Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 268

PERMASALAHAN BAYI

BERAT LAHIR RENDAH


Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Yankes Level I-II
Perinasia - 2013

Mengapa BBLR
Bermasalah?
Bayi Normal: Kelompok bayi baru lahir
yang terbukti paling sedikit mempunyai
morbiditas, mortalitas dan kemudiannya
tumbuh kembang baik.
Ciri Bayi Baru Lahir Normal adalah:
1. Gestasi 37 sampai dengan 41 minggu
(penuh)
2. Berat lahir > 2.500 gram sampai
dengan 4.000 gram

Mengapa BBLR
Bermasalah?

Bayi-bayi yang bukan kelompok bayi


normal mempunyai kemungkinan
morbiditas dan mortalitas lebih besar.

WHO:

Dari kematian periode neonatal, 70%


terjadi pada BBLR
Sampai umur 1 tahun, kematian BBLR
adalah 20x bayi normal

Bayi yang termasuk dalam kategori BBLR


Kriteria BBLR tanpa memandang usia
gestasi
BBLR
: berat lahir kurang 2.500 g
BBLSR : berat lahir 1.000 1.500 g
BBLASR
: berat lahir < 1.000 g
Bila usia gestasi dipertimbangkan, BBLR
terdiri dari
1. BBLR dengan usia gestasi < 37 minggu
(NKB)

Perbedaan BBLR dengan gestasi > 37


minggu
Bayi BBLR simetris
Kekurangan
nutrisi awal hamil
Genetik, cacat
bawaan, TORCH

Bayi BBLR tidak simetris

Kekurangan nutrisi trimester

Gangguan vaskularisasi ibu, peny


jantung, sosioekonomi, ibu muda,
pendek, perokok, dsb

Penentuan status BBLR dalam kurva


pertumbuhan

Kurva pertumbuhan janin


Lubchenko, 1966
Pediatrix, 2001
Patokan BB yang
seharusnya pada umur
kehamilan tertentu
Kriteria BMK, SMK, KMK
BB< presentil ke 10
kecil masa kehamilan
(KMK)/ Pertumbuhan
janin terhambat

BBLR <37 minggu dan >37 minggu

Penyebab BBLR
BBLR <37
minggu

30-40% penyebabnya ??
70% berkaitan dengan KPD
Kondisi ibu:
Kelainan bentuk uterus
Kelainan plasenta: letak
rendah
Penyakit kronik: anemi, DM
Infeksi: ISK, HIV
Terpapar pada rokok, zat
addiktif

Kondisi janin: kembar dll

BBLR >37 minggu

Variasi normal
10%
Kelainan kromosom
10%
Infeksi
5%
Kelainan uterus
1%
Defek plasenta/tali pusat
2%
Penyakit vaskular ibu
3%
Obat2, rokok
5%
Lain2
32%

Sumber Klaus & Fanarof

Masalah pada BBLR


BBLR < 37 minggu
Asfiksi
Gangguan
pernapasan
Thermoregulasi
Sistem syaraf
Nutrisi,
metabolisme
Ginjal, darah,
kekebalan

BBLR > 37 minggu

Asfiksi

Gangguan pernafasan

Thermoregulasi

Polisitemi

Nutrisi, metabolisme

kekebalan

Asfiksi
BBLR < 37
minggu :
Otot pernapasan
lemah, tarikan
nafas kurang kuat
dada sukar
mengembang
VTP
BBLR > 37 minggu
Hipoksi intrauterin,

Gangguan Pernapasan
BBLR < 37 minggu:
Surfaktan << alveoli
lekat O2 headbox,
CPAP, ventilator
BBLR > 37 minggu:
Aspirasi mekonium,
PPHN, Pneumonia
O2 headbox, CPAP,
ventilator

Thermoregulasi
SEMUA BBLR
Permukaan tubuh besar,
lemak coklat sedikit,
lemak subkutan tipis

Infant warmer
Inkubator
Metode kangguru

Nutrisi
BBLR < 37 minggu:
Defisiensi enzym, motilitas
usus <<, refleks isap <<
BBLR > 37 minggu:
Hipoksi sal. Cerna, motilitas
usus <<, keperluan kalori
>>

ASI eksklusif
Monitor motilitas usus
Waspada EKN

Metabolisme
SEMUA BBLR
Hipoglikemi,
hipokalsemi,
hiperbilirubinemia

Monitor, koreksi
bila perlu
fototherapi

Polisitemi
Hipoksi kronik
produksi eritrosit

Microthrombi
cedera cerebral

Monitor, cairan,
obat-obatan,
partial exchange

Kekebalan
Akibat malnutrisi &
infeksi intrauterin
Imunoglobulin <<,
neutropeni

Infeksi nosokomial

Masalah lain

Neurologi: apnu, perdarahan


intrakranial, ROP
Ginjal: edema, gangguan elektrolit
Jantung: PDA
Hematologi: Anemia, gangguan
pembekuan
Kekebalan: rentan pada infeksi
Psikologis: karena ortu sangat
melindungi, menjadi anak yang kurang
mandiri

Bagaimana Pelayanan BBLR agar


efektif dan bermakna secara
nasional?

Konsep pelayanan Perinatologi:


Koordinasi antar pelaksana pelayanan
perinatologi
Supaya mencapai hasil yang maksimal

Konsep Pelayanan
Perinatologi

Agar pelayanan berkualitas tinggi, diperlukan


organisasi yang secara komprehensif
melibatkan seluruh pendukung dan
profesional dibidang kesehatan
Regionalisasi: semua RS, puskesmas, dokter,
bidan yang memberikan asuhan perinatal ibu
& bayi dalam suatu wilayah (region)
sebaliknya mengkoordinasikan pelayanannya
berdasarkan kebutuhan masyarakat dan
sarana yang ada di wilayah tersebut

Konsep Pelayanan
Perinatologi

Siapa yang menjadi koordinator?


Dinkes ? Depkes ? IDAI ? POGI ? IBI?
Suatu unit yang memberikan pelayanan
perinatologi ditentukan tingkat
pelayanannya
Bila pasien memerlukan tingkat
pelayanan lebih tinggi harus segera
dirujuk ke unit yang sesuai
Setelah melalui masa kritis,
dikembalikan ke unit pengirim

Rawat gabung untuk bayi


sehat
Pelayanan rawat gabung
Bayi dirawat bersama ibu, selama 24jam
Perawatan ibu: dokter kebidanan/bidan/DUM
Perawatan bayi: dokter anak/bidan/perawat/DUM
Kriteria bayi dirawat gabung
1. Cara lahir: spontan, SC, VE, Su
2. Nilai apgar > 7, menit ke 5 (bayi bugar)
3. Berat badan lahir 2.500 4.000 gr
4. Masa gestasi 37 41 minggu
5. Ibu sehat

Cegah Infeksi Nosokomial dengan


hygiene tangan

Tingkat Pelayanan Perawatan Neonatus


Tingkat I

Semua kondisi yang


perlu pengawasan
sementara (<24 jam)
SC, VE, SU
Pasca asfiksi ringan
NKB 36 37 mg dengan
suhu stabil, latihan
menyusu / metode
kanguru
Fototerapi bayi sehat
Sebelum pulang

Sarana

SDM: DUM, bidan, perawat (1:6-8


bayi)

Ahli manajemen laktasi

Box bayi

Lampu pemanas

Suction portabel

Fototherapy

Bila mungkin ada ruang khusus bayi


prematur

Tingkat pelayanan perawatan neonatus


Tingkat IIA

NKB 34 36 mg stabil,
baru belajar minum:
menyusu / sonde /
sendok
Bayi sering muntah
Penyakit kronik (CLD)
Fototherapi dengan
masalah lain (dehidrasi,
minum per sonde)
Kelainan kongenital
ringan: T21, celah bibir

Sarana

SDM: SpA, DUM, Perawat/perawat


perina 1:4 bayi

Ahli manajemen laktasi

Inkubator

Tabung O2

Oxymeter

Fototherapi

Sarana pemberian IV (Infusion


pump/syringe pump)

Tingkat pelayanan perawatan neonatus


Tingkat IIB

Baru keluar dari NICU, masih


perlu monitor/observasi
Memerlukan O2 < 60 %,
CPAP
Asfiksi sedang, bayi ibu DM,
serangan apnu, kejang
Hipothermi, GED, sepsis
NKB 32 35 mg yang stabil /
BBL > 1.500 g
Bayi-bayi yang dipuasakan /
EKN
Transfusi tukar

Sarana

SDM: siap 24 jam

SpA perinatologi / SpA Perawat /


perinatologi 1:3 bayi

Ahli manajemen laktasi

Inkubator lengkap dengan O2,


suction, monitor resp/cv

CPAP

Infusion/syringe pump

Lab: AGD, dx, darah rutin, elektrolit,


transfusi, radiologi/USG tersedia 24
jam

Tingkat pelayanan perawatan neonatus


Tingkat III

Perawatan intensif neonatus


(NICU), semua bayi perlu
monitor/observasi ketat
Memerlukan O2 > 40%
CPAP, ventilator
NKB < 32 mg, berat < 1500
g
Asfiksi berat, syok, sering
apnu/kejang, gangguan
pendarahan
Memerlukan
laparotomi/thorakotomi

Sarana

SDM: siap 24 jam

SpAK / SpA Perinatologi

Perawat perina / NICU 1:1-2 bayi


residen, ahli laktasi

Inkubator lengkap dengan O2,


suction, monitor resp/cv

CPAP/Ventilator

Infusion/syringe pump

Lab: AGD, dx, darah rutin, elektrolit,


transfusi, radiologi/USG tersedia 24
jam

Pertemuan Mingguan untuk


membicarakan masalah/kasus sukar

KESIMPULAN

Bayi-bayi BBLR memerlukan penanganan


yang terancam dan tepat
Tahap perawatannya disesuaikan dengan
standar internasional (RG,Tk I, IIA, III)
Bila fasilitas tidak memungkinkan merawat
pada tahap tertentu, rujuklah sebelum
bayi lahir (in utero) bersama ibunya
Setelah masalah diatasi sebaiknya bayi
dikirim kembali ke unit semula

PENILAIAN USIA
GESTASI
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk
Yankes Level I-II
Perinasia-2013

Tujuan

Memahami pentingnya menilai usia


gestasi
Mengetahui begaimana cara melakukan
penilaian usia gestasi
Menilai apakah ada gangguan
pertumbuhan janin
Menatalaksana bayi sesuai kondisi

Menilai kematangan fisik dan neurologi


bayi baru lahir penting karena seringkali
bayi yang lahir kecil belum tentu
prematur, dan bayi besar belum tentu
cukup bulan sehingga memerlukan
perawatan yang berbeda

Bayi prematur murni

Bayi
Kecil Masa Kehamilan (KM

Penilaian usia gestasi

Antenatal
Mengukur tinggi fundus uteri (kesalahan bisa terjadi
apabila ada kelainan letak atau bayi kembar atau
kelainan bentuk uterus)
Menilai mulai terdengarnya bunyi jantung janin (bisa
terlambat terdeteksi bila pemeriksaan tidak
teratur/sering)
Menilai mulai terasanya pergerakan janin(sangat
subjektif)
Menilai dengan menggunakan USG (memerlukan
keahlian dan peralatan khusus)
Menilai dengan menggunakan HPHT (Ibu ingat, haud
harus teratur, haid terakhir sama dengan haid
sebelumnya)

PENILAIAN USIA GESTASI


Post Natal
Pemeriksaan Oftalmoskopi
Pemeriksaan usia gestasi secara Dubowitz/Ballard
- Pemeriksaan usia kehamilan yang sering dipakai
sekarang
- Pemeriksaan ini menilai penampilan bayi, tekstur
kulit, fungsi motorik dan refleks
- Penilaian meliputi pemeriksaan fisik dan
neurologis, masing-masing 6 kriteria
- Sebaiknya pemeriksaan fisik dilakukan dalam 2
jam pertama dan pemeriksaan neurologis dilakukan
dalam 24 jam pertama

