Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah
Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah
Permasalahan Bayi Berat Lahir Rendah
Mengapa BBLR
Bermasalah?
Bayi Normal: Kelompok bayi baru lahir
yang terbukti paling sedikit mempunyai
morbiditas, mortalitas dan kemudiannya
tumbuh kembang baik.
Ciri Bayi Baru Lahir Normal adalah:
1. Gestasi 37 sampai dengan 41 minggu
(penuh)
2. Berat lahir > 2.500 gram sampai
dengan 4.000 gram
Mengapa BBLR
Bermasalah?
WHO:
Penyebab BBLR
BBLR <37
minggu
30-40% penyebabnya ??
70% berkaitan dengan KPD
Kondisi ibu:
Kelainan bentuk uterus
Kelainan plasenta: letak
rendah
Penyakit kronik: anemi, DM
Infeksi: ISK, HIV
Terpapar pada rokok, zat
addiktif
Variasi normal
10%
Kelainan kromosom
10%
Infeksi
5%
Kelainan uterus
1%
Defek plasenta/tali pusat
2%
Penyakit vaskular ibu
3%
Obat2, rokok
5%
Lain2
32%
Asfiksi
Gangguan pernafasan
Thermoregulasi
Polisitemi
Nutrisi, metabolisme
kekebalan
Asfiksi
BBLR < 37
minggu :
Otot pernapasan
lemah, tarikan
nafas kurang kuat
dada sukar
mengembang
VTP
BBLR > 37 minggu
Hipoksi intrauterin,
Gangguan Pernapasan
BBLR < 37 minggu:
Surfaktan << alveoli
lekat O2 headbox,
CPAP, ventilator
BBLR > 37 minggu:
Aspirasi mekonium,
PPHN, Pneumonia
O2 headbox, CPAP,
ventilator
Thermoregulasi
SEMUA BBLR
Permukaan tubuh besar,
lemak coklat sedikit,
lemak subkutan tipis
Infant warmer
Inkubator
Metode kangguru
Nutrisi
BBLR < 37 minggu:
Defisiensi enzym, motilitas
usus <<, refleks isap <<
BBLR > 37 minggu:
Hipoksi sal. Cerna, motilitas
usus <<, keperluan kalori
>>
ASI eksklusif
Monitor motilitas usus
Waspada EKN
Metabolisme
SEMUA BBLR
Hipoglikemi,
hipokalsemi,
hiperbilirubinemia
Monitor, koreksi
bila perlu
fototherapi
Polisitemi
Hipoksi kronik
produksi eritrosit
Microthrombi
cedera cerebral
Monitor, cairan,
obat-obatan,
partial exchange
Kekebalan
Akibat malnutrisi &
infeksi intrauterin
Imunoglobulin <<,
neutropeni
Infeksi nosokomial
Masalah lain
Konsep Pelayanan
Perinatologi
Konsep Pelayanan
Perinatologi
Sarana
Box bayi
Lampu pemanas
Suction portabel
Fototherapy
NKB 34 36 mg stabil,
baru belajar minum:
menyusu / sonde /
sendok
Bayi sering muntah
Penyakit kronik (CLD)
Fototherapi dengan
masalah lain (dehidrasi,
minum per sonde)
Kelainan kongenital
ringan: T21, celah bibir
Sarana
Inkubator
Tabung O2
Oxymeter
Fototherapi
Sarana
CPAP
Infusion/syringe pump
Sarana
CPAP/Ventilator
Infusion/syringe pump
KESIMPULAN
PENILAIAN USIA
GESTASI
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk
Yankes Level I-II
Perinasia-2013
Tujuan
Bayi
Kecil Masa Kehamilan (KM
Antenatal
Mengukur tinggi fundus uteri (kesalahan bisa terjadi
apabila ada kelainan letak atau bayi kembar atau
kelainan bentuk uterus)
Menilai mulai terdengarnya bunyi jantung janin (bisa
terlambat terdeteksi bila pemeriksaan tidak
teratur/sering)
Menilai mulai terasanya pergerakan janin(sangat
subjektif)
Menilai dengan menggunakan USG (memerlukan
keahlian dan peralatan khusus)
Menilai dengan menggunakan HPHT (Ibu ingat, haud
harus teratur, haid terakhir sama dengan haid
sebelumnya)
PEMERIKSAAN
OFTALMOSKOPI
Derajat 4 (27-28 minggu) :
Pembuluh darah menutupi permukaan anterior lensa
atau pembuluh darah bertemu di tengah lensa
Derajat 3 (29-30 minggu) :
Pembuluh darah tidak bertemu ditengah tetapi
mendekati. Bagian tengah lensa tidak tertutup
pembuluh darah.
