000,000

10,000,000

24

024

Pertanggungjawaban perjadin
Sisa UM Perjadin

25

025

15,000,000

1,775,000

75,000

1,700,000
10,000,000

2,300,000

7,700,000

200,000

200,000

7,700,000

7,500,000

200,000

1,000,000

1,000,000

200,000

LPJ BPP
Pajak BPP

500,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

158

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP UP;
BUKU PEMBANTU UP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Januari

05

002

SPM/SP2D UP No.100A tgl.05-01-2011

12

004

Pembayaran listrik Januari 2011

1,000,000
1,100,000

7,900,000

700,000

7,200,000

5,500,000

1,700,000

14

005

Pembayaran ATK Toko Jaya

21

009

Pembayaran PAM Januari 2011

25

010

Pembayaran ATK Toko Raya

10,000,000

10,000,000

8,300,000

9,000,000

30

015

SPM/SP2D GUP No.100D tgl.30-01-2011

24

024

Pertanggungjawaban perjadin

2,300,000

10,000,000
7,700,000

25

025

LPJ BPP

7,500,000

200,000

BP BPP;
BUKU PEMBANTU UM BPP
Departemen/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Debet

Kredit

Saldo

Pebruari

11

021

Pembayaran UM BPP

25

025

LPJ BPP
Pajak BPP

7,500,000
1,000,000

7,500,000
7,500,000

1,000,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

159

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

BP Pajak
BUKU PEMBANTU PAJAK
Departemen/Lembaga

:('015) Kementerian X

Unit Organisasi

:(11 ) Badan Y

Prop/Kab/Kota

:( '01) DKI

Satuan Kerja

:(123456) Pusdiklat Bendahara

Tgl dan No.SP DIPA

: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011

Tahun Anggaran

: 2011

KPPN

:('023) Jakarta

Tanggal

No.Bukti

Uraian

Januari

14

006

Debet
PPN
4

Pungut PPN Tk. Jaya

15

007

Setor PPN Tk. Jaya

011

Pungut PPN Tk. Raya

012

Pungut PPh 22 Tk. Raya

013

Setor PPN Tk. Raya

014

Setor PPh 22 Tk. Raya

025

Pajak BPP

Pebruari 25

PPh 22
6

PPh 23
7

Kredit
8

Saldo

10

100,000

25
26

PPh 21
5

100,000
100,000

500,000

500,000
75,000

500,000

200,000

575,000

300,000

500,000

75,000

1,000,000

BP PAB

BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA


Dep/Lembaga
Unit Organisasi
Prop/Kab/Kota
Satuan Kerja
Tgl dan No.SP DIPA
Tahun Anggaran
KPPN

Tgl

:('015) Kementerian X
:(11 ) Badan Y
:( '01) DKI
:(123456) Pusdiklat Bendahara
: 20-12-2010, No.0266/15-11.2.01/12/2011
: 2011
:('023) Jakarta

No
Bukti

Uraian

Fungsi
Sub Fungsi
Program
Kegiatan
Output

Nilai
Transaksi

Cara Bayar
UP

LS

BKPK
5212

Akun
521211

Akun
521213

Akun
521219

281,000,000
7

150,000,000
8

25,000,000
9

106,000,000
10

PAGU
1

Peb 25

025

: '01
: '01
: '04
: 1700
: '03

Akun

11

Posisi UP
Bukti

Sudah

Pengeluaran

Disahkan

12

13

LPJ BPP

3,500,000

3,500,000

277,500,000

146,500,000

25,000,000 106,000,000

3,500,000

LPJ BPP

1,500,000

5,000,000

276,000,000

146,500,000

23,500,000 106,000,000

5,000,000

LPJ BPP

2,500,000

7,500,000

273,500,000

146,500,000

23,500,000 103,500,000

7,500,000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

160

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Transaksi No. 10:


Tanggal

25 Pebruari 2011

Transaksi

Berdasarkan bukti-bukti pengeluaran UP, PPK mengajukan SPP


GUP ke PPSPM.

Pembukuan

SPP bukan dokumen sumber pembukuan sehingga tidak perlu


dibukukan.

Transaksi No.11:
Tanggal

28 Pebruari 2011

Transaksi

PPSPM sudah menandatangani SPM, namun karena jam kerja


sudah berakhir, pengajuan SPM ke KPPN akan dilakukan
keesokan harinya.

Pembukuan

SPM yang belum SP2D bukan dokumen sumber pembukuan


sehingga tidak perlu dibukukan.
Pembukuan baru dilakukan setelah SP2D sudah diterbitkan dan
diterima bendahara.

Menyusun Catatan Hasil Pemeriksaan Kas


Catatan hasil pemeriksaan kas dibuat berdasarkan saldo buku menurut pembukuan
bendahara pengeluaran dan saldo fisik kas berdasarkan perhitungan fisik.
Berdasarkan pembukuan bendahara bulan Pebruari di atas, dengan asumsi saldo
fisik sama dengan buku, dan saldo UAKPA sama dengan Bendahara, maka dapat
disusun catatan hasil pemeriksaan kas bulan Pebruari 2011 sesuai format berikut:

