KMA No 8 Tahun 2016
KMA No 8 Tahun 2016
KMA No 8 Tahun 2016
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN
MENTERI
AGAMA
JABATAN,
SINGKATAN,
DAN
KEMENTERIAN AGAMA.
TENTANG
AKRONIM
KODE
PADA
KESATU
KEDUA
KETIGA
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Januari 2016
MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
ttd
LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN
-3-
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2016
TENTANG
KODE JABATAN, SINGKATAN DAN AKRONIM
PADA KEMENTERIAN AGAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Agama Nomor 10
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, dan Peraturan Menteri
Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal di Lingkungan Kementerian Agama, serta peraturan
perundang-undangan tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis pada Kementerian Agama diperlukan pengaturan
kode jabatan, singkatan, dan akronim pada Kementerian Agama.
Belum ditetapkannya keputusan tentang kode jabatan,
singkatan, dan akronim pada Kementerian Agama menyebabkan
kurang lancarnya komunikasi antarsatuan organisasi dan satuan
kerja Kementerian Agama serta pemangku kepentingan. Demi
kelancaran dan efektivitas komunikasi organisasi serta untuk
menghindari ketidakjelasan penggunaan kode jabatan, singkatan, dan
akronim diperlukan keputusan tentang kode jabatan, singkatan, dan
akronim pada Kementerian Agama.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Kode Jabatan, Singkatan, dan Akronim pada Kementerian Agama
dimaksudkan sebagai acuan bagi satuan organisasi, satuan kerja,
dan unit pelaksana teknis pada Kementerian Agama dalam
menggunakan kode jabatan, singkatan, dan akronim.
2. Tujuan
Kode Jabatan, singkatan, dan akronim pada Kementerian Agama
bertujuan untuk:
a. mewujudkan pemahaman yang sama serta kejelasan dan
kemudahan komunikasi bagi satuan organisasi, satuan kerja,
dan unit pelaksana teknis pada Kementerian Agama serta
pemangku kepentingan; dan
b. melancarkan komunikasi
teknologi informasi.
organisasi
dalam
pemanfaatan
-4-
C. Asas
Asas penetapan kode jabatan, singkatan, dan akronim sebagai berikut:
1. kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia;
2. kesamaan dalam pengertian dan pemahaman;
3. kemudahan dalam penggunaan dan komunikasi;
4. pembedaan yang jelas dalam kode jabatan, singkatan, dan
akronim;
5. kesesuaian dengan tuntutan lingkungan; dan
6. penghindaran dari kesalahan berbahasa, kesan tidak sopan, tidak
santun, dan kesalahpahaman.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup keputusan ini meliputi:
1. Pembentukan kode jabatan,
Kementerian Agama; dan
2. Penggunaan kode jabatan,
Kementerian Agama.
singkatan,
singkatan,
dan
akronim
pada
dan
akronim
pada
E. Pengertian Umum
Pengertian umum dalam keputusan ini meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Kode jabatan adalah kode jabatan yang terdapat pada satuan
organisasi dan satuan kerja sesuai dengan peraturan perundangundangan.
2. Singkatan adalah bentuk ringkas nama yang terdiri dari paling
sedikit dua kata dan disusun dari setiap huruf awal serta semua
ditulis dengan huruf kapital.
3. Akronim adalah bentuk ringkas nama yang terdiri dari paling
sedikit dua kata dan disusun dengan menggunakan huruf atau
suku/ bagian kata atau gabungan huruf dan suku/bagian kata
dari setiap kata yang diringkas sehingga membentuk kata baru.
4. Gabungan singkatan dan akronim adalah gabungan singkatan dan
akronim atau akronim dan singkatan.
5. Satuan Organisasi yang selanjutnya disebut Sator adalah bagian
dari suatu organisasi yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
administrasi dalam arti terbatas yang di dalamnya terdapat
pejabat-pejabat yang mengurusi administrasi kepegawaian,
keuangan, dan umum.
6. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah satuansatuan di bawah satuan organisasi yang melaksanakan
administrasi tertentu dan tidak memenuhi unsur-unsur yang
menangani administrasi kepegawaian, keuangan, dan umum.
7. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah
satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas
teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang
tertentu dari organisasi induknya.
