Modul Intermediate Training QGIS
Modul Intermediate Training QGIS
B.
Pengantar ................................................................................................................................ 4
a.
b.
c.
d.
e.
f.
LATIHAN................................................................................................................................................... 7
MEMPERSIAPKAN DATA UNTUK INASAFE............................................................................................... 7
A.
B.
Pengantar ................................................................................................................................ 7
a.
b.
c.
d.
Tantangan .......................................................................................................................... 23
LATIHAN................................................................................................................................................. 24
ANALISIS PEMILIHAN LOKASI................................................................................................................. 24
A.
B.
Pengantar .............................................................................................................................. 24
a.
b.
Hubungan spatial melalui Spatial Query: Contains, Within, Equal, Intersect, dan Is
Disjoint .......................................................................................................................................... 26
c.
d.
Tantangan .......................................................................................................................... 39
LATIHAN................................................................................................................................................. 40
PENENTUAN JALUR EVAKUASI .............................................................................................................. 40
A.
B.
Pengantar .............................................................................................................................. 40
a.
b.
Tantangan .......................................................................................................................... 47
LATIHAN................................................................................................................................................. 48
MENYAJIKAN PENILAIAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN (DaLA) ............................................................ 48
B.
Pengantar .............................................................................................................................. 48
a.
b.
c.
Tantangan .............................................................................................................................. 65
LATIHAN................................................................................................................................................. 66
MENYUSUN RENCANA KONTIJENSI ....................................................................................................... 66
A.
B.
Pengantar .............................................................................................................................. 66
MATERI TAMBAHAN.............................................................................................................................. 68
PEMBUATAN BASISDATA....................................................................................................................... 68
A.
B.
Pengantar .............................................................................................................................. 68
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tantangan .............................................................................................................................. 92
PENDAHULUAN
TENTANG
PELATIHAN
TINGKAT
MENENGAH
QGIS-INASAFE
A. Tujuan Pembelajaran
B. Pengantar
a. Latar Belakang
Sebagai Negara dengan tingkat ancaman bencana yang tinggi, Indonesia dituntut untuk
memiliki tingkat kesiapsiagaan yang tinggi terhadap kejadian bencana. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kejadian bencana adalah dengan membuat sebuah rencana
kontinjensikontinjensi dengan memanfaatkan data dan informasi spasial pada saat mengembangkan
skenario penanggulangan bencana. Pengembangan skenario kontinjensi berbasis peta menawarkan
akurasi dan efektivitas dalam memberikan informasi sebagai bahan penyusunan penghitungan
kebutuhan, koordinasi, dan perencanaan sektoral dalam penanganan bencana di Indonesia.
Untuk itu, perangkat lunak Sistem Informasi Geospasial opensource yaitu QuantumGIS
dikombinasikan dengan penggunaan OpenStreetMap digunakan dalam mendukung penyusunan
rencana kontinjensi dan kesiapsiagaan. Plugin InaSAFE dibuat dengan QuantumGIS sebagai
platformnya digunakan untuk melakukan analisis ancaman dan keterdampakan sesuai dengan data
masukan yang diberikan. InaSAFE dibuat dengan antarmuka yang sederhana, sehingga diharapkan
dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait dalam kegiatan penanggulangan bencana di daerah-daerah
di Indonesia.
Modul ini merupakan panduan untuk kegiatan Training QuantumGIS dan InaSAFE tingkat
b. Maksud Pelatihan
Berdasarkan pelajaran yang diperoleh dari penyusunan rencana kontingensi selama ini,
materi pelatihan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut:
1. Menyediakan ulasan singkat mengenai materi yang telah disampaikan pada pelatihan
tingkat dasar
2. Memberikan komponen dasar yang akan memungkinkan peserta untuk membuat
penyusunan skenario serta menangani skenario yang sudah dibuat untuk mendukung
rencana kontingensi
3. Memberikan latihan-latihan yang mendukung kebutuhan peserta untuk bekerja dengan
InaSAFE dan QGIS untuk suatu aktivitas perencanaan kontingensi secara nyata
4. Menyediakan lebih banyak kesempatan untuk pekerjaan kelompok
c. Tujuan Training
1. Memberikan ketrampilan lebih lanjut di dalam menggunakan InaSAFE untuk kegiatan
penyusunan rencana kontinjensikontinjensi, termasuk mengenai penyiapan data dan
pemrosesan lebih lanjut.
2. Menambah ketrampilan peserta dalam melakukan visualisasi dan penyajian data pada
peta menggunakan QuantumGIS. Peserta juga akan diarahkan untuk menggunakan
basisdata dalam penyusunan rencana kontinjensi yang dimaksud dengan menggunakan
PostgreSQL dan PostGIS di dalam QuantumGIS.
d. Sumber data
Data-data yang digunakan pada pelatihan ini dapat diperoleh secara cuma-cuma melalui
http://openstreetmap.org untuk daerah Magelang. Data spasial Desa Sirahan Magelang yang
Teks yang terlihat seperti ini menunjukkan nama suatu file, alamat berkas atau nama layer
Teks yang terlihat seperti ini menunjukkan menu atau judul jendela pada program
Teks yang terlihat seperti ini menunjukkan alamat web yang bisa anda rujuk
Pada bagian akhir tiap bab ada Tantangan berisi instruksi kepada peserta untuk
mengaplikasikan latihan-latihan yang dilalui untuk kasus pengembangan skenario ancaman tertentu
yang menjadi konsen wilayahnya.
f. Para kontributor
Materi ini disusun oleh Tim Pelatihan QGIS-InaSAFE dari Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM
Universitas Gadjah Mada, yaitu: Dr. Trias Aditya, Heri Sutanta, S.T., M.Sc., Dr. Eng. Purnama Budi
Santosa, S.T., M. App. Sc., Dany Laksono, S.T., Rindi Kurnianti, S.T., Maratun Sholihah, S.T., I Made
Diky Hermawan, Wieta Martiane, Nadya Oktaviani.
Sebagian modul ini merujuk pada materi training yang dibuat oleh Rudi Thiede, Tim Sutton,
Horst Dster dan Marcelle Sutton dari Linfiniti Corp, yang versi terbarunya bisa diakses melalui
http://readthedocs.org/builds/the-free-qgis-training-manual/.
