0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
171 tayangan29 halaman

Konsol Pengendalian Proses Kalibrasi Voltmeter Dan Process Controller (PC 10 - 1)

Dokumen tersebut membahas prosedur kalibrasi voltmeter dan process controller pada alat PC 10 untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Langkah-langkahnya meliputi mengkalibrasi sumber input 4-20 mA menjadi tegangan 0,2-1 V untuk voltmeter dan 0-100% untuk process controller, serta memverifikasi hasilnya sesuai spesifikasi.

Diunggah oleh

Innu Wynstelle
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
171 tayangan29 halaman

Konsol Pengendalian Proses Kalibrasi Voltmeter Dan Process Controller (PC 10 - 1)

Dokumen tersebut membahas prosedur kalibrasi voltmeter dan process controller pada alat PC 10 untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Langkah-langkahnya meliputi mengkalibrasi sumber input 4-20 mA menjadi tegangan 0,2-1 V untuk voltmeter dan 0-100% untuk process controller, serta memverifikasi hasilnya sesuai spesifikasi.

Diunggah oleh

Innu Wynstelle
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 29

Konsol Pengendalian Proses

Kalibrasi Voltmeter dan Process Controller (PC 10 1)


I.

II.

III.

TUJUAN
Dapat mengkalibrasi Voltmeter dan Process Controller pada alat PC 10
Dapat merubah setting variable pada process controller
ALAT YANG DIGUNAKAN
Satu set PCT 10 + Trimtool.
Lampu Indikator 24 VAC.
2 kabel ukuran pendek.
2 kabel ukuran panjang.
DASAR TEORI
Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti dan peralatan elektronik yang
mampu menangani dkestabilan, akurasi dan mengeliminasi transisi status yang
berbahaya dalam proses produksi. Masing-masing komponen dalam sistem kontrol
proses tersebut memengang peranan pentingnya dalam sistem masing-masing, tidak
peduli ukurannya. Misalnya saja, jika sensor tidak ada atau rusak atau tidak bekerja,
maka sistem kontrol poses tidak akan tahu apa yang terjadi dalam proses yang sedang
berjalan.
Alat PC 10 setiap akan digunakan haruslah diperiksa kondisinya agar alat tersebut
dapat dipergunakan dan memberikan hasil pengukuran dan pembacaan yang benar.
Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan kalibrasi terhadap voltmeter dan process
controller.
Input dan output pada alat PC 10 umumnya adalah arus listrik dalam rentang 4 mA
20 mA, namun alat PC 10 ini juga dirancang untuk dapat dipergunakan bersamaan
dengan alat PC 13 (aksesori pengendali temperatur) dan alat PC 14 (aksesori pengendali
tekanan) segingga juga dapat menerima input dalam bentuk tekanan (psig) maupun
temperatur (oC). Sedangkan output pada alat PC 10 ini dapat berupa arus listrik 4 mA
20 mA dan tegangan listrik 0 volt 1 volt. Listrik yang dipergunakan pada alat PC 10
adalah listrik dari PLN 220 volt (240 VAC) yang oleh alat PC 10 menjadi sumber
output 4 mA 20 mA, soket 24 VAC maupun soket 240 VAC.

Kalibrasi pada alat PC 10 terbagi 2:


a. Kalibrasi Voltmeter

Mengalibrasi sumber input 4 mA 20 mA dari tombol manual output menjadi


tegangan listrik 0,200 volt 1,000 volt
4 mA (melalui resistor 50 ) 0,200 volt (200 mV)
20 mA (melalui resistor 50 ) 1,000 volt (1000 mV)
Pada kalibrasi voltmeter digunakan alat trimtool yang berbentuk seperti obeng
yang kemudian dipergunakan untuk memutar sekrup pada soket span dan soket
zero agar harga pada voltmeter dapat diperbesar atau diperkecil menjadi 0,200
volt 1,000 volt.
b. Kalibrasi Process Controller
Mengalibrasi sumber input 4 mA 20 mA dari tombol manual output menjadi
harga variabel process 0% (zero) 14 mA 0 %
20 mA 100 %
Kalibrasi process controller dilakukan setelah kalibrasi voltmeter
dengan memasukkan harga variabel process pada tabel konfigurasi Input

atau masukan adalah efek dari lingkungan ke suatu proses kimia, sedangkan output
atau keluaran adalah efek dari proses kimia ke lingkungan.
Input

Output
Proses Kimia

Output

Input

Dalam suatu pengendalian hubungan antara input, proses dan output merupakan
satu loop (siklus) yang utuh. Output merupakan keluaran dari proses yang menerima
input.

Input dapat dibagi dua yaitu:

1. Variabel yang dimanipulasi (diubah) ; apabila harga input tersebut berasal dari
operator atau pengendali (controller).
2. Gangguan ; apabila harga input tersebut berasal dari lingkungan dan bukan berasal
dari pengendali atau operator.