PEMERIKSAAN
OFTALMOSKOPI
Derajat 4 (27-28 minggu) :
Pembuluh darah menutupi permukaan anterior lensa
atau pembuluh darah bertemu di tengah lensa
Derajat 3 (29-30 minggu) :
Pembuluh darah tidak bertemu ditengah tetapi
mendekati. Bagian tengah lensa tidak tertutup
pembuluh darah.
Derajat 2 (31-32 minggu) :
Pembuluh darah mencapai bagian tengah luar lensa.
Bagian jernih di tengah lensa lebih lebar
Derajat 1 (33-34 minggu) :
Pembuluh darah hanya di perifer lensa

Pemeriksaan Usia Gestasi secara


Dubowitz/Ballard

Penilaian kematangan fisik sebagai


bagian dari penilaian secara
Dubowitz/Ballard adalah bagian menilai
karakteristik fisik yang berbeda pada
stadium usia kehamilan
Bayi yang lebih matur mempunyai nilai
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
bayi prematur
Setiap penilaian diberi angka rendah -1
atau -2 untuk bayi yang amat sangat
prematur dan tinggi 4 atau 5 untuk bayi

Penilaian Kematangan

Tekstur kulit (mis. Licin, keriput,


mengelupas)
Lanugo (rambut halus pada tubuh bayi)
pada bayi imatur belum ada, mulai timbul
pada bayi prematur, hilang pada bayi
post matur
Garis telapak kaki penambahan garis
dari tidak ada sampai meliputi seluruh
telapak kaki, tergantung pada maturitas

Penilaian kematangan Fisik

Payudara dinilai ukuran dan ketebalan


jaringan payudara dan areola
Mata dan Telinga mata masih sukar
dibuka, banyaknya tulang rawan dan
kekakuan pada jaringan telinga
bertambah
Genitalia laki-laki- turunnya testis
didalam skrotum dan kulit skrotum, licin
sampai berkerut (rugae)
Genitalia perempuan penampilan serta
ukuran klitoris dan labium

Penilaian Kematangan Fisik

Tekstur Kulit (mis. Licin, keriput,


mengelupas)

Penilaian kematangan fisik

Lanugo (rambut halus pada tubuh bayi)


pada bayi imatur belum ada, mulai
timbul pada bayi prematur, hilang pada
bayi post matur

Penilaian kematangan fisik

Garis telapak kaki penambahan garis


dari tidak ada sampai meliputi seluruh
telapak kaki, tergantung pada maturitas

Penilaian Kematangan Fisik

Payudara dinilai ukuran dan ketebalan


jaringan payudara dan aerola

28 minggu

32 minggu

36 minggu

Penilaian Kematangan Fisik

Mata dan Telinga mata masih sukar


dibuka, banyaknya tulang rawan dan
kekakuan pada jaringan telinga
bertambah

Penilaian Kematangan Fisik

28 minggu

Penilaian Kematangan Fisik

33 minggu

Cukup Bulan

Penilaian Kematangan Fisik

Genitalia laki-laki turunnya testis


didalam skrotum dan kulit scrotum, licin
sampai berkerut (rugae)

33 minggu
28 minggu

36 minggu

28 MINGGU

33 MINGGU

36 MINGGU

Penilaian Kematangan Fisik

Genitalia perempuan penampilan serta


ukuran klitoris dan labium
Kurang bulan

Cukup bulan

KURANG BULAN

CUKUP BULAN

KEMATANGAN FISIK
Tand
a

-1

Nilai
Tand
a

Penilaian Kematangan Neuromuskular

6 Pemeriksaan untuk menilai


kematangan neuromuskular bayi :
Postur : bagaimana posisi lengan dan
tungkai bayi
Sudut pergelangan tangan : sejauh
mana tangan bayi dapat difleksikan ke
arah pergelangan tangan
Rekoil lengan sejauh mana lengan bayi
yang dibuat dalam keadaan ekstensi
kembali ke posisi fleksi

Penilaian Kematangan Neuromuskular

Sudut Poplitea : sejauh mana lutut bayi


dapat diekstensikan
Tanda selempang : sejauh mana siku
bayi dapat digerakan melewati garis
tengah dada bayi
Tumit ke telinga : sejauh mana kaki bayi
dapat mencapai telinga

Penilaian Kematangan Neuromuskular


POSTURE
Lihat posisi lengan dan tungkai
Skor :
0 : lengan dan tungkai ekstensi penuh
1 : sedikit flexi hanya pada tungkai
2 : fleksi bertambah pada tungkai
3 : tungkai fleksi 90, lengan fleksi
sebagaian
4 : semua ekstremitas fleksi penuh

Penilaian Kematangan Neuromuskular

Postur bagaimana posisi lengan dan


tungkai bayi

Penilaian Kematangan Neuromuskular


Sudut Pergelangan Tangan (Square Window )

Tekan punggung tangan untuk


mendorong telapak tangan kearah
lengan bawah
0 : fleksi pergelangan tangan 90
1 : fleksi pergelangan tangan 60
2 : fleksi pergelangan tangan 45
3 : fleksi pergelangan tangan 30
4 : telapak tangan bisa menmpel
(menekan) lengan

Penilaian Kematangan Neuromuskular

Sudut pergelangan tangan : sejauh


mana tangan bayi dapat difleksikan
kearah pergelangan tangan

Penilaian Kematangan Neuromuskular


Rekoil Lengan (Arm Recoil)
Tekuk lengan pada siku sehingga tangan
dapat mencapai bahu, tahan 5 detik,
kemudian luruskan lengan dengan
menarik jari-jarinya, lepaskan segera
0 : tak ada reaksi balik
2 : sedikit reaksi balik
3 : lengan kembali fleksi sampai
pertengahan
4 : lengan tertarik kembali dengan cepat
hampir mencapai bahu

Penilaian Kematangan Neuromuskular

Rekoil lengan : sejauh mana lengan bayi


yag dibuat dalam keadaan ekstensi
kembali ke posisi fleksi

Penilaian Kematangan Neuromuskular


SUDUT POPLITEA (POPLITEAL ANGLE)
Dengan satu tangan kita pegang lutut bayi pada
perutnya, dengan ibu jari tangan satunya hati-hati
dorong bagian belakang pergelangan kaki kearah
wajah. Lihat sudut yang terbentuk antara tungkai
atas dan bawah dibelakang lutut
*0 : tungkai ekstensi penuh, sudut 180
*1 : sudut 160
*2 : sudut 130
*3 : sudut lebih besar sedikit dari 90
*4 : sudut 90
*5 : sudut kurang dari 90

Penilaian Kematangan Neuromuskular

Sudut poplitea sejauh mana lutut bayi


dapat diekstensikan

Penilaian Kematangan Neuromuskular


TANDA SELEMPANG (SCARF SIGN)
Pegang tangan bayi, tarik lengannya melewati
tengah dada, mengelilingi leher seperti selendang
0 : lengan dapat melingkari leher dengan ketat
1 : siku bisa mencapai sisi dada kontralateral,
tetapi tidak dapat melingkari leher dengan ketat
2 : siku mencapai dada kontralateral, tetapi tidak
dapat ditarik menjauhi dada
3 : siku hanya dapat mencapai tengah dada
4 : siku tidak dapat ditarik sampai tengah dada

Penilaian Kematangan Neuromuskular

Tanda selempang : sejauh mana siku


bayi dapat digerakan melewati garis
tengah dada bayi

Penilaian Kematangan Neuromuskular


TUMIT ke TELINGA (Heel to Ear)

Tarik jari kaki bayi kearah telinga.


Biarkan lutut terletak di atas abdomen.
Dinilai sampai kemana tumit bisa ditarik
0 : tumit dengan mudah dapat mencapai
telinga
1 : tumit mencapai telinga, tetapi tidak
sempurna
2 : tumit hampir mencapai telinga
3 : tumit mencapai pertengahan jarak
ketelinga

Penilaian Kematangan Neuromuskular

Tumit ke telinga : sejauh mana kaki bayi


dapat mencapai telinga

MATURITASNEROMUSKULAR
Tand
a

Nilai

Nilai Neuromuskular Total

Nilai
Tanda

Penilaian Usia Gestasi


Dubowitz / Ballard

Setiap penilaian mendapat angka, pada prinsipnya


makin matang, makin besar nilainya
Apabila angka penilaian fisik dijumlahkan dengan
angka penilaian neurologik, dapat diperkirakan usia
gestasi bayi. Angka dapat bervariasi antara -10
sampai 50, sesuai dengan usia gestasi 20-44 minggu
Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui
pertumbuhan janin sehingga dapat mengidentifikasi
ada atau tidaknya gangguan
Sebaiknya pemeriksaan usia gestasi dilakukan oleh 2
orang untuk menjamin obyektivitas

ANGKA MATURITAS

MENENTUKAN DIAGNOSIS BAYI BARU


LAHIR
Berat lahir dan usia gestasi bayi diplot
ke kurva pertumbuhan Lubchenko untuk
mendapatkan diagnosis
Diagnosis bayi baru lahir
Mis : NCB-SMK/KMK/BMK
NKB-SMK/KMK/BMK
NLB-SMK/KMK/BMK

Kurva Pertumbuhan Intrauterin


(Lubchenko)
Usia gestasi
(minggu)

Besar untuk
masa
kehamilan
(BMK)
Sesuai
untuk masa
kehamilan
(SMK)
Kecil untuk
masa
kehamilan
(KMK)

Kurang bulan

Cukup bulan

Lebih bulan

rimakasih, ada PERTANYAA

GangguanPernapasan
Pernapasanpada
padaBBLR
BBLR
Gangguan

Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk


Yankes Level I-II
Perinasia - 2013

Adaptasi sistem pernapasan bayi


baru lahir
In utero : Pertukaran gas dilakukan oleh
plasenta
Paru masih menguncup dan berisi cairan paru
Dengan tarik napas pertama alveoli
membuka, Cairan paru terdorong keluar
alveoli.
Selanjutnya pertukaran gas melalui alveoli
Banyak hambatan pada BBLR : Otot- otot
lemah, surfaktan <
Gangguan pernapasan merupakan kejadian
yang paling sering dialami oleh BBLR
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Gejala Gangguan Nafas


pada BBLR
Takhipnu : frekuensi pernapasan
>60/menit
Retraksi epigastrium / Interkostal
Napas cuping hidung
Merintih / Mengerang
Sianosis sentral : kebiruan pada bibir,
seitar mulut, lidah
Napas lambat atau henti napas /
Apnu
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Evaluasi Gawat Napas : SKOR


Downe

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Evaluasi Gawat Napas : SKOR


Downe
Skor 1-3 : Gawat napas ringan
Perawatan Tk IIA
Skor 3-6 : Gawat napas sedang
Perawatan Tk IIB
Skor >6 : Gawat napas berat
Perawatan TK III
Selanjutnya dibicarakan
Penanganan gawat napas yang
memerlukan perawatan
sampai Tk IIB
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Diagnosis Banding Gangguan


Pernapasan pada BBLR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Obstruksi jalan napas atas


Takhipnea sementara pada neonatus
HMD (SGN/Penyakit membran hyalin
Pneumonia pada bayi baru lahir
Sindrom aspirasi mekonium
Asfiksi
Apnu
Lain-lain : Anemi berat, PJB, Kelainan dinding
dada, hernia diafragma, genetik, dsb.
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Obstruksi Jalan Napas Atas