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

161

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi

Pada hari ini...tanggal ..........bulan ....tahun .... kami selaku


Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU
sebesar Rp... dan Nomor Bukti terakhir di BKU Nomor ..
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut :
I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara Pengeluaran
A. Saldo Kas Bendahara:
1. Saldo BP Kas (Tunai dan Bank)
Rp
2. Saldo BP BPP
Rp
3. Saldo BP UM Perjadin
Rp
4. Jumlah (A1+A2+A3)
Rp
B. Saldo Kas pada huruf A tersebut terdiri dari :
1. Saldo BP UP
Rp.
2. Saldo BP LS Bendahara
Rp.
3. Saldo BP Pajak
Rp.
4. Saldo BP Lain-lain
Rp.
5. Jumlah (B1+B2+B3+B4)
Rp
C. Selisih Pembukuan (A4-B5)
Rp.
II. Hasil Pemeriksaan Kas
A. Kas yang dikuasai Bendahara
1. Uang Tunai di Brankas Bendahara
Rp.
2. Uang di Rekening Bank Bendahara
Rp.
3. Jumlah Kas (A1+A2)
Rp.
B. Selisih Kas antara Buku dengan Fisik (I.A-II.A)
Rp.
III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
A. Pembukuan UP menurut Bendahara Pengeluaran
1. Saldo UP
Rp.
2. Kuitansi UP yang belum di-SP2D-kan
Rp.
3. Jumlah UP dan Kuitansi UP (A1+A2)
Rp.
B. Pembukuan UP menurut UAKPA
Rp.
C. Selisih UP Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A3-B)
Rp.
IV. Penjelasan atas Selisih
1. Selisih Kas (IIB).

2. Selisih Pembukuan (IIIC)..

Yang diperiksa,
Bendahara Pengeluaran,

Kuasa Pengguna Anggaran,

Amanah
Nip

Jujur
Nip

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

162

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

3. Latihan
a. Latihan II
Berikut ini adalah catatan transaksi dan mutasi kas Satker Pusdiklat Bendahara
bulan Pebruari 2011.
No

Tanggal

Transaksi

01

Menerima SP2D LS Gaji No.200C (No....., Beban 5111)


tanggal 01-02-2011 an. Pegawai Satker Pusdiklat Bendahara
yang

pembayarannya

langsung

ditransfer

ke

rekening

masing-masing pegawai atas pengajuan SPM LS Gaji bulan


Pebruari 2011 untuk 50 pegawai dengan rincian:

01

Penghasilan Kotor..........................Rp 130.000.000

Potongan (PFK,PPh dll).................Rp

Penghasilan Bersih.........................Rp 110.000.000

20.000.000

Membeli buku cek sebesar Rp 250.000 dengan memotong


rekening bank bendahara (No........, Beban 521111)

01

Mengambil kas ke bank sebesar Rp 19.500.000 dengan cek


(No......) untuk keperluan pembayaran tunai.

02

Membayar tunai honor satpam dan cleaning service bulan


Januari 2011 sebesar Rp 3.000.000 (No....., Beban 521111).

03

Membayar

tunai

honor

KPA,

Pejabat

Penguji

SPM,

Bendahara dan staf pengelola keuangan bulan Januari 2011


sebesar Rp 4.500.000 sesuai daftar (No....., Beban 521115).
Dipungut PPh 21 sebesar Rp 525.000 (No......).
6

04

Membayar tunai pengadaan ATK kepada Toko Intan Rp


2.200.000 (No., Beban 521111). Dipungut PPN sebesar Rp
200.000 (No.) dan PPh 22 sebesar Rp 30.000 (No..).

07

Menyetorkan ke kas negara pungutan pajak atas:

SSP PPh 21 honor KPA dkk (No......).

SSP PPN (No.046) dan SSP PPh 22 (No......) an. Toko


Intan.

08

Menerima SP2D LS No.200D tanggal 08-02-2011 an. PT

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

163

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Telkom atas pengajuan SPM LS langganan jasa telepon


tagihan bulan Pebruari 2011 sebesar Rp 3.000.000 (No..,
Beban 522111).
9

09

Menerima SP2D TUP No.201D tanggal 09-02-2011 an.


Bendahara

sebesar

Rp

20.000.000

untuk

keperluan

penyelenggaraan workshop bendahara (No.....).


10

10

Mengambil kas dari bank sebesar Rp 20.000.000,- dengan


cek (No.......).

11

11

Menyerahkan secara tunai uang muka kepada BPP untuk


keperluan penyelenggaraan workshop sebesar Rp 20.000.000
(No......).

12

12

Menerima SP2D LS No.200M tanggal 12-02-2011 an.


Bendahara atas pengajuan SPM LS Perjalanan Dinas
sebesar Rp 5.000.000 (No.., Beban 524111).

13

12

Membayar uang muka perjalanan dinas kepada Mutiara,


untuk keperluan perjalanan dinas jabatan sebesar Rp
5.000.000 melalui transfer bank ke rekening ybs (No......).

14

15

Membayar tunai tagihan langganan daya dan jasa bulan


Pebruari 2011 (Beban 522111):

15

18

Listrik kepada PT PLN sebesar Rp 1.500.000 (No......).

Air kepada PAM Jaya sebesar Rp 2.000.000 (No.......).

Membayar tunai biaya perbaikan komputer kepada CV Berlian


sebesar Rp 1.100.000 (No......., Beban 523121). Dipungut
PPN sebesar Rp 100.000 (No......) dan PPh 23 sebesar Rp
20.000 (No......).

16

19

Menerima pertanggungjawaban UM Perjadin, berupa buktibukti pengeluaran tiket, hotel, dan uang harian semuanya
sebesar Rp 5.000.000,- Tidak ada sisa uang muka perjalanan
dinas. (No......, Beban 524111).

17

19

Membayar tunai pengadaan seragam dinas 5 pegawai @ Rp


300.000 kepada Penjahit Permata

sebesar Rp 1.500.000

(No......, Beban 521119). Dipungut PPN sebesar Rp 136.364


(No.......).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

164

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

18

22

Menyetorkan ke kas negara pungutan pajak dengan:

SSP PPN (No......) dan SSP PPh 23 (No......) an. CV


Berlian.

19

23

SSP PPN (No.......) an. Penjahit Permata.

