100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
254 tayangan41 halaman

Modul Sensor

Sensor suhu LM35 dan sensor kelembaban dan suhu DHT11 dianalisis karakteristiknya menggunakan Arduino. LM35 memberikan output tegangan yang berbanding lurus dengan suhu, sedangkan DHT11 dapat mengukur suhu dan kelembaban secara digital. Kedua sensor diuji dengan memberi panas dan hasilnya dilihat pada LCD.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
254 tayangan41 halaman

Modul Sensor

Sensor suhu LM35 dan sensor kelembaban dan suhu DHT11 dianalisis karakteristiknya menggunakan Arduino. LM35 memberikan output tegangan yang berbanding lurus dengan suhu, sedangkan DHT11 dapat mengukur suhu dan kelembaban secara digital. Kedua sensor diuji dengan memberi panas dan hasilnya dilihat pada LCD.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 41

MODUL I

SENSOR SUHU (LM35)


I. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami karakteristik sensor suhu ( LM35 )
II. ALAT DAN BAHAN
1. LM35
2. Arduino Uno
3. LCD
4. Laptop dengan software arduino
5. Kabel Jumper
6. AVO meter
7. Korek Api
III. DASAR TEORI
Sensor adalah alat yang mengubah suatu besaran menjadi energi listrik. Sensor suhu
(temperatur) LM35 ini dapat memberikan output 8 -bit data yang menyatakan kondisi
perubahan dari suhu lingkungan. Setiap terjadi perubahan suhu maka akan terjadi
perubahan data output yang dihasilkan, dimana perubahan tersebut berupa perbedaan
tegangan yang dihasilkan. LM35 sebagai alat deteksi temperatur memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Bekerja pada rating tegangan 4V s/d 30V.
2) Pembacaan temperatur berkisar antara -55C s/d 150C .
3) Dengan kenaikan temperatur 1o C maka tegangan output akan naik sebesar
10mV.
4) Memiliki arus drain kurang dari 60 uA.

LM35

IV. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Masukkan program berikut pada arduino
#include<LiquidCrystal.h>;

intVin;
floatTemperature;
floatTF;

LiquidCrystallcd(2,3,4,5,6,7);

voidsetup(){
lcd.begin(16,2);
lcd.print("Temperature:");
}

voidloop(){
Vin=analogRead(A0);
Temperature=(500*Vin)/1023;
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(Temperature);
lcd.print("C");
delay(1000);
}
3. Catat tegangan yang dihasilkan oleh sensor dan suhu yang muncul pada LCD
pada suhu ruang.
4. Panasi sensor dengan korek api selama 3 detik.
5. Catat tegangan yang dihasilkan pada sensor dan suhu yang muncul pada LCD
6. Dinginkan sensor sampai suhu ruang
7. Ulangi percobaan dengan memanaskan sensor selama 5 detik, 7 detik dan 10
detik

Gambar Rangkaian

LEMBAR KERJA
Tampilan Suhu

Perlakuan ke Sensor

Tegangan Output

Suhu Ruang
Dipanasi selama 3

0,28 V

pada LCD
32 C

0,33 V

33 C

0,35 V

36 C

0,39 V

40 C

0,42 V

45 C

detik
Dipanasi selama 5
detik
Dipanasi selama 7
detik
Dipanasi selama 10
detik

V. TUGAS
1. Analisa bagaimana pengaruh suhu terhadap nilai tegangan output sensor.
2. Analisa bagaimana hubungan antara besarnya tegangan output sensor dengan
tampilan suhu pada LCD.
3. Gambarkan arah aliran arus pada rangkaian.
4. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen
5. Jelaskan fungsi dari masing-masing baris dalam pemrograman arduino.
Jawaban :
1. Dari data yang telah didapatkan, maka dapat kita ketahui bahwa semakin besar
tegangan yang dihasilkan atau terukur pada sensor ,maka semakin tinggi suhu
yang diterima, begitu pula sebaliknya apabila suhu rendah maka tegangan
yang dihasilkan juga akan menurun. Hal ini dapat kita lihat pada data hasil
percobaan.
2. Hubungan antara besar tegangan sensor dengan tampilan suhu pada LCD
adalah berbanding lurus dimana hasilnya dapat kita lihat pada data hasil.
Semakin naik tegangan, maka suhu pada tampilan LCD juga akan semakin
naik.
3. Gambar arah arus :

4. LM35 : Sebagai sensor untuk mendeteksi suhu dengan urutan pin 1 adalah
VCC, pin 2 adalah output (tegangan) dan pin 3 adalah GND (gnd)
Arduino : Sebagai prosesor untuk mengolah data dari sensor suhu LM35
dengan cara membaca data analognya yang kemudian dirubah menjadi suhu
dengan kalkulasi pada program Arduino.
LCD : Sebagai penampil atau keluaran dari Arduino untuk menampilkan data
berupa data suhu.
5. Penjelasan program
4

#include<LiquidCrystal.h>;
Fungsi : Untuk memasukkan library LCD pada program
int Vin;
float Temperature;
float TF;
Fungsi : Inisialisasi variabel dengan format int untuk Vin, flat (koma) untuk
Temperature dan TF.
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);
Fungsi : Inisialisasi sambungan pin LCD yaitu pada pin Arduino 2, 3, 4, 5, 6, 7
dengan format penyambungan pada pin LCD RW, RS, D4, D5, D6, D7.
lcd.begin(16, 2);
Fungsi : Inisialisasi LCD yang digunakan adalah LCD 16 x 2.
lcd.print("Temperature: ");
Fungsi : Mencetak tulisan Temperature pada LCD.
Vin = analogRead(A0);
Fungsi : Membaca data tegangan analog pada pin A0 pada Arduino yang
datanya dimasukkan ke dalam variabel Vin.
Temperature=(500*Vin)/1023;
Fungsi : Mengubah data analog yang berada di variabel Vin dengan
menggunakan rumus persamaan diatas dan hasilnya dimasukkan ke dalam
variabel Temperature.
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(Temperature);
lcd.print(" C");
delay(1000);
Fungsi : Mencetak pada LCD isi dari variabel Temperature pada cursor (0, 1)
yang berarti dimulai pada x ke 0 dan y ke 1 lalu diikuti dengan mencetak
5

karakter C dan tunda waktu eksekusi program selanjutnya selama 1000ms


atau 1 detik.

