Proposal KP PT Bukit Asam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PT. BUKIT ASAM


PERANCANGAN BELT PADA BELT CONVEYOR
1. Pelaksana
Nama

: Tri Satya Ramadhoni

NIM

: 03121005070

2. Tempat pelaksanaan

: PT. BUKIT ASAM TANJUNG ENIM

3. Waktu pelaksanaan

: 15 Agustus 2015 s/d 15 Oktober 2015


Indaralaya,

Juni 2015

Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
dan
Pembimbing Kerja Praktek

Qomarul Hadi, ST, MT


NIP. 196902131995031001

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

A. Judul Kerja Praktek


PERANCANGAN BELT PADA BELT CONVEYOR DI PT. BUKIT ASAM
(PERSERO).
B. Uraian Singkat
Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan
bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat
transportasi untuk mengangkut bahan-bahan tersebutmengingat keterbatasan
kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut
maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang
sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahanbahan industri yang berbentuk padat
Belt conveyor merupakan salah satu komponen di Industri yang paling
banyak digunakan terutama industri yang menggunakan prinsip Handling
material. Sehingga monitoring kondisi conveyor sangat penting dilakukan sebagai
upaya Preventive maintenance untuk mencegah kerusakan yang lebih besar.
Monitoring

kondisi

conveyor

dapat

dilakukan

dengan

mengidentifikasi

ketidaknormalan, diantaranya kekendoran belt dan Misalignment dan beberapa


ada yang melakukan monitoring bearing pada conveyor. Ketidaknormalan pada
conveyor belt dapat diukur dengan menggunakan parameter getaran. Pada
beberapa industry berat yang menggunakan conveyor seperti industry batu bara,
beban yang berlebih (Overload) dapat diidentifikasi dengan menggunakan
gelombang Transversal dari belt yang dihasilkan.pada Conveyor Belt diantaranya:
kekendoran belt dan Bearing dengan menganalisa getaran yang dihasilkan. Karena
pada dasarnya, setiap kondisi ketidaknormalan akan memiliki karakteristik
getaran yang berbeda-beda.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

C. PENDAHULUAN
C.1 Latar Belakang
Kerja praktek merupakan suatu satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik
Mesin Universitas Sriwijaya yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin sebagai salah satu syarat penyelesaian kurikulum.
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini mahasiswa diharapkan dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk diterapkan dalam perusahaan dan
industri. Melalui pengalaman ini diharapkan dapat menambah wawasan
mahasiswa sehingga memiliki daya nalar dan pemahaman mengenai pengetahuan
Teknik Mesin yang terarah, sehingga selanjutnya mahasiswa dapat membuat suatu
perencanaan secara teknis, mencari solusi masalah keteknikan dalam lingkungan
suatu perusahaan.
Untuk mempersiapkan tenaga ahli tersebut seperti yang diatas, sangat
diperlukan kerja sama yang erat antara perguruan tinggi dengan instansi
perusahaan, dalam hal ini kalangan industri yang bersangkutan adalah PT.
BUKIT ASAM. Kerjasama tersebut diwujudkan dengan adanya kerja praktek
bagi mahasiswa teknik mesin Universitas Sriwijaya di perusahaan industri yang
bersangkutan, guna menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan handal.
Tri Dharma Perguruan Tinggi, Yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian
serta Pengabdian terhadap Masyarakat yang merupakan landasan mahasiswa
dalam mencari, menekuni, dan mengembangkan ilmu yang di dapat dalam
meningkatkan kualitas profesionalisme serta kaitannya untuk terjun ke dalam
masyarakat.
1. Kurikulum Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
2. Objek Kuliah Praktek yang dituju adalah industri yang berkenaan dengan
bidang yang dimiliki khususnya industri permesinan ataupun Dunia
Industri secara global.
3. Sebagai

aplikasi

ilmu

sesuai

dengan

KBK

yang

diambil.

4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan


sesuatu hal yang sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai agar dapat menjadi
bekal untuk menunjang karir dimasa yang akan datang.
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

C.2 TUJUAN
Tujuan Kerja praktek yaitu :
C.2.1. Tujuan Umum
a. Mengadakan studi banding untuk mengetahui secara mendalam sampai
seberapa jauh pengetahuan yang

