Preparasi Dan Karakterisasi Nanosuspensi Dengan Polivinilpirolidon (PVP) Sebagai Pembawa Nanopartikel Senyawa Asam Mefenamat

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VII, No. 2, Agustus 2010, 52-61

PREPARASI DAN KARAKTERISASI


NANOSUSPENSI DENGAN
POLIVINILPIROLIDON (PVP) SEBAGAI
PEMBAWA NANOPARTIKEL SENYAWA
ASAM MEFENAMAT
Iskandarsyah, Alip Mutakim
Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia

ABSTRACT
Several methods and technologies to increasing the solubility and dissolution rate of a
drug substance has been successfully developed, such as forming of a complexing
compound, salt preparation, adjusting the pH, making of solid dispersions, etc. One
of the technologies that are being developed is nanoparticle technology. Micronization
of drug that is processed to produce particles with nano-size. This research aims to
create and characterize nanosuspension with Polyvinylpyrrolidone (PVP) as the
vehicle of mefenamic acid nanoparticles using vibrating mill and ultrasound equipment. Nanosuspension obtained was characterized by optical microscope and PSA to
perform optimization nanosuspension formed. The result of characterization showed
that the nanosuspension have an average diameter is 623.9 nm. Then, nanosuspension
of mefenamic acid was freeze drying. Nanosuspension and bulk of mefenamic acid
were characterization by XRD and put in a hard capsule shell for dissolution test.
Profile of dissolution test with tris buffer media indicates that nanosuspension of
mefenamic acid has a pattern of drug release is slower and constant compared with the
mefenamic acid. bulk.
Keywords: Mefenamic acid, Polyvinylpyrrolidone, Nanosuspension, freeze dyer,
Dissolution profile test.
ABSTRAK
Beberapa metode dan teknologi peningkat kelarutan dan laju disolusi suatu bahan
obat telah berhasil dikembangkan, antara lain dengan penambahan senyawa pengompleks, pembuatan sediaan garam, pengaturan pH, pembuatan sediaan dispersi padat,
dan lain-lain Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan adalah teknologi
nanopartikel. Pada metode dan teknologi ini, partikel obat yang berukuran mikrometer
diproses sehingga menghasilkan partikel dengan ukuran nanometer. Penelitian ini
Corresponding author : E-mail : [email protected]

52
Corresponding author :

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

bertujuan untuk membuat dan mengkarakterisasi nanosuspensi dengan polivinilpirolidon (PVP) sebagai pembawa nanopartikel asam mefenamat menggunakan
vibrating mill dan alat ultrasound. Nanosuspensi yang telah diperoleh dikarakterisasi
menggunakan mikroskop optik dan PSA untuk melakukan optimasi nanosuspensi
yang terbentuk. Hasil karakterisasi nanosuspensi yang terbentuk memperlihatkan
ukuran diameter rata-rata sebesar 623,9 nm.Nanosuspensi asam mefenamat dikering
bekukan. Nanosuspensi dan baku asam mefenamat dikarakterisasi dengan XRD dan
dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras untuk dilakukan uji disolusi. Hasil uji
profil disolusi pada medium dapar tris memperlihatkan bahwa nanosuspensi asam
mefenamat mempunyai pola pelepasan obat yang lebih lambat dan konstan
dibandingkan dengan bahan baku asam mefenamat.
Kata Kunci: Asam mefenamat, polivinilpirolidon, nanosuspensi, metode pengeringan
beku, PSA, XRD, uji profil disolusi, vibrating mill.
PENDAHULUAN
Dengan banyaknya perkembangan teknologi dalam dunia
farmasi, banyak dilakukan penelitian
untuk mendapatkan formula obat
agar memenuhi persyaratan memenuhi efek terapi yang cepat sehingga
dapat mengoptimalkan pemakaian
obat.
Senyawa obat harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup
untuk dapat masuk ke sistem sirkulasi dan menghasilkan suatu efek
terapeutik. Senyawa-senyawa yang
tidak larut seringkali menunjukan
absorbsi yang tidak sempurna (Herlina, 2008). Kenyataan tersebut
mengakibatkan perlu dilakukan
usaha untuk meningkatkan kecepatan
pelarutan senyawa obat yang mempunyai kelarutan rendah dalam air.
Umumnya senyawa obat yang memiliki kelarutan rendah dalam air
atau yang dinyatakan praktis tidak