Semoga bermanfaat
LATIHAN
B. Pengantar
Pada training pemula, Anda telah menggunakan InaSAFE dengan masukan beberapa data
yang sudah tersedia. Untuk training intermediate ini, Anda akan belajar mengenai bagaimana
mempersiapkan data Anda sendiri untuk digunakan sebagai data masukan agar dapat diproses oleh
InaSAFE. Data seperti apa yang bisa diproses? Terlebih dahulu mari kita segarkan lagi pemahaman
kita mengenai jenis data yang digunakan oleh InaSAFE.
Ancaman adalah suatu kondisi, gejala atau aktivitas manusia yang berpotensi menimbulkan
korban jiwa, kerugian materil, kerusakan tatanan sosial dan lingkungan. Kejadian atau aktivitas yang
dianggap sebagai ancaman misalnya Penggundulan hutan, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit,
dan lain-lain.
Dalam aplikasi InaSAFE, Ancaman merupakan sebuah lapis data (layer) yang menggambarkan
Keterpaparan (Exposure)
Dampak (impact)
Adalah lapis data hasil proses perhitungan oleh InaSAFE. Misalnya ketika genangan banjir
Pada bagian ini Anda akan mengulas kembali mengenai cara mengunduh data dari
OpenStreetMap
Gunakan web browser anda untuk masuk ke alamat http://hot-export.geofabrik.de/
Tampilan alamat web HOTExport untuk memperoleh data
OpenStreetMap
Kemudian kita isikan job baru kita dengan contoh sebagai berikut :
Jawa Tengah .
Perbesar tampilan peta di daerah yang dibatasi oleh kotak merah untuk mencari Desa
Sirahan.
10
Klik Select smaller area Kemudian pilih daerah Sirahan sesuai dengan gambar di bawah.
Download data dalam format Shapefile. Kita akan mendapatkan data berupa extract.rar
Lakukan extracting data supaya data yang ada di dalamnya dapat kita tampilkan di QGIS.
11
Untuk keperluan praktis, kita perlu melakukan perubahan sistem proyeksinya dari WGS84
menjadi WGS 84 / UTM zone 49S. Anda tidak harus melakukan perubahan ini untuk perhitungan di
InaSAFE, tetapi akan lebih baik jika kita memiliki data dengan sistem koordinat terproyeksi yang
baku.
Klik kanan pada layer planet_osm_polygon, kemudian klik Save as.
12
13
14
Klik
Dengan memasukkan :
o
Hasilnya adalah layer Bangunan_Sirahan bisa digunakan sebagai data exposure untuk data
pada InaSAFE.
15
Sekarang Anda tahu bagaimana menambahkan data exposure pada InaSAFE dengan
menggunakan data dari OpenStreetMap. Bagaimana dengan data ancamannya? Itulah yang akan kita
bahas pada pelajaran selanjutnya.
16
Untuk menambahkan data hazard (ancaman), klik pada add vector layer
Tekan browse dan cari dimana data hazard tersebut tersimpan, pada training ini kita gunakan
Klik open, maka data daerah ancaman lahar Desa Sirahan akan muncul
17
Selanjutnya adalah mendefinisikan data tersebut sebagai data ancaman. Anda harus
menambahkan sebuah kolom baru pada data hazard Sirahan agar sesuai dengan ketentuan data
hazard di InaSAFE.
Klik kanan pada layer area_terdampak_Sirahan.shp dan klik Open attribute table.
18
Aktifkan toggle editing mode di bagian bawah jendela atribut table untuk melakukan
proses editing.
Isikan nama kolom sebagai FLOODPRONE dan tipe datanya berupa text(string).
19
Anda juga dapat menggunakan Field Calculator untuk keperluan ini. Masih ingatkan
Anda bagaimana caranya?
Klik save edit di jendela bagian bawah atribut table lalu klik toggle editing kembali untuk
keyword pada plugin InaSAFE. Klik pada layer lalu klik pada keyword editor yang terdapat
pada plugin InaSAFE.
20
Klik OK, maka data area_terdampak_Sirahan.shp akan muncul secara otomatis sebagai data
21
dari contoh sebelumnya, sehingga anda sekarang memiliki data hazard dan exposure yang
lengkap.
Selanjutnya untuk mengetahui dampak dari banjir lahar pada Desa Sirahan, klik run pada
InaSAFE
22
d. Tantangan
Silahkan Anda buat data hazard anda sendiri dengan menggunakan data di daerah Anda!
23
LATIHAN
B. Pengantar
a. Review analisis spasial di QGIS
Pada pelatihan tahap pertama, Anda telah melakukan analisis spasial untuk menentukan
lokasi pengungsian berdasarkan beberapa kriteria. Anda tentunya telah melakukan analisis spasial
seperti Buffer, intersect, dan lainnya. Mari kita ingat kembali beberapa hal pokok mengenai analisis
spasial ini.
Mengenal kembali beberapa Geoprocessing tools: Buffer, Intersect, Clip, Union, dan Dissolve
Buffer
Buffer digunakan untuk membuat feature baru dengan memberikan jarak tertentu /
jangkauan jarak. Hasil akhir dapat berupa feature titik, garis dan poligon yang sudah diperluas sesuai
dengan jarak yang diinginkan.
24
Clip
Clip digunakan untuk memotong feature awal menjadi feature akhir yang diinginkan. Namun
atribut dari input featurenya tidak berubah, hanya bentuk featurenya saja yang mengikuti bentuk
feature pemotongnya.
Union
Fungsi Union digunakan untuk membuat feature baru hasil penggabungan dari dua feature.
Hasil yang telah digabung berisikan feature-feature dan atribut dari dua shapefile yang digabungkan
tersebut.
Dissolve
Dissolve digunakan untuk menggabungkan object-object dalam sebuah layer yang
mempunyai nilai/isi field tertentu yang sama. Fungsi dissolve ini akan meng-agregasikan
(menggabungkan) fitur yang memiliki kesamaan nilai pada atributnya.
