Penanganan Data Spasial
Penanganan Data Spasial
DASAR TEORI
2.1 DASAR TEORI
Konversi Data Spasial
1. Data Vektor
a. SHP (Shapefile)
Format data SHP atau shapefile merupakan format data vektor yang
terkenal untuk software Sistem Informasi Geografis (GIS). SHP adalah format
data vektor yang digunakan untuk menyimpan lokasi , bentuk, dan atribut dari
fitur geografis. Format data SHP disimpan dalam satu set file terkait dan berisi
dalam satu kelas fitur . Format data vektor ini berisi tentang data referensi
geografis yang didefinisikan sebagai objek tunggal seperti jalan, sungai,
landmark, kode pos. Data fitur dan atribut akan disimpan dalam satu SHP.
Banyak aplikasi GIS yang bersifat opensource ataupun proprietary dapat
bekerja dengan shapefile. File ini meyimpan data geometry seperti point, line dan
polygon sehingga dapat dirender pada map GIS.
Spesifikasi
Sesungguhnya shapefile merupakan kumpulan beberapa file dengan tiga
ekstensi utama yang mandatory/wajib yaitu *.shp, *.shx, *.dbf serta beberapa
tambahan/optional file yang lain. Satu set shapefile ditunjukkan dengan nama file
yang sama dengan ekstensi yang berbeda, misal jateng.shp, jateng.shx dan
jateng.dbf, serta beberapa file optional lain.
Ukuran data SHP dan file komponen DBF tidak dapat melebihi 2 GB
( atau 231 bit ) - sekitar 70 juta fitur titik yang terbaik. Jumlah maksimum fitur
untuk jenis geometri lainnya bervariasi tergantung pada jumlah simpul yang
digunakan. Kurang mendukung untuk nama field Unicode atau tempat
penyimpanan field, panjang maksimum nama field adalah 10 karakter, dan jumlah
maksimum dari field adalah 255.
Pembuat
Shapefile adalah format data vektor geospatial untuk software GIS yang
dikembangakan oleh ESRI (Environmental System Research Institute) dengan
spesifikasi yang terbuka untuk kepentingan interoperabilitas antar software GIS.
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data SHP antara lain ArcGIS,
ArcView, MapInfo, ERDAS, Global Mapper
b. KML (Keyhole Markup Language)
KML adalah format file yang digunakan untuk menampilkan data
geografis dan visualisasi dalam Earth browser, seperti Google Earth, Google
Maps, dan Google Maps untuk seluler, dengan berbasis internet. Peta yang
ditampilkan dapat berbentuk peta 2 dimensi dan 3 dimensi. File KML dapat
digunakan untuk menentukan lokasi, menambahkan overlay gambar, dan
mengekspos data yang kaya dengan cara baru.
Untuk sistem referensi, KML menggunakan koordinat geografis 3
dimensi: bujur, lintang dan ketinggian, dengan nilai negatif untuk barat, selatan
dan di bawah permukaan laut jika data ketinggian tersedia. Komponen bujur dan
lintang yang dipakai adalah World Geodetic System 1984 (WGS84). Komponen
vertikal (ketinggian) diukur dari datum vertikal EGM96 geoid WGS84. Jika
ketinggian dihilangkan dari sumbu koordinat, misalnya (-122,917, 49,2623) maka
nilai default 0 (sekitar permukaan laut) diasumsikan untuk komponen ketinggian,
4
yaitu (-122,917, 49,2623, 0). Sebuah definisi formal dari sistem referensi
koordinat (dikodekan sebagai GML) yang digunakan oleh KML terkandung
dalam OGC spesifikasi KML 2.2. Definisi ini mengacu pada komponen EPSG
CRS.
Spesifikasi
Software yang bisa mengolah (input) format data KML antara lain Google
Earth, Google Sketch Up,
c. DXF (Digital Exchange File)
DXF adalah ekstensi file untuk format gambar grafis yang biasanya
digunakan dengan perangkat lunak AutoCAD ( Computer Assisted Drafting ).