telah didapat oleh mahasiswa di

bangku kuliah yang dapat dipraktekkan di dunia kerja yang


sesungguhnya.
b. Memahami secara umum kegiatan-kegiatan yang ada di perusahaan,
khususnya di bidang permesinan.
c. Mengikat pengalaman, wawasan dan daya nalar mahasiswa tentang
pengoprasian mesin-mesin dan aspek-aspek keteknikkan dalam
aplikasinya dalam suatu industri.
d. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa Teknik Mesin dengan
adanya transfer informasi dari kalangan dunia industri kepada
mahasiswa.
e. Sebagai sarana diskusi tentang keprofesian Teknik Mesin di masa yang
akan datang dan dalam menghadapi persaingan bebas.
C.2.2.Tujuan Khusus
1. Dapat menganalisa kekuatan kontuksi yang terjadi di Belt Conveyor PT.
BUKIT ASAM
2. Dapat mengukur nilai performansi belt conveyor dengan material
transfer batubara
C.2.3. Tujuan hasil
1. Menentukan sistem pengelasan yang paling baik di dunia perindustrian.
2. Menentukan material-material yang baik untuk di las.
3. Menganalisa kekuatan dan ketahanan las dalam dunia industri.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

C.3.MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh nantinya :
C.3.1. Bagi Mahasiswa, yaitu :
a. Membantu memberikan perbekalan dan pengetahuan serta keterampilan
kepada setiap mahasiswa tentang kondisi yang terdapat di lapangan
secara nyata.
b. Membuka wawasan setiap mahasiswa dan mendapatkan pengetahuan
melalui praktek di lapangan.
c. Perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara dunia
pendidikan dan dunia industri/kerja.
d. Menjadi fasilitator bagi pengembangan minat dan bakat mahasiswa
yang bersangkutan.
C.3.2. Bagi PT. BUKIT ASAM TANJUNG ENIM, yaitu :
a. Dapat saling menukar informasi perkembangan teknologi antara
institusi pengguna teknologi dengan lembaga perguruan tinggi.
b. Peserta kerja praktek dapat membantu melaksanakan pekerjaan
operasional

yang

rutin

dilaksanakan,

maupun

memecahkan

permasalahan yang sering dihadapi.


c. Membantu menyelaraskan informasi perkembangan teknologi kepada
para peserta kerja praktek sehingga meningkatkan kualitas tenaga kerja
professional.
d. Secara khusus membantu mempersiapkan Mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin FT-UNSRI sebagai tenaga kerja professional yang siap pakai
untuk PT. Bukit Asam Palembang.
C.3.3. Bagi Fakultas, yaitu
Menyesuaikan ilmu yang didapat di kuliah dengan lapangan kerja
praktek agar kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan industri.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

C.4. PERMASALAHAN
Ilmu pengetahuan yang dipelajari selama perkuliahan adalah tujuh puluh
persen merupakan teori, lebih dari itu ilmu tersebut pada dasarnya mengacu
kepada keadaan ideal yaitu hanya sebatas teori dan filosopinya saja.
Seperti diketahui bahwa dalam suatu pabrik atau industri semua disiplin
ilmu dipakai dan diterapkan, yang salah satu diantaranya adalah ilmu Teknik
Mesin (permesinan).Untuk itu melaui kerja praktek ini diharapkan dapat
mengetahui kondisi perusahaan secara umum misalnya mengenai perkembangan
perusahaan, organisasi dan kegiatan-kegiatan perusahaan.
PT. BUKIT ASAM TANJUNG ENIM dipilih sebagai industri yang tepat
untuk melaksanakan kerja praktek, karena dinilai sangat baik sebagai tempat
penerapan ilmu teknik khususnya di bidang Teknik Mesin, dan juga telah di nilai
dengan berhasil dan sukses mengembangkan inovasi teknologi dalam proses
pembangkit untuk mencapai hasil yang optimal.
Adapun hal-hal yang berhubungan langsung dengan kurikulum Teknik Mesin
adalah :
1.

Kontuksi, tujuannya agar mahasiswa dapat mempelajari perancangan

2.

kontuksi pada belt conveyor.


Uji kekuatan, tujuannya agar mahasiswa dapat mempelajari

3.

Operation, tujuannya adalah Mahasiswa dapat Mengoperasikan MesinMesin yang digunakan di PT. BUKIT ASAM.

4.

Maintenance, tujuannya adalah menjaga peralatan agar mempunyai


unsur kerja yang relative lama/panjang, selain itu juga untuk mengetahui
lebih kerusakan yang lebih fatal pada peralatan mesin tersebut.

5.

Repair, tujuannya untuk memperbaiki elemen-elemen mesin atau


peralatan lainnya sehingga berfungsi sebagaimana mestinya.

Selain mengetahui sistem produksi, kami juga membutuhkan sistem


manajemen dari Perusahaan itu sendiri.Tujannya agar dapat membantu kami
dalam penyusunan laporan kerja praktek. Dalam hal ini system yang akan kami
pelajari adalah sebagai berikut :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

1. Susunan perusahaan.
2. Manajemen Perusahaan.
3. Persoalan Perburuhan.
4. Bahan baku yang digunakan.
5. Proses pengolahan bahan baku.
6. Mesin-mesin yang dipakai.
7. Lay out dari mesin didalam perusahaaan, dan lain-lain yang berhubungan
dengan perusahaan.