VI. PEMBAHASAN
Sensor suhu LM35 adalah salah satu jenis sensor yang mengubah besaran suhu ke
besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki 3 buah pin kaki, diantaranya
adalah pin 1 untuk input tegangan positif (+), pin 2 output berupa tegangan dan pin 3
input tegangan negatif/GND (-). Sensor suhu LM35 bekerja pada tegangan 4 30 Volt
dengan suhu operasi -55 C sampai +150 C. Selain itu, sensor LM35 memiliki
kelebihan yang berupa sensitivitas suhu dengan faktor skala yang linear antara
tegangan dan suhu dengan nilai 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung
dalam celcius.
Pada praktikum sensor dan aktuaktor kali ini, kami akan melakukan percobaan
dengan sensor suhu LM35 dengan menggunakan board mikrokontrol berupa Arduino
UNO untuk dapat mengamati karakteristik dari sensor LM35 dengan cara mengamati
perubahan output dari LM35 yang berupa tegangan terhadap suhu yang diberikan
kepada sensor. Peralatan yang dibutuhkan pada kali ini diantaranya adalah sensor
LM35 sendiri, Arduino UNO sebagai board processor dan LCD untuk membaca hasil
keluaran dari sensor LM35.
Pertama, kami merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian, dimana
pada praktikum kali ini, kami memberikan tegangan sumber ke LM35 dengan
tegangan 5V yang berasal dari Arduino, lalu untuk output atau keluaran dari sensor,
kami pasang ke pin analog (A0) Arduino untuk membaca tegangan dari sensor LM35
ini. Sedangkan untuk pin LCD, kami pasang pada port digital dari Arduino yaitu pada
pin 2 untuk Rs, pin 3 untuk E, pin 4 untuk D4, pin 5 untuk D5, pin 6 untuk D6 dan pin
7 untuk D7. Setelah semua terangkai sesuai dengan gambar rangkaian, maka langkah
selanjutnya adalah mengetik code atau program sesuai dengan yang tertera pada
6

modul dan flashing atau uploadig ke board mikrokontrol. Setelah itu, keluaran dari
sensor LM35 dapat kita amati dengan cara membaca data suhu pada layar LCD.
Pada praktikum kali ini, kami telah menyediakan kolom pengamatan yaitu berupa
kolom perlakuan sensor ketika tidak dipanasi dan ketika dipanasi selama 3, 5, 7, 10
detik, lalu tegangan yang dihasilkan serta suhu yang terbaca pada layar LCD. Pada
tahap pertama, yaitu kami mengamati ketika sensor diperlakukan untuk mengukur
suhu ruang dimana terukur tegangan 0,28 V dengan suhu 32 C. Setelah itu kami
rubah perlakuannya dengan cara membakar sensor dengan korek api dengan selang
waktu 3, 5, 7, 10, sehingga didapatkan data sebagai berikut, pada detik ke 3 terukur
tegangan 0,33 V dengan suhu 33 C, pada detik ke 5 terukur 0,35 V dengan suhu 36
C dan pada detik ke 10 terukur tegangan sebesar 0,42 V dengan suhu 45 C.
Dari hasil data percobaan yang telah kami dapat, maka dapat kita analisa bahwa
ketika sensor LM35 mendapatkan perlakuan dengan cara mengubah ubah suhunya
yaitu pada praktikum kali ini dengan cara memberikan panas dengan selang waktu
yang berbeda sehingga terjadi perubahan suhu yang semakin lama semakin tinggi,
maka sensor LM35 akan merespon dengan mengeluarkan tegangan output (pin 2)
semakin besar pula, hal ini dapat kita lihat pada data percobaan saat sensor LM35
diberikan panas dengan waktu 3 detik sampai 10 detik, dimana tegangan dan suhu
selalu berbanding lurus sehingga dapat kita simpulkan bahwa semakin besar suhu
yang diterima LM35 maka tegangan yang dihasilkan akan semakin besar pula. Selain
itu, kita dapat melihat selisih antara suhu dengan tegangan yang dihasilkan. Dari data
yang kami dapatkan dapat kami lihat respon linearnya dimana selisih antara suhu
dengan tegangan keluarannya selisih seperseratus, contohnya adalah ketika suhu 33
C tegangan keluarannya 0,33 V (selisih seperseratus), selain itu juga pada data
selanjutnya yaitu pada suhu 36 C terukur data 0,35 (selisih seper 102nya) dan data
selanjutnya memiliki selisih yang tidak jauh dari seperseratusnya dari suhu yang
terindra. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa setiap perubahan 1 C maka sensor
LM35 akan merespon dengan mengeluarkan tegangan seperseratus dari suhu yang
terindra. Perbedaan selisih yang terjadi disebabkan karena proses perkalian program
yang merubah nilai ADC dan merubahnya ke dalam bentuk suhu, sehingga terjadilah
selisih dikarenakan proses pembulatan yang dilakukan oleh mikrokontrol yang
berujung pada data suhu yang ditampilkan pada LCD.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dan analisa yang telah kami tulis
pada pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Sensor LM35 memiliki respon linear terhadap suhu.
2. Semakin besar tegangan yang terukur, maka semakin besar pula suhu yang terukur
atau yang ditampilkan pada LCD.
3. Semakin kecil tegangan yang terukur, maka semakin kecil pula suhu yang terukur
atau yang ditampilkan pada LCD.
4. Selisih nilai suhu dengan tegangan yang terukur sekitar seperseratus dari suhu yang
terukur.
5. Perbedaan hasil pengukuran terjadi karena hasil perkalian program (hasil
perubahan nilai dari ADC menjadi suhu) sehingga pada masing masing data
memiliki selisih yang berbeda (tegangan dan suhu).

MODUL II
SENSOR KELEMBABAN DAN SUHU (DHT11)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami karakteristik sensor kelembaban dan suhu ( DHT11 )
II. ALAT DAN BAHAN
1. DHT 11
2. Arduino Uno
3. Laptop dengan software arduino
4. Kabel Jumper
5. AVO meter
6. Korek api
7. Penggaris
III. DASAR TEORI
DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di
sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki
tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien
kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor
mendeteksi sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam
kalkulasinya.
DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon,
pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil,
dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan
untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.

DHT11

IV. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Koneksikan arduino pada laptop dan nyalakan program arduino
3. Masukkan program berikut pada arduino
#include<dht.h>
dhtDHT;
#defineDHT11_PIN5
voidsetup()
{
Serial.begin(9600);
Serial.println("DHTTESTPROGRAM");
Serial.println("Type,\Humidity(%),\tTemperature
(C)");
}
voidloop()
{
//READDATA
Serial.print("DHT11,\t");
intchk=DHT.read11(DHT11_PIN);
//DISPLAYDATA
Serial.print(DHT.humidity,1);
Serial.print(",\t");
Serial.println(DHT.temperature,1);
10

delay(2000);
}
4. Buka Serial monitor di IDE Arduino
5. Catat suhu dan kelembaban yang muncul di monitor serta tegangan output
sensor pada kondisi ruang berAC dan ruang nonAC.
6. Nyalakan korek api selama 3 detik dengan jarak 5 cm dari sensor.
7. Catat suhu dan kelembaban yang muncul di monitor serta tegangan output
sensor.
8. Ulangi percobaan dengan jarak korek api pada 10 cm dan 15 cm.

