0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
260 tayangan40 halaman

Pertemuan 5 IP Address and Subnet Address

Dokumen tersebut membahas tentang IP address dan subnetting. IP address digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat di jaringan TCP/IP secara unik, kecuali router yang dapat memiliki lebih dari satu alamat IP. Subnetting dilakukan untuk membagi jaringan besar menjadi beberapa subnet kecil untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan.

Diunggah oleh

JefriAzwarAnas
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
260 tayangan40 halaman

Pertemuan 5 IP Address and Subnet Address

Dokumen tersebut membahas tentang IP address dan subnetting. IP address digunakan untuk mengidentifikasi setiap perangkat di jaringan TCP/IP secara unik, kecuali router yang dapat memiliki lebih dari satu alamat IP. Subnetting dilakukan untuk membagi jaringan besar menjadi beberapa subnet kecil untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan jaringan.

Diunggah oleh

JefriAzwarAnas
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 40

IP Address and Subnet

Address

Pengalamatan IP
Di dalam jaringan TCP/IP setiap
terminal diidentifikasi dengan sebuah
alamat IP unik.
Kecuali Router dapat memiliki lebih
dari sebuah alamat IP, karena itu
disebut sebagai Multihomed Device.

Ilustrasi Pengalamatan IP

Source: www.tcpipguide.com

Badan Internasional
Pengelola IP

Di Asia Pasific pengelolaan IP dilakukan


oleh Asia Pacific Network Information
Center (APNIC).
APNIC bertugas sebagai pembagi blok
nomor IP dan nomor Autonomous System
(AS) kepada para ISP di kawasan Asia
Pasific, selain itu juga mengelola
authoritative resgistration server (whois)
dan reverse domains (in-addr.arpa).

Badan Internasional
Pengelola IP

Selain APNIC badan-badan lain yang


bertugas melakukan manajemen IP ini
antara lain :
- America Rregistry for Internet Number
(ARIN)
- Reseaux IP Europeens (RIPE)
- African Regional Internet Registry Network
Information Center (AFRINIC)
Koordinasi Internasional dari ke-empat
badan tersebut dipegang oleh International
Assigned Number Authority (IANA).

Konversi Biner - Desimal

Setiap 8 bit nomor IP dapat dikonversi


ke desimal dengan komposisi :

(x*27+x*26+x*25+x*24+x*23+x*22+x*21+x
*20 ),
Atau
(x*128+x*64+x*32+x*16+x*8+x*4+x*2+
x*1),

Contoh:

Sehingga untuk menghitung bentuk


desimal dari 11001011 dapat
dilakukan dengan :
=1*128+1*64+0*32+0*16+1*8+0*4+1*
2+1*1
= 128 + 64 + 0 + 0 + 8 + 0 + 2 + 1
= 203

Konversi Biner
HexaDesimal - Biner
Angka Hexadesimal mengandung:
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F
Contoh:
11000011.10001101

C 3 . 8 D
Note: Format HexaDesimal dipakai
untuk pengalamatan IPv6.

Contoh:

Source: www.tcpipguide.com

Konversi Desimal - Biner

Untuk mengubah desimal menjadi


biner dapat dilakukan dengan
melakukan pengurangan dengan
kelipatan pengalian diatas, jika
dikurangi bisa maka diberi angka 1
dan jika tidak bisa diberi angka 0.

Kategori Pengalamatan IP

Ada 3 macam kategori pengalamatan


IP, yaitu:
- Classfull Addressing (conventional):
pengalamatan berdasarkan kelas,
tanpa perlu ada subnetting.
- Subnetted Classfull Addressing:
pengalamatan dengan subnetting.
- Classless Addressing: CIDR

Klassifikasi IP Address
IP Address Klas A
32 bit

0....... ........ ........ ........


