Bab II
Bab II
BAB II
PERANCANGAN SISTEM MEKATRONIKA
Pendahuluan
Perancangan sistem mekatronika dapat dilaksanakan dengan beberapa cara. Salah satu
cara yang banyak dipakai adalah menggunakan model V.
Model V
Model V adalah model pengembangan sistem yang dirancang untuk menyederhanakan
pemahaman dari kompleksitas. Pada rekayasa sistem, model V digunakan untuk
mendefinisikan prosedur yang seragam dari pengembangan proyek atau produk.
Gambar 2.1 menunjukkan model V secara umum.
II.1
II.2
lift sedang bergerak ke atas menjauhi lantai tempat pemesan maka lift akan
menyelesaikan terlebih dahulu permintaan yang diberikan pemesan lain, baru kemudian
menuju lantai dimana pemesan berada. Jika pada dokumen requirement dinyatakan
bahwa software harus mengatasi kondisi error secara beralasan dan efektif serta
menyediakan umpan balik ke pengguna, maka spesifikasi menunjukkan bagaimana
memenuhi requirement tersebut.
Bagian kendali dapat dimodelkan dan disimulasikan dengan Matlab atau program lain
yang sejenis seperti Mathematica dan LabVIEW.
Bagian komputer dapat disimulasikan dengan microprocessor development tools atau
software emulator.
Selain memodelkan bagian-bagian sistem, pada tahap ini juga dapat dianalisis
lingkungan sistem, serta requirement untuk tiap bagian.
Component design
Hasil pemodelan dan simulasi serta penurunan requirement tiap bagian sistem
mekatronika selanjutnya digunakan untuk proses perancangan secara lebih rinci.
Tahap realisasi dan pengujian bagian mekanik, elektronik, kendali, dan komputer
Tahap ini terbagi atas tiga langkah yaitu:
Pembuatan prototype
Realisasi prototype
Testing atau tuning
Pembuatan prototipe
Bagian sistem yang telah dirancang kemudian dibuat prototipenya, misalkan rangkaian
elektronik dibuat pada protoboard, bagian mekanik dibuat dengan material yang murah
dan mudah dibentuk, dan bagian program komputer dijalankan pada PC. Hasil evaluasi
prototipe dapat digunakan sebagai dasar modifikasi sebelum realisasi.
Realisasi prototipe
Prototipe selanjutnya direalisasi menjadi bentuk nyata yang akan digunakan pada sistem
mekatronika. Prototipe rangkaian elektronika direalisasikan ke PCB, bagian mekanik
dibuat dengan material yang sebenarnya, dan bagian komputer direalisasikan dengan
membuat sistem mikroprosesor yang sebenarnya. Bagian kendali dapat juga
direalisasikan dengan memanfaatkan rangkaian elektronika dan sistem mikroprosesor
yang sudah tersedia.
II.5
Hasil pengujian kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk tuning atau
penyesuaian.
Tahap integrasi
Tahap ini terdiri atas dua bagian yaitu:
Integrasi sistem (hardware)
Integrasi sistem (software)
Pada bagian integrasi sistem hardware dilakukan beberapa proses yaitu:
Assembling
Mutual adaption
Optimization
Synergics
II.6
Analisis sinyal dapat digunakan untuk menguji fungsi software yang dikembangkan.
Misalkan program untuk memutar motor stepper yang bisa dicek dengan menggunakan
osiloskop sebelum dihubungkan dengan motor stepper tersebut.
Filtering kadang dibutuhkan jika program membaca data dari sensor yang kerap
terganggu oleh sinyal derau.
Proses yang kerap dilakukan adalah tuning dari algoritma. Algoritma perlu ditala agar
sesuai dengan realitas respon dari bagian sistem yang lain. Misalkan pembacaan sensor
yang dialokasikan 3 ms, bisa jadi lebih cepat atau lebih lambat.
Tahap pengujian secara menyeluruh
Tahap pengujian meliputi:
System testing
Field testing
System Testing
Pengujian sistem secara menyeluruh meliputi test rigs, stress testing, behavior testing,
reliability dan safety. Test rig adalah sebuah perangkat yang merupakan kombinasi
hardware, software, data, dan keterhubungan yang dapat dikonfigurasikan untuk
mensimulasikan berbagai lingkungan yang berbeda. Stress testing adalah sebuah
pengujian yang digunakan untuk menentukan kestabilan dari sistem. Secara khusus
pengujian ini diartikan juga sebagai pengujian keretakan dari material. Behavior testing
adalah pengujian yang berhubungan dengan lingkungan. Reliability dan safety adalah
pengujian dari sisi keandalan dan keselamatan.
