Model Spiral
Model Spiral
https://itsum.wordpress.com/2010/09/26/model-pada-software-development-lifecycle-sdlc/
a. Spiral Model
Model spiral (spiral model) adalah model pengembangan software dimana proses
digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari software
process. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya
tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem
dan seterusnya, seperti gambar berikut
Pada spiral model, setiap Loop dibagi dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka
kerja yang disebut juga wilayah tugas, wilayah tugas tersebut terdiri antara tiga
sampai enam wilayah tugas, yaitu :
1. Komunikasi Pelanggan.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk membangun
komunikasi yang efektif di antara pengembangan dan pelanggan.
2. Perencanaan.Tugastugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumbersumber
daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.
3. Analisis Risiko.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko risiko, baik
manajemen maupun teknis.
4. Perekayasaan.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih
representasi dari aplikasi tersebut.
5. Konstruksi dan peluncuran.Tugas trugas yang dibutuhkan untuk
mengkonstruksi, menguji, instalasi dan memberikan pelayanan kepada pemakai
(contohnya pelatihan dan dokumentasi).
6. Evaluasi pelanggan.Tugas tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan
balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang
dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa
pemasangan software.
http://adiswandana.blog.ugm.ac.id/2011/02/21/metode-softwareengineeringspiralwaterfallprototyping/
SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun
sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
Software Development Life Cycle (SDLC) meruakan siklus yang menggambarkan perangkat lunak yangdibangun.
Contoh Model SDLC adalah:
1. Waterfall
2. Linear Squential
3. Prototyping
4. RAD (Rapid Application Development)
5. Incremental
6. Win-win spiral
WATERFALL
Water fall model adalah salah satu model pengembangan software, dimana kemajuan suatu proses dipandang
sebagai terus mengalir ke bawah seperti air terjun.
Jenis II : Suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
1. Untuk proyek dengan skala besar, RAD sumber daya manusia cukup untuk membentuk sejumlah tim RAD
2. RAD membutuhkan pengembang dan pemakai yang mempunyai komitmen
3. Akan menimbulkan masalah jika sistem tidak dibuat secara modular
4. RAD tidak cocok utnuk sistem yang mempunyai resiko tinggi
Incremental model:
Kombinasi linear sequential model dan filosofi pengulangan dari prototypeing model.
Tahapan Linear sequential ->oleh deliverable increment ->increment pertamanya (produk inti)->increment-increment
Spiral model adalah perpaduan dengan prototyping dengan aspek pengendalian dan sistematika dari linear
sequential.
Aktifitasnya:
1. Komunikasi dengan pemakai
2. Perencanaan
3. Analisis resiko
4. Rekayasa
5. Konstruksi dan pelepasan
6. Evaluasi
Kelemahannnya
1. Sulit untuk meyakinkan pemakai
2. Memerlukan tanaga ahli
3. Belum terbukti apakh metode ini cukup efisien
Proses bentuk spiral:
1. Tiap loop mewakili 1 proses
2. Loop paling dalam focus pada kelayakan dari sistem
3. Loop selanjutnya definisi kebutuhan berkaitan dengan desain sistem , dst.
Spiral model menentukan tujuan
- Penanganan and penanggulangan resiko
- Pembangunan dan pengujian
- Planning
- Risk analisis
- Engineering
- Construction and release
- Customer evaluation
Win-win Spiral
- Perluasan spiral model
- Fase tertentu dapat diulang oleh pembuat project
http://riyant-support.blogspot.com/2012/11/system-development-life-cyclesdlc.html
SPIRAL MODEL
Proses model yang lain, yang cukup populer adalah Spiral Model. Model ini juga cukup baru
ditemukan, yaitu pada sekitar tahun 1988 oleh Barry Boehm pada artikel A Spiral Model of
Software Development and Enhancement. Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang
menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan
dengan aspek sistimatis yang dikembangkan dengan model waterfall. Tahap desain umumnya
digunakan pada model Waterfall, sedangkan tahap prototyping adalah suatu model dimana
software dibuat prototype (incomplete model), blue-print-nya, atau contohnya dan ditunjukkan
ke user / customer untuk mendapatkan feedback-nya. Jika prototype-nya sudah sesuai dengan
keinginan user / customer, maka proses SE dilanjutkan dengan membuat produk sesungguhnya
dengan menambah dan memperbaiki kekurangan dari prototype tadi.
Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down
design menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan dengan detail sistemnya,
sedangkan bottom-up design berlaku sebaliknya. Top-down design biasanya diaplikasikan pada
model waterfall dengan sequential-nya, sedangkan bottom-up design biasanya diaplikasikan
pada model prototyping dengan feedback yang diperoleh. Dari 2 kombinasi tersebut, yaitu
kombinasi antara desain dan prototyping, serta top-down dan bottom-up, yang juga diaplikasikan
pada model waterfall dan prototype, maka spiral model ini dapat dikatakan sebagai model proses
hasil kombinasi dari kedua model tersebut. Oleh karena itu, model ini biasanya dipakai untuk
pembuatan software dengan skala besar dan kompleks.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task regions.
Kebanyakan aktivitas2 tersebut dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. Berikut adalah aktivitasaktivitas yang dilakukan dalam spiral model:
Satu lingkaran dari bentuk spiral pada spiral model dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut
dengan region. Region tersebut dibagi sesuai dengan jumlah aktivitas yang dilakukan dalam
spiral model. Tentunya lingkup tugas untuk project yang kecil dan besar berbeda. Untuk project
yang besar, setiap region berisi sejumlah tugas-tugas yang tentunya lebih banyak dan kompleks
daripada untuk project yang kecil. SE berjalan dari inti spiral berjalan mengitari sirkuit per sirkuit.
Sebagai contoh untuk sirkuit pertama dilakukan untuk pembangunan dari spesifikasi dari
software dengan mencari kebutuhan dari customer. Untuk sirkuit pertama harus menjalani semua
aktivitas yang didefinisikan. Setelah 1 sirkuit terlewati lanjut ke tugas selanjutnya misalnya
membangun prototype. Tugas ini juga harus mengitari 1 sirkuit dan begitu terus selanjutnya
sampai project selesai.
Tidak seperti model-model konvesional dimana setelah SE selesai, maka model tersebut juga
dianggap selesai. Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk spiral model, dimana model ini dapat
digunakan kembali sepanjang umur dari software tersebut. Pada umumnya, spiral model
digunakan untuk beberapa project seperti Concept Development Project (proyek pengembangan
konsep), New Product Development Project (proyek pengembangan produk baru), Product
Enhancement Project (proyek peningkatan produk), dan Product Maintenance Project (proyek
pemeliharaan proyek). Keempat project tersebut berjalan berurutan mengitari sirkuit dari spiral.
Sebagai contoh setelah suatu konsep dikembangkan dengan melalui aktivitas2 dari spiral model,
maka dilanjutkan dengan proyek selanjutnya yaitu pengembangan produk baru, peningkatan
produk, sampai pemeliharaan proyek. Semuanya melalui sirkuit2 dari spiral model.
Mengapa spiral model begitu populer? Pendekatan dengan model ini sangat baik digunakan
untuk pengembangan sistem software dengan skala besar. Karena progres perkembangan dari SE
dapat dipantau oleh kedua belah pihak baik developer maupun user / customer, sehingga mereka
dapat mengerti dengan baik mengenai software ini begitu juga dengan resiko yang mungkin
didapat pada setiap aktivitas yang dilakukan. Selain dari kombinasi 2 buah model yaitu waterfall
dan prototyping, kelebihan dari software ini ada pada analisis resiko yang dilakukan, sehingga
resiko tersebut dapat direduksi sebelum menjadi suatu masalah besar yang dapat menghambat
SE. Model ini membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga diharapkan
dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar. Sebenarnya dengan menggunakan
prototype juga bisa menghindari terjadinya resiko yang muncul, tetapi kelebihan dari model ini
yaitu dilakukannya proses prototyping untuk setiap tahap dari evolusi produk secara kontinu.
Model ini melakukan tahap2 yang sudah sangat baik didefinisikan pada model waterfall dan
ditambah dengan iterasi yang menyebabkan model ini lebih realistis untuk merefleksikan dunia
nyata. Hal-hal itulah yang menjadi kelebihan menggunakan spiral model.
Meskipun banyak kelebihan tetapi tentu masih ada kekurangannya. Kekurangannya ada pada
masalah pemikiran user / customer dimana mereka pada umumnya tidak
https://tonyjustinus.wordpress.com/category/model-software-development/