D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendahuluan
Salah satu alat angkut yang sering di pakai dalam dunia industri adalah belt
conveyor. Belt conveyor atau konveyor sabuk adalah pesawat pengangkut yang
digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan,
dengan arah horizontal atau membentuk sudut dakian/inklinasi dari suatu sistem
operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi,
yang menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya. Belt Conveyor pada
dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari
sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan
pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet,
plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan
diangkut (Zainuri, ST, 2006).
1. Belt Conveyor
Belt conveyor adalah mesin pemindah yang paling universal karena
kapasitas cukup besar (500 s.d 5000 m3/jam atau lebih), sanggup memindahkan
material pada jarak relatif besar (500 s/d 1000 m atau lebih), desain yang sangat
sederhana dan pengoperasian yang baik (http://www.hksystems.com,conveyor).
Belt Conveyor (konveyor sabuk) memiliki komponen utama berupa sabuk yang
berada diatas roller-roller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor penggerak
melalui suatu pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar atau

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

miring tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan. Material diletakkan diatas


sabuk dan bersama sabuk bergerak kesatu arah. Pada pengoperasiannya konveyor
sabuk menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda
gigi yang dikopel langsung ke puli penggerak. Sabuk yang berada diatas rollerroller akan bergerak melintasi roller-roller dengan kecepatan sesuai putaran dan
puli penggerak
1.1 Karakteristik Material Angkut
Proses untuk pemindahan material dari satu tempat ke tempat lain dengan
jarak yang tidak terlalu jauh maka di perlukan alat pemindah material secara terus
menerus tanpa ada pemindahan peralatan, dengan perkembangan teknologi maka
terciptanya pesawat angkut yang berbagai macam. Dalam merancang peralatan
pemindah material banyak parameter yang harus diperhitungkan, seperti sifat-sifat
material yaitu sifat fisik (sifat material yang dapat dilihat langsung oleh mata) dan
sifat mekanik (sifat material yang didapatkan dari serangkaian pengujian) yang
ingin dipindahkan. Material tersebut dikelompokkan atas karakteristiknya yang
ditentukan oleh dimensi, bentuk, berat dan sifat-sifat khusus seperti mudah
meledak, mudah terbakar, kerapuhan dan bentuk tumpukan (bulk) rnaterial.
Pesawat angkut conveyor yang merupakan alat angkut untuk memindahkan
material dengan muatan tertentu sekaligus dalam suatu unit yang berlansung
secara terus menerus. Penggunaan conveyor biasanya di pengaruhi oleh jenis
muatan atau material yang akan di angkut pada kapasitas angkutanya dengan
memperhatikan kecepatan tertentu maka di gunakan belt conveyor yang
merupakan sabuk sebagai alat untuk pernuatan material. Bulk material handling
biasanya menggunakan belt conveyor, bucket conveyor, chain conveyor, pipe
conveyor, dan alat-alat berat lainnya sebagai equipment. Yang paling umum
digunakan adalah belt convelnr sebagai equipment untuk mengangkut batu bara
nikel, biji besi dan hasil tambang lainnya. Karena bek cwweyor ini sangat murah
dibandingkan dengan equipment yang lain seperti truk dengan biaya perawatan
dan operasi yang mahal, karena dengan capital cost yang mahal dan lainnya.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Belt conveyor ini juga bisa digunakan untuk jarak jauh seperti 10 km, 15
km dan ada yang hingga 30 km tergantung route jalannya dengan keuntungan
seperti itu belt conveyor menjadi icon untuk bulk material handling. Tumpukan
(bulk) materiat dapat dibedakan atas beberapa istilah seperti tumpukan butiran dan
serbuk (misalnya: biji besi, batubara, serbuk gergaji, semen, pasir cord dan lainlain). Karakteristik dari tumpukan material ditentukan oleh sifat mekanik dan
sifat-sifat fisik seperti ukuran gumpalan, berat spesifik, kelernbaban, mobilitas
partikel, angle of repose dan abrasivitas. Distribusi kuantitatif partikel dari suatu
tumpukan (bulk), menurut ukurannya dikenal sebagai ukuran butir atau gumpalan.
ukuran dari sebuah partikel ditentukan oleh ukuran garis linear pada gumpalan
material itu dan dimensi dari ukuran terbesar sebuah gumpalan material itu adalah
diagonal pada sebuah gumpalan tersebut (a), perhatikan gambar berikut.