Vol. VII, No.2, Agustus 2010

larut, cenderung lebih mudah larut


dalam cairan organik (Martin, Swarbrick, & Cammarata, 1993). Hal ini
merupakan tantangan besar bagi
formulator untuk menemukan suatu
metode peningkatan laju pelarutan
guna memperbaiki jumlah obat yang
diabsorbsi.
Beberapa metode dan teknologi
peningkatan kelarutan dan laju
disolusi suatu bahan obat telah
dikembangkan, antara lain dengan
penambahan senyawa pengompleks,
pembuatan sediaan garam, pengaturan pH, pembuatan sediaan dispersi padat, dan lain-lain (Sweetana
and Ajers, 1996). Salah satu teknologi
yang sedang dikembangkan adalah
teknologi nanopartikel. Pada metode
dan teknologi ini, partikel obat yang
berukuran mikrometer diproses
sehingga menghasilkan partikel
dengan ukuran nanometer (100 nm 1000 nm) (Moschwitzer, 2010). Akibatnya luas permukaan partikel

53

meningkat secara signifikan, sehingga diharapkan laju disolusinya


akan meningkat. Metode yang digunakan berbagai macam diantaranya formulasi sediaan nanolipid,
formulasi sediaan nanoemulsi, metode nanopartikel secara kopresipitasi, wet milling atau wet grinding,
dan nanopartikel dapat juga dibuat
dari monomer seperti alkil-sianoakrilat dengan proses polimerisasi
sederhana untuk sediaan obat tertarget (Ben, 1994).
Asam mefenamat merupakan
senyawa turunan N-asam fenilantranilat, yang banyak digunakan
sebagai analgetika-antipiretika dan
anti inflamasi. Asam mefenamat
memiliki titik lebur yang tinggi
(230C - 231C) dan sangat sedikit
larut dalam air (0,008 g/100 ml pada
air pH 7,1 temperatur 37C) (The
Merck Index, 1976). Asam mefenamat dengan titik lebur yang tinggi
dan kelarutan yang kecil, akan
menyebabkan bioavailabilitas obat
menjadi rendah karena sebagian
besar obat akan terbuang dari tempat
absorbsinya sebelum obat sempat
terdispersi molekuler.
Laju disolusi suatu senyawa obat
banyak dipengaruhi oleh luas permukaan partikel obat dan dengan
pengurangan ukuran partikel dapat
mempercepat laju disolusi (Mller,
Jacobs, & Kayser, 2001). Pada penelitian ini akan dibuat nanopartikel
asam mefenamat dengan metode
nanosuspensi menggunakan alat
ultrasound dengan pembawa poli-

54

vinilpirolidon (PVP). Selanjutnya


diamatii profil disolusi nanopartikel
asam mefenamat dibandingkan
dengan profil disolusi bahan baku
asam mefenamat.
METODE
Alat dan Bahan
Alat
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah neraca analitik
(Shimadzu EB 330H, Japan), stirrer
(RT-5, Ika-werke), Vibrating ball mill
(Shimadzu, Japan), Dissolution tester
(Electrolab TDT-08L, India), Spektrofotometer UV-Vis 1800 series (Shimadzu, Japan), Spektrofotometer
UV-Vis 1601 (Shimadzu, Japan),
Ultrasound (Branson 3200), Homogenizer ultra-turrax (IKA T25 digital),
Oven Vaccum (Salvis), Freeze Dryer
(Labconco), X-Ray Diffractometer model
PW-1710 (Philips, Holland), Particle
Size Analyzer LS200, mikroskop optik
(Nikon, Japan).
Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Asam mefenamat (Shangyu Forever Chemical Co.,
Ltd) dibeli dari PT. Global Chemindo,
Polivinilpirolidon (PVP) K-90 (Ludwigshafen Germany) dibeli dari
PT.BASF Indonesia, tris (hidroksimetil) aminometan (Merck), asam
fosfat (Merck), natrium lauril sulfat
(Merck), NaOH (Merck), etanol absolute (Merck), aquades.

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

Tabel 1. Rancangan variasi waktu terhadap kadar PVP 1%


untuk pembuatan nanosuspensi
No

Berat asam
mefenamat (0,5%)

Kadar PVP

Waktu
Ultrasound

Waktu
Homogenizer
(10000 rpm)

1.

2,5 g

1 % (5,0 g)

1 jam

15 menit

2.

2,5 g

1 % (5,0 g)

2 jam

15 menit

3.