Output dibagi dua yaitu :


1. Output terukur ; apabila harga output tersebut dapat diukur.
2. Output tak terukur ; apabila harganya tidak dapat atau tak bisa diukur..
Pada alat PC 10 terdapat lebih dari satu input dan lebih dari satu output, masingmasing dapat dilihat dari tuisan yang terdapat dibagian bawah soket merah/hitam
(polaritas arus). Satu input dapat memberikan beberapa output, seperti yang terdapat
pada process controller, atau beberapa input menghasilkan satu output. Konfigurasi
adalah susunan informasi yang digunakan untuk menghubungkan pengukuran kepada
variabel yang dimanipulasi.
Pada alat PC 10 konfigurasi dapat dilihat pada process controller, dimana pada
bagian ini terdapat pengaturan controller (controller setting) yang berisi ketentuan
yang diset oleh operator agar controller menjalankan konfigurasi yang telah diset.
Dari hasil pengaturan controller, maka input ke process controller menjadi harga
pengukuran yang kemudian dievaluasi sesuai setting didalam controller dan
menghasilkan output pengendali berupa sinyal untuk mengubah variabel yang
dimanipulasi.
Contoh, pada setting ON/OFF dengan histerisis = 2% dan set point = 50% maka
apabila input ke process controller < 50% maka controller akan menghidupkan lampu
indikator 24 VAC menunjukkan variabel yang dimanipulasi (arus listrik)
disambungkan. Pada saat input ke controller > 50% + 2% maka controller akan
memutuskan arus listrik.

IV.

PROSEDUR KERJA
A. KALIBRASI VOLTMETER
1) Menghidupkan alat PC 10 dengan menaikkan level sekring keatas dan menekan
tombol hitam 2 & 5.
2) Menyambungkan kabel dari tombol manual output ke voltmeter sesuai gambar
rangkaian kalibrasi, memperhatikan loop arus yang menuju ke sambungan
resistor 50 ohm.

3) Memutar tombol manual ke kanan hingga maksimal untuk mendapatkan


pembacaan 1,000 volt pda voltmeter (20 mA melalui 50 ohm). Apabila harga
pembacaan tidak dalam range 1,000 volt 0,002 volt maka mengambil trimtool
dan memasukkan ke soket span, memutar ke kiri atau ke kanan sehingga
didapat pembacaan dalam range.
4) Memutar tombol manual ke kiri hingga maksimal untuk mendapatkan
pembacaan 0,200 volt pada voltmeter (4 mA melalui 50 ohm). Apabila harga
pembacaan tidak dalam range 0,200 volt 0,002 volt maka mengambil trimtool
dan memmasukkan ke soket zero, memutar ke kiri atau ke kanan sehingga
didapat pembacaan dalam range.
5) Mengulangi 2 langkah terakhir hingga didapat pembacaan stabil dalam range.

B. KALIBRASI PROCESS CONTROL


1. Kabel dari manual output PC 10 dihubungkan ke soket input process controller
pada bagian kiri depan alat. Hubungan (+) dan (-) diperhatikan.
2. Pengaturan harga process controller dilakukan untuk kalibrasi seperti dalam tabel
setting berikut dengan cara meekan tombol hingga angka digit di layar set point

berkedip, kemudian tombol F ditekan 1x, maka pada layar variabel proses (bagian
atas) tampil tulisan Pr yang berarti power output (keluaran dari process
controller), harga Pr hanya diatur pada posisi manual, jadi dibiarkan seperti apa
adanya.
3. Tombol F ditekan 1x akan menampilkan ProP, dimasukkan harga 20% (yang berarti

100% aktual, karena untuk ProP harga tertulis X faktor 5). Tombol ENTER ditekan.
Tombol F ditekan 1x lagi dan harga Int dimasukkan, tombol ENTER ditekan.
Diulangi hingga seluruh harga pada tabel berikut terinput dengan baik.
Pengaturan Controller
Set point
Proportional Band
Integral time
Derivatif time
Waktu siklus (cycle time)
Histerisis
Batas daya (power limit)
Batas set point (set point limit)
Rentang (range)
Aksi kontrol (control action)
Kalibrasi
Span
Zero

Kode
ProP
Int
dEr
Cy-t
HySt
Pr-L
SP-L
CS-1
CS-2
CS-3
SPAn
ZerO

Nilai
50
20
1,0
20
10
5
100
100
-058
-r-ALAH

Satuan
%
%
Menit
Detik
Detik
%
%
%
-

100% pada 20 mA
0% pada 4 mA

Tombol F ditekan 1x untuk pindah ke variabel lain. JANGAN LUPA tombol


ENTER ditekan setelah menginput harga baru. Apabila tombol ENTER tidak
ditekan, maka process controller akan tetap memamakai harga setting sebelumnya.
Apabila tidak terdapat harga variabel tersebut dalam tabel, dilewatkan dengan
menekan tombol F.