Gambar Rangkaian

LEMBAR KERJA
Perlakuan pada Sensor
Ruang berAC
Ruang nonAC
Korek api pada jarak 5

Suhu
31 C
32 C
34 C

Kelembaban
91 %
75 %
64 %
11

cm
Korek api pada jarak 10
cm
Korek api pada jarak 15
cm

33 C
32 C

74 %
75 %

V. TUGAS
1. Analisa bagaimana pengaruh suhu dengan kelembaban.
2. Analisa bagaimana pengaruh tegangan output sensor dengan besarnya suhu
dan kelembaban.
3. Gambarkan arah aliran arus pada rangkaian.
4. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen
5. Jelaskan fungsi dari masing-masing baris dalam pemrograman arduino.

Jawaban :
1. Pengaruh suhu dengan kelembaban pada praktikum kali ini cenderung
berbanding terbalik, dimana pada data hasil percobaan dapat kita lihat bahwa
pada saat suhu naik, kelembaban justru semakin turun sedangkan pada saat
suhu turun kelembaban justru naik. Hal ini dapat dilihat pada data pengukuran
respon sensor antara saat di ruangan berAC dan ruangan Non AC.
2. Pada sensor DHT11, tegangan output tetap pada kondisi 5V dikarenakan
sensor DHT11 adalah sensor digital yang pembacaannya menggunakan
pembacaan ROM pada sensor DHT11 dengan library khusus.
3. Gambar arah arus :

4. DHT11 : Sebagai sensor suhu dan kelembaban yang memiliki 3 pin, dimana
pin 1 sebagai VCC, pin 2 sebagai data dan pin 3 sebagai ground atau GND.

12

Arduino : Sebagai pemroses data yang berasal dari sensor DHT11 dengan cara
membaca data ROM yang dikirimkan oleh sensor DHT11 yang kemudian
ditampilkan dalam serial monitor.
5. Program
#include <dht.h>
Fungsi : Memasukkan library sensor DHT11 pada program
dht DHT;
#define DHT11_PIN 5
Fungsi : Membaca fungsi library DHT11 dan mendefinisikan pin DHT11 pada
pin 5 Ardunio.
Serial.begin(9600);
Fungsi : Inisialisasi bahwa program ini menggunakan komunikasi serial
dengan baudrate 9600.
Serial.println("DHT TEST PROGRAM ");
Serial.println("Type,\Humidity

(%),\tTemperature

(C)");
Fungsi : Mencetak tulisan pada serial monitor berupa tulisan DHT TEST
PROGRAM dan "Type,\Humidity (%),\tTemperature (C)" untuk kolom
pengenalan data atau header data yang dikirim oleh sensor DHT11.
Serial.print("DHT11, \t");
int chk = DHT.read11(DHT11_PIN);
Fungsi : Melakukan proses checking pada sensor DHT11 apakah sensor
tersebut terpasang dengan baik atau tidak.
Serial.print(DHT.humidity, 1);
Fungsi : Melakukan proses pembacaan data kelembaban dengan batasan satu
angka dibelakang koma.
Serial.print(",\t");
Fungsi : Mencetak tab.

13

Serial.println(DHT.temperature, 1);
Fungsi : Melakukan proses pembacaan data suhu dengan batasan satu angka
dibelakang koma.
delay(2000);
Fungsi : Menunda proses pembacaan dengan selang waktu 2 detik atau
2000ms.

14

VI. PEMBAHASAN
Sensor Suhu DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu
dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah
digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang
sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi
disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor
mendeteksi sesuatu, maka modul ini menyertakan koefisien tersebut
dalam kalkulasinya. DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas
terbaik,

dinilai dari

respon,

pembacaan

data

yang cepat,

dan

kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan


transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan
untuk

banyak

aplikasi-aplikasi

pengukuran

suhu

dan

kelembaban. Sensor DHT11 ini bekerja dengan tegangan 5V dengan


range suhu sebesar 0 50 C dengan eror kurang lebih 2 C dan bekerja dengan

kelembaban 20 90 % dengan RH kurang lebih 5%. Pin sensor DHT11 terdiri dari 3
pin yaitu pin 1 adalah pin GND, pin 2 adalah pin data dan pin 3 adalah pin untuk
VCC.
Pada praktikum sensor dan aktuaktor kali ini, kami akan melakukan percobaan
dengan sensor DHT11 dengan menggunakan board mikrokontrol berupa Arduino
UNO untuk dapat mengamati karakteristik dari sensor DHT11 dengan cara
mengamati kondisi lingkungan terhadap respon yang diberikan oleh sensor DHT11
yang berupa tampilan berupa kelembaban dan suhu. Peralatan yang dibutuhkan pada
kali ini diantaranya adalah sensor DHT11 sendiri, Arduino UNO sebagai board
processor serta komputer untuk menampilkan data yang dikeluarkan oleh DHT11
dengan menggunakan serial monitor dari IDE Arduino.
Pertama, kami merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian, dimana
pada praktikum kali ini, kami memberikan tegangan sumber ke DHT11 dengan
tegangan 5V yang berasal dari Arduino, lalu untuk output atau keluaran dari sensor,
kami pasang ke pin digital (pin 5) Arduino untuk membaca data dari memori DHT11.
Setelah semua terangkai sesuai dengan gambar rangkaian, maka langkah selanjutnya
adalah mengetik code atau program sesuai dengan yang tertera pada modul dan
flashing atau uploading ke board mikrokontrol. Setelah itu, dengan menggunakan

15

IDE Arduino, data yang dikirim oleh sensor DHT11 berupa data kelembaban dan suhu
dapat kita lihat dengan cara membuka serial monitor.
Pada praktikum kali ini, kami telah menyediakan kolom pengamatan yaitu berupa
kolom perlakuan sensor ketika sensor mendeteksi suhu dan kelembaban di ruang non
AC, di ruang berAC, saat didekatkan korek api sejauh 5, 10 dan 15 cm dari sensor.
Pada tahap pertama, kami mengukur respon dari sensor DHT11 saat diruang non AC
sehingga muncul data suhu dan kelembaban pada serial monitor sebesar 32 C dan 75
%. Setelah itu, kami berpindah ke ruang AC sehingga didapatkan data dengan suhu 31
C dengan kelembaban sebesar 91 %. Setelah itu, kami mencoba respon sensor
DHT11 ketika diberikan perlakuan dengan mendekatkan dan menjauhkan korek api,
sehingga didapatkan data ketika antara sensor DHT11 dan korek api berjarak 5 cm
terbaca data dengan suhu 34 C dengan kelembaban 64 %, pada jarak 10 cm terbaca
dengan data 33 C dengan kelembaban 74 % dan pada jarak 20 cm terbaca dengan
data suhu 32 C dengan kelembaban 75 %.
Dari hasil data percobaan yang telah kami dapat, maka dapat kita analisa bahwa
ketika sensor DHT11 diletakkan di tempat yang per AC, kelembaban mengalami
peningkatan namun suhu mengalami penurunan, hal ini berbeda ketika sensor DHT11
diletakkan di ruangan non AC dimana data yang terbaca justru suhu mengalami
peningkatan dan kelembaban turun drastis menjadi 75 % yang semula di ruang berAC
bernilai 91%. Setelah itu respon yang diberikan oleh sensor DHT11 juga berbeda
ketika diperlakukan dengan menggunakan korek api. Di saat jarak antara sensor
dengan korek api 5 cm, suhu berada di 34 C dengan kelembaban 64%, sedangkan
disaat jarak antara sensor dan korek api dijauhkan dengan jarak 10 cm, suhunya
mengalami penurunan, yang semula berada di 34 C, pada jarak 10 cm 33 C dan
kelembaban mengalami peningkatan yaitu 74 %, begitu pula saat dijauhkan pula,
suhunya semakin menurun dan diikuti dengan kenaikan kelembaban.