Saluran napas atas BBLR relatif pendek dan
sempit
Bayi baru lahir selalu bernapas dari hidung
Bila lubang hidung tersumbat sukar bernapas,
bisa sampai retraksi dan sianosis
Sumbatan unilateral/parsial kesukaran minum
Saat resusitasi : bersihkan jalan napas atas
(orofarings, foramen nasal) sambil menilai
kemungkinan sumbatan
Diruangan : bila ada neonatus sesak
bersihkan dulu jalan napas atas sebelum
melakukan tindakan lain
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Obstruksi Jalan Napas Atas


Penyebab Obstruksi :
Leher terlalu ekstensi atau leher tertekuk
Lendir : Iritasi, udara kering, alerg, infeksi
Atresia khoana (2-4/10.000 lahir hidup) :
membran/tonjolan tulang dalam foramen
nasal
Atresi bilateral gasping / sianosis
Diagnosis : kateter tidak masuk sampai
orofaring
menaruh kaca di depan hidung bayi
Penanganan THT/bedah : perforasi tulang,
dilatasi lubang hidung
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Obstruksi Jalan Napas Atas


Pierre Robin
Sequence

Makroglossia :
lidah besar/relatif
besar
-Sindrom Pierre
Robin (mandibula
kecil)
-Hypotiroid
Bayi ditidurkan
tengkurap/pasan
g gudel

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Takhipnea Sementara Neonatus


Resorpsi cairan paru belum tuntas
Terjadi pada 11/1.000 kelahiran hidup (Whitsett,
2005)
Lebih sering pada : bayi laki-laki
bayi prematur mendekati aterm
bayi ibu DM/Ibu mendapat
sedasi,
partus cepat, seksio, sungsang
Gejala seak napas ringan / sedang (skor downe 34) yang akan sembuh sendiri dalam 2-3 hari
Frekuensi napas dapat mencapai 100x/menit,
tetapi retraksi dan sianosis ringan dan bayi relatif
aktif
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Takhipnea Sementara Neonatus


Penunjang :
Darah lengkap, AGD
Singkirkan infeksi
Foto dada : perkabutan
ringan pada kedua paru,
hiperaerasi, cairan pada
ruang pleura
Prognosis baik
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

HMD ((Penyakit Membran


Hyalin)

Terutama mengenai BKB gestasi <32 minggu ( 25 %)


Surfaktan : pelumas alveoli
Kekurangan surfaktan alveoli lengket Atelektasis
kacil-kecil menyeluruh udara sukar masuk, bayi sesak
Merintih :
Mempertahankan tekanan positif
dalam alveoli agar tidak kolaps
Resiko HMD meningkat pada :
gestasi makin muda, bayi laki-laki,
Ibu DM, S.C
Resiko HMD berkurang pada :
Stress kronik (Ibu hipertensi, KPD lama)
Infeksi antenatal, PJT, narkoba, merokok

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

HMD (Pencegahan Membran


Hyalin)
Pencegahan : kortikosteroid antenatal
Gejala :
- sesak, napas cuping hidung, retraksi, sianosis
- merintih waktu eksprasi, suara napas lemah
- gejala progresif, mencapai puncak hari ke 2-3 keperluan
O2 (+),oliguri, hipoglikemi
- mulai membaik hari ke 5-6, urine (+), O2 <<
HMD ringan, BBL > 1500 gram : Perawatan TK IIB
Perawatan NICU :
- HMD berat, ventilator / surfaktan
- gagal CPAP / apnu berulang
- gagal jantung / PDA besar

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

HMD (Penyakit Membran


Hyalin)
Lab : AGD, darah lengkap, dx, singkirkan infeksi
Foto dada : Gambaran retikulogranuler pada
kedua paru air bronchogram jelas
HMD ringan

HMD berat

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

HMD (Penyakit Membran


Hyalin)
Tatalaksana
Cukup kebutuhan O2 dengan head box CPAP
Puasakan sampai stabi dan bising usus baik
ASI!!
Antibiotika
Pemeriksaan oftalmologi ketika gestasi mencapai
34 minggu atau umur 1 bulan
USG kepala, Echo, OAE
Komplikasi : infeksi, sepsis, EKN, penyakit paru
kronik, ROP, gangguan pendengaran, neurologis
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Pneumonia Pada Bayi Baru


Lahir
Ditemukan pada 10 % bayi kurang bulan (Carey,
2000)
Infeksi dapat terjadi ketika :
1. Intrauterin : transplasental (HIV) atau amnionitis
(Grup B Streptococcus, E. Coli, Chlamydia)
2. Saat lahir : GBS, E.Coli, S. Aureus, S.
Epidermidis, infuenza, RSV, virus-virus enteral
Pneumoia kongenital biasanya merupakan again
sepsis dengan gejala sesak sejak lahir / 1-2 hari
kemudian
Klinis dan radiologis sangat mirip HMD

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Pneumonia Pada Bayi Baru


Lahir
Curiga adanya infeksi antenatal : KPD 18 jam,
suhu ibu 38C, leukosit > 18000/m, ketuban
berbau, janin takhi / bradikardia
Penunjang : darah lengkap, CRP, IT ratio, kultur
darah leukosit > 20000/ml atau leukopeni <
5000/ml
CRP : jenis globulin yang meningkat pada fase
infeksi aktif (N<0.6) dan menuru kembali setelah
reda
IT rasio (neutrofil imatur : total) : bila kadar > 0.2
dihubungkan dengan infeksi bakteri
Bila labolatorium meragukan tetapi gejala klinis
jelas, tetap berikan antibiotika

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Pneumona Pada Bayi Baru Lahir


Pneumonia awitan lambat baru timbul
gejala saat umur 3 hari
Dapat merupakan infeksi nosokomial atau
tertular orang di sekitarnya (di rumah)
Terdengar ronkhi halus di kedua paru
Tatalaksana : berikan O2, puasakan bila
sangat sesak, antibiotika
Antibiotika untuk pneumonia diberikan
10hari dan bila biakan darah (+)
diberikan selama 14 hari
Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Sindrom Aspirasi Mekonium


SAM terjadi pada BBLR cukup bulan atau postmatur yang
mengalami hipoksi berkepanjangan dalam rahim
Stress perinatal relaksasi sfingter ani mekonium
keluar. Stress berlanjut, bayi menarik nafas in utero,
ketuban sampur mekonium dan masuk ke saluran
pernapasan.
Wiswell : ketuban bercampur mekonium ditemukan pada
13% kelahiran, dari jumlah terebut, 12% SAM
Mekonium :
- menyumbat jalan napas atelektasis
- bereaksi kimia pneumonitis
- menurunkan fungsi surfaktam
- meningkatkan tahanan vaskular paru

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Sindrom Aspirasi Mekonium

Gejala : ketuban kental berampur mekonium


Sesak napas bisa ringan berat, n.c.h dan retraksi
Dada agak mengembung, mungkin ada ronkhi kasar
Kulit dan kuku bayi kekuningan, bila hipoksi telah
lama, bayi mungkin kurus / PJT
SaO2 sukar naik meski dengan O2 100%
Bila disertai asfiksi, kecenderungan menjadi PPHN
(hipertensi pulmonal menetap neonatus)
Penunjang :
AGD, darah lengkap, dx, singkirkan infeksi, Ro

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Sindrom Aspirasi Mekonium


RO : dada hiperinflasi,
bercak-bercak kasar
ireguler
Tatalaksana :
Antisipasi dan resusitasi
Bayi tidak bugar
Aspirasi mekonium
Sering-sering vibrasi dada
dan bersihkan lendir
Komplikasi :
pneumotoraks, PPHN

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Asfiksi
Asfiksi terjadi bila bayi lahir tidak bernapas secara spontan dan
adekuat (depresi pernapasan)
Asfiksi dapat terjadi perinatal maupun saat lahir bayi
kekurangan O2 metabolisme anaerob asidosis metabolik
kerusakan jaringan-jaringan tubuh kematian
BBLR : termasuk resiko tinggi untuk mengalami asfiksi
Survey 2005 : angka kematian asfiksi di beberapa RS rujukan
41,94% (2005)
Beratnya asfiksi dinilai dengan Nilai Apgar / NA (1953) pada
menit pertama dan ke lima setelah lahir

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Asfiksi
NA menilai denyut jantung, usaha napas, tonus otot,
refleks dan warna kulit, masing-masing dinilai 0, 1, 2
kemudian dijumlah
Tanpa asfiksi : NA > 7 (tidak perlu resusitasi)
Asfiksi sedang : NA 4-6
Asfiksi berat : NA 0-3

Menit 1 menggambarkan situasi saat lahir


sedangkan menit 5 menunjukan hasil resusitasi

Saat ini Nilai Apgar tidak digunakan untuk memulai


resusitasi tetapi tetap tetap sebagai informasi
beratnya asfiksi dan respon bayi terhadap usaha

Gangguan
resusitasi

Napas, Perinasia - 2013

Asfiksi
Resusitasi menurut AAP dan AHA (2000)
Intervensi secepatnya tidak menunggu NA menit 1
Tiap intervensi dilakukan selama 30 detik
Bayi bugar : usaha napas dan tonus baik, FJ > 100 / mnt

2004, kriteria asfiksi berat (AAP dan ACOG) :


1.Asidemia metabolik / campuran : pH < 7 (a. umbilikal)
2.Nilai Apgar 0 3 pada menit ke 5
3.Manifestasi neurologik (kejang, dsb) segera nampak
4.Disfungsi sistem multi organ segera timbul

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

DIAGRAM ALUR RESUSITASI


NEONATUS

Berdasarkan Buku Panduan AHA dan AAP edisi kePerawatan


6, 2011
rutin
Cukup
Lahir
Berikan kehangatan
Ya Teap

bulan?

Bersihkan jalan napas bila


perlu
Keringkan
Evalusi

Bersama Ibu

Bernapas
atau
menangis?
Tonus baik?

Tidak

30 detik

Hangatkan, bersihkan jalan


napas bila perlu, keringkan,
rangsang

Tidak

FJ < 100
dpm,
Megapmegap,
atau
apnu?

Sulit
bernapas
atau
sianosis
menetap

Tidak

Ya

Ya
60 detik

VTP, pantau SpO2

bersihkan jalan
napas
Pantau SpO2
Pertimbangan CPAP

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Asfiksi

VTP, pantau SpO2

bersihkan jalan napas


Pantau SpO2
Pertimbangan CPAP
Tidak

FJ <
100

Lakukan langkah
koreksi ventilasi

Perawatan Pasca
resusitasi

FJ < 60
dpm

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Asfiksi

Lakukan
Langkah koreksi
ventilasi
Intubasi bila
dada tidak
mengembang

Pertimbangk
an
Hipovolemi
a
Pneumotora
ks

FJ <
60
dpm

Ya
Pertimbangkan intubasi
Kompresi dada
Koordinasikan dengan VTP

FJ <
60
dpm

Ya

Target SpO2,
Pra-Duktus
Setelah Lahir
1 menit 60-65%
2 menit 65-70%
3 menit 70-75%
4 menit 75-80%
5 menit 80-85%
10 menit
8595%

Epinefrin IV

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Asfiksi
Penanganan kasus-kasus resiko tinggi
Kuncinya adalah antisipasi antepartum
Informasikan masalah BBLR pada TIM resusitasi dan perawatan
neonatus segera setelah ibu masuk KB
Minimal 2 orang terampil dan resusitasi harus hadir
Komunikasi dengan ortu mengenal komplikasi
Resusitasi pada BBLR :
Cegah hipotermi : pemanas, inkubator transpor
Bantuan pernapasan dilakukan lebih awal ????
Semua tindakan ?????