4. Saat SPAN terbaca di layar variabel proses, tombol manual 4 20 mA diputar


searah jarum jam ke 20 mA, kemudian harga 100 dimasukkan dengan menekan
tombol digit. JANGAN MENEKAN TOMBOL ENTER. Tombol F ditekan 1x.
5. Saat ZERO terbaca di layar variabel proses, tombol manual 4 20 mA diputar
berlawanan arah jarum jam ke 4 mA, kemudian harga -0 dimasukkan dengan
menekan tombol digit. TOMBOL ENTER DITEKAN. Process controller
melakukan konfigurasi, menunggu hingga latar stabil dan harga yang terbaca di
layar variabel proses diperiksa.
6. Tombol manual output 4 20 mA diputar ke 20 mA dan pembacaan pada layar
variabel proses diamati menunjukkan 100% dan ketika ke 4 mA layar menampilkan
0%. Prosedur diulangi dan diperiksa harga setting tabel apabila saat diperiksa tidak
menampilkan 100% dan 0%.

V.

ANALISA PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat dianalisa bahwa proses kalibrasi
ini dilakukan agar alat PC 10 tersebut dapat digunakan dan mendapatkan hasil
pengukuran serta pembacaan yang benar dan akurat.

Kalibrasi voltmeter dan kalibrasi process controller memiliki perbedaan pada


perubahan sinyal listrik yang berasal dari tombol manual output. Pada kalibrasi
voltmeter, yang dilakukan adalah kalibrasi dengan sumber input 4 mA 20 mA dari
tombol manual output melalui hambatan 50 ohm. Sehingga dengan hitungan tegangan
dapat diketahui yaitu 0,200 volt 1,000 volt. Pada percobaan yang dilakukan, tegangan
listrik yang didapat/dibaca adalah sebesar 0,200 volt (dengan kesalhan 0,001) apda zero
dan didapatkan harga 1,000 volt (dengan kesalhan 0,001) pada SPAN. Sedangkan pada
kalibrasi process controller, sumber input 4 mA 20 mA dari tombol manual output
menjadi harga variabel proses 0% (zero) 100% (span).
Kalibrasi ini dilakukan agar kita mendapat nilai yang tepat dari voltmeter yang
diberi output (berupa arus), karena hambatan yang dilalui telah diketahui maka dengan
rumus ( V = I. R) maka nilai bacaan voltmeter dan perhitungan adalah sama. Jika tidak,
maka dapat kita ubah outputnya dengan trimtool hingga mendapatkan nilai yang sesuai.
Untuk kalibrasi process controller, kabel dari manual output dihubungkan ke
process controller dan kabel dari output process controller dihubungkan ke input
Ammeter dimana Ammeter ini akan menunjukkan arus yang dikonversi dari process
controller. Untuk controller setting, perubahan angka menggunakan symbol D (Digit)
dan disesuaikan dengan tabel controller setting. Pada CS 2, range pengaturan bila
diset r (reverse) maka arah jarum Ammeter akan berlawanan dengan % range yang
diatur, misalnya pada 100 % maka jarum akan menunjuk ke 4 mA sementara untuk
0% jarum akan menunjuk ke 20 mA. Apabila proses tersebut diset d (direct) maka
akan terjadi pengukuran langsung yaitu pada 0% terukur pada 4 mA dan 100% akan
terukur pada 20 mA.

VI.

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Pengukuran 4 mA 20 mA akan sebanding dengan 0,2 volt 1 volt pada
voltmeter dan akan sebanding dengan 0% - 100% pada Process Controller.
2. Jika pengukuran sesuai dengan range dan dengan kesalahan 0,001 maka
kalibrasi dinyatakan berhasil.

Konsol Pengendalian Proses


Pengendalian ON/OFF (PC 10 2)
I. TUJUAN
Dapat mendemonstrasikan pengendalian ON/OFF secara manual.
Dapat mendemonstrasikan output replay relay ON/OFF menggunakan Process
Controller
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Satu set PCT 10 + Trimtool

Kabel merah dan hitam (3 panjang, 3 pendek)