Derajat 2 (31-32 minggu) :
Pembuluh darah mencapai bagian tengah luar lensa.
Bagian jernih di tengah lensa lebih lebar
Derajat 1 (33-34 minggu) :
Pembuluh darah hanya di perifer lensa
Penilaian Kematangan
28 minggu
32 minggu
36 minggu
28 minggu
33 minggu
Cukup Bulan
33 minggu
28 minggu
36 minggu
28 MINGGU
33 MINGGU
36 MINGGU
Cukup bulan
KURANG BULAN
CUKUP BULAN
KEMATANGAN FISIK
Tand
a
-1
Nilai
Tand
a
MATURITASNEROMUSKULAR
Tand
a
Nilai
Nilai
Tanda
ANGKA MATURITAS
Besar untuk
masa
kehamilan
(BMK)
Sesuai
untuk masa
kehamilan
(SMK)
Kecil untuk
masa
kehamilan
(KMK)
Kurang bulan
Cukup bulan
Lebih bulan
GangguanPernapasan
Pernapasanpada
padaBBLR
BBLR
Gangguan
Makroglossia :
lidah besar/relatif
besar
-Sindrom Pierre
Robin (mandibula
kecil)
-Hypotiroid
Bayi ditidurkan
tengkurap/pasan
g gudel
HMD berat
Asfiksi
Asfiksi terjadi bila bayi lahir tidak bernapas secara spontan dan
adekuat (depresi pernapasan)
Asfiksi dapat terjadi perinatal maupun saat lahir bayi
kekurangan O2 metabolisme anaerob asidosis metabolik
kerusakan jaringan-jaringan tubuh kematian
BBLR : termasuk resiko tinggi untuk mengalami asfiksi
Survey 2005 : angka kematian asfiksi di beberapa RS rujukan
41,94% (2005)
Beratnya asfiksi dinilai dengan Nilai Apgar / NA (1953) pada
menit pertama dan ke lima setelah lahir
Asfiksi
NA menilai denyut jantung, usaha napas, tonus otot,
refleks dan warna kulit, masing-masing dinilai 0, 1, 2
kemudian dijumlah
Tanpa asfiksi : NA > 7 (tidak perlu resusitasi)
Asfiksi sedang : NA 4-6
Asfiksi berat : NA 0-3
Gangguan
resusitasi
Asfiksi
Resusitasi menurut AAP dan AHA (2000)
Intervensi secepatnya tidak menunggu NA menit 1
Tiap intervensi dilakukan selama 30 detik
Bayi bugar : usaha napas dan tonus baik, FJ > 100 / mnt
bulan?
Bersama Ibu
Bernapas
atau
menangis?
Tonus baik?
Tidak
30 detik
Tidak
FJ < 100
dpm,
Megapmegap,
atau
apnu?