-5-
BAB II
PEMBENTUKAN KODE JABATAN, SINGKATAN, DAN AKRONIM
A. Kode Jabatan
Pemberian kode jabatan pada Sator, Satker, dan
Kementerian Agama diurutkan berdasarkan organisasi dan tata
dan urutannya disesuaikan dengan struktur organisasi
organisasi dan tata kerja masing-masing satuan organisasi/kerja
UPT. Kewenangan penetapan kode jabatan sebagai berikut:
UPT
kerja
pada
serta
1.
Menteri Agama
2.
Sekretaris Jenderal
a.
b.
KODE
JABATAN
MA
SJ
B.I
B.I.1
4) Kepala
Bagian
Perencanaan
dan
Anggaran III
Kepala Biro Kepegawaian
1) Kepala Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian
2) Kepala
Bagian
Perencanaan
dan
Penghargaan
3) Kepala Bagian Mutasi
B.I.4
B.I.2
B.I.3
B.II
B.II.1
B.II.2
B.II.3
-6-
NO
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4) Kepala
Bagian
Assessment
dan
Pengembangan Pegawai
Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik
Negara
1) Kepala Bagian Perbendaharaan
2) Kepala Bagian Pengelolaan Pendapatan
Negara Bukan Pajak dan Badan
Layanan Umum
3) Kepala Bagian Pengelolaan Barang Milik
Negara
4) Kepala Bagian Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan
Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana
1) Kepala Bagian Organisasi
2) Kepala Bagian Tata Laksana
3) Kepala Bagian Penyusunan Naskah dan
Pelaporan Pelaksanaan Kebijakan
4) Kepala
Bagian
Evaluasi
Kinerja
Organisasi
Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar
Negeri
1) Kepala Bagian Perancangan Peraturan
Perundang-undangan
2) Kepala Bagian Perancangan Peraturan
dan Keputusan Menteri
3) Kepala
Bagian
Penyuluhan
dan
Bantuan Hukum
4) Kepala Bagian Kerja Sama Luar Negeri
Kepala Biro Umum
1) Kepala Bagian Tata Usaha Kementerian
2) Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan
3) Kepala Bagian Perlengkapan
4) Kepala Bagian Rumah Tangga
Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama
1) Kepala Bidang Pembinaan Lembaga
Kerukunan
Agama
dan
Lembaga
Keagamaan
2) Kepala Bidang Harmonisasi Umat
Beragama
3) Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat
Khonghucu
Kepala Pusat Informasi dan Hubungan
Masyarakat
1) Kepala Bidang Data
KODE
JABATAN
B.II.4
B.III
B.III.1
B.III.2
B.III.3
B.III.4
B.IV
B.IV.1
B.IV.2
B.IV.3
B.IV.4
B.V
B.V.1
B.V.2
B.V.3
B.V.4
B.VI
B.VI.1
B.VI.2
B.VI.3
B.VI.4
B.VII
B.VII.1
B.VII.2
B.VII.3
B.VIII
B.VIII.1
-7-
NO
3.
b.
c.
d.
KODE
JABATAN
B.VIII.2
B.VIII.3
DJ.I
Set.I
Set.I.1
Set.I.2
Set.I.3
Set.I.4
Dt.I.I
Dt.I.I.1
Dt.I.I.2
Dt.I.I.3
Dt.I.I.4
Dt.I.I.5
Dt.I.II
Dt.I.II.1
Dt.I.II.2
Dt.I.II.3
Dt.I.II.4
Dt.I.II.5
Dt.I.III
Dt.I.III.1
Dt.I.III.2
Dt.I.III.3
Dt.I.III.4
Dt.I.III.5
-8-
NO
4.
KODE
JABATAN
Dt.I.IV
Dt.I.IV.1
Dt.I.IV.2
Dt.I.IV.3
Dt.I.IV.4
Dt.I.IV.5
DJ.II
Set.II
Set.II.1
Set.II.2
Set.II.3
Set.II.4
Dt.II.I
Dt.II.I.1
Dt.II.I.2
Dt.II.I.3
Dt.II.I.4
Dt.II.II
Dt.II.II.1
Dt.II.II.2
Dt.II.II.3
Dt.II.II.4
Dt.II.III
Dt.II.III.1
Dt.II.III.2
Dt.II.III.3
Dt.II.III.4
Dt.II.IV
Dt.II.IV.1
-9-
NO
5.