Lampu indikator 24 VAC
Stopwatch

III. DASAR TEORI


Pengendalian tak kontinyu atau disebut pengendalian ON/OFF mempunyai dua
gerakan output yaitu ON (hidup) atau OFF (mati) terhadap input yang diberikan proses.
Pengendalian tidak kontinyu ini juga terbagi dua atas gerakan pengendalinya, yaitu
manual dan otomatis. Manual karena yang bertindak sebagai pengendali yang
mengevaluasi dan menentukan tindakan ke variabel dinamis adalah manusia (man).
Sedangkan otomatis apabila pengendalinya berupa alat pengendali.
Kontak terbuka normal (N/O) : kontak yang terjadi letaknya terpisah (soket A
dan C) dan karenanya tidak menghantarkan listrik saat soket A dan C tidak dihubungkan.
Kontak tertutup normal (N/C) : kontak tersambung walaupun soket A dan C tidak
dihubungkan. Saklar pada posisi (N/O) atau (N/C) tergantung pada penggunaannya,
apabila diinginkan output dalam posisi ON tanpa perlu menggunakan kabel antara soket
A dan C maka posisi yang dipilih adalah normally closed contact (N/C). Sedangkan
apabila diinginkan output dalam posisi ON namun memerlukan penyambungan kabel
disoket A dan C, maka posisi saklar adalah normally open contact (N/O). Begitu juga
sebaliknya untuk posisi OFF.
Lampu indikator yang terpasang pada soket 24 VAC akan menyala atau mati
sesuai posisi relai saklar yang dipilih oleh operator. Hal yang sama juga terjadi untuk
soket 240 VAC, arus listrik akan mengalir atau terputus sesuai posisi relai. Relai disini
memungkinkan pengaturan on dan off voltase tinggi (240 VAC dan 24 VAC)
menggunakan arus listrik 4-20 mA atau 0-1 volt.

Gambar 1. Sistem Relay

IV. PROSEDUR KERJA


A. Pengendalian ON/OFF secara manual
1) Menyiapkan alat PC 10
2) Menghubungkan kabel dari soket A ke C dan posisi relai pada N/O, mengamati
yang terjadi pada lampu.
3) Melepaskan kabel soket A dan C bergantian, mengamati yang terjadi.
4) Mengulangi langkah 2 untuk posisi relai pada N/C.
5) Mengulangi langkah 2 dan 4 untuk kabel terhubung ke A-B dan B-C. Mengamati
lampu.

B. Pengendalian ON/OFF dengan Process Controller


3. Set harga Prop, Int, dan Der pada controller setting pada harga 0 dan harga (CY t)
pada 3 detik. Set harga HYSt pada 1 %
4. Memasang kabel dari manual output ke input pada proses controller (4 20 mA)
dan letakkan lampu indicator pada soket 24 VAC
5. Mengatur input ke PROCESS CONTROLLER dengan memutar tombol manual
output 4 20 mA
6. Mengamati bahwa OUTPUT relai pada soket lampu indicator 24 VAC akan
menyalakan lampu ketika INPUT (harga terbaca pad layar variable proses) berada
dibawah harga set point 50% dan akan mematikan lampu ketika INPUT berada
diatas harga set point. Karena histerisis di SET pada 1%, maka lampu baru akan
mati pada saat INPUT 51% dan akan hidup kembali saat INPUT < 49%
7. Mengulangi percobaan dengan memvariasikan harga histerisi 3% dengan set point
40% dan histerisis 6% untuk set point 35%

V. DATA PENGAMATAN
A. Pengamatan Nyala Lampu Berdasarkan Posisi Relai
Posisi Relai
N/O
N/C

Posisi Kabel A dan C


Dihubungkan
Tidak Dihubungkan
Tidak Dihubungkan
Dihubungkan

Lampu Indikator
Menyala
Tidak Menyala
Tidak Menyala
Menyala

B. Pengamatan Nyala Lampu dengan Process Controll


TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI ON/OFF (HYSt = 5 %) SET POINT = 50%
Power Input (%)
Kondisi Lampu
55
HIDUP

45

MATI

TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI ON/OFF (HYSt = 3 %) SET POINT = 50%


Power Input (%)
Kondisi Lampu
53
HIDUP
47
MATI
TABEL PENGAMATAN OUTPUT RELAI ON/OFF (HYSt = 5 %) SET POINT = 40%
Power Input (%)
Kondisi Lampu
45
HIDUP
35
MATI

VI. ANALISIS PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan maka, dapat dianalisa bahwa suatu proses
dapat dikontrol dalam posisi hidup atau mati melalui pengaturan ON/OFF secara
manual, dengan menggunakan relai O/O atau N/C. Dalam hal ini, relai berfungsi sebagai
pengatur ON/OFF voltase tinggi menggunakan arus listrik 4-20Ma.
Ilustrasi sistem kerja relai dapat dilihat pada gambar 1. Apabila kabel A dan C
dihubungkan pada posisi relai N/O, maka saklar bagian dalam switch output akan
tertutup atau terhubung, sehingga lampu indikator menyala. Sementara apabila kabel A
dan C tidak dihubungkan, maka saklar akan tertutup sehingga arus tidak dapat mengalir
dan lampu indikator tidak menyala.
Sistem relai N/C (Normally Close Contact) merupakan kebalikan sistem relai N/O.
Pada sistem relai N/C, saklar bagian dalam pada pengaturan switched output sudah
terhubung sehingga lampu indikator menyala. Namun, apabila kabel pada socket A dan
C dihubungkan, maka saklar akan terputus sihingga arus tidak dapat mengalir dan lampu
indikator tidak menyala.
Hysterisis adalah kecenderungan instrument untuk memberikan output yang
berbeda terhadap input yang sama. Ketika set point diatur 50%, bila histerisisnya 1%

