Makalah Infeksi Saluran Kemih
Makalah Infeksi Saluran Kemih
Makalah Infeksi Saluran Kemih
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para dosen pembimbing.
Karena dengan ilmu yang telah mereka berikan, kami mampu menyusun laporan
ini dengan baik. Juga kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.
Kami berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan laporan ini menjadi
singkat dan mudah dipahami . Namun sebagai manusia, kami tidak luput dari
kesalahan. Maka kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan guna
penyusunan makalah yang lebih baik dikemudian hari nanti.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan khususnya
bagi penyusun sendiri yang masih dalam tahap belajar. Akhir kata, kami mohon
maaf atas segala kekurangan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI TRAKTUS URINARIUS
PENGERTIAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan
pada manifestasi bakteri pada saluran kemih Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan
normal tidak mengandung bakteri, virus/ mikroorganisme lain. ISK bagian atas
terjadi pada uretra atau ginjal, sedangkan ISK bagian bawah terjadi pada uretra
dan kandung kemih. Infeksi dapat berasal dari mana saja dari saluran perkemihan
dan menyebar ke area lain. ISK yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal
ginjal. Ada tiga sumber utama masuknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Sumber paling banyak adalah melalui meatus, mengakibatkan infeksi asenden.
Infeksi desenden berasal dari darah dan limfe dan sering mengakibatkan
pielonefritis-infeksi pada gagal ginjal.
ISK lebih sering terjadi pada wanita, salah satu penyebabnya karena uretra
wanita lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah masuk ke kandung
kemih. Faktor lain adalah kecenderungan wanita menahan miksi, serta iritasi kulit
lubang uretra pada waktu berhubungan kelamin. Uterus pada kelamin juga dapat
menghambat aliran urine pada keadaan tertentu.
KLASIFIKASI
Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain:
1. Kandung kemih (sistitis)
2. uretra (uretritis)
3. prostat (prostatitis)
4. ginjal (pielonefritis)
ETIOLOGI
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
a. Escherichia Coli: 90 % penyebab ISK uncomplicated (simple)
PATOFISIOLOGI
Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik
dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui : kontak langsung dari
tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya
ISK, asending dan hematogen. Secara asending yaitu:
gan
Hematuria
Demam
Menggigil
Malaise
Pusing
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis
2. Bakteriologis
Mikroskopis
Biakan bakteri
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes
Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat
bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
Tes-tes tambahan:
Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi
juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari
abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses,
hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi
ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.
PENATALAKSANAAN
Pada ISK yang tidak memberikan gejala klinis tidak perlu pemberian
terapi, namun bila sudah terjadi keluhan harus segera dapat diberikan antibiotika.
Antibiotika yang diberikan berdasarkan atas kultur kuman dan test kepekaan
antibiotika. Tujuan pengobatan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala,
mencegah dan mengobati bakteriemia, mencegah dan mengurangi risiko
kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan
yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Banyak obat-obat
antimikroba sistemik diekskresikan dalam konsentrasi tinggi ke dalam urin.
Karena itu dosis yang jauh dibawah dosis yang diperlukan untuk mendapatkan
efek sistemik dapat menjadi dosis terapi bagi infeksi saluran kemih.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri di dalam
urin. Indikasi yang paling penting dalam pengobatan dan pemilihan antibiotik
yang tepat adalah mengetahui jenis bakteri apa yang menyebabkan ISK. Biasanya
yang paling sering menyebabkan ISK adalah bakteri gram negatif Escherichia
coli. Selain itu diperlukan pemeriksaan penunjang pada ISK untuk mengetahui
adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK
sehingga mampu menganalisa penggunaan obat serta memilih obat yang tepat.
Bermacam cara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK, antara lain :
10
Sulfonamide :
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram
negatif. Secara struktur analog dengan asam p-amino benzoat (PABA). Biasanya
diberikan per oral, dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi
di hati dan di ekskresi di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi
saluran kemih dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan
produksi PABA berlebihan.
Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat
enzim dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam
bentuk aktif dari folic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi
dengan baik dari usus dan ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram
negatif kecuali Pseudomonas spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi
saluran kemih.
Trimethoprim + Sulfamethoxazole (TMP-SMX):
Jika kedua obat ini dikombinasikan, maka akan menghambat sintesis folat,
mencegah resistensi, dan bekerja secara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati
infeksi pada saluran kemih, pernafasan, telinga dan infeksi sinus yang disebabkan
oleh Haemophilus influenza dan Moraxella catarrhalis. Efek samping : pada
pasien AIDS yang diberi TMP-SMX dapat menyebabkan demam, kemerahan,
leukopenia dan diare.
Fluoroquinolones :
Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis DNA bakteri dengan
menghambat topoisomerase II (DNA gyrase) topoisomerase IV. Penghambatan
DNA gyrase mencegah relaksasi supercoiled DNA yang diperlukan dalam
transkripsi dan replikasi normal. Efek samping yang paling menonjol adalah
11
mual, muntah dan diare. Fluoroquinolon dapat merusak kartilago yang sedang
tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien di bawah umur 18 tahun.
Nitrofurantoin :
12
DAFTAR
PUSTAKA
1. Coyle & Prince, 2005, Urinary Tract Infection, in Dipiro J.T., et al,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th , Apleton & Lange,
Stamford.
2. Junizaf, H. Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1994.
3. Naber KG, Carson C. Role of fluoroquinolones in the treatment of serious
bacterial urinary tract infections; 64 (12): 1359-73; 2004.
4. Purnomo BB. Dasar dasar Urologi. Edisi kedua. Jakarta: CV. Agung Seto;
2008.
5. Price, Sylvia Andrson. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:
pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter
Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC; 1995.
6. Smyth EG, OConnel N. Complicated urinary tract infection. Drugs &
Therapy Perspectives; 11(1): 63-6; 1998.
7. Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI; 2001.
8. MayoClinic Staff. Kidney Infection. Symptoms. August 9,2007. Available at
http://www.mayoclinic.com/health/kidneyinfection/DS00593/DSECTION=symptoms. Accessed on June 25, 2009.
9. Kidney Infection. June 24, 2009. Available at
http://www.emedicinehealth.com/kidney_infection/article_em.htm.
Accessed on June 25,2009.
10. Vorvick L. Pyelonephritis. September 18, 2008. Available at
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000522.htm.
Accessed on June 25, 2009.
13