25
b. Hubungan spatial melalui Spatial Query: Contains, Within, Equal, Intersect, dan Is
Disjoint
Spatial Query digunakan untuk mencari hubungan antara dua buah fitur dalam ruang. Nilai
yang dihasilkan hanyalah berupa nilai Benar (TRUE) atau Salah (FALSE). Berbeda dengan
perangkat geoprocessing yang telah kita bahas sebelum ini, yang apabila dijalankan akan
menghasilkan sebuah fitur geometri baru.
Berikut beberapa jenis spatial query yang perlu Anda ketahui:
Within
Within digunakan untuk menanyakan pertanyaan: Apakah fitur A lokasinya berada
sepenuhnya di dalam fitur B?
Pada gambar di bawah, lingkaran kecil berwarna gelap adalah fitur A, sedangkan lingkaran
yang lebih besar berwarna terang adalah fitur B. Maka apabila digunakan operasi within pada kedua
fitur tersebut: Within(A,B) Apakah fitur A berada di dalam fitur B? Jawabannya adalah TRUE.
.
Contains
Contains merupakan kebalikan dari within. Jika pada contoh di atas Anda menyatakan fitur A
berada di dalam fitur B menggunakan Within, maka apabila Anda menggunakan operasi Contains,
kebalikannya lah yang dianggap benar. Misalnya: Contains (B,A) Apakah fitur B mengandung fitur
A di dalamnya? maka jawabannya adalah TRUE
Equal
Fungsi Equal menghasilkan nilai benar (TRUE) apabila dua objek yang ditanyakan memiliki
lokasi dan ukuran yang sama persis. Apabila Anda menggunakannya untuk contoh di atas, seperti
Equal(A, B), maka hasilnya akan memberi nilai Salah (FALSE), yang berarti kedua objek yang
ditanyakan tidak memiliki ukuran ataupun lokasi yang sama.
Intersect
Mirip dengan peralatan geoprocessing yang telah kita sebutkan sebelumnya, fungsi spatial
26
Is Disjoint
Fungsi ini akan menghasilkan nilai benar (TRUE) apabila kedua objek yang ditanyakan tidak
saling bersinggungan satu dengan yang lain. Dengan kata lain, kedua objek yang ditanyakan berada
pada lokasi yang berbeda. Fungsi ini berguna misalnya apabila kita ingin mencari suatu bangunan
yang terletak di luar area bahaya.
Satu hal lagi, fitur ini merupakan kebalikan dari fungsi Intersect. Maka jika anda
mengoperasikan fungsi intersect dan memperoleh nilai TRUE untuk contoh gambar intersect di atas,
maka pengoperasian fungsi Is Disjoint untuk contoh tersebut pasti menghasilkan nilai FALSE
Penerapan fungsi-fungsi ini sangat penting dalam mendukung analisis dalam rangka
pengembangan skenario, khususnya untuk mendapatkan jawaban untuk pertanyaan tipikal seperti
ini:
Bangunan mana sajakah yang layak digunakan sebagai titik penampungan sementara?
Berapa kilometer total jalan negara yang terancam terdampak apabila terjadi tsunami?
27
Menentukan masalah
Mendapatkan data
Menganalisis masalah
Menyajikan hasil
Mari kita memulai proses awal yaitu dengan menentukan suatu masalah yang mungkin bisa
terjadi pada suatu daerah. Kali ini kita mengambil contoh Desa Sirahan, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah, yang merupakan salah satu desa yang terdampak bencana lahar pasca erupsi Merapi tahun
2010. Misalnya kita adalah seorang pegawai dari instansi BPBD yang akan menentukan suatu lokasi
pengungsian. Untuk menentukan lokasi pengungsian di lokasi bencana dibutuhkan beberapa kriteriai
dan Anda harus memberikan suatu usulan yang terbaik sesuai dengan kriteria yang Anda tentukan
sendiri.
Adapun beberapa kriteria yang dapat kita tentukan untuk penentuan lokasi penampungan
ini sebagai berikut :
a.
Bangunan / rumah yang akan dijadikan lokasi pengungsian berada di luar daerah
terdampak langsung.
b.
Mempunyai akses langsung dengan Jalan Kabupaten atau Jalan Desa kurang lebih
sejauh 20 meter dari lokasi pengungsian.
c.
Merupakan bangunan yang mempunyai luas dengan ukuran lebih besar atau sama
dengan 15x15 meter2.
Untuk memenuhi beberapa kriteria di atas, ada beberapa data yang harus kita miliki dalam
hal ini data Desa Sirahan. Beberapa data terkait dengan Desa Sirahan yang merupakan salah satu
desa terdampak bencana lahar Merapi tahun 2010 sudah diupload di OpenStreetMap. Adapun datadata yang akan digunakan sebagai berikut :
1. Data bangunan (rumah) yang ada di Desa Sirahan.
2. Data daerah yang terdampak langsung di Desa Sirahan.
3. Data jalan yang ada di Desa Sirahan beserta kelas jalannya.
Pada training ini, data di atas sudah disediakan, data yang digunakan mungkin saja akan
28
Memulai Project
Mari kita memulai analisis vektor kita!
Buatlah sebuah project QGIS yang baru.
Tambahkan layer baru. Layer-layer tersebut dapat ditemukan di folder Desa Sirahan
Tambahkan
layer
Bangunan_Sirahan,
Jalan_Sirahan,
area_terdampak_Sirahan,
29
Sekarang layer bangunan Anda akan terseleksi dan akan tampak seperti gambar di bawah ini :
Untuk analisis lebih lanjut, kita akan menjadikan layer ini sebagai layer yang terpisah.
Klik kanan pada layer Bangunan_Sirahan dan klik Save Selection As....
30
yang muncul.
Simpan dalam folder analisis_vektor dengan nama Bangunan_Sirahan_terpilih.shp.
Centang kotak Add saved file to map pada kotak dialog Save vector layer as... .
Klik OK. Akan muncul pesan Export to vector file has been completed.
Klik OK sekali lagi
Hapus layer Bangunan_Sirahan dengan cara klik kanan pada layer kemudian klik remove.
31
Kriteria II : Bangunan / rumah mempunyai akses langsung dengan Jalan Kabupaten atau
Jalan Desa kurang lebih sejauh 20 meter.