Menerima LPJ BPP (No.......):

Realisasi belanja UP Rp 19.000.000,-

MA 521211 Rp 8.000.000,-

MA 521213 Rp 2.000.000,-

MA 521219 Rp 4.000.000,-

MA 522115 Rp 5.000.000,-

Realisasi

Pungutan-setoran

pajak

oleh

BPP

Rp

2.175.000,- (PPN Rp 1.000.000, PPh 21 Rp 500.000, PPh


22 Rp 675.000)

20

24

Sisa UM Rp 1.000.000,-

Menyetorkan ke kas negara sisa TUP sebesar Rp 1.000.000,dengan SSBP (No.......).

21

25

Menerima SP2D LS No.201X tanggal 25-02-2011 an. SPBU


Pertamina atas pengajuan SPM LS pembelian BBM untuk
kendaraan dinas bulan Januari dan Pebruari 2011 sebesar
Rp.2.000.000,- (No, Beban 523121).

22

25

PPK mengajukan SPP GUP dan GUP Nihil atas seluruh


pengeluaran bulan Pebruari 2011 kepada Pejabat Penguji
SPM.

23

28

PPSPM mengajukan SPM GUP dan GUP Nihil yang sudah


ditandatangani ke KPPN.

Berdasarkan transaksi di atas dan saldo akhir pada latihan sebelumnya, sebagai
Bendahara Pengeluaran saudara diminta membukukan transaksi di atas dalam
BKU dan buku-buku pembantu serta menyusun Berita Acara Pemeriksaan Kas.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

165

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

b. Latihan III
Berikut ini catatan transaksi dan mutasi kas Satker Pusdiklat Bendahara bulan
Maret 2011:
No

Tanggal

01

Transaksi
Menerima SP2D LS Gaji No.301A

tanggal 01-03-2011 an.

Pegawai Satker Pusdiklat Bendahara yang pembayarannya


langsung ditransfer ke rekening masing-masing pegawai atas
pengajuan SPM LS Gaji untuk 50 pegawai :

Penghasilan Kotor..........................Rp 141.000.000,-

Potongan (PFK,PPh dll).................Rp 21.000.000,-

Penghasilan Bersih.........................Rp 120.000.000,(No......., Beban..................)

01

Menerima SP2D GUP dan GUP Nihil tanggal 01-03-2011 atas


pengajuan SPM tanggal 28-02-2011:

SP2D GUP No.300M sebesar Rp.................... (No......)


- Kelompok Akun 5211 sebesar Rp.................
- Kelompok Akun 5221 sebesar Rp .............
- Kelompok Akun 5231 sebesar Rp .................

SP2D GUP Nihil No.301M


- Kelompok Akun 5212 atas SPM GUP Nihil sebesar Rp ......
- Kelompok Akun 5221 atas SPM GUP Nihil sebesar Rp ......

02

Mengambil

kas

di

bank

dengan

cek

untuk

keperluan

pembayaran tunai sebesar Rp .............. (No...........)


4

03

Membayar tunai honor satpam dan cleaning service bulan


Pebruari 2011 sebesar Rp 6.000.000 (No..)

04

Membayar tunai honor KPA dan staf pengelola keuangan bulan


Pebruari 2011 sebesar Rp 3.500.000 (No.........,Beban..............)
Dipungut PPh 21 sebesar Rp 525.000 (No......)

07

Menerima SP2D TUP No.300N tanggal 07-03-2011 an.


Bendahara Pengeluaran sebesar Rp 10.000.000 (No.........).

08

Menerima SP2D LS Uang Makan

No.301N (No......., Beban

.............) tanggal 08-03-2011 an. Bendahara Pengeluaran atas

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

166

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

pengajuan SPM LS sebesar Rp 15.000.000 dipotong PPh 21


sebesar Rp 2.250.000,- jumlah bersih Rp 12.750.000.
8

09

Mengambil kas dari bank dengan cek A3 (No......) sebesar Rp


.................. untuk keperluan pembayaran uang makan pegawai
dan pembayaran uang muka BPP.

10

Membayar tunai uang makan pegawai bulan Pebruari 2011


sebesar Rp 12.750.000 sesuai daftar (No.......).

10

11

Membayar tunai uang muka kepada BPP untuk sebesar Rp


10.000.000 (No.......) untuk pembayaran kegiatan TNA.

11

14

Menyetorkan ke kas negara pungutan pajak atas pembayaran


honor KPA dkk dengan SSP PPh 21 (No........).

12

15

Membayar tunai biaya perbaikan motor dinas kepada bengkel


Iman sebesar Rp 1.100.000 (No......, Beban..........). Dipungut
PPN sebesar Rp...................... (No.......) dan PPh 23 sebesar
Rp...................... (No.......).

13

16

Membayar tunai langganan listrik

tagihan bulan Maret 2011

kepada PT PLN sebesar Rp 2.500.000 (No....., Beban ............).


14

17

Menerima SP2D LS No.300S tanggal 17-03-2011 a.n. PAM


Jaya atas pengajuan SPM LS Langganan daya dan jasa
sebesar Rp 2.000.000 (No......, Beban............).

15

18

Menerima SP2D LS No.301S tanggal 18-03-2011 an. PT


Telkom atas pengajuan SPM LS langganan daya dan jasa
sebesar Rp 3.000.000 (No....., Beban...............).

16

18

Menerima

SP2D

LS

No.302S

tanggal

18-03-2011

an.

Bendahara atas pengajuan SPM LS kekurangan gaji pegawai


sebesar jumlah kotor Rp 11.000.000 dan potongan Rp
1.000.000 (No, Beban..).
17

19

Membayar kekurangan gaji kepada para pegawai sebesar Rp


10.000.000

melalui transfer ke rekening masing-masing

pegawai (No......).
18

22

Membayar tunai uang muka perjalanan dinas kepada Slamet


sebesar Rp 4.000.000 (No......).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

167

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

19

23

Membayar tunai biaya perawatan gedung kantor kepada CV


Iksan sebesar Rp 2.200.000,- (No......, Beban..........). dipungut
PPN sebesar Rp...... (No....) dan PPh 23 sebesar Rp....... (No...)

