0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
635 tayangan12 halaman

Model Spiral

Model Spiral menggambarkan proses pengembangan sistem sebagai spiral dimana setiap loop merepresentasikan satu fase proses perangkat lunak. Model ini memiliki beberapa wilayah tugas seperti komunikasi pelanggan, perencanaan, analisis risiko, dan rekayasa. SDLC adalah proses pengembangan sistem melalui langkah-langkah seperti analisis, spesifikasi kebutuhan, perancangan, pengembangan, pengujian, dan implementasi.

Diunggah oleh

Erick Ferryansyah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
635 tayangan12 halaman

Model Spiral

Model Spiral menggambarkan proses pengembangan sistem sebagai spiral dimana setiap loop merepresentasikan satu fase proses perangkat lunak. Model ini memiliki beberapa wilayah tugas seperti komunikasi pelanggan, perencanaan, analisis risiko, dan rekayasa. SDLC adalah proses pengembangan sistem melalui langkah-langkah seperti analisis, spesifikasi kebutuhan, perancangan, pengembangan, pengujian, dan implementasi.

Diunggah oleh

Erick Ferryansyah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 12

Model Spiral, merupakan model pengembangan system yang digambarkan berupa spiral.

Model spiral ini tidak


merepresentasikan rangkaian tahapan dengan penelusuran balik (back-tracking), tidak ada fase-fase tahapan yang
tetap seperti spesifikasi atau perancangan. Setiap untaian pada pada spiral menunjukkan fase software process.
Model Spiral ini digambarkan sebagai berikut :

https://itsum.wordpress.com/2010/09/26/model-pada-software-development-lifecycle-sdlc/

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan beberapa tahap pengembangan


pemantauan produk dari perangkat lunak. Contoh dari SDLC antara lain model
waterfall, model V, model spiral, prototyping dan lain-lain. Sedangkan proses
manajemen dalam pengembangan software lunak terdiri atas manajemen proyek,
configuration management dan quality assurance management dan proses teknikal
merupakan metode yang diaplikasikan pada tahap tertentu dalam pengembangan
software, yang didalamnya termasuk metode analisis, metode desain, metode
pemrograman, dan metode testing.
Tiga Elemen kunci dalam Pengembangan Software :
1. Metode
Metode software engineering memberikan tehnik-tehnik bagaimana membentuk
software. Terdiri dari serangkaian tugas seperti perencanaan dan estimasi proyek

Software merupakan bagian terbesar dari sistem, sehingga pekerjaan dimulai


dengan cara menerapkan kebutuhan semua elemen sistem dan mengalokasikan
sebagian kebutuhan tersebut ke software. Pandangan terhadap sistem adalah
penting, terutama pada saat software harus berhubungan dengan elemen lain,
seperti hardware, software lain dan database
Analisis kebutuhan sistem dan software
Merupakan suatu proses pengumpulan kebutuhan software untuk mengerti sifat
-sifat program yang dibentuk software engineering, atau analis harus mengerti
fungsi software yang diinginkan, performance dan interfase terhadap elemen
lainnya. Hasil dari analisis ini didokumentasikan dan ditinjau bersama-sama klien.
Desain struktur data
Desain software sesungguhnya adalah proses multi step (proses yang terdiri dari
banyak langkah) yang memfokuskan pada 3 atribut program yang berbeda, yaitu
struktur data, arsitektur software dan rincian prosedur.
Sebelum membedakan, definisi dari pengembangan software dan pengembangan
sistem informasi adalah sebagai berikut :
1. Metode
Metode software engineering memberikan tehnik-tehnik bagaimana membentuk
software. Terdiri dari serangkaian tugas seperti perencanaan dan estimasi proyek
Software merupakan bagian terbesar dari sistem, sehingga pekerjaan dimulai
dengan cara
menerapkan kebutuhan semua elemen sistem dan mengalokasikan
sebagian kebutuhan tersebut ke software. Pandangan terhadap sistem adalah
penting, terutama pada saat software harus berhubungan dengan elemen lain,
seperti hardware, software lain dan database
Analisis kebutuhan sistem dan software
Merupakan suatu proses pengumpulan kebutuhan software untuk mengerti sifat
-sifat program yang dibentuk software engineering, atau analis harus mengerti
fungsi software yang diinginkan, performance dan interfase terhadap elemen
lainnya. Hasil dari analisis ini didokumentasikan dan ditinjau bersama-sama klien.
Desain struktur data
Desain software sesungguhnya adalah proses multi step (proses yang terdiri dari
banyak langkah) yang memfokuskan pada 3 atribut program yang berbeda, yaitu
struktur data, arsitektur software dan rincian prosedur.
* Arsitektur program dan prosedur algoritma