Sulit
bernapas
atau
sianosis
menetap
Tidak
Ya
Ya
60 detik
bersihkan jalan
napas
Pantau SpO2
Pertimbangan CPAP
Asfiksi
FJ <
100
Lakukan langkah
koreksi ventilasi
Perawatan Pasca
resusitasi
FJ < 60
dpm
Asfiksi
Lakukan
Langkah koreksi
ventilasi
Intubasi bila
dada tidak
mengembang
Pertimbangk
an
Hipovolemi
a
Pneumotora
ks
FJ <
60
dpm
Ya
Pertimbangkan intubasi
Kompresi dada
Koordinasikan dengan VTP
FJ <
60
dpm
Ya
Target SpO2,
Pra-Duktus
Setelah Lahir
1 menit 60-65%
2 menit 65-70%
3 menit 70-75%
4 menit 75-80%
5 menit 80-85%
10 menit
8595%
Epinefrin IV
Asfiksi
Penanganan kasus-kasus resiko tinggi
Kuncinya adalah antisipasi antepartum
Informasikan masalah BBLR pada TIM resusitasi dan perawatan
neonatus segera setelah ibu masuk KB
Minimal 2 orang terampil dan resusitasi harus hadir
Komunikasi dengan ortu mengenal komplikasi
Resusitasi pada BBLR :
Cegah hipotermi : pemanas, inkubator transpor
Bantuan pernapasan dilakukan lebih awal ????
Semua tindakan ?????
Asfiksi
Selanjutnya :
1.Bayi bugar, gestasi 36 minggu kontak kulit dengan ibu Tk I
24 jam rawat gabung, ASI eksklusif
2.Bayi bugar, gestasi 34 36 minggu, TK IIA, bila ASI dengan sendok,
Perawatan Metode Kanguru
3.Asfiksi sedang tk IIB, monitor tanda-tanda vital. Berikan O2
sesuai kebutuhan, puasakan, antibiotika
4.Asfiksia berat NICU
5.Pemeriksaan penunjang tergantung situasi : AGD, darah lengkap,
gula darah, elektrolit, Ro, dsb
6.USG kepala minimal 1x, OAE sebelum pulang
Apnu
Apnu : napas berhenti disertai bradikardia dan / atau sianosis
selama 20 detik
Apnu bayi kurang bulan ditemukan pada 25% bayi-bayi dengan
gestasi < 34 mg, dan 80% pada gestasi < 30mg
99% teratasi ketika mencapai aterm tanpa gejala sisa
Apnu bayi prematur rata-rata muncul sekitar hari ke 2-3 dan bila
> 1 minggu tidak terlihat, biasanya tidak akan timbul.
Jenis apnu pada bayi prematur :
1. Sentral : pusat pernapasan belum matur
2. ???????
Apnu
Apnu yang timbul pada prematur mendekati aterm atau BBLR
aterm, atau timbul > usia 1 minggu hampir selalu patologik dan
harus dicari penyebabnya
Risiko : -
Apnu
Tatalaksana apnu bayi prematur
Bayi dengan gestasi 32 35 minggu Tk IIB harus dimonitor ketat
minimal sampai umur 1 minggu atau 5 hari setelah serangan apnu
terakhir
Rata-rata dengan rangsangan taktil sudah ada reaksi, bila gagal
lakukan VTP dengan ambu dan O2 < 40%
Evaluasi kemungkinan penyebab : AGD, darah lengkap, dx,
elektrolit, kalsium, Ro dada, USG, obat-obatan
Terapi : - aminofilin 6mg/kgbb 2mg/kg/8 jam
- Cafein sitrat 20mg/kg 5 mg/kg/24 jam
Apnu
Tatalaksana apnu patologis :
Mulai dengan rangsang taktil VTP dengan O2 40%
CPAP alveoli mengembang membantu diafragma
Posisi bayi tengkurap, jaga saluran napas atas
Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab
Terapi tergantung penyebab apnu
Apnu berulang puasakan bayi
Gagal NICU
Prognosis tergantung penyebab apnu
Tatalaksana Umum
Gangguan Napas BBLR
Oksigenisasi :
Berikan O2 konsentrasi 40 60 % dengan headbox oxymeter
88 -92 %
Bila gagal, CPAP dengan tekanan 5 cm H2O
Setelah perbaikan, kurangi konsentrasi O2 perlahan-lahan (1025%) tiap 8-12 jam
Setelah FIO2 sekitar 25% dapat dicoba lepas CPAP kembali ke
headbox dengan dipandu oxymeter
Waspada PDA / sepsis bila keperluan O2 yang tadinya stabil
naik kembali
Tatalaksana Umum
Gangguan Napas BBLR
Antibiotika : diberikan sampai terbukti tidak ada
infeksi sesuaikan dengan biakan darah
Dimulai dengan :
1. Ampicilin 100 mg/kgbb/12 jam
Cephalosporin III 100 mg/kgbb/12 jam
2.