20

21

24

28

Menyetorkan ke kas negara pungutan pajak:

SSP PPN (No..) dan PPh 23 (No..) an. Bengkel Iman

SSP PPN (No..) dan PPh 23 (No..) an. CV Iksan

Menerima pertanggungjawaban UM Perjadin berupa bukti-bukti


pengeluaran perjalanan dinas sebesar Rp 3.500.000.
Sisa uang muka sebesar Rp 500.000,- diserahkan tunai ke
bendahara (No......).

22

28

Menerima LPJ BPP (No......)

Realisasi belanja UP:


- MA 521211 Rp 2.500.000
- MA 521213 Rp 2.000.000
- MA 521219 Rp 5.000.000

Realisasi pungutan-setoran pajak oleh BPP sebesar


Rp 750.000,- (PPN Rp 500.000, PPh 22 Rp 250.000)

23

29

Sisa uang muka sebesar Rp 500.000

Menyetorkan ke kas negara sisa TUP untuk UM BPP sebesar


Rp 500.000 (No.......)

24

30

PPK mengajukan SPP GU atas seluruh pengeluaran UP dan


TUP bulan Maret 2011 kepada Pejabat Penguji SPM. SPM
diterbitkan pada hari itu juga dan diajukan ke KPPN.

25

31

Menerima SP2D GUP dan GUP Nihil tanggal 31-03-2011 atas


seluruh pengajuan SPM:

SP2D GUP No.300Z sebesar Rp..................... terdiri dari:


o

Kelompok Akun 5211 sebesar Rp .................

Kelompok Akun 5221 sebesar Rp...................

Kelompok Akun 5231 sebesar Rp...................

Kelompok Akun 5241 sebesar Rp...................

SP2D GUP Nihil No.301Z atas SPM sebesar Rp .............


(kelompok akun 5212).

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

168

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Berdasarkan DIPA dan saldo akhir latihan sebelumnya, saudara diminta:


1) Melengkapi transaksi di atas,
2) Membukukan transaksi di atas dalam BKU dan buku-buku pembantu, serta
3) Menyusun Berita Acara Pemeriksaan Kas.

4. Rangkuman
Uang muka secara sederhana dapat diartikan sebagai pembayaran sebelum
diterimanya barang/jasa. Berdasarkan ketentuan

bendahara dapat memberikan

uang muka kepada pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas dan kepada
BPP.
Secara pembukuan, pembayaran uang muka belum diakui sebagai belanja
dan karenanya tidak dicatat sebagai kredit, tapi debet-kredit. Pengakuan belanja
atas uang muka dilakukan ketika pertanggungjawaban uang muka diterima oleh
bendahara. Jadi secara prinsip dapat disimpulkan bahwa uang muka merupakan
UP nya bendahara pengeluaran kepada BPP dan Perjadin.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

169

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

5. Tes Formatif
a. Soal Benar-Salah
1.

B-S

Uang muka adalah uang yang dibayarkan setelah barang/jasa


diterima namun bukti-bukti pengeluarannya belum ada.

2.

B-S

Uang muka pada prinsipnya boleh diberikan kepada siapa sajayang


penting disertai tanda terima yang jelas.

3.

B-S

Namun berdasarkan ketentuan yang ada uang muka hanya dapat


diberikan kepada BPP dan keperluan perjalanan dinas

4.

B-S

Secara prinsip pembukuan, uang muka sudah diakui sebagai belanja


karena sudah mengurangi saldo kas bendahara.

5.

B-S

Dengan demikian ketika ada pengembalian sisa uang muka maka


diakui sebagai pengembalian belanja.

6.

B-S

Pembukuan pembayaran tunai uang muka di buku pembantu uang


muka adalah Debet

7.

B-S

Sedangkan pembukuan di buku pembantu kas tunai adalah Kredit.

8.

B-S

Pajak yang dipungut dan setorkan BPP pada prinsipnya tidak perlu
dibukukan oleh bendahara karena bendahara tidak terlibat langsung
memungut dan menyetorkan pajaknya.

9.

B-S

Jika terdapat kelebihan uang muka perjalanan dinas maka tidak


perlu dikembalikan ke bendahara karena tinggal dikompensasikan
dengan uang muka perjalanan dinas berikutnya.

10. B-S

BPP bertanggung jawab atas pengelolaan uang yang dikuasainya.

b. Soal Pilihan Ganda


1. Secara teoritis pengertian uang muka adalah uang yang dibayarkan oleh
bendahara ................... barang/jasa diterima:
a. sebelum
b. sesudah
c. pada saat
d. sesudah barang/jasa diterima namun bukti-bukti pengeluarannya belum
ada.
2. Menurut peraturan, pihak-pihak yang dapat diberikan uang muka adalah:
a. PPK
b. Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