Gambar 2.1 : Dimensi bulk

Menurut keseragaman ukuran bongkah bulk material dibagi menjadi terukur dan
tak terukur. Jika rasio ukuran terbesar terhadap ukuran terkecil dibawah 2,5
dianggap tidak terukur. Pengelompokannya material tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.1. Pengelompokan Bulk material
Jenis Muatan
Besar Gumpalan
Sedang - Gumpalan
Kecil - Gumpalan
Butiran
Bubuk

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Ukuran material
(mm)
Diatas 160
60-160
10-60
0,5-10
Dibawah 0,5

Pada tabel diatas bahwa ukunan material tergolong besar jika diatas 160
mm ukuran diagonal dari satu gumpal material dan diatas l0 mm adalah kecil
sehingga dibawah l0 mm material tergolong pada jenis muatan dalam bentuk
butiran atau granular. Untuk ukuran gumpalan bulk material harus diperhatikan
karena akan berpengaruh dalam menentukan ukuran mesin pemindah material,
hopper dan salurannya. Bulk material juga dapat digolongkan berdasarkan
beratnya. Penggolongan material berdasarkan barat untuk lebih jelas dapar dilihat
pada table berikut.
Tabel 2.2. Bulk density
Berat Tumpukan

Densitas, Ton/m

Material

Light

Up to 0,6

Serbuk gergaji, tanah, abu, arang

Medium

0,6 - 1,1

Gandum, Batu bara

Heavy

1,2 2,0

Pasir, Krikil

Very heavy

Over 2,0

Biji besi, batu

Pada tabel diatas setiap jenis material memiliki berat spesifik yang
berbeda. Berat bulk dalam menghitung kapasitas alat pemindah material dan
tekanan pada dinding serta sisi luar pada hopper. Dari kedua tabel diatas bahwa
setiap jenis material memiliki karakteristik yang berbeda tergantung pada berat
spesifik material itu sendiri, sehingga sangat menentukan dalam memilih mesin
pemindah material.
1.2 Kelebihan dan Kelemahan Belt Conveyor
1.2.1 Kelebihan belt conveyor
1) Mampu membawa beban berkapasitas besar.
2) Kecepatan sabuk dapat diatur untuk menetapkan jumlah material yang
dipindahkan persatuan waktu
3) Dapat bekerja dalam arah yang miring tanpa membahayakan operator
yang mengoperasikannya

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

4) Memerlukan daya yang lebih kecil, sehingga menekan biaya operasinya


5) Tidak mengganggu lingkungan karena tingkat kebisingan dan polusi
yang rendah.
6) Lebih ringan dari pada konveyor rantai maupun bucket conveyor.
7) Aliran pengangkutan berlansung secara terus menerus/kontinu
Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan berbagai unit material
sepanjang arah horizontal atau pada suatu kemiringan tertentu pada berbagai
industri. Contohnya pada industri pengecoran logam, tambang batubara, produksi
beton, industri makanan dan lain-lain.
1.2.2 Kelemahan belt conveyor
1) Sabuk sangat peka terhadap pengaruh luar, misalnya timbul
kerusakanpada pinggir dan permukaan belt, sabuk bisa robek karena
batuan yang keras dan tajam atau lepasnya sambungan sabuk.
2) Biaya perawatannya sangat mahal.
3) Jalur pemindahan (transfer line). Karena untuk satu unit belt conveyor
hanya bisa dipasang untuk jalur lurus.
4) Kemiringan/sudut inklinasi yang terbatas.
1.3 Komponen-Komponen Utama Pada Belt Conveyor
Komponen-komponen utama konveyor sabuk dapat dilihat pada gambar
dibawah :

Gambar : Konstruksi konveyor sabuk Konveyor sabuk yang sederhana terdiri dari :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

1) Rangka (Frame)
2) Pulli penggerak (Drive pulley)
3) Pulli yang digerakkan (Tail pulley)
4) Pulli Pengencang (Snub pulley)
5) Sabuk (Belt)
6) Rol pembawa (Carrying roller idler)
7) Rol Kembali (Return roller idler)
8) Rol pemuat
9) Motor penggerak
10) Unit pemuat (Chutes)
11) Unit pengeluar (Discharge spout)
12) Pembersih sabuk (Belt cleaner)
13) Pengetat sabuk (Belt take-up)
1.4 Konstruksi Belt Conveyor
Belt Conveyor dipasang untuk memindahkan berbagai unit material
sepanjang arah horizontal atau dengan arah kemiringan tertentu. Belt conveyor
secara luas digunakan pada berbagai industri. Sebagai contoh, belt conveyor
merupakan peralatan pemindah cukup penting untuk menyalurkan batu bara, biji
logam pada industry tambang. Dalam pemindahan material, corrveyor didukung
oleh beberapa komponen yang menyokong kerja dari belt conveyor seperti pada
gambar dibawah ini:

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Dari gambar diatas merupakan konstruksi dari suatu mesin conveyor dan
komponen-komponen yang mendukung keja belt conveyor untuk memindahkan
rnaterial,
2. Belt
Sabuk atau belt yang digunakan pada belt conveyor terdiri dari beberapa
jenis seperti: bulu unta, katun, dan beberapa jenis belt tekstil berlapis karet. Suatu
belt harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
l. Kemarnpuan menyerap air rendah.
2. Kekuatan tinggi.
3. Ringan, lentur.
4. Regangan kecil.
5. Ketahanan pemisahan lapisan yang tinggi.
6. Umur pemakaian relative lama.
Dan persyaratan tersebut, belt berlapis karet adalah yang terbaik, oleh
karena itu biasanya lebih disukai atau lebih dominan pada industri besar. Belt
tekstil berlapis karet terbuat dari beberapa lapisan yang dikenal dengan plies.
Lapisan-lapisan tersebut dihubungkan dengan pemanas (Vulkanisasi) atau dengan
karet alam maupun yang sintetis. Belt dilengkapi dengan cover karet untuk
melindungi tekstil dari kerusakan-kerusakan. Karena beberapa jenis material yang
dibawa mempunyai sifat abrasive.
Sabuk yang di pergunakan pada belt converyor sangatlah panjang.
Sehingga adanya sambungan tidak dapat dihindari. Ada beberapa cara
penyambungan sabuk tetapi yang paling baik untuk belt conveyor adalah seperti
gambar berikut :

Gambar : Cara penyambungan sabuk yang benar

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Dengan memperluas bidang tekan maka gaya yang mampu ditahan


semakin besar. Kekuatan sabuk pada bagian sambungan seperti gambar diatas
berkisar antara 80 % sampai 85 % dari kekuatan sabuk keseluruhan.
Untuk merancang sebuah belt conveyor ada beberapa hal yang harus
diketahui dahulu :
1. Material yang diangkut
2. Tingkat abrasive material
3. Rencana kapasitas conveyor
selelah mengetahui material yang dtangkut dan kapasitas yang direncanakan
barulah bisa merancang sebuah belt conveyor.
Sabuk pada umumnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu lapisan atas (top
cover), kakas (carcass), dan lapisan bawah ( bottom cover). Lapisan sabuk
berfungsi untuk melindungi kakas dari keausan dan kerusakan selama beroperasi.
Kakas berfungsi untuk meneruskan tegangan pada sabuk saat start dan selama
memindahkan muatan.
Bentuk penampang belt sebagai berikut :

Gambar : Penampang Belt

Ketereangan :
1 : lapisan
2 : cover
b : tebal belt
1 : bagian yang dibebani
2 : bagian pembalik Jumlah lapisan belt tergantung lebar belt.

Hubungan antara lebar belt dengan jumlah lapisan dapat dilihat pada Tabel berikut
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Tabel Jumlah lapisan Belt yang disarankan


Belt Width
300
400
500
650
800
1000
1200
1400
1600

Minimum and maximum number of plies (i)


3-4
3-5
3-6
3-7
4-8
5-10
6-12
7-12
8-12

Sumber : MF. Spot, 1985

Sedangkan untuk mengetahui ketebalan dari cover dapat dihubungkan


dengan jenis material yang membebani belt. Sebab tiap jenis material mempunyai
ukuran dan sifat fisik yang berbeda. Ketebalan belt dapat ditentukan dari Tabel
dibawah :
Tabel tebal cover yang disarankan pada belt tekstil berlapis karet untuk
beban tumpukan dan beban satuan.
Load characteristics
Return

Material

Cover thikness, mm
Loaded

Granular and powdered,


non abrasive

Section 1.01 Bulk


load Grain, col dust

15

1.0

Fing-grained and small Lumped,


abrasive, medium and
heavy weight
(a<60 mm, <2 tons/m3)

Sand, foundry sand


cement, crushed
stone, coke

15 to 30

1.0

Medium-lumped,
slightly, abrasive,
medium and heavy
weight
(a<160 mm, < 2 tons/m3)

Coal, peat briquettes 3.0

1.0

Ditto, abrasive

Gravel, clinker
stone, ore, rock salt

1.5

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

4.5

Large-lumped, abrasive,
heavy weight
(a<160 mm, < 2 tons/m3)

Manganese ore,
brown iron ore

6.0

1.5

Light load in paper and


clocth packing

Section 1.02 Unit


loads

1.0

1.0

Load in soft containers

Parcels, packages
Books

1.5 to 3.0

1.0

Load in soft containers


weighin up to 15 kg

Bag, bales, packs


Boxes, barrels,
baskets

1.5 to 3.0

1.0

Sumber : Dyachkov, 1975

Jumlah lapisan (number of plies) dapat ditentukan dari persamaan :