16

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dan analisa yang telah kami tulis
pada pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1.

Semakin tinggi suhunya, maka semakin rendah tingkat kelembabannya, hal ini
dapat kita lihat pada data percobaan pada saat pengukuran di ruang non AC.

2.

Semakin rendah suhunya, maka yang terjadi semakin tinggi tingkat


kelembababnya, hal ini dapat kita lihat pada data percobaan pada saat pengukuran
di ruang ber AC.

3.

Pengaruh jauhnya sumber panas dan dekatnya berpengaruh pada suhu yang
terindra oleh DHT11, hal ini dapat dilihat dari data percobaan pada saat
melakukan pengukuran dengan menggunakan korek api dengan jarak 5, 10 dan
15 cm.

4.

Perubahan suhu atau respon yang terjadi pada DHT11 berlangsung lambat,
sehingga perlu waktu untuk melihat perubahan yang terjadi.

5.

Perubahan kelembaban atau respon yang terjadi pada DHT11 berlangsung cepat,
sehingga responnya dapat dilihat secara langsung, hal ini dapat kita lihat ketika
kami membawa sensor tersebut untuk mengukur di ruangan ber AC dan beralih
ke ruang tidak ber AC.

17

MODUL III
SENSOR JARAK (ULTRASONIK)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami karakteristik sensor jarak ( Ultrasonik )
II. ALAT DAN BAHAN
1. Sensor Ultrasonik
2. Arduino Uno
3. Laptop dengan software arduino
4. Kabel Jumper
5. AVO meter
6. Buku
III. DASAR TEORI
Salah satu sensor yang dapat digunakan mengukur jarak adalah sensor ultrasonik.
Sesuai namanya, sensor ini bekerja pada frekuensi suara (sonic = sound = suara) yang
bernada tinggi (ultra = sangat tinggi), yakni di sekitar range frekuensi 40 KHz
(sebagai catatan, frekuensi yang terdengar manusia adalah 20 Hz-20 KHz). Sensor ini
terdiri dari dua buah transducer yang masing-masing berfungsi sebagai transmitter
ultrasonik yang berperan sebagi sebagai pemancar frekuensi ultrasonik dan sebuah
receiver yang berfungsi sebagai penerima pantulan (return echo) frekuensi ultrasonik
dari objek yang diukur jaraknya terhadap sensor. Karena berdasarkan pantulan, maka
penghitungan jarak dilakukan dengan membagi dua jarak yang terukur sensor. Jarak
terukur sensor sendiri dihitung berdasarkan lamanya waktu gelombang ultrasonik
sampai ke receiver (ECHO) dihitung dari pertama kali ditembakkan transmitter
(PING).

18

SensorUltrasonik

IV. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Koneksikan arduino pada laptop dan nyalakan program arduino
3. Masukkan program berikut pada arduino
#definetrigPin7
#defineechoPin6
voidsetup(){
Serial.begin(9600);
pinMode(trigPin,OUTPUT);
pinMode(echoPin,INPUT);
}
voidloop(){
longduration,distance;
digitalWrite(trigPin,LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin,HIGH);
delayMicroseconds(10);//Addedthisline
digitalWrite(trigPin,LOW);
duration=pulseIn(echoPin,HIGH);
distance=(duration/2)/29.1;
Serial.print(distance);
Serial.println("cm");
delay(500);
}
4. Buka Serial monitor di IDE Arduino
5. Posisikan sensor dengan jarak 5 cm sesuai dengan tampilan pada serial
monitor.
6. Catat tegangan output pada sensor
7. Ulangi percobaan dengan jarak sensor sejauh 10 cm, 15 cm, 20 cm dan 25 cm.

19

GambarRangkaian

LEMBAR KERJA

Jarak Sensor

Tegangan Output

5 cm

6,3 mV

10 cm

10, 1 mV

15 cm

16,3 mV

20 cm

21, 7 mV

25 cm

25, 3 mV

V. TUGAS
1. Analisa bagaimana pengaruh tegangan output sensor dengan jarak.
2. Gambarkan arah aliran arus pada rangkaian.
3. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen.
4. Jelaskan fungsi dari masing-masing baris dalam pemrograman arduino.
Jawaban :
1. Dari hasil data yang telah kami dapatkan, dapat diketahui bahwa semakin jauh
jarak yang terukur, maka semakin besar pula tegangan yang terukur dengan
AVO. Misalnya pada jarak 5 cm terukur tegangan sebesar 6,3 mV, jarak 10 cm
terukur 10,1 mV dan pada jarak 25 cm terukur 25,3 mV.
2. Gambar arah arus
20

3. HCSR-04 : Sebagai sensor jarak yang mendeteksi jarak antara sensor dengan
penghalang. Sensor ini memiliki 4 pin dimana pin 1 sebagai VCC, pin 2
trigger, pin 3 sebagai echo dan pin 4 sebagai GND atau ground.
Arduino : Sebagai komponen untuk memproses sinyal yang diterima oleh
HCSR 04 pada pin echo yang sebelumnya dikirim melalui pin trigger.
Setelah data diterima selanjunya dikonversi menjadi satuan jarak.
4. Program
#define trigPin 7
#define echoPin 6
Fungsi : Mendefinisikan pin sensor dari HCSR 04 bahwa pin 7 adalah untuk
pin trigger, dan pin 6 adalah untuk pin echo.
Serial.begin (9600);
Fungsi : Inisialisasi program bahwa program ini menggunakan fungsi
komunikasi serial dengan baudrate 9600.
pinMode(trigPin, OUTPUT);
pinMode(echoPin, INPUT);
Fungsi : Inisialisasi trigPin sebagai output dan echoPin sebagai input.
long duration, distance;
Fungsi : Inisialisasi variabel duration dan distance dengan format data long.
digitalWrite(trigPin, LOW);
delayMicroseconds(2);
digitalWrite(trigPin, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(trigPin, LOW);
Fungsi : Memberikan pulsa pada pin trigger dengan cara membuat pin
tersebut low terlebih dahulu, lalu setelah ditunda 2 uS, selanjutnya diberikan
sinyal high selama 10us dan kemudian diberikan logika low.
21

