Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
KOMPRESSOR
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6
RINALDY SURANTA / 1106009495
FAHRI ALI IMRAN / 1106015831
FAIZAL RISWANDI / 1106015674
GEMA RAMADHAN A.W / 1106006215
KEVIN IRDYAN H. / 1106004531
SEKAR SINARINGATI / 1106008795
ASISTEN: GENDI PATIH
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada
Allah SWT, yang karena bimbingan-Nya maka penulis bisa menyelesaikan Laporan
Praktikum KKE Kompressor ini.
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan setelah melakukan praktikum dalam jangka
waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu penulis dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga laporan ini bisa memberikan manfaat positif bagi kita semua.
Rinaldy Suranta
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar
Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...............................................................................1
BAB II DASAR TEORI..................................................................................2
2.1 Teori Umum........................................................................................2
2.2 Data Teori...........................................................................................3
2.3 Data Teknik.........................................................................................4
2.4 Aspek-Aspek Teoritis Tambahan.........................................................9
BAB III PENGOLAHAN DATA....................................................................12
3.1 Analisa Massa Udara.........................................................................12
3.2 Compression Ratio............................................................................12
3.3 Temperature Ratio............................................................................13
3.4 Indeks Politropis................................................................................13
3.5 Kerja Politropis..................................................................................14
3.6 Efisiensi Volumetris...........................................................................15
3.7 Kerja Isothermal................................................................................16
3.8 Kerja Mekanis....................................................................................16
3.9 Input Daya Motor Listrik....................................................................17
3.10 Data dan Grafik................................................................................17
BAB IV ANALISIS.......................................................................................19
4.1 Analisa Alat........................................................................................19
4.2 Analisa Percobaan.............................................................................19
4.3 Analisa Hasil.......................................................................................20
4.4 Analisa Grafik.....................................................................................20
4.5 Analisa Kesalahan..............................................................................20
BAB V KESIMPULAN.................................................................................21
LAMPIRAN...............................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
DASAR TEORI
Pada tingkat kedua ini dipasang sebuah intercooler dengan pendingin air. Udara
bertekanan dari tingkat pertama dilewatkan melalui intercooler sebelum memasuki
tingkat kedua atau dapat langsung memakai tingkat kedua tanpa harus melewati
intercooler. Sebuah instrument dipasang untuk mengukur flowrate dari air pendingin
serta temperatur masuk dan keluar udara dan air.
Sebagai alat tambahan pada tiap tingkat dipasang penunjuk tekanan Maihak
Indicator yang berguna untuk pembuatan P-V diagram. Alat ini dipasang di kepala
silinder dari setiap kompressor dan digerakkan oleh suatu mekanisme yang dihubungkan
pada bagian crank case.
Setiap motor dilengkapi dengan panel kontro yang berisi variable transformer
dan rectifier serta dilengkapi pula dengan alat pengatur putaran. Kobtrol unit kabinet
hanya dapat dihubungkan dengan arus listrik satu fase pada tegangan 220-240 Vot dan
frekuensi 50-60 Hz. Pemakaian daya maksimum pada setiap tingkat tidak akan melebihi
2,2 kW.
Humidity: Thermometer tabung kering dan tabung basah untuk inlet dan delivery
Tingkat Kedua (GT 102/2)
Motor:
a. Spring balance untuk menghitung momen
b. Voltmeter
c. Ammeter
Kompressor: Electrical Tachometer
Tekanan Udara: Bourdon gauge untuk delivery pressure
Intercooler: Rotameter untuk water flow
Temperatur:
Thermocouple dengan multi point indicator yang berfungsi sebagai pemungut:
: 2 (dua)
Bore
: 66,7 mm (2 5/8)
Stroke
: 63,5 mm (2 )
Swept Volume
: 3,57:1
Motor Power
: 2,2 kW
: 2 (dua)
Bore
: 50,8 mm (2)
Stroke
: 50,8 mm (2)
Swept Volume
: 3,57:1
Motor Power
: 2,2 kW
: 0 3000 rpm
Electrical Supply
: Long
= 1450 mm (55)
Wide
= 610 mm (24)
Height
= 1780 mm (70)
Weight
kompressor adalah mengisap sejumlah udara dengan volume tertentu masuk ke dalam
silinder. Udara yang diisap di dalam silinder kemudian ditekan secara politropis,
sehingga mengakibatkan suatu kenaikan tekanan dan temperatur. Lalu tekanan ini
mengalir melalui Spring Loaded Out Disc Valve menuju discharge system.
