Laporan Ke 6
Laporan Ke 6
Laporan Ke 6
Tanggal Praktikum
Tanggal Laporan
Disusun oleh :
Ayu Hajayasti
1127040022
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014
Percobaan ke-6
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon dari sampel paraffin, sikloheksena, benzene
dengan uji bayer dan uji asam sulfat.
I.2 Mengidentifikasi senyawa alkohol dari sampel 2-butanol, etanol, fenol, sikloheksanol, tbutanol dengan uji alkali.
I.3 Mengidentifikasi
senyawa
aldehid
dan
keton
dari
sampel
dapat menyebabkan alkohol primer teroksidasi menjadi asam karboksilat. Bilangan oksidasi
Cr6+ (berwarna merah kecoklatan) akan tereduksi menjadi Cr +3 (berwarna hijau). Adapun
alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat dan alkohol tersier tidak
dapat teroksidasi oleh asam kromat. Fenol sendiri biasanya teroksidasi menjadi tak berwarna
coklat oleh asam kromat (Anonim,2011).
Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik
yang mengandung gugus karbonil.Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat
pada karbon karbonilnya.Aldehid dan keton lazim terdapat dalam system mahluk
hidup.Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas, yang membedakannya umumnya
aldehid berbau menyengat dan keton berbau harum (Fessenden, 1982).
Aldehid merupakan senyawa organik yang mengandung gugus CO, penamaannya
berasal dari asam yang terbentuk bila senyawa dioksidan lebih lanjut.Aldehid diperoleh pada
pengoksidasian sebagian alkohol primer. Misalnya etil alkohol bila dioksidan menjadi
asetaldehide yang bila dioksidan lagi akan menjadi asam asetat.
Sedangkan keton senyawa dengan gugus karboksil terikat pada dua radikal
hidrokarbon; keton yang paling sederhana adalah aseton. Aseton (dimetilketon) CH3COOH3
merupakan zat cair tanpa warna yang mudah terbakar mempunyai baud an rasa yang khas,
digunakan sebagai pelarut dalam industri dan dalam laboratorium (Amiruddin,1993).
Aldehid dan keton dapat dikelompokkan dan dibedakan satu dengan yang lainnya,
dengan menggunakan tes kelarutan.Sebagian besar aldehid dan keton larut dalam
eter.Senyawa-senyawa ini juga dapat larut dalam asam sulfat pekat dengan membentuk garam
oksanium. Aldehid dan keton mempunyai atom karbon kurang dari lima dapat larut dalam air.
Sedangkan eter dengan atom C kurang dari empat dapat larut dalam air (Anwar, 1994).
Identifikasi gugus aldehida dapat dilakukan dengan melakukan Tes Tollens.Tes tollen
ini menggunakan reagen Tollen.Tes ini didasarkan pada oksidasi suatu aldehid oleh larutan
ion perak (Ag+) dalam basa amonia. Larutan ini mengandung ion kompleks [Ag(NH3)2]+.
Oksidasi terhadap aldehid diikuti dengan reduksi ion perak menjadi logam perak yang tampak
sebagai cermin perak (Fessenden, 1982).
III.
PROSEDUR PERCOBAAN
III.1 Tes pada senyawa Hidrokarbon
a. Uji Bayer
Pertama, 1 mL sampel padatan paraffin di masukkan ke dalam tabung reaksi. Kedua,
padatan paraffin di tambahkan 3 tetes larutan KMnO 4 0,5 %. Ketiga, padatan paraffin di
IV.
HASIL PENGAMATAN
PERLAKUAN
IV.1 Tes
pada
senyawa
Hidrokarbon
a. Uji Bayer
1 mL sampel
paraffin,
PENGAMATAN
Paraffin
Sikloheksena
Benzena
Padatan berwarna Larutan
tidak Larutan
tidak
putih
berwarna
berwarna
Paraffin
tidak Larutan
Sampel di tambahkan 3 mL
berwarna ungu
(-)
Paraffin
larutan Na2CO3 10 %.
meggumpal
dan
larutan berwarna
ungu
Paraffin
paraffin,
reaksi.