2,5 g

1 % (5,0 g)

3 jam

15 menit

Cara Kerja
Pembuatan nanosuspensi asam
mefenamat
Ukuran partikel serbuk asam
mefenamat yang akan dibuat nanosuspensi dikurangi terlebih dahulu
dengan menggunakan alat vibrating
ball mill. Waktu yang terbaik dari
optimasi akan digunakan untuk
proses pembuatan nanosuspensi
asam mefenamat lebih lanjut. Nanosuspensi asam mefenamat 2,5 g per
500 ml dibuat dengan pendispersi
PVP sebesar 1, 2, atau 3% dalam
aquades.
Optimasi waktu ultrasound pada
pembuatan nanosuspensi
Suspensi homogen asam mefenamat beri energi ultrasound selama
variasi waktu tertentu yaitu 1, 2, dan
3 jam untuk membentuk nanosuspensi. Setelah selesai ultrasound,
kemudian masing-masing sampel
diaduk menggunakan homogenizer
dengan kecepatan 10000 rpm selama
15 menit.
Ukuran partikel hasil PSA digunakan untuk menentukan optimasi
dari waktu sonikasi yang terbaik

Vol. VII, No.2, Agustus 2010

yang akan dikembangkan lebih lanjut


untuk melihat variasi PVP yang akan
digunakan untuk membuat nanosuspensi.
Optimasi kadar PVP pada
pembuatan nanosuspensi asam
mefenamat
Nanosuspensi asam mefenamat
2,5 g per 500 ml dibuat dengan
pendispersi PVP sebesar 1, 2, atau 3%
dalam aquades. Asam mefenamat
ditimbang sebanyak 2,5 g, selanjutnya dimasukkan asam mefenamat
sedikit demi sedikit ke dalam larutan
PVP sambil diaduk sampai homogen
dengan menggunakan stirrer. Setelah
homogen, larutan suspensi asam
mefenamat disonikasi dalam alat ultrasound selama waktu tertentu untuk
membentuk nanosuspensi. Selanjutnya diaduk dengan homogenizer
kecepatan 10000 rpm selama 15
menit.
Pembuatan suspensi kering
menggunakan freeze dyer
Pada sampel nanosuspensi yang
terbaik berdasarkan ukuran partikel
yang diukur dengan alat PSA dan

55

hasil rekristalisasi nanosuspensi


dengan pelarut etanol dilakukan
pengeringan dengan menggunakan
freeze dyer sehingga diperoleh nanosuspensi kering yang selanjutnya
dievaluasi.
Uji profil disolusi
Uji profil disolusi dilakukan
masing-masing terhadap 9 kapsul
yang mengandung nanosuspensi
kering asam mefenamat, bahan baku
asam mefenamat, dan nanosuspensi
kering menggunakan pelarut organik
setara dengan 100,0 mg.
Uji profil disolusi dilakukan
dengan alat dissolution apparatus tipe
1 dengan cara keranjang. Medium
yang digunakan adalah dapar tris
0,05 M sebanyak 800,0 ml. Uji
dilakukan pada suhu 37C 0,5C
dengan kecepatan putar 100 rpm.

Masing-masing 10 ml sampel diambil


dari medium disolusi pada interval
waktu 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 menit.
Kemudian diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis.
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengurangi Ukuran Partikel
Serbuk Asam Mefenamat dengan
Menggunakan Alat Vibrating Ball
Mill
Sebelum dilakukan pembuatan
nanosuspensi asam mefenamat,
dilakukan dahulu pengecilan ukuran
partikel dari serbuk asam mefenamat
dengan menggunakan vibrating ball
mill. Pengurangan ukuran partikel
selama waktu 12 menit memperlihatkan ukuran partikel dan distribusi
ukuran yang baik dibanding waktu
3, 6, 9, dan 15 menit.

Gambar 1. Grafik simpangan diameter rata-rata partikel


dengan variasi waktu sonikasi dari nanosuspensi asam mefenamat

56

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

Variasi waktu sonikasi


Pembuatan nanosuspensi asam
mefenamat dilakukan dengan variasi
waktu sonikasi untuk mengetahui
waktu yang tepat dalam pembuatan
nanosuspensi berdasarkan variasi
kadar PVP. Dari ketiga sampel nanosuspensi dengan variasi waktu sonikasi, hasil PSA memperlihatkan
bahwa sonikasi selama 1 jam dan 3
jam masih berukuran besar serta
distribusi yang tidak homogen.
Sedangkan hasil sonikasi selama 2 jam
dihasilkan ukuran partikel yang
semakin kecil dan distribusinya yang

semakin homogen. Ukuran partikel


hasil PSA untuk sonikasi selama
2 jam yaitu 0,6079 m dibanding hasil
sonikasi selama 1 jam (0,6239 m) dan
0,6269 m untuk sonikasi selama
3 jam. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena waktu sonikasi
selama dua jam adalah waktu optimal, karena bila waktu sonikasi
terlalu lama maka partikel akan
mengalami agregasi kembali sehingga ukuran partikel menjadi besar
kembali (Xiaohui, P., Jin, S., Mo, L.,
& Zhonggui, H. 2009).