Tatalaksana Umum
Gangguan Napas BBLR
Nutrisi
Puasa, apalagi bila FN > 60 mnt. Mulai D10% 60ml/kg dinaikkan
10-20ml/kg/hr tergantung perkembangan
Elektrolit mulai hari ke 3 sesuai keperluan, monitor tiap 1 2
hari. Balans cairan dievaluasi tiap pergantian jaga
Bila diperkirakan akan puasa lama asam amino, lipid
Setelah stabil, bising usus baik ASI peras sampai 10 ml/kg/hr
(trophic feeding) pertahankan 2-3 hari dulu sebelum menambah
minum
Jangan terlalu cepat menaikkan asupan oral pada bayi-bayi
prematur apalagi bila pernah asfiksi EKN!
Terimakasih, ada
pertanyaan?
Saluran Cerna
Kejang
Nyeri
pada neonatus
Pemantauan setelah
Hernia inguinalis
Lebih
Kembung sederhana
1.
2.
3.
Kembung sederhana
4.
Volume minum terlalu banyak dapat berakibat
kembung disertai residu susu yang belum dicerna.
Bila residu < 30%, kurangi volume minum.Berikan minum
sedikit-sedikit tapi sering. Masukan kembali residu
5.
Muntah
Membedakan apakah muntah berbahaya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
pemasangan OGT: pemasangan tidak hatihati atau kateter terlalu >>. Ganti dengan OGT
lebih kecil, bilas lambung dan selama observasi
puaskan bayi
Darah ibu tertelan (puting lecet): Apt test
Perdarahan saluran cerna: cegah dengan vitamin
K
Stress ulcer, ganggu pembekuan darah
Jittery (gemetar2)
Klonus, gerakan cepat berulang pada satu ekstremitas
Bayi sadar, jittery terjadi terutama waktu tidur
Bila kita tahan, gerakan reda
Tidak dihubungkan dengan perubahan denyut
jantung/napas
Kejang merupakan gejala dan bukan merupakan suatu
penyakit, sehingga prognosis tergantung penyakit
penyebabnya. Secara umum mortalitas 15% dan
sekuela neurologik 30%
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Umum
Jaga agar tidak hipotermi, bersihkan lendir saluran
nafas atas, leher jangan tertekuk
Selama masih kejang puasakan atau minum per
sendok
Jaga agar hipoksi tidak bertambah,O2 sesuai
kebutuhan
Koreksi gangguan metabolik
Bila masih kejang boleh dimulai terapi anti kejang
Antibiotika : diberikan 14 hari pada sepsis
Bila biakan CSS (+), meningitis, antibiotika 21hari, dan
LP diulang setelah 2 hari
gangguan kesehatan
Mengusahakan gizi baik
Deteksi dini kelainan neurologis / indera
Mengamati perkembangan
Imunisasi
Konseling
Konseling
Masalah kesehatan
Hernia inguinalis
dapat terjadi pada bayi laki-laki maupun perempuan
UMUR (bln)
0-6 6-12 12-24 24-36
berat (g/hr)
23.0 14.4 6.8
5.5
panjang (cm/bln) 2.8 1.6 1.0
0.7
LK (cm/bln)
1.4 0.7 0.2
0.1
Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan Nutrisi
Gangguan neurologis
Perkembangan perilaku
Imunisasi
Terima Kasih
Hipoglikemia Pada
Neonatus
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk
Yankes Level I-II
Perinasia - 2013
Definisi
Untuk setiap neonatus, kadar glukosa
< 40-45 mg/dl dianggap tidak normal
Homeostasis Glukosa
Neonatus
bahan bakar
Neontaus puasa
Neonatus dengan polisitemia
Neonatus dengan eritroblastosis
Obat-obat maternal misalnya steroid,
simpatomimetik, dan beta blocker
beta
Diagnosis
Pemantauan glukosa di tempat tidur (bedside)
adalah tindakan tempat untuk penapisan dan
deteksi awal
Hipoglikemia harus dikonfirmasi oleh nilai serum
dari laboratorium jika memungkinkan.