Field Testing
Field testing meliputi final product, normal use, statistics, dan certification. Field
testing adalah pengujian sistem dibawah kondisi dimana sistem tersebut akan
digunakan. Untuk pengujian ini dibutuhkan produk akhir yang telah selesai dibuat,
penggunaan normal, statistik saat pengujian dan sertifikasi. Field testing kadang sangat
berbahaya karena sistem diuji pada kondisi nyata, seperti pengujian pesawat CN 235
versi militer buatan PT Dirgantara Indonesia yang jatuh di lapangan udara Gorda,
Serang, Jawa Barat saat uji dropping barang (Low Altitude Parachute Extraction
System, LAPES) yang menewaskan keenam awaknya. Meskipun berbahaya, field testing
adalah sebuah keharusan dan untuk pesawat merupakan syarat mendapatkan sertifikat
dari FAA (Federal Aviation Administration).
Tahap produksi
Tahap produksi meliputi perencanaan secara simultan, assembling, quality control, serta
menentukan berbagai teknologi untuk proses produksi.
II.7
II.8
6. Qualification Testing
7. Pre-production Pilot run
8. Production
Specification and Feasibility Study
Grup perancang mengevaluasi technical requirements dan kelayakan produk, kemudian
spesifikasi produk awak disusun.
Circuit Design
Pada tahap perancangan ini, rangkaian elektronik dirancang dan skema rangkaian awal
digambar. Jika rangkaian yang dirancang cukup rumit, pengecekan dapat menggunakan
software seperti Electronics Workbench. Jika rangkaian menggunakan sebuah
embedded microproseccor atau EPLD (Erasable Programmable Logic Device), maka
dibutuhkan SDD (software design document). Penggunaan dokumen ini akan
memudahkan dalam proses penulisan program. Pengembangan software berlangsung
secara bersamaan dengan pengembangan hardware. Pada tahap ini penggambaran
rangkaian mulai dilakukan dan komponen mulai disiapkan untuk membuat prototipe.
Bread boarding
Pembuatan model atau bagian-bagian dari rangkaian dapat memanfaatkan breadbroad
(protoboard) untuk memverifikasi kerja rangkaian. Bergantung pada kerumitan
rangkaian, hanya bagian-bagian tertentu yang dapat dibangun dan diuji karena
dibutuhkan waktu juga adanya noise yang muncul akibat pengkabelan pada protoboard.
Pada keadaan ini, sangat menguntungkan jika rangkaian langsung dibuat pada PCB
meskipun ada resiko kegagalan yang mungkin muncul.
PCB layout and artwork
Setelah rangkaian dirancang kemudian digunakan untuk perancangan jalur (layout)
PCB, tata letak komponen, dan pembuatan dokumen pengeboran. Jika tahap ini selesai,
pembuatan PCB dapat dilaksanakan.
Prototypes
Umumnya dibutuhkan 2-3 unit untuk mengevaluasi sebuah rancangan. PCB yang telah
selesai dibuat kemudian dipasang komponen sehingga prototipe terbentuk. Beberapa
perubahan rancangan dibutuhkan dan setiap perubahan hendaknya dicatat untuk
persiapan membuat dokumen akhir.
Qualification Testing
Untuk meyakinkan mutu produk maka perlu pengujian. Sejumlah kumpulan uji
dibutuhkan untuk menguji kinerja rangkaian dan kesesuaian dengan spesifikasi. Jumlah
dan ragam pengujian berbeda untuk satu produk dengan produk lain dan ditulis dalam
QTP (quality test procedure). Kadang karena alasan biaya, perusahaan tidak melakukan
II.10
tahap ini dengan alasan produk telah diverifikasi selama tahap perancangan dan tahap
bread boarding.
Pre-production Pilot run
Pada tahap ini sekitar 10-25 unit diproduksi dan diuji dengan menggunakan ATP
(acceptance test procedure).