Alamat
Jaringan

Alamat
Host

Range: 1 . 0 . 0 . 0 sampai 127 . 255 . 255 . 255

Klassifikasi IP Address
IP Address Klas B
32 bit

10 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat
Jaringan

Alamat
Host

Range: 128 . 0 . 0 . 0 sampai 191 . 255 . 255 . 255

Klassifikasi IP Address
IP Address Klas C
32 bit

110 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat
Jaringan

Alamat
Host

Range: 192 . 0 . 0 . 0 sampai 223 . 255 . 255 . 255

Klassifikasi IP Address
Zone Distribusi IP Address Klas C
(RFC 1519)
194.0.0.0 - 195.255.255.255 Eropa
198.0.0.0 - 199.255.255.255 Amerika Utara
200.0.0.0 - 201.255.255.255 Amerika Tengah &
Selatan
202.0.0.0 - 203.255.255.255 Asia & Pasifik

Klassifikasi IP Address
IP Address Klas D
32 bit

1110

............................
Alamat
Multicast

Range: 224 . 0 . 0 . 0 sampai 239 . 255 . 255 . 255


Multicast: Pengiriman data sekaligus ke sejumlah besar jaringan penerima,
yang dilakukan oleh router multicast khusus

Klassifikasi IP Address
IP Address Klas E
32 bit

11110

............................
Alamat khusus untuk
Experimen dan Cadangan

Range: 240 . 0 . 0 . 0 sampai 247 . 255 . 255 . 255

Kategori IP Address
IP Static: Merupakan IP Address yang
secara permanen dimiliki oleh sebuah
mesin
IP Dynamic: IP Address pada sebuah
mesin yang selalu berubah sesuai
dengan pemakaian IP Address dalam
jaringan pada saat itu, yang diatur
oleh DHCP Server

Kategori IP Address

IP Privat: IP Address dengan alamat


jaringan yang khusus digunakan untuk
pengalamatan dalam jaringan lokal
10

.0.0.0
172. 16 . 0 . 0
192 . 168 . 0 . 0

IP Public: IP Address yang digunakan


di Internet pada umunya.

IP Address khusus

0.0.0.0 : sebuah host yang baru diboot


(belum memilik IP Address)
127.0.0.1 : IP Loopback, menunjuk ke host
itu sendiri
n.0.0.0, n.n.0.0, atau n.n.n.0 : IP sebuah
jaringan
255.255.255.255 : Broadcast dalam jaringan
sendiri
n.255.255.255, n.n.255.255, atau n.n.n.255 :
broadcast ke jaringan luar (dengan alamat n)

MAC Address

Media Access Control, merupakan identitas


permanen dari sebuah network interface
Terdiri bilangan heksadesimal 48 bit yang dibagi
dalam 6 oktet, contoh:
08:00:09:3A:20:1B
Alamat ethernet terdiri dari: Kode Multicast (1 bit
pertama), Vendor Code (23 bit), dan Globally
Administered Address (24 bit)
Sistem penomoran dan pendaftaran diatur oleh
IEEE
Kode Vendor didokumentasikan dalam RFC
1700

Mengapa SubNetting?
SubNetting adalah proses membagi
sebuah network menjadi beberapa
Sub-network.
Sebagai contoh, dalam sebuah
jaringan lokal yang menggunakan
alamat kelas B 172.16.0.0 terdapat
65.534 host address.
Efisiensi pengelolaan jaringan dapat
ditingkatkan dengan cara melakukan
subnetting terhadap network tersebut.

Mengapa SubNetting (Cont.)

Alasan-alasan perlunya dibentuk


subnetting antara lain :
- Memudahkan pengelolaan jaringan.
- Mereduksi traffic yang disebabkan
oleh broadcast maupun benturan
(collision).
- Membantu pengembangan jaringan
ke jarak geografis yang lebih jauh
(LAN ke MAN).

Ilustrasi sebuah Network


tanpa Subnet

SubNetting

Pembentukan subnet dilakukan


dengan cara mengambil beberapa bit
pada bagian HostId untuk dijadikan
SubnetId. Contoh:

Source: www.tcpipguide.com

Subnet Mask

Source: www.tcpipguide.com

Subnet Mask (Cont.)


Dalam contoh di atas, sebuah
jaringan kelas B dengan Network-Id :
154.71.0.0.
Subnet Mask dalam bentuk desimal
adalah: 255.255.248.0
Dengan demikian 5 bit pertama pada
octet ke 3 adalah Subnet-Id,
sedangkan sisa bit adalah Host-Id.