Tatalaksana Hipoglikemia
Pencegahan. paling penting
Perawatan kasus Asimtomatik dan simptomatik
Hipoglikemia refraktori
Terima Kasih
Latar Belakang
Diagnosis awal dan tatalaksana
hiperbilirubinemia pada neonatus yang
tepat adalah hal penting dalam
mencegah komplikasi hiperbilirubinemia
DEFINISI
Umur gestasi
Umur kronologis
Penyakit/keadaan penyerta
Dua jenis :
INSIDENS
IKTERUS KLINIS
KERN IKTERUS
Pewarnaan kuning dan nekrosis neuronal
Ganglia basal: globus palidus
nukleus subtalamik
Nukleus syaraf kranial:
vestibulokoklear
okulomotorik
fasialis
Nukleus serebral
IKTERUS NEONATORUM
Mekanisme
fisiologis vs non fisiologis
Ikterus non- fisiologis: diagnosis
differential
Tatalaksana
METABOLISME BILIRUBIN
BAGAN METABOLISME
BILIRUBIN
BILIRUBIN
Tidak terkonyugasi:
Bilirubin indirek
Terkonyugasi:
Bilirubin direk
Larut dalam air
KERACUNAN BILIRUBIN
Kadar bilirubin indirek
20 mg/dl? >25 mg/dl? >30 mg/dl?
Usia kehamilan
Hemolisis
Morbiditas lain: asifiksia, hipoglikemia,
asidosis, sepsis
Obat yang menggantikan bilirubin dari
ikatan dengan albumin
IKTERUS FISIOLOGIS
IKTERUS FISIOLOGIS
HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
PRODUKSI BERLEBIHAN (HEMOLISIS)
Hematoma darah ekstravaskular, memar
Ketidaksesuaian golongan darah fetomaternal
Ibu Rh negatif / bayi Rh positif
Ibu golongan sel darah merah intrinsik
Polisitemia
HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
SEKRESI BERKURANG
Prematurias
Hipotiroidisme
Bayi dari ibu penderita diabetes
Defisiensi enzim konyugasi uridin
difosfat glukuronil transferase herediter
Kelainan metabolisme lain
HIPERBILIRUBINEMIA PENYEBAB
DISEKRESI, DIABSORPSI KEMBALI
SIRKULASI ENTEROHEPATIK
Penurunan asupan enteral
Stenosis pilorik
Atresia/stenosis usus
Ileus mekonium
Sumbatan/plug memkonium
Penyakit Hirschsprung
HIPERBILIRUBINEMIA DIREK
GANGGUAN OBSTRUKTIF
Kolestatis
Atresia biliaris
Kista koledokus
#
#
#
#
HIPERBILIRUBINEMIAPENYEBAB
CAMPURAN BERBAGAI SEBAB
Sepsis bakterial
Infeksi intra uterus: TORCH
Asfiksia
HIPERBILIRUBINEMIADiagnosis
Riwayat
Pemeriksaan fisik:
Usia kehamilan
Aktivitas/pemberian minum
Kadar ikterus
Pucat
Hepatosplenomegali
Memar, cephalhematoma
PENILAIAN KLINIS
Laju sefalokaudal
Bilirubinometer
transkutan
Kemungkinan besar
Infeksi kongenital
Defisiensi G-6-P-D
Kemungkinan besar
Infeksi
Defisiensi G-6-P-D
HIPERBILIRUBINEMIAdiagnosis
Uji laboratorium
HIPERBILIRUBINEMIAtatalaksana
Tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada Neonatus Usia Kehamilan 35
Minggu atau Lebih
Tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada Neonatus Cukup Bulan Sehat
Pertimban
gkan
terapi
sinar
Terapi
sinar
Transfusi
tukar
Transfusi
tukar dan
Terapi
sinar
25-48
> 12 mg/dL
(>200
mol/L)
> 15 mg/dL
(>250
mol/L)
> 20 mg/dL
(>340
mol/L)
> 25 mg/dL
(>425
mol/L)
49-72
> 15 mg/dL
(>250
mol/L)
> 18 mg/dL
(>300
mol/L)
> 25 mg/dL
(>425
mol/L)
> 30 mg/dL
(>510
mol/L)
Usia(jam)
>72
Tatalaksana Hiperbilirubinemia
pada Neonatus Kurang Bulan
Sehat dan Sakit (<37 minggu)
Neonatus Kurang Bulan
Sehat:
Kadar Total Bilirubin
Serum
(mg/dL)
Terapi
Sinar
Transfusi
Tukar
Terapi
sinar
Transfusi
Tukar
Hingga
1.000 g
5-7
10
4-6
8-10
1.001-1.500
g
7-10
10-15
6-8
10-12
Berat
1.501-2.000
17
8-10Neonatal 15
Sumber: Halamek, 10
L.P. And D.K. Stevenson.
