Definisi, Dimensi, Fungsi, Peranan Kurikulum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN, DIMENSI, FUNGSI

DAN PERANAN KURIKULUM


Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Kurikulum dan Pembelajaran

oleh :
Kelompok 1
Pendidikan Biologi B 2013
Elawati

(1305963 )

Rahmia Tillah

(1305757)

Rima Febriyani

(1305309)

Siti Amirah Makarim

(1304946)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia
persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka
harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam
pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang
namanya kurikulum.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait. Selain sebagai pedoman,
bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi
pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan
fungsi diagnostik.
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di
masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan
saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai
atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan tetapi juga pendidikan
harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam
sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di
dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi
juga pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa serta bagaimana
mengorganisasi pengalaman itu sendiri.

Kedudukan kurikulum ini sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan


pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan
dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Pada
dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat
diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu.
Mengingat pentingnya pemahaman menyeluruh konsep dasar dari
kurikulum ini, maka penulis tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah
makalah yang khusus mengungkap mengenai hal tersebut. Kiranya kehadiran
makalah ini dapat sedikit membuka wawasan para pembaca semua.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.

Apakah pengertian dari kurikulum?


Apa saja yang termasuk dimensi kurikulum?
Apa saja fungsi kurikulum?
Bagaimana peranan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar?

C. Tujuan
Mengacu dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari kurikulum
2. Mengetahui dimensi-dimensi dari kurikulum
3. Mengetahui fungsi kurikulum
4. Mengetahui berbagi peranan dari kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kurikulum
Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai suatu istilah dalam
dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lalu, dimana istilah
kurikulum itu untuk pertama kalinya digunakan dalam bidang olahraga,
yaitu suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish. Baru
pada tahun 1955 istilah kurikulum digunakan dalam bidang pendidikan,
dengan arti sejumlah materi pelajaran dari suatu perguruan. Untuk lebih
memahami pengertian kurikulum, berikut ini adalah beberapa pengertian
kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang :
1. Pengertian Kurikulum Secara Etimologis
Websters Third New International Distionery menyebutkan
kurikulum berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang
berarti : Berlari cepat, tergesa-gesa, menjalani. Lalu kata Currerre
dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti :

Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki

Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti

Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan

Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat oleh Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang
berarti jarak yang ditempuh. Oleh karena itulah istilah tersebut pertama
kali dipakai dalam bidang olahraga.
2. Pengertian Kurikulum Secara Tradisional
Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan
dipakai dalam dunia pendidikan yang berarti sejumlah pelajaran yang
harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah. Pengertian

ini termasuk juga dalam pandangan klasik, dimana disini lebih ditekankan
bahwa kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah,
yang mencakup pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di
sekolah.
Pengertian tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan
kurikulum seperti Kurikulum SD dengan nama Rencana Pelajaran
Sekolah Rakyat tahun 1927 sampai pada tahun 1964 yang isinya
sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada kelas I sampai kelas VI.
3. Pengertian Kurikulum Secara Modern :

Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya


Curriculum

Planning

menyatakan

Kurikulum

adalah

Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik


berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah.

Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa Kurikulum


adalah semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah.

Menurut Soedijarto, Kurikulum adalah segala pengalaman dan


kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi
oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan

bahwa kurikulum ditinjau dari pandangan modern merupakan suatu usaha


terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar
pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan
untuk mencapai suatu tujuan.
4. Pengertian Kurikulum Dari Berbagai Ahli
Menurut Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development;
Theory and Practice, sebagaimana dikutip oleh Khoiron Rosyadi,
kurikulum diartikan sebagai sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari
oleh anak didik. Dalam pengertian yang lain, kurikulum merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar di sekolah. Pengertian ini menggarisbawahi adanya 4 (empat)
komponen pokok dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi/bahan, organisasi dan
strategi.
Menurut