Tahapan selanjutnya yang akan kita lakukan adalah memilih terlebih dahulu kelas jalan yang
ada di Desa Sirahan. Pada kriteria ditentukan bahwa kelas jalan yang akan kita pilih adalah Jalan
Kabupaten atau Jalan Desa. Untuk menyeleksi kelas jalan yang dibutuhkan, kita perlu melakukan
query sebagai berikut :
Buatlah sebuah query untuk layer Jalan_Sirahan, klik kanan pada layer tersebut kemudian
pilih query.
Pada jendela query, klik pada fields tipe_jln, kemudian munculkan values yang ada dalam
kolom tipe_jln dengan mengklik classify. maka akan muncul jendela seperti dibawah ini :
32
clause, kemudian klik test. Maka akan muncul gambar seperti di bawah ini :
Dari hasil query, didapatkan sebanyak 31 jalan yang merupakan jalan dengan kelas jalan
kabupaten atau kelas jalan desa. Silahkan cocokkan dengan hasil Anda!
Sekarang
Anda sudah mendapatkan Jalan sesuai kelas jalan yang diminta, tahap
33
Simpan
layer
yang
dihasilkan
di
dalam
folder
analisis_vektor
simpan
sebagai
34
Pada tampilan yang sudah Anda buat, Anda akan melihat bahwa jalan desa dan jalan
kabupaten yang ada telah memiliki daerah buffer sejauh 20 meter. Hal ini sesuai dengan kriteria
yang kita tentukan bahwa lokasi tersebut harus berada kurang lebih sejauh 20 meter dari jalan. Akan
tetapi pada tahap ini, kita belum mengetahui bangunan mana saja yang masuk dalam area buffer
jalan 20 meter, oleh karena itu kita harus melakukan proses spatial query kembali.
Untuk melakukan hal tersebut, Klik menu Vector, kemudian Spatial Query.
35
Kemudian klik Apply. Maka akan muncul hasil sebagai berikut, cocokkan kembali dengan
hasil Anda.
Klik kanan pada layer Bangunan_Sirahan_Terpilih kemudian klik save sel ection as . Simpan
36
Kriteria III :Bangunan tersebut mempunyai luas dengan ukuran sama atau lebih besar
dari 15x15 meter2.
Tahapan berikutnya merupakan tahapan akhir yang akan kita gunakan untuk menyelesaikan
kriteria yang ketiga. Pada tahapan ini, kita harus mencari bangunan yang memiliki luas lebih besar
atau sama dengan 15x15 meter2. Dengan luas bangunan tersebut diharapkan dapat menjadi lokasi
pengungsian bagi warga Desa Sirahan yang terkena dampak bencana. Sebelumnya kita harus
mencari terlebih dahulu luas untuk masing-masing bangunan.
Buka tabel atribut untuk Bangunan_Sirahan_buffer_20m. Pilih mode edit, kemudian klik field
37
luas lebih besar atau sama dengan 15x15 m2. Ketik pada SQL where clause:
Dari hasil keseluruhan analisis vektor diperoleh satu bangunan yang sesuai dengan kriteria-
kriteria di atas. Simpan hasil dalam folder analisis_vektor dengan nama Lokasi_Pengungsian.
Apabila Anda melakukan semua proses di atas dengan benar, maka anda akan memperoleh hasil
tempat pengungsian di posisi ini:
38
Bangunan tersebut di dunia nyata adalah sebuah puskesmas yang memang difungsikan sebagai
tempat pengungsian. Bandingkan dengan hasil Anda, Jika hasil Anda tidak sama atau hasil analisis
Anda menunjukkan ada lebih dari satu bangunan yang dijadikan tempat pengungsian, artinya masih
ada kesalahan pada analisis Anda. Silahkan diperiksa kembali langkah-langkah yang sudah dilakukan.
d. Tantangan
Bagaimana dengan hasil Anda? Apakah hasil Anda sama seperti yang sudah dicontohkan?
Tantangan selanjutnya untuk Anda adalah: silahkan Anda membuat sendiri beberapa contoh
analisis spasial menggunakan fungsi pada Geoprocessing Tools dan Spatial Query. Semakin banyak
contoh yang Anda buat, semakin baik !
39
B. Pengantar
Pada latihan kali ini Anda akan membuat sebuah analisis penentuan jalur evakuasi dengan
menggunakan plugin pada QuantumGIS. Analisis ini akan memperhitungkan jalur tercepat yang
dapat dilalui ketika terjadi bencana. Sekarang mari kita mulai latihan ini!
Buka
40
Centang/silang untuk shortest path. Maka akan muncul jendela plugin pada sisi sebelah
kanan jendela project anda. Seperti pada gambar di bawah berikut ini:
41
Lakukan pengaturan pada plugin tersebut, dengan cara klik Vector Road graph
Settings
Tentukan satuan waktu (hour) dan satuan jarak (kilometer) yang nantinya digunakan sebagai
ukuran jarak per waktu yang dibutuhkan untuk menempuh lintasan evakuasi.
42
Isikan topology tolerance dengan nilai 4, kemudian pada tab Transportation layer, isi
43
44
kursor untuk menentukan titik awal dari jalur yang akan anda pilih sebagai lintasan evakuasi
pada saat terjadi bencana banjir lahar.
Akan muncul titik dengan warna hijau seperti pada tampilan di atas, dan koordinat titik
tersebut telah terekam pada kolom start sebelumnya.
Kemudian tentukan lokasi yang akan menjadi tujuan evakuai anda. Klik tanda plus pada kolom
stop
45
Titik akhir akan ditunjukan dengan titik berwarna merah, serta koordinat titik tersebut
secara otomatis akan terekam pada kolom stop.
Maka akan muncul jarak dan waktu yang akan digunakan untuk menempuh jalur evakuasi
tersebut.
46
Setelah Anda melakukan perhitungan, maka akan muncul hasil perhitungan dengan kriteria
yang sebelumnya dimasukkan. Dalam contoh ini, panjang lintasan yang dipilih sebagai jalur evakuasi
tercepat adalah 616,731 meter dengan waktu tempuh 0,0246692 jam.
Jika ingin menyimpan jalur yang terpilih tadi, maka klik Export New temporary layer,
klik OK.