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Asfiksi
Selanjutnya :
1.Bayi bugar, gestasi 36 minggu kontak kulit dengan ibu Tk I
24 jam rawat gabung, ASI eksklusif
2.Bayi bugar, gestasi 34 36 minggu, TK IIA, bila ASI dengan sendok,
Perawatan Metode Kanguru
3.Asfiksi sedang tk IIB, monitor tanda-tanda vital. Berikan O2
sesuai kebutuhan, puasakan, antibiotika
4.Asfiksia berat NICU
5.Pemeriksaan penunjang tergantung situasi : AGD, darah lengkap,
gula darah, elektrolit, Ro, dsb
6.USG kepala minimal 1x, OAE sebelum pulang

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Apnu
Apnu : napas berhenti disertai bradikardia dan / atau sianosis
selama 20 detik
Apnu bayi kurang bulan ditemukan pada 25% bayi-bayi dengan
gestasi < 34 mg, dan 80% pada gestasi < 30mg
99% teratasi ketika mencapai aterm tanpa gejala sisa
Apnu bayi prematur rata-rata muncul sekitar hari ke 2-3 dan bila
> 1 minggu tidak terlihat, biasanya tidak akan timbul.
Jenis apnu pada bayi prematur :
1. Sentral : pusat pernapasan belum matur
2. ???????

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Apnu
Apnu yang timbul pada prematur mendekati aterm atau BBLR
aterm, atau timbul > usia 1 minggu hampir selalu patologik dan
harus dicari penyebabnya
Risiko : -

sumbatan saluran napas

hipotermi, hipoglikemi, gangguan metabolik lain

Aspirasi, regurgitasi, mengejan

Infeksi : pneumonia, meningitis

Kejang, kelainan SSP, rasa sakit

Lain-lain : anemia, gagal jantung, hipovolemi, obat-obat


ibu, obat-obat bayi

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Apnu
Tatalaksana apnu bayi prematur
Bayi dengan gestasi 32 35 minggu Tk IIB harus dimonitor ketat
minimal sampai umur 1 minggu atau 5 hari setelah serangan apnu
terakhir
Rata-rata dengan rangsangan taktil sudah ada reaksi, bila gagal
lakukan VTP dengan ambu dan O2 < 40%
Evaluasi kemungkinan penyebab : AGD, darah lengkap, dx,
elektrolit, kalsium, Ro dada, USG, obat-obatan
Terapi : - aminofilin 6mg/kgbb 2mg/kg/8 jam
- Cafein sitrat 20mg/kg 5 mg/kg/24 jam

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Apnu
Tatalaksana apnu patologis :
Mulai dengan rangsang taktil VTP dengan O2 40%
CPAP alveoli mengembang membantu diafragma
Posisi bayi tengkurap, jaga saluran napas atas
Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab
Terapi tergantung penyebab apnu
Apnu berulang puasakan bayi
Gagal NICU
Prognosis tergantung penyebab apnu

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Tatalaksana Umum
Gangguan Napas BBLR
Oksigenisasi :
Berikan O2 konsentrasi 40 60 % dengan headbox oxymeter
88 -92 %
Bila gagal, CPAP dengan tekanan 5 cm H2O
Setelah perbaikan, kurangi konsentrasi O2 perlahan-lahan (1025%) tiap 8-12 jam
Setelah FIO2 sekitar 25% dapat dicoba lepas CPAP kembali ke
headbox dengan dipandu oxymeter
Waspada PDA / sepsis bila keperluan O2 yang tadinya stabil
naik kembali

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Tatalaksana Umum
Gangguan Napas BBLR
Antibiotika : diberikan sampai terbukti tidak ada
infeksi sesuaikan dengan biakan darah
Dimulai dengan :
1. Ampicilin 100 mg/kgbb/12 jam
Cephalosporin III 100 mg/kgbb/12 jam
2.

Aminoglycoside 5 mg/kg/12 jam atau


Amikasin 15mg/kgbb/12 jam

. Kultur (+) gantu AB 48 jam ulang kultur


darah
. Kultur (-), parameter klinis dan labolatorium N
stop antibiotika

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Tatalaksana Umum
Gangguan Napas BBLR
Nutrisi
Puasa, apalagi bila FN > 60 mnt. Mulai D10% 60ml/kg dinaikkan
10-20ml/kg/hr tergantung perkembangan
Elektrolit mulai hari ke 3 sesuai keperluan, monitor tiap 1 2
hari. Balans cairan dievaluasi tiap pergantian jaga
Bila diperkirakan akan puasa lama asam amino, lipid
Setelah stabil, bising usus baik ASI peras sampai 10 ml/kg/hr
(trophic feeding) pertahankan 2-3 hari dulu sebelum menambah
minum
Jangan terlalu cepat menaikkan asupan oral pada bayi-bayi
prematur apalagi bila pernah asfiksi EKN!

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Hal-hal lain yang perlu


diperhatikan
Hindari hipotermi : inkubator, pemancar panas
Jaga agar semua tindakan aseptik
Semua BBLR sakit harus dinilai USG kepala, pendengaran, dan
pengelihatan
Perawatan Metode Kanguru dimulai setelah bayi membaik,
mula-mula 1-2 jam kemudian selama mungkin
Motivasi ibu agar mulai memeras ASI sejak hari pertama, juga
agar ibu bisa menolong bayinya
Sebaiknya ibu diberi kesempatan merawat sendiri bayinya
sebelum pulang di perawatan Tk I

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

Terimakasih, ada
pertanyaan?

Gangguan Napas, Perinasia - 2013

MASALAH LAIN YANG


SERING DIHADAPI BBLR
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Yankes Level I II
Perinasia - 2013

Beberapa masalah sering dihadapi BBLR


meskipun sebetulnya bukan khas BBLR

Masalah yang akan dikemukakan


Masalah

Saluran Cerna

Kejang
Nyeri

pada neonatus
Pemantauan setelah

Masalah saluran cerna pada BBLR

Hernia inguinalis
Lebih

sering dijumpai pada BKB dengan BB


<1.500gr
Karena ada potensi hernia inkarserata, dianjurkan
untuk operasi koreksi
Operasi biasanya sebelum bayi dipulangkan
Sebaiknya pasca operasi bayi dirawat 24jam
untuk memastikan tidak terjadi apnu
Segera setelah bayi sadar bayi langsung disusui

Masalah saluran cerna pada BBLR

Kembung sederhana
1.

Pada BBLR,peristaltik lambat mekonium lambat


keluar sehingga bayi kembung / muntah

2.

Sebelum peristaltik lancar, sebaiknya bayi belum diberi


minum. Pasca IMD, bayi mengisap payudara, menelan
air liur / kolostrum peristaltik cepat terangsang

3.

BBLR biasanya b.a.b minimal 3x sehari. Konstipasi


menyebabkan kembung bayi malas minum.
Mengatasi konstipasi: merangsang anus secara teratur,
bila gagal berikan supositoria

Masalah saluran cerna pada BBLR

Kembung sederhana
4.
Volume minum terlalu banyak dapat berakibat
kembung disertai residu susu yang belum dicerna.
Bila residu < 30%, kurangi volume minum.Berikan minum
sedikit-sedikit tapi sering. Masukan kembali residu

5.

Bila residu berupa susu telah dicerna, mungkin ada


gangguan pasase usus,misalnya karena
6. Intoleransi laktosa dan protein susu sapi juga dapat
berakibat kembung, muntah dan diare ASI peras
adalah yang terbaik

Masalah saluran cerna pada BBLR

Muntah
Membedakan apakah muntah berbahaya
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Frekuensi dan volume muntahan


Isi muntahan: hijau / empedu , darah , susu ?
Apakah tanda-tanda vital baik
Gejala2 paralisis usus (kembung, )
Gejala2 subatan ( kembung, bising usus >>>)
Gejala2 infeksi : nyeri, kulit kemerahan

Diagnosis banding muntah

1.

Muntah darah mungkin karena :


Trauma

pemasangan OGT: pemasangan tidak hatihati atau kateter terlalu >>. Ganti dengan OGT
lebih kecil, bilas lambung dan selama observasi
puaskan bayi
Darah ibu tertelan (puting lecet): Apt test
Perdarahan saluran cerna: cegah dengan vitamin
K
Stress ulcer, ganggu pembekuan darah

Diagnosis banding muntah

2. Muntah hijau selalu merupakan masalah


serius terutama bila terjadi di dalam 72 jam
pertama karena menunjukan ada hambatan
pasase saluran cerna.
Hambatan

pada saluran cerna atas, muntah hijau,


tdk begitu kembung, mungkin ada mekonium
Sumbatan sal.cerna bawah, tidak ada mekonium
penyebab:

Ileus (peristaltik << : obat2an, sepsis)


obstruksi

Gangguan pasase usus / sumbatan

2. Muntah hijau selalu merupakan masalah


serius terutama bila terjadi di dalam 72 jam
pertama karena menunjukan ada hambatan
pasase saluran cerna.
Hambatan

pada saluran cerna atas, muntah hijau,


tdk begitu kembung, mungkin ada mekonium
Sumbatan sal.cerna bawah, tidak ada mekonium
penyebab:

Ileus (peristaltik << : obat2an, sepsis)


obstruksi

Kejang pada BBLR

Kejang pada neonatus tidak bermanifestasi


seperti pada anak yang lebih besar (tonik-klonik)
Kesadaran menurun selama kejang, FJ
meningkat, pucat, bisa sampai apnu
50% kejang neonatus / BBLR adalah samar
(subtle)

Mata melirik-lirik keatas atau mengedip2


Mengcap2, mengisa atau menguap
Tiba-tiba salah satu ekstremitas kaku
Apnu
Gerakan berulang seperti mengayuh

Kejang pada BBLR


Gerakan lain

Jittery (gemetar2)
Klonus, gerakan cepat berulang pada satu ekstremitas
Bayi sadar, jittery terjadi terutama waktu tidur
Bila kita tahan, gerakan reda
Tidak dihubungkan dengan perubahan denyut
jantung/napas
Kejang merupakan gejala dan bukan merupakan suatu
penyakit, sehingga prognosis tergantung penyakit
penyebabnya. Secara umum mortalitas 15% dan
sekuela neurologik 30%

Kejang pada BBLR


Diagnosis banding penyebab kejang
1. Asfiksi / hipoksi
Timbul 12-24jam pasca lahir, kejang multifokal,
sukar diatasi, morbiditas dan sequelle >>
2. Trauma lahir, sungsang, partus presipiatus
timbul hari ke2 atau3, lesi fokal atau laterasi
3. Kelainan metabolik :
hipoglikemi
hipokalsemi
hipomagnesemi
hipo/hipernatremi

Diagnosis banding penyebab kejang


4.

5.
6.
7.

8.
9.

Infeksi: sepsis, meningitis biasanya >3hari kejang


multifokal, aku kuduk, dsb
Kelainan SSP: Infark, perdarahan, hidrosefalus
Genetik/kongenital: PKU, neurofibromatosis
obat-obat ibu: heroin, cocain, metamphetamin
Bayi gelisah, gemetar2, jarang sampai betul-betul
kejang
kern iktersu: pasca hiperbilirubin > 25mg%
Defisiensi pyridoxin: kejang seperti memberi salam,
selain ini bayi sehat-sehat saja. Untuk terapi &
diagnosis berikan pyridoxin 100 mg iv pelan-pelan
kejang berhenti

Tatalaksana Kejang pada


BBLR

Anamnesis riwayat kehamilan & kelahiran,


infeksi seputar kelahiran, penyakit ibu, obatobat ibu, type kejang dsb
Periksaan fisik lengkap dengan perhatian khusus
pada status neurologis bayi
Pemeriksaan penunjang :
infeksi

: darah lengkap, CRP, IT radio, kultur darah


Metabolik: glukosa, Ca ion/total, Mg, Na, K
Bila perlu AGD, LP dan biakan CSS
USG: mengetahui anatomi, CT scan; adanya perdarahan
EEG: sbg dokumentasi dan evaluasi setelah bayi tenang

Tatalaksana Kejang pada


BBLR

1.