I

KS mkas
BKt

Dimana:
Smaks = gaya tarik maksimum teoritis dari belt, kg
Kt

= gaya tarik ultimate per cm dari lebar per lapisan, kg/cm

= faktor keamanan (dari Tabel 2.4)

= lebar belt, cm

2.1 Pengencangan Belt (Sabuk)


Untuk mencegah lendutan yang berlebihan dan menyesuaikan tegangan
yang diperlukan, serta mereduksi regangan yang terjadi dengan tujuan utama agar
sabuk dapat terus diputar diperlukan alat bantu yang disebut take up.
Pengencang Belt (take up) Pengencang belt dapat dibedakan atas 2 jenis
yaitu screw take up dan gravity take up, atau sering juga disebut pengencang
horizontal dan vertical. Gravity take up terdiri dari tiga puli seperti pada gambar
berikut :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

a. Horizontal Gravity type

b. Vertical Gravity type

c. Screw type

Gambar : Berbagai cara pengencangan sabuk

2.2 Penekuk Belt


Belt ditekuk dengan puli atau roller pembelok. Penggunaan roller
pembelok adalah untuk merubah kemiringan sistem seperti dari arah horizontal
menjadi seperti miring. Tekukan belt dapat dibedakan atas dua macam yaitu
tekukan kearah pembalik dan tekukan kearah pembebanan kedua jenis tekukan
tersebut mempunyai jari-jari tekukan minimum yang berbeda.

a. Tekukan kearah pembalik

b. Tekukan kearah pembebanan

Gambar Pembeloken belt


Diameter dan panjang idler yang digunakan untuk penekuk belt sama dengan digunakan untuk
system horizontal.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

3. Idler Sistem
Biasanya suatu belt disangga oleh idler pada conveyor itu sendiri. .Idler
dibuat sedemikian rupa untuk dibongkar pasang. Ini dimaksudkan untuk
memudahkan perawatan. Jika salah satu komponen idler rusak dapat dilakukan
penggantian secara cepat. Adapun jenis idler yarrg dipakai adalah:
3.1. Carrying ldler
Carrying idler merupakan "roll yang mendukung belt conveyor serta beban
diatasnya, dimana konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga ukurannya dibuat
bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Gambar 4.2 dibawah menunjukkan
konstruksi dari carrying idler dimana belt diatasnya untuk menerima beban
terhadap material yang diangkut. Pemakaian carrying idler biasanya tergantung
pada lebar dan jumlah lapisan (fIy) dari belt. Carrying idler biasanya berupa idler
tungal, dua idler, tiga idter atau lebih, tergantung dari material yang dibawanya

Gambar 4.2.1 : Carrying ldler

3.2. Impact Idler


Impact idler msrupakan roll yang menahan belt pada daerah muat, yang
biasanya dilapisi dengan karet. Seperti gambar dibawah memperlihatkan bagian
dari impact idler dimana, terdapat juga rubber skirting yang dilapisi oleh bahan
yang lebih lunak dan belt untuk mencegah terlemparnya material pada saat
pencurahan material. Dengan sistem saat material jatuh pada belt, impact idler
memberikan gaya suspensi agar belt tidak mudah sobek. Contoh gambar impact
idler sebagai berikut :

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Gambar 4.2.2 : Impact Idler

3.3. Return ldler


Yaitu rol penunjang yang tak bermuatan. Bentuk konstruksinya sama
dengan carrying idler. Pemasangan return idler ini biasanya dibuat dengan jarak
dua kali tebih besar dari jarak pemasangan carrying idler. Hal ini disebabkan
return ldler tidak menerima beban. Return idler biasarrya selalu digunakan idler
tunggal atau satu rol saja.
4. Faktor Perancangan pada Belt
4.1 Kekuatan Pin Pada Rantai
4.1.1

Gaya (Tension Force)

Desain sistem transmisi rantai dinyatakan aman bila gaya yang bekerja
ditinjau dari pembebanan lebh kecil atau minimal sama dengan gaya (tension)
maksimum yang diijinkan dihasilkan oleh electric motor. T < F Dimana : T :
Gaya (tension) yang bekerja pada rantai ditinjau dari pembebanan F : Gaya
(tension) yang bekerja pada rantai effect dari electric motor
Gaya (tension) yang bekerja pada rantai ditinjau dari pembebanan
Tension teoritis yang bekerja pada rantai reclaime feeder adalah:
Hx f 1+V
L

=(W+w2+ L)

: Tension teoritis (N)

: Kapasitas (T/H)

+ 1.1 x wc (H x f1 V)

g
1000

W : Massa total (kg)


2 : Massa material pada posisi menanjak, vertical per unit panjang (kg/m)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

c : Massa (berat) komponen-komponen yang beroperasi per unit panjang.