Maka akan muncul layer jalur yang ditentukan pada jendela layer list
b. Tantangan
Lakukan hal yang sama untuk menentukan jalur evakuasi kelompok-kelompok pemukiman
yang lain. Setelah Anda memiliki beberapa jalur evakuasi, Anda dapat membandingkan rute mana
yang paling optimum untuk digunakan sebagai jalur evakuasi apabila terjadi bencana. Anda juga
dapat menambahkan keterangan lain pada analisis, seperti kecepatan maksimum yang dapat
ditempuh untuk melewati sebuah jalur jalan, dan seterusnya.
47
MENYAJIKAN
PENILAIAN
KERUSAKAN
DAN
KERUGIAN (DaLA)
A. Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan
kemampuan
peserta
untuk
mengumpulkan,
mengorganisir,
B. Pengantar
Dalam siklus penanggulangan bencana, hitungan DaLA dilakukan setelah bencana terjadi
(post disaster). Hitungan ini dapat digunakan untuk membantu penyusunan Rencana
kontingensi setelah terjadi bencana.
48
Sumber:https://www.gfdrr.org/gfdrr/Track-III-TA-Tools
Adapun panduan asumsi penilaian kerusakan dan kerugian yang dikeluarkan dari BPBD DIY
tahun 2011 (terkait penilaian kerusakan dan kerugian dampak bencana lahar dingin Sleman 2011)
Sebagai berikut:
Tabel.1 Panduan penilaian Kerusakan
Asumsi Penilaian Kerusakan
Sektor/SubSektor
Rusak Berat
Rusak Sedang
Rusak Ringan
penilaian kerusakan
berat bangunan rumah
permanen menggunakan
asumsi luas bangunan
36m dengan asumsi
harga satuan bangunan
Rp. 1.8 juta/m x 40%
(luas bangunan x harga
satuan x bobot
kerusakan )
Sektor
Permukiman
Bangunan Rumah
Permanen
49
Prasarana
Lingkungan
nilai kerusakan prasarana lingkungan tidak ada, namun biaya untuk pembersihan prasarana
permukiman dengan gotong royong dengan asumsi menggunakan tenaga dengan upah
Rp.10.000/orang per hari.
pembersihan sumur, senilai Rp. 300.000/ sumur.
MAB
(Mata Air Bersih)
MCK umum
penilaian kerusakan
berat bangunan rumah
semi permanen
menggunakan asumsi
luas bangunan 36m
dengan asumsi harga
satuan tertinggi
bangunan Rp. 1.5 juta/m
x 40% (luas bangunan x
harga satuan x bobot
kerusakan)
Biaya pembersihan MCK Umum dengan biaya Rp. 500.000/unit untuk penyedotan dan
pembersihan
Transportasi
Jalan Kabupaten
Jalan Lingkungan
Jembatan
Kabupaten
50
Gorong - gorong
(Box Curvet)
Indicator/
No
kategori
nilai kerugian
Berat
Sedang
Ringan
Rp 100.000.000/unit
100%
50%
10%
Jembatan (JBT)
Rp 1000.000.000/unit
100%
50%
10%
Rp 6 000.000 /tiang
100%
50%
10%
Rp 2 000.000/unit
100%
50%
10%
Rp 7 000.000/unit
100%
50%
10%
Rp 1 800.000 /unit
100%
50%
10%
Rp 1000.000.000/km2
100%
50%
10%
Rp 500.000.000/km2
100%
50%
10%
100%
50%
10%
Pemukiman
Rp 1 800.000 /m2 +
permanen(PPM)
5%(kerugian)
70%
40%
10%
Rp 500000/m3
100%
50%
10%
51
Sumber: DALA Banjir Lahar Dingin Sleman Sektor Perumahan dan Infrastruktur, BPBD DIY, 2011
Kita akan mulai latihan penghitungan kerusakan dan kerugian pada bangunan di Desa
Sirahan
Tambahkan
area_terdampak_Sirahan,
Jalan_Sirahan,
Sungai_Sirahan,
Batas_Desa_Sirahan,
dan
52
Periksa hasil Anda! Hasil dari perpotongan (intersection) antara Bangunan_Sirahan dan
area_terdampak_Sirahan adalah 562 buah bangunan yang berada pada area terdampak.
Panduan :
Diasumsikan semua bangunan yang terdampak adalah rumah permanen, dengan kerusakan
(damage) yang dialami Bangunan adalah kerusakan berat. Sesuai dengan panduan di atas,
53
Batas_Desa_Sirahan
untuk
menyatukan
atribut
dari
Batas_Desa_Sirahan
dengan
Simpan
sebagai
shapefile
baru
dari
hasil
intersect
di
atas,
dengan
nama
Bangunan_Terdampak_perDusun.
Hasilnya:
54
Hitung kerusakan (Damage) dari Bangunan yang terdampak dengan perintah sebagai berikut:
area/luas bangunan
menggambarkan tingkat
kerusakan (m2) dari tiap
bangunan yang terdampak
Untuk menghitung kerusakan (Damage) per Dusun, kita akan menggunakan sebuah plugin
55
Klik calculate.
Hasilnya:
Pilih semua isi tabel tersebut, kemudian klik save. Simpan dengan nama BNG_Damages:
56
Isikan nilai kerugian (Losses) dengan rumus sebagai berikut (sesuai dengan panduan di atas):
57
Setelah diperoleh nilai Losses, kembali hitung kerugian per Dusun dengan menggunakan
Klik calculate.
58
Kolom
Sum berisi nilai
kerugian per
Dusun
Pilih semua isi tabel tersebut, kemudian klik save. Simpan dengan nama BNG_Losses:
59
Lakukan join antara layer Batas_Desa_Sirahan dengan BNG_Damage, dengan cara klik kanan
pada layer tersebut, pilih properties, masuk ke tab Join sebagai berikut:
Klik tanda
Klik OK
60
berikut:
Kolom BNG_Damages berisi sama dengan nilai Sum dari hasil join antara Batas_Desa_Sirahan
kanan pada layer Batas_Desa_Sirahan, pilih properties, masuk pada tab Join, lalu klik tanda
.