DXF adalah format eksternal untuk mentransfer file antar komputer atau antar
paket perangkat lunak . Format data ini
menawarkan detail yang baik pada gambar , lebar garis dan gaya , warna , dan
teks. DXF biasanya dibangun dalam 64 layer . Setiap layer terdiri dari fitur yang
berbeda , yang memungkinkan pengguna untuk fitur terpisah. Format DXF mirip
dengan Initial Graphics Exchange Specification ( IGES ) dan menggunakan
format data vektor
Pembuat
DXF adalah format data vektor CAD (Computer Aided Design) yang
dikembangakan oleh Autodesk, yang menyediakan kemampuan untuk bertukar
informasi atau bekerja sama antara AutoCAD dengan program lain.
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data DXF antara lain
AutoCAD, ArcGIS, ArcView, MapInfo
2. DATA RASTER
a. GeoTIFF
Sebelum membahas tentang GeoTIFF, akan dibahas terlebih dahulu
tentang TIFF (Tagged Image File Format). Format TIFF diterima secara luas
sebagai format data raster serbaguna di dunia saat ini. TIFF merupakan format
yang sesuai untuk penyimpanan, transfer, display, dan pencetakan gambar raster
seperti clipart, logotypes, scan dokumen dan lain-lain. File citra dalam bentuk
TIFF dapat digunakan untuk menyimpan dan mentransfer citra satelit digital, scan
foto udara, model elevasi, dan peta hasil scan. Melihat ke popularitas TIFF,
banyak pengguna yang menggunakan format TIFF untuk menyimpan gambar
satelit digital. Karena kebutuhan akan perkembangan informasi maka selanjutnya
pengguna menanamkan informasi geografis ( lintang, bujur, proyeksi peta dan lain
- lain) ke dalam file TIFF sehingga dapat digunakan oleh berbagai software GIS
dengan mudah. Persyaratan ini mendorong perkembangan GeoTIFF, file TIFF
yang memiliki informasi geografis ( atau kartografi ) data tertanam sebagai bagian
dalam file TIFF . Data geografis file GeoTIFF dapat digunakan untuk
memposisikan gambar di lokasi yang benar dan geometri pada layar tampilan
informasi geografis.
Format data GeoTIFF mendefinisikan satu set format TIFF yang
disediakan untuk menggambarkan semua informasi kartografi yang terkait
7
dengan citra TIFF yang berasal dari sistem pencitraan satelit, scan foto udara, scan
peta, model elevasi digital, atau sebagai hasil dari analisis geografis. Tujuannya
adalah untuk memungkinkan software dapat mengolah gambar raster ke dalam
model ruang yang terdefinisi atau proyeksi peta, dan untuk menggambarkan
proyeksi tersebut. Format data raster ini mendukung untuk pekerjaan
georeferencing atau informasi geocoding.
Spesifikasi
GeoTIFF sepenuhnya telah sesuai dengan spesifikasi TIFF 6.0, dan
ekstensi apapun tidak bertentangan dengan rekomendasi TIFF, juga tidak
membatasi ruang lingkup data raster yang didukung oleh TIFF. GeoTIFF
menggunakan set kecil disediakan TIFF untuk menyimpan berbagai informasi
georeferencing, termasuk UTM, US State Plane, National Grids, ARC , serta jenis
proyeksi yang mendasar seperti Transverse Mercator, Geografis, Lambert
Conformal Conic.
GeoTIFF menggunakan "meta data" ( GeoKey ) untuk pendekatan dalam
mengkodekan puluhan elemen informasi yang akan menjadi 6 tag, mengambil
keuntungan dari platform TIFF yang independen sehingga menjadi representasi
format data untuk menghindari kesulitan interchange pada cross platform. Fitur
ini dirancang secara paralel dengan tag TIFF standar dan dekat agar dapat
mengikuti aturan TIFF dalam hal struktur dan tata letak.
GeoTIFF menggunakan kode numerik untuk menggambarkan jenis
proyeksi, sistem koordinat, datum, dan ellipsoid. Kode proyeksi, datum dan
elipsoid berasal dari daftar EPSG yang disusun oleh Petrotechnical Open Software
Company (POSC) , dan mekanisme untuk menambahkan proyeksi, datum dan
ellipsoid lain yang telah ditetapkan. Isi informasi GeoTIFF dirancang agar
kompatibel dengan data pendekatan dekomposisi yang digunakan oleh
Infrastruktur Data Spasial Nasional ( IDSN ) dari Komite Data Federal Geografi
AS ( FGDC )..
