Seleksi Spermatozoa Domba Garut Dengan Metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll
Seleksi Spermatozoa Domba Garut Dengan Metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll
Seleksi Spermatozoa Domba Garut Dengan Metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll
ABSTRACT
Preparation of a good quality of sperm is required in order to increase the efficacy of in vitro fertilization.
One method of a good sperm preparation is the use of Percoll density gradient centrifugation. This study
was aimed to determine the optimal combination of speed and time of centrifugation for the sperm
preparation with the lowest mortality rate. Fresh semen collected from Garut sheep with the concentration
of 2 million cells per ml was used in this study. The experimental design used was a completely randomized
factorial design with one control group and sixteen combination of speed and time of centrifugation. They
were 1),(1) 200 xg for 5 min; (2) 200 xg for 10 min; (3) 200 xg for 15 min; (4) 200 xg for 20 min; (5) 300 xg for
5 min; (6) 300 xg for 10 min; (7) 300 xg for 15 min; (8) 300 xg for 20 min; (9) 400 xg for 5 min; (10) 400 xg for
10 min; (11) 400 xg for 15 min; (12) 400 xg for 20 min; (13) 500 xg for 5 min; (14) 500 xg for 10 min; (15) 500
xg for 15 min; and (16) 500 xg for 20 min. All of control and treatments combination were replicated for
three times. Each control and combined treatment were replicated for three times. The variables observed
were the concentration of sperm, the percentage of live sperms, the percentage of progressively motile
sperms and the percentage of normal sperm. The data obtained were analyzed by two way analysis of
variance (ANOVA) and the differences between treatment groups were subjected for Duncans Multiple
Range Test (DMRT). The best result was obtained using 400 xg for 15 minutes which showed the sperm
concentration of 66.66 12.22 millions per ml, the living sperms of 74.82 1.53%, the percentage of
progressively motile sperm of 57.568.42% and the percentage of normal sperm of 861.73%).
Keywords : selection, sperms, centrifugation, percoll
PENDAHULUAN
Teknologi reproduksi saat ini berkembang
sangat pesat (Nazlie et al., 2006). Teknologi
tersebut pada awalnya ditujukan untuk
peningkatan sifat reproduksi, mulai bergeser ke
arah teknologi reproduksi berbantuan (assisted
reproductive technology/ART) (Henkel dan
Schill, 2003). Teknologi reproduksi berbantuan
adalah teknik bidang kedokteran untuk
membantu proses reproduksi dengan cara
mengatasi hambatan bertemunya spermatozoa
dan oosit, sehingga memungkinkan terjadinya
125
Sujoko etal
Jurnal Veteriner
126
127
Sujoko etal
Jurnal Veteriner
RataanSD
0,980,16
Kental
Krem
6,730,24
+++
3528,85777,11
88,482,68
79,623,98
92,163,61
128
10
15
20
53,343,06c-A
61,345,04c-A
66,6612,22b-A
84,0011,14b-B
64,665,04d-A
78,006,00d-B
86,005,30c-BC
95,344,16b-C
19,222,40ab-A
48,774,07c-B
71,592,12c-C
52,923,75c-B
24,984,19b-A
58,914,03c-B
74,821,53c-C
56,473,42c-B
17,203,93ab-A
22,984,75a-A
63,251,97b-B
17,424,22a-A
24,343,67ab-A
44,541,42b-C
51,282,22b-D
34,460,14c-B
34,899,95b-A
48,045,64b-AB
57,568,42b-B
37,011,21c-A
11,793,11a-A
15,517,53a-A
34,169,30a-B
11,462,99a-A
293,00b-A
741,00c-B
782,00b-C
722,00c-B
353,46c-A
811,73d-C
861,73d-D
751,00c-B
151,00a-A
461,00a-C
822,00c-D
311,73a-B
Keterangan : Nilai dengan superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata
(a-d, P<0.05). Nilai dengan superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata (A-C, P<0.05)
(Tabel 1). Beberapa peneliti melaporkan bahwa
persentase spermatozoa hidup domba bervariasi.
Herdis et al., (2002) melaporkan rataan
spermatozoa hidup domba garut 91,832,00%.
Sedangkan menurut Rizal et al., (2003)
87,33%3,40 dan Boediono et al., (2004)
91,53,1%. Spermatozoa yang hidup ditandai
oleh kepala yang berwarna putih, sedangkan
yang mati ditandai oleh kepala yang berwarna
merah setelah pewarnaan dengan eosin negrosin.
Bentuk morfologi sel spermatozoa yang
dilaporkan Dally et al., (2000) dalam Hafez dan
Hafez (2000) berpengaruh terhadap pembuahan,
jika jumlah abnormalitas spermatozoa terlalu
tinggi maka akan menurunkan fertilitasnya.
Persentase spermatozoa normal semen domba
garut pada penelitian ini diperoleh rataan
92,163,61% (Tabel 1) atau rataan abnormalitas
spermatozoa 7,84%. Abnormalitas pada beberapa
129
Sujoko etal
Jurnal Veteriner
Tabel 6 Perbandingan rataan kualitas spermatozoa semen segar, kontrol, dan metode sentrifugasi
gradien densitas percoll
Parameter
Konsentrasi (x106/ml)
Spermatozoa hidup (%)
Spermatozoa motil progresif (%)
Spermatozoa normal (%)
Metode simple
washing
(Kontrol)
200,00a
88,48a
79,62a
92,16a
34,66b
73,01b
50,89b
85,33b
Metode sentrifugasi
gradien densitas percoll
400 xg 15 menit
66,66c
74,82b
57,56b
86,00b
Keterangan : Nilai dengan superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata
( P<0.05)
tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap
konsentrasi spermatozoa dan persentase spermatozoa motil progresif. Namun, berpengaruh
nyata (p<0.05) terhadap persentase spermatozoa
hidup dan persentase spermatozoa normal. Data
menunjukkan semakin tinggi kecepatan dan
waktu sentrifugasi, konsentrasi spermatozoa
makin meningkat (r=0.97) (Tabel 2).
Meningkatnya konsentrasi tersebut juga
diikuti dengan peningkatan persentase
spermatozoa hidup, persentase spermatozoa
motil progresif dan persentase spermatozoa
normal (Tabel 2). Peningkatan kualitas ketiga
parameter tersebut, hanya sampai pada
kecepatan sentrifugasi 400 xg selama 15 menit.
Sentrifugasi dengan kecepatan lebih dari 400 xg
15 menit, diperoleh persentase spermatozoa
hidup, persentase spermatozoa motil progresif,
dan persentase spermatozoa normal menurun.
Peningkatan kualitas spermatozoa ketiga
parameter hanya sampai pada kecepatan
sentrifugasi 400 xg selama 15 menit ini
disebabkan (1) perbedaan perlakuan; (2) akibat
proses pemisahan gradien densitas percoll; (3)
akibat perbedaan viskositas dan osmolaritas
gradien densitas percoll.
Peningkatan rataan konsentrasi
spermatozoa (Tabel 2) disebabkan oleh pengaruh
perbedaan perlakuan kecepatan dan waktu
sentrifugasi. Perbedaan tersebut mengakibatkan
pengaruh gaya sentrifugal dan sentripetal
terhadap spermatozoa menjadi berbeda. Proses
sentrifugasi memaksa spermatozoa untuk
bergerak ke tengah tabung, akibat adanya gaya
sentripetal. Meningkatnya kecepatan dan waktu
sentrifugasi menyebabkan semakin banyak
spermatozoa yang tertarik ke pusat atau
130
131
Sujoko etal
Jurnal Veteriner
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa seleksi spermatozoa dengan
metode sentrifugasi gradien densitas percoll
menggunakan kombinasi kecepatan dan waktu
sentrifugasi 400xg 15 menit merupakan
kombinasi optimum karena diperoleh
konsentrasi spermatozoa tinggi, persentase
spermatozoa hidup tertinggi, persentase
spermatozoa motil progresif tertinggi, dan
persentase spermatozoa normal tertinggi.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang hubungan kualitas spermatozoa hasil
sentrifugasi gradien densitas percoll dengan
kemampuan fertilisasi, dan perkembangan
embrio in vitro serta kajian kualitas
spermatozoa semen beku pasca sentrifugasi
gradien densitas percoll.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan dana dari BPPS 2006 dan Beasiswa
Penelitian Unggulan Program P3SWOT
Depdiknas RI Tahun 2007, Lab. Unit
Rehabilitasi Reproduksi, dan Lab. Embriologi
FKH IPB sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrabi SMH, Maxwell WMC. 2007. A review
on reproductive biotechnologies for
conservation of endangered mammalian
species. (Review). Anim Reprod Sci. 99:
223243.
Amershambiosciences. 2001. Percoll
Methodology and Applications. Back To
Collection 18-1115-69. Edition AC. Uppsala,
Sweden. http://www.Amershambiosciences.
com. Pp: 1-84 [26 Nov 2007].
Amershambiosciences. 2003. Product
Information. Percoll Density Marker Bead
Kit for Calibration of Percoll Density
Gradients.
SIGMA.
http://www.
sigmaaldrich. com. Pp: 1-4 [26 Nov 2007].
132