duration = pulseIn(echoPin, HIGH);


distance = (duration/2) / 29.1;
Fungsi : Membaca data yang diterima oleh pin echo dengan membaca
seberapa banyak pulsa high yang diterima dan kemudian dikonversi dengan
membagi dua waktu yang diterima dan dibagi 29,1 sebagai konversi dari
waktu ke jarak dalam satuan cm.
Serial.print(distance);
Serial.println(" cm");
Fungsi : Mencetak pada serial monitor isi variabel distance yang berisi sinyal
yang telah dikonversi menjadi jarak yang kemudian diikuti dengan mencetak
cm.
delay(500);
Fungsi : Menunda selama 500ms atau setengah detik.

22

VI. PEMBAHASAN
Sensor Suhu HCSR - 04 adalah sensor pengukur jarak berbasis gelombang
ultrasonik. Prinsip kerja sensor ini prinsip dengan radar ultrasonik. Gelombang
ultrasonik di pancarkan kemudian di terima balik oleh receiver ultrasonik. Jarak
antara waktu pancar dan waktu terima adalah representasi dari jarak objek. Sensor ini
cocok untuk aplikasi elektronik yang memerlukan deteksi jarak termasuk untuk sensor
pada robot. Sensor HC-SR04 adalah versi low cost dari sensor ultrasonic PING buatan
parallax. Perbedaaannya terletak pada pin yang digunakan. HC-SR04 menggunakan 4
pin sedangkan PING buatan parallax menggunakan 3 pin. Pada Sensor HC-SR04 pin
trigger dan output diletakkan terpisah. Sedangkan jika menggunakan PING dari
Parallax pin trigger dan output telah diset default menjadi satu jalur. Tidak ada
perbedaaan signifikan dalam pengimplementasiannya. Jangkauan karak sensor lebih
jauh dari PING buatan parallax, dimana jika ping buatan parllax hanya mempunyai
jarak jangkauan maksimal 350 cm sedangkan sensor HC-SR04 mempunyai kisaran
jangkauan maksimal 400-500cm.
Pada praktikum sensor dan aktuaktor kali ini, kami akan melakukan percobaan
dengan sensor jarak HSCR - 04 dengan menggunakan board mikrokontrol berupa
Arduino UNO untuk dapat mengamati karakteristik dari sensor HCSR 04 dengan
cara mengamati perubahan output dari HCSR - 04 yang berupa tegangan terhadap
jarak terhadap sensor. Peralatan yang dibutuhkan pada kali ini diantaranya adalah
sensor HCSR - 04 sendiri, Arduino UNO sebagai board processor dan IDE Arduino
agar data yang dikirim oleh sensor HCSR 04 berupa data jarak dapat kita lihat
dengan cara membuka serial monitor.
Pertama, kami merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian, dimana
pada praktikum kali ini, kami memberikan tegangan sumber ke HCSR - 04 dengan
tegangan 5V yang berasal dari Arduino, lalu untuk pin echo kami pasangkan ke pin 6
sedangkan pin trigger kami pasangkan ke pin 7. Setelah semua terangkai sesuai
dengan gambar rangkaian, maka langkah selanjutnya adalah mengetik code atau
program sesuai dengan yang tertera pada modul dan flashing atau uploading ke board
mikrokontrol. Setelah itu, dengan menggunakan IDE Arduino, data yang dikirim oleh
sensor HCSR - 04 berupa data jarak yang dapat kita lihat dengan cara membuka
serial monitor. Selain itu, pada praktikum kali ini, kami membutuhkan AVO meter
23

yang digunakan untuk mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sensor HCSR 04
karena pengaruh perubahan jarak.
Pada praktikum kali ini, kami telah menyediakan kolom pengamatan yaitu berupa
kolom perlakuan sensor dengan jarak terhadap pembatas 5, 10, 15, 20, 25 cm dan
pengaruhnya terhadap perubahan tegangan pada pin echo pada HCSR 04. Pada
percobaan pertama, yaitu pada jarak 5 cm, didapatkan tegangan yang terukur sebesar
6,3 mV. Sedangkan pada jarak 10 cm, terukur tegangan 10,1 mV, pada jarak 15 cm
terukur 16,3 mV, pada jarak 20 cm terukur 21,7 mV dan pada jarak 25 cm terukur
25,3 mV.
Dari hasil data percobaan yang telah kami dapat, maka dapat kita analisa bahwa
ketika sensor HCSR 04 diberikan jarak yang berbeda tiap percobaannya, terjadi
perubahan yang linear. Hal ini bisa dilihat bahwa antara jarak 5 cm, 10 cm sampai
dengan 25 cm, data tegangan yang didapatkan dari hasil pengukuran berbanding lurus
dengan jarak. Artinya semakin jauh jarak antara sensor HCSR 04 dengan pembatas,
maka semakin besar tegangan yang terukur oleh AVO. Contohnya dapat dilihat pada
data percobaan dimana pada saat jarak 5 cm terukur tegangan sebesar 6,3 mV
sedangkan pada jarak 10 cm terukur tegangan sebesar 10,1 mV dan seterusnya. Data
yang terukur berupa tegangan terhadap jarakpun hampir sama, dimana pada saat jarak
5 cm, tegangan yang terukur 6,3 mV dengan selisih 1,3 , sedangkan pada jarak 10 cm
tegangan yang terukur 10,1 cm dengan selisih 0,1 dan begitu pula dengan data pada
jarak 25 cm yang memiliki selisih dengan data tegangan sebesar 0,3. Dari data yang
telah kami dapatkan maka dapat kami analisa bahwa pada sensor HCSR 04 semakin
jauh jaraknya, maka semakin besar pula tegangan yang dikeluarkan, hal ini
disebabkan karena perubahan PMW atau lebar pulsa yang dibaca oleh sensor HCSR
04 melalui pin echo nya, sehingga semakin jauh jarak yang diukur, maka lebar pulsa
akan semakin lebar sehingga tegangan yang dibacapun juga semakin besar. Selain itu,
perubahan tegangan sensor HCSR 04 terhadap jarak adalah linear sehingga mudah
untuk dikonversi ke satuan jarak.