KODE
JABATAN
Dt.II.IV.2
Dt.II.IV.3
Dt.II.IV.4
DJ.III
Set.III
Set.III.1
Set.III.2
Set.III.3
Set.III.4
Dt.III.I
Dt.III.I1
Dt.III.I.2
Dt.III.I.3
Dt.III.I.4
Dt.III.I.5
Dt.III.II
Dt.III.II.1
Dt.III.II.2
Dt.III.II.3
Dt.III.II.4
Dt.III.II.5
Dt.III.III
Dt.III.III.1
Dt.III.III.2
Dt.III.III.3
Dt.III.III.4
- 10 -
NO
6.
7.
b.
c.
KODE
JABATAN
Dt.III.IV
Dt.III.IV.1
Dt.III.IV.2
Dt.III.IV.3
Dt.III.IV.4
DJ.IV
Set.IV
Set.IV.1
Set.IV.2
Set.IV.3
Set.IV.4
Dt.IV.I
Dt.IV.I.1
Dt.IV.I.2
Dt.IV.I.3
Dt.IV.II
Dt.IV.II.1
Dt.IV.II.2
Dt.IV.II.3
DJ.V
Set.V
Set.V.1
Dt.V.I
Dt.V.I.1
Dt.V.I.2
Dt.V.I.3
Set.V.2
Set.V.3
Set.V.4
Dt.V.II
Dt.V.II.1
- 11 -
NO
8.
9.
KODE
JABATAN
Dt.V.II.2
Dt.V.II.3
DJ.VI
Set.VI
Set.VI.1
Set.VI.2
Set.VI.3
Set.VI.4
Dt.VI.I
Dt.VI.I.1
Dt.VI.I.2
Dt.VI.I.3
Dt.VI.II
Dt.VI.II.1
Dt.VI.II.2
Dt.VI.II.3
DJ.VII
Set.VII
Set.VII.1
Set.VII.2
Set.VII.3
Dt.VII.I
Dt.VII.I.1
Dt.VII.I.2
Dt.VII.I.3
Dt.VII.I.4
IJ
dan
Set.IJ
Set.IJ.1
Tata
Set.IJ.2
- 12 -
NO
Hasil
KODE
JABATAN
Set.IJ.3
Set.IJ.4
b.
Inspektur Wilayah I
IJ.I
c.
Inspektur Wilayah II
IJ.II
d.
IJ.III
e.
Inspektur Wilayah IV
IJ.IV
f.
Inspektur Investigasi
11. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
serta Pendidikan dan Pelatihan
a. Sekretaris
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan serta Pendidikan dan
Pelatihan
1) Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem
Informasi
2) Kepala Bagian Keuangan
3) Kepala
Bagian
Organisasi,
Tata
Laksana, dan Kepegawaian
4) Kepala
Bagian
Umum
dan
Perpustakaan
b. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kehidupan Keagamaan
1) Kepala
Bidang
Penelitian
dan
Pengembangan Aliran dan Pelayanan
Keagamaan
2) Kepala
Bidang
Penelitian
dan
Pengembangan Hubungan Antarumat
Beragama
3) Kepala Bidang Pelayanan Administrasi,
Evaluasi,
dan
Pelaporan
Hasil
Penelitian dan Pengembangan
c. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Agama dan Keagamaan
1) Kepala
Bidang
Penelitian
dan
Pengembangan Pendidikan Formal
2) Kepala
Bidang
Penelitian
dan
Pengembangan Pendidikan Nonformal
dan Informal
3) Kepala Bidang Pelayanan Administrasi,
Evaluasi,
dan
Pelaporan
Hasil
Penelitian dan Pengembangan
d. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lektur dan Khazanah Keagamaan
1) Kepala
Bidang
Penelitian
dan
Pengembangan Lektur Keagamaan
IJ.V
BD
Set.BD
Set.BD.1
Set.BD.2
Set.BD.3
Set.BD.4
P.I
P.I.1
P.I.2
P.I.3
P.II
P.II.1
P.II.2
P.II.3
P.III
P.III.1
- 13 -
NO
Bidang
Penelitian
dan
2) Kepala
Pengembangan Khazanah Keagamaan
3) Kepala Bidang Pelayanan Administrasi,
Evaluasi,
dan
Pelaporan
Hasil
Penelitian dan Pengembangan
e. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Administrasi
1) Kepala Bidang Perencanaan Pendidikan
dan Pelatihan
Bidang
Penyelenggaraan
2) Kepala
Pendidikan dan Pelatihan
3) Kepala Bidang Pelayanan Administrasi,
Evaluasi,
dan
Pelaporan
Hasil
Pendidikan dan Pelatihan
f. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
1) Kepala Bidang Perencanaan Pendidikan
dan Pelatihan
Bidang
Penyelenggaraan
2) Kepala
Pendidikan dan Pelatihan
3) Kepala Bidang Pelayanan Administrasi,
Evaluasi,
dan
Pelaporan
Hasil
Pendidikan dan Pelatihan
12. Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan
Keagamaan
13. Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi dan
Informasi
14. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi
Manusia
KODE
JABATAN
P.III.2
P.III.3
P.IV
P.IV.1
P.IV.2
P.IV.3
P.V
P.V.1
P.V.2
P.V.3
SA.1
SA.2
SA.3
KODE
JABATAN
Kw.01
b.