2.

3.

4.
5.
6.

Umum
Jaga agar tidak hipotermi, bersihkan lendir saluran
nafas atas, leher jangan tertekuk
Selama masih kejang puasakan atau minum per
sendok
Jaga agar hipoksi tidak bertambah,O2 sesuai
kebutuhan
Koreksi gangguan metabolik
Bila masih kejang boleh dimulai terapi anti kejang
Antibiotika : diberikan 14 hari pada sepsis
Bila biakan CSS (+), meningitis, antibiotika 21hari, dan
LP diulang setelah 2 hari

Terapi anti kejang

Phenobarbital: dosis awal 10-20mg/ kg iv dalam 1015menit

Phenytoin: dosis awal 20mg/ kg IV diencerkan dengan


NaCl 0,9% berikan dalam 15-30 menit. Dosis rumatan 5
mg/kg/12jam

Bila masih kejang tambahkan 5 mg/kg tiap 30menit max


30-40 mg/kg, lanjutkan dengan rumatan 5mg/kg/12jam
Dapat menyebabkan hipotensi dan apnu

Efek samping aritmia jantung

Setelah beberapa hari tidak ada kejang, obat-obat


hendaknya dihentikan. Bila perlu lanjutkan phenobarbital
oral sampai evaluasi neurologis kemudian

Masalah Nyeri Pada


Neonatus

Nyeri merupakan salah satu masalah yang


dicemaskan orangtua dakidirawat selama
bertahun diduga bahwa bayi baru lahkan tidak
merasakan nyeri karena nyelinisasi saraf belum
sempurna anak yang merasakan nyeri berulang
ketika bayi menunjukan sensitivitas lebih besar
pada rasa nyeri (misalnya pada saat imunisasi)

Neonatus memang belum bisa menyatakan


rasa sakit tapi menunjukannya dengan respon
fisologik dan prilaku .

Masalah Nyeri Pada


Neonatus

Neonatus memang belum bisa menyatakan


rasa sakit nyeri menunjukan dengan respon
fisilogis dan prilaku.
Respon fisiologik : denyut jantung frekwensi
nafas,kebutuhan oksigen,tekanan darah
,keringat dan lain-lain .
Respon Prilaku : ekspresi,gerak tubuh
tangisan,
Metabolik : hormon stress meningkat
,glukosa darah, asam laktat meningkat .

Masalah Nyeri Pada


Neonatus
Minimalisasi nyeri
Membuat suasana nyaman,misalnya dengan
berbicara dengan bayi, mengelus, mengayun
Memberi empeng
Bila mungkin , ibu memeluk bayi, skin to skin
contact, dan menyusui bayi
Memberi obat misalnya: paracetamol,
morfin, fentanil, anestesi regional,anestsi
umum

Pemantauan BBLR setelah


pulang
TUJUAN
Membantu orang tua membesarkan
bayinya agar mencapai tumbuh
kembang optimal
Konseling
Antisipasi

gangguan kesehatan
Mengusahakan gizi baik
Deteksi dini kelainan neurologis / indera
Mengamati perkembangan
Imunisasi

Konseling

Makin kecil bayi, orang tua makin tidak


PD
Tenaga kesehatan harus menyediakan
waktu khusus mendengarkan keluhan
orangtua
Bayi pernah sakit berat, review
bersama orang tua apa yang
telahdialami bayi: sesak? kejang?
Kuning? Sepsis?
Usahakan menyamakan presepsi
mengenai akibat, gejala sisa, prognosis

Konseling

Hari-hari pertama dirumah, pertama di


Rumah, perbedaan suasana bayi
rewel, sukar tidur, muntah
Siklus tidur bangun pendek, mengganggu
ritme hidup orang tua / saudara2nya
Frekuensi minum 8-10 kali
Usahakan berlaku tenang, bicara halus
Tidak ada salahnya bayi ngempeng pada ibu
Metode Kanguru

Masalah kesehatan

Refluks gastro esofageal


otot sfingter esofagus belum kuat, sehingga
asam lambung mengalir ke esofagus iritasi.
Bayi sering muntah, malas minum, stress.
Rata2 teratasi umur 3-4 bulan

Hernia inguinalis
dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan

Infeksi: kekebalan rendah


Faringitis, OMA, gastroenteritis

Pertumbuhan dan Nutrisi


Tumbuh kejar ( Catch up growth )

Setelah masa adaptasi, ketika mencapai masa


gestasi aterm, BBLR sehat mulai mengejar
keterlambatan pertumbuhannya ( tumbuh kejar /
catch up growth )
Dimulai oleh pertambahan lingkar kepala, diikuti
dengan berat dan panjang badan
BBLR yang tidak menunjukan tumbuh kejar
cenderung mempunyai keterlambatan fisik & mental

Pertumbuhan dan Nutrisi

Median kecepatan tumbuh BB, PB dan LK


pada bayi prematur setelah Aterm

UMUR (bln)
0-6 6-12 12-24 24-36
berat (g/hr)
23.0 14.4 6.8
5.5
panjang (cm/bln) 2.8 1.6 1.0
0.7
LK (cm/bln)
1.4 0.7 0.2
0.1

Kebutuhan Nutrisi

Masukan harian harus dipantau dengan teliti


sampair BB menunjukan kenaikan
Keperluan kalori 100-110 kkal/kg
ASI eksklusif: dengan menetek langsung, memakai
cangkir atau dengan suplementer
Susu prematur: 200-250ml/kg BB bayi
mencapai aterm atau BB 3.000 gr.
Ajari ortu cara untuk menyiapkan susu dan
sterilisasi alat-alat
Timbang bayi 2x/mg 1x/mg sampai BB naik

Kebutuhan Nutrisi

Fe cadangan intrauterin pd trimester III


Anemi daya tahan rendah, pengaruh
terhadap perkembangan kognitif di kemudian
hari
Susu formula: kadar Fe cukup tapi sukar diserap
ASI: kadar Fe rendah tapi mudah diserap
Suplemen mulai umur 2 bulan :
- Fe Sulfat 2-4 mg/kg
Asam folat 50 mugr/hr
Vitamin E25 I.U larutan aqua

Gangguan neurologis

Bila dicurigai ada kelainan, dirujuk pada dokter anak


/ dokter syaraf anak secara berkala
Waspada bila :

Lingkar kepala bertambah sangat cepat


Lingkar kepala tidak > setelah usia koreksi 5-6 bulan
Pertambahan lingkar kepala bayi cb: 0-3bulan: 2cm/bln,
3-6bulan: 1 cm/bln dan 7-12bulan: 0.5 cm/bln

Gangguan motorik ringan diatasi dengan fisiotherapi


Beri dukungan moral pada orang tua bayi bila
bermasalah

Perkembangan perilaku

Dipengaruhi oleh: Gejala sisa, kesehatan


secara umum dan stimulasi orang tua dan
lingkungan
Bayi IUGR simetris bila tidak mencapai tumbuh
kejar kemungkinan intelegensi akan kurang,
hiperaktif

BBL 1.250-1.500 gram kurang koordinasi motorik


halus, pengertian instruksi verbal lambat,
intelegensi normal
BBLR>1.500 gram, rata-rata tidak ada masalah

Imunisasi

Dimulai setelah stabil, BB mulai naik


Dilakukan sesuai usia kronologis
Mengikuti jadwal imunisasi umum
Hepatitis B setelah BB 2.000 gram atau umur 2
bulan
Vaksin pertusis aseluler dianjurkan bila ada
masalah neurologis / kejang demam
Vaksin influensa perlu dipertimbangkan pada
musim pancaroba setelah umur > 6 bulan

Terima Kasih

Hipoglikemia Pada
Neonatus
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk
Yankes Level I-II
Perinasia - 2013

Definisi
Untuk setiap neonatus, kadar glukosa
< 40-45 mg/dl dianggap tidak normal

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Homeostasis Glukosa
Neonatus

Setelah tali pusat dikleim:


- Kadar glukosa

,terendah pada usia 1-2 jam

Pada jam-jam pertama kehidupan:


- otak memobilisasi laktat dalam jumlah banyak

otak tidak kekurangan

bahan bakar

Mobilisasi glukosa bertahap dengan cara:


- Sekresi glukagon & katekolamin
- Supresi insulin
bayi cukup bulan sehat meskipun tidak diberi minum segera setelah lahir
kadar glukosa

pada usia 3-4 jam

Glkogen hepar cepat

bila tidak segera diberi minum

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Penyebab dan Mekanisme


Hipoglikemia
Berkurangnya persediaan dan menurunnya
produksi glukosa
Peningkatan pemakaian glukosa
(hiperinsulinisme)
Kedua mekanisme tersebut
Lain-lain
Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia (lanjutan)


1. Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunkan produksi
glukosa
Neonatus yang mempunyai risiko untuk keadaan ini:
.

PJT atau KMK

Bayi premature atau lebih bulan

. Neonatus yang mengalami penundaan pemberian asupan


. Neonatus yang menderita asfiksia perinatal
. Neonatus dengan hipotermia dan atau stress dingin

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia (lanjutan)


2. Peningkatan pemakaian glukosa: Hiperinsulinisme
Neonatus yang berisiko untuk keadaan ini:
IDM BMK (besar masa kehamilan)
Neonatus dengan polisitemia
Neonatus yang menderita eritroblastosis fetalis (isoimunisasi
RH- berat)
Neonatus dengan sindroma Beckwith- Wiedemann.
Neonatus dengan nesidioblastosis atau adenoma pankreatik.
Malposisi kateter UA
Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia (lanjutan)


3. Kedua mekanisme telah disebutkan diatas
4. Lain-lain
Insufisiensi adrenal
Sepsis
Penyakit penyimpanan glikogen (glycogen storage)
Tranfusi tukar
Penyakit jantung bawaan hipopituitarisme kongenital
Obat untuk ibu: steroid, beta blocker
Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Faktor Risiko Hipoglikemia


Bayi dan ibu dengan diabetes (IDM)
Neonatus untuk masa kehamilan (BMK)
Neonatus yang kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Bayi premature dan lebih bulan
Neonatus sakit atau stres (sindrom gawat napas,
hipotermia).

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Faktor Risiko Hipoglikemia


(lanjutan)

Neontaus puasa
Neonatus dengan polisitemia
Neonatus dengan eritroblastosis
Obat-obat maternal misalnya steroid,
simpatomimetik, dan beta blocker

beta

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Tanda Klinis Hipoglikemia


Bila menunjukkan gejala ataupun tidak. Kecurigaan
tinggi harus selalu diterapkan dan selalu antisipasi
hipoglikemia pada neonatus dengan faktor risiko.
Tidak tenang, gerakan tak beraturan (jittering)
Sianosis
Kejang atau tremor
Letargi dan sulit menyusu
Asupan yang buruk

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Diagnosis
Pemantauan glukosa di tempat tidur (bedside)
adalah tindakan tempat untuk penapisan dan
deteksi awal
Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum
dari laboratorium jika memungkinkan.

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Tatalaksana Hipoglikemia
Pencegahan. paling penting
Perawatan kasus Asimtomatik dan simptomatik
Hipoglikemia refraktori

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Tatalaksana Hipoglikemia (lanjutan)


1. Memantau Kadar Glukosa Darah
Untuk neonatus dengan risiko atau dengan
hipoglikemia
Dipantau setiap 1-2 jam sampai kadar glukosa
stabil, kemudian setiap 4 jam

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Tatalaksana Hipoglikemia (lanjutan)


2. Pencegahan Hipoglikemia

Menghindari faktor risiko yang dapat dicegah (misalnya


hipotermia).
Pemberian makan enteral merupakan tidakan preventif tunggal
paling penting
Jika bayi tidak mugkin menyusu, mulailah pemberian minum
dengan menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir.