Lakukan join lagi dengan file BNG_Losses dengan cara yang sama dengan sebelumnya seperti
berikut:
61
Buka atribut tabel Batas_Desa_Sirahan, klik toggle editing dan pilih calculator, isikan
seperti berikut:
Kolom BNG_Losses
berisi sama dengan nilai
Sum dari hasil join
antara
Batas_Desa_Sirahan
dengan file
BNG_Losses.csv
Setelah nilai kerusakan per dusun diperoleh, hapus join yang telah dilakukan, dengan cara klik
kanan pada layer Batas_Desa_Sirahan, pilih properties, masuk pada tab Join, lalu klik tanda
.
62
Hasil kerusakan per Dusun tersebut, dapat direpresentasikan menggunakan chart atau
diagram.
63
Ukuran lingkaran menggambarkan nilai kerusakan per Dusun, semakin besar ukuran
lingkarannya semakin besar nilai kerusakannya. Untuk visualisasi kerugian per Dusun juga dapat
dilakukan dengan cara yang sama.
Hasilnya :
64
c. Tantangan
Tantangan untuk Anda pada bab ini: Lakukan perhitungan DALA untuk layer jalan.
Nilai kerusakan untuk Jalan kabupaten per-km adalah 1 Milyar, jalan lingkungan
per-km senilai Rp. 500 juta .
65
Meningkatkan
kemampuan
peserta
untuk
menyusun
rencana
kontijensi
B. Pengantar
Setelah menyelesaikan latihan-latihan terdahulu, sekarang saatnya Anda mencoba
mengimplementasikan semua latihan tersebut untuk kasus dan data yang lain. Di sini dimaksudkan
agar proses pengembangan skenario, penilaian kebutuhan, dan perencanaan sektoral seperti yang
biasa dilakukan pada pembuatan rencana kontinjensi dapat dibuat lebih terstruktur, akurat dan
berorientasi keruangan serta dapat divisualisasikan di atas peta. Tentu saja, prasyarat utama yaitu
data/peta ancaman dan data keterpaparan harus tersedia pada skala yang Anda butuhkan. Apabila
untuk daerah/lokasi yang ingn Anda petakan tersebut belum tersedia datanya, maka pada latihan ini
Anda diperbolehkan menggunakan data yang bersifat simulasi atau tiruan. Hanya saja, diharapkan
data keterpaparan yang dipergunakan melibatkan data yang diambil dari OSM.
Sekarang Anda akan mencoba cara lain untuk melakukan konversi, secara langsung di
QuantumGIS
Dalam sesi latihan ini Anda diminta untuk menghasilkan beberapa peta yang terkait dengan
rencana kontijensi dengan menggunakan ketrampilan yang telah dikuasai dalam latihan-latihan
sebelumnya. Untuk mengerjakan latihan, silakan membentuk kelompok yang terdiri atas 3-5
anggota.
66
e.
a.
Peta keterdampakan
b.
c.
d.
File presentasi.
67
PEMBUATAN BASISDATA
A. Tujuan Pembelajaran
B. Pengantar
Dalam sebuah kegiatan pemetaan, termasuk juga dalam penyusunan rencana kontingensi,
akan lebih baik apabila Anda menyimpan data-data Anda dalam bentuk basisdata. Dengan
menggunakan basisdata, Anda dapat melakukan manajemen data-data anda dengan lebh mudah
dan efisien. Lebih lanjut kita akan berkenalan dengan basisdata dan penggunaannya untuk analisis
spasial di bagian ini.
68
Unit Kerja
Golongan
Bantul
IV
Sarjana
Bantul
III
Mlati
Sarjana
Sleman
III
Diana Darusman
Bantul
SMK
Sleman
197608091986031016
Erik Ernesto
Jetis
Master
Kulon Progo
IV
198903062007011025
Fahmi Farisi
Kulon Progo
Sarjana
Kulon Progo
III
NIP
Nama Pegawai
Alamat
Pendidikan
Anak
196570412199003101
Andi Agus
Imogiri
Master
197404041986031022
Beni Budiman
Suryatmajan
197912261999101003
Cici Cahyati
198001252000031004
Jumlah Staff
Sleman
45
Bantul
55
Kulon Progo
48
Kota Yogyakarta
35
Gunung Kidul
40
Gaji Pokok
Tunjangan Istri
Tunjangan anak
Rp. 1.500.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 75.000,-
II
Rp. 1.750.000,
Rp. 125.000,
Rp. 80.000,
III
Rp. 2.000.000,
Rp. 150.000,
Rp. 85.000,
IV
Rp. 2.250.000,
Rp. 200.000,
Rp. 90.000,
Apabila suatu ketika Anda ditanya, Berapa orang staff yang bekerja bersama Pak Erik
Ernesto? atau Berapa total gaji yang diterima oleh Bu Diana Darusman?, apa yang kira-kira akan
Anda lakukan?
Anda mungkin akan melihat masing-masing tabel, kemudian mencari informasi yang sesuai
pada tiap tabel tersebut. Tentunya hal ini mudah dilakukan apabila data yang disediakan cukup
sedikit. Bagaimana jika data yang ada berjumlah ratusan atau bahkan mungkin ribuan data?
Disinilah peranan Basisdata. Sebuah sistem basisdata menghubungkan kumpulan data
menjadi sebuah sistem yang terintegrasi. Dapat dikatakan, basisdata merupakan kumpulan dari
tabel-tabel yang saling terhubung. Dengan menggunakan basisdata, Anda dapat mengambil data dari
69
Tabel
(Table)
Kolom (Column)
Baris (record)
Isi data
(Field)
Lebih lanjut kita akan membahas mengenai hubungan antar tabel pada sebuah basisdata.