Kw.02
c.
Kw.03
d.
Kw.04
e.
Kw.05
f.
Kw.06
- 14 -
NO
KODE
JABATAN
Kw.07
g.
h.
Kw.08
i.
Kw.09
j.
Kw.10
k.
Kw.11
l.
Kw.12
m.
Kw.13
n.
Kw.14
o.
Kw.15
p.
Kw.16
q.
Kw.17
r.
Kw.18
s.
Kw.19
t.
Kw.20
u.
Kw.21
v.
Kw.22
w.
Kw.23
x.
Kw.24
y.
Kw.25
z.
Kw.26
aa.
Kw.27
bb.
Kw.28
- 15 -
NO
2.
3.
KODE
JABATAN
Kw.29
Kw.30
ee.
Kw.31
ff.
Kw.32
gg.
Kw.33
Kw.34
b.
Syarif
Un.01
Sunan
Un.02
c.
Un.03
d.
Rektor Universitas
Syarif Kasim, Riau
Islam
Negeri
Sultan
Un.04
e.
Negeri
Sunan
Un.05
f.
Un.06
g.
Rektor Universitas
Ampel, Surabaya
Sunan
Un.07
h.
Un.08
i.
Rektor Universitas
Fatah, Palembang
Raden
Un.09
j.
Un.10
k.
Un.11
Islam
Islam
Negeri
Negeri
Negeri
Negeri
In.01
b.
In.02
c.
In.03
- 16 -
NO
4.
KODE
JABATAN
In.04
e.
In.05
f.
In.06
g.
In.07
h.
In.08
i.
In.09
j.
Rektor
Institut
Surakarta
Agama
Islam
Negeri
In.10
k.
Rektor
Institut
Bengkulu
Agama
Islam
Negeri
In.11
l.
Rektor
Institut
Tulungagung
Agama
Islam
Negeri
In.12
m.
In.13
n.
Rektor
Institut
Padangsidimpuan
Agama
Islam
Negeri
In.14
o.
Rektor
Institut
Pontianak
Agama
Islam
Negeri
In.15
p.
In.16
q.
Rektor
Institut
Purwokerto
Agama
Islam
Negeri
In.17
r.
Rektor
Institut
Samarinda
Agama
Islam
Negeri
In.18
s.
In.19
t.
In.20
u.
In.21
v.
Rektor
Institut
Palangkaraya
In.22
w.
In.23
x.
In.24
y.
In.25
z.
Rektor
Institut
Bukittinggi
Agama
Agama
Islam
Negeri
Islam
Negeri
In.26
Dharma
Negeri
Ihn.01
Rektor Institut
Denpasar
Hindu
- 17 -
NO
5.
6.
KODE
JABATAN
Sti.01
b.
Sti.02
c.
Sti.03
d.
Sti.04
e.
Sti.05
f.
Sti.06
g.
Sti.07
h.
Sti.08
i.
Sti.09
j.
Sti.10
k.
Sti.11
l.
Sti.12
m.
Sti.13
n.
Sti.14
o.
Sti.15
p.
Sti.16
q.
Sti.17
r.
Sti.18
Kristen
Stk.01
- 18 -
NO
7.
8.
9.
KODE
JABATAN
Agama
Kristen
Stk.02
c.
Agama
Kristen
Stk.03
d.
Stk.04
e.
Stk.05
f.
Stk.06
g.
Stk.07
Sth.01
b.
Sth.02
Stb.01
b.
Stb.02
Lpmq.01
dan
Pelatihan
Bdl.01
b.
dan
Pelatihan
Bdl.02
c.
dan
Pelatihan
Bdl.03
d.
dan
Pelatihan
Bdl.04
e.
dan
Pelatihan
Bdl.05
f.
dan
Pelatihan
Bdl.06
g.
dan
Pelatihan
Bdl.07
h.
dan
Pelatihan
Bdl.08
- 19 -
NO
KODE
JABATAN
dan
Pelatihan
Bdl.09
j.
dan
Pelatihan
Bdl.10
k.
dan
Pelatihan
Bdl.11
l.
dan
Pelatihan
Bdl.12
m.
dan
Pelatihan
Bdl.13
n.
dan
Pelatihan
Bdl.14
12.
a.