Pembuat
GeoTIFF adalah format data raster terbuka (open source), domain publik.
Ini diproduksi oleh Dr Niles Ritter, saat bekerja di NASA - JPL ( Jet Propulsion
Laboratory). Sedangkan format TIFF sendiri dikembangkan oleh Adobe System.
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data GeoTIFF antara lain
ArcGIS, ArcView, MapInfo, Er Mapper, ENVI, Global Mapper, ERDAS
IMAGINE
b. MrSID ( Multiresolution Seamless Image Database)
MrSID merupakan format file berbasis wavelet yang dirancang untuk
memungkinkan portabilitas bit ( raster ) dalam ukuran gambar besa. Format ini
menggunakan transformasi wavelet diskrit ( DWT ) dengan cara halus pada
bagian data gambar dan menyimpan koefisien wavelet dalam struktur data yang
mendukung pengambilan data secara efisien yang diperlukan untuk menghasilkan
zona persegi panjang yang ditentukan gambar pada resolusi spasial yang dipilih.
Struktur data gambar MrSID adalah seperangkat bitplanes dirancang untuk
mendukung ' transaksi ' data gambar dengan cara extracting dan menyalurkannya.
Format ini dirancang untuk memungkinkan melihat sesaat dan manipulasi citra
baik lokal maupun melalui jaringan tanpa mengorbankan kualitas.
Fitur baru yang terapat di Generasi 3 dari format gambar termasuk
kompresi lossless, beberapa gambar dalam file komposit, dan dukungan untuk
optimasi selektif dan decoding oleh scene atau wilayah. Juga termasuk adalah
dukungan untuk data multispektral dan mendukung pengguna untuk transformasi
warna.
Spesifikasi
ruang
untuk proses kompres gambar dan membangun tampilan. Karena gambar akan
tetap geometris serta akurat setelah dikompresi, dapat di georeferensi sebelum
kompresi, atau dilapisi dengan data referensi lainnya. Karena MrSID file (.Sid)
adalah tipe biner MIME, mereka dapat diperoleh melalui Internet. MrSID dapat
digunakan dalam fotografi, pemetaan / GIS, manajemen dokumen, pencitraan
medis, dan permainan.
Pembuat
MrSID merupakan salah satu format data raster dengan format file (ekstensi nama
file .sid ) dikembangkan dan dipatenkan oleh LizardTech untuk encoding
georeferensi grafis raster seperti orthophotos.
Software
10
Software yang bisa mengolah (input) format data SHP antara lain
Autodesk, ArcGIS, ArcView, ERDAS, ENVI, MapInfo, Intergraph, GeoExpress
(LizardTech)
Spesifikasi
ADRG adalah format data raster yang sesuai dengan standar ISO 8211
untuk mendeskripsikan data ASCII diikuti oleh data citra biner. Untuk distribusi,
data ADRG dibagi menjadi beberapa bagian set data geografis yang disebut
sebagai Distribusi Rectangle (DRs). Satu atau lebih DRs diletakkan ke satu CDROM. Satu atau lebih sumber grafis ditempatkan ke setiap DR .
File data ADRG disusun secara hierarkis. Tingkat atas berisi informasi
yang relevan dengan volume CD- ROM secara keseluruhan, tingkat kedua berisi
file DR yang terkait, dan tingkat bawah berisi sumber file terkait grafis. Setiap
volume ADRG berisi file header, TRANSH01.THF , dan warna tes patch file
gambar, TESTPA01.CPH. Akan ada bagian yang menjadi salah satu atau lebih
11
subdirektori DR. Setiap subdirektori berisi informasi umum file (*.GEN), kualitas
file (*.Qal), dan pengurangan resolusi file gambar (*.OVR ). Akan ada satu atau
lebih file gambar ADRG (*.IMG ) dan satu atau lebih sumber subdirektori grafis.