Gambar 2. Grafik diameter rata-rata partikel bahan baku asam mefenamat,


hasil vibrating ball mill, nanosuspensi dalam pelarut organik,
dan nanosuspensi dengan PVP 1% pada sonikasi 1 jam.
Sampel 1 : Diameter rata-rata partikel bahan baku asam mefenamat tanpa perlakuan
Sampel 2 : Diameter rata-rata partikel hasil vibrating ball mill asam mefenamat
selama 12 menit
Sampel 3 : Diameter rata-rata partikel dari nanosuspensi asam mefenamat dalam
pelarut organik
Sampel 4 : Diameter rata-rata partikel dari nanosuspensi asam mefenamat dengan
PVP 1% pada waktu sonikasi selama 1 jam

Vol. VII, No.2, Agustus 2010

57

Karaktersasi nanosuspensi dengan


variasi kadar PVP
Dari ketiga sampel nanosuspensi
yang terbentuk dari variasi kadar
PVP terlihat bahwa semakin banyak
digunakan PVP semakin kecil ukuran
partikel dan semakin homogen distribusi ukuran partikelnya. Hal ini
dikarenakan pada kadar PVP semakin tinggi maka semakin banyak
partikel asam mefenamat yang dapat
terselubungi oleh pembawa PVP.
Pada kadar PVP 3% terlihat
ukuran partikel yang semakin kecil
dan distribusinya semakin homogen
dibanding kadar PVP 1% dan 2%.
Hasil PSA memperlihatkan diameter
ukuran partikel yang lebih kecil ada
pada nanosuspensi dengan kadar
PVP 3% yaitu 0,5994 m dibanding
dengan 0,6079 m (PVP 1%) dan
0,6022 m (PVP 2%), tetapi secara
statistik diameter ukuran partikel
tidak berbeda secara signifikan
(p>0.05 ).
Tabel 2 terlihat bahwa dengan
variasi waktu sonikasi dan kadar
PVP memperoleh ukuran partikel
(diameter rata-rata dan standar

deviasi) yang tidak berbeda secara


signifikan, sehingga sampel nanosuspensi yang dipakai untuk uji
selanjutnya adalah dengan kadar PVP
1% dan lama waktu sonikasi 1 jam.
Hal ini karena dengan kadar PVP
yang rendah dan waktu sonikasi
yang paling cepat telah dihasilkan
ukuran partikel nanosuspensi yang
tidak berbeda secara signifikan dari
sampel lainnya.
Karakterisasi nanosuspensi asam
mefenamat menggunakan XRD
Hasil difraktogram sinar x dari
nanosuspensi kering asam mefenamat-PVP 1% waktu sonikasi 1 jam,
dan nanosuspensi kering asam
mefenamat dengan pelarut organik
mempunyai pola difraktogram yang
berbeda dengan bahan baku asam
mefenamat. Pada pola difraktogram
bahan baku asam mefenamat mempunyai puncak kristal yang tinggi
pada sudut 20-400 yaitu adanya dua
peak mencapai intensitas 4500.
Sedangkan pada nanosuspensi kering
asam mefenamat baik sampel dalam
pelarut aquades maupun etanol

Tabel 2. Data ukuran partikel dengan alat PSA dilihat dari diameter rata-rata
dan standar deviasi sampel
No

waktu
sonikasi

Kadar PVP

Diameter rata-rata
(Mean)

Standar Deviasi
(SD)

1.
2.

1 jam
2 jam

1%
1%

0,6239 m
0,6079 m

0,3107 m
0,2907 m

3.

3 jam

1%

0,6269 m

0,3430 m

4.

2 jam

2%

0,6022 m

0,2827 m

5.

2 jam

3%

0,5994 m

0,2784 m

58

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

Gambar 3. Pola difraktogram nanosuspensi kering asam mefenamat-PVP 1%


dengan waktu sonikasi 1 jam

terlihat puncak kristal sedang pada


sudut 20-300 yaitu adanya dua peak
dengan intensitas 1200 pada nanosuspensi kering asam mefenamat
dalam pelarut etanol dan dua peak
dengan intensitas 1100 pada nanosuspensi asam mefenamat dalam
pelarut aquades.
Dari hasil ini dapat dilihat bahwa
pada bahan baku asam mefenamat
masih banyak terdapat bentuk kristal
dilihat dari adanya pola difraktogram yang tinggi pada daerah 20-400.
Sedangkan pada sampel nanosuspensi kering baik dalam pelarut
aquades maupun pelarut etanol
memperlihatkan lebih ke bentuk
amorf tetapi masih terdapat kristal
dalam jumlah sedikit dengan adanya
peak yang sedang pada daerah 20300.