170

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

c. Kepala kantor
d. Semua jawaban benar
3. Pembukuan pembayaran uang muka oleh bendahara adalah:
a. Karena berpengaruh mengurangi saldo kas bendahara maka kredit di BKU
b. Karena berpengaruh mengurangi saldo UP maka kredit di buku pembantu
UP.
c. Karena belum diakui sebagai belanja namun uangnya sudah keluar maka
dibukukan debet-kredit di BKU
d. Karena belum diakui sebagai belanja maka tidak perlu dibukukan di BKU.
4. Pengakuan belanja atas uang muka oleh bendahara pengeluaran adalah pada
saat:
a. Dibayarkan kepada BPP
b. Dibayarkan kepada Kepala kantor
c. Dibayarkan oleh BPP
d. Dipertanggungjawbkan oleh BPP kepada bendahara
5. Pembukuan pertanggungjawaban penggunaan uang muka kepada bendahara
adalah:
a. Karena sudah diakui sebagai belanja maka dikredit di BKU
b. Karena sudah diakui sebagai belanja maka dibukukan Debet-kredit di BKU
c. Di contrapos sebesar uang muka kemudian di kredit sebesar pengeluaran.
d. Tidak perlu dibukukan karena sudah dibukukan oleh penerima uang muka.
6. Jika terdapat sisa uang muka yang dikembalikan kepada bendahara maka
pembukuannya di bendahara adalah:
a. Diakui sebagai pengembalian uang muka, Debet di BKU.
b. Diakui sebagai pengembalian belanja, Debet di BKU
c. Diakui sebagai pengembalian uang muka, Debet-Kredit di BKU.
d. Diakui sebagai pengembalian belanja, Debet-Kredit di BKU.
7. Pembukuan pembayaran kekurangan uang muka oleh bendahara adalah:
a. Diakui sebagai pengeluaran belanja, Kredit di BKU
b. Diakui sebagai pengeluaran belanja, Kredit di BKU
c. Diakui sebagai pengeluaran uang muka, Kredit di BKU
d. Diakui sebagai pengeluaran uang muka, Debet-Kredit di BKU

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

171

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

8. Jika pajak yang dipungut BPP sudah disetorkan ke kas negara pada saat
penyampaian LPJ BPP ke bendahara maka pembukuannya:
a. Debet di BKU
b. Debet-Kredit di BKU
c. Kredit di BKU
d. Tidak perlu dibukukan karena sudah dibukukan di BPP
9. Jika pajakyang dipungut BPP belum disetorkan ke kas negara dan diserahkan
bersama-sama LPJ ke bandahara maka pembukuannya:
a. Debet di BKU
b. Debet-Kredit di BKU
c. Kredit di BKU
d. Tidak perlu dibukukan karena sudah dibukukan di BPP
10. Berikut ini termasuk asas umum penatausahaan kas di BPP, kecuali:
a. Ketentuan mengenai penatausahaan kas pada Bendahara Pengeluaran
berlaku juga bagi BPP
b. BPP tidak bertanggung jawab atas seluruh uang dalam penguasaannya dan
tidak

bertanggung

jawab

secara

pribadi

atas

pembayaran

yang

dilaksanakannya, karena pada hakikatnya tanggung jawab ada di


Bendahara.
c. Pada akhir tahun anggaran/kegiatan, BPP wajib menyetorkan seluruh uang
dalam penguasaannya ke Kas Negara, sedangkan sisa UP wajib
dikembalikan ke rekening Bendahara Pengeluaran.
d. Pejabat Pembuat Komitmen wajib melakukan pemeriksaan kas sekurangkurangnya satu kali dalam satu bulan
Kasus berikut ini terkait soal nomor 11 s.d. 15
Diketahui: Saldo BKU satker Pusdiklat Rp 12.000.000
Saldo BP Kas Tunai Rp 1.000.000
Saldo BP Bank Rp 2.000.000
Saldo UP Rp 10.000.000
11. Dilihat dari sisi tersimpannya uang bendahara, uang yang ada di pemegang
uang muka sebesar:
a. Rp 1.000.000
b. Rp 2.000.000
c. Rp 9.000.000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

172

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

d. Rp 10.000.000
12. Jika hanya terdapat dua uang muka, dan saldo uang muka perjalanan dinas
diketahui Rp3.000.000, maka saldo uang muka BPP sebesar Rp:
a. Rp 3.000.000
b. Rp 10.000.000
c. Rp 9.000.000
d. Rp 6.000.000
13. Jika tidak ada uang yang bersumber dari LS bendahara maupun penerimaan
lainnya, maka selisih antara BKU dengan buku pembantu UP kemungkinannya
adalah saldo:
a. Saldo kas tunai
b. Saldo bank
c. Saldo pajak yang belum disetorkan
d. Saldo uang muka
14. Jika realisasi perjalanan dinas Rp 2.500.000 maka pembukuan LPJ perjalanan
dinas di BKU adalah:
a. Debet Rp 2.500.000, Kredit Rp 500.000
b. Debet-Kredit Rp 500.000, Kredit Rp 2.500.000
c. Kredit Rp 2.500.000, Debet Rp 500.000
d. Debet-Kredit Rp 2.500.000, Kredit Rp 500.000
15. Jika realisasi LPJ BPP sebesar Rp 7.000.000 maka pembukuannya di BKU
adalah:
a. Debet-Kredit Rp 1.000.000, Kredit Rp 7.000.000
b. Kredit Rp 7.000.000, Debet Rp 1.000.000
c. Debet-Kredit Rp 1.000.000, Kredit Rp 6.000.000
d. Debet Rp 7.000.000, Kredit Rp 6.000.000

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

173

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Coba cocokkan hasil jawaban saudara dengan kunci jawaban yang telah
disediakan. Hitunglah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman saudara terhadap materi pada kegiatan belajar
ini.
TP = Jumlah Jawaban yang Benar x 100%
Jumlah Keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman (TP) saudara dalam memahami materi yang sudah
dipelajari mencapai:
91%

s.d.

100%

Sangat Baik

81%

s.d.

90%

Baik

71%

s.d.

80%

Cukup

61%

s.d.

70%

Kurang

Kurang dari 60%

Sangat Kurang

Bila hasil perhitungan telah mencapai 81% atau lebih, Selamat


Saudara telah menguasai materi dengan baik, silakan lanjutkan mengerjakan soal
latihan.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

174

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

PENUTUP

Pembukuan bendahara pengeluaran merupakan standar kompetensi yang


harus dikuasai oleh seorang bendahara pengeluaran. Penguasaan akan materi
ini

akan

memudahkan

tugas

dalam

menatausahakan

dan

mempertanggungjawabkan uang yang Saudara kelola.