Setiap sumber grafis subdirektori berisi informasi file sumber grafis (*.SOU ) dan
nol atau lebih file legenda file (*. LGG ).
Pembuat
Software
Software yang bisa mengolah (input) format data SHP antara lain ArcGIS
Konversi
Pada proses ini dilakukan konversi k dari contour line dengan format
shapefile
Batch
Penyimpanan (Database)
Database format SHP dan ASCII Text berbeda. Ketika dari format SHP
dikonversi menjadi ASCII Text, maka informasi yang akan dimunculkan hanya
tentang ketinggian atau elevasi. Hal ini dikarenakan bentuk layer SHP adalah line
yaitu kontur line yang mempunyai atribut ketinggian.
Updating
12
Data (output)
Format data yang dihasilkan dari proses konversi ini adalah ASCII Text
File dengan ekstensi .txt yang memuat nilai koordinat dan nilai elevasi (XYZ).
Koreksi Citra
Untuk keperluan penginderaan jauh, sebuah citra dari satelit maupun foto
udara harus terlebih dahulu melewati suatu kegiatan yang disebut pre-processing
untuk kemudian informasi yang terdapat padanya dapat diambil. Kegiatan preprocessing sangatlah penting agar informasi yang diambil dari suatu citra tidak
salah, sehingga dapat menimbulkan perselisihan pada kemudian hari. Preprocessing ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu koreksi geometrik
dan koreksi radiometrik.
Koreksi geometrik dilakukan untuk menghindari distorsi geometrik dari
citra yang terdistorsi. Hal tersebut dapat dicapai dengan menentukan hubungan
antara sistem koordinat citra dan sistem koordinat geografis menggunakan data
kalibrasi dari sensor, posisi dan ketinggian dari data hasil ukuran, titik kontrol
tanah, kondisi atmosfer, dan sebagainya. Koreksi geometrik dapat dilakukan
dengan melaksanakan langkah-langkah berikut.
Pemilihan Metode
Metode yang dipilih haruslah sesuai setelah mempertimbangkan karakteristik
distorsi geometrik beserta referensi data yang tersedia.
Penentuan Parameter
13
14
oleh banyaknya
awan, terutama daerah tropis. Namun, jika beberapa gambar yang diperoleh pada
waktu yang berbeda selama dalam area yang sama tersedia, maka dimungkinkan
untuk menghasilkan komposit bebas awan dengan melakukan mosaicking antara
daerah berawan dengan daerah bebas awan (cloud free mosaic) . Teknik ini
15
sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan menutup awan dengan scene yang
berbeda yang tidak ada awan. Salah satu software yang bisa digunakan untuk
teknik ini adalah Er Mapper
Masking dan Cutlining - proses penutupan awan pada main scene dengan
scene lain yang bebas awan.
17
Inverse
Distance
Weighted
(IDW)
merupakan
metode
18
19
d. Trend
Interpolasi teknik ini sesuai fungsi matematika, polinomial tatanan
tertentu, ke semua titik masukan (Naoum dan Tsanis, 2004 dalam Rudiarto, 2010).
Generalisasi
Generalisasi adalah salah satu dasar penting pada pekerjaan kartografi, hal
ini dilakukan supaya cakupan dan penyajian unsur-unsur muka bumi dapat lebih
mudah dimengerti serta digunakan dengan baik dan jelas oleh pengguna peta.
Pada saat yang sama, pekerjaan generalisasi harus menjamin bahwa peta
merupakan refleksi dari geospasial variabilitas dari permukaan bumi dan
karakteristik yang diwakili. Beberapa pengertian yang berkaitan dengan
generalisasi
Obyek Generalisasi
Model Generalisasi
20
Kemampuan ini sangat berguna dalam integrasi dataset resolusi dan akurasi,
serta dalam konteks basisdata multi-resolusi yang berbeda. Model generalisasi
digunakan sebagai langkah awal pengolahan generalisasi kartografi yang tidak
berorientasi pada penggambaran grafis (tidak melibatkan seni, komponen intuitif).
Model generalisasi meliputi proses yang sepenuhnya dapat dimodelkan secara
formal, tetapi memiliki konsekuensi estetika untuk generalisasi kartografi
berikutnya [Weibel dan Dutton, 1999].