Udara akan keluar secara kontinyu sampai piston mencapai titik mati bawah
(TMB), sejumlah udara berikutnya akan terisap melalui Spring Loaded Disc Valve dan
proses akan berulang kembali. Dari P-V diagram yang idela untuk kompressor satu
tingkat di bawah ini dapat dilihat siklus yang dijalani oleh udara tersebut.
Vpi= P dw=
n
=P2 V 2=P1 V 1
n1
(n)
n1
( p
2)
n1
n
Diagram di bawah ini memperlihatkan bentuk dari diagram P-V aktual yang jeas
berbeda dibandingkan diagram P-V ideal, yang terlihat seperti pada gambar terlihat titiktitik di bagian ujung mempunyai bentuk yang membulat.
)(
n1
n 1
n
n
P1 n 1 +ma RT 1 (
) P2 n 1
n1
n1
W p=m' a RT 1
W p=m' a RT 1
( )(
n1
) (
n1
n
P n 1 +T 1 P n 1
n1
1
Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam pembahasan kompressor adalah
mengenai efisiensi, yang mana efisiensi volumetris praktis sebuah kompressor. Efisiensi
volumetris adalah perbandingan antara besarnya massa udara yang dikeluarkan
sebenarnya dengan harga maksimum secara teoritis.
Efisiensi volumetris dapat didefinisikan sebagai berikut:
vol=
V a V d
Vs
Karena Vs = Va, maka persamaan (4) dapat juga ditulis sebagai berikut:
vol=
V a V d V s +V c V d
Vc Vd
=
=1
1
Vs
Vs
V s Vc
Vc
Karena: PdVd = PcV , maka: vol=1
Vs
n
n
c
Vc
Vs
[( ) ]
Pc
Pd
1/ n
[( ) ]
1
1
p
n
Dari persamaan (5) di atas dilihat bahwa apabila tekanan naik akan
menyebabkan efisiensi volumetris turun. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai
perbandingan efisiensi volumetris yang tinggi pada umumunya digunakan kompressor
tingkat ganda atau lebih. Hal ini akan lebih menyempurnakan jumlah udara yang
diberikan pada suatu nilai perbandingan dan dapat mengurangi jumlah daya yang
dibutuhkan untuk mencapai nilai perbandingan tertentu.
W=
atau W =
m 'a V a
=
ma V v
dan
Pa . V = ma . Ra . Ta
W=
Pv . R a
R
=0,622
Pa. R
Po P v
= 0,14615
KJ/kg K
KJ/kg K
Bila uap air dalam keadaan jenuh, Pv hanya merupakan fungsi naik, maka
prosentase kandungan uap air menjadi kurang dan pengurangan didapat dari
pengembunan.
RELATIVE HUMIDITY
Q=
Q=
Pv
mv
( V v ) sat
=
=
Vv
( Pv ) sat ( mv ) sat
Dengan menggunakan sistem termometer tabung kering dan tabung basah,
pengurangan relatif dari temperatur tabung basah terhadap tabung kering bisa
didapatkan. Dan dari tabel yang diberikan, nilai Relative Humidity dapat ditentukan.
PEMBAHASAN INTERCOOLER
Intercooler adalah tabung perpindahan panas, dimana temperatur udara yang
keluar dari tingkat pertama didinginkan sampai mencapai harga terendah.