Production
Jika dokumen produk telah lengkap dan contoh produk telah lolos uji, maka produk
telah siap untuk diproduksi secara masal.
II.11
Problem definition
Problem analysis
Requirement analysis
Definition
Design
Implementing and component test
Integration and -test.
-test
Use and maintainance
II.12
Problem definition
Pendefinisian masalah adalah awal dalam proses perancangan software. Sebagai contoh
pada robot lengan, masalahnya adalah bagaimana mengendalikan lengan robot sehingga
end effector robot dapat mencapai tujuan yang kita kehendaki.
Problem analysis
Setelah masalah didefinisikan kemudian dianalis masalah yang muncul. Analisis
masalah pada kasus robot misalkan adalah bagaimana hubungan koordinat yang ingin
dicapai dengan sudut putar motor pada tiap sendi.
Requirement analysis
Analisis requirement turut dipertimbangkan dalam perancangan software, misal robot
harus mencapai tujuan dalam waktu maksimal 3 detik.
Definition
Pembatasan fungsi software perlu ditentukan agar perancangan lebih optimal. Contoh,
ketika robot bergerak dianggap tidak ada penghalang. Oleh karena tidak ada
penghalang, maka software dirancang untuk menggerakan lengan robot tanpa perlu
memperhatikan jika ada penghalang. Rancangan software seperti itu tentunya akan lebih
sederhana dibanding jika memperhatikan kemungkinan ada penghalang.
Design
Setelah masalah, requirement, dan pembatasan terdefinisi dengan baik langkah
selanjutnya dirancang software yang dibutuhkan dengan menggunakan flowchart.
Implementing and component test
Sebagaimana bagian mekanik, elektronik, dan kendali, bagian software juga terbagi
dalam beberapa modul (sub rutin), misalkan modul penggerak motor stepper, modul
untuk HMI, modul untuk mengolah persamaan kinematika robot dan sebagainya. Tiap
modul yang telah dirancang dapat diimplementasikan dan kemudian diuji fungsinya.
Integration and -test
Beberapa modul kemudian dapat diintegrasikan menjadi satu kesatuan software yang
mempunyai berbagai fungsi. Pengujian keseluruhan modul dikenal sebagai test.
Alpha testing umumnya dilakukan oleh sekelompok orang yang ahli dalam
pengembangan software.
-test
Beta testing adalah pengujian yang diserahkan ke pengguna. Pengguna akan
mengevaluasi software dengan kriteria tertentu.
II.13
Rangkuman
Perancangan sistem mekatronika dapat dilakukan dengan menggunakan model V. Ada
enam tahap penting dalam proses perancangan sistem mekatronika yaitu penentuan
requirement dan specification; perancangan bagian mekanik, elektronik, kendali, dan
komputer; realisasi dan pengujian bagian mekanik, elektronik, kendali, dan komputer;
integrasi; pengujian secara menyeluruh, dan produksi. Setiap perancangan bagian sistem
mekatronika dapat dilakukan dengan prosedur yang baku.
Tinjauan Ulang
1. Terangkan apa yang dimaksud model V.
2. Sebutkan enam tahap dalam proses perancangan sistem mekatronika.
3. Terangkan prosedur perancangan bagian mekanik.
4. Terangkan prosedur perancangan bagian elektronik
5. Terangkan prosedur perancangan bagian kendali.
6. Terangkan prosedur perancangan bagian komputer.
7. Apa yang dimaksud requirement?
8. Apa yang dimaksud spesifikasi?
9. Apa yang dimaksud partitioning?
10. Apa manfaat melakukan partitioning?
II.14
Daftar Pustaka
1. International Council On Systems Engineering (INCOSE), Systems Engineering
Handbook Version 3.1, August 2007, pages 3.3 to 3.8
2. Vasilije S. Vasi and Mihailo P. Lazarevi, Standard Industrial Guideline for
Mechatronic Product Design, FME Transactions (2008) 36, p103-108, Faculty of
Mechanical Engineering, Belgrade, 2008
3. Robert H. Bishop. Editor-in-chief. The Mechatronics Handbook, CRC Press, 2002.
4. Jad El-khoury, A Model Management and Integration Platform for Mechatronics
Product Development, Doctoral Thesis, Stockholm, Sweden 2006
II.15