Hasan

Langgulung,

kurikulum

adalah

Sejumlah

pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian yang


disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah
dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam
segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan. Pengertian ini menggambarkan segala bentuk aktivitas
sekolah yang sekiranya mempunyai efek bagi pengembangan peserta
didik, dan bukan hanya terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja.
Pengertian lain yang senada dengan Hasan Langgulung adalah apa
yang disampaikan oleh J. Galen Saylor, William M. Alexander, serta Artur
J. Lewis, dalam Curriculum Planning for Better Teaching and Learning
menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: The curriculum is the sum
total of schools effort to influence learning, weither in the classroom, on
the playgroup, or out school.
Jadi, segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar,
apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah,
dapat dikategorikan sebagai kurikulum. Dengan demikian, kurikulum
meliputi segala pengalaman yang disajikan oleh sekolah agar anak
mencapai tujuan yang diinginkan. Hal demikian dikarenakan suatu tujuan
tidak akan tercapai dengan suatu pengalaman saja, akan tetapi melalui
berbagai pengalaman dalam bermacam-macam situasi, di dalam maupun
di luar sekolah.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh
para ahli lainnya, yakni:

a)

Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah


semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu
ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

b)

Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha


menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid
memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.

c)

Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum


adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak
sekolah.

d)

Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah


dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada
peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu,
rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

e)

Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah


kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
Sehubungan dengan banyaknya definisi tentang kurikulum, dalam

implementasi kurikulum kiranya perlu melihat definisi kurikulum yang


tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan 7 Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada
pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan:

Peningkatan iman dan takwa;

Peningkatan akhlak mulia;

Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

Keragaman potensi daerah dan lingkungan;

Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

Tuntutan dunia kerja;

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

Agama;

Dinamika perkembangan global;

Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.


Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan

kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan


pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi,
budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya,
kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan
menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas
manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.
B. Dimensi Kurikulum
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengertian kurikulum
terus berkembang sejalam dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan.
Namun berdasarkan hasil kajian, diperoleh beberapa dimensi pengertian
kurikulum sebagai berikut :
R. Ibrahim (2005) mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi,
yaitu:
1. Kurikulum Sebagai Substansi
Dimensi ini memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi
siswa di sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu

kurikulum dapat juga menunjuk pada suati dokumen yang berisi rumusan tentang
tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi.
2. Kurikulum Sebagai Sistem
Dimensi ini memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem
prsekolahan, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem
kurikulum mencakup struktur personalia dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya kurikulum.
3. Kurikulum Sebagai Bidang Studi
Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang
study kurikulum. Hal ini merupakan ahli kajian para ahli kurikulum dann ahli
pendidikan dan pengajaran. Mereka yang mendalami bidang kurikulum
mempelajari konsep konsep dasar tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan
dan kegiatan penelitian dan percobaan, sehingga menemukan hal hal baru, yang
dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Sedangkan Hamid

Hasan

(1988) mengemukakan bahwa

konsep

kurikulummemiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan


dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi tersebut, yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan
penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan,
bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek
pembelajaran.

4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari


kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan
kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu
dari para peserta didik.
Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi
enam bagian, yaitu :
1. Kurikulum sebagai ide.
2. Kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman
dan panduan dalam melaksanakan kurikulum.
3. Kurikulum menurut persepsi pengajar.
4. Kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh
pengajar di kelas.
5. Kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta
didik.
6. Kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum.
C. Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi
guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar
dirumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Sedangkan bagi siswa, sisiwa kurikulum berfungsi sebagi suatu belajar.
Selain itu fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum itu
sendiri yang berorientasi pada pengertian kurikulum dalam arti luas, maka fungsi
kurikulum memiliki arti sebagai berikut:

a. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian mengandung makna kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifar well
adjusted 11 yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
b. Fungsi Integrasi
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh.
Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral
masyarakat.ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Fungsi Diferensiasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memberikan layanan terhadap perbedaan individusiswa.
Setiap siswa memiliki perbedaan baik dari aspek fisik maupun psikis.
d. Fungsi persiapan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memprsiapkan siswa melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan yang lebih.
e. Fungsi pemilihan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih
program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat kaitannya dengan fungsi
diferensiasi karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa
berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih
apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
f. Fungsi diagnostik
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat
memahami dan menerima potensi dan kelemahan-kelemahan yang ada

pada dirinya. Maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri


potensi yang dimilikinya aau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

D. Peranan Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki
peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendiidikan.
Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting yaitu:
a. Peranan Konservatif
Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi
muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan
pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat
mereka dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma
tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya
pengaruh budaya asing menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam
kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya,
kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga keajegan dan identitas masyarakat akan
tetap terpelihara dengan baik. Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang
dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini
para siswa.
b. Peranan Kreatif
Apakah tugas dan tangung jawab sekolah hanya sebatas pada mewariskan
nilai-nilai lama? Ternyata juga tidak. Sekolah memiliki tanggung jawab dalam

mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan zaman. Sebab, pada


kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu
mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif.
Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran
kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu
siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senan tiasa bergerak maju
secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, manakala
kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan
tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang
bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial
masyarakat.
Dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran di atas harus
berjalan secara seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran
konservatifnya cenderung akan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuan
zaman; sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat
membuat hilangnya nilai-nila budaya masyarakat.
Sesuai dengan peran yang harus dimainkan kurikulum sebagai alat dan
pedoman pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan
itu sendiri. Mengapa demikian? Sebab, tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan
pada dasarnya mengkristal dalam pelaksanaan perannya itu sendiri. Dilihat dari
cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat
fungsi, yaitu 1) fungsi pendidikan umum (Common and General Education). 2)
Suplementasi (Supplementation), 3) Eksplorasi (Esploration) dan 4). Keahlian
(Specialization). Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
c. Peranan Kritis dan Evaluatif

Apakah setiap nilai dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak
didik? Apakah setiap nilai dan budaya baru sesuai dengan perkembangan zaman
juga harus dimiliki oleh setiap anak didik ? Tentu tidak. Tidak setiap nilai dan
budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan budaya
lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat; demikian
juga ada kalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai
lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian
kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau buadaya baru yang mana yang harus dimiliki anak
didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikukum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang

dianggap

bermanfaat

untuk

kehidupan

anak

didik.

Peranan

ini

dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup
dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilainilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang
terjadi pada masa sekarang.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Awal mulanya kata curriculum digunakan dalam bidang olahraga karena
memiliki arti suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start
sampai dengan finish. Namun pada tahun 1995 istilah kurikulum digunakan
dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan
tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam
menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Berdasarkan seluruh pandangan
dari berbagai sudut mengenai pengertian kurikulum, maka dapat disimpulkan
pengertian kurikulum adalah sederet rancangan peraturan pembelajaran yang
dibuat oleh institusi pendidikan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Pengertian kurikulum terus berkembang sejalan dengan perkembangan
teori dan praktik pendidikan. Namun dalam pengkajiannya bisa ditinjau melalui
sudut pandang dimensi yang telah dikemukakan oleh para ahli diantaranya : R.
Ibrahim (2005) yang mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu:
kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai
bidang studi. Ada pula Hamid Hasan (1988) yang mengelompokan kurikulum
menjadi empat dimensi dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling
berhubungan. Kemudian Purwadi (2003) yang memilah pengertian kurikulum
menjadi enam bagian.
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki
fungsi sebagai acuan atau pedoman dalam kegiatan pendidikan. Selain itu
memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan
pendidikan diantaranya ada peranan konservatif, kreatif serta kritis dan evaluatif.

DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wisnu. (tanpa tahun). Apa itu Kurikulum. [Online]. Tersedia:
http://wisnuajiku.wordpress.com/apa-itu-kurikulum/ [16 September
2014]
Anonim. (2013). Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:
http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulummenurut-para-ahli.html [16 September 2014]
Asyharbeni. (2013). Peran dan Fungsi Kurikulum. [Online]. Tersedia :
https://asyharbeni.files.wordpress.com/2013/09/peran-dan-fungsikurikulum.pdf [17 September 2014]
Kurnia, Wawan Haris. (2012). Pengertian, Fungsi, Dimensi, dan Peranan
Kurikulum. [Online]. Tersedia:
http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/pengertian-fungsidimensi-peranan.html [17 September 2014]

Anda mungkin juga menyukai