24

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dan analisa yang telah kami tulis
pada pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Sensor mengirimkan sinyal trigger untuk mulai mendeteksi jarak diantara sensor
dan penghalang.
2. Untuk dapat mengetahui jarak diantara sensor dan penghalang, dapat diketahui
dengan cara menyambungkan pin echo pada Arduino yang keluarannya berupa
sinyal pantulan dari sinyal yang dikirim oleh pin trigger.
3. Respon sensor HCSR 04 terhadap jarak dan tegangan terjadi secara linear.
4. Semakin jauh jarak antara sensor HCSR 04 maka semakin besar tegangan yang
terukur pada pin echo.
5. Semakin dekat jarak antara sensor HCSR 04 maka semakin kecil tegangan yang
terukur pada pin echo.
6. Perbedaan tegangan pada setiap jarak yang berbeda terjadi karena pengaruh dari
lebar pulsa yang dihasilkan oleh pin echo yang digunakan untuk merubah pulsa
yang diterima menjadi satuan jarak baik cm ataupun inci.

25

MODUL IV
SENSOR GAS (MQ-6)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami karakteristik sensor gas (MQ-6)
II. ALAT DAN BAHAN
1. MQ-6
2. Buzzer active 5V
3. Breadboard
4. Kabel Jumper
5. Laptop dengan software arduino
6. Korek Api
7. Penggaris
III. DASAR TEORI
Sensor MQ-Series adalah sensorpendeteksi berbagai macam gas dengan harga yang
relatif murah. Salah satujenisnya adalah MQ-6. Sensor ini mempunyai kemampuan
untuk mendeteksi kadar gas,khususnya LPG, iso-butane, propane pada kisaran
300ppm - 10.000ppm diudara. Sensor ini juga bisa mendeteksi kadar alkohol dan asap
tetapi dengansensitivitas yang lebih rendah, seperti terlihat pada gambar. MQ-6
bisadigunakan baik untuk peralatan rumah tangga maupun industri,
misalnyamendeteksi kebocoran tabung gas di dapur, atau mendeteksi adanya
kebakaran dariasap yang dihasilkannya.

MQ6

26

IV. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian dengan mengikuti tabel berikut.
Arduino Uno

MQ-6

Buzzer

Vcc

Vcc

GND

GND

GND

A0

AO

D7

Vin

2. Koneksikan arduino pada laptop dan nyalakan program arduino


3. Masukkan program berikut pada arduino
#define dataIn A0
#define buzzer 3
void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(buzzer,OUTPUT);
}
void loop()
{
int Val = analogRead(dataIn);
Serial.println(Val);
Val = map(Val,0,1023,0,255);
analogWrite(buzzer,Val);
delay(10);
}
4. Tekan tombol pada korek api untuk mengeluarkan gas tanpa menyalakan api,
dekatkan korek ke sensor pada jarak 2 cm.
5. Lakukan percobaan yang sama dengan jarak korek api sejauh 4 cm, 6 cm dan
8 cm.

27

LEMBAR KERJA

Jarak korek api

Suara yang dihasilkan buzzer

Tanpa Korek api

Lirih

2 cm

Keras

4 cm

Agak Keras

6 cm

Agak Lirih

8 cm

Lirih

V. TUGAS
1. Analisa bagaimana pengaruh kondisi gas disekitar sensor terhadap tingkat
kekerasan bunyi buzzer.
2. Gambarkan arah aliran arus pada rangkaian.
3. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen.
4. Jelaskan fungsi dari masing-masing baris dalam pemrograman arduino.
Jawaban :
1. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat kami analisa bahwa
semakin dekat antara sensor gas dengan asap, maka semakin keras pula suara
buzzer yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat pada data percobaan bahwa
ketika jarak semakin dijauhkan, maka suara yang dihasilkan buzzer akan
28

semakin lirih, hal ini berbeda ketika antara asap dan sensor semakin
didekatkan, justru suara yang dihasilkan oleh buzzer akan semakin keras.
2. Gambar arah arus

3. MQ6 : Sensor gas yang mendeteksi berbagai gas misalnya adalah gas metana,
propana dan asap dengan tegangan kerja sebesar 5V dengan output berupa
tegangan analog.
Arduino : Berfungsi sebagai pemroses data untuk membaca tegangan keluaran
dari sensor MQ6 yang berupa tegangan analog.
4. Program
#define dataIn A0
#define buzzer 3
Fungsi : Mendefinisikan pin sensor MQ6 bahwa A0 adalah untuk pin analog
atau pin masukkan yang dihasilkan dari sensor MQ6 dan pin 3 untuk buzzer.
Serial.begin(9600);
Fungsi : Inisialisasi program bahwa program ini menggunakan fungsi
komunikasi serial dengan baudrate 9600.
pinMode(buzzer,OUTPUT);
Fungsi : Inisialisasi pin buzzer sebagai output.
int Val = analogRead(dataIn);
Fungsi : Inisialisasi variabel Val berformat inti atau integer
Serial.println(Val);
Fungsi : mencetak nilai variabel Val pada serial monitor.

Val = map(Val,0,1023,0,255);
Fungsi : Mapping nilai dari variabel Val yang semula maksimal angka yang
dihasilkan adalah 1023 menjadi maksimal 255.
analogWrite(buzzer,Val);
29

Fungsi : Membuat nilai PWM pada pin buzzer atau pin 3 sesuai dengan nilai
mapping pada program sebelumnya.
delay(10);
Fungsi : Membuat waktu tunda sebesar 10mS.

30

VI. PEMBAHASAN
Sensor Suhu MQ6 sensorgasyangdigunakanuntukmendeteksiLPG,Isobutane,
Propanedengansensitivitasyangtinggi.SensorgasMQ6inimempunyaisensitivitas
yangkecilterhadapzatalkoholdanasaprokok.SensorgasMQ6merupakansensor
yangmempunyairesponcepatterhadapLPG/LiquidPetroleumGas,stabildantahan
lama,sertadapatdigunakandalamrangkaiandriveryangsederhana.SensorGasMQ
6biasadigunakandidalamperlengkapanmendeteksikebocorangasdalamkegiatan
rumahtanggadanindustri,yangcocokuntukmendeteksiLPG,isobutane,propane,
LNG,sertamenghindarigangguandaripendeteksianzatalkohol,asapmasakan,dan
rokok untuk mengurangi kesalahan pendeteksian. Sensor MQ6 ini bekerja dengan
tegangan5Vdanbekerjapadasuhu10C sampai 50 C.
Pada praktikum sensor dan aktuaktor kali ini, kami akan melakukan percobaan
dengan sensor MQ6 dengan menggunakan board mikrokontrol berupa Arduino UNO
untuk dapat mengamati karakteristik dari sensor MQ6 dengan cara mengamati kondisi
lingkungan terhadap respon yang diberikan oleh sensor MQ6 yang berupa suara yang
dihasilkan oleh buzzer. Peralatan yang dibutuhkan pada kali ini diantaranya adalah
sensor MQ6 sendiri, Arduino UNO sebagai board processor, buzzer serta komputer
untuk menampilkan data yang dikeluarkan oleh MQ6 dengan menggunakan serial
monitor dari IDE Arduino berupa data analog dari sensor MQ6.
Pertama, kami merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian, dimana
pada praktikum kali ini, kami memberikan tegangan sumber ke MQ6 dengan
tegangan 5V yang berasal dari Arduino, lalu untuk pin data (analogdata) kami
pasangkan ke pin analog (A0) Arduino. Selain pemasangan pada pin sensor, kami
juga memasang buzzer sebagai indikator untuk mengetahui intensitas pengaruh sensor
MQ6 terhadap asap yang dideteksi. Setelah semua terangkai sesuai dengan gambar
rangkaian, maka langkah selanjutnya adalah mengetik code atau program sesuai
dengan yang tertera pada modul dan flashing atau uploading ke board mikrokontrol.
Setelah itu, dengan menggunakan IDE Arduino, data yang dikirim oleh sensor MQ6
berupa data tegangan analog dapat kita lihat dengan cara membuka serial monitor.
Pada praktikum kali ini, kami telah menyediakan kolom pengamatan yaitu berupa
kolom perlakuan sensor dengan tanpa korek api dan dengan jarak terhadap sensor
sejauh 2, 4, 6, 8 cm dan pengaruhnya terhadap suara buzzer yang dihasilkan. Pada
31