Sebagai ilmu praktis, pembukuan bendahara pengeluaran akan lebih
mudah dikuasai jika setelah mempelajari teorinya, dilanjutkan dengan praktik
mengerjakan soal-soal latihan. Oleh karena itu kerjakanlah soal-soal yang sudah
disediakan. Teruslah berlatih sampai Saudara paham.
Seorang bendahara yang baik di samping dibekali oleh pengetahuan teknis
yang memadai, juga harus didukung oleh integritas yang baik. Jadilah seorang
bendahara yang jujur, tegas, dan bertanggung jawab.
Akhir kata, semoga modul pembukuan bendahara ini dapat bermanfaat
bagi pembaca semua. Kritik dan saran dapat disampaikan kepada

penulis

melalui email [email protected] atau hp 0852-164-95-796. Selamat


bekerja, dan semoga sukses

Sesungguhnya setelah
kesukaran pasti datang
kemudahan

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

175

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

TES SUMATIF
Setelah

saudara

menyelesaikan

materi

pelajaran

pembukuan

dan

pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran, guna menguji kemampuan dan


pemahaman saudara, coba kerjakan soal berikut ini dengan melingkari jawaban
yang paling tepat:
Bagian A: Soal Benar Salah
1

Pengertian Bendahara Pengeluaran menurut Undang-undang


Keuangan Negara adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan,

membayarkan,

menatausahakan,

dan

mempertanggungjawabkan uang dan barang yang dikuasainya.


2

Salah satu tugas bendahara pengeluaran adalah melaksanakan


pembukuan atas seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan
belanja di satuan kerja.

Kewajiban melakukan pembukuan tersebut hanya berlaku bagi


bendahara pengeluaran saja, tidak berlaku bagi bendahara
pengeluaran pembantu.

Pembukuan

bendahara

pengeluaran

boleh

menggunakan

komputer atau tulis tangan.


5

Termasuk dokumen sumber pembukuan bendahara pengeluaran


adalah Surat Permintaan Pembayaran.

Pembukuan
pencatatan

bendahara
single

entry,

pengeluaran
artinya

menggunakan

setiap

transaksi

sistem
hanya

mempengaruhi satu sisi saja, debet atau kredit.


7

Pembukuan atas pembayaran tunai harus dilakukan di Buku Kas


Umum dan Buku Pembantu Kas Tunai.

Pada

saat

bendahara

pengeluaran

menyerahkan

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

uang

176

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

muka/persekot kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu sudah


dicatat sebagai pengeluaran.
9

Karena biaya perjalanan dinas diberikan secara at cost, maka


pada saat bendahara pengeluaran menyerahkan uang untuk
keperluan perjalanan dinas yang akan dilakukan belum dicatat
sebagai pengeluaran, tetapi dicatat sebagai uang muka dan perlu
dibuat Buku Pembantu Uang Muka Perjalanan Dinas.

10

Dengan bentuk kolom saldo, bendahara pengeluaran tidak perlu


lagi

melakukan

penutupan

buku

setiap

bulan,

sebagai

penggantinya setiap bulan dilakukan pemeriksaan kas dan


dituangkan dalam catatan hasil pemeriksaan kas.
11

Termasuk

dalam

dasar

hukum

pembukuan

bendahara

pengeluaran adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73


Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan
Laporan

Pertanggungjawaban

Bendahara

Kementerian

Negara/Departemen/Lembaga.
12

Secara teknis pembukuan bendahara pengeluaran perlu dilakukan


karena tiadanya pencatatan yang dilakukan oleh pihak UAKPA
ketika terjadi pembayaran melalui bendahara pengeluaran.

13

Tanggung jawab bendahara pengeluaran untuk membukukan


seluruh penerimaan maupun pengeluaran terkait pelaksanaan
APBN berarti juga bendahara ikut bertanggung jawab terhadap
seluruh transaksi yang dibukukannya.

14

Salah satu penatausahaan kas menurut PMK 73 Tahun 2008


adalah BPP dapat diangkat oleh KPA karena alasan bendahara
tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.

15

Pengertian pembukuan bendahara dari sisi tujuan adalah kegiatan


pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan oleh bendahara

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

177

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

untuk kepentingan manajerial maupun pertanggungjawaban.


16

Sedangkan tinjauan dari sisi aktivitas, pembukuan bendahara


pengeluaran berarti serangkaian kegiatan pencatatan yang
dimulai dari identifikasi dokumen sumber, analisis transaksi, dan
pencatatan dalam BKU dan buku pembantu.

17

Dilihat dari tempat tersimpannya uang, buku pembantu dapat


dibagi menjadi buku pembantu kas tunai, buku pembantu kas
bank, dan buku pembantu UP.

18

Sedangkan dilihat dari sisi sumber uangnya, buku pembantu


terbagi atas buku pembantu pajak dan buku pembantu LS
Bendahara.

19

Untuk membukukan penerimaan DIPA,bendahara memerlukan


BKU, buku pembantu bank, dan buku pengawasan anggaran
belanja.

20

Sedangkan untuk membukukan SP2D LS Pihak ketiga bendahara


pengeluaran memerlukan BKU dan buku pembantu LS.

Bagian B: Soal Pilihan Ganda


1. Berikut ini adalah peraturan baru yang menjadi dasar hukum pembukuan
Bendahara Pengeluaran sebagai pengganti dari KMK Nomor 332 Tahun
1968:
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73 Tahun 2008.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 Tahun 2005.
c. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47 tahun 2009.
d. Jawaban a dan c benar.
2. Pengertian Bendahara Pengeluaran menurut undang-undang adalah orang
yang diberi tugas untuk..uang negara.
a. Menerima.
b. Menggunakan.
c. Menginvestasikan.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

178

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

d. Semua jawaban benar.