maka pada pembacaan process controller 0 - 51% lampu akan tetap menyala. Namun
tepat pada 51% lampu akan mati. Setelah diturunkan kembali hingga 49% maka lampu
akan hidup kembali. Artinya hysteritis adalah nilai yang diberikan kepada set point dan
dijadikan sebagai batas ketika lampu On dan Off. Lalu untuk pengaturan CY-t nya di
ubah untuk mengetahui perbedaan dan membandingkan waktu siklusnya (waktu lampu
hidup ke mati dan hidup kembali).

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk sistem normally open contact (N/O), lampu indikator akan menyala apabila
kabel pada soket A dan C dihubungkan dan lampu tidak menyala apabila kabel A
dan C tidak dihubungkan.
2. Untuk sistem normally close contact (N/C), lampu indikator tidak menyala apabila
kabel pada soket A dan C dihubungkan, dan lampu indikator akan menyala apabila
kabel A dan C tidak dihubungkan.
3. Hysteritis ialah daerah batas saat lampu On/Off ketika nilai hysteritis diberikan
terhadap nilai set point
4. Pengendalian on/off otomatis PCT 10 dipengaruhi oleh nilai hysterisis, set point,
waktu siklus (waktu proses)

Konsol Pengendalian Proses


Pengendalian Kontinyu (PC 10 3)
I.

TUJUAN
1. Mendemonstrasikan pengendalian secara kontinyu P, PI, PD dan PID
2. Mengubah setting variabel pada process controller

II.

ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Alat PC10 + trimtool
2. Kabel penghubung 4 pasang

III.

DASAR TEORI
Berlainan dengan mode pengendali tidak kontinyu (on/off) yang
memberikan harga ouptut dalam keadaan terputus-putus dan tidak halus : 0%
100%

0% secara berulang, maka mode pengendali kontinyu memberikan

harga output perubahan yang mulus pada setiap perubahan beban (error).
Mode pengendali kontinyu pada dasarnya dibagi 3 jenis yaitu :
a. Mode Pengendali Proporsional
b. Mode Pengendali Integral
c. Mode Pengendali Derivatif
Pada aplikasinya, ketiga mode pengendali ini sering digabung untuk
meningkatkan hasil pengendalian dan mengurangi kekurangan mode tunggal.
Mode Proporsional
Merupakan mode perbaikan dari pengendali dua posisi (on/off) dimana
terdapat hubungan garis lurus yang mulus antara output dan error yang terjadi.
Pada rentang error di dekat setpoint, setiap harga error mempunyai hubungan
linier yang mencakup output pengendalian dari 0% - 100% yang disebut pita
proporsional ( Proportional Band ).
Persamaan yang digunakan adalah :

P = Kp.Ep + Po

Dimana : P

pb = 100/Kp

= output pengendali

Kp

= konstanta proporsional antara error dan output pengendali

Ep

= error persen skala penuh

Po

= output pada saat tak terdapat error

Kp2

100%
%P

SP

50%

Kp1

0%
Pb kecil
PB besar

Gambar Hubungan % power output terhadap Proporsional Band


Kelemahan dari mode proporsional apabila digunakan tunggal adalah
kecenderungan pengendali untuk mengalami offset, yaitu error residu di sekitar
daerah setpoint. Pada keadaan ini controller (pengendali) mengalami gangguan
tidak dapat memberikan output yang seharusnya, pengendali hanya memberikan
output yang sama walau error bertambah.
Mode Integral
Sedangkan mode pengendali integral disebut juga mode reset karena
pengendali bergerak dengan cepat mengembalikan beban kembali ke error nol
(setpoint). Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :

dP/dt = Ki.Ep

dimana:

dP/dt = laju perubahan output pengendali (% / s)


Ki

= konstanta integral (% /s / %)

