0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
898 tayangan3 halaman

Pulse Code Modulation

PCM adalah metode umum untuk mengubah sinyal analog menjadi digital melalui 4 tahap: 1) sampling, 2) kuantisasi, 3) pengkodean, 4) multiplexing. Sinyal analog akan disampling, dikuantisasi ke tingkatan tertentu, dikode ke bilangan biner, lalu digabungkan menjadi satu sinyal digital sebelum dikirim. PCM memiliki keunggulan dalam menekan gangguan saat transmisi.

Diunggah oleh

Ismu Nagh X-trone
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
898 tayangan3 halaman

Pulse Code Modulation

PCM adalah metode umum untuk mengubah sinyal analog menjadi digital melalui 4 tahap: 1) sampling, 2) kuantisasi, 3) pengkodean, 4) multiplexing. Sinyal analog akan disampling, dikuantisasi ke tingkatan tertentu, dikode ke bilangan biner, lalu digabungkan menjadi satu sinyal digital sebelum dikirim. PCM memiliki keunggulan dalam menekan gangguan saat transmisi.

Diunggah oleh

Ismu Nagh X-trone
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 3

PULSE CODE MODULATION

TEORI DASAR
Salah satu cara penyaluran sinyal dalam bentuk digital yang umum
digunakan dewasa ini adalah sistem modulasi kode pulsa (Pulse Code
Modulation- PCM). Sistem PCM ini merupakan suatu sistem dimana sebelum
ditransmisikan , sinyal informasi yang umumnya analog akan diubah dulu
menjadi sinyal diskret yang selanjutnya dikodekan ke dalam bentuk kode
tertentu.
Dalam pembangkitanya , untuk membentuk sinyal PCM dari satu atau
beberapa sinyal analog memerlukan proses . Salah satu proses tersebut adalah
proses kuantisasi. Dalam proses ini , range sinyal masukan yang diijinkan dibagi
kedalam tingkatan tingkatan yang dinamakan tingkatan kuantisasi.
Metode kuantisasi yang sering digunakan dalam PCM adalah metode
kuantisasi uniform (seragam) dan metode kuantisasi non-uniform (tak-seragam).
Semakin meluasnya penerapan sistem ini , khususnya dalam sistem komunikasi
digital ,sangatlah penting untuk mengetahuai besarnya bising kuantisasi yang
digunakan.

PCM merupakan metode umum untuk mengubah sinyal analog menjadi


sinyal digital
Dalam sistem digital, sinyal analog yang dikirimkan cukup dengan sampelsampelnya saja.
Sinyal suara atau gambar yang masih berupa sinyal listrik analog diubah menjadi
sinyal listrik digital melalui 4 tahap utama, yaitu :
1. Sampling adalah : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal
analog pada titik tertentu secara teratur dan berurutan. Frekuensi sampling
harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling (sekurang-kurangnya

memperoleh puncak dan lembah) [teorema Nyqust] Hasil penyamplingan berupa


PAM (Pulse Amplitude Modulation ). Proses sampling merupakan proses awal
untuk mengkonversikan sinyal analog menjadi sinyal digital .Dalam proses ini
sinyal analog disampel secara periodik dalam selang waktu yang tetap, sehingga
diperoleh sinyal yang diskontinyu dengan amplitudo sesaat dari sinyal analog
tersebut.

2. Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling


dalam level-level kuantisasi. Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan
dengan harga integer dari level kuantisasi yang terdekat. Seperti telah dijelaskan
, proses sampling dapat dikatakan sebagai proses modulasi amplitudo pulsa
(Pulse Amplitudo Modulation PAM) , dimana sinyal informasi digunakan
langsung untuk memodulasi deretan pulsa pulsa pembawa (pulse sampling) .
Dalam bentuk sederhana sinyal PAM dapat ditrasmisikan secara langsung .
Mengingat amplitudo yang ditransmisikan secara langsung . Mengingat
amplitudo yang ditransmisikan tidak terbatas jumlahnya sehingga noise dan
gangguan lain dapat dengan mudah masuk kedalam sistem maka sisten ini
jarang digunakan. Ada beberapa sarana utama yang dipakai untuk menerima
informasi, yaitiu telingan untuk informasi audio dan mata untuk informasi
gambar . Karena kedua sarana tersebut tidak adapat mengikuti perubahan sinyal
secara detail , maka tidaklah perlu untuk mengirikkan semua tingkatan
amplitudo sinyal yang mungkin. Dengan adanya keterbatasan ini , dimungkinkan
untuk mentransmisikan tingkatan amplitudo sinyal tertentu.

3. Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling


ke bentuk kode digital biner. Sinyal sampel yang telah dikuantisasi dapat
ditransmisikan secara langsung sebagai sinyal PAM yang terkuantisasi (PAM-er).

Banyak tingkatan amplitudo yang ditransmisikan menyebabkan kemungkinan


terjadinya kesalahan dalam penerimaannya relatif besar. Oleh karena kelemahan
ini sistem PAM ini lebih banyak digunakan sebagai proses antara dari sistem
PCM.
Dalam sistem PCM , sinyal PAM yang terkuantisasi dan sebelum ditransmisikan
terlebih dahulu dikode kedalam kode n-bit. Setiap sinyal sampel yang telah
terkuantisasi dikode kedalam satu kode yang terdiri dari n buah pulsa , masing
masing pulsa mempunyai m kemungkinan amplitudo yang berbeda. N buah
pulsa tersebut harus ditransmisikan dalam selang per-sampling-an yang telah
dijatahkan.
Salah satu prosedur pengkodean dengan kode biner yang sederhana adalah
mengikuti konversi desimal ke biner. Tingkatan tingkatan amplitudo kuantisasi
diberi nomor dengan bilangan desimal, selanjutnya setiap tingkatan kuantsasi
tersebut dikonversikan ke dalam bilangan biner.

4. Multiplexing : dari banyak input menjadi satu output


fungsi : Untuk penghematan transmisi Menjadi dasar penyambungan digital
Dalam perkembangannya dan dari berbagai analisa yang telah dilakukan , diakui
bahwa sistem PCM mempunyai keunggulan diantaranya sistem peyaluran
informasi yang ada . Keunggulan yang paling menonjol adalah kemampuanya
dalam menekan noise dan interferensi.

Anda mungkin juga menyukai