Generalisasi Kartografi
21
Tingkat Kepadatan
Mengacu pada masalah banyaknya unsur yang disajikan pada peta yang
mempunyai ruang terbatas, yaitu kepadatan unsur geografi yang terlalu tinggi.
Koalesensi/Berpadu
22
Konflik
Komplikasi
Suatu situasi ketika unsur yang disajikan mempunyai ukuran di bawah ukuran
penggambaran minimal untuk peta. Pada kondisi ini, unsur tersebut dapat
dihilangkan, atau dieksagerasi, atau dilakukan penggabungan beberapa unsur
dalam bentuk simbol titik menjadi unsur dalam bentuk simbol area tunggal.
(Leberl 1986 ).
23
Salah satu kesulitan yang dihadapi pada pekerjaan generalisasi adalah sifatnya
yang sangat subyektif, sehingga suatu peta yang digeneralisasi oleh beberapa
kartografer akan dapat menghasilkan bentuk generalisasi yang berbeda. Sangat
sulit untuk menentukan yang benar atau yang salah, bahkan tidak mungkin untuk
memberikan cara-cara dalam melakukan generalisasi yang akan dipakai sebagai
ketentuan mutlak dan harus diikuti untuk segala keadaan. Walaupun demikian, ada
beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan, yaitu:
Maksud dan tujuan suatu peta
Pada hakekatnya, petunjuk ini merupakan suatupetunjuk umum untuk
membuat disain suatu peta, jadi bukanlah terbatas pada generalisasi saja. Semua
peta mempunyai maksud dan tujuan, sehingga pada pelaksanaan generalisasi,
seorang kartografer harus memperhatikan hal-hal tersebut, sehingga unsur yang
disajikan adalah sesuai dan memenuhi maksud dan tujuan dari peta bersangkutan.
Karakteristik suatu daerah
Peta bertujuan menyajikan secara menyeluruh semua unsur-unsur yang
dibatasi oleh skala peta. Penyederhanaan akan bertambah , bersamaan dengan
perubahan skala peta, tetapi bentuk/sifat dari suatu daerah haruslah tetap
dipertahankan meskipun skala peta diperkecil.
Perlakuan yang selalu tetap
Menjaga tingkat generalisasi yang sama pada suatu peta secara keseluruhan
dan juga pada rangkaian peta adalah suatu hal yang sngat penting untuk tetap
dipertahankan meskipin hal tersebut sulit dilakukan. Gejala-gejala yang sering
dilakukan pada saat generalisasi adalah penyederhanaan yang berlebihan pada
daerah padat detilnya serta penyederhanaan yang terlalu sedikit pada detil yang
agak jarang; cara-cara tersebut akan dapat memberikan kesan yang salah.
Pekerjaan generalisasi yang dilakukan pada tahap kartografi meliputi:
24
Pemilihan (Selection)
Unsur yang akan disajikan sesuai dengan maksud dan tujuan dari
pembuatan suatu peta serta peta yang dikehendaki. Sebagai contoh, pada peta
1:20.000 selang kontur adalah setiap 10 meter, sedang pada peta skala 1:40.000
selang konturnya adalah setiap 20 meter, ini berarti pada pembuatan peta skala
1:40.000 beberapa kontur pada peta skala 1:20.000 banyak yang diseleksi atau
tidak disajikan; kontur dengan kelipatan 10 meter tidak digambar lagi, yang
disajikan kelipatan 20 meter.
Penyederhanaan (Simplification)
25
Penggabungan (Merging)
Jika terjadi perubahan skala peta, karakter unsur linier yang terdiri dari
beberapa garis tidak mungkin untuk dipertahankan. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka unsur linier tersebut perlu digabung (Nickerson dan Freeman,
1986). Pada sejumlah peta umumnya jalan raya terbagi dalam beberapa jalur,
biasanya diwakili oleh dua atau lebih jalur yang berdekatan, dengan jarak pemisah
antara jalur. Adanya perubahan skala peta (dari peta skala besar menjadi peta skala
kecil), garis-garis yang terpisah tersebut digabung menjadi satu yang posisinya
sekitar pertengahan antara dua jalur jalan, dan akan mewakili jalur jalan tersebut.