Blt.01
b.
Blt.02
c.
Blt.03
13.
14.
15.
Kmhi.01
Ah.01
b.
c.
Ah.02
Ah.03
d.
Ah.04
e.
Ah.05
f.
Kepala
Asrama
Banjarmasin
Ah.06
g.
Ah.07
h.
Ah.08
i.
Ah.09
Haji
Embarkasi
Kepala
Kantor
Kabupaten ...
b.
dst.
Kementerian
Agama
Kk.01.01
b.
dst.
Kua.13.02.03
- 20 -
NO
16.
17.
KODE
JABATAN
Madrasah Negeri
a.
Mi.09.01
b.
Mts.09.02
c.
Ma.09.03
Upq.01
Kk.
01
01
Kua.
13
02
03
3. Madrasah Negeri
Nomor
Mi.
09
01
C. Pembentukan Singkatan
1. Singkatan nama Sator, Satker, dan UPT pada Kementerian Agama
terdiri atas susunan huruf awal dari setiap kata pada kelompok
kata yang disingkat dan ditulis dengan huruf kapital, tanpa tanda
titik.
2. Demi kemudahan dalam pengucapan, dapat digunakan angka
untuk menyebut atau menggantikan huruf yang diulang, misalnya
PPPLK atau P3LK adalah singkatan dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Lektur dan Khazanah Keagamaan.
- 21 -
Nama
Singkatan
1.
2.
UIN
3.
IAIN
4.
IHDN
5.
STAIN
6.
STAKN
7.
Sekolah
Negeri
8.
STAHN
9.
STABN
Tinggi
Agama
Kristen
PKUB
Protestan
STAKPN
KMHI
KUA
MAN
MTsN
MIN
LPMQ
UPT
BLU
PHU
BMN
KLN
PD
PDH
UPQ
D. Pembentukan Akronim
1. Akronim nama Sator, Satker, dan UPT pada Kementerian Agama
merupakan kependekan dua kata atau lebih yang berbentuk
gabungan suku kata unsur-unsur nama tersebut di atas.
2. Akronim Sator, Satker, dan UPT pada Kementerian Agama
diperlakukan sebagai sebuah kata yang diawali dengan huruf
kapital, diikuti dengan huruf kecil, dan tidak diakhiri dengan
tanda titik, misalnya Kankemenag bukan KANKEMENAG sebagai
akronim dari Kantor Kementerian Agama. Selain itu, akronim
dapat berbentuk
alias yang memberikan gambaran tentang
tugas dan fungsi nama Sator, Satker, dan UPT yang dipangkas,
misalnya Pusdiklat Teknis adalah nama lain Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan.
- 22 -
Nama
Akronim
1.
Kementerian Agama
Kemenag
2.
Sekretariat Jenderal
Setjen
3.
Direktorat Jenderal
Ditjen
4.
Inspektorat Jenderal
Itjen
5.
Balitbangdiklat
6.
Biro Perencanaan
Rocan
7.
Setditjen
8.
Ditdiktis
9.
Inspektorat Wilayah
Itwil
10.
Pusdiklat
11.
Kantor Wilayah
Kanwil
12.
Kankemenag
13.
Bag Aklap
14.
Bid Pontren
15.
Subdirektorat
Subdit
16.
Subbagian
Subbag
17.
Subbidang
Subbid
18.
Si Bimas
19.
Pembimbing Masyarakat
Pembimas
20.
Gara Zawa
21.
Bimbingan Masyarakat
Bimas
- 23 -
Gabungan singkatan
dan akronim/akronim
dan singkatan
Penyelenggaraan Ditjen PHU
Unit Organisasi
1.
Direktorat Jenderal
Haji dan Umrah
2.
Biro Keuangan
Negara
3.
4.
Direktorat Pendidikan
Pondok Pesantren
5.