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Tatalaksana Hipoglikemia (lanjutan)


3. Perawatan hipoglikemia
Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg dengan
dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui
IV selama lima menit dan diulang sesuai
keperluan.
Infus tak terputus (continual) glukosa 10%
dengan kecepatan 6-8 mg/kg/menit harus
dimulai.

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Infus Glukosa pada


Neonatus
Kecepatan Infus Glukosa (GIR)
Kecepatan Infus Glukosa (GIR) dihitung menurut formula
berikut:
GIR (mg/kg/min) =
Kecepatan cairan (cc/jam) x kosentrasi dextrose (%)
6 x berat (kg)

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Tatalaksana Hipoglikemia (lanjutan)


3. Perawatan hipoglikemia (lanjutan)
Ketika pemberian makan telah dapat ditoleransi
dan nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed
side) sudah normal maka infus dapat diturunkan
secara bertahap. Tindakan ini mungkin
memerlukan waktu 24-48 jam atau lebih untuk
menghindari kambuhnya hipoglikemia.

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Tatalaksana Hipoglikemia (lanjutan)


4. Hipoglikemia Refraktori
Kebutuhan glukosa > 12 mg/kg/menit menunjukan
adanya hiperinsulinisme. Keadaan ini dapat
diperbaiki dengan:
Hidrokortison: 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam
Glukagon 200 ug IV (segera atau infus
berkesinambungan 10 ug/kg/jam).
Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam
menghambat sekresi insulin pankreas.
Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

Terima Kasih

Hipoglikemia Pada Neonatus, Perinasia - 2013

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS


Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk
Yankes Level I-II
Perinasia - 2013

Latar Belakang
Diagnosis awal dan tatalaksana
hiperbilirubinemia pada neonatus yang
tepat adalah hal penting dalam
mencegah komplikasi hiperbilirubinemia

DEFINISI

Hiperbilirubinemia pada neonatus


adalah peningkatan kadar bilirubin
serum pada neonatus.
Nilai abnormal tergantung dari :

Umur gestasi
Umur kronologis
Penyakit/keadaan penyerta

Dua jenis :

Hiperbilirubinemia tidak terkonyugasi/indirek


Hiperbilirubinemia terkonyugasi/direk

INSIDENS

25%-60% neonatus cukup bulan


80% neonatus kuranag bulan
Sebagian besar bersifat jinak
Tetapi hiperbilirubinemia yang parah
dapat menyebabkan kerusakan otak
permanen yang serius

IKTERUS KLINIS

Ikterus yang nyata: Bilirubin serum > 5


mg/dl

Ikterus pada neonatus:

MENGAPA KITA KHAWATIR?


bilirubin = bilirubin ensefalopati
Kernikterus
Tahap 1: Letargi, hipotonia, refleks isap
buruk
Tahap 2: Demam, hipertonia, opistotonus
Tahap 3: Tangis melengking
Gangguan pendengaran & penglihatan
Serebral palsi koreoatetoid

KERN IKTERUS
Pewarnaan kuning dan nekrosis neuronal
Ganglia basal: globus palidus
nukleus subtalamik
Nukleus syaraf kranial:
vestibulokoklear
okulomotorik
fasialis
Nukleus serebral

IKTERUS NEONATORUM

Mekanisme
fisiologis vs non fisiologis
Ikterus non- fisiologis: diagnosis
differential
Tatalaksana

METABOLISME BILIRUBIN

BAGAN METABOLISME
BILIRUBIN

BILIRUBIN
Tidak terkonyugasi:

Bilirubin indirek

Tidak larut dalam air

Berikatan dengan albumin untuk


transport

Komponen bebas larut dalam lemak


Komponen bebas bersifat toksik
untuk otak

Terkonyugasi:

Bilirubin direk
Larut dalam air

Tidak larut dalam lemak

Tidak toksik untuk otak

KERACUNAN BILIRUBIN
Kadar bilirubin indirek
20 mg/dl? >25 mg/dl? >30 mg/dl?
Usia kehamilan
Hemolisis
Morbiditas lain: asifiksia, hipoglikemia,
asidosis, sepsis
Obat yang menggantikan bilirubin dari
ikatan dengan albumin

IKTERUS PADA MINGGU PERTAMA


KEHIDUPAN

Meningkatnya produksi bilirubin

Turnover sel darah merah yang lebih tinggi


Penurunan usia sel darah merah

Menurunnya ekskresi bilirubin


Penurunan uptake dalam hati
Penurunan konyugasi oleh hati
Peningkatan sirkulasi bilirubin
enterohepatik
Ekskresi bilirubin membaik setelah 1 minggu

IKTERUS FISIOLOGIS

Waktu terjadinya ikterus

Awitan terjadi setelah 24 jam


Memuncak pada 3 sampai 5 hari
Menurun setelah 7 hari

Bayi cukup bulan rata-rata memiliki


kadar bilirubin serum puncak 5-6 mg/dl.
Ikterus fisiologis berlebihan ketika
bilirubin serum puncak adalah 7-15
mg/dl pada NCB.
Selalu pertimbangkan usia bayi dan
kadar bilirubin

IKTERUS FISIOLOGIS

KADAR BILIRUBIN BERDASARKAN


WAKTU

Kadar bilirubin sebesar 10 mg/dl, pada


usia 72 jam, pada bayi cukup bulan
mungkin merupakan kadar fisiologis
Kadar bilirubin 10 mg/dl pada usia 10
jam BUKAN kadar fisiologis dan
memerlukan perhatian segera (lihat
riwayat penyakit dari ikterus fisiologis)

IKTERUS PADA BAYI


PREMATUR

Awitan terjadi lebih dini


Puncak lebih lambat
Kadar puncak lebih tinggi
Memerlukan lebih banyak waktu untuk
menghilang sampai dengan 2 minggu
Kadar seperti apa yang dianggap seperti
fisiologis?

Kadar bilirubin serum pada bayi cukup


bulan dan prematur

IKTERUS NON FISIOLOGIS

Awitan terjadi sebelum usia 24 jam


Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
Tingkat cut off
> 15 mg/dl pada bayi cukup bulan?
> ? mg/dl pada bayi prematur?
Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
Tanda penyakit lain

Hiperbilirubinemia fisiologis vs nonfisiologis

HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
PRODUKSI BERLEBIHAN (HEMOLISIS)
Hematoma darah ekstravaskular, memar
Ketidaksesuaian golongan darah fetomaternal
Ibu Rh negatif / bayi Rh positif
Ibu golongan sel darah merah intrinsik

Kelainan sel darah merah intrinsk


Defisiensi G-6-PD
Sferositosis herediter

Polisitemia

HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
SEKRESI BERKURANG
Prematurias
Hipotiroidisme
Bayi dari ibu penderita diabetes
Defisiensi enzim konyugasi uridin
difosfat glukuronil transferase herediter
Kelainan metabolisme lain

HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
DISEKRESI, DIABSORPSI KEMBALI
SIRKULASI ENTEROHEPATIK
Penurunan asupan enteral
Stenosis pilorik
Atresia/stenosis usus
Ileus mekonium
Sumbatan/plug memkonium
Penyakit Hirschsprung

HIPERBILIRUBINEMIA DIREK
GANGGUAN OBSTRUKTIF
Kolestatis
Atresia biliaris
Kista koledokus
#
#
#
#

Bilirubin direk > 2 mg/dl


Waktu timbul
Warna tinja
Warna urine

HIPERBILIRUBINEMIAPENYEBAB
CAMPURAN BERBAGAI SEBAB
Sepsis bakterial
Infeksi intra uterus: TORCH
Asfiksia

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

HIPERBILIRUBINEMIADiagnosis

Riwayat
Pemeriksaan fisik:

Usia kehamilan
Aktivitas/pemberian minum
Kadar ikterus
Pucat
Hepatosplenomegali
Memar, cephalhematoma

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

PENILAIAN KLINIS

Laju sefalokaudal

Wajah: 5 mg/dL (kurang lebih)


Dada atas: 10 mg/dL (kurang lebih)
Abdomen dan paha atas: 15 mg/dL (kurang
lebih)
Telapak kaki: 20 mg/dL (kurang lebih)

Pemeriksaan secara visual mungkin


membuat kita kurang tepat memahami
situasi
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Bilirubinometer
transkutan

Berguna sebagai alat penapisan


Pengukuran TcB cukup akurat pada
sebagian besar bayi dengan TSB <15
mg/dL
Tidak bergantung pada usia, ras, dan
berat badan
Tidak akurat setelah fototerapi

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

IKTERUS PADA HARI


PERTAMA

Kemungkinan besar

Rhesus, ABO, atau penyakit hemolitik lain


Sferositosis

Kemungkinan yang lebih jarang

Infeksi kongenital
Defisiensi G-6-P-D

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Ikterus yang berkembang secara


cepat setelah usia 48 jam

Kemungkinan besar

Infeksi
Defisiensi G-6-P-D

Kemungkinan yang lebih jarang

Rh, ABO, sferositosis

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

HIPERBILIRUBINEMIAdiagnosis

Uji laboratorium

Kadar bilirubin: total dan direk


Golongan darah ibu dan tipe Rh-nya
Golongan darah bayi dan tipe Rh-nya
Uji Coomb direk pada bayi
Hemoglobin/pemeriksaan darah lengkap
Sediaan apusan darah
Hitung retikulosit
G6PD
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

HIPERBILIRUBINEMIAtatalaksana

Hidrasi Pemberian asupan


Fototerapi
Transfusi tukar
Koreksi hipoksia, infeksi, asidosis
Fenobarbital: digunakan sebagai
antikonvulsan untuk kejang. Tidak
direkomendasikan kecuali untuk Crigler
Najjar tipe 3. Menyebabkan letargi dan
asupan yang buruk
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada Neonatus Usia Kehamilan 35
Minggu atau Lebih

Mempromosikan dan mendukung pemberian ASI


Melakukan penilaian sistematik sebelum bayi
pulang untuk menilai risiko hiperbilirubinemia
yang berat
Melakukan penilaian dini dan tindak lanjut
terfokus berdasarkan resiko
Ketika diindikasikan, beri terapi pada neonatus
dengan fototerapi atau tranfusi tukar, untuk
mencegah perkembangan ikterus yang berat
dan mungkin, kernikterus
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Pemberian minum untuk mencegah


dan mengobati Ikterus Neonatorum

Ibu harus menyusui bayinya setidaknya


8 sampai 12 kali setiap hari untuk
beberapa hari pertama
Mengurangi asupan kalori/dehidrasi
hingga ikterus membaik
Suplementasi dengan air atau dekstrosa
tidak akan mencegah atau mengobati
hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada Neonatus Cukup Bulan Sehat
Pertimban
gkan
terapi
sinar

Terapi
sinar

Transfusi
tukar

Transfusi
tukar dan
Terapi
sinar

25-48

> 12 mg/dL
(>200
mol/L)

> 15 mg/dL
(>250
mol/L)

> 20 mg/dL
(>340
mol/L)

> 25 mg/dL
(>425
mol/L)

49-72

> 15 mg/dL
(>250
mol/L)

> 18 mg/dL
(>300
mol/L)

> 25 mg/dL
(>425
mol/L)

> 30 mg/dL
(>510
mol/L)

Usia(jam)

>72

> 17 mg/dL > 20 mg/dL > 25 mg/dL > 30 mg/dL


(>290
(>340
(>425
(>510
Sumber: Halamek, L.P. And D.K. Stevenson. 1977. Neonatal
mol/L)
mol/L)
mol/L)
mol/L)
Jaundice and Liver Disease, in Neonatal-Perinatal Medicine: Disease
of the Fetus and Infant, Fanaroff, A.A. And R.J. Martin, eds. 6th ed.
St. Louis: Mosby-Year Book, p.1345-89.
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada Neonatus Kurang Bulan
Sehat dan Sakit (<37 minggu)
Neonatus Kurang Bulan
Sehat:
Kadar Total Bilirubin
Serum
(mg/dL)