Menghilangkan (Smoothing)
26
Pergeseran (Displacement)
Contoh unsur-unsur yang diutamakan dalam hal pergeseran pada peta topografi:
-
27
Kelima
aspek
diatas,
menyeleksi,
penyederhanaan,
penggabungan,
28
dan
exagerasi
harus
dipertimbangkan
dalam
pelaksanaan
penggambaran peta.
a: adalah peta asli ; b peta hasil generalisasi konvensional; c peta hasil generalisasi
secara digital
Metadata
Metadata adalah data dari objek yang mendeskripsikan sumber informasi
atau data. Metadata berasal dari jenis media apa saja dan mempunyai bermacammacam bentuk sesuai dengan tipe data dan konteks penggunaan . Tujuannya yaitu
mengenali dan mengevaluasi sumber daya, melacak perubahan pada proses
sumber daya aplikasi, merealisasikan manajemen yang sederhana dan efisien pada
jaringan data skala besar dan merealisasikan penemuan yang efisien, pencarian,
integrasi dan manajemen sumber daya informasi .
Metadata dapat berfungsi sebagai identifikasi sumber daya yang
diperlukan maupun menjadi katalog yang menjelaskan detail dan spesifikasi suatu
data, serta sebagai arsip untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Berdasarkan pengalaman kerja, menggunakan metadata dapat membantu
pembacaan dan pemrosesan data digital oleh mesin menjadi lebih mudah. Ada
29
Format Metadata
Perhatian yang cukup besar telah diberikan untuk meningkatkan efisiensi
dan ruang lingkup web crawler. Web crawler komersial diperkirakan hanya
mencakup sekitar 16% keseluruhan isi web . Untuk meningkatkan efisiensi,
sejumlah teknik telah diusulkan seperti memperkirakan pembuatan web dan
pembaharuan yang lebih akurat, serta strategi crawling yang lebih efisien.
30
31
Penyedia
data
dapat
mempromosikan
ketersediaan
data
dan
metadata ISO 19115 nya sendiri sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini ISO
19115 menetapkan metadata utama (core) yang harus ada dalam suatu sistem
metadata.
Indonesia termasuk negara yang belum meng-adopsi standar ISO untuk
pembuatan metadata geospasial-nya. Saat ini, masyarakat data spasial Indonesia
yang tergabung ISDN, masih menggunakan Content Standards for Digital
Geospatial Metadata, yaitu standar yang berisi sekumpulan istilah dan definisi
umum untuk mendokumentasikan data spasial digital yang telah disetujui oleh
Federal Geographic Data Committee (FGDC). Standar ini juga menetapkan nama,
definisi unsur data dan group data dalam penyusunan metadata geospasial.
Dalam ArcGIS metadata dikelola dengan menggunakan ArcCatalog yang
digunakan untuk membuat dan autorisasi metadata. Selain itu menggunakan
ArcIMS sebagai host untuk metadata service dan ArcSDE sebagai interface yang
menghubungkan database yang menyimpan document metadata
merupakan bahagian penting demi hasil perencanaan yang baik dan komprehensif.
Data dan informasi yang berkualitas harus dijadikan rujukan bagi penentuan
kebijakan dan program sasaran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Dengan ini, hasil akhir pembangunan berupa peningkatan kesejahteraan
masyarakat/rakyat akan tercapai dengan efektif dan efisien.
Salah satu permasalahan penggunaan data dalam proses perencanaan
pembangunan selama ini adalah masih terbatasnya ketersediaan data dan
informasi yang akurat dengan keadaan saat ini (up to date). Hal ini akan
menyebabkan proses perencanaan pembangunan itu sendiri terkadang dilakukan
dengan menggunakan data yang tidak up to date. Kendala lain adalah, masih
kurangnya koordinasi dan sinkronisasi data yang ada pada berbagai institusi,
sehingga data-data yang seharusnya saling berhubungan banyak terpisah-pisah
dan sulit untuk diakses.