Rantai, pin, flight bar, bushing, roller (kg/m)
S

: Kecepatan (m/s)

: Efisiensi mekanis transmisi

: Gravitasi (m/s2)

kW : Daya motor (kW)


L

: Panjang konveyor rantai

: Jarak horizontal titik pusat tail sprocket ke titik pusat head sprocket (m)

: Jarak vertical titik pusat tail sprocket ke pusat head sprocket (m)

4.2 Tegangan Pada Pin Rantai


Berdasarkan konstruksi dan gaya-gaya yang bekerja, terjadi adanya
tegangan geser (shear stress)d an bearing stress pada rantai (chain scrapper).
Besarnya tegangan yang terjadi akan mempengaruhi kekuatan dari pin pada rantai.
4.2.1 Shear Stress
Tegangan geser didefinisikan sebagai intensitas gaya geser (shearing
force) yang bekerja pada sutu titik pada permukaan suatu bidang. Huruf tau ( ),
dalam abjad Yunani, digunakan untuk menandakan tegangan geser.
P
A

nom

nom

= Tegangan geser nominal

, dimana

= Gaya geser (Shearing force) (N)

= Luas area penampang (m2)

= Diameter (m)

4.2.2 Bearing Stress


Tegangan yang terjadi antara dua tubuh/part yang saling kontak,
bergantung pada area kontak dan gaya kontak. Salah satu indikator dari bearing
stress adalah intensitas gaya yang dibadi dengan luas terproyeksikan dari kontak
mengukur normal kepada kontak kekuatan.
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Gambar : Bearing strees

Bearing stress yang terjadi = =

P
A

Dimana :
P = Bearing force
A = Luas cross section
A = t xd Dimana; t adalah tebal plat dan d adalah diameter hole
4.2.3 Bending Stress

bending=

M .Y
.
I

bending=

M
.
Z

Dimana :
bending = Tegangan bending (N/mm2)
M

= Momen bending (N/mm)

= Gaya geser (N) L = Jarak (mm)

= Diameter pin (mm)

= Momen inersia (mm4)

= Section Modulus (mm3)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Tegangan Yang Diijinkan


a

Tegangan ijin adalah tegangan maksimum yang boleh bekerja pada

bahan, agar bahan tersebut tidak mengalami deformasi plastis.


Tegangan ijin biasanya ditulis dengan simbol (tegangan tarik)

atau (tegangan geser).


Besarnya tegangan ijin

berdasarkan percobaan dan pengalaman.


Harga-harga ini sangat tergantung pada jenis bahan dan jenis

pembebanan.
Tegangan tarik ijin dihitung dengan membagi tegangan maksimum

dengan angka keamanan.


Tegangan tarik yang terjadi harus lebih kecil atau maksimum sama

suatu

bahan

biasanya

ditentukan

dengan tegangan tarik ijin.

E. METODOLOGI KERJA PRAKTEK


E.1. Desain Kerja Praktek
Kerja praktekdilakukan dengan melakukan analisis material. Analisis
dilakukan untuk mengidentifikasi jenis material maupun teknik pengelasan.
Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan, maka dilakukan analisis lanjut
pada tiap-tiap komponen.
E.2. Ruang Lingkup dan Batasan Kerja Praktek
Kerja praktek ini mempertimbangkan kondisi setiap komponen. Proses
analisis dimulai dari tiap komponen sehingga bisa dilakukan analisis secara
keseluruhan. Dalam hal ini parameter-parameter yang dikaji meliputi: Jenis
material, parameter tingkat pH, tekanan, temperature, teknik pengelasan dan lain
lain.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

E.3. Sumber Data


Data-data yang digunakan dalam analisis ini nantinya adalah data-data yang
meliputi:
1. Data operasi keseluruhan pada excavator di PT. BUKIT ASAM TANJUNG
ENIM.
2. Data teknis di PT. BUKIT ASAM meliputi: tekanan, temperatur, standarisasi
dan data penting lainnya yang mendukung dalam penelitian.
3. Buku pedoman operasi PT. BUKIT ASAM (Manual Design).
E.4. Analisis dan Pengelolahan Data
Data-data yang didapat kemudian dikaji guna untuk mengetahui unjuk kerja
dan jenis material yang dipakai serta proses teknik pengelasan pada setiap
komponen. Selanjutnya data hasil pengkajian disusun dalam bentuk tabel dan
diolah lebih lanjut kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik. Bila ada
perhitungan maka satuan internasional (SI) yang akandigunkan untuk semua
satuan hasil perhitungan.
E.5. Diagram Alir
Adapun tahap-tahap penelitian dan pengambilan data yang dilakukan
dapat dilihat pada diagram alir berikut ini:

START

1.Pengenalan komponen pada sistem perpipaan


2.Pemahaman jenis material dan teknik pengelasan
yg digunakan

Data-data operasi dan maintenance (Input) ;


1.
Data Teknis perpipaan meliputi : panduan material, jenis welding yang digunakan, jenis kawat
las yang dipakai,kondisi pemakaian alat las, temperature, WPS (Welding Procedure
Specification), dan data penunjang lainnya, dimensi, cara kerja, serta teknik pengelasannya.
2.
Data Lapangan
3.
Spesifikasi komponen untuk mengetahui performance komponen sesudah dan sebelum di
analisis.