1/Ki

= waktu integral (s)


t

Dengan persamaan untuk output pengendali, P = Ki

Ep ( t ) dt + Po
0

Pada aplikasinya output controller akan menggerakkan elemen control


akhir dengan cepat dan memeperkecil error, kemudian elemen control akhir
akan memperlambat gerakan dan sistem kemudian membawa error ke nol (reset). Apabila terdapat process lag yang besar, error akan berosilasi di daerah nol
dan menyebabkan sikling yang akan membuat controller jenuh. Mode integral
tidak digunakan secara tunggal melainkan digabung dengan mode proporsional
atau gabungan ketiganya.
Mode Derivatif
Pada mode derivatif, output dari controller tergantung pada laju
perubahan error. Mode ini sering disebut juga mode antisipasi atau mode laju.
Kelemahan mode ini adalah tidak digunakan secara tunggal karena ketika error
= nol atau error = konstan, maka output dari controller akan jenuh dan tak dapat
memberikan output yang sesuai.
Mode derivatif memperbaiki / mempercepat respon terhadap sistem
control dan memberikan efek menstabilkan proses. Respon terhaadap laju
perubahan menghasilkan koreksi yang berarti sebelum error semakin besar
(antisipasi error) terutama untuk sistem control yang perubahan bebannya terjadi
secara tiba tiba, karena mode melawan perubahan perubahan yang terjadi
dalam output controller sehingga efeknya menstabilkan loop tertutup dan
meredam osilasi yang terjadi, persamaanya dapat ditulis sebagai berikuta :
P Kd.(dEp/dt) + Po

Dimana : Kd

= konstanta derivatif (% / s / %)

dEp/dt = laju perubahan error (% / s)

Mode Gabungan
Mode gabungan adalah mode pengendali yang menggabungkan mode
proporsional dengan mode integral dan mode derivatif (PI, PD, maupun PID).
Penggabungan ini mengurangi offset dan memberikan harga keluaran baru saat
terjadi offset, mestabilkan sistem dan mencegah error konstan. Penggabungan
ini akan menghasilkan pengendalian yang sempurna.

IV.

LANGKAH KERJA
1. Pengendalian Proporsional Sebanding Waktu
a. Menghidupkan alat PC10 dengan baik dan lakukan kalibrasi manual
output terhadap voltmeter dan process controller (PC10 1). Memasang
lampu indikator 24 VAC di soket 24 VAC.
b. Mengubah pengaturan pada tabel setting di layar process controller
seperti berikut :
Pengaturan

Kode

Nilai

Satuan

Controller
Set Point
Proportionel Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus

ProP
Int
dEr
CY-t

50
20
0
0
10

%
%
Menit
Detik
Detik

(cycle time)
Batas Daya

Pr-L

100

(Power Limit)
Batas Set Point

SP-L

100

(Set Point Limit)


Rentang (Range)
Aksi control

CS-1
CS-2

(control action)
Kalibrasi :
Span

SPAn

058
D--

100% pada 20 mA

Zero
ZErO
0% pada 4 mA
c. Melakukan penghilangan offfset awal ; memutar tombol manual output 4
20 mA searah jarum jam hingga tampilan dilayar variabel proses 50%

12 mA. Menekan tomnol F 1x kemudian menekan tombol manual

(bergambar tangan) hingga lampu tanda manual nyala menunjukkan


pengendali dalam kondisi manual. Atur power output ke harga 50%
dengan menekan tombol digit

dan

kemudian menekan tombol

F kembali untuk mengaktifkan mode otomatis.


d. Memutar tombol manual 4 20 mA berlawanan arah jarum jam ke 4
mA, pembacaan di layar variabel proses akan 0%, menekan tombol F 1x,
mencatat harga power output di layar digit. Mengamati lampu indikator
semestinya hidup. (Pr semestinya 100%, lampu hidup karena CS2 pada
posisi reverse, terbalik).
e. Menaikkan input dengan memutar tombol manual searah jarum jam ke
10% pada tampilan di layar variabel proses. Menekan F dan mencatat
harga power output. Hati hati memutar tombol manual, perlahan
kekanan, jangan mengulang kekiri karena akan dapat menyebabkan
terjadinya offset. Apabila terjadi offset, ulangi prosedur penghilangan
offset.
f. Mengulangi langkah 4 hingga input 100%. Tabulasikan data.
g. Mengubah harga CY-t pada tabel setting menjadi 20 detik, mengamati
waktu hidup dan mati lampu untuk setiap rentang 20% dari 0 100%.
Tabulasikan data.
h. Mengubah CS-2 menjadi d-, mengulangi langkah 7. Tabulasikan data.
i. Mengubah power limit (PrL) menjadi 50% dan 40%. Mengamati
keadaan lampu dan harga Pr.
j. Mengubah set point limit (SpL) menjadi 50% dan 40%. Mengamati
keadaan lampu dan harga Pr.
2. Proporsional (Penentuan Konstanta Proprosional)
a. Melakukan pengesetan awal pada harga controller setting sama seperti
pada percobaan 1, dengan ProP 20% (lihat tabel setting diatas).
Menghilangkan offset.
b. Melakukan pengambilan data % power output dengan menekan tombol
F 1x untuk setiap kenaikan 10% dari tombol manual output hingga
maksimum 100%. Tabelkan data.