percobaan pertama, yaitu tanpa korek api. Didapatkan suara buzzer yang lirih dan
nyaris tidak terdengar pada jarak 3 m dari buzzer. Setelah itu, kami memberikan
perlakuan berbeda terhadap sensor dengan cara memberikan asap terhadap sensor, dan
didapatkan pada jarak 2 cm terhadap sensor suara buzzer sangat keras sekali. Pada
jarak 4 cm jarak suara buzzer masih terdengar keras tapi tidak sekeras pada jarak 2
cm. Ketika pada jarak 6 cm dan 8 cm, suara perlahan lahan mulai menurun
intensitas kekerasannya sehingga pada jarak 8 cm suara buzzer hampir sama ketika
sensor tidak diberikan perlakuan dengan menggunakan asap.
Dari hasil data percobaan yang telah kami dapat, maka dapat kita analisa bahwa
ketika sensor didekatkan dengan asap pada jarak 2 cm, suara terdengar sangat keras,
dan ketika sensor dijauhkan suara perlahan lahan semakin lirih. Hal ini disebabkan
karena modifikasi pada program yang ditulis dan di upload pada mikrokontrol,
dimana instruksi yang diberikan adalah mapping nilai yang berbanding lurus dengan
instruksi Val = map(Val,0,1023,0,255), dimana semakin besar nilai ADC pada
variabel val, maka nilai mapping yang dikembalikan ke variabel akan semakin besar
pula, sehingga ketika instruksi analogWrite(buzzer,Val), nilainya pun juga akan besar
dan tentunya tegangan yang dihasilkan pada pin 3 (pin digital dengan mode PWM)
akan menghasilkan tegangan yang semakin besar pula mengikuti hasil mapping dari
instruksi yang telah dituliskan melalui instruksi analogWrite. Disamping itu, analisa
diatas juga mengindikasikan pengaruh keluaran sensor dimana sensor MQ6 akan
mengeluarkan tegangan yang semakin besar (ditandai dengan ADC yang semakin
besar) terhadap intensitas asap ataupun gas metana dan propana yang dideteksi.
Semakin pekat intensitasnya, maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkannya.

32

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dan analisa yang telah kami tulis
pada pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1.

Output dari sensor MQ6 berupa tegangan analog.

2.

Respon sensor MQ6 terhadap gas asap ataupun gas metana terhadap tegangan
terjadi secara linear.

3.

Semakin besar intensitas gas yang terdeteksi, maka semakin besar pula tegangan
yang dihasilkan oleh MQ6.

4.

Semakin kecil intensitas gas yang terdeteksi, maka semakin kecil pula tegangan
yang dihasilkan oleh MQ6.

5.

Semakin keras atau lirihnya buzzer, dapat kita atur dengan cara mengubah
program yang akan kita upload pada mikrokontrol.

33

MODUL V
MOTOR DC
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami karakteristik pengaturan motor DC
II. ALAT DAN BAHAN
1. 2 buah motor dc
2. Arduino Uno
3. Kabel Jumper
4. Laptop dengan software arduino
III. DASAR TEORI
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada
motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut
rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC
memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar sebagai berikut.
Kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan
kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara
kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek
terdapat satu atau lebih elektromagnet.
Current Elektromagnet atau Dinamo. Dinamo yang berbentuk silinder,
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC
yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi.
Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya
adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

34

MotorDC

IV. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti gambar.
2. Koneksikan arduino pada laptop dan nyalakan program arduino
3. Masukkan program berikut pada arduino
void setup(){
pinMode(1,OUTPUT);
pinMode(8,OUTPUT);
}
void loop(){
digitalWrite(1,LOW);
digitalWrite(8,LOW);
delay(5000);
}
4. Catat kondisi pada kedua motor DC
5. Lakukan percobaan yang sama dengan mengubah program arduino sebagai
berikut.
void setup(){
pinMode(1,OUTPUT);
pinMode(8,OUTPUT);
}
void loop(){
digitalWrite(1,LOW);
digitalWrite(8,HIGH);
delay(5000);
}
6. Catat kondisi pada kedua motor
7. Lakukan percobaan yang sama dengan mengubah program arduino sebagai
berikut.
void setup(){
pinMode(1,OUTPUT);
35

pinMode(8,OUTPUT);
}
void loop(){
digitalWrite(1,HIGH);
digitalWrite(8,LOW);
delay(5000);
}
8. Catat kondisi pada kedua motor
9. Lakukan percobaan yang sama dengan mengubah program arduino sebagai
berikut.
void setup(){
pinMode(1,OUTPUT);
pinMode(8,OUTPUT);
}
void loop(){
digitalWrite(1,HIGH);
digitalWrite(8,HIGH);
delay(5000);
}
10. Catat kondisi pada kedua motor

GambarRangkaian

LEMBAR KERJA
36

Kondisi Output Digital

Kondisi Motor DC

D1

D8

Motor L

Motor R

LOW

LOW

MATI

MATI

LOW

HIGH

MATI

HIDUP

HIGH

LOW

HIDUP

MATI

HIGH

HIGH

HIDUP

HIDUP

V. TUGAS
1. Analisa bagaimana pengaruh kondisi output digital terhadap kondisi motor
DC.
2. Gambarkan arah aliran arus pada rangkaian.
3. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen.
4. Jelaskan fungsi dari masing-masing baris dalam pemrograman arduino.
Jawaban :
1. Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, pergerakan motor DC
dipengaruhi oleh impuls yang diberikan pada masing masing pin motor DC
sehingga motor akan berputar sesuai dengan kondisi pin. Motor DC berputar
haruslah memiliki polaritas (+) dan (-) sehingga apabila tidak terpenuhi, maka
motor DC akan diam.
2. Gambar arah arus :

3. Motor DC : Sebagai aktuator atau komponen penggerak yang merupakan


bagian dari output.