Panas yang diambil oleh air:
Q' w =mw . Q pw (T 26T 24 )
Panas yang diberikan oleh udara:
Q' a=m' a . Q p a (T 23T 24 )
Karena thermocouple yang digunakan untuk mendapatkan harga-harga dari T23
T24 dipasang dekat intercooler, maka akibatnya terdapat kehilangan panas yang sangat
kecil dan tidak dapat dihitung. Secara umum:
Q' a=Q ' w + Losses
Sehingga efisiensi termalnya adalah:
th =
Q' w
Q' a
Dalam hal ini sangat sulit untuk menghitung jumlah panas yang sebenarnya
diberikan oleh udara dikarenakan losses yang tidak terhitung. Maka di sini yang
terpenting untuk diketahui dari sebuah heat exchanger adalah Thermal Ratio yang
didefinisikan sebagai berikut:
=
T 23 T 24
T 23 T 25
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Analisa Massa Udara
m' a=6,574
Dimana
P . P 3
T3
(kg/s)
P3
P3
P0
T3
= T3 + 273 (K)
m a=6,574
0.0000981 .0.0012753 kg
301
s
( )
= 0,0001340254072 kg/s
p1
P12
P 11
P ' 12 + P0
P ' 11 + P0
p1
P12
P 11
0.4
0.034323275
= 11,65389958
Tingkat Kedua :
p2 =
p2
P22
P21
=
P ' 22 + P0
P ' 21 + P0
P22
P21
0,2+ 0,4
0.4
= 1,5
T1
T 12
T 11
T1
T 12
T 11
339
306
T ' 22+273
T ' 21+273
= 1.107843137
Tingkat Kedua :
T2
T 22
T 21
T1
T2
T3
T4
T5
T6
Temperatur Ratio
(bar)
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
(0oC)
32
33
33
33
34
34
35
(0oC)
31
32
32
32
32
32
32
(0oC)
41
42
43
44
45
46
47
(0oC)
30
31
31
31
31
31
31
(0oC)
30
30
30
30
30
30
30
(0oC)
60
60
60
60
60
60
60
Tingkat 2
1,091803279
1,088235294
1,088235294
1,088235294
1,084690554
1,084690554
1,081168831
= (T2/T1)n/n-1 . P2
Dengan cara menurunkan rumus diatas maka akan diperoleh harga n, yaitu:
log p
log p +log T
n1
P
(bar
)
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
log 11,65389958
log 11,65389958 +log 1.107843137
= 0.9599637338
T1
T2
T3
T4
T5
T6
Index Politropis
(0 C)
(0 C)
(0 C)
(0 C)
(0 C)
(0 C)
Tingkat 2
32
33
33
33
34
34
35
31
32
32
32
32
32
32
41
42
43
44
45
46
47
30
31
31
31
31
31
31
30
30
30
30
30
30
30
60
60
60
60
60
60
60
0,971054738
0,972103393
0,972103393
0,972103393
0,973150883
0,973150883
0,974197216
= ma.RT1(
Dimana: ma
Wp1
n1
n
)( n -1)(kW)
p
n1
T1
= Index Politropis
= Pressure Ratio
11,65389958
0.9599637338 1
0.9599637338
0.9599637338
)(
0.95996373381
1 )
T1
T2
T3
T4
T5
T6
Kerja Politropis
(bar)
2
2.5
3
3.5
4
4.5
(0oC)
32
33
33
33
34
34
(0oC)
31
32
32
32
32
32
(0oC)
41
42
43
44
45
46
(0oC)
30
31
31
31
31
31
(0oC)
30
30
30
30
30
30
(0oC)
60
60
60
60
60
60
Wp2 (kW)
0.573061252
0.575868357
0.575868357
0.575868357
0.5786805
0.5786805
35
32
47
31
30
60
0.581497677
p 21
T 21
. N2 (kg/s)
Pada persamaan (20), besarnya temperature dan tekanan adalah penting, selama
tingkat kedua mempunyai udara masuk dengan tekanan P21 dan temperature T21.