70
Nama_Proyek
Pimpinan
No_telpon
20120801
Pengadaan Alat A
Andi Agus
0811-1111-2222
20120805
Diana Darusman
0854-5454-5454
20121106
Andi Agus
0811-1111-2222
20121101
Pengadaan Alat B
Andi Agus
0811-1111-2222
20121103
Erik Ernesto
0869-6789-6789
20121104
Fahmi Farisi
0847-1234-1234
Data yang berlebih pada tabel di atas dijumpai pada kolom ketiga dan keempat. Apabila kita
menghapus baris pertama pada kolom Pimpinan, maka informasi nomor telponnya tetap bisa kita
peroleh melalui baris ketiga dan keempat. Inilah yang disebut dengan redundansi data. Untuk
menghindari terjadinya redundansi, tabel tersebut perlu dipecah menjadi dua buah tabel seperti
berikut ini:
Tabel Proyek
ID_proyek
Nama_Proyek
ID_kontraktor
20120801
Pengadaan Alat A
A002
20120805
B235
20121106
A002
20121101
Pengadaan Alat B
A002
20121103
C584
20121104
D069
Nama_Kontraktor
No_telpon
A002
WINKA
0811-1111-2222
B235
Europroj
0854-5454-5454
NIP_pengawas
19657041219900310
1
19760809198603101
6
71
C584
Kontrindo
0869-6789-6789
D069
JBB
0847-1234-1234
19791226199910100
3
19890306200701102
5
Pada tabel proyek, Anda dapat menjumpai nilai yang sama di kolom ID_kontraktor.
Apakah ini bukan redundansi data juga?
Jawabnya adalah: Bukan! karena apabila kita menghapus satu nilai yang sama tersebut
(misalnya pada baris ketiga), maka akan ada informasi yang hilang. Berbeda dengan kasus kita yang
pertama tadi. Dengan kata lain, pada tabel ini ada Duplikasi Data, dan bukan Redundansi Data.
Berbeda dengan redundansi, adanya duplikasi data pada suatu tabel tidak akan mengakibatkan
kacaunya data pada tabel tersebut.
Anda dapat menggambarkan hubungan antar tabel pada sebuah basisdata menggunakan
diagram. Penggambaran ini akan memudahkan Anda memahami struktur basisdata tersebut,
sehingga Anda dapat melakukan manajemen basisdata dengan mudah. Sebagai contoh, hubungan
antara tabel-tabel di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Unit Kerja
Bekerja di
Gaji Pegawai
Data Pegawai
Mendapatkan
Mengawasi
Kontraktor_proyek
Mengerjakan
Proyek
72
Apabila Anda menggunakan komputer untuk membuat basisdata ini, Anda akan dengan
cepat menjawab pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Apabila Anda mencari: Berapa orang yang
bekerja bersama Bapak Erik Ernesto?, maka komputer akan langsung melihat tabel Data Pegawai
untuk melihat di unit kerja mana Erik Ernesto bekerja, kemudian mencocokkannya dengan tabel Unit
Kerja untuk melihat jumlah staff yang ada disana, lalu memberikan hasil kepada anda yaitu
berjumlah 48 orang.
Nah, sekarang, bagaimana kita menanyakan pertanyaan seperti ini kepada komputer?
Dengan kata lain, bagaimana kita membuat suatu sistem basisdata dan mengajukan
pertanyaan (pertanyaan=QUERY) kepada komputer agar kita memperoleh data yang kita inginkan?
Untuk itulah kita akan belajar mengenal bahasa SQL (Structured Query Language). Bahasa inilah yang
akan kita gunakan untuk bertanya atau mengajukan query kepada komputer. Mari kita simak
bersama
NIB
Nama_pemilik
Jenis_kelamin
21451
Budi Darmawan
21569
Anggi Lestari
21584
Joko Anantoko
73
Sebelum dapat menulis baris perintah SQL ke dalam computer, Anda terlebih dahulu harus
menginstall perangkat lunak yang digunakan untuk membaca bahasa SQL. Software yang akan
kita gunakan untuk latihan kali ini adalah PostgreSQL (http://www.postgresql.org/download/),
dan karena kita akan melakukan analisis spasial (keruangan), kita juga harus menginstall
PostGIS (http://postgis.refractions.net/download/). Langkah-langkah instalasi tidak akan
disebutkan disini, agar Anda bisa mengeksplorasinya sendiri.
Apabila pada saat instalasi Anda diminta memasukkan password, gunakan postgres.
Ini adalah untuk keseragaman latihan saja. Anda dapat menggunakan password apapun
yang anda inginkan nantinya.
Setelah melakukan instalasi, Silahkan Anda masuk ke menu pgAdmin III di start menu anda.
74
Pada jendela yang muncul berikutnya, masukkan password Anda pada saat menginstall
PostgreSQL (postgres):
Setelah Anda terhubung, Anda dapat membuat sebuah basisdata baru (yang akan Anda isi
75
76
1) Pada Tab
Properties
2) isikan nama basis data
Anda
2) Pilih template_postgis_20
1) Pada Tab
Definition
3) Klik OK
Sebuah basisdata dengan nama Basis_data_latihan akan muncul dengan tanda silang pada
iconnya (
), sebagai tanda bahwa basisdata ini belum aktif. Untuk mengaktifkannya, klik saja pada
basisdata ini.
77
Sekarang Anda siap untuk membuat dan memanajemen basisdata spasial Anda. Mari kita
mulai!!
Mari
kita mulai perkenalan kita dengan bahasa SQL sekarang. Anda akan
Satu catatan, Anda dapat menggunakan huruf kapital atau tidak, terserah anda. Hal tersebut
tidak berpengaruh terhadap baris perintah yang Anda masukkan
78
Selanjutnya, klik pada tombol Execute Query di bagian atas jendela ini:
Klik disini
Pesan tersebut menunjukkan bahwa baris-baris perintah yang Anda buat telah berhasil
dijalankan dan dimengerti oleh komputer. Selamat!!
Anda dapat melihat hasil dari tabel yang Anda buat pada jendela pgAdmin III, di bagian Object
79
Apabila Anda menemui pesan yang berbeda atau pesan lain yang menandakan kesalahan,
periksa kembali penulisan Anda, apakah sudah sesuai benar dengan contoh yang diberikan
Sebelum melanjutkan, pindahkan baris-baris perintah yang ada di jendela SQL Editor ke jendela
Scratch Pad di sebelah kanan menggunakan perintah Copy-Paste (Anda dapat juga
menggunakan sembarang teks editor untuk ini). Ini berguna untuk menjaga Anda memiliki
rekaman dari perintah yang Anda buat sebelumnya, sehingga Anda dapat mencarinya kembali
sewaktu-waktu dibutuhkan. Anda juga dapat menyimpan baris-baris perintah yang ada di
80
Pada jendela SQL Editor yang sekarang kosong, masukkan baris perintah sederhana berikut:
Kemudian klik kembali tombol Execute Query yang telah Anda gunakan (Anda juga bisa
menggunakan tombol F5 di bagian atas keyboard Anda). Hasilnya akan seperti ini:
81
Isi dari tabel bidang_tanah yang Anda buat akan muncul di bagian bawah (Data Output).