Neonatus Kurang Bulan


Sakit:
Kadar Total Bilirubin
Serum
(mg/dL)

Terapi
Sinar

Transfusi
Tukar

Terapi
sinar

Transfusi
Tukar

Hingga
1.000 g

5-7

10

4-6

8-10

1.001-1.500
g

7-10

10-15

6-8

10-12

Berat

1.501-2.000
17
8-10Neonatal 15
Sumber: Halamek, 10
L.P. And D.K. Stevenson.
1977.
g and Liver Disease, in Neonatal-Perinatal Medicine: Disease
Jaundice
of
Fetus
A.A. And R.J. Martin,
eds. 6th17
ed.
> the
2.000
g and Infant,
10-12 Fanaroff, 18
10
St. Louis: Mosby-Year Book, p.1345-89.
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Menilai Faktor Risiko


Ikterus

Ketidaksesuaian golongan darah dengan uji Coomb


positif
Usia kehamilan 35-36 minggu
Pemberian ASI eksklusif ibu dengan anak pertama
Hematoma sefal atau memar yang nyata
Ras Asia
Kakaknya juga mengalami Ikterus yang nyata
Ikterus pada 24 jam pertama
Kadar bilirubin sebelum bayi pulang pada zona
beresiko tinggi
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Nomogram untuk penentuan risiko


berdasarkan kadar bilirubin serum
spesifik berdasarkan waktu, pada saat
bayi pulang
Bhutani et al., Pediatrics 1999

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Panduan untuk fototerapi pada bayi


dengan usia kehamilan 35 minggu atau
lebih
American Academy of Pediatrics, Juli
2004

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

FOTOTERAPI

BUKAN SINAR UV!


Panjang gelombang cahaya 450 sampai
460 nm
Gelombang sinar biru: 425 sampai 475 nm
Gelombang sinar putih: 380 sampai 700
nm
Spectral Irradiance: 30 W/cm2/nm

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Hiperbilirubinemia Pada
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Neonatus, Perinasia-2013

Hiperbilirubinemia Pada
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Neonatus, Perinasia-2013

Fototerapi Intensif

Sumber cahaya: cahaya alami siang hari, cahaya


putih, cahaya biru, neon flouresen biru khusus, lampu
halogen tungten, selimut serabut optik, dioda yang
memancarkan cahaya galium nitrida
Jarak dari cahaya: cahaya flouresen harus berada
sedekat mungkin (sampai 10 cm dari bayi), sinar
halogen dapat menyebabkan panas berlebihan
Daerah permukaan: maksimal, lepas semua pakaian
kecuali popok, popok juga dapat dilepas. Mata
ditutup
Berkala versus kontinyu
Hidrasi
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Komplikasi Fototerapi
Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi
Pemisahan ibu dengan bayi
Peningkatan Insensible Water Loss dan
dehidrasi pada bayi prematur
Bronze-baby syndrome (bayi dengan
ikterus kolestatik)

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Panduan untuk Tranfusi Tukar


pada Bayi dengan Usia Kehamilan
35 Minggu atau Lebih
American Academy of Pediatrics, Juli 2004

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Tranfusi Tukar

Partially
packed Red
Blood Cells

Volume
Ganda
Transfusi
Tukar
2 x 85 mL/kg
Produk
Sisa

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Tranfusi Tukar Komplikasi


Gagal jantung
Hipoglikemia metabolik, hiperkalemia,
hipokalsemia, toksisitas sitrat
Emboli udara
Trombositopenia
Sepsis bakteri
Penyakit virus yang ditularkan melalui transfusi
Enterokolitis nekrotikans
Trombosis vena portal
Angka kematian/gejala sisa menetap 1-12%

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013


Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Fototerapi dan transfusi tukar


pada BBLSR
(Cashore WJ, Clin Pediatr 2000)
Berat (g)

500-750

Memulai
fototerapi
(mg/dl)
5-8

Pertimbangka
n transfusi
tukar (mg/dl)
12-15

750-1000

6-10

>15

1000-1250

8-10

15-18

1250-1500

10-12

17-20

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

Breastmilk Jaundice

Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013

TERIMA KASIH....

HIPOKALSEMIA PADA
NEONATUS
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Yankes Level I-II
Perinasia 2013

Kalsium (Ca)

FUNGSI Ca
Mempertahanakan permeabilitas
membran sel
Mengaktifkan kerja enzim untuk:

Kontraksi otot
Transmisi saraf
Pembekuan darah

Mempertahankan fungsi normal jantung


Pembentukan tulang

Pengaturan Kalsium

PERAN
Hormon paratiroid (PTH = parathyroid
hormone)
Vitamin D
Kalsitonin (calcitonin)
Fosfor (P=phosphor)

Pengaturan Kalsium
(lanjutan)

HORMON PARATIROID (PTH)


me Ca serum:

Mobilisasi Ca dari tulang dan usus


Mengurangi ekskresi Ca oleh ginjal

Ca & Mg serum rendah: stimulasi PTH


Ca & Mg serum tinggi: supresi PTH

Pengaturan Kalsium
(lanjutan)

VITAMIN D
Vit D bersama PTH:

Mengembalikan kadar normal Ca dengan


cara mekan absorbsi Ca dan P dari usus
dan tulang

Pengaturan Kalsium
(lanjutan)

KALSITONIN (CALCITONIN)
Disekresi oleh kelenjar tiroid
Inhibisi (menghambat) resorbsi tulang
=> kadar Ca
PHOSPHOR (P)
Menghambat absorbsi Ca

Transport Ca

Ca terikat protein: 40% Ca serum total


Ca inaktif: 10 % Ca serum total
Membentuk kompleks dengan anion
(bikarbonat, laktat, sitrat)

Ca ion (iCa): 50% Ca serum total

Bentuk fisiologi yang aktif


Dapat melewati membran sel
Asidosis: iCa
Alkalosis: iCa

Metabolisme Ca Fetus
Kebutuhan Ca: transport aktif Ca lewat
plasenta
Pertambahan Ca pada trimester
terakhir pembentukan tulang baru
PTH dan calcitonin tak melewati plasenta
Relatif hiperkalsemia (hiper Ca)
* supresi PTH fetus
* stimulasi calcitonin fetus

Metabolisme Ca Neonatus

Saat lahir:

Neonatus mencegah hipokalsemia (hypo Ca),


bergantung pada persediaan Ca dan diet Ca

Usia 24 jam:

Kadar Ca sampai titik terendah dan aktivitas


PTH tetap rendah

Usia 48-72 jam:


PTH & Vit. D ; calcitonin
Mobilisasi Ca kadar Ca serum kembali
normal meskipun asupan Ca rendah

Hipokalsemia

Ca serum < 8 mg% (2 mmol/L) atau


iCa < 4,4 mg% (1,1 mmol/L)
Patofisiologi:
Kegagalan mencapai keseimbangan Ca:

Cadangan Ca tidak cukup


Kontrol hormon belum matang
Ketidakmampuan memobilisasi Ca

Hipokalsemia
Permeabilitas sel terhadap Na

Hipokalsemia
PENYEBAB & FAKTOR PENCETUS

Hipokalsemia awitan dini:


Prematuritas:
Cadangan Ca <
Hipoparatiroid relatif (respons PTH terhadap
hipokalsemia menjadi tumpul / )
* Bayi dari ibu DM, PTH terlambat diproduksi oleh
bayi setelah lahir
* Insufisiensi plasenta: cadangan Ca

Hipokalsemia
PENYEBAB & FAKTOR PENCETUS
(lanjutan)

Asfiksia dan stres perinatal

Calcitonin supresi Ca

Obat antikonvulsan ibu, merusak enzim hepar


gangguan metabolisme vitamin D
Asupan Ca rendah
Faktor yang menyebabkan iCa walaupun Ca serum
total normal:

Transfusi tukar, alkalosis

Hipokalsemia
PENYEBAB & FAKTOR PENCETUS
(lanjutan)

Hipokalsemia awitan lambat

Hipomagnesia
Hipoparatiroid kongenital transien
Sindrom DiGeorge:
Absen

timus dan paratiroid

Formula tinggi fosfat, seperti biji-bijian


tidak dapat mengeluarkan kelebihan fosfat
hiperfosfatemi supresi Ca

Neonatus

Malabsorbsi usus

Hipokalsemia
GEJALA KLINIK

Awitan dini (minggu pertama


kehidupan):

Apnea; stridor; irritable, jitteri, tremor,


hiperreffleksi; klonus, tetani atau kejang;
aritmia

Awitan lambat (setelah minggu


pertama):

Letargi; apnea; intoleransi asupan; distensi


abdomen; demineralisasi tulang; fraktur
tulang

Hipokalsemia
TATALAKSANA

TERAPI SEGERA PADA HIPOKALSEMIA DENGAN GEJALA

TERAPI RUMATAN IV

200-800 mg/kg/hari

TERAPI RUMATAN ORAL

Calcium glukonas 10%: 100-200mg/kg (1-2 cc/kg)


IV perifer pelan-pelan (10-30 menit)

200-800 mg/kg/hari dibagi menjadi 4 dosis


Dicampur makanan

TRANSFUSI TUKAR

100 mg (1ml) setiap 100 ml darah transfusi

Hipokalsemia
KOMPLIKASI PEMBERIAN Ca

Pemberian Ca IV dengan cepat


bradikardia, henti jantung
Ekstravasasu infus Ca nekrosis dan
kalsifikasi jaringan
Malposisi kateter umbilikus nekrosis
usus dan hepar

TERIMA KASIH

PEMBERIAN NUTRISI
PADA BBLR
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Yankes Level I II
Perinasia - 2013

Masalah Nutrisi Pada BBLR

Kapan mulai memberi nutrisi ?


Parenteral atau oral?
Bila parenteral, bagaimana?
Bila oral, ASI atau susu formula?
Berapa banyak?

Masalah Nutrisi Pada BBLR


BBLR sering disertai penyakit lain
seperti asfiksi, infeksi, sesak nafas
sehingga masukan oral terbuka
2. Fungsi saluran pencernaan belum
sempurna :
Refleks hisap kurang sukar menyusu
Motilitas usus lambat kembung
Volume gaster kecil muntah
Defisiensi enzym residu
1.

Kapan Mulai Memberikan Nutrisi ?

BBLR sehat, sesegera mungkin (IMD)


BBLR sakit : sebagian besar dapat
mengatasi penyakitnya dengan cepat
sehingga hanya memerlukan cairan,
elektrolit dan glukosa
Kolostrum sebagai minum pertama
Pertimbangkan pemberian nutrisi
parenteral bila bayi masih perlu puasa
hari ke 3.

Keperluan Cairan & Elektrolit BBLR Berat


1500 2500 gram
Jumlah
cairan
(cc/kg/hari)

Sodium*
Potasium* Kalsium
(mEq/kg/hr (mEq/kg/hr elemental
)
)
(mg/kg/hr)

Hari ke-1

60 D10W

45

Hari ke-2

90-110 D10W

2-3

1-2

45

Hari ke-3

120-150 D10W

2-4

2-4

45

Kurangi 20 cc/kg/hr jika ada RDS, tambahkan 20 cc/kg/hr jika bayi


dalam inkubator
Jangan tambahkan Na jika > 140 mEq/L dan tambahkan K setelah
ada b.a.k

Menilai Kecukupan Cairan, Elektrolit


Secara klinis : edematous atau dehidrasi
2. Berat badan (maksimal turun 3 % per hari)
3. Jumlah urin (2-3 ml/kg/hr), warna urin/pekat
Berat Jenis (1005 1010)
4. Elektrolit
Na : 135-145 mEq/I (hati-hati : Na < 130 atau
> 150)
K : 3,5-5 mEq/I (hati-hati : K<3 atau > 6 mEq/l)
5. Bila mendapat fototherapi, jumlah cairan
+20%
1.