3. Berikut ini uang yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran, kecuali yang
berasal dari:
a. Uang persediaan.
b. Uang LS kepada Bendahara.
c. Uang gratifikasi
d. Uang pungutan pajak.
4. Sebelum melakukan pembayaran menggunakan UP yang dikelolanya,
Bendahara Pengeluaran tidak harus:
a. Menguji kebenaran perhitungan
b. Menguji ketersediaan dana
c. Meminta ijin kepada Kuasa BUN.
d. Menguji kelengkapan dokumen
5. Berikut ini tidak termasuk dokumen sumber pengeluaran bendahara:
a. Surat Setoran Pajak
b. Surat Setoran Bukan Pajak
c. Kuitansi.
d. Faktur pajak.
6. Berikut ini pernyataan yang tepat terkait tanggal pembukuan:
a. Menggunakan dasar terjadinya transaksi.
b. Atau tanggal diterimanya dokumen sumber.
c. SP2D GUP Nihil yang diterbitkan setelah tanggal 31 Desember, tanggal
pembukuannya menggunakan tanggal 31 Desember
d. Semua jawaban benar.
7. Pembukuan adalah kegiatan pencatatan transaksi keuangan di satker yang
dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran setelah:
a. Ada perintah dari atasan.
b. Diterbitkannya SPM oleh Pejabat Penguji SPM.
c. Diterbitkannya SP2D oleh Kuasa BUN.
d. Akhir bulan.
8. Prosedur pembukuan dimulai dari membukukan dokumen sumber di.
a. Buku Kas Umum
b. Buku Pengawasan Anggaran
c. Jurnal

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

179

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

d. Buku Pembantu
9. Berikut ini adalah dasar pencatatan transaksi dalam pembukuan bendahara
pengeluaran, kecuali:
a. Menggunakan asas bruto
b. Menggunakan basis kas
c. Menggunakan asas neto
d. Jawaban a dan b benar.
10. Pengertian dari basis kas dalam pembukuan bendahara pengeluaran artinya
bendahara akan mencatat sebagai penerimaan UP jika:
a. Kasnya telah diambil dari bank.
b. Kasnya telah dibayarkan kepada yang berhak.
c. Kasnya telah masuk ke rekening bank.
d. Kasnya sudah disimpan di brankas.
11. Berikut adalah pernyataan yang paling tepat mengenai penomoran
bukti/dokumen sumber oleh bendahara pengeluaran:
a. Penomoran bukti terserah bendahara, bukti juga boleh tidak diberi nomor.
b. Hanya dokumen sumber pengeluaran saja yang harus diberi nomor bukti
pembukuan.
c. Setiap dokumen sumber harus diberikan nomor bukti pembukuan.
d. Hanya dokumen sumber yang dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran
saja yang harus diberi nomor bukti pembukuan.
12. Berikut

ini

adalah

fungsi

Buku

Kas

Umum,..

dalam

rangka

pelaksanaan APBN, kecuali:


a. Mencatat semua transaksi penerimaan.
b. Mencatat semua transaksi pengeluaran
c. Mencatat kewajiban pribadi bendahara.
d. Mencatat penyaluran dana kepada BPP.
13. Berikut ini adalah buku pembantu menurut tempat tersimpannya uang,
kecuali:
a. Buku Pembantu UP
b. Buku Pembantu Kas Tunai
c. Buku Pembantu Bank
d. Buku Pembantu BPP.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

180

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

14. Berikut ini adalah buku pembantu menurut jenis uang yang dikelola
Bendahara, kecuali:
a. Buku Pembantu Pajak.
b. Buku Pembantu LS Bendahara
c. Buku Pembantu Kas Tunai.
d. Buku Pembantu Lain-lain.
15. Berikut ini adalah fungsi Buku Pembantu UP:
a. Mencatat transaksi pembayaran tunai
b. Mencatat transaksi menerima SP2D GUP
c. Mencatat transaksi pembayaran gaji
d. Semua jawaban benar
16. Saldo dalam Buku Pembantu Kas Tunai menunjukkan:
a. Jumlah UP yang dikelola Bendahara
b. Jumlah pajak yang dipungut Bendahara
c. Jumlah seluruh kas yang dikelola Bendahara
d. Jumlah kas tunai yang dikelola Bendahara.
17. Saldo dalam Buku Pembantu UP menunjukkan:
a. Jumlah seluruh dana yang dikelola oleh Bendahara
b. Jumlah kas tunai yang dikelola Bendahara
c. Jumlah uang muka dari KPPN
d. Jumlah uang Bendahara yang tersimpan di bank.
18. Saldo dalam Buku Pengawasan Anggaran Belanja tidak menunjukkan:
a. Sisa anggaran belanja yang masih tersedia.
b. Sisa anggaran belanja yang masih bisa digunakan
c. Realisasi anggaran belanja melalui Bendahara.
d. Sisa anggaran yang belum digunakan.
19. Saldo dalam Buku Pembantu LS Bendahara menunjukkan:
a. Seluruh dana yang berasal dari SP2D LS.
b. Seluruh dana yang dikelola Bendahara
c. Seluruh dana yang berasal dari SP2D LS Bendahara.
d. Seluruh realisasi anggaran melalui Bendahara
20. Jika SP2D UP diterbitkan, maka pernyataan mana yang salah:
a. Oleh UAKPA belum diakui sebagai realisasi belanja.
b. Oleh Bendahara sudah diakui sebagai belanja.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

181

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

c. Saldo di rekening bank bertambah


d. Saldo UP bertambah
21. Jika SP2D LS diterbitkan itu artinya, kecuali:
a. Oleh UAKPA sudah diakui sebagai realisasi belanja
b. Oleh Bendahara sudah diakui sebagai realisasi belanja
c. Sisa anggaran yang belum digunakan berkurang
d. Sisa anggaran yang belum digunakan tetap.
22. Berikut ini adalah tata cara pembukuan menerima SP2D UP:
a. BKU Debet
b. Buku Pembantu Bank Debet
c. Buku Pembantu UP Debet
d. Semua jawaban benar
23. Berikut ini adalah bukan tata cara pembukuan pengambilan uang dari bank,
kecuali:
a. BKU Debet
b. Buku Pembantu Bank Debet
c. Buku Pembantu Kas Tunai Debet
d. Buku Pembantu UP Debet
24. Berikut ini adalah tata cara pembukuan pembayaran tunai menggunakan UP,
kecuali:
a. BKU Kredit
b. Buku Pembantu Bank Kredit
c. Buku Pembantu Kas Tunai Kredit
d. Buku Pembantu UP Kredit
25. Berikut ini adalah tata cara pembukuan menyerahkan uang muka untuk
perjalanan dinas:
a. BKU Debet
b. BKU Kredit
c. Buku Pembantu Kas Tunai Kredit
d. Buku Pembantu UP Kredit
26. Berikut ini adalah tata cara pembukuan menerima pertanggungjawaban
penggunaan uang muka perjalanan dinas:
a. BKU Kredit
b. Buku Pembantu UM Perjadin Kredit

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

182

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

c. Buku Pembantu Kas Tunai Kredit


d. Jawaban a dan b benar.
27. Berikut ini adalah tata cara pembukuan untuk mencatat pertanggungjawaban
persekot dari BPP:
a. BKU Debet
b. BKU Kredit
c. BKU Debet dan Kredit
d. Semua jawaban salah
28. Berikut ini adalah tata cara pembukuan untuk mencatat sisa persekot yang
dikembalikan ke Bendahara:
a. BKU Debet
b. BKU Kredit
c. BKU Debet dan Kredit
d. Semua jawaban salah
29. Berikut ini adalah tata cara pembukuan menerima SP2D LS Bendahara:
a. BKU Debet
b. Buku Pembantu UP Debet
c. Buku Pembantu Bank Debet
d. Jawaban a dan c benar
30. Berikut ini adalah tata cara pembukuan menerima SP2D GUP Nihil:
a. BKU Debet
b. BKU Kredit
c. BKU Debet dan Kredit
d. Semua jawaban salah.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

183

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

JAWABAN TES FORMATIF


Kegiatan Belajar 1
Benar-Salah

Kegiatan Belajar 2
Benar-Salah

10

10

Pilihan Ganda

Pilihan Ganda

10

10

11

11

12

12

13

13

14

14

15

15

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

184

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

JAWABAN TES FORMATIF

Kegiatan Belajar 3
Benar-Salah

Kegiatan Belajar 4
Benar-Salah

10

10

Pilihan Ganda

Pilihan Ganda

10

10

11

11

12

12

13

13

14

14

15

15

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

185

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

JAWABAN TES FORMATIF

Kegiatan Belajar 5
Benar-Salah
1

10

Pilihan Ganda
1

10

11

12

13

14

15

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

186

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

JAWABAN TES SUMATIF


Benar-Salah

Pilihan Ganda

10

10

11

11

12

12

13

13

14

14

15

15

16

16

17

17

18

18

19

19

20

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

187

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

DAFTAR ISTILAH

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat


APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari tanggal
1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berkenaan.
2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DIPA
adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan

atau

Kepala

Kantor

Wilayah

Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum


Negara.
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut
KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
4. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung
seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.
5. Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebut BUN adalah pejabat
yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara.
6. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan,

membayarkan,

menatausahakan

dan

mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam


rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satker Kementerian Negara/
Lembaga.
7. Bendahara Pengeluaran Pembantu, yang selanjutnya disebut BPP adalah
bendahara

yang

melaksanakan

bertugas

pembayaran

membantu
kepada

bendahara
yang

berhak

pengeluaran
guna

untuk

kelancaran

pelaksanaan kegiatan tertentu.


8. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada
kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

188

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

9. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat


yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk
menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.
10. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara.
11. Pejabat penanda tangan SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran dan
menerbitkan Surat Perintah Membayar.
12. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja
dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada
bendahara pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor
sehari-hari yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
13. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang
yang diberikan kepada satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam
satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
14. Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja yang selanjutnya disebut SPTB
adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh PA/Kuasa PA
atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu.
15. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP adalah suatu
dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja
untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan.
16. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen
yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau
pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA
atau dokumen lain yang dipersamakan.
17. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM
UP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran yang dananya dipergunakan sebagai uang persediaan
untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari.
18. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPM TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

189

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi


pagu uang persediaan yang ditetapkan.
19. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPM GUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran dengan membebani DIPA
yang dananya dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang
telah dipakai.
20. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM LS
adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran kepada Pihak ketiga atas dasar perikatan atau
surat

keputusan,

atau

bendahara

pengeluaran

untuk

belanja

pegawai/perjalanan.
21. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum
Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan
SPM.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

190

DIKLAT FUNGSIONAL BENDAHARA PENGELUARAN

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 Tahun 2005 tentang Mekanisme
Pembayaran Belanja Negara.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 Tahun 2007 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan

dan

Penyusunan

Laporan

Pertanggungjawaban

Bendahara Kementerian Negara/Departemen/Lembaga.


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan
Treassury Notional Pooling Bendahara Pengeluaran.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170 Tahun 2010 tentang Penyelesaian
Tagihan atas Beban APBN pada Satker.
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 66 Tahun 2005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran atas Beban APBN.
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2009
Pelaksanaan

Penatausahaan

Pertanggungjawaban

dan

Bendahara

tentang Petunjuk

Penyusunan
Kementerian

Laporan
Negara/

Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan
Perdirjen 66 Tahun 2005.
Soemarso, Pengantar Akuntansi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Pembukuan Bendahara Pengeluaran l Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

191

Anda mungkin juga menyukai