Sampel di tambahkan 3 mL
putih
warna ungu
berwarna
- Fasa bawah
ungu
merah
Sikloheksena
berwarna
berwarna
: Fasa bawah
Benzena
tidak Larutan
tidak
berwarna
(-)
(+)
(+)
Larutan berwarna Terdapat dua fasa: Terdapat dua fasa:
- Fasa atas : tidak - Fasa atas : tidak
kekuningan
berwarna
berwarna
- Fasa bawah : - Fasa bawah :
H2SO4.
mejadi
(+)
(+)
Terdapat dua fasa: Terdapat dua fasa:
- Fasa atas : tidak - Fasa atas : tidak
menjadi Larutan
coklat
kekuningan
larutan NaOH 10 %.
Larutan di aduk dan diamati
Sampel
2- butanol
Etanol
Sikloheksanol
Sebelum reaksi
+5 mL NaOH 10%
Larutan
tidak
(-)
Terbentuk 2 fasa, dan
berwarna, berbau
larutan
tidak
khas
berwarna
Larutan
tidak
(+)
Larutan
tidak
berwarna
berwarna
Larutan berwarna
(+)
Larutan
tidak
merah muda
berwarna
Larutan
tidak
(+)
berwarna
Larutan
tidak
berwarna
t-butanol
Larutan
tidak
berwarna
(-)
Membentuk 2 fasa,
dan larutan menjadi
keruh
Aseton
Sikloheksanon
Benzaldehid
Larutan tidak Larutan
tidak Larutan berwarna
berwarna
berwarna
kuning,
dan
berbau
Sampel di tambahkan 2 mL
akuades
Aseton
larut Larutan
dalam akuades
menyengat
berubah Larutan berwarna
dan
dalam akuades
larut
dalam
akuades,
dan
berbau
Larutan
tercampur
homogen
menyengat
Terdapat
fasa:
- Fasa atas : tidak
berwarna
Fasa bawah
kuning,
Sampel ditambahkan 2 mL
NaOH 6 M
Larutan
berwarna
Larutan
berwarna,
mendidih
dua
berbau
menyengat
Terdapat
fasa:
- Fasa
atas
kuning (++)
Fasa bawah
dua
:
:
kuning, berbusa
Terdapat
dua
fasa:
- Fasa
atas
kuning (+)
Fasa bawah
:
:
kuning
hilang)
tidak Terdapat dua fasa:
Terdapat
dua
- Fasa atas :
tidak
berwarna
fasa:
- Fasa atas : colat
berwarna
Fasa bawah : putih,
kekuningan
berbusa
Fasa bawah :
Larutan
KI 5 M berlebih
Larutan
Sampel
di
tambahkan
berwarna
(busa
kuning
Terdapat
dua
fasa:
- Fasa
atas
:
berwarna
Fasa bawah : putih,
kuning (coklat
berbusa
menghilang)
Fasa bawah :
kuning keruh
(-)
Terdapat
dua
(-)
(-)
Larutan tidak Terdapat tiga fasa:
- Fasa atas :
tidak
berwarna
fasa:
- Fasa
atas
:
berwarna
- Fasa tengah : putih,
kuning pekat
Fasa bawah :
berbusa
Fasa bawah : tidak
kuning
berwarna
V. PEMBAHASAN
V.1 Tes pada Senyawa Hidrokarbon
a. Uji Bayer
Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon tehadap
oksidator KMnO4 yang merupakan katalis.Pada uji bayer ini dilakukan dengan mereaksikan
larutan KMnO4 0, 5% dan larutan Na2CO3 10% pada sampel hidrokarbon jenuh, hidrokarbon
tak jenuh dan hidrokarbon aromatis.Penambahan larutan Na2CO3 jelas dilakukan untuk
mengoksidasi senyawa hidrokarbon.Dan penambahan KMnO4 bertujuan untuk mengetahui
terjadinya reaksi oksidasi.KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat.Rekasi oksidasi
terjadi bila warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut dan terbentuknya endapan
MnO2..Hilangnya warna ungu ion MnO4- disebabkan oleh adanya reaksi ion MnO4- dengan
alkena atau alkuna membentuk glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO2-.
Pada pengujian hidrokarbon jenuh, dalam hal ini digunakan paraffin.Ketika
ditambahkan KMnO4 larutan menjadi ungu dan terbentuk gumpalan (paraffin tidak larut), dan
ketika ditambahkan larutan Na2CO3 larutan tetap berwarna ungu dan terbentuk gumpalan
(paraffin tidak larut).Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil ini menunjukkan bahwa
sampel tidak teroksidasi, karena warna ungu dari KMnO 4tidak hilang dari campuran tersebut
dan terbentuknya endapan MnO2.
Pada pengujian hidrokarbon tak jenuh, dalam hal ini digunakan larutan
sikoheksena.Ketika ditambahkanKMnO4larutan menjadi ungu dan ketika ditambahkan larutan
Na2CO3 terdapat dua fasa, dimana lapisan atas berupa cairan tidak berwarna dan lapisan
bawah berupa gumpalan berwarna merah.Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil ini
menunjukkan bahwa sampel cukup teroksidasi, karena masih terlihat warna ungu dari
endapan yang terbentuk dan cairan lapisan atas yang tidak berwarna.
Untuk uji Bayer pada senyawa hidrokarbon aromatis dalam hal ini digunakan larutan
benzena.Ketika benzena direaksikan dengan KMnO4 larutan menjadi ungu dan ketika
ditambahkanNa2CO3 terbentuk dua fasa, dimana lapisan bawah berwarna ungu dan lapisan
atas berupa cairan tidak berwarna yang menyerupai cincin.Sampel benzena dikatakan sangat
teroksidasi karena cairan lapisan atas tak berwarna dan endapannya berwarna ungu
kehitaman.Hal ini berarti sampel benzena satu-satunya yang mengandung ikatan rangkap.
Reaksi yang terjadi adalah :
C6H5CH3 + KMnO4
larutanH2SO4 pekat yang berwarna kekuningan. Hal ini menunjukan bahwa paraffin tidak
dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat.
Pada pengujian hidrokarbon tak jenuh, dalam hal ini digunakan larutan
sikoheksena.Ketika ditambahkan H2SO4 pekat, pada larutan terdapat dua fasa, dimana lapisan
atas berupa cairan tidak berwarna dan lapisan bawah berupa cairan berwarna coklat.Dari data
pengamatan yang diperoleh dari hasil ini menunjukkan bahwa sikloheksena cukup teroksidasi,
karena terdapat dua fasa yang menunjukan terdapatcairan tidak berwarnayang terpisah
berdasarkan tingkat kekeruhannya yaitu fasa bawah yang berwarna coklat.
Pada pengujian hidrokarbon aromatik, dalam hal ini digunakan larutan benzena.Ketika
ditambahkan H2SO4 pekat, pada larutan terdapat dua fasa, dimana lapisan atas berupa cairan
tidak berwarna dan lapisan bawah berupa cairan berwarna kekuningan.Dari data pengamatan
yang diperoleh dari hasil ini menunjukkan bahwa sikloheksenasangat teroksidasi, karena
terdapat dua fasa yang menunjukan terdapatcairan tidak berwarnayang terpisah berdasarkan
tingkat kekeruhannya yaitu fasa bawah yang berwarna kekuningan.
Reaksi yang terjadi adalah
V.2 Tes pada Senyawa Alkohol
Dalam uji alkali, prinsip percobaan kali ini yaitu menggunakan prinsip kelarutan
dalam larutan NaOH. Hasil yang positif apabila dalam percobaan menghasilkan satu fasa,
maka larutan sampel tersebut larut dalam larutan NaOH. Sedangkan apabila terjadi dua fasa
dalam tabung reaksi maka dapat disimpulkan bahwa larutan tersebut tidak larut dalam larutan
NaOH yang bersifat polar.
Dalam uji NaOH, alkohol primer dan larutan NaOH membentuk 1 fasa sehingga dapat
disimpulkan bahwa alkohol primer larut dalam larutan NaOH.Pada pengujian terhadap
alkohol sekunder dan alkohol tersier terbentuk dua fasa dikarenakan keduanya tidak larut
dalam larutan NaOH.Hal ini mengindikasikan bahwa alkohol sekunder dan tersier termasuk
senyawa yang nonpolar walaupun memiliki gugus OH dalam strukturnya.
Pada uji terhadap senyawa 2-Butanol, campuran 2-Butanol dan
larutan NaOH membentuk dua fasa. Hal ini disebabkan karena senyawa 2-Butanol
termasuk alkohol sekunder yang tidak larut dalam larutan NaOH. Hal ini mengindikasikan
bahwa alkohol sekundertermasuk senyawa yang nonpolar walaupun memiliki gugus OH
dalam strukturnya.
Pada uji terhadap senyawa etanol, campuran etanol dan larutan
NaOH membentuk satu fasa sehingga dapat disimpulkan bahwa etanol larut dalam
larutan NaOH. Hal ini disebabkan karena etanol mempunyai cincin aromatik yang relatif
stabil sehingga etanol mempunyai sifat polar yang mampu larut dalam larutan NaOH dengan
melepaskan satu protonnya untuk menjadi suatu anion yang larut dalam larutan NaOH. Hasil
ini sesuai dengan teori bahwa etanol yang termasuk alkohol primer yang dapat larut dalam
NaOH.
Pada uji terhadap senyawa Fenol, campuran fenol dan larutan NaOH membentuk satu
fasa sehingga dapat disimpulkan bahwa fenol larut dalam larutan NaOH.Hal ini disebabkan
karena fenol mempunyai cincin aromatik yang relatif stabil sehingga fenol mempunyai sifat
polar yang mampu larut dalam larutan NaOH dengan melepaskan satu protonnya untuk
menjadi suatu anion yang larut dalam larutan NaOH.
Pada uji terhadap senyawa sikloheksanol, campuran sikloheksanol dan larutan NaOH
membentuk satu fasa, tetapi menurut teori bahwa senyawa sikloheksanol merupakan alkohol
sekunder yang tidak dapat larut dalam larutan NaOH. Hasil yang berbeda dengan teori ini bisa
di karenakan faktor saat mengaduk dua larutan tersebut yang kurang sempurna, sehingga
larutan belum membentuk dua fasa.
Pada uji terhadap senyawa t-Butanol, campuran t-Butanol dan
larutan NaOH membentuk dua fasa. Hal ini disebabkan karena senyawa t-Butanol
termasuk alkohol tersier yang tidak larut dalam larutan NaOH. Hal ini mengindikasikan
bahwa alkohol tersier termasuk senyawa yang nonpolar walaupun memiliki gugus OH dalam
strukturnya.
V.3 Tes pada Senyawa Aldehid dan Keton
Dalam uji iodoform, reaksi iodoform yaitu suatu reaksi yang spesifik
terhadap senyawa yang mengandung gugus metil keton. Uji iodoform dapat
menunjukkan hasil positif jika suatu senyawa mengandung metil keton.
Gugus metil dari suatu metil keton diiodinasi dalam suasana basa sampai
terbentuk Iodoform padat berwarna kuning.
Pada uji terhadap aseton, pertama akan dilakukan pengenceran
aseton dengan 2 mL air. Hal ini dikarenakan pada daerah tropis aseton
mudah
menguap.Dengan
adanya penambahan
air
dapat
mencegah
Adapun
faktor-faktor
adalah p e n a m b a h a n
NaOH
yang
dapat
menyebabkan
kegagalan
dapat larut
dalam NaOH. Pada aseton uji ini menujukkan hasil negatif. Aseton
memiliki gugus metil keton, namun dalam percobaan ini tidak menujukkan
hasil yang positif. Hal ini dapat terjadi karena proses iodinasi berlangsung
lambat dan bertahap dalam pembentukan iodoform (CHI 3) padat berwarna
kuning. Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk membentuk iodoform.
Persamaan Reaksi pada Uji Iodoform:
CH3COCH3 + 3 NaOCl + 3 KI
seharusnya
iodoform.
------>
Metil keton
Iodoform kuning
teoritis
reaksi
benzaldehid
tersebut
menghasilkan
endapan
Berdasarkan hasil
bahwa
ada
beberapa
faktor,
yaitu
pereaksi
maupun
larutan
yang
digunakan sudah tidak baik, atau ada kesalahan pada prosedur kerja yang
telah dilakukan.
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
-
Ketiga.Jakarta:Erlangga.
Hart,Harold.1990. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Hidayatullah.2012. Identifikasi senyawa aldehid dan keton. Diakses tanggal 28
November 2015. (http://lilyanisemuelraga.blogspot.com/2012/03/identifikasi-
senyawa-aldehid-dan-keton.html).
Riswiyanto.2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.