Bayi Puasa Lama Nutrisi Parenteral


Garis besar program Nutrisi parenteral :
1. Keperluan cairan dan elektrolit
2. Keperluan kalori/glukosa
3. Keperluan proteind dan lemak
4. Tambahkan vitamin/mineral/trace
elemen
5. Istilah : NP Parsial (+) asam amino
NP Lengkap (TPN) : (+) AA, Lipid,
Vitamin

Nutrisi Parenteral
Keperluan cairan > hari ke 3 : 120 150 cc/kg
Kalori : 90 100 kkal/kg

1.
2.

Cairan dextrosa 10% ( gram 3,4 kkal)


Kecepatan cairan (Glucose infusion rate, GIR) : 4-6
mg/kg/menit, mempertahankan kadar glukosa
plasma 50 120 mg/dl
GIR (mg/kg/menit)

Kecepatan cairan (cc/jam) x Konsentrasi


Dextrosa
6 x BB (kg)

Nutrisi Parenteral

Bila kalori tidak terpenuhi, GIR dinaikan


1-2 mg/kg/menit dapat sampai 12
mg/kg/menit
Glukosa ditingkatkan 12.5% vena
perifer. Konsentrasi lebih tinggi Vena
Umbilical
Waspada:
-hiperglikemi glikosuria diuresis
osmotik
-hipoglikemi kejang
Monitor urin, dx dan gula darah plasma

Nutrisi Parenteral
3. Protein

Asam amino, 1 gram protein 4 kkal


Preparat berupa cairan 5% (Aminofusin
Paed) atau 6% (Aminosteril)
Dosis 0.5-1g/kg/hr 3.0-3.5g/kg/hari
Monitor BUN: 5-30mg/dl
Kelebihan protein: asidosis metabolik,
hiperammonemia, letargi, kolestasis

Nutrisi Parenteral
4. Lipid: 1gram 10kkal

Diperlukan untuk: maturasi jar.otak, retina


serta mengoptimalkan utilisasi enersi
Preparat Intralipid, lemak 10% dan 20%
Mulai 0.5-1.0 g/kg, naikkan 0.5g/kg/hr
sampai 3.0-4.0g/kg
Diberikan secara perlahan selama 20-24
jam dalam infus terpisah

Nutrisi Parenteral
4. Lipid: 1gram 10kkal

Bisa mengganggu adhesi thrombosit,


gangguan fungsi hepar, paru, kompetisi
meningkat bilirubin dengan albumin
Monitor trigliserida, waspada bila 150mg

5. Vitamin: multivitamin 2-5ml i.v setiap


hari,
6. Perhatikan: kalori dari protein maksimal
15% kalori darilipid maksimal 15%

Komplikasi Nutrisi Parental

Infeksi akibat jalur iv


Direk hiperbilirubinemia
Gangguan elektrolit
Hiperglikemi
Ekstravasasi cairan luka bakar

Komplikasi Nutrisi Parental

Infeksi akibat jalur iv


Direk hiperbilirubinemia
Gangguan elektrolit
Hiperglikemi
Ekstravasasi cairan luka bakar

Sesegera mungkin minum!

Kapan Mulai Memberi Minum ?

Bila bayi telah stabil:


Kontrol suhu baik
Sesak nafas/retraksi berkurang
Keperluan O2 berkurang
Frekuensi denyut jantung baik,eksremitas
hangat
Bising usus cukup
Menunjukan tanda-tanda lapar

ASI !
ASI !
ASI !

Nutrisi Enteral ASI

Meningkatkan ikatan batin ibu-bayi


Komposisi, kadar nutrien tepat untuk bayi
Mengandung zat kekebalan
Mengandung enzim, hormon-hormon
pencernaan
Mengandung growth factors
IQ lebih tinggi 6-8 point

ASI : makanan ntuk bayialamiah u

Masalah ASI pada BBLR Kurang Bulan


BKB gestasi < 34 minggu
1. Refleks Isap dan menelan belum kuat han
sekitar 3-4 rangsangan pada putting lemah,
pengosongan payudara terhambat, produkai
ASI menurun habis
2. ASI prematur hanya bertahan 3-4 minggu
kemudian berubah menjadi ASI matur (protein
< rendah )
3. Volume gaster kecil

Masalah ASI pada BBLR Kurang Bulan

Penguat ASI ( HMF: Human Milk Fortifier)


HMF : Berisi protein, elektrolit, mineral
Ditambahkan pada ASI perah pada bayi
BB<1.500 gr setelah bisa minum>100ml/kg
Diberikan sampai berat 1800-2000 gr
Bila tidak ada HMF atau ASI perah Ibu
kurang,boleh diberikan formula prematur
Mulai dengan pengenceran setengah

Komposisi Berbagai Susu


Susu
Sapi

ASI
Matur

ASI
Prem

ASI
Formul
Prem + a
F
BBLR

Formul
a
Biasa

Energi
100ml

6.7

70

67

74

80

66

Karbo

4.6

8.5

6.9

Lemak

3.9

4.2

4.4

3.6

Protein

3.4

1.3

1.8-2.4

3.7

2. 2

1. 5

Na

22

22

31

13-20

39

15

18

18

17

Ca

30

27

18-27

12-20

30

38

11-17

12-18

Masalah ASI pada BBLR Kurang Bulan

Tidak ada masalah untuk segera menyusu


Waspada hipoglikemi (biasanya dalam 24
jam I)
Monitor kadar dx setelah umur 2 jam
sebelum menyusu, dan ulang sesuai protokol
Bila bayi nampak lemas atau hipoglikemi
ringan, boleh diberikan susu formula per
sendok sambil bayi terus disusui
Setelah ASI cukup dan gula darah stabil,
dilanjutkan dengan ASI eksklusif

Keberhasilan ASI eksklusif

Motivasi antenatal Ibu & keluarga terdekat


Inisiasi menyusu dini ( IMD)
Rawat gabung
Tidak diberi makanan prelaktal
Menyusui tanpa jadwal
Petugas mendis mengajari cara menyusui
yang benar dan memberi dan memberi
dukungan moril, hanya ibu bisa memberi
makanan terbaik

Keberhasilan ASI eksklusif

Ajari cara
memerah
Mulai memerah
ASI 6jam
postpartum, tiap
2-3jam
Setelah ASI
keluar perah tiap
4-5jam
Sesegera
mungkin metode
kanguru

FREEZER (beku) tahan 3-6


bulan

Pindah ke lemari es/pendingin (cair)


tahan 2 hari
Tuang kedalam wadah
secukupnya

Rendam dalam air hangat


(Berikan pada bayi, bila sisa harus
dibuang)

Cara memberikan minum BBLR

Target : 150 200 ml/kg/hr


Bayi baru mulai stabil, atau BB <2000 g,
selalu mulai dengan sonde orogastrik
Kemudian sesuaikan dengan usia gestasi;
refleks menelan: gestasi 32minggu
refleks mengisap: gestasi 34 minggu
Agar bayi kemudiannya mau menetek,
berikan ASI/ Formula dengan sendok atau
cangkir
Alat bantu laktasi (suplementer)

Cara memberikan minum BBLR

Minum dengan
cangkir

Alat bantu laktasi

Cara memberikan minum BBLR

Mulai dengan priming, 5-10 ml/kg/hr


Setelah 1-2 hari perlahan volume dinaikan
hingga mencapai target dalam 2 minggu
Makin kecil, makin sedikit volume minum
BB 1.000-1.500 gr : 10-12x
BB 1.500-2.000 gr : 8-10x
Vitamin/suplemen diberikan setelah minum
150 ml/kg
Ajak orangtua partisipasi dalam
memberikan minum

Hal-hal Yang Perlu Diwaspadai


dan Perlu Diwaspadai Penyebabnya

Residu :
Hati-hati bila ada residu 20-30%, mungkin
motilitas usus belum baik
Residu > 30% ,bayi dipuasakan
Muntah/ muntah cairan hijau
Kembung
Gejala lain yang berhubungan dengan
sepsis: hipotermi, bradikardi, dsb

Kesimpulan

Nutrisi alamiah yang paling baik untuk


BBLR adalah ASI
Berikan ASI sesegera mungkin
Untuk bayi-bayi kecil, ASI perlu ditambah
HMF
Bila perlu PASI, berikan bukan dengan botol
agar kemudiannya bayi tetap mau menetek
Merawat dengan metode kanguru
membantu ASI eksklusif

Syarat ASI Donor

Scrinning Donor
Penyimpanan ASI di pendingin dengan suhu
< 20o C (Mematikan dan menonaktifkan
CMV & HTLV)
Pasteurisasi (mematikan CMV & HTLV)
Pateurisasi Pretoria/Flash

Skrining Donor
Donor
ASI (Ibu)

Skrinning
Lisan &
Tulisan

Skrinning
Lab

ASI
Donor

SEHAT

Pasteuris
asi &
Kultur

KONSUME
N

Skining Tahap I
Wawancara tentang riwayat kesehatan donor secara
detail
Potensial ditolak menjadi donor, jika :

Mendapat transfusi darah dalam 12 bulan terakhir


Melakukan transplantasi organ atau jaringan dalam
12 bulan terakhir
Mengkonsumsi minuman keras, obat terlarang,
obat tertentu, rokok
Hepatitiis, HIV, HTLV, TBC, dll
Mempunyai pasangan seksual yang berisiko 12
bulan terakhir

Skining Tahap 2

Pemeriksaan serologi (tes darah) untuk HIV-1


dan HIV-2, HTLV, Hepatitis-B, Hepatitis-C, dan
Sifilis.
Pemeriksaan baru dapat ditambahkan
terhadap skrining tahap 2 ini jika terdapat
virus baru yang potensi terhadap bayi yang
diberi ASI

Pasteurisasi Pretoria

Beri label pada wadah kaca dengan nama bayi, tanggal


dan waktu
Ibu memerah ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah
kaca
Tutup wadah kaca dan letakkan ke dalam panci 1 L
Tuangkan air mendidih 450 ml atau hingga permukaan
air mencapai 2 cm dari bibir panci
Dapat diletakan pemberat diatas wadah kaca
Tunggu selama 30 menit
Pindahkan susu, dinginkan, berikan kepada bayi atau
simpan di lemari pendingin

Pasteurisasi Flash

Beri label pada wadah kaca dengan nama bayi, tanggal dan
waktu
Ibu memerah ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca
Tutup wadah kaca
Taruh wadah kaca didalam ceret
Tuangkan air mendidih 450 ml atau hingga permukaan air
mencapai 2 cm dari bibir panci
Dapat diletakan pemberat diatas wadah kaca
Didihkan air, bila timbul gelembung, pindahkan susu dengan
cepat dari air dan sumber panas
Dinginkan susu, berikan kepada bayi atau simpan di lemari
pendingin

Terima kasih, ada pertanyaan?

Beri label pada wadah kaca dengan nama bayi, tanggal dan
waktu
Ibu memerah ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca
Tutup wadah kaca
Taruh wadah kaca didalam ceret
Tuangkan air mendidih 450 ml atau hingga permukaan air
mencapai 2 cm dari bibir panci
Dapat diletakan pemberat diatas wadah kaca
Didihkan air, bila timbul gelembung, pindahkan susu dengan
cepat dari air dan sumber panas
Dinginkan susu, berikan kepada bayi atau simpan di lemari
pendingin

Anda mungkin juga menyukai