Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

PEMANFAATAN ENERGI NUKLIR SEBAGAI PEMBANGKIT


LISTRIK
RANGKAIAN LISTRIK I

NAMA

: MALA IKLIMAH

KELAS

: PEND. TEKNIK ELEKTRO B / 2013

NIM

: 135514035

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Saya dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Rangkaian Listrik 1. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Rangkaian Listrik 1
di program studi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik pada Universitas
Negeri Surabaya. Selanjutnya Saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Prof. Dr.H. Munoto ,M.pd. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Rangkaian Listrik 1 dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu Saya mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya , 10 November 2013

Penulis

DAFTAR ISI
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 1

KATA PENGANTAR ... 2


DAFTAR ISI .. 3
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL 4
BAB I

PENDAHULUAN 5
1.1
1.2
1.3
1.4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1

BAB III

BAB IV

Latar Belakang 5
Rumusan Masalah .. 6
Tujuan Penulisan 6
Manfaat Penulisan .. 6

Landasan Teori ... 7

ANALISIS DATA ... 22


3.1

Prinsip Kerja PLTN 22.

3.2

Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan


energi listrik di dalam PLTN 27

3.3

Keuntungan dan Kekurangan PLTN 27

PENUTUP 33
4.1

Kesimpulan .. 33

4.2

Saran . 33

DAFTAR PUSTAKA .. 34

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 2

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi) 6
Gambar 2.2 : Bahan tambang Uranium 7
Gambar 2.3 : Proses pengolahan Uranium 9
Gambar 2.4 : Diagram Alir Reaktor Air Tekan .. 15
Gambar 2.5 : Diagram Alir Reaktor Air Didih ... 16
Gambar 2.6 : Diagram Alir Reaktor Air Berat
17
Gambar 2.7 : Diagram Alir Reaktor Gas Suhu Tinggi ... 18
Gambar 2.8 : Reaksi D-T Fusion . 20
Gambar 3.1 : Reaksi berantai divergen . 23
Gambar 3.2 : Skema reaktor nuklir . 25
Gambar 3.4 : Bentuk nyata dari batang-batang kendali ... 26
Gambar 3.3: Bentuk nyata dari inti reactor .. 27
Gambar 3.5 : Para pekerja sedang menangani sampah nuklir 31
Gambar 3.6 : Tempat penyimpanan sampah Nuklir 31
Gambar 3.7 : Daur ulang Limbah Nuklir 32

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Status PLTN di Dunia ... 11

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat pertama kali mengenal tenaga nuklir dalam bentuk bom atom
yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sedemikian dahsyatnya akibat yang ditimbulkan oleh bom tersebut sehingga
pengaruhnya masih dapat dirasakan sampai sekarang. Di samping sebagai senjata
pamungkas yang dahsyat, sejak lama orang telah memikirkan bagaimana cara
memanfaatkan tenaga nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Sampai saat ini
tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam
berbagai bidang antara lain bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan,
sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan,
bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi teknik nuklir untuk non energi.
Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah
berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit
Listrik Tenaga nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari
lingkungan.
Pemanfaatan tenaga nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan
secara komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan
dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER = PWR) yang
setahun kemudian mencapai daya 5 Mwe. Pada tahun 1956 di Inggris
dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR + Reaktor berpendingin
gas) dengan daya 100 Mwe. Pada tahun 1997 di seluruh dunia baik di negara maju
maupun negara sedang berkembang telah dioperasikan sebanyak 443 unit PLTN
yang tersebar di 31 negara dengan kontribusi sekitar 18 % dari pasokan tenaga
listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya mencapai 351.000 Mwe dan 36
unit PLTN sedang dalam tahap kontruksi di 18 negara.
Seiring dengan krisis energi yang sedang menimpa Indonesia saat ini yang
ditandai dengan semakin menipisnya cadangan minyak yang dimiliki Indonesia,
maka pemerintah berniat membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 4

di Indonesia. Pemerintah merasa pembangkit-pembangkit listrik yang sudah ada


sekarang dirasa masih kurang untuk memenuhi konsumsi listrik di Indonesia.
Pengertian dari PLTN sendiri adalah stasiun pembangkit listrik thermal di
mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir
pembangkit listrik. Cara kerja PLTN tidak jauh dengan PLTU (Pembangkit Listrik
Tenaga Uap). Bedanya pada PLTN energi panas yang dihasilkan berasal dari
reaksi nuklir. Panas yang dihasilkan dari reaksi nuklir ini digunakan untuk
menguapkan air pendingin. Uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin
sehingga diperoleh energi kinetik. Energi kinetik yang dihasilkan digunakan untuk
memutar generator yang akhirnya menghasilkan energi listrik.
Namun masih terdapat pro dan kontra dalam masyarakat mengenai
rencana pemerintahan ini.oleh karena itu pemerintah harus memberikan
penyuluhan mengenai teknologi nuklir kepada masyarakat. Selain itu pemerintah
juga harus menerapkan standar keamanan yang ketat terhadap PLTN yang akan
didirikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa permasalahan yang perlu
dibahas antara lain:
1. Bagaimana prinsip kerja dari PLTN?
2. Bagaimana proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan
energi listrik di dalam PLTN?
3. Apa keuntungan dan kerugian dari PLTN ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari PLTN.
2. Untuk mengetahui proses pemanfaatan panas hasil dari fisi sehingga dapat
digunakan sebagai energi listrik di PLTN.
3. Untuk mengetahui kerugian dan keuntungan dari PLTN.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang PLTN.
2. Menambah

cara

berfikir

mahasiswa

permasalahan.
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 5

untuk

menganalisis

suatu

3. Agar mahasiswa sapat mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Nuklir
Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi
manusia, para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah
banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir. Di
zaman ini, manusia sudah banyak melakukan berbagai upaya dan penelitian dalam
rangka pemanfaatan energi nuklir. Berikut ini akan dibahas secara lebih mendalam
lagi mengenai berbagai pemanfaatan energi nuklir yang telah dilakukan manusia
sampai saat ini.
Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi
inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber
energi nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur
radioaktif yang bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif
mampu menghasilkan panas yang besar? Tentu saja bukan dengan dibakar.
Namun melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi).

Gambar 2.1 : Reaksi pemisahan inti (reaksi fisi)


Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam merah di
sebelah kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada neutron (warna hitam di
paling kiri) yang ditembakkan pada inti atom tersebut, maka inti atom uranium
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 6

akan membelah menjadi dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan
atom Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna hitam di kanan). Karena massa
atom sebelum pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah pembelahan,
maka selisih massa (disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas
yang besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom.
satu gram uranium saja tentu memiliki banyak inti. Sehingga panas yang
dihasilkan pun luar biasa besar. Karena Uranium bahan tambang, maka bentuknya
juga padat.

Gambar 2.2 : Bahan tambang Uranium


2.1.1.1 Energi Nuklir
Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa
besarnya.

Tenaga

pembakaran bahan

nuklir
bakar

itu hanya dapat dikeluarkan


nuklir.

Proses

ini

sangat

melalui

berbeda

proses
dengan

pembakaran kimia biasa yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran


kayu, minyak dan batubara. Besar energi yang tersimpan (E) di dalam inti
atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert
Einstein :

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 7

E=mC
Dimana
m

: massa bahan (kg)

: kecepatan cahaya (3 x 108 m/s).

Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar
dalam bentuk panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi
nuklir, yaitu reaksi nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir berantai
terkendali. Reaksi nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir.
Dalam peristiwa ini reaksi nuklir sengaja tidak dikendalikan agar dihasilkan
panas yang luar biasa besarnya sehingga ledakan bom memiliki daya rusak
yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan secara
aman dan energi yang dibebaskan dari

reaksi

nuklir

tersebut

dapat

dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk membuat suatu sarana reaksi


yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya hanyalah
tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi
berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda dengan reaksi
berantai pada ledakan bom nuklir.
Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat
dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan
sederhana.
Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom di dalam bahan
bakar ini adalah :
N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom U235.
Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan
pelepasan energi sebesar 200 MeV, maka 1 g U235 yang melakukan reaksi
fisi sempurna dapat melepaskan energi sebesar :
E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 8

Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana 1


MeV = 1.6 x 10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan

menganggap

hanya 30 % dari energi itu dapat diubah

menjadi energi listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g U235
adalah :
E listrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1 J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti
pesawat tv dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g
U235 selama : t = E listrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s.
Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terusmenerus tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya
dinyalakan selama 12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g U235

bisa

dipakai untuk mensuplai kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15


tahun.
2.1.1.2 Bahan Bakar Nuklir
Bahan bakar nuklir adalah semua jenis material yang dapat digunakan
untuk menghasilkan energi nuklir, demikian bila dianalogikan dengan bahan bakar
kimia yang dibakar untuk menghasilkan energi. Hingga saat ini, bahan bakar
nuklir yang umum dipakai adalah unsur berat fissil yang dapat menghasilkan
reaksi nuklir berantai di dalam reaktor nuklir. Bahan bakar fissil yang sering
digunakan adalah

235

U dan

239

Pu, dan kegiatan yang berkaitan dengan

penambangan, pemurnian, penggunaan, dan pembuangan dari material-material


ini termasuk dalam siklus bahan bakar nuklir. Siklus bahan bakar nuklir penting
adanya karena terkait dengan PLTN dan senjata nuklir.

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 9

Gambar 2.3 : Proses pengolahan Uranium


Bahan bakar nuklir tradisional yang digunakan di USA dan beberapa
negara yang tidak melakukan proses daur ulang bahan bakar nuklir bekas
mengikuti empat tahapan seperti yang terdapat dalam gambar di atas. Proses di
atas berdasarkan siklus bahan bakar nuklir. Pertama, uranium diperoleh dari
pertambangan. Kedua, uranium diproses menjadi Yellow Cake. Langkah
berikutnya adalah mengubah Yellow Cake menjadi UF6 untuk proses
pengkayaan dan kemudian diubah menjadi uranium dioksida, atau tanpa proses
pengkayaan untuk kemudian langsung ke tahap ke-4 sebagaimana yang terjadi
untuk bahan bakar reaktor nuklir pada umumnya.
2.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit
listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih
reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base
load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun
boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari).
Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000
MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1.
Pada dasarnya sistem kerja dari PLTN sama dengan pembangkit listrik
konvensional, yaitu: air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Ulang
yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap.

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 10

Perputaran

turbin

digunakan

untuk

menggerakkan

generator,

sehingga

menghasilkan tenaga listrik. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara.
Pada PLTN panas yang digunakan untuk menghasilkan uap yang sama,
dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reactor nuklir.
Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus
menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan
bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga
tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas
ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah
berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk
sementara bisa disimpan di lokasi PLTN.
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyediakan sekitar 17 persen
dari total tenaga listrik dunia. Beberapa negara membutuhkan tenaga nuklir yang
lebih besar daripada negara lain. Di Perancis, menurut International Atomic
Energy Agency (IAEA), 75 persen tenaga listriknya dihasilkan oleh reaktor nuklir.
Jumlah pembangkit tenaga listrik di dunia diperkirakan lebih dari 400 buah
dengan 100 buah di antaranya berada di Amerika Serikat.

NEGARA
Amerika
Serikat
Perancis
Jepang
Rusia
Inggris
Korea Selatan
Kanada
Jerman
Ukraina
India
Swedia
Spanyol
Cina
Belgia

PLTN Beroperasi
Jumlah Unit
Total GW(e)

PLTN Dalam Kontruksi


Jumlah Unit
Total GW

104

99.21

59
56
31
23
20
18
17
15
15
10
9
9
7

63.36
63.36
47.84
11.85
16.81
12.6
20.34
13.11
3.04
8.92
7.59
6.6
5.8

0
1
4
0
0
0
0
2
8
0
0
2
0

0
0.87
3.78
0
0
0
0
1.9
3.6
0
0
2
0

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 11

Taiwan
Republik Ceko
Slowakia
Swiss
Bulgaria
Firlandia
Hungaria
Brazil
Afrika Selatan
Meksiko
Argentina
Pakistan
Lithuania
Slovenia
Rumania
Belanda
Armenia
Iran

6
6
6
5
4
4
4
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
0

4.88
3.53
2.44
3.22
2.72
2.68
1.76
1.9
1.8
1.31
0.94
0.43
1.19
0.66
0.66
0.66
0.45
0.38

2
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1

2.6
0
0
0
0
1.6
0
0
0
0
0.69
0.3
0
0
0.66
0
0
0.92

Tabel 2.1 : Status PLTN di Dunia

2.1.2.1 Jenis-jenis Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses
fisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan seharihari. PLTN merupakan sebuah sistim yang dalam operasinya menggunakan
reaktor daya yang berperan sebagai tungku penghasil panas. Dewasa ini ada
berbagai jenis PLTN yang beroperasi. Perbedaan tersebut ditandai dengan
perbedaan tipe reaktor daya yang digunakannya. Masing-masing jenis PLTN /
tipe reaktor daya umumnya

dikembangkan

oleh negara-negara

tertentu,

sehingga seringkali suatu jenis PLTN sangat menonjol dalam suatu negara,
tetapi tidak dioperasikan oleh negara lain. Perbedaan berbagai tipe reaktor
daya

itu

bisa

terletak

pada penggunaan bahan bakar, moderator, jenis

pendinging serta perbedaan-perbedaan lainnya.


Perbedaan jenis reaktor daya yang dikembangkan antara satu negara
dengan negara lain juga dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknologi
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 12

yang terkait

dengan

nuklir

oleh

masing-masing

negara.

Pada

awal

pengembangan PLTN pada tahun 1950-an, pengayaan uranium baru bisa


dilakukan oleh Amerika Serikat dan Rusia, sehingga kedua negara tersebut
pada saat itu sudah mulai mengembangkan reaktor daya berbahan bakar
uranium diperkaya. Sementara itu di Kanada, Perancis dan Inggris pada
saat

itu

dipusatkan

pada

program pengembangan reaktor daya berbahan

bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN yang pertama kali beroperasi di
ketiga negara tersebut menggunakan reaktor berbahan bakar uranium alam.
Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama Inggris dan Perancis juga
mengoperasikan PLTN berbahan bakar uranium diperkaya.
Berikut ini adalah beberapa keterangan yang akan menjelaskan
tentang jenis-jenis dari reaktor nuklir, antara lain :
1. LWR (Light Water Reactor) / Reaktor air Ringan
Sebagian besar reactor daya yang beroperasi dewasa ini adalah jenis
Reaktor Air Ringan atau LWR (Light Water Reactor) yang mula-mula
dikembangkan di AS dan Rusia. Disebut Reaktor Air Ringan karena H2O
kemurnian tinggi sebagai bahan moderator sekaligus pendingin reaktor.
Reaktor ini terdiri atas Reaktor Air tekan atau PWR (Pressurized Water
Reactor) dan Reaktor Air Didih atau BWR (Boiling Water Reactor)
dengan jumlah yang dioperasikan masing-masing mencapai 52 % dan 21,5
% dari total reaktor daya yang beroperasi. Sedang sisanya sebesar 26,5 %
terdiri atas berbagai tipe reaktor daya lainnya.
a. PWR (Presured Water Reactor) / Reaktor Air Tekan
Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin
sekaligus moderator. Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah
penggunaan dua macam pendingin, yaitu pendingin primer dan sekunder.
Panas yang dihasilkan dari reaksi fisi dipakai untuk memanaskan air
pendingin primer. Dalam reactor ini dilengkapi dengan alat pengontrol
tekanan (pressurizer) yang dipakai untuk mempertahankan tekanan sistim
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 13

pendingin primer. Pada pendigin primer memakai air dan dipanaskan


inti sampai 600F tetapi air ini tidak mendidih karena berada didalam
bejana yang bertekanan tinggi (sebesar 2250 psi). Air ini dimasukkan
kedalam pembangkit uap (satu atau dua) dengan tekanan 1000 psi, dan
suhu 500F. Setelah melalui turbin uap dikembalikan ke kondensor.
Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi
dengan pemanas listrik dan penyemprot air. Jika tekanan dalam teras
reaktor berkurang, pemanas listrik akan memanaskan air yang terdapat di
dalam tangki pressurizer sehingga terbentuklah uap tambahan yang akan
menaikkan tekanan dalam sistim pendingin primer. Sebaliknya apabila
tekanan dalam sistim pendingin primer bertambah, maka sistim
penyemprot air akan mengembunkan sebagian uap sehingga tekanan uap
berkurang dan sistim pendingin primer akan kembali ke keadaan semula.
Tekanan pada sistim pendingin primer dipertahankan pada posisi 150
Atm untuk mencegah agar air pendingin primer tidak mendidih pada suhu
sekitar 300C. Pada tekanan udara normal, air akan mendidih dan
menguap pada suhu 100 C.
Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim
pembangkit uap sehingga terjadi pertukaran panas Antara sistim pendingin
primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara kedua
pendingin tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi kontak
atau percampuran, karena Antara kedua pendingin itu dipisahkan oleh
sistim pipa. Terjadinya pertukaran panas menyebabkan air pendingin
sekunder

menguap.

Tekanan

pada

sistim

pendingin

sekunder

dipertahankan pada tekanan udara normal sehingga air dapat menguap


pada suhu 100C. Uap yang terbentuk di dalam sistim pembangkit uap
ini selanjutnya dialirkan untuk memutar turbin. Pada Reaktor Air Tekan
perputaran sistim pendingin primernya betul-betul tertutup, sehingga
apabila terjadi kebocoran bahan radioaktif di dalam teras reactor tidak
akan menyebabkan kontaminasi pada turbin. Reaktor Air Tekan juga
mempunyai keandalan operasi dan keselamatan yang sangat baik.Salah
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 14

satu faktor

penunjangnya adalah

karena

reactor ini mempunyai

koefisien reaktivitas negatif. Apabila terjadi kenaikan suhu dalam teras


reaktor secara mendadak, maka daya reactor akan segera turun dengan
sendirinya. Namun karena menggunakan dua sistim pendingin, maka
efisiensi thermalnya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Reaktor
Air Didih.

Gambar 2.4 : Diagram Alir Reaktor Air Tekan


b. BWR (Boiling Water Reactor) / Reaktor Air Mendidih
Reaktor jenis ini menggunakan air biasa (H2O) sebagai moderator
maupun pendinginnya, sehingga termasuk kelompok reaktor air biasa /
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 15

ringan. Pada reactor air didih ini, panas hasil fisi dipakai secara langsung
untuk menguapkan air pendingin dan uap yang terbentuk langsung
dipakai untuk memutar turbin. Turbin tekanan tinggi menerima uap pada
suhu sekitar 290C dan tekanan sebesar 7,2 MPa. Sebagian uap diteruskan
lagi ke turbin tekanan rendah. Dengan sistim ini dapat diperoleh efisiensi
thermal sebesar 34%. Efisiensi thermal ini menunjukkan prosentase panas
hasil fisi yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Setelah melalui
turbin, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan sehingga
berubah menjadi air yang langsung dialirkan ke teras reaktor untuk
diuapkan lagi dan seterusnya. Dalam reaktor ini digunakan bahan bakar
U235 dengan tingkat pengayaannya 3-4 % dalam bentuk UO2.

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 16

Gambar 2.5 : Diagram Alir Reaktor Air Didih


2. HWR (Heavy Water Reactor) / Reaktor Air Berat
Reaktor ini mempergunakan air berat (D2O, D = Deuterium sebagai
moderatornya. Jenis reaktor ini sering disebut CANDU (Canada Deuteriu
Uranium) dan dikembangkan oleh Atomic Energi Commission dari Kanada.
Bilamana pada reaktor air biasa moderator (H2O) berada dalam sebuah
bejana, pada reaktor ini moderatornya (D2O) berada didalam pipa-pipa
tekanan yang besar (calandria). Selanjutnya dapat pula dikemukakan
bahwa sebuah reaktor air berat uranium dioksida alam (UO2) dapat dipakai
sebagai bahan bakar. Reaktor ini menggunakan bahan bakar uranium alam
sehingga harus digunakan air berat yang penampang lintang serapannya
terhadap neutron sangat kecil. Seperti halnya Reaktor Air tekan, Reaktor
CANDU juga

mempunyai sistim

pendingin primer dan

sekunder,

pembangkit uap dan pengontrol tekanan untuk mempertahankan tekanan


tinggi pada sistim pendingin primer. D2O dalam reaktor CANDU hanya
dimanfaatkan sebagai sistim pendingin primer, sedang sistim pendingin
sekundernya menggunakan H2O.

Dalam pengoperasian reaktor CANDU, kemurnian D2O harus dijaga


pada tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan bahan yang harganya sangat
mahal dan secara fisik maupun kimia tidak dapat dibedakan secara langsung
dengan H2O. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha penanggulangan
kebocoran D2O baik dalam bentuk uap maupun cairan. Aliran ventilasi
dari ruangan dilakukan secara tertutup dan selalu dipantau tingkat
kebasahannya, sehingga kemungkinan adanya kebocoran D2O dapat
diketahui secara dini.

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 17

Gambar 2.6 : Diagram Alir Reaktor Air Berat


3. HTGR (High Temperatur Gas Reactor) / Reaktor Gas Suhu Tinggi
Reaktor Gas Suhu Tinggi adalah jenis reactor yang menggunakan
pendingin gas helium (He) dan moderator grafit. Reaktor ini mampu
menghasilkan panas hingga 750C dengan efisiensi thermalnya sekitar 40%.
Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor dipindahkan menggunakan
pendingin He (sistim primer) ke pembangkit uap. Dalam pembangkit uap ini
panas akan diserap oleh sistim uap air umpan (sistim sekunder) dan uap
yang dihasilkannya dialirkan ke turbin. Dalam reaktor ini juga ada sistim
pemisah antara sistim pendingin primer yang radioaktif dan sistim pendingin
sekunder yang tidak radioaktif. Elemen bahan bakar yang digunakan dalam
Reaktor Gas Suhu Tinggi berbentuk bola, tiap elemen mengandung 192
gram carbon, 0,96 gram U235 dan 10,2 gram Th232 yang dapat dibiakkan
menjadi bahan bakar baru U233. Proses fisi dalam teras reaktor mampu
memanaskan gas He hingga mencapai suhu 750C. Setelah terjadi
pertukaran panas dengan sistim sekunder, suhu gas He akan turun menjadi
250C. Gas He selanjutnya dipompakan lagi ke teras reaktor untuk
mengambil panas fisi, demikian seterusnya. Dalam operasi normal, reaktor
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 18

ini membutuhkan bahan bakar bola berdiameter 60mm sebanyak


675.000 butir yang diletakkan di dalam teras reaktor. Rata-rata setiap butir
bahan bakar tinggal di dalam teras selama enam bulan pada operasi beban
penuh.

Gambar 2.7 : Diagram Alir Reaktor Gas Suhu Tinggi

4. LMFBR (Liquit Metal Fast Breder Reactor) / Reaktor Pembiak Cepat


Logam Cair.
Selain yang telah dipaparkan diatas reaktor juga ada yang berupa
reaktor pembiak cepat logam cair (LMFBR). Sistem dari reaktor ini adalah
sejenis reaktor cepat pendingin sodium dan programnya disempurnakan
beberapa kali. Reaktor ini adalah prototip daya 975-MWth (375 MWe) dan
berguna untuk persediaan listrik bagi kisi TVA. Dalam sistem ini, seperti
halnya dalam setiap reaktor daya pendingin-sodium, energi fisi di transfer
ke sodium primer, dari sodium primer kesodium di dalam loop sekunder di
dalam penukar gas menengah (IHX), dan akhirnya ke sistem uap air.
2.1.2.2 Reaksi Fisi dan Reaksi Fusi Pada PLTN
Secara umum yang dimaksudkan dengan PLTN adalah pembangkit
listrik

tenaga

nuklir

yang

merupakan suatu

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 19

kumpulan

mesin

yang

dapat membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenaga nuklir


sebagai tenaga awalnya. Sebelum melanjutkan ke prinsip kerja dari PLTN
ini,

ada

baiknya penyusun terangkan sedikit tentang Proses Fisi dan Fusi

Nuklir.
-

Fisi Nuklir
Proses fisi adalah proses utama pada reaktor nuklir terjadi ketika

sebuah inti bermassa berat. Pada reaksi fisi, inti senyawa yang terangsang
terbelah menjadi dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan
produk ini disertai oleh dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma. Adapun
tiga bahan bakar yang dapat berfisi antara lain : Uranium-235 (U235),
Uranium-233 (U233) dan Plutonium-239 (Pu239). Ketiga bahan bakar ini
besifat radioaktif tetapi mereka mempunyai massa paruh yang sangat lama.
-

Fusi Nuklir
Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah anti tesis dari proses fisi.

Dalam proses fisi, inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan,
sambil melepaskan kelebihan energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi,
inti bermasa ringan bergabung dalam rangka melepaskan kelebihan energi
pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang meminyaki matahari
dan telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar
didalam termonuklir atau bom hydrogen.
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di
mana dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan
melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan
bintang bersinar, dan senjata nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi
yang besar untuk menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling
ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom
yang lebih berat dan netron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar
lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka maka sebuah
reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,
Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 20

karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari
energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi ionisasi yang
diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron volt
lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium
Tritium (D-T) fusion seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 : Reaksi D-T Fusion

Makalah Rangkaian Listrik 1

Page 21

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Prinsip Kerja PLTN
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses kerja pembangkit
listrik konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang umumnya sudah
dikenal secara luas. Yang membedakan antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah
sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang
PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau
minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN.
Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang
kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap menggunakan batang
kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya
therma tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi
untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas
yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang
digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak
(kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
dihasilkan arus listrik.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih, boiling
water reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni setelah ada reaksi nuklir fisi,
secara bertubi-tubi, didalam reaktor, maka timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air
Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 22

di dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin dan turbin berputar poros turbin
dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.
Reaktor Nuklir adalah suatu alat dimana reaksi berantai dapat dilaksanakan
berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor nuklir merupakan suatu
wadah bahan-bahan fisi dimana proses reaksi berantai terjadi terus menerus tanpa
berhenti atau tempat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir). Bagian utama dari reaktor
nuklir yaitu: elemen bakar (batang-batang bahan bakar), perisai (perisai termal), moderator
dan elemen kendali.
Bahan bakar yang digunakan didalam reaktor nuklir ada tiga jenis antara lain :
- Uranium-235 (U235),
- Uranium-233 (U233),
- Plutonium-239 (Pu239).
Dari ketiga jenis bahan bakar diatas, yang paling sering digunakan sebagai
bahan bakar reaktor adalah Uranium-235 (U235).

Gambar 3.1 : Reaksi berantai divergen

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 23

Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti dari suatu unsur dapat belah (Uranium235, Uranium-233) bereaksi dengan neutron termal/lambat yang akan menghasilkan
unsur-unsur lain dengan cepat serta menimbulkan energi panas dan neutron-neutron baru.
Untuk mengendalikan reaksi berantai dalam reaktor nuklir maka digunakanlah bahan
yang dapat menyerap neutron, misalnya Boron

dan Cadmium. Yang bertujuan untuk

mengatur kerapatan dari neutron. Dengan mengatur kerapatan neutron ini maka tingkat
daya raktor nuklir dapat ditentukan, bahkan reaksi dapat dihentikan sama sekali (sampai
0) pada saat semua neutron terserap oleh bahan penyerap.
Perangkat pengatur kerapatan neutron pada reaktor nuklir ini disebut dengan
elemen kendali. Jika elemen kendali disisipkan penuh diantara elemen bakar, maka elemen
kendali akan menyerap neutron secara maksimum sehingga reaksi berantai akan
dihentikan dan daya serap batang kendali akan berkurang bila batang kendali ditarik
menjauhi elemen bakar. Disini pengendalian dilakukan terhadap pelepasan dan penyerapan
neutron selama berlangsungnya reaksi berantai.
Neutron yang dilepaskan dalam suatu reaksi berantai dapat dibagi menjadi
empat kelompok, yaitu :
1. Meninggalkan material fisi.
2. Tidak berfisi, ditangkap oleh U238 membentuk Pu239.
3. Tidak berfisi, ditangkap oleh material batang kendali (control-rod).
4. Berfisi, ditangkap oleh U239 dan U233.
Apabila jumlah nutron yang dilepaskan oleh proses fisi sama dengan jumlah
empat bagian nutron diatas, maka energi panas yang dihasilkan adalah konstan. Atau
sebaliknya jika jumlah nutron yang dihasilkan lebih kecil, maka reaksi berantai akan
berhenti. Apabila lebih besar, maka laju fisinya naik dan menjadi tidak terkendali.
Gambar dibawah menunjukkan skema sebuah reaktor nuklir.

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 24

Gambar 3.2 : Skema reactor nuklir


Komponen utama reaktor nuklir antara lain :
1. Inti reactor

5. Tangki Reaktor

2. Moderator

6. Fluida Pendingin

3. Perisai Termal

7. Perisai Biologi

4. Reflektor

8. Batang-batang kendali

1. Inti reaktor

: Dibuat dari batang-batang bahan bakar yang berisi uranium alam,


uranium yang dipercaya, plutoium, atau U-233. Batang-batang bahan
bakar tersebut dapat dicampur dengan material-material tidakberfisi.

2. Moderator

: Berfungsi untuk memperlambat kecepatan nutron sehingga


berkecepatan termal. Biasanya dibuat dari granit yang membungkus
bahan bakar, tetapi mungkin juga air berat, air ringan (normal), atau
berilium. Moderator dapat juga dicampur dengan bahan bakar.

3. Perisai Termal

: Berfungsi menyerap radiasi (parikelb , nutron yang Makalah


PLTN2005 12 terlepas, dan sinar gamma) yang terjadi karena proses

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 25

fisi. Karena itu perisai menyelubungi inti reaktor, biasanya dibuat


dari besi, menyerap energi dan menjadi panas.
4. Reflektor

: Berfungsi untuk memantulkan kembali nutron yang meninggalkan


inti bahan bakar. Pada gambar diatas menunjukkan bahwa tepi
moderator juga berfungsi sebagai reflektor, selain reflektor yang
diletakkan di dalam perisai termal dan menyelubungi inti reaktor.

5. Tangki Reaktor

: Berfungsi untuk membungkus seluruh inti reaktor, reflektor dan


perisai termal. Dengan demikian tangki reaktor membentuk pula
saluran untuk mengatur aliran pendingin melalui dan mengelilingi
inti reaktor.

6. Fluida Pendingin

: Membawa panas yang dihasilkan dari proses fisi untuk berbagai


keperluan, antara lain sebagai pemanas air ketel pada pusat tenaga
uap. Menjaga agar bahan bakar reaktor dan perlengkapannya ada
pada temperature yang diperbolehkan (aman dan tidak rusak).

7. Perisai Biologi

: Membungkus reaktor untuk menahan dan melemahkan semua


radiasi yang mematikan sebagai akibat dari proses fisi. Perisai
biologi dapat dibuat dari besi, timah hitam atau beton tebal dicampur
oksida besi.

8. Batang-batang kendali : Berfungsi mengendalikan proses fisi (pembangkitan panas) di


dalam reaktor, yaitu dengan menyerap nutron berlebihan yang terjadi
dari proses
fisi.
Batangbatang
kendali
biasanya
terbuat dari
boron atau hafnium yang dapat menyerap nutron.

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 26

Gambar 3.3: Bentuk nyata dari inti reaktor

Gambar 3.4 : Bentuk nyata dari batang-batang kendali

3.2 Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN
adalah sebagai berikut :
Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk
panas yang sangat besar.
Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang
digunakan.
Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 27

Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak
(kinetik).
Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
dihasilkan arus listrik.
3.3 Keuntungan dan Kekurangan PLTN

A. Keuntungan PLTN
1.

Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan
perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab atas 25% konsumsi
bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan
listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya
dapatbertahanlama.

2.

PLTN secara langsung memberi manfaat kepada negara-negara berkembang. Makin


besar sumbangan nuklir, makin rendah laju peningkatan harga-harga bahan bakar fossil.
Karena, biaya energi yang tinggi berarti bahwa makin banyak usaha diberikan dalam
mendapatkan energi dan makin sedikit dihasilkan barang dan jasa. Sumber daya yang
telah dibebaskan dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang atau untuk tujuantujuansosial-ekonomi.

3.

Dalam operasi normal PLTN sangat sedikit menyebabkan kerusakan lingkungan.


Berikut ini keuntungan PLTN bagi lingkungan :
Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas
rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan
hanya sedikit menghasilkan gas).
Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau
asap fotokimia.
Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal).
Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan.
Ketersedian bahan bak air yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit
bahan bakar yang diperlukan.

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 28

4.

Energi nuklir telah memainkan peran signifikan dalam suplai listrik dunia dan sumber
utama listrik di sejumlah negara. Produksi listrik dunia dari nuklir tumbuh cepat dan
kini menyumbang hampir seperlima listrik yang dibangkitkan di negara-negara industri
atau 17% pada produksi listrik dunia, dan berkisar 5% konsumsi energi primer dunia.

5.

Kebijakan non-nuklir akan mendorong peningkatan harga-harga energi, menyebabkan


kerentanan ekonomi, membuat industri kurang kompetitif, mengurangi standar-standar
kehidupan dan menimbulkan risiko pengangguran lebih tinggi.

6.

PLTN telah terbukti dan mempunyai potensial paling besar dalam sumber-sumber daya
yang menawarkan prospek jangka panjang untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan
energi dunia sambil tetap menjaga harga energi mendekati tingkat yang sekarang. Harga
listrik nuklir tidak perlu bertambah secara signifikan di atas yang sekarang dialami
karena biaya-biaya bahan bakar adalah merupakan bagian yang paling kecil dari biaya
total produksinya, terutama dalam reaktor cepat.

7.

Pada eksplorasi minyak dan gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk
menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti porositas dan litografi. Teknologi ini
melibatkan penggunaan neutron atau sumber energi sinar gamma dan detektor radiasi
yang ditanam dalam bebatuan yang akan diperiksa.

8.

Pada konstruksi jalan, pengukur kelembaban dan kepadatan yang menggunakan nuklir
digunakan untuk mengukur kepadatan tanah, aspal, dan beton. Biasanya digunakan
cesium-137 sebagai sumber energi nuklirnya.

9.

Aplikasi medis dari teknologi nuklir dibagi menjadi diagnosa dan terapi radiasi,
perawatan yang efektif bagi penderita kanker. Pencitraan (sinar X dan sebagainya),
penggunaan Teknesium untuk diberikan pada molekul organik, pencarian jejak
radioaktif dalam tubuh sebelum diekskresikan oleh ginjal, dan lain-lain.

B. Kerugian PLTN
Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa manusia.
Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua, yaitu :
a.

Radiasi Langsung yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan
mengenai langsung kulit atau tubuh manusia.

b.

Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang
tercemar zat radioaktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya.

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 29

Baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi fungsi organ
tubuh melalui sel-sel pembentukannya. Organ-organ tubuh yang sensitif akan dan menjadi
rusak. Sel-sel tubuh bila tercemar radio aktif uraiannya sebagai berikut : terjadinya ionisasi
akibat radiasi dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-molekul sel
kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri, mengubah fungsi asli sel atau
bahkan dapat membunuhnya. Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat
berpengaruh pada sel, antara lain :
a. Sel akan mati.
b. Terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker.
c. Kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan memulai proses
bayi-bayi cacat.
Masalah lain juga ditimbulkan oleh limbah/sampah nuklir terhadap tingkat kesuburan
tanah limbah/sampah nuklir merupakan semua sisa bahan (padat atau cair) yang dihasilkan
dari proses pengolahan uranium, misalnya sisa bahan bakar nuklir yang tidak digunakan
lagi, dan bersifat radioaktif, tidak bisa dibuang atau dihilangkan seperti jenis sampah
domestik lainnya (sampah organik dan lain-lain.) Sampah nuklir ini harus ditimbun dengan
cara yang paling aman. Hal yang saat ini dapat dilakukan oleh manusia hanyalah menunggu
sampai sampah nuklir tersebut tidak lagi bersifat radioaktif, dan itu memerlukan waktu
ribuan tahun.
Selain itu ada 3 metode lain yang dapat digunakan untuk membuang limbah
radioaktif yaitu:
1. Pengenceran dan penyebaran (Dilute and Disprese): Limbah dengan konsentrasi
rendah dilepas ke udara, air atau tanah untuk diencerkan atau dilarutkan sampai ke
tingkat yang aman.
2.

Penundaan dan Perusakan (Delay and Decay): Dapat digunakan untuk limbah
radioaktif dengan waktu paro (half-lives) relatif singkat. Zat-zat tersebut disimpan
dalam bentuk cair atau lumpur di dalam tangki. Setelah 10-20 kali waktu paronya,
zat-zat tersebut mengalami perusakan atau pmbusukan

ke tingkat yang tidak

berbahaya atau kemudian dapat diencerkan dan disebarkan ke lingkungan.


3. Konsentrasi dan

Pengepakan

(Concentration and

Containment): digunakan

untuk limbah radioaktif yang sangat toksik dengan dengan waktu yang panjang.
Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 30

Limbah tersebut harus disimpan dalam puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun,
tergantung dari komposisinya. Zat-zatnya tidak hanya sangat radioaktif tapi juga
bersuhu yang sangat panas.

Gambar

3.5 :
Para pekerja sedang menangani sampah nuklir

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 31

Gambar 3.6 : Tempat penyimpanan sampah Nuklir

Gambar 3.7 : Daur ulang Limbah Nuklir


Ada beberapa bahaya lain dari PLTN yang perlu dipertimbangkan, antara lain :
a. Kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran, yang jangkauan
radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan dan makhluk hidup.
b.

Salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu ledak yang
sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku pembuatan senjata nuklir.
Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg Plutonium.

c.

Limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di samping itu,

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 32

tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat berbahaya bagi manusia.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses kerja pembangkit
listrik konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang umumnya sudah
dikenal secara luas. Yang membedakan antara dua jenis pembangkit listrik itu adalah
sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang
PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau
minyak bumi. Pemanfaatan energy panas PLTN tersebut tidak dapat dihasilkan apabila
kurangnya bahan bakar. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka reaktor daya
dirancang berdaya therma tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan
panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas
yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor nuklir yang
digunakan.
Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 33

3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi gerak
(kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
dihasilkan arus listrik.
Adapun jenis PLTN yang ada di Bumi, merupakan pengembangan dari kemajuan
teknologi yang ada. Oleh karena itu, banyak terjadi perkembangan pembangkit energy listrik
yang baru.
B. SARAN
1. Pengembangan PLTN di Indonesia sangat penting bagi kemajuan ekonomi bagi Negara
tersebut.
2. Sebaiknya pengembangan PLTN dibuat berdasarkan kebutuhan.
3. Oleh karena itu, pemerintah mampu menyokong dalam pengembangan PLTN di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

D.K. , Singhai. 1980. Fundamentals of Nuclear Power Engineering. Delhi : Khanna Publishers.
K.Mc.Daniels, David. 1979. The Sun , Our Future Energy Source. Amerika : United States of
America.
R.Lamarsh , John. 2012. Introduction to Nuclear Engineering. New Jersey : Pearson Prentice
Hall.
Marsudi , Djiteng. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Erlangga.
Stephenson, Richard. 1958. Introduction to Nucler Engineering. Tokyo : Kogakusha Company.

Makalah Raangkaian Listrik 1

Page 34

Anda mungkin juga menyukai