Vol. VII, No.2, Agustus 2010

Uji profil disolusi


Uji profil disolusi pada 9 kapsul
(3 kapsul sampel nanosuspensi kering
asam mefenamat, 3 kapsul sampel
nanosuspensi kering asam mefenamat dalam pelarut organik, dan 3
kapsul bahan baku asam mefenamat)
diperlihatkan pada gambar 4.
Dari hasil uji profil disolusi
terlihat bahwa hasil disolusi yang
lebih baik pada bahan baku asam
mefenamat dibandingkan sampel
nanosuspensi kering asam mefenamat dalam aquades yang profil
disolusi tidak berbeda jauh dari
sampel nanosuspensi kering asam
mefenamat dalam pelarut etanol.
Hal ini terlihat pada kurva profil
disolusi bahan baku asam mefenamat
yang kurvanya naik mencapai kadar
86,37% pada waktu 60 menit sedang-

59

kan pada nanosuspensi kering asam


mefenamat dalam aquades kurvanya
naik hanya mencapai kadar 43,91%
pada waktu 60 menit dan pada nanosuspensi kering asam mefenamat
dalam pelarut etanol kurvanya naik
mencapai kadar 52,65% pada waktu
60 menit. Hasil profil disolusi sampel
nanosuspensi kering baik dalam air
maupun pelarut organik yang lebih
rendah kadar disolusi dibandingkan
dengan bahan baku asam mefenamat
dikarenakan kemungkinan adanya
penghambatan pada pelepasan partikel asam mefenamat dari pembawanya (PVP), Pembawanya dapat
menghalangi pelepasan partikel zat
tiap satuan waktu. Akan tetapi pada
sampel nanosuspensi kering asam
mefenamat ini pelepasannya menjadi
lebih konstan terlihat pada kurva

yang hampir membentuk garis lurus


sehingga pelepasan obat yang konstan
tiap satuan waktu. Hal positifyang
dapat diambil dari profil disolusi ini
adalah bahwa pembuatan nanosuspensi dengan pendispersi PVP
mungkin dapat dimanfaatkan untuk
pelepasan obat terkendali.
KESIMPULAN
Ukuran partikel rata-rata nanosuspensi asam mefenamat yang
diperoleh dengan menggunakan vibrating ball mill dan alat ultrasound
yaitu 623,9 nm dengan standar
deviasi (SD) sebesar 310,7 nm sesuai
dengan persyaratan nanosuspensi.
Nanopartikel yang telah diperoleh
memperlihatkan profil disolusi yang
lebih rendah dari pada baku asam

Gambar 4. Kurva profil disolusi dari bahan baku asam mefenamat,


nanosuspensi kering asam mefenamat dalam pelarut organik dan sampel
nanosuspensi kering asam mefenamat

60

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

mefenamat sendiri, namun laju


pelepasan obat nanopartikel lebih
konstan dari pada baku asam
mefenamat.
DAFTAR ACUAN
Ben ES. 1994. Nanopartikel Polialkilsianoakrilat Sebagai Sistem Pembawa
Untuk Sasaran Drug. Universiti
Sains Malaysia.
Herlina H. 2008. Upaya Peningkatan
Kelarutan Hidroklortiazida dengan
Penambahan surfaktan Tween.
Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Martin A, Swarbick J, Cammarata A.
1990. Farmasi Fisik jilid 1 edisi
3.Universitas Indonesia Press.
Jakarta. 560.
Merck and Co, Inc. 1976. The Merck
Index, Ninth edition, Rahway,
New Jersey, USA.

Vol. VII, No.2, Agustus 2010

Moschwitzer Jan. 2010. Nanotechnology : Particle Size Reduction Technologies in the Pharmaceutical Development Process. Berlin : Early
Pharmaceutical Development.
Muller, Jacobs C, & Kayser O. 2001.
Nanosuspensions as particulate drug
formulations in therapy Rationale for
development and what we can
expect for the future. Advanced
Drug Delivery Reviews 47.
Sweetana S & Ajers,M J. 1996. Solubility Principles and Practice
ForParenteral Drug Dosage Form
Development. Pharmaceutical
Sciences, Indiana: Lilly Research Laboratories.
Xiaohui P, Jin S, Mo L & Zhonggui
H. 2009. Formulation of Nanosuspensions as a New Approach for
the Delivery of Poorly Soluble Drugs.
Shenyang :Department of Biopharmaceutics, School of Pharmacy.

61

Anda mungkin juga menyukai