37

Arduino UNO : Sebagai pemroses untuk menggerakan komponen motor DC


dengan cara memberikan impuls yang berbeda pada masing masing pin
motor DC.
4. Program
pinMode(1,OUTPUT);
pinMode(8,OUTPUT);
Fungsi : Mendefinisikan pin 1 dan 8 sebagai output.
digitalWrite(1,LOW);
Fungsi : Membuat pin 1 berlogika low.
digitalWrite(1,HIGH);
Fungsi : Membuat pin 1 berlogika high.
digitalWrite(8,HIGH);
Fungsi : Membuat pin 8 berlogika high.
digitalWrite(8,LOW);
Fungsi : Membuat pin 8 berlogika low.
delay(5000);
Fungsi : Menunda waktu selama 5000ms atau 5 detik.

38

VI. PEMBAHASAN
Motor DC adalah motor yang digerakkan oleh energi listrik arus searah. Salah
satu jenis motor DC adalah motor DC magnet permanen. Motor DC tipe ini banyak
ditemui penggunaanya baik di industri maupun di rumah tangga. Pada umumnya,
penggunaan motor DC jenis ini adalah untuk sumber sumber tenaga yang kecil,
seperti pada rumah tangga dan otomotif.
Pada praktikum sensor dan aktuaktor kali ini, kami akan melakukan percobaan
untuk mengontrol dua buah motor DC dengan menggunakan board mikrokontrol
berupa Arduino UNO untuk dapat mengamati kerja dari motor DC dengan cara
memberikan kondisi yang berbeda pada tiap pin pada motor DC. Peralatan yang
dibutuhkan pada kali ini diantaranya adalah motor DC itu sendiri, Arduino UNO
sebagai board processor, serta komputer untuk memasukkan program atau code ke
dalam mikro.
Pertama, kami merangkai rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian, dimana
pada praktikum kali ini, kami memberikan tegangan sumber ke motor dengan
tegangan 5V yang berasal dari pin digital Arduino. Dikarenakan pada percobaan kali
ini kita menggunakan dua motor, maka motor kami bagi menjadi dua bagian yaitu
motor pertama yang tersambung pada pin 1 kami beri nama motor kiri, sedangkan
untuk motor kedua yang tersambung pada pin 8 kami beri nama motor kanan. Setelah
semua terangkai sesuai dengan gambar rangkaian, maka langkah selanjutnya adalah
mengetik code atau program sesuai dengan yang tertera pada modul dan flashing atau
uploading ke board mikrokontrol.
Pada praktikum kali ini, kami telah menyediakan kolom pengamatan yaitu berupa
output digital serta kolom kondisi motor, dimana pada kolom output digital kami akan
memberikan impuls yang berbeda beda pada masing masing pin digital yang
tersambung pada motor, yaitu pada pin motor 1 dan pin motor 8 dengan 4 kondisi.
Kondisi pertama disaat pin 1 low dan pin 8 low, kondisi kedua disaat pin 1 low dan
pin 8 high, kondisi ketiga disaat pin 1 high dan pin 8 low dan disaat kondisi keempat
disaat pin 1 high dan pin 8 high. Dengan cara melakukan uploading program dengan
kondisi yang berbeda sebanyak 4 kali, kami dapatkan bahwa pada kondisi pertama
kedua motor baik motor kanan dan motor kiri sama sama tidak bergerak, pada
kondisi kedua, hanya motor kanan saja yang hidup, pada kondisi ketiga, motor kiri
39

saja yang hidup dan pada kondisi keempat kedua motor baik motor kiri maupun motor
kanan sama sama hidup.
Dari hasil data percobaan yang telah kami dapat, maka dapat kita analisa bahwa
ketika kita memberikan nilai high kepada salah satu pin, maka pin tersebut akan
mengeluarkan tegangan sebesar 5 v sehingga tegangan tersebut menyuplai motor dan
menggerakan motor, contohnya saja pada kondisi kedua dimana pada program tertulis
digitalWrite(8, HIGH) sehingga menyebabkan pin 8 mengeluarkan tegangan sebesar
5V sedangkan pin 1 tidak dikarenakan program digitalWrite(1, LOW) yang
menyebabkan tegangan pada pin 1 bernilai 0 V dan motor yang tersambung pada pin
1 atau motor kiri tidak berputar. Hal ini juga dapat kita amati ketika kita sama
memberikan nilai high pada pin 1 dan pin 8 sehingga motor akan sama sama
berputar karena pada pin 1 dan pin 8 semuanya diberikan nilai high.
Pada program, terdapat fungsi delay dimana fungsi program tersebut adalah
menunda eksekusi program selanjutnya selama beberapa detik (dalam program
dengan format delay(200) berarti program menunda selama 200ms atau selama 0,2
detik). Fungsi tersebut tidak akan terlihat program dibiarkan dalam satu kondisi,
berbeda halnya jika program tersebut digabungkan menjadi empat kondisi, sehingga
antara kondisi satu dan kondisi selanjutnya dipisahkan oleh instruksi delay atau
tunda. Fungsi delay jika program ini digabungkan maka dia berfungsi sebagai waktu
tunda untuk beralih ke kondisi motor selanjutnya.

40

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dan analisa yang telah kami tulis
pada pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Untuk dapat menggerakan motor kanan, kita harus memberikan nilai high pada pin
8 sehingga pin 8 pada Arduino mengeluarkan tegangan sebesar 5 V dan motor akan
berputar.
2. Untuk dapat memberhentikan motor kiri, kita harus memberikan nilai low pada pin
8 sehingga pin 8 pada Arduino mengeluarkan tegangan sebesar 0 V dan motor akan
berhenti berputar.
3. Untuk dapat menggerakan motor kiri, kita harus memberikan nilai high pada pin 1
sehingga pin 1 pada Arduino mengeluarkan tegangan sebesar 5 V dan motor akan
berputar.
4. Untuk dapat memberhentikan motor kanan, kita harus memberikan nilai low pada
pin 1 sehingga pin 1 pada Arduino mengeluarkan tegangan sebesar 0 V dan motor
akan berhenti berputar.
5. Waktu tunda atau delay pada program berfungsi untuk menunda eksekusi program
selama beberapa detik sebelum melanjutkan instruksi selanjutnya.
6. Pada program yang digunakan pada praktikum, waktu tunda tidak akan ada
pengaruhnya kecuali kita menggabungkan beberapa kondisi ke dalam satu skecth
sehingga antara kondisi hanya dipisahkan oleh instruksi delay, maka fungsi delay
akan dapat kita amati sebagai fungsi tunda antar kondisi.

41

Anda mungkin juga menyukai