Setelah selesai, jangan lupa untuk memindahkan kembali baris perintah ini ke scratch pad di
sebelah kanan untuk mengulang kembali pelajaran ini nantinya.
Sekarang,
82
VARCHAR
character adalah panjang data yang bisa ditampung. Anda bisa memasukkan
beberapa baris kalimat pada tipe data ini.
DATE
BOOLEAN
kolom, artinya kolom tersebut hanya bisa memliki dua macam nilai: TRUE
atau FALSE. Biasanya tipe data ini digunakan untuk menyatakan pilihan.
83
tertentu
pada
sebuah
tabel,
misalnya
seperti
contoh
ini:
Ada variasi perintah lain yang dapat Anda gunakan, yaitu dengan mengkombinasikannya
dengan WHERE. Untuk melihat pengaruhnya, coba Anda ketikkan baris perintah berikut
pada jendela SQL Editor:
84
Perhatikan bahwa hanya satu baris saja yang ditampilkan, yaitu baris yang mengandung nilai
NIB = 21451.
Menurut Anda, apa yang akan dihasilkan apabila baris perintah ini dipanggil?:
SELECT nama_pemilik FROM bidang_tanah WHERE jenis_kelamin = L
Sepanjang contoh di atas, kita menggunakan contoh berupa tabel bidang tanah. Kita sudah
membuat isi dari tabel attributnya (masih ingat apa itu data attribute dan data spasial kan?).
Padahal, sebuah bidang tanah tentu memiliki pula unsur posisi dan bentuk geometrinya di atas peta.
Bagaimana kita menggambarkannya?
Apabila anda mempunyai sebuah peta dan akan melakukan manajemen basisdata pada peta
tersebut, Anda dapat melakukan konversi/perpindahan format data agar data tersebut dapat
dirubah menjadi sebuah basisdata.
85
Agar lebih jelas, mari kita praktekkan saja . Data yang akan kita gunakan untuk latihan ini
masih sama seperti sebelumnya, yaitu shapefile Desa Sirahan, Magelang
Melakukan konversi shapefile (Menggunakan Shapefile Loader di pgAdmin III atau SPIT di
QuantumGIS)
Ada dua cara untuk dapat melakukan konversi sebuah file peta (shapefile) menjadi basisdata.
Cara yang pertama, Anda akan menggunakan pgAdmin III sebagaimana yang sudah Anda kerjakan
pada contoh sebelumnya. Pada cara yang kedua Anda akan menggunakan QuantumGIS untuk
konversi.
Cara manapun yang Anda gunakan nantinya, Anda tetap harus membuat sebuah basisdata
terlebih dahulu di pgAdmin III, yang akan digunakan sebagai wadah dari tabel-tabel hasil konversi
shapefile peta anda.
Anda akan melakukan konversi dari format shapefile menjadi sebuah basisdata dengan
menggunakan PgAdmin III
Silahkan buka jendela pgAdmin III yang Anda jumpai di awal bab ini, dan cari menu PostGIS
86
Klik pada Add File, kemudian arahkan ke folder tempat Anda menyimpan data Desa Sirahan
87
Gunakan tombol Shift pada keyboard untuk memilih semua file tersebut, dan klik Open. File
88
Apabila proses konversi berhasil, Anda akan mendapatkan pesan di Log Window (Jendela
sebelah bawah) bahwa proses import telah sukses. Selanjutnya, tutup jendela tersebut dengan
mengklik pada tombol close.
Pada Jendela Object Browser, Anda akan melihat tambahan tabel-tabel baru yang
merupakan shapefile hasil konversi. Apabila belum terlihat ada tambahan tabel, Klik kanan pada
Table dan kemudian pilih refresh. Tampilan pgAdmin Anda sekarang seharusnya seperti ini:
Terlihat ada tambahan tabel-tabel baru dengan nama yang sama seperti nama shapefile
yang anda konversi tadi.
Setelah berhasil melakukan konversi, selanjutnya kita akan bekerja kembali di QuantumGIS.
Tetapi sebelumnya, mari kita lihat bagaimana cara melakukan konversi ini langsung menggunakan
QuantumGIS
89
Sekarang Anda akan mencoba cara lain untuk melakukan konversi, secara langsung di
QuantumGIS
Pada QuantumGIS, disediakan peralatan untuk melakukan konversi dari format shapefile
menjadi basisdata. Anda dapat menemukannya di menu Database SPIT Import shapefile
to PostgreSQL
Pada jendela yang muncul, klik New (Create a new PostGIS connection)
Selanjutnya isikan informasi seperti di bawah ini pada jendela Create a New PostGIS
connection:
90
Klik pada Test connect. Apabila koneksi berhasil, akan muncul jendela peringatan yang
Klik pada tombol OK. Abaikan apabila muncul peringatan mengenai password Anda.
Kembali ke jendela sebelumnya, Anda akan melihat bahwa basisdata anda sudah muncul
91
Sama seperti sebelumnya, arahkan pada tempat Anda menyimpan file peta Desa Sirahan.
Setelah sukses menambahkan file yang akan dikonversi, klik pada tombol OK.
Perhatikan! Anda telah pada latihan sebelumnya di pgAdmin III, Anda telah melakukan konversi
shapefile yang sama, sehingga Anda tidak dapat melakukan konversi lagi saat ini. Anda harus terlebih
dahulu menghapus tabel yang ada di pgAdmin III atau membatalkan konversi menggunakan SPIT
dengan mengklik Cancel.
Selamat! Kini anda mengetahui bagaimana cara melakukan konversi file peta dengan format
shapefile menjadi sebuah basisdata. Metode mana yang Anda gunakan kembali kepada pilihan Anda.
f. Tantangan
Anda kini memiliki sebuah peta yang telah dirubah menjadi sebuah basisdata. Kira-kira apa
92
93