Default Subnet-Mask

Konversi Subnet-Mask
1
1
1
1
1
1
1
1

0
1
1
1
1
1
1
1

0
0
1
1
1
1
1
1

0
0
0
1
1
1
1
1

0
0
0
0
1
1
1
1

0
0
0
0
0
1
1
1

0
0
0
0
0
0
1
1

0
0
0
0
0
0
0
1

=
=
=
=
=
=
=
=

128
192
224
240
248
252
254
255

Menentukan SubNet-Id

Source: www.tcpipguide.com

Menentukan Subnet-Id
Router menentukan sebuah IP
address merupakan anggota dari
subnet tertentu melalui proses
masking seperti dalam gambar di
atas.
IP address: 154.71.150.42
dioperasikan AND dengan subnetmask. Didapat Subnet-Id: 18.
Sedangkan IP address dari subnet
tersebut adalah: 154.71.144.0.

IP Address dari Subnet


Determining the Subnet ID of an IP Address
Through Subnet Masking
Component
IP Address
Subnet Mask

Octet 1

Octet 2

Octet 3

Octet 4

10011010 01000111 10010110 00101010


(154)
(71)
(150)
(42)
11111111
(255)

11111111
(255)

11111000
(248)

00000000
(0)

Result of AND 10011010 01000111 10010000 00000000


Masking
(154)
(71)
(144)
(0)

Dengan CIDR, dapat dituliskan sebagai:


154.71.150.42/21.

Contoh Kasus 1

Sebuah jaringan dengan network-id:


192.16.9.0 akan dibagi ke dalam 3
buah subnet. Tentukan IP address
untuk setiap subnet.
No IP 192.16.9.0 adalah Kelas C,
dengan host-Id berada pada 8 bit
terakhir. Karena itu, subnet-id harus
berada pada 8 bit terakhir.

Penyelesaian Kasus 1
Kebutuhan 3 subnet berarti
membutuhkan sebanyak 3 bit.
Karena itu subnet-mask ditentukan:
11111111.11111111.11111111.11100000

255.

255.

255.

224

Penyelesaian Kasus 1
Kombinasi subnet: 000, 001, 010, 011,
100, 101, 110, 111.
Karena itu 3 bit pertama dialokasikan
untuk subnet.
192.16.9.b b b b b b b b
subnet

Penyelesaian Kasus 1:
Subnet
000
001
010
011
100
101
110
111

Host
00000 - 11111
00000 11111
00000 11111
00000 11111
00000 11111
00000 11111
00000 11111
00000 - 11111

Decimal
0-31
32 63
64 95
96 - 127
128 - 159
160 191
192 223
224 - 255

Kesimpulan Kasus 1
Jumlah subnet yang terbentuk ada
23=8. Tetapi subnet 000 dan 111 tidak
dapat digunakan. Karena itu jumlah
subnet yang dapat digunakan adalah:
(23-2=6).
Jumlah host yang terbentuk untuk
masing-masing subnet 25=32. Sedang
host yang dapat digunakan sebanyak
25-2=30. Host-Id: 00000 dan 11111
tidak dapat digunakan.

Contoh Kasus 2

Untuk konfigurasi
jaringan di samping,
Net-Id:192.168.17.0.
Setiap subnet hanya
membutuhkan 12 buah
host. Tentukan
konfigurasi IP untuk
jaringan tersebut!

Contoh Kasus 3
Untuk konfigurasi
jaringan di samping,
Net-Id:192.168.17.0.
Tentukan konfigurasi
IP untuk jaringan
tersebut!

Kesimpulan
Metoda conventional subnetting
hanya menambah 1 buah level hirarki
pengalamatan IP (i.e., Network-Id,
Subnet-Id, Host-Id).
Subnetting membagi network menjadi
subnet dengan jumlah host yang
sama untuk setiap subnet.
Terdapat beberapa no IP yang tidak
dapat digunakan (terbuang).

Anda mungkin juga menyukai