1977.
g and Liver Disease, in Neonatal-Perinatal Medicine: Disease
Jaundice
of
Fetus
A.A. And R.J. Martin,
eds. 6th17
ed.
> the
2.000
g and Infant,
10-12 Fanaroff, 18
10
St. Louis: Mosby-Year Book, p.1345-89.
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
FOTOTERAPI
Hiperbilirubinemia Pada
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Neonatus, Perinasia-2013
Hiperbilirubinemia Pada
Hiperbilirubinemia Pada Neonatus, Perinasia-2013
Neonatus, Perinasia-2013
Fototerapi Intensif
Komplikasi Fototerapi
Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi
Pemisahan ibu dengan bayi
Peningkatan Insensible Water Loss dan
dehidrasi pada bayi prematur
Bronze-baby syndrome (bayi dengan
ikterus kolestatik)
Tranfusi Tukar
Partially
packed Red
Blood Cells
Volume
Ganda
Transfusi
Tukar
2 x 85 mL/kg
Produk
Sisa
500-750
Memulai
fototerapi
(mg/dl)
5-8
Pertimbangka
n transfusi
tukar (mg/dl)
12-15
750-1000
6-10
>15
1000-1250
8-10
15-18
1250-1500
10-12
17-20
Breastmilk Jaundice
TERIMA KASIH....
HIPOKALSEMIA PADA
NEONATUS
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Yankes Level I-II
Perinasia 2013
Kalsium (Ca)
FUNGSI Ca
Mempertahanakan permeabilitas
membran sel
Mengaktifkan kerja enzim untuk:
Kontraksi otot
Transmisi saraf
Pembekuan darah
Pengaturan Kalsium
PERAN
Hormon paratiroid (PTH = parathyroid
hormone)
Vitamin D
Kalsitonin (calcitonin)
Fosfor (P=phosphor)
Pengaturan Kalsium
(lanjutan)
Pengaturan Kalsium
(lanjutan)
VITAMIN D
Vit D bersama PTH:
Pengaturan Kalsium
(lanjutan)
KALSITONIN (CALCITONIN)
Disekresi oleh kelenjar tiroid
Inhibisi (menghambat) resorbsi tulang
=> kadar Ca
PHOSPHOR (P)
Menghambat absorbsi Ca
Transport Ca
Metabolisme Ca Fetus
Kebutuhan Ca: transport aktif Ca lewat
plasenta
Pertambahan Ca pada trimester
terakhir pembentukan tulang baru
PTH dan calcitonin tak melewati plasenta
Relatif hiperkalsemia (hiper Ca)
* supresi PTH fetus
* stimulasi calcitonin fetus
Metabolisme Ca Neonatus
Saat lahir:
Usia 24 jam:
Hipokalsemia
Hipokalsemia
Permeabilitas sel terhadap Na
Hipokalsemia
PENYEBAB & FAKTOR PENCETUS
Hipokalsemia
PENYEBAB & FAKTOR PENCETUS
(lanjutan)
Calcitonin supresi Ca
Hipokalsemia
PENYEBAB & FAKTOR PENCETUS
(lanjutan)
Hipomagnesia
Hipoparatiroid kongenital transien
Sindrom DiGeorge:
Absen
Neonatus
Malabsorbsi usus
Hipokalsemia
GEJALA KLINIK
Hipokalsemia
TATALAKSANA
TERAPI RUMATAN IV
200-800 mg/kg/hari
TRANSFUSI TUKAR
Hipokalsemia
KOMPLIKASI PEMBERIAN Ca
TERIMA KASIH
PEMBERIAN NUTRISI
PADA BBLR
Pelatihan Penatalaksanaan BBLR untuk Yankes Level I II
Perinasia - 2013
Sodium*
Potasium* Kalsium
(mEq/kg/hr (mEq/kg/hr elemental
)
)
(mg/kg/hr)
Hari ke-1
60 D10W
45
Hari ke-2
90-110 D10W
2-3
1-2
45
Hari ke-3
120-150 D10W
2-4
2-4
45
Nutrisi Parenteral
Keperluan cairan > hari ke 3 : 120 150 cc/kg
Kalori : 90 100 kkal/kg
1.
2.
Nutrisi Parenteral
Nutrisi Parenteral
3. Protein
Nutrisi Parenteral
4. Lipid: 1gram 10kkal
Nutrisi Parenteral
4. Lipid: 1gram 10kkal
ASI !
ASI !
ASI !
ASI
Matur
ASI
Prem
ASI
Formul
Prem + a
F
BBLR
Formul
a
Biasa
Energi
100ml
6.7
70
67
74
80
66
Karbo
4.6
8.5
6.9
Lemak
3.9
4.2
4.4
3.6
Protein
3.4
1.3
1.8-2.4
3.7
2. 2
1. 5
Na
22
22
31
13-20
39
15
18
18
17
Ca
30
27
18-27
12-20
30
38
11-17
12-18
Ajari cara
memerah
Mulai memerah
ASI 6jam
postpartum, tiap
2-3jam
Setelah ASI
keluar perah tiap
4-5jam
Sesegera
mungkin metode
kanguru
Minum dengan
cangkir
Residu :
Hati-hati bila ada residu 20-30%, mungkin
motilitas usus belum baik
Residu > 30% ,bayi dipuasakan
Muntah/ muntah cairan hijau
Kembung
Gejala lain yang berhubungan dengan
sepsis: hipotermi, bradikardi, dsb
Kesimpulan
Scrinning Donor
Penyimpanan ASI di pendingin dengan suhu
< 20o C (Mematikan dan menonaktifkan
CMV & HTLV)
Pasteurisasi (mematikan CMV & HTLV)
Pateurisasi Pretoria/Flash
Skrining Donor
Donor
ASI (Ibu)
Skrinning
Lisan &
Tulisan
Skrinning
Lab
ASI
Donor
SEHAT
Pasteuris
asi &
Kultur
KONSUME
N
Skining Tahap I
Wawancara tentang riwayat kesehatan donor secara
detail
Potensial ditolak menjadi donor, jika :
Skining Tahap 2
Pasteurisasi Pretoria
Pasteurisasi Flash
Beri label pada wadah kaca dengan nama bayi, tanggal dan
waktu
Ibu memerah ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca
Tutup wadah kaca
Taruh wadah kaca didalam ceret
Tuangkan air mendidih 450 ml atau hingga permukaan air
mencapai 2 cm dari bibir panci
Dapat diletakan pemberat diatas wadah kaca
Didihkan air, bila timbul gelembung, pindahkan susu dengan
cepat dari air dan sumber panas
Dinginkan susu, berikan kepada bayi atau simpan di lemari
pendingin
Beri label pada wadah kaca dengan nama bayi, tanggal dan
waktu
Ibu memerah ASI sebanyak 50-150 ml ke dalam wadah kaca
Tutup wadah kaca
Taruh wadah kaca didalam ceret
Tuangkan air mendidih 450 ml atau hingga permukaan air
mencapai 2 cm dari bibir panci
Dapat diletakan pemberat diatas wadah kaca
Didihkan air, bila timbul gelembung, pindahkan susu dengan
cepat dari air dan sumber panas
Dinginkan susu, berikan kepada bayi atau simpan di lemari
pendingin