c. Mengubah Prop menjadi 10% dan mengulangi langkah 2 untuk rentang


5% dari tombol manual output.
d. Mengubah ProP menjadi 12,5%, mengulangi langkah 3.
e. Menggambarkan grafik konstanta Proporsional, dan mengamati dari
grafik bagaimana respon power output untuk perubahan input dari
manual output.
3. Proporsional Integral
Pada mode ini sudah terdapat mode integral yang akan menghilangkan offset
sehingga tak perlu lagi dilakukan penghilangan offset seperti pada mode
proporsional.
a. Mengubah setting di controller sebagai berikut
Pengaturan

Kode

Nilai

Satuan

Controller
Set Point
Proportionel Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus

ProP
Int
dEr
CY-t

50
20
0,2
0
10

%
%
Menit
Detik
Detik

(cycle time)
Batas Daya

Pr-L

100

(Power Limit)
Batas Set Point

SP-L

100

(Set Point Limit)


Rentang (Range)
Aksi control

CS-1
CS-2

058
D--

(control action)
Kalibrasi :
Span
SPAn
100% pada 20 mA
Zero
ZErO
0% pada 4 mA
Ubah sesuai dengan harga tabel saja
b. Memasukkan harga input ke process controller dengan memutar tombol
manual secara bertahap 10% dari 0% - 100%, mencatat power output
dengan menekan tombol F 1x.
c. Mengubah setpoint ke 40%, mengulangi langkah 3.
d. Mengembalikan setpoint ke 50% dan mengubah harga integral menjadi 2
menit.
e. Membuat grafik dengan menggunakan program excell antara %Pr dan
input.

4. Pengendalian Proporsional Derivatif


a. Mengubah setting di controller sebagai berikut :
Pengaturan

Kode

Nilai

Satuan

Controller
Set Point
Proportionel Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus

ProP
Int
dEr
CY-t

50
20
0
6
10

%
%
Menit
Detik
Detik

(cycle time)
Batas Daya

Pr-L

100

(Power Limit)
Batas Set Point

SP-L

100

(Set Point Limit)


Rentang (Range)
Aksi control

CS-1
CS-2

058
D--

(control action)
Kalibrasi :
Span
SPAn
100% pada 20 mA
Zero
ZErO
0% pada 4 mA
Ubah sesuai dengan harga tabel saja
b. Memasukkan harga input ke process controller dengan memutar tombol
manual secara bertahap 10% dari 0% - 100%, mencatat power output
dengan menekan tombol F 1x.
c. Mengubah setpoint ke 50%, mengulangi langkah 3. Tabulasikan data.
5. Pengendalian PID
a. Mengubah settign di controller sebagai berikut :
Pengaturan

Kode

Nilai

Satuan

Controller
Set Point
Proportionel Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus

ProP
Int
dEr
CY-t

50
20
0,2
6
10

%
%
Menit
Detik
Detik

(cycle time)
Batas Daya

Pr-L

100

(Power Limit)
Batas Set Point

SP-L

100

(Set Point Limit)

Rentang (Range)
Aksi control

CS-1
CS-2

058
D--

(control action)
Kalibrasi :
Span
SPAn
100% pada 20 mA
Zero
ZErO
0% pada 4 mA
Ubah sesuai dengan harga tabel saja.
b. Memasukkan harga input ke process controller dengan memutar tombol
manual secara bertahap 10% dari 0% - 100%, mencatat harga power
output dengan menekan tombol F 1x.
c. Mengubah setpoint ke 50%, mengulangi langkah 3.
d. Membuat grafik dengan menggunakan program excell antara %Pr dan
input.

V.