Maka, efisiensi volumetris:
Untuk tingkat pertama:
vol
m' a
3
0,0091. 10 . N 1
vol
0,000134025
0,0091. 103 . 400
x 100 %
x 100 % = 3,682005495 %
vol
m' a
1,1964 .103 . P 21 . N 1
x 100 %
vol
0,000134025
3
1,1964 .10 . 0,4 . 400
x 100 % = 0,07001494443 %
= ma . RT11 . In . P1
Wis
= ma . RT21 . In . P2
T1
T2
T3
T4
T5
T6
Kerja Isothermal
(bar)
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
(0oC)
32
33
33
33
34
34
35
(0oC)
31
32
32
32
32
32
32
(0oC)
41
42
43
44
45
46
47
(0oC)
30
31
31
31
31
31
31
(0oC)
30
30
30
30
30
30
30
(0oC)
60
60
60
60
60
60
60
Tingkat 2 (W)
0,042735996
0,042922416
0,042922416
0,042922416
0,043109088
0,043109088
0,04329601
Dimana : N
Jadi :
21. N .Tq
1000
3,53. N 1
60
Tq
Wmech1
= 0.00019768 . N1 . F1 (kW)
= 0.00019768 . 400 . 6
= 0.474432 kW
= 0.00019768 . N2 . F2 (kW)
= 0.00019768 . 400 . 4
= 0.316288 kW
Wmech2
V.A
1000
130 . 2.5
1000
0.413 Watt
220.0,4
1000
V.A
1000
115 .2.5
1000
0.3755 Watt
220.0,4
1000
220.0,4
1000
220.0,4
1000
1 TINGKAT
N = 400 rpm
A (ampere)
2,5
T1
T2
T3
(0C)
33
(0C)
66
(0C)
28
P1 (mmH20)
P2 (mmH20)
P (mmH20)
P3 (mmH20)
350
4078, 8648
13
F
(N)
6
2 TINGKAT
N = 400 rpm
T1
T2
T3
T4
T5
T6
P1
P2
P HT
(bar)
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
(0C)
32
33
33
33
34
34
35
(0C)
31
32
32
32
32
32
32
(0C)
41
42
43
44
45
46
47
(0C)
30
31
31
31
31
31
31
(0C)
30
30
30
30
30
30
30
(0C)
60
60
60
60
60
60
60
(volt)
115
115
115
115
115
115
115
(ampere)
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
2.5
(bar)
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
(bar)
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
(bar)
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
40
Temperatur (oC)
30
Tekanan 5 bar
20
10
0
F (N)
4
4
4
4
4
4
4
BAB 4
ANALISIS
4.1 Analisa Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kompressor ini adalah kompressor
torak bertingkat ganda yang terdiri dari GT 102 untuk tingkat satu dan GT 102/2 untuk
tingkat dua. Sayangnya, beberapa komponen tidak dapat bekerja dengan baik, seperti
pengukur pengukur tekanan P1 (tekanan pada saat masuk torak) pada kompressor tingkat
satu serta pengukur tekanan pada orifice (P dan P3). Hal ini kemungkinan besar terjadi
karena kompressor sudah berumur cukup tua. Selain itu alat penggambar grafik diagram
P-V bekerja namun hanya menghasilkan guratan-guratan buram bahkan sampai
melubangi kertas. Selain itu, tidak adanya indikator penunjuk temperatur dan tekanan
untuk kondisi ruangan praktikum juga menyulitkan penentuan nilai temperatur dan
tekanan lingkungan sehingga menyebabkan hasil yang didapat menjadi semakin tidak
akurat.
diagram
P-V
yang
didapat
dari
hasil
penggambaran
mesin
kompressor (gambar grafik ada di lampiran) terlihat tidak begitu presisi. Hal ini mungkin
disebabkan karena umur alat yang sudah tua, sehingga penggambaran grafik P-V pada
kertas tidak baik yaitu hanya berupa guratan-guratan buram. Seharusnya grafik yang
tergambar tidak terlihat seperti garis lurus. Grafik harusnya tergambar agak melengkung
keatas seperti grafik-grafik P-V semestinya. Selain itu grafik diagram P-T yang dibuat
berdasarkan perbandingan tekanan dan temperatur pada kompressor unit 2 menunjukkan
bahwa walaupun temperatur in meningkat tetapi temperatur out akan tetap keluar 60oC.
BAB V
KESIMPULAN
Praktikum dilakukan dengan menggunakan dua unit kompressor, tingkat satu dan
keluar baik air maupun udara serta debit air intercooler , serta daya listrik kompresor.
Besar massa udara yang dapat dikerjakan kompresor sebesar 0,0001340254072 kg/s
dengan rasio kompresi untuk kompresor tingkat pertama sebesar 11,65389958 dan 1,5
untuk kompresor tingkat kedua pada tekanan 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, dan 5 bar.
Rasio temperatur untuk kompresor tingkat pertama dan tingkat kedua berturut-turut
adalah sebesar 1,107843137 dan 1,086723. Sedangkan untuk indeks politropis,
untuk kompresor tingkat pertama sebesar 0,9599637338 dan untuk kompresor tingkat
LAMPIRAN
Lampiran 7. Kertas Penanda Diagram P-V pada Kompressor Torak Tingkat Satu
Lampiran 10. Hasil Pencatatan Diagram P-V Kompressor Torak Tingkat Dua