Pengkajian data :
Dari pengamatan sistem perpipaan akan didapat antara lain : jenis material yang digunakan, teknik
pengelasan,
Jurusankekuatan
Teknikmaterial
Mesinyang ada serta efisiensi jenis pengelasan yang digunakan..

Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Analisa Data:
Data-data yang didapat kemudian dianalisaguna mengetahui unjuk kerja dan jenis material yang
dipakai serta proses teknik pengelasan pada setiap komponen.

Hasil output:
1.Tabel spesifikasi material.
2.Grafik pengelasan.
.

END

E.6. Penjelasan Diagram Alir


Pada awal kerja praktek, penulis melakukan peninjauan dan pengamatan di
PT. BUKIT ASAM untuk mengenali dan memahami komponen-komponen pada
excavator, setelah itu penulis harus mengetahui dan memahami jenis-jenis
material yang digunakan dan teknik-teknik pengelasan yang digunakan.
E.6.1 Data Data Operasi dan Maintenance (Input)
Setelah mengenal komponen-komponen dan jenis-jenis material serta
teknik-teknik pengelasan, barulah kita mencari data-data operasi dan maintenance
(Input) ;
1. Data Teknis meliputi : panduan material, jenis welding yang digunakan, jenis
kawat las yang dipakai,kondisi pemakaian alat las, temperature, WPS
(Welding Procedure Specification), dan data penunjang lainnya, dimensi, cara
kerja, serta teknik pengelasannya.
2. Data Lapangan
3. Spesifikasi komponen untuk mengetahui performance komponen sesudah dan
sebelum di analisis.
E.6.2 Pengkajian Data

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Setelah mendapatkan data-data diatas barulah kita bisa melakukan


pengkajian data Dari pengamatan akan didapat antara lain : jenis material yang
digunakan, teknik pengelasan, kekuatan material yang ada serta efisiensi jenis
pengelasan yang digunakan.
E.6.3 Analisa Data
Data-data yang didapat kemudian dianalisa guna mengetahui unjuk kerja
dan jenis material yang dipakai serta proses teknik pengelasan pada setiap
komponen. Bila ada perhitungan maka satuan internasional (SI) yang akan
digunkan untuk semua satuan hasil perhitungan.
E.6.4 Hasil Output
Pada akhir kerja praktek penulis harus membuat hasil laporan dari
pengambilan data dan pengkajian yang telah dilakukan. Hasil output tersebut di
antaranya:
1. Tabel spesifikasi material.
2. Grafik pengelasan.
3. Kesimpulan dan saran.
Selain hal tersebut diatas, salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja
Praktek

ini

adalah

tugas

khusus

yang

diberikan

bersamaan

dengan

berlangsungnya Kerja Praktek. Tugas khusus dapat berupa masalah meliputi


topik/ruang lingkup diatas, ataupun dapat disesuaikan dengan permasalahan yang
terjadi di lapangan. Untuk itu penulis memohon diberikan tugas khusus tersebut,
di bawah bimbingan tenaga ahli dari PT. BUKIT ASAM.

F. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANA

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Kami mengusulkan untuk melaksanakan kerja praktek ini selama dua bulan
mulai tanggal 15 AGUSTUS 2015 s/d 15 September 2015.
Adapun jadwal kegiatan adalah sebagai berikut:
N
O
1
2
3
4
5

KEGIATAN
Orientasi
Studi
kepustaka
an
Praktek
lapangan
Tugas
Khusus
Penyelesa
ian
Laporan

Keterangan

MINGGU KE
1

V =pelaksanaan kegiatan
-= tidak ada kegiatan

B. PENUTUP
Demikianlah Proposal Kegiatan Kerja Praktek ini kami buat dengan
sebenarnya untuk diajukan pada perusahaan yang Bapak / Ibu pimpin agar dapat
menjadi bahan pertimbangan. Sekiranya kami dapat ditempatkan di bagian yang
sesuai dengan Jurusan yang kami miliki, dan apabila kami ditempatkan di bagian
yang lain kami bersedia. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas TeknikUniversitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai