0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan42 halaman

Biografi WPAP Community

Dokumen tersebut membahas tentang Wedha's Pop Art Portrait (WPAP), sebuah gaya ilustrasi potret manusia yang didominasi bidang-bidang datar dan permainan warna. Gaya ini diciptakan oleh Wedha Abdul Rasyid pada tahun 1990-an dan mulai populer pada tahun 2007. Saat ini sudah banyak seniman yang mengikuti gaya WPAP ini dan membentuk sebuah komunitas seni.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan42 halaman

Biografi WPAP Community

Dokumen tersebut membahas tentang Wedha's Pop Art Portrait (WPAP), sebuah gaya ilustrasi potret manusia yang didominasi bidang-bidang datar dan permainan warna. Gaya ini diciptakan oleh Wedha Abdul Rasyid pada tahun 1990-an dan mulai populer pada tahun 2007. Saat ini sudah banyak seniman yang mengikuti gaya WPAP ini dan membentuk sebuah komunitas seni.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 42

SEKRETARIAT

Jl.Merpati Raya Blok Q1/ no.5 bintaro sektor 1, Jakarta


Selatan 12330

Website : www.wpapcommunity.com
email: [email protected] |
[email protected]

SEKILAS WPAP
WPAP ( Wedhas Pop Art Portrait) adalah gaya ilustrasi potret
manusia (biasanya figur-figur terkenal) yang
didominasi bidang-bidang datar marak
warna depan, tengah dan belakang untuk
menimbulkan dimensi, yang dibentuk dari
garis-garis imajiner tegas dimana bentuk
wajah, posisi elemen-elemen anggota wajah
dan proporsinya tetap sama dengan potret
aslinya dengan proses tracing kreatif yang
tidak tunduk 100 persen pada apa yang
sedang di trace.

SEJARAH WPAP
Menggambar
sosok manusia
realis
mempunyai
tingkat
kesulitan
paling tinggi. Kemiripan warna kulit manusia, kehalusan goresan,
menjadi sesuatu yang mahal buat Wedha Abdul Rasyid, yang
kemudian membuatnya memikirkan cara melukis atau menggambar
wajah manusia dengan lebih mudah. Cara yang menurut beliau
memungkinkan menghindarkan diri dari keharusan mengolah warna
kulit manusia yang sulit, cara tanpa tuntutan ketrampilan yang
memadai untuk memulas.

Dan mulailah pada sekitar tahun


1990-1991 beliau
mengilustrasikan wajah manusia
sebagai kumpulan bidang-bidang
datar yang dibentuk oleh garisgaris. Di dalam proses manual
beliau menemukan cara yang
mudah dan semakin mudah. Tapi
semakin mudah cara yang beliau
temukan, semakin ragu untuk
mengatakan bahwa apa yang
beliau hasilkan ini cukup bernilai
untuk disebut sebagai karya seni. Walaupun pada kenyataannya
karyanya ini mulai digemari pembaca, bahkan pada beberapa
kesempatan banyak musisi dunia mengagumi karyanya. Tetapi tetap
saja beliau anggap hanya sebagai karya yang paling mudah
membuatnya untuk memenuhi tugas beliau sebagai illustrator.
Perasaan inilah yang membelenggunya untuk tidak
mempublikasikannya secara luas, kecuali untuk pengisi halaman 3
majalahnya.
Memasuki tahun 2007,
beberapa orang kenalan
berhasil meyakinkan
beliau bahwa mereka

sampai sekarang masih menyukai dan merasa kangen dengan


tampilnya lagi karya yang pada mulanya beliau beri nama Foto
Marak Berkotak itu. Puncaknya terjadi pada hari 22 juni 2007.
Seorang Ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara
bernama Gumelar yang hari itu sengaja ditemuinya, mengatakan
bahwa dia yang sudah melanglang jagad itu baru kali ini melihat
karya semacam karyanya. Dan melabelkan gaya ini sebagai gaya
Wedha dan bahkan beliau berkewajiban untuk meluaskan gaya
WPAP ini (yang dikatakan sebagai terobosan baru) kepada semua
orang, agar ada yang melanjutkan.

Dengan pemaparan ini kami tidak berharap untuk bisa mengajak


semua orang untuk melukis potret dengan WPAP. Tidak, kecuali
karena tidak berhak, kami juga beranggapan dan percaya bahwa
suatu gaya dalam seni rupa itu tidak boleh dan tidak akan mati,
berhenti pada gaya tertentu. Yang kami inginkan hanyalah agar
WPAP bisa memperkaya khasanah dunia seni rupa dan bisa
dinikmati oleh semua orang. Kemungkinan lain yang beliau
bayangkan adalah, dengan mempelajari dan memahami WPAP,
akan terbuka peluang yang luas bagi setiap orang untuk bisa
menemukan lagi terobosan-terobosan baru dalam melukis potret
khususnya, dan dunia seni rupa pada umumnya.

Selama ini setiap kita melihat karya seni rupa pop art, selalu saja
yang tersaji adalah karya yang penuh warna meriah, sehingga wajar
bila kemudian orang beranggapan bahwa seni rupa po art itu harus
warna-warni. Bahkan kemudian imej beragam warna ini dianggap
sebagai ciri utama dari seni rupa pop art. Nggak terlalu salah
memang, tapi saya kira juga kurang pas betul.
Dalam silsilah seni rupa, seni pop art disebut sebagai keturunan dari
seni rupa modern. Orang tua kandungnya adalah dadaisme. Ini
menurut Soedarso SP dalam bukunya, Sejarah Perkembangan Seni
Rupa Modern. Batasan seni rupa modern sendiri begitu rumit dan
banyak. Yang sering mengacaukan adalah adanya kata modern di
situ. Banyak yang keliru menganggap bahwa karya seni rupa yang
dibuat di jaman modern, otomatis disebut seni rupa modern. Dari
banyak dan rumitnya batasan sebagai cap seni rupa modern,
akhirnya para ahli sepakat bahwa faktor kreatifitaslah yang mutlak
harus ada pada seni rupa modern.
Kreatifitas dalam proses penciptaan karya seni rupa bisa terjabarkan
dalam berbagai aspek.Dimulai dari aspek gagasan,bentuk
penuangan gagasan,medium dan seterusnya. Tapi yang paling
penting adalah keratifitas dalam aspek penuangan pancaran kesan
atau impresi ( etnis jawa menyebutnya roso).Sebenarnya impresi
ini bersifat subyektif. Contohnya, bila seorang pelukis terpesona
melihat pemandangan yang menurutnya indah, kemudian dia
melukis pemndangan alam itu. Dalam proses melukisnya tentu ada
dorongan intuitif untuk menuangkan interpretasinya terhadap
keindahan yang dilihat sebelumnya. Dan jadilah sebuah lukisan
pemandangan yang secara visual, bagi orang lain, berbeda dengan
kadaan sebenarnya. Berbeda karena secara kreatif pelukis itu telah
meramu interpretasinya dengan impresi awal dari pemandangan
alam sebelumnya. Dan ini yang membuat karyanya disebut sebagai
seni rupa modern. Akan lain kejadiannya bila pelukis tadi hanya

berperan sebagai kamera foto. Dia hanya merekam dan


menjajikannya dengan impresi yang sama persis dengan impresi
awalnya.Karya semacam ini tidak bisa disebut sebagai seni rupa
modern.
Upaya kreatif pengubahan impresi inilah yang ditekankan dalam
proses penciptaan karya WPAP. WPAP mengangkat figur-figur yang
sudah sangat dikenal atau populer dan menhadirkannya kembali
dengan impresi yang berbeda. Impresi ini sering saya sebut sebagai
menu rasa.

Menu rasa yang berbeda ini mencuat kuat karena adanya dua faktor
penting dalam WPAP. Dua factor itu adalah faceting bentuk yang
khas dan permainan warna. Dengan kata lain, kekuatan menu rasa
baru itu sangat tergantunge pada kekuatan 2 faktor tadi. Bila salah
satu factor itu lemah, tentu menu rasa baru tidak akan optimal
hadirnya. Perlemahan ini bisa terjadi dalam pemilihan scheme
warna. Walau hasilnya tetap nyaman dipandang, tapi penggunaan
warna skin tone akan mendekatkan karya ini pada foto aslinya.
Mendekatkan menu rasanya pada menu rasa aslinya. Menu rasa
baru tidak tampil dengan kekuatan penuh.
Jelaslah bahwa dalam WPAP hadirnya warna- warni aneh bukanlah
tujuan akhir atau goal untuk bisa disebut seni rupa modern,
melainkan sebagai sarana demi terciptanya menu rasa baru dari
figur yang diangkat. Menu rasa baru sebagai hasil kreatifitas inilah
yang diupayakan kehadirannya sebagai syarat seni rupa modern.
Itu saja.
Wedha Abdul Rasyid

Tulisan AGUS DERMAWAN T. untuk pengantar Pameran


Bersama 01 Komunitas WPAP Wedhas Pop Art Portrait
di Era Industri Seni
Oleh Agus Dermawan T. Kritikus, penulis buku-buku seni rupa.

Dalam sebuah diskusi di Taman Ismail Marzuki tahun


1981, pelukis dan penari Bagong Kussudiardja mengatakan bahwa
seorang seniman bisa dianggap besar apabila karyanya
menghasilkan isme. Yang dimaksud isme adalah pemahaman
yang diberangkatkan dari keyakinan wacana dan pemikiran. Sebuah
isme biasanya akan melahirkan pengikut. Dan pengikut akan
memunculkan sebuah aliran. Sedangkan sebuah aliran, pada
waktunya akan melahirkan sejumlah keyakinan wacana dan
pemikiran baru. Keyakinan wacana dan pemikiran baru ini akan
menghasilkan sub isme, yang dikemudian hari mungkin akan jadi
isme baru.
Fakta apa yang dikatakan Bagong Kussudiardja itu
memang tercatat dalam sejarah. Affandi adalah pelukis besar, yang
kemudian melahirkan Affandisme. Bahkan konon sebagian pelukis
akan melewati gaya Affandi sebelum mereka menemukan gayanya

sendiri. Begitu pula begitu pula Claude Monet dengan


impresionismenya, Picasso dengan kubismenya, Salvador Dali
dengan surealismenya, Yue Minjun dengan realisme sinisnya,
Basoeki Abdullah dengan realisme romantiknya. Ahmad Sadali
dengan abstrak dan abstraksinya. Atau Bagong sendiri dengan
koreografi Nusantara-Martha (Graham)nya.
Lalu apabila Wedha dengan pop art portraitnya kini
melahirkan isme, -sebut saja Wedhaisme- , apakah sudah
waktunya perupa Wedha disebut seniman besar? Tentu kita tidak
harus terburu-buru. Meskipun fakta telah menunjukkan bahwa gaya
lukisan Wedha sejak dirilis lewat pameran tunggal pada 2008 silam
telah melahirkan pengikut begitu banyak. Namun apabila istilah
besar belum waktunya disandang, maka sebutan populer
mungkin lebih tepat untuk dikenakan.
Keberhasilan Wedha ini cerminan dari upaya perupa
kontemporer yang pandai memanfaatkan teknologi informasi
modern untuk naik ke langit pembicaraan. Visual karya-karya
Wedha yang apik, dengan tentu diimbuh presentasi wacana dan
pemikiran, dan dibonusi teknik-teknik pembuatan, diperkenalkan di
antaranya lewat FaceBook. Dasi sini kemudian lahir sekumpulan
penggemar karya-karya Wedha, yang awalnya dibentuk dalam
komunitas deviantart. Yang menarik, dalam komunitas ini Wedha
secarta blak-blakan mengajarkan teknik pembuatan karyanya,
sehingga bisa diikuti oleh siapa pun yang ingin bergabung dalam
barisan Wedhas Pop Art Portrait ( WPAP).
Mungkin tidak ada dalam dugaan Wedha, kegemaran
untuk melukis ala Wedha ini sampai lewat tengah tahun 2010 sudah
diikuti banyak orang. Dan mereka muncul dari beragam profesi. Dari
pegrafis profesional, mahasiswa, fotografer, pengusaha sampai ibu
rumah tangga. Untuk ini kita harus menyebut nama Seto Buje,
Najeeb, Toni Agustian, Itock Soekarso, Triyanto, Sungging Priyanto,
Eva Riny, Toto Haryanto, Toto M Setiawan,Dwee Imoet, Walet Mullz,

Stefanie Dyah dst, yang kadang melahirkan karya sangat


menyenangkan dan mencengangkan.
Realitas ini selain agak mengagetkan, juga
menggembirakan sisi idealis Wedha, yang bernama lengkap Wedha
Abdul Rasyid, dan lahir di Cirebon 10 Maret 1951.
Saya berkeyakinan, dengan pop art seni rupa
akan lebih melibat ke dalam masyarakat Indonesia. Dan
masyarakat Indonesia akan lebih masuk dalam penciptaan
seni rupa, karena pop art menawarkan kesan bahwa semua
orang bisa berpartisipasi. Selama ini saya melihat bahwa
pelaku seni rupa pop art selalu orang-orang Eropa dan
Amerika. Padahal orang Indonesia juga memiliki peluang
besar untuk tampil ke depan., kata Wedha.
Lukisan-lukisan Wedha yang disebut pop art itu
mengusung potongan-potongan warna, yang ia wacanakan sebagai
esensi warna. Berbagai warna yang muncul dalam serpihan
geometris ini pada tahap kemudian dihitung dengan rinci untuk
dikomposisikan serupa mozaik, sehingga membentuk figur atau
benda-benda. Selaras dengan warna-warna hidup yang dipilih,
figur-figur yang ditampilkan sebagai obyek adalah tokoh-tokoh
populer dalam masyarakat, seperti Jimi Hendrix, Marilyn Monroe,
Paul McCartney, Elvis Presley, Bung Karno. John Lennon, Jakob
Oetama, Iwan Fals, Barack Obama, personil Slank sampai Agnes
Monica. Maka Wedhas Pop Art Portrait itu pun jadilah.
Bagi Wedha esensi warna bukan pada citra pancaran
sebagaimana tertulis dalam fisika (merah, kuning, biru), tetapi pada
sifatnya : warna depan dan warna belakang, serta warna terang dan
warna gelap. Dan partikel-partikel geometris itu tidak harus tampil
kaku (sehingga sangat matematis bagai lukisan Mondriaan), tetapi
memiliki keluwesan dalam merespon bidang. Baginya, partikel
geometris tidak mengandung unsur kurva, lantaran sebuah kurva
dianggap terjadi dari rangkaian garis-garis pendek yang berbentuk
lurus.

Wedha, yang terkenal sebagai ilustrator, memulai


gaya mozaik warna ini sejak tahun 1990-an. Untuk menyingkirkan
kebosanannya dalam mengerjakan ilustrasi yang selama itu
diacukan kepada realisme, ia mulai mengubah gradasi yang ada
dalam skin tone dan drapery menjadi petak-petak warna. Medium
yang digunakan adalah pinsil, cat air dan cat poster. Pada awalnya
petak-petak warna itu sungkan untuk telak memisahkan diri satu
sama lain. Namun pada tahun-tahun berikutnya setiap warna
dengan tegas dipisahkan, sehingga mutlak berdiri sendiri, meski
dalam komposisinya tetap dalam ikatan yang melengkapi. Ketika
era teknologi seni rupa tiba, Wedha mengolah proses
penghancuran gradasi itu dengan komputer. Lalu ia pun melukis
dengan komputer.
Jajaran foto figur aikon yang yang ditemui di
berbagai media ia lebur dengan ganasnya, untuk kemudian
dihidupkan lagi dalam kondisi yang lain. Komputer ia program untuk
menjadikan figur itu tertumpuk bidang-bidang warna.Wedha lalu
meniti, menyeleksi, mengatur, menjinakkan dan menata bidangbidang warna itu satu persatu. Proses penyusunan warna dan
bidang yang rumit tersebut berjalan di bawah pengetahuan dan
penghayatannya atas watak dan biografi figur yang digambarkan. Di
sini ia bertindak seperti seorang mozaikus menyusun lempenglempeng keramik dan kaca. Setelah semua final, lukisan komputer
itu dicetak dalam bentuk photo print. Maka Wedha pun masuk
dalam proses manual : melukis gambar yang ada di photo print
itu ke dalam kanvas, dengan cat akrilik.
Karya-karya potret pop art Wedha yang telah
diunduh oleh komunitas dunia maya, akhirnya hadir dalam dunia
konkrit, dalam kancah industri seni. Pada era post modern,
kehadiran karya seni dalam kategori apapun (termasuk fine art)
dalam lingkup industri adalah hal yang biasa bahkan niscaya.
Hal ini mengingatkan saya kepada pengalaman
sekitar 20 tahun lalu. Pada tahun 1991, di Hotel Hilton Los Angeles

saya menyaksikan pameran patung karya Frederic Remington


(1861-1909), perupa Amerika yang dikenal dengan obyek-obyek
kuda, Indian dan koboi. Dalam pameran itu puluhan patung
Remington disuguhkan dalam berbagai ukuran, sehingga bisa untuk
ditaruh di taman, di ruang tamu sampai sebagai penindih kertas di
meja kantor. Dalam katalogus disebut, bahwa karya-karya besar
Remington telah direproduksi secara industrial sejak 1970, dengan
label dan kualitas sekelas Remington. Lalu, di mana karya-karya
aslinya? Ada di berbagai museum. ***

KOMUNITAS WPAP
Komunitas WPAP lahir dari interaksi sesama penggemar gaya
melukis portrait bergaya art pop ini melalui jejaring sosial Facebook
yang pada akhirnya berkembang hampir diseluruh wilayah di
Indonesia bahkan sampai ke Negara lain. Berdiri pada 27
September 2010 pada Pameran Perdana Komunitas di Grand
Indonesia sekaligus sebagai tonggak berdirinya komunitas ini.
Anggotanya semakin berkembang pesat yang pada akhirnya
menumbuhkan keinginan untuk merilis karya tidak hanya di dunia
maya saja sehingga lebih bisa dinikmati public secara langsung.
Total sampai awal April 2013 anggota mencapai lebih dari 8300
anggota.

AKTIFITAS
Untuk lebih mengenalkan WPAP ke khalayak umum baik nasional
maupun internasional, Komunitas WPAP bersosialisasi dalam event
yang diselenggarakan dalam bentuk pameran karya dan aktifitas
lain yang berorientasi sosialisasi public dimana pengunjung dengan
banyak segmen kelas menjadi tujuan utama komunitas WPAP.
Aktifitas lainnya, penyebaran melalui jejaring social media
(facebook) dengan adanya belajar WPAP online di
https://www.facebook.com/groups/belajarwpapyuk/ Ada juga

aktifitas belajar WPAP secara live di sekretariat utama (Pop Art Cafe)
di mentorin oleh member senior dan lulusan kursus tiap
angkatannya. Kursus ini sangat terbuka untuk umum dan gratis,
dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu ke PIC Kursus. Sampai
hari ini sudah meluluskan 3 angkatan, dimana setiap angkatan
pesertanya kurang lebih 20 orang.

VISI KE DEPAN WPAP COMMUNITY


Sebenarnya sejak terbentuk awalnya adalah lebih pada
penyebarluasan WPAP itu sendiri, dengan berbagi serta aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan dimana WPAP bisa masuk di dalamnya.
Dan dalam perkembangan berikutnya ada kemajuan yang signifikan
dan nilai plus dari perkembangan WPAP ke arah ekonimis. Maka
akhirnya diarahkan ke pembentukan jiwa enterpreneurship ke setiap
membernya, dimana dengan WPAP bisa dijadikan sumber
penghasilan utama, serta mengarah ke badan usaha dan
manajemen yang menaungi segala kegiatan didalam komunitas,
baik itu untuk pengembangan keilmuannya, organisasinya maupun
pengembangan bisnisnya.

WPAP COMMUNITY ITEMS


WPAP Website yaitu lini yang bergerak di soft selling,
pengembangan keilmuan dan menampung segala kegiatan yang
sudah dilakukan komunitas. Di lini ini dilakukan pameran online,
penjualan produk-produk WPAP, maupun menambah wawasan
tentang WPAP itu sendiri. Alamat: www.wpapcommunity.com
WPAP Produk yaitu lini yang mengurusi hard selling, penjualan
langsung di tempat-tempat franchise yang telah ditunjuk oleh
manajemen pusat WPAP Community. Barang bisa berupa turunan
dari karya WPAP seperti poster WPAP, merchandise dll.

Yang sudah bergerak adalah adanya Pop Art Cafe dan House of
WPAP 2 di mana di dua tempat ini bisa dijumpai produk-produk yang
berciri WPAP
WPAP Program yaitu lini sosialisasi WPAP, bias berupa pameran,
roadshow dll. Kegiatan ini bisa untuk pengembangan keilmuan,
sosialisasi maupun penjualan.

PAMERAN WPAP

2010
1st Wpapcommunity's exhibition
27 September - 07 October 2010 - at Mall Grand Indonesia,
Jakarta
Very special moment as it was our first exhibition
2nd Wpapcommunity's exhibition
8-10 October 2010 at GAJAH MADA SQUARE
URBAN FEVER (JAZZ ON THE SQUARE N' WPAP EXHIBITION)
Jember (east Java)
3rd Wpapcommunity's exhibition
10 October 2010 - Pasar Seni ITB (Institut Technology
bandung), Bandung
it was a full day exhibition in a great 4years annual art event
4th Wpapcommunity exhibition
06-07 November 2010 at Gandaria City, South Jakarta
With charity and campaign to help disaster of Merapi and
Mentawai
5th Wpapcommunity exhibition
15-17 December 2010 at Pasar Seni FIB UI (Universitas
Indonesia)

2011
6th Wpapcommunity exhibition
08 January 2011 Komunitas Anak Langit at Tangerang - Kali
Cisadane
7th Wpapcommunity exhibition
23 January 2011 at DJOGJA NATIONAL MUSEUM

JL. AMRI YAHYA NO.1 WIROBRAJAN -JOGJAKARTA


WEDHA-NGAN SPECIAL DISKOMFEST 4
ADGI JOGJA CHAPTER /WPAPers JOGJA CHAPTER/ VBK
8th Wpapcommunity exhibition
JAVA JAZZ FESTIVE 2011 (International event)
4,5,6 March 2011 Kemayoran, Central Jakarta
9th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition - Multimedia Nusantara University
Tangerang - Banten
9 - 13 May 2011
10th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Jakarta Clothing 2011
8-10 July 2011 Summer Fest - Plaza Tenggara
Bung Karno Sport Stadium
11th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Eco Generation, Bintaro, South Jakarta
24 July 2011
12th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Rockvolution with Fruitea
The Biggest Indiependent Rock Festival
23-24 July 2011, Lapangan D Senayan
13th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Sunda Kelapa Festive
Sunda Kelapa, North Jakarta
16 October 2011
14th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Ancol Art Festive
Art Market, Ancol, North Jakarta
18-23 October 2011
15th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Jakartas Biennale 2011 (coming soon)
As Ayodya Park coordinator for South Jakartas Artist
Community
15 November 2011- 31 December 2011
16th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition East Java Chapter (coming soon)
Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang
21-23 November 2011.

17th Wpapcommunity exhibition


WPAP Exhibition Jakarta Clothing 2011
3 December 2011 End Sale Plaza Tenggara
Bung Karno Sport Stadium
18th Wpapcommunity Exhibition
WPAP Exhibition - Sudiang Fiesta-Chapter Sulsel
12-14 December 2011
Pelataran Parkir WARKOP KANDA - Makasar
19th WPAPcommunity exhibition
1 day ON AIR Exhibition - -Chapter Jabar
31 December 2011 - kaleidoskop 2011
"PIKIRAN RAKYAT" Newspaper Exhibition

2012
20th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Java Jazz 2012
2-4 March 2012 Jakarta International Expo
Kemayoran - Jakarta
21th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition BandCloth
2-4 March 2012 Bandung
22th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Brunei Darussalam
April 2012, WPAP Brunei Chapter
23th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition ORANGE FESTIVAL
1-3 May 2012 South Sulawesi, UNM Makassar
WPAP Community Sulawesi Selatan
24th Wpapcommunity exhibition
WPAP Exhibition Guntur Reunion
12 May 2012 Guntur, Setia Budi
South Jakarta - Indonesia
25th Wpapcommunity exhibition
WPAP NIRMANA AWARD
24-26, May 2012
fX Lifestyle XCentre, F3 Atrium
fX Plaza, South Jakarta
26th Wpapcommunity exhibition
WPAP Neo|Uno Mild Roadshow 12 cities in Indonesia
19 May-14 July 2012
12 cities - Indonesia

27th Wpapcommunity exhibition


WPAP WPAPComm JATIM
Festival Ekonomi Syariah
June 4th, 2012
Jember, East Java
28th Wpapcommunity exhibition
WPAP Founder Exhibitions-POPCON ASIA
June, 27, 2012
Jakarta Convention Center, Jakarta
29th Wpapcommunity exhibition
WPAP JAKARTA CLOTHING EXPO
SUMMER FESTIVAL
5-8, July 2012
Parkir Timur, Senayan, Jakarta
30th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY SOLO | SIPA (Solo International
Performing Art)
September, 28-30, 2012
Solo Indonesia
31th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY BANDUNG-WEST JAVA
September, 28-30, 2012
Braga Festival Bandung
32th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY MERCU BUANA
Member Recruitment
October, 1-7, 2012
Mercu Buana University
33th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY SEMARANG
October, 5-7, 2012
UNIKA SOEGIJOPRANOTO
Semarang
34th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY
DJARUM SUPER MILD JAKJAZZ 2012
19-20-21 October 2012
Istora Senayan Jakarta
351th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY
Nopember, 17, 2012

KOMPASIANIVAL EVENT
Skenoo Hall Jakarta
36th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY
THE 5TH TOYZMANIA 2012
December, 1-2, 2012
Poins Square, Lebak Bulus, Jakarta
37th Wpapcommunity exhibition
WPAP COMMUNITY in FESTIVAL DOANK
December, 23, 2012
Kandank Jurank Doank
Ciputat, South Jakarta

2013
38th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in POJOK AKUSTIK


WPAPCOMM BANYUMAS RAYA
March 3rd , 2013
Universitas Jenderal Soedirman
Banyumas, Central Java
39th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in 5th International


Kampoeng Jazz - March, 23rd 2013
Universitas Padjajaran
Dipati Ukur, Bandung, West Java
40th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in 9th Anniversary


KOMUNITAS JAZZ KEMAYORAN
April, 6th 2013
Wisma Proklamasi, Jakarta Indonesia
41th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in AGUSTUSAN


WPAPCOMM Banyumas 17-08-2013
Hotel Aston Banyumas
42th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in Indojass 2013


August 30-31, 2013
Istora Senayan Jakarta Indonesia
43th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in FESTIVAL MUSEUM with


WPAPComm Jogja
September 8-15, 2013
33 Museum, Jogja, Indonesia
44th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in CULTUREFEST 2013,


September 27, 2013 - Universitas Indonesia.
45th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY in JAKJAZZ 2013,


October, 2013 - Istora Senayan Jakarta
46th Wpapcommunity exhibition

WPAP GOES TO PARIS,


November 12-21, 2013
Paris, French

2014
47th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY KELAS BELAJAR WPAP


ANGKATAN 01 DAN 02
May 25th-unlimited , 2014
Kandank Jurank Doank

Ciputat-Tangerang
48th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY di PAREKRAF WORKSHOP


Mewakili departemen seni rupa Kemenparekraf
21-24 Mei 2014
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
49th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY di PPKI Batam 2014


Mewakili departemen seni rupa Kemenparekraf
8 Juni 2014
Batam, Indonesia.
50th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY di Transformers Movie 4


12 Juni 2014 -13 July 2014
Mall Kelapa Gading , Kelapa Gading, Jakarta Utara
51th Wpapcommunity exhibition

WPAP COMMUNITY di KOTA TUA CREATIVE FESTIVAL

Undangan dari ARCHINESIA(asosiasi arsitek Indonesia)


dan IMAJI
Gedung Kertaniaga, Kota Tua Jakarta
21-22 Juni 2014

SUSUNAN PENGURUS WPAP COMMUNITY


PENGURUS WPAP COMMUNITY
KETUA
ITOCK SOEKARSO
SEKRETARIAT
SUNGGING PRIYANTO
DEPARTEMEN KEUANGAN
NETTY HERNANI

SUB DEPARTEMEN

DEPARTEMEN PENGEMBANGAN USAHA


WAH YOU | DIFRATS ARTWORK
DEPARTEMEN DISIPLIN KEILMUAN
NAJEEB MUHAMMAD-SETO BUJE-RONNIE YAZID
DEPARTEMEN EVENT DAN PROGRAM
DIEN YODHA
DEPARTEMEN KADERISASI
TOTO M. SETYAWAN-PRAYITNO WIDODO
DEPARTEMEN KARYA
WALET MULLZ
DEPARTEMEN IT
GUNAWAN SYARIFUDIN
PUBLIC RELATION
MENIEK SOERJOSOETANTO-JOHANNAS BACHIR

PENGURUS WEBSITE
www.wpapcommunity.com
PENANGGUNG JAWAB
ITOCK SOEKARSO
REDAKTUR
TOTO HARYANTO, TONI AGUSTIAN, NAJEEB MUHAMMAD,
SETO BUJE, RONNIE YAZID
MODERATOR
(Menyebar sesuai dengan WPAP Community daerah)
EVA RINY-NDOP-ACHID RASYID-DWEE IMOET BANGET-RACHMI
WIDHIESTI-IIE TILUTEA-IHSAN EKA PUTRA-DMG DUMAS-FACEBOOD
BUD-INGGIE DATUAK DJAMBAK-PURWA HAMID-ARIF WICAKSONONURIL UWINGX ANWAR SYAFRUDIN
RAHMAT REKARUPA-THOMAS T-REGS-GUSDWI BALI BAGUS-GAD EKO

NUGROHO
DHODHO CHERBON-EWIN WONG
INOVASI PRODUK
HOUSE OF WPAP
MARKETING
WALET MULLZ-DIFRATS ARTWORK-TRI YANTO
IT Gunawan Syarifudin
HUMAS SUNGGING PRIYANTO-STEFANIE DYAH
FINANCE NETTY HERNANI

WPAP COMMUNITY DAERAH


WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP
WPAP

COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY
COMMUNITY

MEDAN (SUMATRA)
JAMBI
PALEMBANG
BANDUNG DAN JAWA BARAT
CIREBON
JOGJA
SOLO, SEMARANG DAN JAWA TENGAH
BANYUMAS RAYA
JAWA TIMUR
BALI DAN NUSA TENGGARA
PALANGKARAYA (KALIMANTAN)
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SAMARINDA

CONTOH KARYA WPAP

LIPUTAN MEDIA

Liputan oleh TVRI

Sebagai cover tamu di majalah TRUST

Liputan di majalah desain grafis

Liputan di majalah ESQUIRE

Creative Sharing WPAP with founder at UKSW-Salatiga

Liputan di majalah komunitas Kicau Bintaro

Liputan Koran tentang WPAP di koran Warta jateng hari Selasa, 4


Oktober 2011

Liputan Indo Pos

Liputan Media Indonesia

DOKUMENTASI KOMUNITAS WPAP

Pembukaan pameran Grand Indonesia

Tutorial sharing pameran Grand Indonesia

Bersama Achmad Albar di Javajazz 2011

Bersama Rhoda Scott di Javajazz 2011

Pameran di komunitas Anak Langit Tangerang

Pameran WPAP di Brunei Darussalam

Setting pameran Grand Indonesia

Pameran WPAP di Universitas Indonesia

Pameran WPAP di Bandung Clothing

Pameran WPAP di Sunda Kelapa

Pameran WPAP di Jambore Seni Rupa Ancol

Seminar dan sharing WPAP di TGP Festival Universitas


Indonesia

Pameran dan lelang WPAP di Gandaria City Jakarta


Selatan

Pameran WPAP di Institut Teknologi Bandung

Bersama Tetsuo Sakurai di Jakjazz 2012

Pameran Popcon Asia 2012

Liputan di O Channel

Pembukaan gerai House of WPAP 02

Pameran di Braga Festival 2012

Workshop Founder WPAP, Bpk. Wedha Abdul Rasyid di Iran

Saat liputan di acara TV One-Radio Show bersama Sys NS

WPAP ikut andil di Carburator Springs Anniversary Bintaro

WPAP di KOMPASIANIVAL 2012

WPAP di KAMPOENG JAZZ, UNPAD 2013

WPAP di KOMUNITAS JAZZ KEMAYORAN 9th ANNIVERSARY, 2013

WPAP di TRANSFORMER EVENT 04

WPAP di KOTA TUA CREATIVE FESTIVAL

Anda mungkin juga menyukai