DATA PENGAMATAN

Percobaan 1
- Aksi
- Siklus

= Reverse
= 10 detik

Power (%) Input

Power (%) Output

0
10
20,3
30,1
40,1
50,1
60,5
70,2
80,5
90,2
93,4

100
95
84
72
61
50
38
27
15
5
2

Percobaan 2

Lampu (detik)
Of
0,20
1,3
2,3
3,6
4,7
5,8
6,8
8
9
9,4

On
Fully
9
8
6,7
5,8
4,7
3,6
2,5
1,3
0,4
0,1

Aksi
Siklus

= Reverse
= 20 detik

Power (%) Input

Power (%) Output

0
10,2
20
30,1
40,1
50
60
70
80,4
90
93,7

100
94
85
72
61
50
39
28
15
5
2

Percobaan 3
- Aksi
- Siklus

On
Fully
18,4
16,6
14
11,8
9,7
7,3
5,5
2,7
1
0,3

= Direct
= 20 detik

Power (%) Input

Power (%) Output

10
20
30
40
50
60
70
80
90
93

5
15
27
39
50
61
72
85
95
97

Percobaan 4
- Aksi
- Siklus

Lampu (detik)
Of
1
2,7
5,28
7,5
9,7
11,8
13,8
16,5
18,4
19

Lampu (detik)
Of
18,5
16,5
14
12
9,6
7,5
5,2
2,9
1
0,4

On
0,99
2,6
5,4
7,4
9,66
12
14
16,5
18,4
19

= Direct
= 10 detik

Power (%) Input

Power (%) Output

0
10

0
5

Lampu (detik)
Of
Fully
9,1

On
0,3

20
30
40
50
60
70
80
90
93

15
28
39
50
61
72
85
94
97

8,2
6,9
5,9
4,6
3,9
2,4
1,4
0,4
0,2

1,1
0,5
3,5
4,6
5,6
7
8
9
9,2

Percobaan 5
-

Aksi
Siklus
Power Limit

Power (%) Input


0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
93
- Span

Percobaan 6
- Aksi
- Siklus
- Power Limit
- Span
Power (%) Input

= Direct
= 10 detik
= 100 %
Power (%) Output
0
6
15
27
38
50
50
50
50
50
50
= 100

Lampu (detik)
Of
Fully
9,1
8,2
7,1
5,8
4,7
4,6
4,7
4,6
4,7
4,7

On
0,3
1,2
2,3
4,6
4,7
4,8
4,7
4,8
4,7
4,7

= Direct
= 10 detik
= 40 %
= 100
Power (%) Output

Lampu (detik)

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
92,1

0
0
5
17
28
39
40
40
40
40
40

Fully
Fully
9,2
7,8
6,8
5,8
5,7
5,4
5,7
5,5
5,6

0,4
1,6
2,6
3,6
3,7
3,9
3,7
3,9
3,8

Percobaan 7
- Aksi
= Direct
- Siklus
= 10 detik
- Power Limit
= 100 %
- Set Point Limit = 50%
Power (%) Input

Power (%) Output

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
93

0
6
15
28
39
50
62
74
85
95
98

Lampu (detik)
Of
Fully
9
8,4
6,4
5,7
4,7
3,3
2,6
1,4
0,3
0,1

On
0,4
1
3
3,7
4,7
6,1
6,8
8
9,1
9,3

Percobaan 8
- Aksi
= Direct
- Siklus
= 10 detik
- Power Limit
= 100 %
- Set Point Limit = 40 %
Power (%) Input

Power (%) Output

0
10
20
30
40

0
5
15
27
38

Lampu (detik)
Of
Fully
9,1
8,2
7
5,9

On
0,3
1,2
2,4
3,5

50
60
70
80
90
93

50
60
71
84
94
96

Percobaan 9
- Aksi
- Siklus
- Power Limit
- Set Point Limit
Power (%) Input

=
=
=
=

4,7
3,7
2,6
1,4
0,4
0,1

4,7
5,7
6,8
8
9
9,3

Reverse
10 detik
50 %
100 %

Power (%) Output

0
50
10
50
20
50
30
50
40
50
50
50
60
38
70
27
80
15
90
5
94
2
Percobaan 10
- Aksi
= Reverse
- Siklus
= 10 detik
- Power Limit
= 40 %
- Set Point Limit = 100 %
Power (%) Input

Power (%) Output

0
10
20
30
40
50
60
70
80

40
40
40
40
40
40
29
17
4

Lampu (detik)
Of
4,7
4,7
4,7
4,7
4,7
4,7
5,8
6,9
8,1
9,2
9,3

On
4,7
4,7
4,7
4,7
4,7
4,7
3,6
2,5
1,3
6,2
6,1

Lampu (detik)
Of
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
5,6
6,8
7,9
9,1

On
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
3,8
2,6
1,5
0,3

90
93

0
0

Fully
Fully

Percobaan 11
- Aksi
= Reverse
- Siklus
= 10 detik
- Power Limit
= 100 %
- Set Point Limit = 50 %
Power (%) Input

Power (%) Output

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
92

100
95
85
72
62
50
40
28
16
6
4

Lampu (detik)
Of
0,3
1,3
2,63
3,6
4,7
5,6
6,8
7,9
8,9
9,27

On
Fully
9,1
8,1
6,77
5,8
4,7
3,8
2,6
1,5
0,5
0,13

Percobaan 12
- Aksi
= Reverse
- Siklus
= 10 detik
- Power Limit
= 100 %
- Set Point Limit = 40 %
Power (%) Input

Power (%) Output

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
93,5

100
93
84
72
61
50
39
27
15
5
2

Lampu (detik)
Of
0,3
1,3
2,6
5,7
4,7
5,7
6,9
8,2
9
9,3

On
Fully
9,1
8,1
6,8
3,7
4,7
3,7
2,5
1,2
0,4
0,1

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet, 2012. Petunjuk Praktikum Pengendalian Proses. Palembang: Jurusan Teknik


Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

http://installist.files.wordpress.com/2009/12/agfianto-sistem-kontrol-proses-dan-plc.pdf
diakses pada 6 Maret 2015.

GAMBAR ALAT

Satu set alat PCT 10

Kabel penghubung dan Trimtool

Anda mungkin juga menyukai