Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia
FAKTORFAKTORYANGMEMPENGARUHIKINERJA
KEUANGANPERBANKANINDONESIA
FARAHMARGARETHAdanMARSHEILLYPINGKANZAI
Universitas Trisakti
Abstract: This research is performe on order to test the influence of the variable Capital
Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional/Pendapatan
Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL) and Net Interest Margin (NIM) towards
Return on Asset (ROA). The population used in this study is Indonesia public Bank in the
period of 2007-2011. Data analysis with multiple regression. This result of research shows
that CAR, LDR, BOPO, NPL and NIM positive significant influence toward ROA in
Indoensiapublic Bank. The implication of this study is that the banks management and
investors can improve financial performance with respect to the banks financial ratios to
keep it in the category of healthy banks.
Keywords: Return on Asset, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional, Non Performing Loan and Net Interest
Margin.
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Non
Performing Loan (NPL)dan Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Asset (ROA).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank yang publik di Indonesia
perioda 2007 sampai 2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa CAR, LDR, BOPO, NPL dan NIM
berpengaruh terhadap ROA pada Bank yang publik. Implikasi dari penelitian ini adalah
bahwa manajemen dan investor bank dapat meningkatkan kinerja keuangan sehubungan
dengan rasio keuangan bank untuk tetap dalam kategori bank sehat.
Kata kunci: Return on asset, capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, biaya operasional/
pendapatan operasional, non performing loan dan net interest margin.
PENDAHULUAN
133
Desember 2013
Selama 5 tahun terakhir sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang
positif dengan ketahanan yang tetap terjaga
menurut Direktur Biro Riset Info Bank dalam
Infobank Vol XXXV, Maret 2013. Secara umum
risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional,
serta risiko likuditas bank masih relatif rendah.
Di tengah penyaluran kredit yang tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat
dari Non Performing Loan (NPL) perbankan
sebesar 2,02% yang merupakan NPL terendah
yang pernah dialami oleh perbankan nasional,
berdasarkan Tinjauan Kebijakan Moneter Bank
Indonesia 2013. Kinerja intermediasi perbankan
dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan
yang aman bagi perekonomian. Industri perbankan masih memegang peranan terbesar dalam
sistem keuangan Indonesia.
Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena kegiatan utama
bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan
tujuan untuk memperoleh pendapatan. Oleh
karenanya Bank Indonesia menerapkan aturan
tentang kesehatan bank. Kesehatan bank dapat
diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan
secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara
yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku menurut Peraturan Bank Indonesia.
Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank
ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi
sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan.
Penelitian ini mengacu pada Banik dan
Das (2013) yang melakukan penelitian dengan
tujuan untuk mengklasifikasikan bank-bank
komersial di Bangladesh dalam satu kategori
yang berdasarkan karakteristik finansial dengan
menggunakan rasio keuangan dan menganalisis
data keuangan dari bank-bank komersial Bangladesh. Pengujian penelitian dengan menggunakan analisa regresi berganda dan menggunakan
koefisien korelasi. Penelitiannya menjelaskan
pengaruh loan to assets ratio, non performing
134
sebagai financial intermediary, sedangkan pergerakan pasiva ke arah aktiva akan menimbulkan berbagai resiko, dan peningkatan peranan
aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus dijaga. CAR merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko
dengan kecukupan modal yang dimilikinya.
Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko
dari setiap kredit atau aktiva produktif yang
berisiko (Wardiah 2013).
Rasio LDR merupakan ukuran likuiditas
yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana
yang dikumpulkan oleh bank, terutama masyarakat. Apabila hasil pengukuran jauh berada di
atas target dan batasnya, berarti tidak tertutup
kemungkinan bank akan mengalami kesulitan
likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan
tekanan pada pendapatan bank (Dendawijaya
2009). Semakin tinggi LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank
tersebut mampu menyalurkan kredit dengan
efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan
kecil.
Rasio BOPO sering disebut rasio
efisiensi karena digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengendalikan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Setiap peningkatan biaya operasional
akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum
pajak dan akhirnya akan menurunkan laba atau
profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan
(Dendawijaya 2009). NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap
kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka
akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin
besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya
sehingga berpengaruh terhadap penurunan
laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir 2010).
Rasio terakhir yaitu NIM sangat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga serta
kualitas aktiva produktif. Bank perlu berhati-hati
135
Desember 2013
136
operasi rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan
ROA sesuai dengan hasil penelitian Sudiyatno
dan Suroso (2010), Mawardi (2005), Mahardian
(2008) dan Supatra (2007). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengenai pengaruh
BOPO terhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA adalah sebagai berikut:
H3 Rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap
ROA
Pengaruh NPL terhadap ROA didukung
dari beberapa penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa NPL mempunyai pengaruh
yang negatif terhadap ROA, artinya setiap kenaikan jumlah NPL akan berakibat menurunnya
ROA (Mahardian 2008). Hal ini terjadi karena
peraturan Bank Indonesia perihal NPL yang
mengatur bahwa setiap kenaikan outstanding
pinjaman yang diberikan mencakup dengan
cadangan aktiva produktif dengan cara mendebet rekening biaya cadangan aktiva produktif
dan mengkredit rekening cadangan penghapusan
aktiva produktif, sehingga setiap kenaikan outstanding pinjaman yang diberikan akan menambah biaya cadangan aktiva produktif yang pada
akhirnya mempengaruhi ROA bank (Supatra
2007). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
dari Mawardi (2005), Mahardian (2008) dan
Supatra (2007) yang menyatakan bahwa rasio
NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA.Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini mengenai pengaruh NPL terhadap kinerja
bank yang diukur dengan ROA adalah sebagai
berikut:
H4 Rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA
NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan
pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja
bank dalam menyalurkan kredit, mengingat
porsi terbesar pendapatan operasional bank
berasal dari selisih bunga dari kredit yang disalurkan dengan simpanan yang diterima (Widyastuti
dan Mandagie 2010). Semakin besar NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penem-
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Perbankan Indonesia
Operasi bisnis perbankan di Indonesia
harus diawasi secara langsung oleh bank sentral.
Pengawasan kegiatan operasional bank yang
dilakukan Bank Indonesia dimaksudkan agar
bank-bank dapat beroperasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Pengawasan tersebut
sifatnya untuk memberikan perlindungan masyarakat dan menjaga kepercayaan masyarakat
137
Desember 2013
Sig.
Keterangan
CAR
LDR
BOPO
NPL
NIM
0,032
0,010
-0,071
-0,075
0,203
0,031
0,003
0,000
0,026
0,000
H1 diterima
H2 diterima
H3 diterima
H4 diterima
H5 diterima
Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Return On Asset (ROA). Dari hasil penelitian
diperoleh nilai koefisien transformasi regresi
untuk variabel Capital Adequacy Ratio sebesar
0,032 dengan nilai signifikansi sebesar 0,031
lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa Capital
Adequacy Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset dapat diterima.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR)
maka Return On Asset (ROA) yang diperoleh
bank akan semakin besar, karena semakin
besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka
semakin tinggi kemampuan permodalan bank
dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko
kerugian kegiatan usahanya, sehingga kinerja
138
139
Desember 2013
PENUTUP
Penelitian ini mencoba untuk meneliti
pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan
Deposit Ratio (LDR), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Net Performing
Loan (NPL) dan Net Interest Margin (NIM)
terhadap Return on Asset (ROA) sebagai
gambaran dari kinerja keuangan perbankan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa seluruh hipotesis diterima. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh
manajer keuangan, manajer investasi dan juga
oleh investor. Adapun implikasi manajerial dari
penelitian ini adalah (1) Bagi pihak manajemen
di masing-masing bank dapat memanfaatkan
dan memperhatikan rasio keuangan CAR, LDR,
BOPO, NPL dan NIM terhadap rasio profitabilitas,
yaitu ROA. Dengan tujuan meningkatkan kinerja
keuangan bank untuk selalu masuk dalam
kategori bank sehat sehingga masyarakat dan
para investor memilih untuk melakukan transaksi
perbankan dan berinvestasi pada bank tersebut;
(2) Bagi pihak investor dapat mempermudah
investor dalam melakukan investasi dan menen-
REFERENSI :
Bank Indonesia, 2013. Tinjauan Kebijakan Moneter: Evaluasi Perekonomian dan Perbankan Tahun 2012, Prospek
2013-2014 dan Kebijakan Bank Indonesia. Januari.
Banik, B.P. dan P.C. Das. 2013. Comparison of Financial Performance of State Owned Commercial Banks : A Case
Study of Bangladesh. International Journal of Science and Research, Vol. 2 Issue 2, February, hlm. 423-428.
Dendawijaya, Lukman. 2009.Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.Ghalia.
Gul S., F. Irshad dan K. Zaman. 2011. Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan.The Romanian Economic
Journal, Year XIV, March, hlm. 61-87.
Infobank, No. 408, Maret 2013, Vol XXXV.
Infobank (Analisis Strategi Perbankan dan Keuangan) No. 409 April 2013 Vol. XXXVI.
Jha, S. dan X. Hui. 2012. A comparison of financial performance of commercial banks: A case study of Nepal.
African Journal of Business Management, Vol. 6, hlm. 7601-7611.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 Juni 2007).
Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro.
Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia
(Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis dan Strategi,
Vol. 14, No.1, Juli.
140
141