Proses desain menterjemahkan kebutuhan kedalam representasi software yang


dapat diukur kualitasnya sebelum coding dimulai. Hasil dari desain ini
didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi software.
* Coding
Merupakan proses penterjemahan desain ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh
mesin
* Testing dan pemeliharaan
Setelah objek program dihasilkan, testing program dimulai. Proses testing
difokuskan pada logika internal software. Jaminan bahwa semua pernyataan atau
statements sudah dites dan lingkungan external menjamin bahwa definisi input
akan menghasilkan output yang diinginkan. Sementara proses pemeliharaaan atau
maintenance dilakukan karena software mengalami error, atau harus diadaptasi
untuk menyesuaikan dengan lingkungan external.
2. Peralatan atau tools
Peralatan pengembangan software memberikan dukungan atau semiautomasi
untuk metode, contohnya:
1. CASE (Case Aided Software Engineering), yaitu suatu software yang
menggabungkan software, hardware, dan database software engineering untuk
menghasilkan suatu lingkungan software engineering.
2. Database Software Engineering, adalah sebuah struktur data yang berisi
informasi penting tentang analisis, desain, kode dan testing.
3. Analogi dengan CASE pada hardware adalah : CAD, CAM, CAE.
3. Prosedur
Prosedur terdiri dari, urut-urutan di mana metode tersebut diterapkan, dokumen,
laporan-laporan, formulir-formulir yang diperlukan, kontrol kualitas software, dan
koordinasi perubahan yang terjadi pada software.
Tiga Metode Dalam Pengembangan Software yang secara luas digunakan, yaitu:
1. System Development Life Cycle (SDLC)
Adalah proses pengembangan dimana keseluruhan proses pengembangan sistem
dilakukan melalui proses multi-langkah dari investigasi persyaratan awal melalui
analisis, desain, implementasi dan pemeliharaan (sumber: Russel Kay, Computer
World).
SDLC terdiri dari beberapa jenis model antara lain model Waterfall, Fountain, dan
Spiral. Pada model waterfall output dari langkah yang satu akan menjadi input bagi
langkah selanjutnya.

a. Spiral Model
Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses
digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari software
process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya
tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem
dan seterusnya, seperti gambar berikut
Pada spiral model, setiap Loop dibagi dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka
kerja yang disebut juga wilayah tugas, wilayah tugas tersebut terdiri antara tiga
sampai enam wilayah tugas, yaitu :
1. Komunikasi Pelanggan.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk membangun
komunikasi yang efektif di antara pengembangan dan pelanggan.
2. Perencanaan.Tugastugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumbersumber
daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.
3. Analisis Risiko.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko risiko, baik
manajemen maupun teknis.
4. Perekayasaan.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih
representasi dari aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran.Tugas trugas yang dibutuhkan untuk
mengkonstruksi, menguji, instalasi dan memberikan pelayanan kepada pemakai
(contohnya pelatihan dan dokumentasi).
6. Evaluasi pelanggan.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan
balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang
dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa
pemasangan software.
http://adiswandana.blog.ugm.ac.id/2011/02/21/metode-softwareengineeringspiralwaterfallprototyping/

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun
sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

6. Merancang sistem informasi baru


7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan
System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa
langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa
model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar,
masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda,
namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah
1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan
untuk pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat
Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang
telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan
dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika
tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima
bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan
quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus
terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem

Software Development Life Cycle (SDLC) meruakan siklus yang menggambarkan perangkat lunak yangdibangun.
Contoh Model SDLC adalah:
1. Waterfall
2. Linear Squential
3. Prototyping
4. RAD (Rapid Application Development)
5. Incremental
6. Win-win spiral
WATERFALL
Water fall model adalah salah satu model pengembangan software, dimana kemajuan suatu proses dipandang
sebagai terus mengalir ke bawah seperti air terjun.

Tahap tahap pengembangan waterfall model adalah :


1. Analisis dan definisi persyaratan
Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user.
2. Perancangan sistem dan perangkat lunak
Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan
3. Implementasi dan pengujian unit
Perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program
4. Integrasi dan pengujian sistem
Unit program diintegrasikan atau diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sitem
telah terpenuhi
5. Operasi dan pemeliharaan
Merupakan fase siklus yang paling lama. Sistem diinstall dan dipakai. Perbaikan mencakup koreksi dari berbagai
error, perbaikan dan implementasi unit sistem dan pelayanan sistem.
Keuntungan:
-Simple dan mudah diimplementasikan
-mudah diatur
-Cocok untuk proyek kecil
Kerugian:
-Tidak mengakomodasi perubahan requirement
-Resiko ketidakpastian tinggi
-Model yang buruk untuk proyek yang berorientasi obyek
-Model yang buruk untuk proyek lama
Linear Squential /Clasic life cycle (LS)
adalah metode pengembangan perangkat lunak(PL) dengan pendekatan skuensial dengan cakupan aktifitas:
1. Permodelan dan rekayasa sistem / informasi
2. Analisis kebutuhan PL
3. Perancangan
4. Pembuatan kode
5. Penguian
6. Pemeliharaan
Kelemahan Squential:
1. Mengubah kembali proyek yang jarang mengikuti alur skuensial
2. LS, mengharuskan semua kebutuhan pemakai sudah dinyatakan secara explicit, sehingga user sulit
mengungkapkan kebutuhannya
3. Pemakai harus bersabat
4. Ada waktu menganggur bagi si pengembang
PROTOTYPE
Prototype adalah sebuah Javascript Framework yang dibuat untuk lebih memudahkan proses dalam membangun
aplikasi berbasis web.
Metode protyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar
suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi
dalam pengembangan sistem informasi manajemen
Ada 2 Jenis Prototype :

Jenis I : Suatu Sistem yang akan menjadi sistem operasional

Jenis II : Suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.

Karakteristik metode prototyping meliputi langkah-langkah :


1. Pemilahan fungsi
2. Penyusunan Sistem Informasi
3. Evaluasi
4. Penggunaan Selanjutnya
Jenis-jenis prototyping meliputi
1. Feasibility prototyping
2. Requirement prototyping
3. Desain Prototyping
4. Implementation prototyping
Teknik-teknik prototyping meliputi
1. Perancangan Model
2. Perancangan Dialog
3. Simulasi
SISTEM YANG BERMANFAAT DARI PROTOTIPE
(SYSTEMS THAT BENEFIT FROM PROTOTYPING)
Sejak kebutuhan (baca Spesifikasi Fungsi) pada umumnya berhubungan dengan pandangan user terhadap sistem,
hanya dengan prototipe tampilan bagi user sudah cukup untuk memeriksa yang dibutuhkan. Menu-menu, bentuk
tampilan input, tampilan keluaran, atau laporan yang dicetak, pertanyaan-pertanyaan, pesan-pesan merupakan calon
yang ideal untuk prototipe.
Di lain pihak, perhitungan yang rumit, kumpulan update data dan realtime, dan sistem yang bersifat scientific sangat
sulit untuk dijadikan model.
Sistem yang paling sesuai untuk prototipe adalah satu dari banyak hal yang bergantung pada sistem input/output dari
user. Sistem dengan transaksi on-line dikendalikan melalui menu, layar, formulir,
laporan, daftar dan perintah.
Keuntungan dari prototipe
1. Menghasilkan syarat yang lebih baik dari produksi yang dihasilkan oleh metode spesifikasi tulisan.
2. User dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih bentuk prototipe.
3. Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan
kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik.
4. User merasa puas. Pertama, user dapat mengenal melalui komputer. Dengan melakukan prototipe (dengan
analisis yang sudah ada), user belajar mengenai komputer dan aplikasi yang akan dibuatkan untuknya. Kedua, user
terlibat langsung dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis selama proyek berlangsung.
RAD (Rapid Application Development)
Pengembangan skuensial linear , adaptasi kecepatan tinggi dari skuensial linear.
Pendekatan RAD:
1. Pemodelan bisnis
2. Pemodelan data
3. Pemodelan proses
4. Pemodelan aplikasi
Kelemahan RAD