Sekretariat
Direktorat
Jenderal Setditjen PHU
Penyelenggaraan Haji dan Umrah
6.
dan
Barang
Diniyah
Dit PDH
BAB III
PENGGUNAAN KODE JABATAN, SINGKATAN, DAN AKRONIM
A. Penggunaan Kode Jabatan
1. Pembentukan dan penggunaan kode jabatan harus mempermudah
komunikasi, khususnya dalam pengelolaan tata naskah dinas,
tata naskah dinas elektronik, serta dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
2. Pembentukan
kode
jabatan
harus
tidak
menimbulkan
pertumpangtindihan kode jabatan pada Sator, Satker, dan UPT
Kementerian Agama sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pemahaman dan penulisan kode jabatan pada Sator, Satker, dan
UPT pada Kementerian Agama dan tercipta kelancaran
komunikasi.
B. Penggunaan Singkatan
1. Pembentukan dan penggunaan singkatan harus mempermudah
komunikasi, khususnya dalam pengelolaan tata naskah dinas,
tata naskah dinas elektronik, serta dalam pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
2. Pembentukan
singkatan
harus
tidak
menimbulkan
pertumpangtindihan singkatan nama Sator, Satker, dan UPT
Kementerian Agama sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pemahaman dan penulisan singkatan nama Sator, Satker, dan UPT
pada Kementerian Agama dan tercipta kelancaran komunikasi.
3. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pengelolaan tata
naskah dinas atau tata naskah dinas elektronik, penulisan
singkatan harus didahului dengan bentuk lengkapnya nama Sator,
Satker, dan UPT Kementerian Agama. Untuk penulisan selanjutnya
dapat digunakan singkatan saja.
- 24 -
C. Penggunaan Akronim
1. Pembentukan dan penggunaan akronim harus mempermudah
komunikasi, khususnya dalam pengelolaan tata naskah dinas, tata
naskah dinas elektronik, serta dalam penggunaan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Pembentukan
akronim
harus
tidak
menimbulkan
pertumpangtindihan akronim sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pemahaman dan penulisan akronim nama-nama Sator,
Satker, dan UPT Kementerian Agama dan tercipta kelancaran
komunikasi.
3. Pembentukan dan penggunaan akronim harus dilakukan dengan
memperhatikan kesesuaian dengan kesantunan dalam berbahasa
dan tidak menimbulkan kata negatif atau ejekan. Apabila timbul
penolakan publik, akronim yang sudah ada dapat diubah.
4. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pengelolaan tata
naskah dinas atau tata naskah dinas elektronik, penulisan
pertama kali akronim harus didahului dengan bentuk lengkap
nama satuan organsasi/kerja pada Kementerian Agama. Untuk
penulisan selanjutnya dapat digunakan akronim saja.
D. Penggunaan Gabungan Singkatan dan Akronim
1. Pembentukan dan penggunaan gabungan singkatan dan akronim
harus mempermudah komunikasi, khususnya dalam pengelolaan
tata naskah dinas, tata naskah dinas elektronik, serta dalam
penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Pembentukan gabungan singkatan dan akronim harus tidak
menimbulkan pertumpangtindihan gabungan singkatan dan
akronim nama Sator, Satker, dan UPT pada Kementerian Agama
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman serta
penulisan gabungan singkatan dan akronim nama Sator, Satker,
dan UPT Kementerian Agama dan tercipta kelancaran komunikasi.
3. Pembentukan dan penggunaan gabungan singkatan dan akronim
harus dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian dengan
kesantunan dalam berbahasa dan tidak menimbulkan kata negatif
atau ejekan. Apabila timbul penolakan publik, gabungan akronim
dan singkatan yang sudah ada dapat diubah.
4. Untuk menghindari kesulitan dalam pemahaman tata naskah
dinas atau tata naskah dinas elektronik, penulisan nama Sator,
Satker, dan UPT Kementerian Agama untuk pertama kali ditulis
secara lengkap dan diikuti dengan gabungan singkatan dan
akronim di dalam kurung. Dalam penulisan selanjutnya dapat
digunakan gabungan singkatan dan akronim saja.
- 25 -
BAB IV
PENUTUP
Kode Jabatan, Singkatan, dan Akronim pada Kementerian Agama
dimaksudkan sebagai acuan bagi Sator, Satker, dan UPT Kementerian
Agama dalam membentuk dan menggunakan kode jabatan, singkatan,
dan akronim.
Berdasarkan
keputusan
ini
diharapkan
pemahaman,
pembentukan, dan penggunaan kode jabatan, singkatan, dan akronim
pada Kementerian Agama makin baik, kelancaran komunikasi makin
meningkat, serta penyelenggaraan pemerintahan makin efisiendan efektif.