Data dan informasi yang akurat dan valid adalah keharusan yang harus
tersedia demi perencanaan pembangunan yang berkualitas di daerah. Untuk itu,
Pemerintah Daerah harus selalu mempunyai basis data (data base) yang
terpercaya, valid dan senantiasa diperbaharui (up to date), sebagai pelaksana
pembangunan,
Pemerintah
Daerah
juga
sebaiknya
menghimpun
dan
34
SKALA VS SKALA
Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di lapangan dengan jarak di
peta. Berdasarkan skalanya peta dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Peta kadaster (peta teknis) yaitu peta yang berskala > 1 : 5. 000
2. Peta skala besar, yaitu peta yang berskala 1 : 5. 000 1 : 250. 000
3. Peta skala sedang, yaitu peta yang berskala 1 : 250. 000 1 : 500. 000
4. Peta skala kecil, yaitu peta yang berskala 1 : 500. 000 1 : 1. 000. 000
5. Peta geografis, yaitu peta yang berskala < 1 : 1. 000. 000
35
Contohnya, pada sebuah peta dituliskan Skala 1 cm untuk 1 km. Ini berarti
bahwa setiap jarak 1 cm dalam peta setara dengan jarak 1 km pada jarak
sesungguhnya.
b. Skala Angka
Skala angka menunjukkan perbandingan jarak pada peta dalam perhitungan
angka. Skala ini paling lazim ditemui dalam kompilasi peta.
-
Skala jenis ini dengan satuan centimeter telah dijadikan sebagai sistem skala
peta resmi internasional. Namun, ada pula beberapa negara yang menggunakan
36
satuan inci berbanding satuan mil. Beberapa negara tersebut antara lain, Inggris
dan negara-negara persemakmuran Inggris.
c. Skala Batang atau Skala Grafis
Skala batang menggunakan batang garis lurus yang memiliki beberapa ruas
dengan jarak yang sama di antara ruas-ruas tersebut, seperti halnya garis bilangan.
Skala tersebut dapat pula berbentuk grafis (gambar) yang menunjukkan jarak
antarbagian.
Visualisasi
Visualisasi (pencitraan) informasi merupakan salah satu bentuk metode
dalam mengkomunikasikan informasi. Kualitas dari informasi haruslah bersifat
memberikan manfaat (relevant), tidak usang (aktual), bebas dari kesalahan
(akurat) dan dapat dipercaya (reliable). Visualisasi informasi merepresentasikan
data yang telah diolah menggunakan berbagai macam perangkat pengolahan citra
(hardware atau perangkat keras, software atau perangkat lunak, dan brainware
atau perangkat manusia) yang kemudian disajikan dalam bentuk-bentuk visual.
Bentuk visual dapat berupa teks, gambar, warna, bangun, diagram, atau kombinasi
dari bentuk-bentuk visual yang ada. Salah satu bentuk kombinasi dari bentukan
visual adalah visualisasi georeferensi dalam bentuk peta.
Dalam dunia IT, bentuk visualisasi georeferensi dapat diperoleh dengan
adanya Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis
(SIG). SIG merupakan sistem komputer dengan kemampuan mengolah,
menganalisis, memanipulasi dan menyajikan data spasial yang bergeorefensi
beserta atribut-atributnya. Data spasial adalah data yang merujuk terhadap lokasi
yang mempunyai koordinat-koordinat geografis sedangkan atribut adalah detail
informasi dari setiap lokasi yang tersedia, contoh jumlah penduduk suatu provinsi,
37
ruang terbuka hijau pada suatu kota, dan lain-lain. Dengan kata lain, SIG mampu
memberikan informasi yang aktual dan bersifat dinamis terhadap suatu lokasi.
Adanya kemampuan sebuah sistem informasi seperti SIG dapat
dimanfaatkan sebagai sistem bantu dalam memetakan, mengklasifikasikan, dan
memvisualisasikan lokasi-lokasi publik yang begitu banyak dibutuhkan dewasa
ini, seperti tempat wisata, rumah sakit, kantor polisi, hotel, dan lain-lain. Sistem
dengan kemampuan penyajian informasi secara detail dan komprehensif dapat
membantu pengguna informasi untuk menentukan tujuan mereka.
38