1. Untuk proyek dengan skala besar, RAD sumber daya manusia cukup untuk membentuk sejumlah tim RAD
2. RAD membutuhkan pengembang dan pemakai yang mempunyai komitmen
3. Akan menimbulkan masalah jika sistem tidak dibuat secara modular
4. RAD tidak cocok utnuk sistem yang mempunyai resiko tinggi
Incremental model:
Kombinasi linear sequential model dan filosofi pengulangan dari prototypeing model.
Tahapan Linear sequential ->oleh deliverable increment ->increment pertamanya (produk inti)->increment-increment
Spiral model adalah perpaduan dengan prototyping dengan aspek pengendalian dan sistematika dari linear
sequential.
Aktifitasnya:
1. Komunikasi dengan pemakai
2. Perencanaan
3. Analisis resiko
4. Rekayasa
5. Konstruksi dan pelepasan
6. Evaluasi
Kelemahannnya
1. Sulit untuk meyakinkan pemakai
2. Memerlukan tanaga ahli
3. Belum terbukti apakh metode ini cukup efisien
Proses bentuk spiral:
1. Tiap loop mewakili 1 proses
2. Loop paling dalam focus pada kelayakan dari sistem
3. Loop selanjutnya definisi kebutuhan berkaitan dengan desain sistem , dst.
Spiral model menentukan tujuan
- Penanganan and penanggulangan resiko
- Pembangunan dan pengujian
- Planning
- Risk analisis
- Engineering
- Construction and release
- Customer evaluation
Win-win Spiral
- Perluasan spiral model
- Fase tertentu dapat diulang oleh pembuat project

- tanpa harus mengulang dari awal


Kesimpulan:
1. Pada model spiral, resiko sangat di pertimbangkan
2. Resiko adalah yang mungkin menyebabkan kesalahan
3. Pendekatan yang realistis untuk PL berskala besar

http://riyant-support.blogspot.com/2012/11/system-development-life-cyclesdlc.html

SPIRAL MODEL
Proses model yang lain, yang cukup populer adalah Spiral Model. Model ini juga cukup baru
ditemukan, yaitu pada sekitar tahun 1988 oleh Barry Boehm pada artikel A Spiral Model of
Software Development and Enhancement. Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang
menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan
dengan aspek sistimatis yang dikembangkan dengan model waterfall. Tahap desain umumnya
digunakan pada model Waterfall, sedangkan tahap prototyping adalah suatu model dimana
software dibuat prototype (incomplete model), blue-print-nya, atau contohnya dan ditunjukkan
ke user / customer untuk mendapatkan feedback-nya. Jika prototype-nya sudah sesuai dengan
keinginan user / customer, maka proses SE dilanjutkan dengan membuat produk sesungguhnya
dengan menambah dan memperbaiki kekurangan dari prototype tadi.
Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down
design menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan dengan detail sistemnya,
sedangkan bottom-up design berlaku sebaliknya. Top-down design biasanya diaplikasikan pada
model waterfall dengan sequential-nya, sedangkan bottom-up design biasanya diaplikasikan
pada model prototyping dengan feedback yang diperoleh. Dari 2 kombinasi tersebut, yaitu
kombinasi antara desain dan prototyping, serta top-down dan bottom-up, yang juga diaplikasikan
pada model waterfall dan prototype, maka spiral model ini dapat dikatakan sebagai model proses
hasil kombinasi dari kedua model tersebut. Oleh karena itu, model ini biasanya dipakai untuk
pembuatan software dengan skala besar dan kompleks.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task regions.
Kebanyakan aktivitas2 tersebut dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. Berikut adalah aktivitasaktivitas yang dilakukan dalam spiral model:

Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi


yang efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan
dari customer.
Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan
waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan
software.
Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara
teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model
proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral
model.
Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari
aplikasi secara teknikal.
Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing,
instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training penggunaan software
serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.
Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user /
customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap
engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada tahap
construction and release.
Berikut adalah gambar dari spiral model secara umum :

Satu lingkaran dari bentuk spiral pada spiral model dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut
dengan region. Region tersebut dibagi sesuai dengan jumlah aktivitas yang dilakukan dalam
spiral model. Tentunya lingkup tugas untuk project yang kecil dan besar berbeda. Untuk project
yang besar, setiap region berisi sejumlah tugas-tugas yang tentunya lebih banyak dan kompleks
daripada untuk project yang kecil. SE berjalan dari inti spiral berjalan mengitari sirkuit per sirkuit.
Sebagai contoh untuk sirkuit pertama dilakukan untuk pembangunan dari spesifikasi dari
software dengan mencari kebutuhan dari customer. Untuk sirkuit pertama harus menjalani semua
aktivitas yang didefinisikan. Setelah 1 sirkuit terlewati lanjut ke tugas selanjutnya misalnya
membangun prototype. Tugas ini juga harus mengitari 1 sirkuit dan begitu terus selanjutnya
sampai project selesai.
Tidak seperti model-model konvesional dimana setelah SE selesai, maka model tersebut juga
dianggap selesai. Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk spiral model, dimana model ini dapat
digunakan kembali sepanjang umur dari software tersebut. Pada umumnya, spiral model
digunakan untuk beberapa project seperti Concept Development Project (proyek pengembangan
konsep), New Product Development Project (proyek pengembangan produk baru), Product
Enhancement Project (proyek peningkatan produk), dan Product Maintenance Project (proyek
pemeliharaan proyek). Keempat project tersebut berjalan berurutan mengitari sirkuit dari spiral.
Sebagai contoh setelah suatu konsep dikembangkan dengan melalui aktivitas2 dari spiral model,
maka dilanjutkan dengan proyek selanjutnya yaitu pengembangan produk baru, peningkatan
produk, sampai pemeliharaan proyek. Semuanya melalui sirkuit2 dari spiral model.

Mengapa spiral model begitu populer? Pendekatan dengan model ini sangat baik digunakan
untuk pengembangan sistem software dengan skala besar. Karena progres perkembangan dari SE
dapat dipantau oleh kedua belah pihak baik developer maupun user / customer, sehingga mereka
dapat mengerti dengan baik mengenai software ini begitu juga dengan resiko yang mungkin
didapat pada setiap aktivitas yang dilakukan. Selain dari kombinasi 2 buah model yaitu waterfall
dan prototyping, kelebihan dari software ini ada pada analisis resiko yang dilakukan, sehingga
resiko tersebut dapat direduksi sebelum menjadi suatu masalah besar yang dapat menghambat
SE. Model ini membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga diharapkan
dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar. Sebenarnya dengan menggunakan
prototype juga bisa menghindari terjadinya resiko yang muncul, tetapi kelebihan dari model ini
yaitu dilakukannya proses prototyping untuk setiap tahap dari evolusi produk secara kontinu.
Model ini melakukan tahap2 yang sudah sangat baik didefinisikan pada model waterfall dan
ditambah dengan iterasi yang menyebabkan model ini lebih realistis untuk merefleksikan dunia
nyata. Hal-hal itulah yang menjadi kelebihan menggunakan spiral model.
Meskipun banyak kelebihan tetapi tentu masih ada kekurangannya. Kekurangannya ada pada
masalah pemikiran user / customer dimana mereka pada umumnya tidak

https://tonyjustinus.wordpress.com/category/model-software-development/

Anda mungkin juga menyukai