0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
520 tayangan164 halaman

Dasar Elektronika

Pencatu daya atau sumber tenaga listrik dapat berasal dari baterai, akumulator mobil, atau tegangan listrik PLN. Untuk menyesuaikan tegangan listrik PLN yang lebih tinggi dengan kebutuhan peralatan, digunakan transformator tenaga dan silikon. Beberapa rangkaian pencatu daya sederhana menggunakan satu atau empat buah silikon serta kondensator untuk menstabilkan tegangan keluaran. Pencatu daya regulator memungkinkan pen

Diunggah oleh

Muhammad Putra
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
520 tayangan164 halaman

Dasar Elektronika

Pencatu daya atau sumber tenaga listrik dapat berasal dari baterai, akumulator mobil, atau tegangan listrik PLN. Untuk menyesuaikan tegangan listrik PLN yang lebih tinggi dengan kebutuhan peralatan, digunakan transformator tenaga dan silikon. Beberapa rangkaian pencatu daya sederhana menggunakan satu atau empat buah silikon serta kondensator untuk menstabilkan tegangan keluaran. Pencatu daya regulator memungkinkan pen

Diunggah oleh

Muhammad Putra
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 164

DASAR DASAR

ELEKTRONIKA

0.1. 01

RANGKAIAN PENCATU DAYA


( POWER SUPPLY )
Pencatu daya atau sumber tenaga disebut juga Power Supply.
Power Supply merupakan sumber tenaga listrik bergerak untuk
bekerjanya suatu pesawat yang memakai tenaganya.
Power Supply yang dibutuhkan pesawat radio, TV, tipe mobil,
Amplifier, dan kalkulator, dapat bersumber dari listrik batu baterai,
akumulator mobil, atau tenaga listrik AC volt yang bersumber dari
tegangan listrik PLN.
Hubungan mahalnya sumber tenaga yang berasal dari batu
baterai dan akumulator mobil serta sumber tenaganya cepat habis
terpakai, maka orang mencari sumber tenaga lain yang lebih hemat dan
tahan lebih lama pemakaiannya. Sumber tenaga yang hemat dan tahan
lama ini adalah power supply yang bersumber pada tegangan listrik
Perusahaan Listrik Negara.
Pesawat radio, televisi, Tipe mobil, amplifier, dan kalkulator
memakai tegangan arus rata ( DC volt amper ) yang tegangannya
rendah, sedangkan tegangan listrik PLN berarus kuat dan tinggi
tegangannya serta tegangannya bukan arus rata, melainkan tegangan
arus bolak-balik ( AC Volt ). Oleh sebab itu jika pesawat itu hendak
memakai tegangan listrik PLN, terlebih dahulu tegangan listrik PLN
diturunkan supaya sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh
pesawat tersebut, kemudian diubah menjadi tegangan arus rata.
Adapun cara menurunkan tegangan listrik PLN dan mengubahnya
menjadi tegangan arus DC Volt yaitu mempergunakan Transformator
tenaga dan silikon sebagai peratanya ( rectifying )
Radio, tape rekorder, dan amplifier sekarang kebanyakan
mempergunakan dua sumber tenaga yaitu dapat dipergunakan dengan
memakai tegangan listrik PLN dan tegangan listrik batu baterai. Untuk
pesawat jenis ini tidak memerlukan power supply-nya sudah dirancang
pabrik yang memproduksinya dalam pesawat tersebut.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 02

Untuk pesawat yang belum mempunyai power supply yang


bersumber dari tegangan listrik PLN, jika boleh memakai sumber tenaga
DC volt yang berasal dari proses kerja transformator tenaga dan didalam
silikon trasformator tenaga berguna untuk menurunkan tegangan listrik
bolak-balik dari PLN agar sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh
suatu pesawat radio, tape, kalkulator dan pesawat lainnya. Setelah
tegangan bolak-balik itu diturunkan dengan transformator tenaga agar
sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh suatu pesawat, lalu
tegangan listrik bolak-balik yang rendah ini diratakan dengan dioda
silikon sehingga menjadi tegangan rata ( DC volt ).
Adapun bermacam-macam rangkaian power supply yang berupa
adaptor dapat dirakit dengan memakai rangkaian power supply yang
berupa adaptor dapat dirakit dengan memakai rangkaian sebagai
gambar 96 dibawah ini.

Gambar 96 Pencatu daya sederhana dan diagram


Pencatu Daya Sederhana

Pencatu daya sederhana terbuat dari


transformator tenaga dengan sebuah silikon dapat dilihat pada
gambar 96

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 03

Rangkaian Gambar 96 ini menghemat pemakaian dioda


silikon. Pada DC volt yang dihasilkan adaptor ini terdapat kerugian
sebesar 50% dari sumber tegangan yang diberikan. Misalnya : Jika
tegangan AC 12 volt dihubungkan pada dioda silikon tersebut, maka
tegangan DC volt yang dipindahkan oleh silikon = 50% dari 12 volt =
6 volt (DC). Jika kita memberikan sumber tegangan AC 5 volt dari
gulungan sekunder transformator tenaga, setelah melalui dioda
silikon tegangan DC volt yang berhasil dipindahkannya = 50% x 5
volt = 2,5 volt.
Kedua tegangan ini dapat diukur sebelum
kondensator elektrolit dipasang sebagai pembantu perataan DC
dipasang. Cara pengukurannya yaitu memakai AC voltmeter untuk
mengukur tegangannya yang dipindahkan oleh gulungan sekunder
transformator, sedangkan DC volt dapat diukur setelah memalui
dioda silikon ; cara pengukuran DC volt yaitu memakai DC voltmeter
yang sesuai batas pengukurannya.
Agar tegangan DC volt yang dipindahkan sama besar dengan
tegangan sumber (AC volt) gulungan sekundernya, maka dioda
silikon yang dibutuhkan sebanyak empat buah. Untuk jelasnya
perhatikan rangkaian Gambar 97.

Pencatu daya sederhana terbuat dari transformator tenaga


dengan empat buah silikon yang dihubungkan secara jembatan.
Sakelar putar dapat dipasang pada rangkaian Gambar 97
agar tegangan yang dibutuhkan dapat dipilih dengan memutar
sakelar putar.
Rangkaian Gambar 96 dan rangkaian Gambar 98 dapat
dipergunakan untuk power supply radio, tetapi suara yang dihasilkan
radio tersebut tidak bersih karena

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 04

Gambar 98 Diagram rangkaian gambar 97


Dengung. Untuk mengurangi bunyi dengung tersebut dua
kondensator milar atau sejenisnya dipasang pada tegangan AC volt
yang dibutuhkan oleh silikon tersebut. Adapun cara pemasangannya
akan terlihat pada rangkaian berikutnya.

Sumber tenaga sederhana terbuat dari tranformator tenaga


dengan dua buah silikon. Rangkaian ini berguna untuk memperbesar
arus yang dibutuhkan suatu pesawat. Transformator yang
dipergunakan pada rangkaian di bawah ini harus sebuah
transformator tenaga yang gulungan sekundernya bercabang tengah.
Transformator tenaga jenis ini dalam praktek dikenal dengan nama
transformator CT (Center Tap). Untuk mengurangi suara dengung
pada rangkaian power supply maka kedua silikon diparalelkan
dengan kondensator milar yang kapasitasnya 20.000 pf/50 volt.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 05

Pencatu daya sederhana untuk power amplifier sistem OCL.


Sumber tenaga ini dipergunakan pada amplifier sistem OCL, yaitu
amplifier yang pada penguat akhirnya tidak memakai output
transformator dan kondensator elektrolit sebagai penyesuaian
impedansi.
Adapun gambar nyata dan diagram sirkuitnya sebagai Gambar
100 berikut:

Silikon yang dipergunakan sebanyak empat buah yaitu silikon 3


A/100 V. Transformator yang dipergunakan : CT 26 V/3 A.
Jika rangkaian nyata Gambar 100 dibuat diagram sirkuitnya, akan

tergambar sebagai Gambar 101 berikut:

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 06

Gambar 101. Rangkaian pencatu daya amplifier OCL


Untuk mengukur bekerja atau tidaknya rangkaian DC volt
pada Gambar 96 hingga Gambar 100 ini, kita dapat memakai DC
voltmeter yang disesuaikan dengan batas ukurnya. Setelah
rangkaian itu bekerja baik berdasarkan hasil pengukuran dengan
memakai DC voltmeter, maka selanjutnya kita menguji tenaga DC
volt tersebut dengan bola lampu listrik. Rangkaian Gambar 96,
97,dan Gambar 99 dapat diuji dengan bola lampu 24 volt, sedangkan
rangkaian Gambar 100 dapat diuji dengan bola lampu listrik 25
watt/110 volt. Jika bola lampu yang dipakai sebagai alat penguji
ternyata hidup pada saat pengujiannya, padahal bola lampu masih
berfungsi baik
Maka dapat disimpulkan bahwa pemasangan rangkaian tersebut
belum benar. Umumnya pemasangan dioda silikon yang tak teratur
dan tidak benar akan mengakibatkan silikon tersebut menjadi panas
yang dapat membakar jari tangan yang merabanya.

Pencatu Daya Regulator


Regulator merupakan suatu power supply yang dapat diatur
tegangannya sesuai dengan kehendak kita dan sesuai dengan batas
tegangannya. Regulator DC volt yang stabil dan dapat diatur
tegangannya banyak dipergunakan pada pesawat televisi.
Regulator DC volt yang akan dirakit di bawah ini sangat berguna
sebagai pembantu pada waktu reparasi suatu pesawat, karena
tegangan DC volt regulator dapat diatur sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan tegangan DC volt suatu pesawat yang hendak kita

reparasi atau yang hendak kita rakit.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 07

Adapun bermacam-macam regulator DC volt yang dapat dirakit


sebagai berikut:
a. Regulator memakai dua transistor
Untuk mengerti cara kerja rangkaian regulator ini,
perhatikan rangkaian dasar regulator DC volt pada Gambar 102 di
bawah ini beserta penjelasannya.

Gbr. 102. Rangkaian regulator DC volt yang memakai dua transistor


DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
R4
R5
R6
T

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Trasformator

SP

Saklar Putar

680
680
120
3 Kg
2 K2
10 K

1W
W
W
W
W
W
12V/1A

C1, C2
C3
C4
D1-D4
D5
TR1
TR2

Kondensator
Kondensator
Kondensator
Dioda
Dioda zener
Transistor
Transistor

0,01 F / 50 V
2200 F / 25 V
200 F / 25 V
1 N 4002 1A
ZD 9,1 Volt
BC 109
C1061 (diberi
pendingin )

Regulator gambar 102 dapat mengeluarkan DC volt pada


tegangan 6 volt, 75 volt, dan 9 volt. R1 pada rangkaian tersebut
berfungsi menahan sebagian arus sehingga sesuai dengan arus yang
dibutuhkan dioda zener, disamping itu R1 berfungsi sebagai pembagai
tegangan. R1 harus dihitung secara teliti agar diOda zener tidak rusak

karena arus besar yang melaluinya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 08

Cara menentukan R1 ( Rm ) dapat mempergunakan rumus ke


20 dengan memperhatikan kapasitas daya tahan dioda zener
tersebut. Biasanya dioda zener yang dijual ditoko berkapasitas daya
tahan watt dengan batas tegangan yang berbeda beda.
R2, R3 dan R4 berfungsi sebagai pembagi tegangan dioda
zener digunakan untuk menstabilkan tegangan, sedangkan C1 dan
C2 berfungsi menghilangkan gangguan dengung pada radio jika
radio mempergunakan tegangan power supply tersebut.
C3 dan C4 membantu menstabilkan Power supply, R5 dan R6
membuang sebagian ketegangan pada waktu sakelar putar
dipindahkan keterminal 2 dan terminal3 yang tegangannya lebih
rendah. Jika sakelar putar ( SP ) berhubungan dengan terminal 1
maka tegangan di kedua kaki R6 = 9 volt : jika sakelar putar
berhubungan dengan terminal 2 maka tegangan di kedua kaki R6 =
71/2 volt : dan selanjutnya jika sakelar putar berhubungan dengan
terminal 3 maka tegangan dikedua kaki R6 turut menjadi 6 volt.
Untuk membuktikan naik turunnya tegangan karena penggeseran
sakelar putar harus digunakan bola lampu 24 volt / 200 mA. Bola
lampu akan semakin terang jika tegangannya secara bertahap
dinaikkan. Bola lampu akan semakin suram jika tegangan secara
bertahap diturunkan.
Dengan prinsip kerja rangkaian gambar 102 kita dapat
menciptakan rangkaian baru yaitu dengan mengadakan perubahan
beberapa onderdil antara lain :
R1 = 680 ohm / 1 watt diganti dengan 1 k / 1 watt
ZD 9,1 V diganti dengan ZD 24 V atau BZY 85 ( tipe dioda zener )
R5 = 2,2k ohm / watt diganti dengan 10 k / watt
R2, R3 dan R4 dikeluarkan dan diganti dengan ppotensiometer 10
k.
Adapun rangkaian yang dapat dibentuk dengan mempergunakan
prinsip kerja diatas itu adalah gambar 103 sebagai berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 09

Gambar 103.
rangkaian reglator Dc volt yang memakai dua
transistor dan potensio meter sebagai pembagi tegangan.
R1
R2
R3
R4

Resistor
Potensiometer
Resistor
Kondensator

R5

Kondensator

R6

Kondensator

1K
10 K
10 K
10.000
pF
2.200
F/50 V
470
F / 50
V

1W
W

D1-D2
D5
Tr1
Tr2

Dioda
Dioda Zener
Transistor
Ransistor

Transformator

1 N 4002
ZD 24 Volt
2 N 3569 NPH
C 1061, atau 2N
3055
CT 26V/3A

( diberi
pendingin )

Regulator gambar 103 dapat dinaikkan untuk power supply


amplifier yang memakai sumber tenaga dari o volt hingga 24 volt/1
ampere. Tegangan DC volt regulator ini dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan suatu pesawat yang mempergunakan sumber tenaga
dibawah 24 volt. Batas tegangan dapat diatur dari o volt hingga 24 volt.
Onderdil yang diperlukan untuk mengatur tegangan yang dibutuhkan
yaitu potensiometer 10 k, potensiometer ini berfungsi sebagai pembagi
besar atau kecilnya tegangan Dc volt.
Pada waktu regulator ini dipergunakan untuk pesawat yang
memakai tenaga besar, Tr2 ( C 1061 ) sangat panas. Untuk mengurangi
panas transistor tersebut, kita dapat mepergunakan pendingin yang
dibuat dari lembaran aluminium. Makin lebar aluminium yang dipakai

untuk pedingin, agar transitor tersebut makin baik.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 10

Sebelum transistor itu dipasang pada pendingin, terlebih


dahulu transistor itu diberi isolasi yang terbuat dari mika sehingga
transistor tidak berhubungan singkat dengan pendingin yang dibuat
dari aluminium. Isolasi transistor yang terbuat dari mika ini banyak
dijual di toko elektronika. Isolasi transistor ini terdiri dari dua bagian
yaitu isolasi yang berupa lembaran untuk transistor tersebut tidak
mudah rusak karena terlalu panas, maka diberi pendingin. Pendingin
dapat dibuat sendiri atau dibeli pada toko elektronika.
Adapun isolasi transistor dan pendingin sebagai berikut :

Isolasi transistor yang terbuat dari mika berbentuk seperti


lembaga plastik biasa yang jernih warnanya. Untuk transistor tipe C
1061 perlukan selembar isolasi seperti pada gambar 104a dan
sebuah isolasi baut seperti pada gambar 104c. untuk transistor tipe
2 N 3055 memerlukan selembar isolasi transisitor seperti pada
gambar 104e dan sebuah isolasi baut seperti pada gambar 104c.
Tembal lembaran aluminium 1 mm sampai 3 mm.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 11

Keterangan :
Lembaran tipe berwarna biru muda merupakan lembaran mike
yang dipergunakan untuk isolasi.
Antara pendingin antara kolektor transistor, tidak boleh terjadi
hubungan singkat. Demikian juga antara emitor dan kaki basis
transistor tidak boleh berhubungan singkat dengan pendingin.
Gambar 105a dan gambar 105b menunjukkan bahwa
transistor sudah diberi isolasi muka dan isolasi baut tetapi belum
dikencangkan dengan baut dan mur.
Bila transisistor sudah dipasang pada pendingin secara
kencang dengan sekrup , kaki transistor tidak boleh berhubungan
singkat dengan pendingin yang terbuat aluminium.
Rangkaian regulator Gambar 103 memakai transisistor tipe
NPN, selanjutnya berdasarkan prinsip kerja sama dengan rangkaian
ini, kita dapat merakit regulator yang mempergunakan transistor tipe
PNP. Adapun rangkaian dibawah ini hampir sama dengan rangkaian
gambar 103, perbedaannya terletak pada cara pemberian tegangan
DC volt pada kaki transistor tersebut pada rangkaian gambar 103,
basis transistor NPN diberi kutup positif DC volt sedangkan regulator
yang memakai transistor PNP, basisnya harus diberi katub negatif D
volt.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 12

Pada perakitan karena dapat merusakkan onderdil transistor


Pada saat perakitan regulator yang memakai dioda zener harus
diperhatikan letak polaritas dioda zener tersebut : tidak boleh terjadi
kesalahan pada dioda tersebut.
Adapun rangkaian regulator yang mempergunakan transistor PNP
adalah sebagai Gambar 106 berikut :

Gambar 106. Rangkaian regulator yang memakai dua transistor PNP


DAFTAR KOMPNEN
R1

Resistor

1K

D1,D4

Dioda

R3,R4
R2

Resistor
Potensiometer

10 K
10 K

D5
Tr1

Dioda Zener
Transistor

C1,C2

Kondensator

10.000pF

Elektro Tr2

Transistor

C3

Kondensator

Elektro T

Transformator

C4

Kondensator

2200
F/50 V
470 F /
50 V

( diberi
pendingin )

1N
4002/100V
24 Volt
MPS 2 N
3569 NPH
CT 671, atau
MJ 2955
CT 26V/3A

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 13

Transformator tenaga yang dipergunakan untuk rangkaian


gambar 102, Gamar 103, dan gambar 106 adalah transformator
tenaga yang gulungan sekundernya CT 12V/1 amper-3 amper.
Untuk memperbesar tenaga regulator tersebut ketempat
silikon boleh diganti dengan silikon 3A/100V.
Kalau rangkaian gambar 100 dirangkaikan menjadi satu
dengan rangkaian gambar 103 dan rangkaian Gambar 106, akan
terbentuk suatu rangkaian regulator yang berguna untuk
menyempurnakan power supply amplifier sistem OCL. Adapun
rangkaian tersebut sebagai Gambar 107 berikut :

Gambar 107. rangkaian DC volt yang menghasilkan dua sumber daya

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 14

DAFTAR KOMPONEN
R1, R2
R3,R4,R5,R6
R7,R8

Resistor
Resistor

1K
10 K
33/1/2W

C1,C2

Kondensator

10.000pF

C3,C4

Kondensator

C5,C6

Kondensator

D1-D4

Dioda

2200
F/50 V
470 F /
50 V
3A/100V

W
W

Elektro

D5,D6
Vr,Vr2
Tr1

Dioda Zener
Potensiometer
Transistor

Tr2

Transistor

Tr3

Transistor

Elektroa Tr4
T

Transistr
Transformator

ZD 24 V
10K
MPS 2 N
3569
C 1061,
atau 3055
MPS 2 N
4355

A 671 atau
MJ 2955
CT
26V/3A

Transistor nomor 2 (Tr2) pada Gambar 106 dan Tr2 serta Tr4
Gambar 107 harus diberi pendingin agar transistor tersebut tidak
rusak karena panas.
Regulator memakai lebih dari dua transistor
Regulator DC volt di bawah ini dapat diatur dari 2 V hingga 36
V. Berdasarkan prinsip kerja rangkaian di bawah ini, kita dapat
menyusun regulator yang bertenaga besar hingga 10 ampere dengan
tegangan 2 V hingga 36 V yang tegangannya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan suatu pesawat yang membutuhkan tegangan DC
Volt dibawah 36 V.
Regulator ini sangat baik dipergunakan untuk power supply
tape mobil, karena tegangan DC volt regulator ini stabil sehingga tape
mobil tersebut berfungsi dengan normal.
Adapun rangkaian regulator ini sebagai Gambar 108 berikut :
Jika rangkaian regulator ini dipergunakan untuk power supply radio
tape 6V-12V, kita dapat memakai transformator tenaga CT 12 V
dengan tenaga gulungan sekunder 500mA hingga 2A. Jika R1 panas,
dapat diganti dengan resistor yang lebih besar wattnya atau dengan
memparalelkan dua resistor 2k /1watt.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 15

Jika kita ingin merakit rangkaian regulator Gambar 108, tetapi


transistornya tidak dijual di toko elektronika, maka kita dapat merakitanya
dengan transistor silikon type lainnya yang sejenis sifatnya. Transisitor 2
N3055 harus diberi pendingin yang terbuat dari lembaran aluminium.

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2,R3
C1, C2
C3
C4

Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator

1K
10 K
10.000pF/100V
2200 F/50 V
560 nF

W
W

Transistor
Transistor
Transistor
Transistor
Transistor

2N 3055
C 1061
2N 4355

Elektrolit

Tr1
Tr2
Tr3
Tr4
Tr5

C5
D1-D4

Kondensator
Dioda

1 F/50V
2A/100V

Keramik

Pelonsiometer
(diberi
pendingin )

1K - 5K

2N 3569
BC 141
atau BC
140

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 16

Lainnya yang sejenis sifatnya. Transistor 2N 305 harus diberi


pendingin yang terbuat dari lembaran aluminium.
Kalau rangkaian regulator Gambar 108 banyak mempergunakan
transistor silikon NPN, sebaliknya rangkaian regulator yang banyak
memakai transistor silikon PNP itu adalah sebagai gambar 109
berikut.

Gambar 109. Regulator ( 2V 36V ) memakai empat transistor


DAFTAR KOMPONEN
R1
R2, R3
C1, C2

Resistor
Resistor
Kondensator

1K
1K
10.000pF/100V

C3
C4

Kondensator
Kondensator

2.200 F/50 V
560 nF

W
W

D1 D4
Tr1
Tr2

Dioda
Transistor
Transistor

Tr3
Tr4

Transistor
Transistor

2A / 100V
BC 161
MPS 2N
4355
A 671
MJ 2055
diberi
pendingin

C5

Kondensator

1 F/50V

Pelonsiometer

1K - 5K

0.1. 17

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Rangkaian Gambar 108 dan rangkaian Gambar 109 bila digabungkan


akan membentuk sebuah power supply yang dapat dipergunakan
untuk amplifier sistem OCL.
Adapun rangkaian tersebut sebagai Gambar 110 berikut:

DAFTAR KOMPONEN
R1, R6

Resistor

1K

1W

Tr1-Tr2

Transistor

R2, R3
R4, R5

Resistor
Resistor

0. 22
1K

5W
W

Tr3
Tr4,Tr5

Transistor
Transistor

C1, C2

Kondensator

22 F/100V

Tr6, Tr10

Transistor

C3, C4

Kondensator

4700 F/50V

Tr7, Tr8

Transistor

C5, C6
C7, C8

Kondensator
Kondensator

560 F/50V
1 F/250V

Tr9
1 buah

Transistor
Fuse

2N 3055
( diberi
pendingin )
C 1061
BC 141
( Diberi
pendingin )
Mj 2955
( diberi
pendingin )
BC 161 / TIP
32 A
A 671
3A

D1, D2

Dioda

3A/100V

Vr1,Vr2

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Pelonsiometer

5K

0.1. 18

Rangkaian Gambar 110 sangat berguna untuk pencatu daya


pesawat. Regulator ini dapat dipergunakan untuk power supply
amplifier sistem OCL yang tegangan DC voltnya dapat diatur dari 2 V
hingga 30 V ke atas, sehingga sumber tenaga ini dapat
dipergunakan untuk pesawat lainnya dengan memutar potensiometer
agar tegangan yang dibutuhkan dapat diatur.
Untuk menguji semua regulator, kita dapat mempergunakan
bola lampu 24 volt. Regulator yang berfungsi baik dapat mengatur
terang serta redupnya lampu tersebut dengan memutar
potensiometernya.
Ada kalanya kita membutuhkan suatu sumber tenaga yang besar
untuk menggerakkan suatu pesawat misalnyaa :
Hendak menggerakkan dinamo motor mobil membutuhkan
tegangan DC 12 V / 10 amper.
o
Hendak menggerakkan pesawat CB yang memakai tenaga
besar.
o

Tentu saja regulator yang tenaganya relatif kecil tidak dapat


menggerakkan alat tersebut. Oleh sebab itu untuk menggerakkan
pesawat tersebut orang merencanakan power supply yang besar
tenaganya.
Adapun rangkaian regulator yang tenaganya besar adalah
yang arusnya sebesar 10 amper dengan tegangan DC volt mulai dari
2 volt hingga 36 volt. Rangkaian ini harus memakai transformator
tenaga yang gulungan sekundernya 36 volt/10 amper.
Silikon yang dipergunakan untuk peralatan adalah yang 15
A/150 volt, atau dapat juga memakai silikon bridge yang memakai
pendingin.
Mengenai rangkaian regulator ini perhatikan diagram Gambar 111
dan penjelasannya di bawah ini (Gambar 111). D5 dan R1 berfungsi
sebagai pencegah arus besar yang mengalir ke Tr1, Tr2, dan Tr3.

DASAR DASAR
ELEKTRONIK

0.1. 19

Gambar 111. Regulator DC volt ( 2V-36V ) dengan arus 10 Amper


DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3,R4,R5
R6
Vr1
C1,C2
C3
C4
Tr1,Tr2,Tr3
Tr4,Tr5,Tr6,Tr7
AM
VM

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Potensiometer
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Transistor
Transistor
Ampermeter
Voltmeter

2
500
0.22
300
10 k
10.000 F/50V
3500 F/50 V
470 F/50 V
C 2335
2N 3055
0 - 15 A
1- 30V

1W
1W
5W
10 W

Beripendingin
Beripendingin

D5 dan R1 untuk mencegah arus besar yang mengalir ke Tr1, Tr2, Tr3
D1 D4
D5
T

Dioda bridge
Dioda
Transfermator

35A / 400V
1N 400L
36V / 10A

Type MDA 3504

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 20

Regulator memakai IC
Adalah regulator yang memakai IC dan transistor di dalam
perakitannya.
Rangkaian ini mempunyai fungsi yang sama dengan rangkaian
Gambar 111, Cuma bedanya adalah bahwa rangkaian regulator
ini dapat diatur tegangan DC voltnya dari 0 volt hingga tegangan
maksimum dengan arus 2,5 A.
1. Pencatu daya IC regulator DC volt (0 V- 35 V)
Adapun rangkaian ini sebagai Gambar 112 berikut :

Gambar 112 Rangkaian pencatu daya 1C teregulasi DC volt (0V-35V)

DASAR DASAR
ELEKTRONIMA

0.1. 21

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
R4
R5,R8
R6,R7
R9
C1, 4
C2
C3
Tr1
Tr2 ( O2 )
Tr3
1 buah
Vr1
T

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Transistor
Transistor
Transistor
1C
Potensiometer
Transistor

180 K
0.2
3K3
18K
47
82K
1K5
2.200 F/50V
470 pF/50V
100 F/50V
2N 3055
MJ 2955
A 671
LM 723 CN atau MC 1723
B5k
28 V/3A

W
5W
W
W
W
W
1W
Elektrolit
Kramik
Elektrolit
Beri pendingin
Beri pendingin
Beri pendingin

Sebelum IC dimasukkan ke soket, terlebih dahulu perlu


diperhatikan susunan kaki-kaki IC tersebut, yaitu mencari tanda titik /
lingkaran kecil yang paling ujung sebagai tanda nomor satunya.
Bila rangkaian regulator Gambar 112 dibuat pada PCB, akan
terbentuk sebagai Gambar 113 berikut:

Gambar 113. Kit Pencatu daya IC teregulasi DC volt ( 0V-35V ) arus


2,5 amper

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 22

Input pada Gambar 113 dihubungkan ke AC 28 volt pada


gulungan sekunder transformator tenaga. Untuk mencoba rangkaian
tersebut apakah sudah bekerja atau belum bekerja sebaiknya kita
mempergunakan transformator tenaga yang kecil tenaganya
misalnya 12 volt/500 mA. Regulator tersebut baik jika kita memutar
Vr1 dapat mengatur cahaya bola lampu yang terpasang pada bagian
DC volt tersebut (bagian OUT pada Gambar 113).
Pada waktu merakit regulator tidak boleh terjadi kesalahan
pemasangan karena onderdil tersebut dapat rusak ketika diberi
tegangan. Oleh sebab itu, hindarilah kesalahan dalam
pemasangannya.
a. Pencatu daya IC teregulasi (0 V 26 V)
Rangkaian Gambar 112 dan Gambar 113 bila diubah
komponennya dan ditambah beberapa transistor dapat
diperbesar arusnya hingga 10 ampere. Pada prinsipnya diagram
rangkaiannya tidak diubah tetapi ditambah beberapa resistor dan
beberapa transistor.
Rangkaian pencatu daya teregulasi 10 ampere dapat dilihat pada
Gambar 114.
Untuk memudahkan perakitan rangkaian Gambar 114, kita
dapat mempergunakan kit Gambar 113 dengan menambah
beberapa resistor, kondensator, dan transistor serta sedikit
perubahan lainnya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 23

GAMBAR 114. Rangkaian pencatu daya IC teregulasi dari ( 0v-26v )


arus 10 amper
DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
R4
R5
R6,R7
R8
R9
R10,R11,R12,R13
C1,C4
C2
C3
D1,D2,D3,D4
Tr1,Tr4,Tr5,Tr6

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Dioda
Transistor

180K
0.2
3K3
47
18K
82K
18K
1K5
0.22
10.000 F/50V
470pF/50V
100 F/50V
MDA 3504
2N 3055

W
5W
W
W
W
W
W
5W
5W
Elektrolit
Keramik
Elektrolit
Beri
pendingin

Tr2 (O2)

Transistor

MJ 2955

Tr3 (O3)
1 buah
Vr1
T

Transistor
IC
Potensiometer
Transformator

A 671/TIP32
LM 723 CN
50K
24V/10A

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Beri
pendingin

0.1. 24

RANGKAIAN AUDIO
Suara radio kecil biasanya tidak keras. Untuk memperkeras
suaranya, kita harus memakai amplifier. Ampilifier merupakan suatu
pesawat yang menguatkan suara dan memperhalus suara dari radio
maupun dari playback tape.

Power Amplifier (Penguat Daya)


Power amplifier berfunsi menguatkan suara yang berasal dari
radio, tape, ataupun pick up. Kekuatan power amplifier biasa
dinyatakan dengan watt yang dayanya dibawah satu watt hingga
ratusan watt. Makin besar daya suatu power amplifier makin keras
suara yang dihasilkannya jika loudspeaker yang dipergunakan cukup
besar dan sesuai dengan dayanya.
Adapun penjelasan dan rangkaian dasar bermacam-macam power
amplifier di bawah ini dapat dirakit atau dipergunakan sebagai bahan
perbandingan untuk praktek reparasi:
(a) Power amplifier yang mempergunakan output transformator
sebagai penguat suara;
(b) Power amplifier sistem OTL;
(c) Power amplifier sistem BTL dan OCL;
(d) IC power amplifier; dan
(e) Power amplifier 200 Watt.

a.

Sistem output transformator


Adapun rangkaian dan penjelasannya pada gambar 115.
Resistor NTC (R1) dipergunakan untuk mengurangi panas transistor
Tr1 dan Tr2.
Output transformator (OT) dan input transformator (IT) terdiri
dari dua gulungan yaitu gulungan primer dan gulungan sekunder.
Kedua gulungan tersebut perlawanannya (tahanannya) yang diukur
dengan ohm nilainya berbeda.
Ada bermacam-macam OT dan IT yang dipakai pada amplifier
radio. Misalnya OT dan IT 12 volt. Didalam rangkaian Gambar 115

dipergunakan OT 240 dan IT 191. Kedua transformator tersebut bila


dilepaskan dari rangkaian pesawat dan diukur perlawanannya akan
menunjukkan harga yang tidak sama.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 25

Mana yang rusak. Pada waktu mengukur onderdil kita boleh


memakai ketentuan tersebut sebagai patokan untuk menentukan
bagian mana yang tidak bekerja.
Tegangan yang normal untuk power amplifier yang memakai
sumber tenaga DC 6 volt seperti rangkaian gambar 115 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Range selektor switch AVO-meter diputar ke DC 3 V dan + terminal
testpen DC volt dihubungkan kepolaritas positif power amplifier,
sedangkan taspen comterminal dihubungkan ke :
Basis Tr3 = 075 V
Emitor Tr3 = 0,65
Basis Tr dan Tr2 = 0,2 V dan
Emitor Tr1 dan Tr2 = tidak terukur, untuk mengukurnya range
selektor switch harus diputar ke DC volt dengan batas ukuran
0.12 volt. Hasil pengukuran tegangan tersebut sebesar 0.02 volt.
Jika ingin mengukUr tegangan di kaki kolektor transistor
tersebut, range selektor switch harus diputar ke DC volt dengan
batas ukuran 30 volt. Hasil pengukurannya sama dengan tegangan
sumber tenaga yaitu 6 volt.
Pemeriksaan kerusakan power amplifier diatas dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti yang sudah dijelaskan di
depan.
Kalau amplifier rangkaian gambar 115 dipergunakan untuk
menguatkan suara radio yang kecil, maka inputnya dihubungkan
dengan jack phone radio. Besar atau kecilnya suara amplifier dapat
diatur dengan memutar potensiometer ( Vr1 )
b.

Sistem OTL
Power amplifier yang tidak memakai Autput transformator
sebagai penguat suara tetapi memakai kondensator elektrolit
sebagai penggantinya disebut output transformator les yang
disingkat OTL. Prinsip dasar rangkaian ini terdapat pada gambar 59.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 26

Adapun bermacam-macam rangkaian power amplifier sistem


OTL yang dapat dirangkai bedasarkan prinsip dasar Gambar 56
hingga Gambar sebagai berikut :
1. Power amplifier sistem OTL dari 0,5 Watt hingga 2 watt.
Adapun rangkaiannya ada pada gambar 118 dan 119.
Input disambung dengan jeck dan dihubungkan keradio kecil.
Keterangan tentang tegangan yang ada ketiga kaki transistor
pada rangkaian gambar 118 :
Basis emitor Tr3 = D 0,5 V
Basis kolektor Tr2 . = DC 5 V
Basis Tr1 ke plaritas negatif power supply
= DC 6,3 V
Besar kecilnya suara dapat diatur dengan memutar
potensiometer pada gambar 118
pwer amplifier rangkaian
gambar 118 menhasilkan suara kran lebih 0,5 Watt hingga 1 Watt.
Power amplifier ini dipakai pada televisi. Suara yang dihasilkan
cukup tinggi.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Gambar 115.

0.1. 27

Rangkaian power amplifier yang memakai autput


transistor 240
DAFTAR KOMPONEN

R1
R2
R3
R4
R5
R6

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

NTC 100
270
3K3
100
27K
4K7

Ohm
W
W
W
W
W

Vr1
C1,C2
C3
C4
C5,C8
Tr1,Tr2

Potensiometer
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Transistor

R7
R8

Resistor
Resistor

270
1,2

W
W

TR3

Transistor

5k
0,005 F/50V
30 F/10V
5 F/16V
100 F/16V
2 SB 176 atau
2 SB 66
2 SB 175

Keramik
Elektrolit
Elektrolit
Elektrolit

Keterangan gambar 116 :


A b adalah gulungan primer.
C d e adalah gulungan
sekunder
A b mempunyai perlawanan
120 ohm sedangkan c d dan
d e mempunyai perlawanan

masing-masing sebesar 30 ohm.


Keadaan perlawanan tersebut
menunjukkan IT 191 masih dalam
keadaan baik.
Gambar 116

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 28

Keterangan gambar 117 :


f-g-h adalah gulungan primer.
i-j adalah gulungan sekunder
f-g
dan
g-h
mempunyai
perlawanan
masing-masing
sebesar 1 ohm sedangkan I-j
mempunyai perlawanan sebesar
0,5 ohm. Keadaan perlawanan
ini menunjukkan bahwa OT 240
masih baik.

Gambar 117
Power amplifier gambar 115 banyak dipergunakan pada radio
tape recorder. Power amplifier berfungsi baik biasanya mempunyai
tegangan DC basis emitor sebesar 0,2 volt untuk power amplifier yang
memakai jenis trasistor germanium.
Berhubungan ketentuan di atas, jika power amplifier tidak mengeluarkan
suara padahal loudspeaker dan power supply berfungsi baik, maka perlu
dicari komponen.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 29

Gambar 118. Ranngkaian power amplifier sistem OTL (0,5-1) watt


DAFTAR KOMPONEN
R1
R2,R3
R4,R5
R6,R8
R7
R9
C1
C2
C3

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator

Tr1

Transistor

6.8
820
1
12k
3k9
560
470 F/16V elektrolit
0,001 F/50V
2200 F/25V
elektrolit
FCS 9013

W
W
W
W
W
W

Tr2
Tr3
P
D1,D2
L3
C4

Transistor
Transistor
Potensiometer
Dioda
Loudspeaker
Kondensator

FCS 9012
FCS 9014
10k
1N 4148
8 ohm
2,2 F/16V elektrolit

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 30

Gambar 119. Rangkaian power amplifier ( OTL ) watt.


DAFTAR KOMPONEN
V1
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9

Variabel
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

Resistor
120
1
1
18k
1k8
22
3k3
39
18k

500
W
W
W
W
W
W
W
W
W

C4
C5
C6
C7
Tr1
Tr2
Tr3
Tr4
L8

Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Transistor
Transistor
Transistor
Transistor
Transistor

0.002 F/50V
5 F/25V
0,1 F/50V
100 F/10V
AC 187
AC 188
FCS 9014
8 inci/8 ohm

R10,R11

Resistor

4k7

R12

Resistor

27k

C1
C2
C3

Kondensator 1000 F/50 V


Kondensator 470 F/25V
Kondensator 1 F/25V

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Beri
pendingin

Beri
pendingin

0.1. 31

Sumber tenaga DC volt yang dibutuhkan oleh power amplifier


Gambar 118 dapat bersumber dari regulator Gambar 1108 atau
regulator Gambar 112 yang tegangan DC voltnya dapat diatur sesuai
dengan tegangan yang dibutuhkan power amplifier tersebut.
Input terletak antara kaki C6 dan polaritas negatif pencatu
daya power amplifier Gambar 119. Jika power amplifier ini hendak
dipergunakan untuk memperkeras suara radio kecil (radio saku)
maka input-nya harus diberi resistor muka yang disesuaikan agar
suara yang dihasilkan tidak pecah dan enak didengar. Untuk
mengatur besar kecilnya suara power amplifier, kita dapat
memasang potensiometer dari 5 kilo ohm hingga 10 kilo ohm. Agar
suara treble (tinggi) dari radio atau tape kecil tidak tenggelam
(hilang), maka resistor penahan muka harus diparalelkan dengan
sebuah kondensator keramik atau kondensator kertas. Ukuran
kondensator yang dipergunakan berkisar dari 200pf hingga 470pf,
lihat Gambar 120 dan Gambar 121.
Cara pemasangan seperti penjelasan diatas banyak diterapkan pada
amplifier yang berkualitas baik. Banyak amplifier yang dirakit
pencinta elektronika tidak memasang saringan ini sehingga suara
yang dihasilkan amplifier menjadi pecah tetapi keras. Untuk
menikmati suara suatu pesawat sound system yang enak didengar
bukan kerasnya yang diperhatikan, tetapi mutu suaranya yang perlu
kita tingkatkan. Banyak teknisi yang tidak dapat memperbaiki mutu
suatu amplifier karena kurang memperhatikan hal ini.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 32

Adapun rangkaian tambahan tersebut sebagai Gambar 120 berikut:

Gambar 120 jika digambar dalam keadaan nyata adalah


sebagaimana pada gambar berikut :
Rangkaian
Gambar 120 jika digambar dalam keadaan
nyatanya adalah sebagai pada Gambar 121 berikut:
Resistor penahan muka adalah trimpot 100k yang
perlawanannya dapat diatur. Jika suara yang dihasilkan power
amplifier sudah merdu, maka trimpot tersebut dilepaskan dari
rangkaian dan diukur perlawanannya dengan kiloohmmeter untuk
menentukan ukuran penahan tersebut. Sesudah diukur penahannya,
selanjutnya kita dapat mengganti trimpot tersebut dengan resistor
biasa yang sama besar ukurannya.

DASAR DASAR
ELEKRONIKA

0.1. 33

Gambar 121. keadaan nyata susunan komponen pengatur suara


sederhana
Untuk mengurangi suara dengung, anak panah a (polaritas
negatif power amplifier) harus disambungkan ke sasis box amplifier
dan ke badan potensiometer. Prinsip ini tidak boleh dilupakan pada
waktu reparasi dan praktek perakitan amplifier. Semua badan
potensiometer harus disekrup secara kencang pada box amplifier
yang tersebut dari aluminium atau besi.

Sumber tenaga untuk power amplifier Gambar 119 adalah D12 volt,
baterai atau DC 12 volt dari regulator. Pemberian kutub tegangan DC
volt pada suatu pesawat tidak boleh terjadi kesalahan.
Kadang-kadang suatu pesawat pemakai tegangan DC volt dipasang
suatu dioda silikon yang berguna untuk mencegah kesalahan
pemberian polaritas tegangan sumber tenaga yang dibutuhkannya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 34

Amplifier Gambar 119 dalam keadaan normal dan baik


mengalir tegangan DC volt sebagai berikut :
a. Testpen com terminal dihubungkan ke negatif sumber tenaga
power amplifier.
Testpen + terminal dihubungkan ke :
Emitor Tr1,
tegangan yang ditunjukkan 9 V,
Emitor Tr2,
tegangan yang ditunjukkan 9 V, dan
Kolektor Tr3, tegangan yang ditunjukkan 9 V.
Pada saat menguji tegangan yang ada di tiap-tiap kaki transistor,
posisi range selector switch DC voltmeter mengarah ke DC 30
volt.
b. Pada saat hendak mengukur tegangan basis emitor, range
selector Switch diputar ke arah DC 3 volt dan testpen - terminal
dihubungkan ke emitor Tr4 Gambar 119, testpen + dihubungkan
ke basis Tr4; tegangan DC volt yang ditunjukkan 0,6 V dan
tegangan basis emitor Tr3 = 0,9 V. Jika rangkaian power amplifier
diberi tegangan rata lebih dari 12 volt, maka resistor 1 ohm yang
tersambung pada kaki emitor Tr1 dan Tr2 akan hangus terbakar.
2.

Power amplifier sistem OTL 6 watt hingga 35 watt


Sebagai dasar rangkaian dipergunakan rangkaian power
amplifier sistem OTL 6 watt. Berdasarkan rangkaian dasar power
amplifier Gambar 122 kita dapat merakit bermacam-macam power
amplifier dari 6 watt hingga 35 watt.

Adapun rangkaian power amplifier OTL 20 watt sebagai Gambar 122


berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 35

DAFTAR KOMPONEN
R1,R2,R3,R4

Resiator

R5

Resiator

10

R6,R8

Resiator

180

R7

Resiator

10k

R9

Resiator

5k6

R11

Resistor

330k

R12

Resistor

560k

R13

Resistor

10k

R14

Resistor

120k

Tr1

Transistor

AD 162

Beri
pendingin

C1

Kondensator

Tr2

Transistor

Kondensator

2.200
F/5050V
0,1F/100V

C2

Tr3

Transistor

C3

Kondensator

0,1F/100V

Tr4

Transistor

C4

Kondensator

47 F/50V

Tr5

Transistor

C5

Kondensator

47 F/50V

Tr6

Transistor

C6

Kondensator

0,1 F/50V

Tr7

Transistor

C7

Kondensator

10 F/35V

Ls

Lounspeakor

C10

Resistor

100

D1

Dioda

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

FCS
9013
FCS
9012
AD 161

Beri
pendingin

FCS
9015
FCS
9014
8Ohm/30
watt
1N
4002/50V

0.1. 36

D1 adalah dioda silikon 1 N 4002/50V.


Sumber tenaga yang dipergunakan DC 26 volt. Rangkaian power
suply (sumber tenaga) boleh memakai Gambar 97. Transformator
yang dipergunakan dengan gulungan sekunder AC 20 volt/2 A.
Power amplifier Ganbar 122 sudah dapat menghasilkan suara yang
baik pada tegangan DC volt mulai dari 15 volt ke atas hingga 26 volt.
Untuk mencoba suara, rangkaian Gambar 122 harus
disambung dulu dengan rangkaian lain Gambar 121. Sesudah itu
baru dites dengan radio atau tape.
Berdasarkan rangkaian dasar Gambar 122 (diagramnya), kita dapat
merakit bermacam-macam amplifier yang tenaganya mulai dari 6
watt hingga 35 watt. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
komponen yang dibutuhkan dalam perakitan perlu diubah sesuai
dengan tenaga yang akan dihasilkan power amplifier tersebut.
Adapun komponen yang tidak perlu diganti atau yang perlu diganti
berdasarkan tenaga wattnya sebagai berikut :

Komponen yang tidak perlu diganti antara lain:


R1, R2, R3, R4, R5, R6, R8, dan R9.
C1, C2, C3, C4, C5, C6, dan C7.
Sedangkan komponen yang perlu diganti tercantum
padaTabel 15 di bawah ini:

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 37

Tabel 15
Komponen yang Perlu Diganti dan
Sumber Tenaga yang Dibutuhkan
Tenaga
power
amplifier
Tegangan
DC volt
yang
dibutuhkan
Transistor
Yang
dibutuhkan
Tr1
Tr2
Tr3
Tr4
Tr5
Tr6
Resistor
Yang
dibutuhkan
R7
R10
R11
R12
R13

10 watt

15 watt

20 watt

25 watt

30 watt

35 watt

30 V

35 V

43 V

46 V

50 V

54 V

AD 162
FCS 9013
FCS 9012
AD 161
FCS 9012
FCS 9013

A 671
FCS 9013
FCS 9012
C 1061
FCS 9012
FCS 9013

A 671
FCS 9013
FCS 9012
C 1061
FCS 9012
FCS 9013

MJ 2055
D 438
B 560
2 N 3055
B 560
D 438

MJ 2955
2 N 3569
2 N 4355
2 N 3055
2 N 4355
2 N 3569

MJ 2955
BC 141
BC 161
2 N 3055
BC 161
BC 141

8,2k
82 ohm
1M ohm
2,7 M
3,9k

10k
100 ohm
330k
560k
4,7k

10k
75 ohm
330k
560k
5,6k

10k
220 ohm
150k
220k
5,6k

10k
270 ohm
150k
220k
6,8k

10k
270 ohm
150k
220k
8,2k

R14

390k

120k

120k

47k

47k

47k

Keterangan tabel 15 :
V = volt
K = kiloohm
M = Megaohm
Tr1 dan tr4 harus diberi pendingin yang membuat dari lembaran aluminium seperti
gambar 105 Resistor tersebut di atas = watt

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 38

Untuk power amplifier dari 6 watt hingga 15 watt boleh


mempergunakan power supply Gambar 112 atau power supply
Gambar 110 sebagai sumber tenaganya.
Pemberian tegangan DC volt pada power amplifier tidak boleh
terbalik polaritas tegangannya artinya tegangan positif power supply
dihubungkan ke tanda positif pada power amplifier dan tegangan
negatif power supply dihubungkan ke tanda negatif power amplifier.
Untuk power amplifier 25 watt hingga 35 watt yang memakai
rangkaian dasar Gambar122 dapat memakai sumber tenaga Gambar
97 dengan menaikkan tegangan yang diperlukan sesuai kebutuhan
pesawat tersebut.
Power amplifier Gambar 122 dalam keadaan baik mempunyai
tegangan DC volt sebesar 0,6 volt sampai dengan 0,7 vlt pada basis
emitor Tr6. Tegangan DC volt pada kolektor emitor Tr1 dan Tr4
sekitar setengah dari sumber tenaga yang diberikannya
3.

Power Amplifier Sistem OTL 30 watt


Power amplifier ini menghasilkan mutu suara yang bersih ;
suara amplifier ini bila terpasang secara baik pada box amplifier
aluminium tidak menimbulkan suara dengung.
Adapun rangkaian amplifier ini sebagai Gambar 123 berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Gambar 123 Rangkaian power amplifier sistem OTL 30 watt

0.1. 39

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2,R3
R4
R5

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

2k2
180 k
33k
150k

W
W
W
W

C3
C5
C6
C7

Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator

R6,R7
R8,R9
R10,R18
R11,R12,R16,R17
R14
R13
R15
C1
C2,C4

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator

2k2
1k
200
1
10
20k
360
5 F/25V
10
F/25V

W
W
W
W
W
W
W

C8
C9
Tr1
Tr2
Tr3
Tr4,Tr5
Tr6
LS 8R
D1-D3

Kondensator
Kondensator
Transistor
Transistor
Transistor
Transistor
Transistor
Loudspeaker
CDG 24

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

20 nF
47pF
100 F/35V
2.200
F/50V
0,1 F/25V
47 F/25V
2N 4355
2N 3569
B 560
2N 3055
D 438
8 ohm

0.1. 40

Power amplifier Gambar 123 akan menghasilkan daya


sebesar 30 watt. Pada prinsipnya untuk merakit suatu power
amplifier yang lebih kecil dayanya dari pada rangkaian Gambar 123
transistor tersebut boleh diganti dengan transistor yang sama
fungsinya. Jika Tr1 dan Tr2 diganti dengan C 1061, maka amplifier
tersebut sudah dapat menghasilkan suara bila pencatu daya-nya
sebesar DC 6 volt hingga 28 volt. Makin tinggi tegangan yang
diberikan makin baik mutu suara yang dihasilkan. Sebaliknya
tegangan sumber daya yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
Jika transistor Tr1, Tr2, Tr3, dan Tr4 tidak dijual di toko elektronika,
kita boleh menggantikan dengan tipe transistor silikon lainnya yang
berfungsi sama; misalnya BC141 dan BC161 atau FCS9013 dan
FCS 9012. Transistor Tr1 danTr2 tidak boleh lupa diberi pendingin.
Jadi kesimpulannya bahwa dalam praktek reparasi suatu
pesawat kita harus bertindak rasional dan fleksibel pada saat
memperbaikinya.
Untuk menghilangkan suara dengung power amplifier Gambar 123,
kita sedapat mungkin memakai sumber tenaga DC volt yang stabil
jika pencatu daya stabil tersebut dapat memenuhi kebutuhan
pesawat tersebut. Pencatu daya yang stabil tegangan DC regulator
Gambar 112 yang PCB-nya ada pada Gambar 113.
Berhubung power amplifier Gambar 123 membutuhkan
pencatu daya DC 48 volt sehingga sumber tenaga dari regulator
tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi
kebutuhan sumber tenaga power amplifier Gambar 123, kita dapat
memakai pencatu daya di bawah ini (Gambar 124).

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

DAFTAR KOMPONEN
C1,C2 Kondensator 0,01 F/50v
C3,c4 Kondensator 2.200 F/50V
D1-D4 Dioda
3A

Gambar 124 Rangkaian pencatu daya power amplifier

0.1. 41

Kutub positif dari pencatu daya dihubungkan ke kutub positif


power amplifier Gambar 123. Demikian juga kutub negatif pencatu
daya dihubungkan ke kutub negatif power amplifier. Pemberian
sumber daya ini tidak boleh terbalik karena dapat merusakkan
rangkaian tersebut.
Kadang-kadang pada amplifier timbul suara dengung ketika pengatur
volumenya dikecilkan. Dengungnya suara amplifier tersebut dapat
disebabkan hal-hal sebagai berikut:

Kapasitas kondensator elektrolit (C3 dan C4 pada gambar 124)


terlalu kecil sehingga pencatu daya tidak stabil. Oleh sebab itu,
kapasitas kondensator perlu diperbesar sesuai dengan kebutuhan
amplifier tersebut.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 42

Dengung amplifier tersebut mungkin disebabkan transformator


kencang bila dipasang pada sasis boks.

Dengung mungkin timbul karena susunan kabel amplifier tidak


teratur dengan baik dan kabel yang dipakai bukan kabel mike yang
dapat di-arde-kan ke sasis boks aluminium atau sasis rangka besi.

Jika amplifier yang diperbaiki adalah amplifier stereo, sedangkan


dengung yang timbul hanya sebelah saja, maka kesimpulannya
adalah bahwa salah satu transistor bagian power amplifier bocor.
Maka transistor yang bocor tersebut perlu diperbaiki.

Amplifier yang dibuat pencinta elektronika kadang-kadang


menimbulkan suara dengung akibat sebab-sebab seperti yang
dijelaskan diatas atau mungkin juga disebabkan aarde untuk
amplifier (
) tidak terpasang dengan kencang pada sasis
boks aluminium, demikian juga potensiometer pengatur nada tidak
terpasang secara kencang pada sasis boks aluminium tersebut.
Oleh sebab itu semua aarde harus kuat dan kencang bila dipasang
pada sasis boks.

i.

Dengung mungkin timbuk karena susunan kabel amplifier tidak


teratur dengan baik dan kabel yang dipakai bukan kabel mike
yang dapat di aarde-kan kesasis boks alminium atau sasis
rangka besi
Sistem

BTL
Dua unit power amplifier digabungkan secara sambungan
jembatan bisa membentuk satu power amplifier yang lebih besar
dayanya. Sistem amplifier ini dalam bahasa inggris disebut Budge
Transformer Less disingkat BTL. Sistem amplifier ini dapat
memperbesar suara amplifier sekitar 2,8 kali sebelumnya.
Untuk merangkaikan dua power amplifier menjadi satu unit
amplifier yang lebih keras suaranya, kita memerlukan rangkaian
pembalik fase sebagai Gambar 125 berikut:

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3,R4
R5
R6
C1
C2

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator

470 k
100k
100
100
220
220 F/25V
10 F/25V

W
W
W
W
W

0.1. 43

C3,C4
Tr

Kondensator
Transistor

10 F/25V
FCD 9014

Gambar 125 Rangkaian Pembalik fase


Rangkaian pembalik fase Gambar 125 akan berfungsi baik
bila antara titik y dan Rm terdapat arus 2,55mA. Rm di atas
disesuaikan dengan keadaan tegangan. Untuk menentukan
besarnya perlawanan resistor Rm kita dapat memakai rumus nomor
6 yaitu:
V

I=

atau I =
R

Vad
atau I =

Rm

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 44

Agar lebih jelas, perhatikan penjelasan selanjutnya.


Dua buah power amplifier OTL Gambar 123 memerlukan
tegangan DC 26 volt. Kedua power amplifier tersebut hendak
digabungkan sehingga menjadi satu power amplifier sistem BTL yang
lebih besar lagi dayanya. Untuk menggabungkannya
kita
memerlukan rangkaian pembalik fase
Gambar 125. Berapa
besarnya ukuran Rm yang harus dipasangkan agar
E
I=

I = 2,55 mA.

V = E = 26 Volt

R
26
Jadi : 2,55 =

2,55 R = 26
R

26
R=

x 1k = 10,196k
2,55

Agar lebih jelas, perhatikan penjelasan selanjutnya.


Dua buah power amplifier OTL Gambar 123 memerlukan
tegangan DC 26 volt. Kedua power amplifier tersebut hendak
digabungkan sehingga menjadi satu power amplifier sistem BTL yang
lebih besar lagi dayanya.

Untuk menggabungkannya
kita memerlukan rangkaian
pembalik fase Gambar 125. Berapa besarnya ukuran Rm yang
harus dipasangkan agar power amplifier sistem BTL tersebut
berfungsi baik ? Adapun perhitungannya sebagai berikut :
48
Jadi Rm =

x 1 k = 18,82k
2,55

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 45

Untuk power amplifier versi 45 watt dan versi 84 watt dapat


digunakan resistor dan kondensator yang dijelaskan di atas yang
berbeda cuma transistor tersebut serta penahan Rm yang sudah
dihitung diatas.
Transistor Tr1, Tr2, Tr3, dan Tr4 harus diberi mika transistor
dan pendingin transistor seperti Gambar 105 agar transistor tersebut
tidak rusak karena panas. Antara pendingin dengan ketiga kaki
transistor tidak boleh terjadi hubungan singkat. Oleh sebab itu
sebelum merakit power amplifier tersebut, transistor tersebut diberi
mika dan dipasang di pendingin dengan baut sehingga tidak terjadi
hubungan singkat antara ketiga kaki transistor dengan pendingin.
Untuk menguji apakah terjadi hubungan singkat atau tidak, kita dapat
memakai ohm meter.
Sesudah itu baru merangkai power amplifier tersebut dengan
memakai kit yang kita buat pada pertidak tembaga.
Karena
rangkaian power amplifier Gambar 126 terdiri.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 46

Gambar 126. rangkaian dasar power amplifier sistem BTL versi 45


watt dan 84 watt
DAFTAR KOMPONEN
8 buah
4 buah

Resistor
Resistor

1
200

W
W

C12,C3
C7,C8

Kondensator
Kondensator

10 F/25V
47 pF/50V

4 buah
4 buah
2 buah

Resistor
Resistor
Resistor

1k
2k2
33k

W
W
W

C14,C15
C9,C10,C16
C3,C4

Kondensator
Kondensator
Kondensator

20 KpF
10 F/50V
0,1
F/100V
Transistor untuk 45 Watt DC 26V

2 buah
4 buah
2 buah
2 buah
2 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
C1,C2

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator

W
W
W
Tr1,Tr2,Tr3,TR4
C 1061
W
Tr5,Tr6,Tr7,TR8
FCS 9013
W
Tr9,Tr10,Tr11,TR12
FCS 9012
W
Tr13
FCS 9014
W
W Transistor untuk 84 watt Dc 48 V
W
Tr1,Tr2,Tr3,TR4
2 N3055

C5,C8

Kondensator

150k
180k
20k
560
10
100
220
470k
100k
2.200
F/50V
100 F/35V

C11

Kondensator

220 F/25V

Tr9,Tr10,Tr11,TR12

C17,C18

Kondensator

47 F/25V

Tr13

Tr5,Tr6,Tr7,TR8

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

BC 141 atau 2
N 3569
BC 161atau 2
N 4355
FCS 9014

0.1. 47

Dari dua power amplifier gambar 123 yang digabungkan menjadi


satu power amplifier, maka cara merakitnya boleh menghidupkan
sebelah dulu sampai bunyinya dengan memakai diprinsip power
amplifier gambar 123, kemudian power amplifier sebelahnya dapat
dirakit dengan cara yang sama, sesudah kedua power amplifier
tersebut berbunyi baru dihubungkan dengan rangkaian pembalik fase
pada Gambar 125 yang sudah kita sediakan pada kit tersebut. Jadi
kit yang dibuat terdiri dari dua power amplifier Gambar 123 dan
rangkaian dan rangkaian Gambar 125 yang dapat digabungkan
sehingga menjadi satu power amplifier sistem BTL yang lebih keras
suaranya.
c. Sistem OCL
Power amplifier yang memakai dua sumber tenaga dan tanpa
memakai (kondensator elektrolit serta output transformator) sebagai
penyesuaian impedansi disebut Output Capasitor Less disingkat
dengan OCL.
Adapun rangkaian power amplifier ini sebagai Gambar 127,
128, dan 129 :
1. Power amplifier Sistem OCL 20 watt.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 48

DAFTAR KOMPONEN
R1, R2, R3, R4
R5
R6, R8
R7, R16
R13
R9
R10

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

1
10
180
15
2k2
47k
1k

W
W
W
W
W
W
W

C3
C4
C5
C6
C7
C8
Tr1, Tr2

Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Transistor

R11
R12
R14
R15

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

180
10k
47k
2k2

W
W
W
W

Transistor
Transistor
Transistor
Dioda

C1, C2

Kondensator

2.2
00

F/25V

Tr3, Tr7
Tr4, Tr5, Tr6
Tr8, Tr9
D1, D2, D3,
D4
D5, D6

0,1 F/50V
100 F/25V
47 pF/50V
0,001 F/50V
4,7 F/25V
220 F/25V
C 1061 beri
pendingin
FCS 9013
FCS 9012
FCS 9015
3A/100V

Dioda

CDG 24

Transformator tenaga CT 18 Volt / 3A


L = loudspeaker 8 ohm / 30 watt

Untuk memperbesar daya tahan power amplifier Gambar 127, Tr1


dan Tr2 dapat diganti dengan transistor 2 N 3055 yang diberi mika dan
pendingin seperti Gambar 105b. Dioda D5 dan D6 harus sama besar
ukuran perlawanannya dan harus sama tipenya.

Untuk menguji apakah power amplifier menghasilkan suara atau


tidak, kita dapat memakai AC 30 V sebagai pengganti loudspeaker.
Adapun cara mengujinya sebagai berikut :
Testpen AC voltmeter dihubungkan ke bagian yang hendak
dipasang loudspeaker.

Jari telunjuk disentuhkan ke basis transistor yang terakhir dari


power amplifier.

Jika kita menyentuh basis transistor tersebut dengan ujung jari


telunjuk maka pointer Ac voltmeter akan bergerak dan menunjukkan
tegangan tertentu dan selanjutnya bila jari telunjuk dilepaskan maka
pointer AC voltmeter akan turun ke arah minimum yaitu nol volt.
Keadaan demikian menunjukkan bahwa power amplifier masih
berfungsi.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 49

Jika cara pengujian di atas membuktikan bahwa pointer AC voltmeter


tidak pernah bergerak, maka dapat disimpulkan bahwa power
amplifier tidak bekerja. Oleh sebab itu, perlu dicari kerusakannya,
kemudian diperbaiki.
Bila hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa power amplifier
sudah bekerja, maka kita boleh menyambung dengan rangkaian
Gambar 121, kemudian menguji mutu suaranya dengan tape atau
radio kecil.
Amplifier sistem OCL biasa merusakkan loudspeaker pada saat
mereparasinya. Oleh sebab itu menyentuh basis terakhir transistor pada
power amplifier yang besar dayanya sedapat mungkin tidak dilakukan
bila loudspeaker masih terpasang pada power amplifier tersebut, karena
dapat memutuskan atau menghanguskan gulungan spul loudspeaker
tersebut.
Untuk menghindari kerusakan loudspeaker karena putus atau
terbakar, maka kita dapat memakai AC voltmeter sebagai pengganti
loudspeaker pada saat reparasi power amplifier.
Jika power amplifier sudah bekerja dengan baik kita boleh
memakai loudspeaker untuk menguji suaranya.

Pada saat praktek merakit power amplifier atau mereparasi power


amplifier kita boleh mempergunakan bola lampu 24 volt sebagai
pengganti loudspeaker.
Bola lampu 24 volt dipasang seperti
loudspeaker pada output power amplifier. Bola lampu akan hidup pada
saat ujung jari telunjuk menyentuh basis terakhir transistor pada power
amplifier dan selanjutnya bola lampu akan padam bila ujung jari telunjuk
dilepaskan dari basis transistor tersebut.
Keadaan demikian
menunjukkan bahwa power amplifier dalam keadaan bekerja.
Seandainya pada saat pengujian tersebut tidak menunjukkan ciri-ciri
seperti di atas dan bola lampu tidak pernah hidup pada saat ujung jari
menyentuh basis terakhir transistor pada power amplifier, maka dapat
disimpulkan bahwa power amplifier itu rusak.
Dengan memakai kedua cara diatas kita dapat menguji power
amplifier tanpa merusakkan loudspeaker yang baik mutunya, apalagi
loudspeaker yang kualitasnya baik sangat mahal

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 50

Untuk power amplifier sistem OCL, tegangan DC volt kolektor emitor


pada Tr1 dan Tr2 adalah sama besar yaitu setengah dari tegangan
sumber tenaga ( setengah dari tegangan DC volt f1 ke f2 untuk
rangkaian power amplifier Gambar 127 ). Pengukuran tegangan f1 f3
dan f2 f3 harus membolak-balikkan polaritas testpen DC voltmeter.
Power amplifier Gambar 127 akan berfungsi baik ( bekerja dengan
normal ) jika tegangan DC volt f1 ke f3 sama dengan tegangan DC volt
f2 ke f3. Cara pengukuran seperti ini dapat diterapkan pada setiap
power amplifier sistem OCL. Jika terjadi penyimpangan dari ketentuan
ini, kita harus mencari gangguannya.
2 Power amplifier sistem OCL 45 watt
Adapun rangkaian power amplifier tersebut sebagai Gambar 128 berikut

Gbr. 128. rangkaian power amplifier sistem OCL 45 watt

0.1. 51

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

DAFTAR KOMPONEN
R1, R2

Resistor

0,2

3W

C1, C2

Kondensator

R4, R5
R6
R7
R8
R9
R10

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

220
33k
820
270
100
270

C5
C3, C6
C8
C7
C4
Tr1

Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Transistor

R11

Resistor

560

Tr2

Transistor

R12
R13
R14
R15

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

100
15k
2k2
680

Transistor
Transistor
Transistor
Dioda

R16

Resistor

33k

Dioda

CDG 24

R17

Resistor

4k7

Tr3, Tr6, Tr7


Tr4, Tr5
Tr8, Tr9
D1, D2, D3,
D4
D5, D6, D7,
D8
T

2.200 F /
50V
47 F / 25V
50 kpF / 50V
50 kpF / 50V
0,1 F / 50V
200 pF / 50V
2 N 3055 beri
pendingin
MJ 2955 beri
pendingin
2 N 3569
2 N 4355
BC 107
3 A / 100 V

Transformator

CT 26V / 3A

W
W
W
W
W
W

W
W
W
W

Keadaan tegangan power supply ( sumber tenaga ) pada


rangkaian gabar 128 : f1 ke 13 = DC 70 volt.
F1 ke f2 dan f2 ke f3 = setengah dari tegangan power supply ( setengah
dari DC 70 volt ) = 35 volt.

Jika hasil pengukuran menunjukkan hasil seperti penjelasan di


atas, maka dapat disimpulkan bahwa power amplifier sudah bekerja.
Sebelum power amplifier gambar 128 bekerja normal dan baik,
loudspeaker jangan dipasang dulu. Sebagai pengganti loudspeaker
boleh digunakan bola lampu 24 volt atau AC voltmeter untuk menguji
bekerjanya power amplifier tersebut. Bola lampu 24 volt dihubungkan
antara f2 dan aarde
, begitu pula jika kita memakai AC voltmeter.
Bola lampu akan hidup atau AC voltmeter akan bergerak menunjukkan
volt tertentu jika jari telunjuk menyentuh basis Tr9 Gambar 128. bola
lampu akan padam atau pointer AC voltmeter akan turun kearah
minimum ( nol volt ) bila ujung jari telunjuk dilepaskan dari basisi Tr9.
keadaan demikian menunjukkan bola lampu 24 volt loudspeaker boleh
dipasang dan dicoba suaranya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 52

Untuk mencoba suara power amplifier Gambar 128, harus


ditambahkan rangkaian gambar 121 agar suara yang dihasilkan tidak
pecah bila dihubungkan keradio tape.
Pada waktu merakit power amplifier tersebut, tidak boleh terjadi
kesalahan dalam pemasangan kaki-kaki transistor, maupun : onderdil
lainnya kesalahan pemasangan dapat merusakkan onderdil tersebut
pada waktu memberi sumber tenaga. Oleh sebab itu diberi sumber
tenaga, periksa dalu setiap onderdil yang terpasang pada kita agar
sesuai dengan diagram rangkaiannya. Setelah benar pemasangan
onderdil tersebut, kemudian diberi sumber tenaga untuk pengujiannya
yang dapat kita lakukan dalam berbagai cara seperti yang dijelaskan di
atas.
Prinsip kerja seperti yang jelaskan diatas dapat kita
memanfaatkan untuk praktek reparasi power amplifier.
3. Power Amplifier sistem OCL 70 watt dan sumber tenaganya.
Pada prinsipnya rangkaian power amplifier sistem OCL 70
watt tidak berbeda jauh dengan rangkaian power amplifier sistem
OCL 45 watt.
Adapun rangkaian power amplifier sistem OCL 70 watt dan sumber
tenaganya sebagai gambar 129 berikut.

Gbr. 129 rangkaian ower amplifier sistem OCL 70 watt

0.1. 53

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

DAFTAR KOMPONEN
R1,R2
R5
R6,R8
R7
R3
R4
R9
R10,R13
R11,R20
R12,R14
R15
R16
R17
R18
R19

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

0,2
3k3
220
10
10
10
1k
330
39k
180
1k8
33k
3k3
3k3
470

C1,C2
Kondensator
2,200 F/50V
Elektrolit
C3
Kondensator
50 KpF
C4
Kondensator
220 pF
C5
Kondensator
47 F/25 V
Elektrolit
C6,C7,C8
Kondensator
100 KpF
Untuk versi stereo C1,C2 = 4.700 F/50 V
R1 dapat diganti dengan 3 buah resistor 1 ohm watt
Diparalelkan.
Tr1,Tr2
Tr3,Tr6,Tr7
Tr4,Tr5
Tr8,Tr9
Ls
T

Transistor
Transistor
Transistor
Transistor
Loudspeaker
Transformator

2 N 3055
BC 141
BC161
BC107 atau 2N 3569
8 ohm 60 WATT
CT 32 V/5A

Pada wakru praktek reparasi atau perakitan suatu amplifier


tersebut harus diuji dengan AC 30 voltmeter atau bola lampu 24 volt
sebagai pengganti loudspeaker. Cara pengujiannya sama dengan
penjelasan pada rangkaian gambar 128. G = aspul yang terdiri dari 22
gulungan dengan tebal kawat emall 0,5 mm. Spul tersebut digulung
dengan bantuan batang pensil yang garis tengahnya kurang lebih 5 mm.

f1, f2 dan f3 adalah fuse 2 A


Bila amplifier berjalan normal, basis emitor Tr9 pada rangkaian
gambar 128 dan 129 menunjukkan 0,6 V bila diukur dengan DC
voltmeter dan kolektor emitor Tr1 dan tr2 menunjukkan tegangan
sebesar setengah dari tegangan sumber tenaga f1 ke f2. pada saat
pengukuran, loudspeaker jangan dipasang, supaya tidak rusak. Pada
saat mengukur tegangan basis emitor Tr9, testpen com terminal
dihubungkan ke emitor, testpen + terminal diubungkan kebasis Tr9, hasil
yang ditunjukkan adalah 0,6 volt jika power amplifier masih dalam
keadaan normal
pada waktu praktek merakit power amplifier gambar 129, semua tanda
(
) harus disambung kebasis boks amplifier yang terbuat dari
aluminium atau besi.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 54

Jika power amplifier yang dirakit output-nya sudah diuji dengan


AC voltmeter juga tegangan DC voltnya sudah diuji serta sudah berjalan
normal bila dicoba dengan bola lampu 24 volt, maka selanjutnya mutu
suara yang dihasilkannya boleh diuji dengan loudspeaker. Sebelum diuji
mutu suaranya power amplifier harus disambung dengan rangkaian
gambar 121, sesudah itu baru dicoba dengan radio tape.
5. IC power amplifier
IC power amplifier merupakan power amplifier yang dirancang
berdasarkan prinsip kerja power amplifier sistem OTL dan sistem
OCL. Rangkaian power amplifier ini dicetak dengan bentuk seperti
Gambar 72b dan 72d.
Kebanyakan IC power amplifier memakai sistem kerja power
amplifier OTL. Adapun beberapa rangkaian IC power amplifier yang
dapat dirakit sebagai berikut :
IC power amplifier untuk radio
Adapun rangkaiannya sebagai Gambar 130 berikut :

Gambar 130. IC power amplifier


R1
C1
C2
C3
C4
1 buah

Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
IC

10
0,05 F
220 F/16V
0,02 F/50V
1 F/16V
LM 386

W
Koramik
Elektrolit
Koramik
Elektrolit

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 55

Untuk merakit power amplifier ini sebaiknya digunakan 80 ket


IC yang sesuai dengan susunan kaki IC tersebut.
Setiap IC berbentuk seperti gambar 72a,72b,72c terdapat
tanda tertentu yang menunjukkan normal urut kaki IC tersebut. Yang
diberi tanda adalah normal urut satu dari IC tersebut ( lihat gambar
72 )
IC power amplifier dari 11 watt hingga 16 watt
Adapun rangkaiannya sebagai gambar 131 berikut :

Gambar 131 Rangkaian dasar IC power amplifier ( 11-16 ) watt.


Rangkaian dasar STK 011, STK 016 sama diagramnya dan
dicetak dalam bentuk seperti pada gambar 72d. integratet cirkuit
ini dirancang khusus untuk power amplifier sistem OTL. Adapun
rangkaian dasar interated cirkuit tersebut sebagai gambar 133
berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 56

Gambar 132. Diagram rangkaian IC power amplifier gambar 131


DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9
Ls

Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Lounspeaker

10
W
2k2
W
47
W
1.000 F/35V
0.047 F/50V
22 F/50V
0,1 F/50V
47 F/25V
10 F/25V
47 F 6,3V
2,2 F/25V
220 F/35V
8 /20 W

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 57

Gambar 133. Rangkaian dasar IC STK 011, STK 015 dan STK 016
Power supply yang dibutuhkan rangkaian Gambar 132 adalah DC
32 V. dalam hal ini kita boleh memakai transformator tenaga yang
gulungan skundernya AC 18 v atau CT 9 v/1,5 A, kalau amplifier itu
berbentuk stereo boleh mempergunakan transformator tenaga yang

gulungan skundernya 18 V/3 A. rangkaian power supply tersebut seperti


gambar 97. setelah memakai power supply biasa, boleh juga regulator
Gambar 108 sebagai power supply-nya.
Untuk mencoba apakah power amplifier masih berfungsi baik
pada waktu men-service atau merakit, kita dapat mengukur tegangan
AC Volt yang dihasilkan output power amplifier tersebut dengan AC 30
voltmeter atau bola lampu 24 volt. Power amplifier yang masih baik
dapat menggerakkan pointer voltmeter atau menghidupkan bola lampu
tersebut jika kita menyentuh kaki imput power amplifier yaitu C8, pada
waktu mengujinya loudspeaker terlepas dari power amplifier. IC power
amplifier tersebut rusak jika hasil pengujinya tidak dapat menggerakkan
pointer AC voltmeter atau tidak dapat menghidupkan bola lampu 24 volt
pada saat kita menyentuh C8 Gambar 132, padahal tegangan power
supply menunjukkan DC volt yang normal.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 58

IC power amplifier STK 011, STK 015, dan STK 016 yang
kurang baik mutunya dapat menarik arus yang besar sehingga
transformator cepat panas sehingga ujung jari tidak dapat menyentuh
badan karena transformator tersebut. Power amplifier STK yang baik
dan normal tidak menarik arus yang terlalu besar sehingga badan
besi karena transformator tenaga hanya hangat hangat saja.
Power amplifier STK menarik arus yang sangat besar karena ada
onderdil pada IC tersebut yang rusak.
Kerusakan tersebut mungkin akibat terbakarnya resistor 1
ohm-nya atau terjadi hubungan singkat kolektor emitor transistor
power amplifier tersebut. Berhubung onderdil yang rusak tersebut,
oleh sebab itu IC STK tersebut terpaksa diganti dengan yang baru
dan baik mutunya. Untuk menghindari kerusakan IC STK karena
panas maka pelat IC tersebut diberi pendingin dari lembaran
aluminium.
Menguji mutu suara power amplifier yang sudah dirakit adalah
dengan menghubungkannya dengan rangkaian gambar 121 dan
kemudian dihubungkan keradio tape yang sedang berlagu.
Setelah mutu power amplifier cukup baik tahap perakitannya, untuk
selanjutnya kita merakit pengatur nada dan pre-amplifier.

IC Power Amplifier Versi 50 watt dan 70 watt.


Adapun rangkaiannya sebagai gambar 134 berikut :

Gbr. 134. rangkaian dasar IC power amplifier STK 50 atau STK 70

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 59

Rangkaian Gambar 134 bila digambar diagram sirkuitnya adalah


sebagai Gambar 135 berikut :

Gambar 135 Diagram rangkaian pwer amplifier STK 50 atau STK 70


DAFTAR KOMPONEN
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator

0,22
5
470
47 F/10V

2W
2W
W

1 buah
1 buah
2 buah

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Kondensator
Kondensator
Kondensator

2,2 F/SV
0,047 F/50V
10 F/50V

0.1. 60

Ragkaian power amplifier Gambar 135 dapat dipergunakan


untuk STK 050 dan STK 070, STK 050 mengeluarkan daya 50 watt
sedangkan STK 070 mengeluarkan tenaga sebesar 70 watt.
Rangkaian ini memerlukan dua sumber satu tenaga sebagai tenaga
pengeraknya. Pada prinsipnya rangkaian ini merupakan rangkaian
amplifier sistem OCL.
Oleh sebab itu sumber tenaga yang
dibutuhkan oleh pesawat boleh memakai rangkaian pencatu daya
Gambar 100 atau gambar 110.
STK 050 memerlukan sumber tenaga DC CT 45 V sedangkan
STK 070 memerlukan sumber tenaga DC, CT50 V. pemberian
sumber daya jangan melebihi batas yang ditentukan tersebut agar
kedua jenis IC tersebut tidak terbakar atau rusak. STK 050 dan STK
070 harus diberi pendingin yang terbuat dari lembaran aluminium
dengan ukuran sekitar 7 cm x 18 cm, yang tebalnya 2,5 mm.
Pendingin jenis ini banyak dijual dikota metropolitan.
Cara menguji baik atau rusaknya IC tersebut sama dengan
menguji power amplifier Gambar 131. rangkaian power amplifier
Gambar 131 dan gambar 134 sebaiknya menggunakan soket IC
banyak dijual di toko elektronika dipasar.
Apapun bentuk soket IC STK 015 atau STK 016 berbentuk sebagai
gambar 136 berikut :

Gambar 136 Soket IC 011, STK 015 dan STK 16

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 61

Diatas sudah dijelaskan bahwa IC STK 050 dan STK 070


memakai prinsip dasar power amplifier sistem DCL dalam
pembuatnya. Untuk jelasnya perhatikan rangkaian dasar kedua IC
tersebut yang sama susunan rangkaiannya yang digambar pada
gambar 137 sebagai berikut :

Gbr. 136. soket IC STK 011, STK 015 dan STK 016
5. power amplifier 200 watt
Memperbesar tenaga suatu power amplifier dapat
dilakukan dengan memparalelkan beberapa transistor penguat
suara yang terakhit, demikian juga memperbesar watt suatu
resistor dapat dilakukan dengan cara yang sama. Dua resistor 2
ohm watt diparalelkan akan menjadi satu resistor 1 ohm / 1
watt.
Rangkaian power amplifier 200 watt ini memakai prinsip
dasar power amplifier sistem OCL dan memakai sumber tenaga
DC CT 80 volt. Adapun rangkaian power supply-nya sebagai
berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 62

DAFTAR KOMPONEN
6 buah
2 buah

Resiator
Resiator

1
33

10 W
10 W

3 buah
3 buah

Resistor
Kondensator

2 buah
1 buah

Resiator
Resiator

1k2
18

2W
2W

3 buah
1 buah

Kondensator
Kondensator

2 buah
1 buah

Resiator
Resiator

33k
0.3

1W
10 W

2 buah
1 buah

Kondensator
Kondensator

1 buah

Resiator

22

2W

D1,D10

Dioda

300
0,05
F/100V
0,01 F/50V
0,003
F/100V
200pF/50V
1N4002/100
V
5A/400V

W
Polyester
Polyester
Polyester
Keramik
Keramik

3 buah
1 buah
1 buah

Resiator
Resiator
Resiator

100
10
47

W
W
W

D11,D12
1 buah
1 buah

Silikon
Trimpot
Kondensator

1k
560pF/
RCA BUX
67A

2 buah

Resiator

120

Tr1,Tr8

Transistor

1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Resiator
Resiator
Resiator
Resiator
Resiator
Resiator

240
1k
18k
390
150
220

W
W
W
W
W
W

RCA BUX
66A
BC 141
BC 161
D 348

Tr10,Tr11,Tr 16 Transistor
Tr9, Tr12, Tr13
Transistor
Tr14
Transistor
Tr15
Transistor
Tr17,Tr18,Tr19 Transistor
RCA BD 550B dapat diganti dengan MJ 802

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Gbr. 138 pencatu daya power amplifier 200 watt


DAFTAR KOMPONEN
C1, C2
1 buah
1 buah

Kondensator
Silikon bridge
Transformator

10.000 F/100V
MDA 3504
CT 60 5 A

Keramik
Beri
pendingi
n

0.1. 63

Gambar 139 Power amplifier 200 watt, Sumber diagram sirkuit


pabrik RCA USA

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 64

Power amplifier Gambar 139 dapat menghasilkan suara


sebesar 200 watt, bila komponen tersebut sesuai dengan keterangan
di atas. Dan bila power amplifier tersebut di paralelkan lagi dengan
empat buah transistor RCA BD550B, akan dihasilkan suara sebesar
300 watt. Tentu saja arus transformator harus berukuran 20.000
f/100V. serta DC volt yang dihasilkan pencatu daya adalah CT 80 V.
Diagram sirkuit gambar 139 dapat kita pergunakan untuk
merakit power amplifier diatas 100 watt, dengan memakai pencatu
daya Dc CT 45 V. Disini gulungan skunder transformator tenaga = CT
32 volt/3 A diubah menjadi DC volt dengan memakai empat buah dioda
silikon 3 A/100 V dan 2 buah elco 10.000 F/50V. diagram rangkaian
disajikan pada gambar 138.
Untuk power amplifier diatas 100 watt, untuk Tr2,Tr3,Tr4,Tr6,Tr7
dan Tr8 pada Gambar 139 boleh dipakai transistor 2 N 3055 sebanyak
6 buah dengan diberi isolasi miko emitor transistor tersebut tidak perlu
dipasang, resistor 0,3 ohm dipindahkan ke kaki kolektor Tr6.
Selanjutnya transistor lainya adalah :
Tr10 = BC 141,tr9,Tr12 dan Tr13 = BC 161, Tr11,Tr14,Tr16,Tr17,Tr18
dan Tr119 + 2N 3569.
Sedangkan onderdil lainya tetap sama. Dioda silikon D11 dan 12
boleh tidak dipasang.

Untuk menguji output power amplifier boleh digunakan AC


voltmeter atau bola lampu listrik 110 volt/25 watt sebagai pengganti
loundspeaker-nya, cara menguji power amplifier Gambar 139 sama
dengan cara menguji power amplifier sistem OCL.

Pengaman Speaker
Semua amplifier di atas 45 watt sebaiknya diberi pengawan
loudspeaker ( speaker protector ) yang berguna untuk mencegah
terjadi kerusakan loudspeaker karena kejutan arus bolak-balik yang
dibangkitkan power amplifier tersebut. Loudspeaker yang dipakai
sebaiknya sesuai dayanya.
Adapun rangkaian pengaman speaker disajikan pada gambar 140.
Rangkaian gambar 140 bila digambar pada PCB pertindak
tembaga berbentuk sebagai gambar 141 berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 65

Keterangan untuk rangkaian pengaman speaker gambar 140 dan gambar


141 adalah sebagai berikut :
R1 menggunakan resistr 1 ohm / 1watt bila power amplifier tenaga
yang tegangan AC voltnya adalah CT 20 V. sedangkan untuk CT 25 V
resistor yang dipergunakan adalah 100 ohm/1 watt.

Gambar 140. Rangkai pengaman speaker


DAFTAR KOMPONEN
R1
R2,R3
R4
R5
R6
R7
R8

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

1
5k6
100
8k2
39k
470k
150

1W
W
W
W
W
W
1W

C2
C1,C3
D3-D6
D1,D2,D7
Nilai
Tr1,Tr2
Tr3

Kondensator
Kondensator
Dioda
Dioda
Relay
Transistor
transistor

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

220 F/25V
47 F/50V
1N 4148 atau 1N 914
1 N 4002
12V/150 Ohm
BC 107
2N 3569

0.1. 66

Gambar 141 Kit untuk rangkaian pengaman speaker.

Seandainya pengaman speaker ini hendak dipasangkan pada


power amplifier 200 watt guna melindungi lounspeaker-nya,
sedangkan AC volt dipergunakan pada power supply adalah CT 60 v,
dan jika rangkaian tersebut dipasang langsung pada tegangan CT 60
V, maka pesawat tersebut akan rusak terbakar. Oleh sebab itu
penahan muka R1 tang sesuai harus diperhatikan.
Untuk menghitung ukuranR1, kita harus mengetahui besarnya
tegangan dan arus yang dibutuhkan rangkaian pesawat pengaman
speaker. Untuk mengetahui besarnya tegangan dan arus yang
dibutuhkan baru kita dapat menghitung R1 dengan rumus nomor 7.
resistor lainya adalah watt : R2 = R3 = 5,6k, R4 = 100 ohm, R5 =
8,2k, R = 39k, r7 = 470k.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 67

Cara memasangnya : input ( in ) pada Gambar 141 dihubungkan


ke output suara power amplfier . Output Gambar 141 dihubungkan ke
jack phone loudspeaker, kemudian ke loudspeaker.
Power amplifier yang tidak dipasangkan speaker protector akan
menghasilkan suara duk yang sangat keras sehingga loudspeaker
cepat rusak karena terbakar atau spul gulungan loudspeaker itu terlepas
dari koker gulungan, akibatnya loudspeaker rusak suaranya, bahkan
umumnya putus spulnya.
Dengan memakai pengaman speaker kerusakan tersebut dapat
dikurangi atau ditekan serendah mungkin, dan setelah dipasang
pengaman speaker suara duk hilang karena terserap oleh rangkaian
tersebut.
Transformator tenaga Gambar 138 sedapat mungkin mempunyai
pembagian tegangan AC volt yang meningkat misalnya CT 25 volt, CT 32
volt, CT 50 volt, CT 60 volt, dan CT 70 volt. Dengan demikian tegangan
yang dibutuhkan power amplifier dan pengaman speaker dapat dipilih
sesuai dengan kebutuhan pesawat tersebut.
Pengatur Nada dan Pre-amplifier
Pengatur nada adalah salah satu bagian dari pesawat amplifier yang

berfungsi:
Mengatur kerasnya suara amplifier (volumenya).
Mengatur suara rendah (bass-nya).
Mengatur suara tinggi (treble-nya).
Dengan adanya ketiga jenis pengatur suara amplifier tersebut,
kita dapat mengatur suara loudspeaker sesuai dengan selera
pendengarnya. Sedangkan pre-amplifier juga merupakan salah satu
bagian dari pesawat amplifier yang berfungsi menguatkan sinyal
suara yang lemah menjadi lebih keras sebelum meneruskan sinyal
suara tersebut ke pengatur nada.
Pada prinsipnya suatu pesawat amplifier terdiri dari beberapa
bagian seperti yang digambarkan pada Gambar 142 di bawah ini :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Pre amplifier

Pengatur
Nada

0.1. 68

Power
Amplifier
Loudspeaker

Power Supply

Gambar 142. Diagram blok amplifier mono.


Dengan adanya pengatur nada dan pre-amplifier sebagai
rangkaian penghalus mutu sinyal suara, yang dikuatkan oleh power
amplifier menjadi enak didengar.
Adapun beberapa pre-amplifier dan pengatur nada yang dapat
dijadikan bahan perbandingan praktek reparasi dan perakitan pesawat
tersebut sebagai berikut :

Gambar 143. Rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 69

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
R4

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

220k
1M
56k
680

W
W
W
W

R22
C1, C15
C2, C8
C3, C6

Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator

R5

Resistor

1k

C4

Kondensator

R6, R10
R7

Resistor
Resistor

82k
220k

W
W

C5, C9, C13, C16


C7

Kondensator
Kondensator

R8

Resistor

12k

C10, C11

Kondensator

R9

Resistor

2k2

C12

Kondensator

R11, R16
R12

Resistor
Resistor

6k8
150k

W
W

C14
C17

Kondensator
Kondensator

R13
R14
R15
R17

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

4k7
2k2
12k
1,2M

W
W
W
W

Vr1
Vr2
Vr3
S1

Potensiometer
Potensiometer
Potensiometer
Sakelar putar

R18, R19
R20, R21

Resistor
Resistor

3k3
820

W
W

S2, S3
Tr1, Tr2, Tr3, Tr4

Sakelar tekan
Transistor

4k7
50 pF
1 F/50V
0,001
F/50V
0,004
F/50V
10 F/25V
0,04
F/50V
0,03
F/50V
0,005
F/50V
0,2 F/50V
220
F/50V
B 50k
B 50k
B 100k
Kaki induk
4 buah
FCS
9015/yang
sejenis

Rangkaian Gambar 143 dapat dipergunakan untuk stereo amplifier

jika power amplifier-nya ada dua unit dan pre-amplifier dan pengatur
nada juga dibutuhkan dua unit.
Sumber tenaga untuk rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada
pada Gambar 143 sebesar DC 24 V dengan arus di titik B sebesar 14,63
mA.
Arus di titik B Gambar 143 dapat dihitung dengan rumus nomor 6 yaitu :
E
I=
R
Di sini E = 24 V, R = 820 ohm + 820 ohm = 1640 ohm = 1,64k.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 70

Jika perhitungan tersebut memakai standar kilo ohm maka


arusnya dinyatakan mA. Jika memakai standar ukuran ohm, maka
arusnya dinyatakan dengan A (ampere).
E

24

Jadi I =

=
R

X 1 Ma = 14,63 mA ( perhitungan yang


1,64
memakai standar resistor
dengan kiloohn )

Jika resistor memakai satuan ohm maka arusnya dinyatakan dalam


( A ), yang dapat dihitung sebagai berikut :
E
I =

24
=

1640

X 1 A = 0,01463 A ( ampere ) atau


= 14,63mA

Rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada Gambar 143 cocok


dijodohkan ( disambung ) dengan power amplifier Gambar 127 karena
transistor terakhir ( Tr9 dan Tr8 ) power amplifier tersebut memakai
transistor jenis PNP yang sama dengan transistor jenis PNP pada
rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada Gambar 143 yang sasisnya
diberi tegangan kutub positif.
S3 pada Gambar 143 berfungsi

menurunkan suara rendah atau menaikkan suara tinggi jika sakelar


tersebut ditekan. S1 berfungsi memilih sinyal suara yang berasal dari
magnetic ( pick up ) atau tape, tuner ( radio deck ), aux ( audio mixer ).
Jika pre-amplifier dan pengatur nada pada Gambar 143 hendak
digabungkan dengan power amplifier yang aarde-nya ( sasisnya )
berkutub negatif, maka pemberian polaritas tegangan harus dibalikkan,
yaitu titik B diberi tegangan DC volt kutub positif dan sasisnya diberi
tegangan DC volt kutub negatif. Sedangkan keempat transistor PNP
Gambar 143 harus diganti dengan transistor NPN ( FCS 9014 atau BC
107 atau C 828 ) dan keempat elco 10 F / 25 V dan kedua elco 1 F /
25 V sewaktu dipasang harus dibalikkan kaki polaritasnya. Setelah
susunan rangkaian tersebut diubah maka rangkaian ini dapat disambung
ke power amplifier yang sama besar sumber tegangannya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 71

Jika rangkaian Gambar 143 sudah diubah dengan memakai


transistor NPN dan pemberian tegangan sudah dibalikkan, yaitu titik B
mendapat tegangan positif sedangkan aarde ( sasis ) diberi tegangan
negatif, maka rangkaian ini dapat disambung ke power amplifier Gambar
122, Gambar 123, Gambar 126, Gambar 128, Gambar 129, Gambar
131, Gambar 135, dan Gambar 139 dengan menghitung ukuran resistor
Rm dengan rumus nomor 6. Misalnya rangkaian Gambar 143 yang
telah diubah hendak digabungkan dengan power amplifier 200 watt pada
Gambar 139 yang memakai dua sumber tenaga DC 80 volt. Jadi Rmnya dapat dihitung sebagai berikut :
Diketahui :
Arus yang dibutuhkan rangkaian Gambar 143 yang Rm sudah dilepas
= 14,63 mA. Tegangan DC volt yang tersedia = 80 V.
Ditanyakan :
Berapa besarnya resistor sebagai penahan muka ?
E
I =

R= ?
R
80

14,63 =

14,63 R = 80

R
80
R=

X 1k = 5,47k.
14,63

Untuk menghitung watt resistor Rm agar tahan dilalui arus, kita harus
mengetahui ( mengukur ) tegangan yang ada diantara sasis (
)
dengan titik B ( lihat Gambar 143 ) yang disebut pemakai tegangan, dan
disamping itu kita juga harus mengetahui besarnya arus yang melalui
Rm tersebut. Dengan demikian rumus watt dapat diesuaikan dengan
keadaan di atas.
W = E X I

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 72

Jadi watt resistor Rm pada Gambar 143 dapat dihitung sebagai berikut :
Vad

pemakai tegangan X arus yang dibutuhkan ( amper ).

Keterangan :
Vad = tegangan sumber daya.
Dalam penjelasan di atas Vad adalah 80 volt. Arus yang dibutukan
adalah = 14,63 mA dijadikan ukuran amper : 0,01463 A.
Pemakai tegangan dapat diukur pada waktu perakitan. Untuk
memperoleh daya tahan resistor yang lebih besar lagi biasanya
ditambahkan watt yang dibutuhkan pemakai tegangan arus ( beban ).
Resistor Rm diatas yang daya wattnya lebih besar dari pada yang
dibutuhkan, adalah lebih baik dari pada terlalu kecil ukurannya.
Pada waktu mereparasi atau perakitan semua aarde ( sasis ) harus
dipasang dengan kencang dengan sambungan solder atau
dikencangkan dengan baut. Potensiometer harus dipasang bautnya
dengan kencang dan kuat. Kabel yang berhubungan dengan input preamplifier harus memakai kabel mic yang ada aarde-nya. Biasanya pada
semeter kabel mic terdapat tiga lapis kabel, lapisan kabel ke-2 dan kabel
ke-3 untuk input pre-amplifier yang dilalui sinyal suara, sedangkan kabel
lapisan pertama membungkusi kabel ke-2 dan kabel ke-3. Oleh sebab
itu kabel lapisan pertama harus dihubungkan ke sasis boks untuk
mengurangi suara dengung.
Kabel yang berhubungan dengan

potensiometer pengatur nada harus diatur sebaik-baiknya sehingga


suara amplifier bersih adanya. Kabel tersebut diusahakan sependekpendeknya agar sinyal pemancar tidak masuk.
Gambar 143 adalah rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada
yang memakai transistor silikon jenis PNP. Pada Gambar 144 di bawah
ini akan dijelaskan pre-amplifier dan pengatur nada yang memakai
transistor silikon jenis NPN adalah sebagai Gambar 144 berikut :
Sebuah potensiometer A 50k diperlukan untuk mengatur keras
atau kecilnya suara ; jika pesawat amplifier tersebut berbentuk mono
maka potensiometer yang dipilih adalah potensiometer tunggal ( engkel )
yang terdiri dari 3 kaki untuk potensiometer biasa, 4 kaki untuk
potensiometer yang berbentuk CT seperti pada bagian volume
rangkaian pre-amplifier, dan pengatur nada Gambar 143.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 73

Jika amplifier tersebut berbentuk sistem stereo, maka


potensiometer tersebut harus potensiometer ganda yang terdiri dari 2
tingkat dengan 6 atau 8 kaki. Vr1 = 22k dipergunakan untuk mengatur
bersihnya sinyal suara pre-amplifier dan mengatur tegangan yang
dibutuhkan ketiga transistor pre-amplifier.
Rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada Gambar 144 akan baik
mutu suaranya, jika sistem pemasangannya rapi dan teratur. Pada
waktu reparasi dan perakitan aarde ( sasis =
) harus dipasang
kencang pada sasis boks aluminium atau sasis boks dari besi. Sakelar
S3 harus dipasang untuk mengurangi suara dengung pada saat suara
radio tape dipadamkan.

Gambar 144 Rangkaian pre-amplifier dan pengatur yang memakai


transistor NPN.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 74

DAFTAR KOMPONEN
R1
Rx
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
4 buah
1 buah

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

220k
1k
8k2
68k
470
1k8
220k
33k
6k8
2k2
560
470k
220
1k5
1,5M
10k
3k3
4k7
1k5

W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
W

1 buah

Resistor

12k

1 buah

Resistor

2,2M

1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
5 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
Tr1,Tr2,
Tr3, Tr4
Tr5

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Potensiometer
Potensiometer
Dioda
Transistor
Transistor

150k
180
22k
100 F/25V
33 F/10v
220 F/10V
10 F/25V
3,3 F/25V
0,1 F/50V
50kpF/50V
5 kpF/50V
20 kpF/50V
1 kpF
220 pF/50
33 pF/50V
B 100k
A 50k
ZD 18V
BC
109/sejenis
BC
107/sejenis

W
W
W
Elektrolit
Elektrolit
Elektrolit
Elektrolit
Elektrolit
Keramik
Keramik
Keramik
Keramik
Keramik
Keramik
Keramik

Sakelar S1 dan S2 berfungsi memilih jalur radio tape atau jalur magnetik
( jalur pick up ).
Jika input pre-amplifier dipasang R1 = 220k dan 200pf dapat
menghasilkan suara musik dan lagu yang bersih ketika kita
mempergunakan tape deck Sony. Tetapi jika sinyal suara tape deck
lainnya terlalu keras masuk ke input pre-amplifier Gambar 144 akan
menghasilkan mutu suara yang pecah ( sember ). Untuk memperbaiki
mutu suara tersebut resistor R1 diperbesar ukurannya misalnya 270k
atau lebih besar lagi sampai mencapai megaohm dengan mutu suara
yang bagus.
Jika sinyal suara tape deck lemah sehingga suara amplifier
menjadi kecil, maka untuk memperbesar suara amplifier tersebut hingga
keras dan baik mutu suaranya, kita dapat memperkecil perlawanan
resistor R1 sehingga arus sinyal suara dapat mengalir lebih besar.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 75

Dalam praktek reparasi, biasa dijumpai amplifier tersebut keras


tetapi pecah ( sember ) suaranya.
Untuk memperbaiki mutu suara tersebut, pada rangkaian bagian
R1 pre-amplifier itu harus dipasang resistor yang sesuai dengan
ukurannya sehingga mutu suara dapat ditingkatkan.
Jika rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada Gambar 144
sudah terpasang secara lengkap dan benar serta tegangannya sudah
sesuai, tetapi mutu suara masih sember, maka mutu suara dapat disetel
di Vr1 bagian pre-amplifier.
Untuk menghilangkan suara dengung yang tidak keras, kadangkadang power amplifier dan pre-amplifier serta pengatur nada dirancang
secara terpisah dengan memakai sumber tenaga yang terpisah. Sistem
pemasangan ini banyak diterapkan oleh pecinta sound system di Eropa
dan Amerika.
Pada prinsipnya tegangan DC volt basis emitor transistor silikon
pre-amplifier dan pengatur nada adalah 0,6 V ketika sedang
mengantarkan sinyal suara. Untuk menguji apakah pre-amplifier dan
pengatur nada masih baik atau masih bekerja, kita dapat memakai alat
penguji yaitu pelacak sinyal ( Gambar 94 ) dan injektor sinyal ( Gambar
95 ).

Cara mempergunakan kedua alat tersebut harus dikombinasikan.


Penjepit pelacak sinyal dijepit ke aarde amplifier. Testpen pelacak sinyal
dihubungkan ke kolektor atau emitor Tr3, Tr4, dan Tr5. Sedangkan
penjepit injektor sinyal dijepit ke aarde amplifier dan testpen injektor
sinyal disentuh ke basis transistor Tr1, maka pada earphone pelacak
sinyal akan terdengar suara sinyal jika pesawat tersebut tidak rusak.
Untuk jelasnya dapat dicoba sendiri.
Jika rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada Gambar 144
hendak digabungkan dengan power amplifier OCL 45 watt Gambar 128,
tidak terjadi masalah, karena tegangan sumber tenaganya sama besar,
dan kaki positif elco 3,3 f / 25 V Gambar 144 dapat disambung ke C7
power amplifier 45 watt Gambar 128 ( input power amplifier ).

DASAR DASAR
ELEKTRNIKA

Positif elco 3,3 f dan aarde ( sasis =


rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada.

0.1. 76

) merupakan output

Selanjutnya jika rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada


Gambar 144 hendak digabungkan dengan power amplifier Gambar 122,
Gambar 123, Gambar 126, Gambar 129, Gambar 131, Gambar 134, dan
Gambar 139, ukuran resistor Rx dan Ry Gambar 144 yang berfungsi
memberi tegangan DC volt dan arus DC pada rangkaian tersebut harus
dihitung.
Arus DC dalam ukuran mA pada titik A ke titik B dan titik C ke titik D
Gambar 144 dapat dihitung dengan rumus :
I=

E
R

. E pada gambar 144 adalah 35 V, Rx = 1k,


Ry = 3,3k.

Arus yang melalui resistor 1k adalah :


E
35
I.Rx =
X 1 mA. I.Rx =
1k
1

X 1 mA = 35 mA.

Sedangkan arus yang melalui resistor 3,3k adalah :


E

35

I.Ry =

X 1 mA. I.Ry =
3,3

X 1 mA = 10,6 mA.
3,3

Untuk menggabungkan pre-amplifier dan pengatur nada Gambar


144 dengan power amplifier OCL 200 watt ( Gambar 139 ), penahan
muka Rx dan Ry harus dihitung.
Diketahui E = 80 volt, I.Rx harus 35 mA. I.Ry harus 10,6 mA.
Jadi resistor Rx dan resistor Ry dapat dihitung sebagai berikut :
E
I=

E
I.R = E

R=

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 77

Rx yang bila dihubungkan ke DC 80 volt akan menghasilkan arus 35 mA


adalah :
80
Rx =

X 1k = 2,3k.
35

Ry yang dihubungkan ke DC 80 volt menghasilkan arus 10,6 mA adalah:


80
Ry =

X 1k = 7,6k
10,6

Pada waktu diadakan pengukuran dengan DC voltmeter ternyata :


Dari sasis (
) ke titik D terdapat tegangan 29 volt dengan arus
10,6 mA ( 0,0106 A ).
Dari sasis (
) ke titik B terdapat tegangan 19 volt dengan arus
35 mA ( 0,035 A ). Dengan demikian watt, Rx dan Ry pada Gambar 144
dapat dihitung dengan bantuan rumus : W = E X I.
Resistor Rx : ( 80 V 19 V ) X 0,035 A = 2,135 W
= 0,665 W +

Jadi resistor Rx sebesar 2,3k/


Dibulatkan menjadi 3 watt.

2,8 W

Resistor Ry : ( 80 V 29 V ) X 0,0106 A = 0,5406 W


29 X 0,0106 A
= 0,3074 W +
Jadi resistor Ry sebesar 7,6k /
Dibulatkan menjadi 1 watt.

0,848 W

Titik B ke sasis pada Gambar 144 sebesar DC 19 volt, menarik


arus 10 mA dari titik A ke titik B ( sudah diukur dengan DC mA ). Hal ini
berarti arus yang tersedia lebih besar sehingga rangkaian tersebut
bekerja dengan baik.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 78

Jika penggabungan power amplifier OCL 200 watt dengan preamplifier dan pengatur nada Gambar 144 tidak diterapkan seperti cara
diatas, dapat juga kita merakit beberapa power supply yang dibutuhkan
oleh masing-masing bagian suatu pesawat dengan mempergunakan
satu transformator tenaga sebagai sumber tegangannya.
Adapun rangkaian tersebut sebagai Gambar 145 berikut :

Gbr. 145. Pencatu daya DC volt untuk amplifier dan playback tape
G1, G2, G3 dan CT pada Gambar 145 bersambung pada satu aliran dan
dihubungkan dangan sasis ( aarde ) boks aluminium.
A-G1-B merupakan sumber tenaga untuk power amplifier 200 watt
Gambar 139.
E- G2 merupakan sumber tenaga untuk pre-amplifier playback tape
yang tegangan DC vltnya dapat diatur.
F-G3 merupakan sumber tenaga untuk rangkaian pre-amplifier dan
pengatur nada yang memakai transistor NPN Gambar 145.
H-I merupakan sumber tenaga DC volt untuk motor tape yang
tegangannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan motor tape tersebut
( dari DC 5 V 12 V ). Jadi tegangannya juga dapat diatur. Rangkaian
ini berguna untuk menstabilkan putaran motor tape sehingga tenaga
putarannya tetap.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 79

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2, R3,
R7, R8
R4, R5
R6

C1,C2

Resistor
Resistor

1k
10k

Resistor
Resistor

2k2
2k2

Kondensator

1W

C3, C5 C9
C4, C6
C7, C8

Kondensator
Kondensator
Kondensator

10.000
F/100V
(untuk 200
watt)
470 F/50V
10 F/50V
2,2 F/25V

Vr1

Potensiometer

10k

Vr2
D1, D2

Potensiometer
Dioda

2k
100V/2A

D3
D4, D5, D6,
D7
ZD1
ZD2

Dioda
Dioda
Dioda Zener
Dioda Zener

MDA 3504
1N
4002/100V
24 V
12 V

Tr1

Transistor

C 1061

Tr2
Tr3
Tr4, Tr5, Tr6

Transistor
Transistor
Transistor

BC 107
BC141
FCS 9014
D

(diberi
pendingin)

Jadi rangkaian pencatu daya Gambar 145 terdiri dari gabungan


beberapa sumber tenaga yang telah dibahas pada Bab IV.
Dengan mempergunakan prinsip kerja rangkaian sumber daya

Gambar 145, kita dapat menggabungkan beberapa bagian pesawat


amplifier dan playback tape deck.
Jika hendak menggabungkan power amplifier dengan preamplifier dan pengatur nada dalam suatu sumber tenaga DC volt, harus
diperhatikan cara pemberian polaritas tegangannya
Bagian-bagian suatu pesawat yang hendak digabungkan harus
dipilih rangkaian yang aarde-nya ( sasisnya ) mempunyai polaritas
tegangan yang sama, sehingga rangkaian-rangkaian pesawat yang
digabungkan dapat bekerja sama dalam menghasilkan suatu mutu suara
yang baik. Prinsip ini harus betul-betul diperhatikan baik dalam reparasi
maupun perakitan.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 80

Transformator tenaga Gambar 145 adalah CT 18V, 25 V, 32 V,


dan 60 V dengan arus 4 A 5 A. Di sampingitu terdapat tegangan 12 V /
1 A.
Pada waktu menggabungkan beberapa pesawat dalam satu boks
aluminium pemberian sumber tegangan DC volt yang dibutuhkan tiaptiap rangkaian pesawat tersebut harus betul-betul diperhatikan ;
pemberian tegangan tersebut sebaiknya jangan melebihi kebutuhannya
agar pesawat tersebut tahan lama umur pemakaiannya. Demikian juga
pemberian polaritas tegangan DC volt pada pesawat tidak boleh salah.
Tanda tegangan positif pada tiap-tiap rangkaian pesawat harus
dihubungkan ke tegangan positif sumber tegangan DC volt ( power
supply ).
Kebanyakan pesawat rusak karena terjadinya kesalahan dalam
memberikan polaritas tegangan DC volt dan kelebihan pemberian
sumber tegangan. Pemberian sumber tenaga pada suatu pesawat
sebaiknya sesuai dengan tegangan dan arus yang dibutuhkan pesawat
tersebut.
Pre-amplifier merupakan suatu penguat utama terhadap sinyal
suara yang lemah. Agar sinyal suara yang dikuatkan enak didengar,
maka pre-amplifier harus dirancang supaya mereproduksi frekuensi

suara tersebut. Oleh sebab itu untuk menghasilkan kembali frekuensi


suara agar enak didengar telinga.
Adapun beberapa rangkaian pre-amplifier tersebut antara lain :
a) Pre-amplifier untuk playback tape
b) Pre-amplifier untuk phono ( pick up )
c) Pre-amplifier untuk microphone ( mic ).
a) Pre-amplifier untuk playback tape
Pre-amplifier ini sudah dicoba penulis, ternyata suara yang
dihasilkan tape deck ini memuaskan, yaitu suara tinggi dan suara
rendah yang dihasilkan enak didengar.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 81

Pre-amplifier ini dihubungkan ke tape head dan dirangkai menjadi


satu dengan mekanik tape normal. Tape deck yang sudah terangkai ini
dihubungkan dengan pre-amplifier dan pengatur nada Gambar 144,
kemudian dikuatkan oleh power amplifier.
Bila suara yang dihasilkan tape deck ini kecil, dapat diperkeras
dengan memperkecil R1 rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada
Gambar 144. R1 tersebut diganti dengan resistor 12k. Sedangkan
pencatu daya pre-amplifier tape dan motor mekaniknya dapat memakai
sebagian rangkaian sumber daya Gambar 145.
Adapun rangkaian pre-amplifier untuk playback tape tersebut sebagai
Gambar 146 berikut :

Gbr. 146. Rangkaian pre-amplifier playback tape

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 82

DAFTAR KOMPONEN
Resistor

100k

Resistor

3,3k

Resistor

470

Resistor

330

Resistor

330k

Resistor

12k

Potensiometer

10k

Kondensator

100
F/25V
4,7
F/16V

Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah

1
buah
1
buah
1
buah
1
buah
3
buah
Tr1

Kondendasator

Kondendasator

10
F/16V
47
F/16V
0,01
F/50V
0,001
F/50V
100pF

Transistor

C 828

Tr2

Transistor

C 828

Elektrolit

Tr3

Transistor

C 644

elektrolit

1
buah

Tape head

Nivico

Kondendasator
Kondendasator
Kondendasator

Elektrolit
Elektrolit
Keramik
Keramik
keramik

Buah
Buah
Kondensator
Buah

Playback tape ( tape deck ) tersebut harus diberi tegangan stabil


sebesar DC 9 V 14 V. Oleh sebab itu pencatu daya yang cukup stabil
adalah regulator DC volt Gambar 103 yang dapat dipergunakan sebagai
sumber tenaganya. Sedangkan untuk menggerakkan putaran kaset,

motor mekanik tape diberi tegangan DC volt yang distabilkan, yaitu


regulator yang rangkaiannya terdapat pada Gambar 145.

Gbr. 147.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 83

Kaki a b tape head mono dihubungkan ke titik a-b pada rangkaian preamplifier playback tape ( Gambar 146 ).
Anak panah yang bersambung dengan resistor 470 ohm pada
Gambar 146 dihubungkan ke input R1 pada rangkaian pre-amplifier dan
pengatur nada Gambar 144.
Badan tape head dipasang dengan baut ke mekanik tape,
polaritas tegangan yang berkutub negatif pada playback tape harus
dihubungkan ke rangka besi mekanik tape agar suara yang dihasilkan
menjadi bersih. Sedangkan rangka besi mekanik dipasang dengan baut
ke sasis boks aluminium. Dengan demikian segala gangguan terhadap
suara yang dihasilkan amplifier diusahakan seminimumnya.
Pemasangan baut mekanik tape ke sasis boks aluminium harus
kencang agar suara yang dihasilkan menjadi bersih.
Untuk menguji apakah rangkaian pre-amplifier playback yang
sudah selesai dipasang sudah bekerja/belum, kita dapat memberi
tegangan DC volt yang dibutuhkan kemudian mengukur tegangan basis
emitor setiap transistor pada rangkaian tersebut. Rangkaian tersebut
akan bekerja bila basis emitor transistor tersebut sebesar DC 0,6 volt
untuk transistor silikon, oleh sebab itu basis emitor transistor yang sedan
menghantar frekuensi suara adalah DC 0,6 volt.

Gambar 146 adalah playback tape mono yang memakai tape


head mono ( Gambar 147a ). Jika hendak merancangnya menjadi
playback stereo, maka rangkaian pre-amplifier playback tape harus
dipasang satu unit lagi seperti Gambar 146 dan tape head-nya harus
diganti dengan tape head stereo yang berkaki empat buah ( Gambar
147b ).
Antara dua kaki tape head, baik tape head mono maupun tape
head stereo harus terdapat perlawanan sekitar 200 ohm hingga 500
ohm, serta antara badan tape head dengan salah satu kaki tape head
tidak boleh terjadi hubungan singkat.
Ciri-ciri diatas menunjukkan bahwa spul tape head dalam
keadaan baik. Jika salah satu kaki tape head tersebut berhubungan
singkat dengan badan tape head, maka tape tersebut tidak baik
mutunya.

DASAR DASAR
ELEKTRINIKA

0.1. 84

Tape head akan membangkitkan frekuensi suara yang jelek


mutunya jika bagian tape head yang bergesekan dengan pita sudah
terkikis cukup dalam sehingga suara yang dibangkitkan hanya nada
bass saja sadangkan suara tinggi ( treble ) tidak kedengaran. Bagian
tape yang bergesekan dengan pita harus sering dibersihkan dengan
kapas sehingga suara tape tersebut enak dinikmati.
Jika tape head sudah dibersihkan tetapi masih menghasilkan
suara yang rendah saja, maka tape head tersebut harus diganti dengan
yang baru dan sama ukuran ohmnya.
Sesudah membuat dua unit pre-amplifier playback tape dan
sudah berfungsi baik, maka kedua pasang kaki tape head stereo yang
mempunyai perlawanan ukuran ohm dihubungkan ke input pre-amplifier
playback tape masing-masing. Untuk mengurangi suara dengung, kabel
yang berhubungan dengan tape head harus memakai kabel mic
sehingga suara gangguan tersebut dapat disalurkan ke sasis boks
aluminium.
Mengenal cara pemasangannya dapat dipratekkan sendiri .
b) Pre-amplifier untuk phono ( pick up )

Pre-amplifier untuk phono ini dapat dirakit untuk meningkatkan


kualitas suara yang dihasilkan oleh phono.
Phono yang dipergunakan merupakan pickup deck yang tidak
dapat menghasilkan lagu atau musik tanpa dikuatkan amplifier.
Dengan memakai rangkaian phono dibawah ini, rangkaian phono
(Mag) Gambar 144 tidak kita pergunakan sebagai penguat pre-amplifier
phono, tetapi kita hanya menggunakannya sebagai penguat utama
playback tape Gambar 146.
Rangkaian di bawah ini memerlukan sumber tenaga DC 35,7 volt,.
Rangkaian pre-amplifier di bawah ini dikutip dari amplifier Marantz 1040.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Adapun rangkaian tersebut sebagai Gambar 148 tersebut :

0.1. 85

GBR. 148. Rangkaian ppre-amplifier phono

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 86

DAFTAR KOMPONEN
R

Resistor

8k2

C1

Kondensator

R1

Resistor

56k

C2

Kondensator

R2

Resistor

390

C3

Kondensator

R3

Resistor

68k

C4

Kondensator

R4

Resistor

18k

C5

Kondensator

R5
R6

Resistor
Resistor

47
270k

W
W

C6
C7

Kondensator
Kondensator

R7, R8

Resistor

390

C8

Kondensator

R9

Resistor

220k

C9

Kondensator

R10

Resistor

22k

Tr1, Tr2

Transistor

R11

Resistor

330k

ZD1

Dioda Zener

4,7
F/25V
50
pF/50V
1000
pF/50V
50
pF/50V
200
F/50V
1 F/50V
100
F/10V
0,01
F/50V
0,033
F/50V
2 SC
1327
34 V

Elektrolit
Keramik
Polyster
Polyster
Elektrolit
Elektrolit
Elektrolit
Polyster
polyster

Rangkaian pre-amplifier phono Gambar 148 merupakan


rangkaian pre-amplifier mono. Jika ingin merangkai sistem stereo harus

merangkai satu unit lagi seperti rangkaian tersebut di atas. Pencatu


daya untuk rangkaian pre-amplifier phono dapat disambung ke tegangan
positif 45 V Gambar 144 dan sasisnya disatukan dengan sasis Gambar
144. Polaritas negatif elco 1 f / 50 V dihubungkan ke kaki sakelar S3
pada Gambar 144.
Cara menguji bekerjanya rangkaian tersebut sama dengan cara menguji
rangkaian pre-amplifier playback tape.
Jika transistor 2 SC 1327 tidak dijual di toko elektronika, boleh diganti
transistor silikon sejenisnya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 87

c) Pre-amplifier untuk microphone


Microphone pre-amplifier ( pre-amplifier untuk microphone )
berfungsi mengubah suara menjadi frekuensi suara dan meneruskan ke
amplifier dan loudspeaker sehingga suara tersebut terdengar lebih
keras.
Microphone pre-amplifier yang baik mutunya harus dapat
membangkitkan frekuensi suara yang bersih dan jelas sehingga suara
penceramah dapat diperkeras dengan amplifier dan diteruskan ke
pengeras suara ( loudspeaker ).
Microphone dapat menghasilkan mutu frekuensi suara yang yang
jelas dan enak didengar selanjutnya kita dapat menguatkan lagi dengan
amplifier dan loudspeaker untuk dimanfaatkan dalam ceramah-ceramah
maupun dalam pesta.
Salah satu microphone pre-amplifier yang baik mutunya dapat dirakit
dengan rangkaian sebagai Gambar 149 berikut :

Gbr. Rangkaian microphone pre-amplifier

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 88

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R10
C1, C3, C7
C2
C4, C8
C5
C6
Tr1
Tr2
Tr3

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Transistor
Transistor
Transistor

150k
15k
100k
470k
180k
27k
4k7
47k
15k
180k
4,7 F/25V
200 pF
100 F/50V
0,01 F/50V
0,005 F/50V
FCS 9014
FCS 9015
FCS 9014

W
W
W
W
W
W
W
W
W
W
Elektrolit
Polyster
Elektrolit
Polyster
Polyster

Rangkaian tersebut dapat bekerja bila tegangan mencapai DC 9


V dengan arus di titik A lebih besar dari 2 mA. Dengan demikian Rm

dapat dihitung dengan rumus nomor 7 :


E
R=
, jadi I ( arus dalam mA ) tergantung E ( tegangan ) dan
Rm. I
Jika rangkaian di atas disambung ke tegangan DC 35 V pada
rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada Gambar 144, maka Rm
adalah :
E
Rm =
, jika I yang dibutuhkan adalah 2,25 mA, maka
I
35
Rm =

X 1k = 15,56k
2,25

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 89

Sedangkan resistor yang dijual di kebanyakan toko 15k. Oleh


sebab itu, kita memakai resistor 15k.
Jadi Rm akan sebesar 3,9k hingga 15k jika rangkaian microphone
pre-amplifier ke tegangan DC 9 volt hingga 35 volt. Tentu saja resistor
Rm ditentukan ukurannya sesuai dengan perhitungan di atas agar
rangkaian tersebut berfungsi dengan baik.
Jika hendak dirakit menjadi stereo, maka harus dibuat satu unit
lagi rangkaian microphone pre-amplifier sehingga suara yang dihasilkan
dapat terpisah dan berbeda. Cara menguji bekerjanya rangkaian sama
dengan cara menguji rangkaian pre-amplifier lainnya.
Condenser mic yang polos berbentuk silinder sebesar tutup pasta
gigi kecil, terdiri dari tiga kaki. Pada waktu memasangnya ke rangkaian
pre-amplifier Gambar 149, boleh dipilih dua kaki yang sesuai dengan
frekuensi suara yang dihasilkan. Jadi pilih dua kaki yang menghasilkan
frekuensi suara yang jelas dan bersih.
Untuk praktek perakitan, condenser mic yang polos dapat diberi
kotak dengan bekas kotak hair spray.
Adapun bentuk condenser mic sebagai Gambar 150 berikut :

Gbr. 150. bentuk condensator mic


Pada saat uji coba rangkaian microphone pre-amplifier Gambar
149, kita dapat memakai regulator sebagai sumber tenaganya.
Regulator yang dipakai tersebut harus dapat diatur tegangan DC voltnya
sehingga diperoleh mutu suara yang baik.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 90

Setelah microphone pre-amplifier dapat menghasilkan mutu suara


yang baik melalui amplifier dan loudspeaker, maka Rm Gambar 149
dipisahkan dari sambungan titik A, kemudian kedua terminal tersebut
dihubungkan DC mA untuk mengukur besarnya arus yang dibutuhkan
arus yang dibutuhkan rangkaian tersebut serta mengukur tegangan DC
volt antara titik A ( kutub positif ) dengan sasis ( kutub negatif ).
Sesudah mengetahui besarnya tegangan dan arus yang
dibutuhkan microphone pre-amplifier tersebut, kita dapat menentukan
Rm.
Merakit suatu power supply tersendiri untuk sumber tenaga
microphone pre-amplifier merupakan suatu pekerjaan yanf kurang
efisien, karena diperlukan banyak biaya tambahan, oleh sebab itu biaya
harus ditekan serendah-rendahnya dalam mentediakan sumber tenaga
untuk rangkaian tersebut tanpa mengurangi mutu pesawat tersebut.
Salah satu cara adalah memakai penahan muka Rm untuk menurunkan
tegangan dan arus agar sesuai dengan kebutuhan sumber tenaga
tersebut. Cara lain untuk menghemat biaya tambahan adalah memakai

sistem pembagian tegangan dan arus, kemudian menguatkan arusnya


dengan transistor. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Rumus : ( 30 )
R1
a) VR1 =

X Vsd
R1 + R2 + R3
R2

b) VR2 =

X Vsd
R1 + R2 + R3
R3

c) VR3 =

X Vsd
R1 + R2 R3

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 91

DAFTAR KOMPONEN
R1 Resistor 4k7
W
R2 Resistor 3k3
W
R3 Resistor 6k8
W
Tegangan sumber Vsd = 35 V

Jika diketahui Vsd ( tegangan sumber daya / sumber tenaga ) maka :


4,7k
VR1 =

X 35V = 11,12 volt.


4,7k + 3,3k + 6,8k
3,3k

VR2 =

X 35V = 7,80 volt.

4,7k + 3,3k + 6,8k


6,8k
VR3 =

X 35V = 16,08 volt.

4,7k + 3,3k + 6,8k


Jumlah seluruh tegangan

= 35

volt.

Prinsip pembagian tegangan oleh resistor dapat kita manfaatkan untuk


memberi sumber tenaga pada pre-amplifier yang membutuhkan
tegangan berarus kecil. Untuk memanfaatkan rangkaian diatas, kita
dapat menambahkan sebuah transistor sehingga arusnya dapat
diperbesar.
Untuk memudahkan perhitungan, R2 dan R3 dijumlahkan dan dinamai
Ra.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 92

Agar lebih jelas cara perhitungan yang dapat diterapkan dalam praktek
perakitan, perhatikan penjelasan di bawah ini.
Diketahui bahwa rangkaian pre-amplifier playback tape Gambar
146 dapat berfungsi baik bila diberi tegangan arus DC 9 V 14 V / 7,45
mA. Rangkaian ini harus digabungkan dengan rangkaian Gambar 144
yan bersumber tegangan DC 35 V.
Sunber tenaga yang dirakit ini sebelum diberi beban pre-amplifier
playback tape berdasarkan perhitungan bertegangan sebesar DC 23,88
volt. Tetapi setelah dibebani rangkaian pre-amplifier playback tape,
tegangan turun menjadi DC 14 volt karena pesawat pre-amplifier
menarik arus.
Untuk memberi sumber tenaga pada pre-amplifier tersebut, harus
tersedia tegangan arus 23,88 volt / 7,45 mA sebelum dibebani pesawat
tersebut. Tegangan sumber yang hendak digabungkan DC 35 V. Jadi
R1 dan Ra dapat dihitung sebagai berikut :
V
R1 =

35
. R1 =

X 1k = 4,7k

7,45

Vra diharuskan 23,88 volt.


Dengan sendirinya VR1 = 35 V 23,88 V = 11,12 V.
Supaya Vra = 23,88 V, resistor yang dipasangkan =
R1
X 35 V = 11,12
R1 + Ra
4,7
X 35 = 11,12
4,7 + Ra
164,5
= 11,12
4,7 + Ra

0.1. 93

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

164,5 = 11,12 ( 4,7 + Ra)


164,5 52,26 = 11,12 Ra
112,24
Ra =
= 10,09k.
11,12
Rumus yang dipakai untuk menghitung ukuran resistor 10,09k adalah
rumus 18 dan 19. Dalam praltek resistor tersebut adalah 10k.
Adapun rangkaian sumber tenaga tersebut sebagai berikut :
DAFTAR KOMPONEN
Resistor
Resistor
Resistor

4k7
10k
10

W
W
W

tegangan DC volt yang


ada di kedua ujung kaki
R1
tegangan DC volt yang

ada di kedua ujung Ra


DC 23,88 V sebelum
diberi beban sama
dengan tegangan DC
kedua ujung kaki Ra

Gbr. 152. sumber daya untuk pre-amplifier playback tape


Bila V1 = DC 23,88 V diberi beban pre-amplifier playback tape,
akan turun menjadi DC 14 V dengan arus lebih besar dari 7,45 mA.
Rangkaian Gambar 152 dapat juga dipergunakan untuk sumber tenaga
microphone pre-amplifier Gambar 149 dengan mencari Rm yang sesuai.
Untuk memperoleh tegangan yang stabil Ra pada Gambar 152
dapat diganti dengan dioda zener ( ZD 12 V ). Sedangkan resistor
lainnya juga diubah. Adapun rangkaian dasar tersebut sebagai berikut :

0.1. 94

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
R4
C1
C2
C3
ZD1
Tr1

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Dioda Zener
Transistor

47
10
3k3
100
100 F/50V
220 F/50F
220 F/50V
ZD 12V
2SC
1509/sejenis

W
W
W
Elektrolit
Elektrolit
Elektrolit

Gbr. 153. Sumber daya berarus kecil yang distabilkan


Rangkaian dasar Gambar 153 dapat dihubungkan ke tegangan DC
48 V dengan mengubah dioda zener untuk memperoleh tegangan yang
dibutuhkan.
5.3. Stereo Amplifier

Stereo Amplifier adalah gabungan 2 buah amplifier mono yang


ditempatkan pada satu boks amplifier dengan mempergunakan sumber
tenaga yang sama. Fungsi stereo amplifier adalah menguatkan dua jalur
frekuensi yang berbeda bunyinya yang berasal dari tape deck stereo atau
pickup stereo ataupun berasal dari dua sumber suara yang berbeda,
sehingga suara yang dikuatkan berbeda bunyinya antara loudspeaker kiri
dan loudspeaker kanan. Perbedaan suara ini terjadi karena input yang
masuk ke amplifier terdiri atas dua jalur suara. Jika input yang masuk
hanya satu jenis suara, maka kedua loudspeaker akan sama bunyinya.
Pada prinsipnya satu pesawat stereo amplifier terdiri dari dua buah
power amplifier dan dua buah pre-amplifier yang terpisah serta dua unit
pengatur nada yang tergabung atau sebagian dipisahkan cara pengaturan
frekuensi suaranya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 95

Pada bagian pengatur nada stereo amplifier terdapat :

Volume yang berfungsi mengatur besar-kecilnya suara yang


dihasilkannya.
Balance yang berfungsi mengatur keseimbangan suara antara
loudspeaker kiri dan loudspeaker kanan yang dihasilkan masingmasing sumber suara,
Treble berfungsi mengatur suara tinggi amplifier, dan
Bass berfungsi mengatur suara rendah amplifier.

Di dalam praktek reparasi dan perakitan ditemukan cara


menggabungkan dua amplifier mono menjadi sebuah stereo amplifier yang
dapat dijelaskan dan digambarkan pada uraian berikut :

Pengatur volume dan pengatur balance bergabung pada


satu sumbu pengatur dan masing-masing treble dan bass terpisah
sumbu pengaturnya.
Adapun diagram campuran untuk pemasangan pengatur volume dan
balance secara berdekatan pada stereo amplifier dapat dilihat pada
Gambar 154.

Gbr. 154. diagram pemasangan pengatur volume dan balance secara


berdekatan pada stereo amplifier
DAFTAR KOMPONEN
C1, C2
R1, R2
Vr1
Vr2

Kondensator
Resistor
Potensiometer
Potensiometer

Ld1, Ld2

Loudspeaker

0,2 F/50V
4k7
A 50k (ganda)
B 50k (pengatur
balance)
8 ohm

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 96

Untuk mempermudah cara pemasangan stereo amplifier, kita


harus mempelajari dan membandingkan rangkaian pre-amplifier dan
pengatur nada Gambar 144 dan menghubungkannya dengan salah satu
power amplifier, misalnya power amplifier Gambar 128.
Vr2 diputar ke arah jarum jam berarti suara power amplifier kiri
menjadi besar, sedangkan bila Vr2 diputar ke arah berlawanan jalannya
jarum jam berarti suara power amplifier kanan yang menjadi kecil.
Agar lebih jelas pengertiannya, pratekkanlah cara pemasangan
stereo amplifier seperti yang tergambar pada Gambar154.
Diagram campuran untuk pemasangan pengatur volume yang
disatukan pada satu sumbu putaran ( potensiometer ganda yang
bertingkat dua ) dan pemasangan balance berada diantara bass / treble
dan power amplifier.

Gbr. Diagram pemasangan pengatur volume dan balance secara


berjauhan pada stere amplifier.
DAFTAR KOMPONEN
C1, C2, C5, C6
C3, C4
Vr1
Vr2
Ld1, Ld2
R1, R2

Kondensator
Kondensator
Potensiometer
Potensiometer
Loudspeaker
Resistor

0,1 F/50V
3,3 F/25V
A 50k
B 50k (pengatur balance)
8 ohm
4k7

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 97

Vr1 diputar ke arah putaran jarum jam berarti memperbesar suara


loudspeaker dan sebaliknya memperkecilnya.
Perhatikanlah baik-baik cara pemasangannya sehingga pada saat
praktek reparasi dan perakitan tidak terjadi kesalahan.
Pengatur volume, pengatur treble, dan pengatur bass memakai
potensiometer ganda masing-masing sedangkan cara pemasangan
balance seperti cara pemasangan diatas.
Jadi jika ingin mendengarkan bunyi treble cukup memutar
potensiometer ganda untuk mengatur treble; demikian juga untuk
mendengarkan suara bass cukup memutar potensiometer ganda untuk
pengatur bass. Pada waktu pemasangan stereo amplifier bagian treble,
kedua jalur treble tersebut dipasangkan pada satu potensiometer ganda
seperti memasang bagian volume stereo amplifier. Demikian juga cara
pemasangan bagian bass stereo amplifier tersebut.
Sedangkan apakah hendak menambah sakelar tambahan pada
stereo amplifier, tergantung kepada kehendak si perancang. Sistem
pemasangan stereo amplifier boleh diubah-ubah, asal prinsip kerjanya

tidak bertentangan dengan teori elektronika.


Untuk menghasilkan suara yang bersih, susunan komponen tiaptiap bagian stereo amplifier dalam boks amplifier pada saat perakitan
perlu juga diperhatikan.
Adapun susunan komponen tiap-tiap bagian dari stereo amplifier
dalam boks amplifier sebagai berikut :
Transformator
Tenaga dan
power supply

Pendingin
dan power
amplifier

Pengatur
nada

Pre
amplifier

Gambar 156. Diagram blok susunan komponen tiap tiap bagian stereo amplifier dalam
.
boks amplifier.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 98

Transformator tenaga harus diletakkan di sebelah kiri, merupakan


nomor satu dalam urutannya. Selanjutnya nomor 2 dari sebelah kiri
adalah rangkaian power supply. Urutan nomor ketiga adalah lembaran
pendingin dan rangkaian power amplifier. Urutan nomor empat adalah
pengatur nada dan sesudah itu pre-amplifier.
Seterusnya susunan bagian muka boks stereo amplifier dapat
diatur sebagai berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 99

Untuk jelasnya pelajarilah sistem kerja kedua saklar tersebut


sebelum dipergunakan dengan multimeter atau AVO-meter.
Saklar geser dapat dipergunakan untuk memadamkan dan
menghidupkan pesawat yang memakai tegangan AC V maupun
tegangan DC V. Penggunaannya dapat disesuaikan dengan keperluan
suatu rangkaian pesawat.
Saklar nomor 15 pada Gambar 157 dipergunakan untuk
pemindahan jalur stereo ke jalur mono.
Untuk mengurangi suara dengung stereo amplifier, harus
diperhatikan beberapa hal :

Kondensator elektrolit dari pencatu daya harus cukup besar


kapasitasnya ; untuk stereo sebaiknya memakai elco 4.700 F/50V
pada amplifier 30 watt hingga 70 watt. Sedangkan untuk amplifier
200 watt hingga 300 watt, elco-nya dari 10.000 f/100 V hingga
20.000 f/100 V.

Kabel-kabel yang berhubungan dengan pre-amlifier dan


dihubungkan ke switch channel nomor 12 Gambar 157 harus
memakai kabel mic stereo yang ber-aarde dan dihubungkan ke sasis
dengan memakai kaki aarde yang dikencangkan baut.

Mur potensiometer harus dipasang kencang pada bagian muka


boks amplifier yang terbuat dari lembaran aluminium. Semua
potensiometer harus berhubungan singkat dengan sasis boks
aluminium. Jadi semua aarde rangkaian pesawat harus dipasang
secara kencang pada sasis.

Semua kabel harus disusun secara rapi dan menempel pada


sasis boks dengan lern kayu. Pada waktu percobaan tidak perlu
memberi lem pada kabel tersebut.

Untuk melindungi loudspeaker dari kerusakan karena kejutan suara


power amplifier maka amplifier tersebut harus memakai speaker
protector Gambar 141, jika power amplifier itu di atas 30 watt hingga 300
watt.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 100

Jika pada stereo amplifier hendak dipasang headphone berukuran


besar agar pada waktu malam kita dapat menikmati lagu tanpa
menggangu tetangga, maka pada bagian muka boks stereo amplifier
harus dibuat sebuah lubang sebesar jack phone stereo dan pada waktu
memasangnya bagian output power amplifier yang hendak dihubungkan
dengan loudspeaker headphone harus diberi sebuah resistor 150 ohm
untuk speaker masing-masing headphone. Dalam sistem pemasangan
diusahakan agar loudspeaker yang memakai boks berhenti suaranya
pada saat jack stereo headphone masuk ke lubang jack phone pada
bagian muka boks stereo amplifier tersebut.
Amplifier yang cacat suaranya mungkin terjadi karena salah satu
transistornya bocor, misalnya transistor power amplifier yang diberi
pendingin. Bocornya suatu transistor sulit diukur, karena transistor
tersebut masih menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu dalam praktek
reparasi kita harus mengganti transistor yang diduga bocor tersebut
dengan yang baru.
5.5. Rangkaian Peraga VU-meter dan Led

VU-meter dan lampu hias led dapat dilengkapi pada boks stereo
amplifier Gambar 157.
Adapun rangkaian VU-meter dan lampu hias led tersebut sebagai
Gambar 159 dan 160 :

Gbr. Rangkaian penguat VU-meter

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 101

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2

Resistor
Resistor

33k
47k

W
W

C2
C6, C7

Kondensator
Kondensator

R3,
R4
R5
R6
R7
C1

Resistor

4k7

C3

Kondensator

4,7 F/50V
0,04
F/50V
0,1 F/50V

Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator

270
68k
10
2,2 F/50V

W
W
W

C5, C4
Vr1
Vr2
Tr1, Tr2

Kondensator
Potensiometer
Potensiometer
Transistor

200 pF/50V
5k
10k
BC 107

Karena amplifier tersebut berbentuk stereo maka rangkaian peraga VUmeter harus dua pasang.
Rangkaian peraga VU-meter Ganbar 159 dapat dipergunakan
generator sinyal. Generator sinyal dapat dipakai untuk mengukur sinyal
frekuensi antara ( frekuensi menengah ) di output MF.
Untuk jelasnya lakukanlah cara pengukuran tersebut agar diperoleh

pengertian tentang cara membedakan rangkaian MF yang masih


berfungsi baik dan yang sudah rusak. Rangkaian MF yang rusak
biasanya tidak menimbulkan sinyal denyutan pada VU-meter ketika
tuning gelombang diputar. Jadi pointer meter diam saja. Jika ada sinyal
masuk ke bagian penguat IF, maka pointer VU-meter generator sinyal
akan bergerak-gerak ketika kita menguji rangkaian frekuensi menengah
( IF ) tersebut.
Agar rangkaian tersebut menjadi sebuah pesawat penguji, maka
rangkaian tersebut dapat kita rangkaikan pada sebuah kotak aluminium
dengan bagian input dan kaki soket rangkaian Gambar 159 dihubungkan
dengan testpen sesuai dengan jumlah testpen yang dibutuhkan; bagian
input rangkaian tersebut boleh dipergunakan untuk mengukur sinyal preamplifier, cara penggunaannya dapat digabungkan injektor sinyal
Gambar 95. Injektor sinyal berfungsi sebagai pembangkit denyutan
sinyal sedangkan generator sinyal sebagai penerima sinyal yang
dibangkitkan.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 102

Jika pada rangkaian yang diuji terdapat denyutan sinyal ketika


bagian yang hendak diperiksa diuji, maka dapat disimpulkan bahwa
rangkaian yang diuji masih berfungsi baik dan jika tidak ada denyutan
berarti bagian yang diuji tersebut rusak. Tentu saja pada saat menguji
suatu rangkaian pesawat perlu diketahui mana bagian input dan bagian
output-nya, oleh sebab itu praktek reparasi dan perakitan perlu
dilakukan.
Pada saat memasang rangkaian penguat VU-meter, input-nya
harus dihubungkan ke output power amplifier bagian loudspeaker.
Rangkaian penguat VU-meter dapat juga dipergunakan untuk menghias
playback tape deck yang dirakit sendiri.
Adapun lampu hias led yang dapat dirakit untuk menghias
amplifier adalah sebagai Gambar 160 berikut :

DAFTAR KOMPONEN
R1
R2
R3
R4
R5

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor

1
390
330
220
150

W
W
W
W
W

R6
R7
C1,C2
D1-D2

Resistor
Resistor
Kondensator
Dioda

56
33
220 F/50V
1 N 4002

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

W
W

0.1. 103

Led dapat diuji dengan batu baterai 3 V yang diseri dengan


sebuah resistor 2,2k. Rangkaian lampu hias led tidak perlu diberi
tegangan listrik tambahan karena rangkaian tersebut mendapat
tegangan AC volt yang dibangkitakan power amplifier.

PEMANCAR MINI
DAN RADIO PENERIMA
Pemancar merupakan suatu pesawat yang dipergunakan untuk
menyiarkan informasi musik, dan lagu kepada pendengar atau kepada
instansi tertentu.
Agar suara yang berupa frekuensi rendah dapat disiarkan melalui
pemancar, terlebih dulu harus diubah dengan pesawat pemancar agar
menjadi getaran listrik yang berfrekuensi tinggi. Hal ini disebabkan

frekuensi yang rendah tidak dapat membawa suara tersebut sampai


jarak jauh. Hanya frekuensi tinggi ( high frequency = HF ) atau frekuensi
radio ( radio frequency = RF ) yang dapat membawanya ke penjuru
dunia.
Proses mengubah frekuensi rendah yang berupa suara-suara
musik, lagu dan pembicaraan menjadi frekuensi tinggi disebut
bermodulasi.
Getaran frekuensi tinggi yang dipancarkan oleh pemancar dengan
membawa sifat-sifat dan unsur-unsur frekuensi rendah dinamakan
carrier frequency ( frekuensi pembawa ) atau frekuensi dukung.
Frekuensi tinggi yang dipancarkan pesawat pemancar malalui antena
tinggi mengandung sifat-sifat dan unsur-unsur frekuensi rendah
dinamakan modulated wave atau getaran modulasi. Getaran modulasi
inilah yang mendekati radio penerima.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 104

Pesawat radio penerima merupakan suatu pesawat yang


dipergunakan menerima frekuensi radio yang dipancarkan pemancar,
kemudian diubah menjadi frekuensi rendah yang dapat didengar dan
dinikmati oleh telinga.
Untuk
mendengar
siaran
radio
harus
ada
yang
menyelenggarakannya.
Siaran radio biasa diselenggarakan oleh
instansi pemerintah yang mewakili suatu negara tau diselenggarakan
oleh swasta.
Gelombang-gelombang frekuensi radio banyak
dipancarkan oleh pemancar-pemancar yang ada di seluruh dunia.
Oleh sebab itu untuk menerima siaran-siaran tersebut pesawat
radio penerima kita harus berkualitas baik. Adapun pesawat radio yang
baik mutunya adalah pesawat radio super heterodyne. Pesawat radio
yang dibuat dari transistor dan IC transistor ini sudah banyak beredar di
masyarakat, misalnya radio saku, radio transistor 3 band, radio transistor
4 band.

Agar jelas bagaimana proses kerja radio superheterodyne,


perhatikan penjelasan di bawah ini !
Getaran modulasi yang dipancarkan oleh salah satu pemancar
akan menimbulkan getaran antena dan diterima oleh bagian osilator, jika
getaran tersebut hampir sama dengan frekuensi tinggi yang
dibangkitkan oleh osilator pesawat radio penerima yang kita namakan
getaran osilator.
Getaran frekuensi osilator dapat diubah-ubah dengan memutar
kondensator variabel melalui tuning gelombang pada radio penerima.
Kedua getaran frekuensi tinggi tersebut ( getaran antena dari
modulasi pemancar dan getaran osilator ) dicampur oleh bagian
pencampur ( mixer ) yang dilakukan oleh rangkaian transistor
pembangkit frekuensi. Hasil pencampuran tersebut membangkitkan
frekuensi antara ( intermediate frequency = MF ) sebesar 455 Kc/s
( Kilocycle/second ).

DASAR DASAR
ELEKTRNIKA

0.1. 105

Frekuensi 455 Kc/s merupakan frekuensi yang paling baik dan


dapat diterima oleh rangkaian penguat frekuensi menengah yang
tugasnya dilakukan oleh transistor dan transformator MF.
Setelah frekuensi 455 Kc/s dikuatkan oleh rangkaian penguat
frekuensi menengah, maka dideteksi oleh bagian detektor menjadi
frekuensi rendah sehingga dapat menggetarkan udara melalui
loudspeaker kecil.
Walaupun kita sudah dapat mendengar suara musik atau lagu
sesudah dideteksi oleh bagian detektor, suara yang dihasilkannya masih
kecil, oleh sebab itu perlu dikuatkan oleh bagian penggerak ( driver )
dan seterusnya dikuatkan oleh penguat akhir atau dapat juga dari
detektor dikuatkan dengan pre-amplifier, kemudian diteruskan ke
pengatur nada dan power amplifier serta melalui loudspeaker diubah
menjadi getaran udara yang dapat didengar kita.

Agar lebih jelas mengenai pengertian tentang cara kerja bagian


osilator radio penerima, ikutilah analisis sebagai berikut :
Misalnya Pemancar X memancarkan frekuensi radio 9 Mc/s
( gelombang 33,3 m ). Sedangkan penguat frekuensi menengah hanya
dapat menerima dan meneruskan frekuensi 455 Kc/s ke bagian detektor
untuk dideteksi menjadi frekuensi rendah yang dapat menggetarkan
udara melalui loudspeaker.
Untuk memperoleh 455 Kc/s, osilator harus diusahakan
membangkitkan frekuensi yang dapat dihitung sebagai berikut :
Frekuensi tinggi yang dibangkitkan osilator dimisalkan = x Kc/s.
9 Mc/s = 9.000 Kc/s.
Gelombang radio dalam ukuran meter dapat dihitung dengan rumus :
300.000

300.000
X 1m =

X Kc/s

X 1 m = 33,3 m.
9.000

DASAR DASAR
ELEKTRNIKA

0.1. 106

Jadi osilator harus dapat membangkitkan frekuensi tinggi sebesar :


X = 9.000 Kc/s 455 Kc/s.
X = 9.000 Kc/s + 455 Kc/s = 9455 Kc/s.
X = 9.000 Kc.s - 455 Kc/s = 8545 Kc/s.
Agar diperoleh frekuensi menengah sebesar 455 Kc/s osilator
radio harus membangkitkan frekuensi setinggi 8545 Kc/s atau 9455
Kc/s.
Selisih frekuensi yang dibangkitkan osilator dengan frekuensi pemancar
merupakan frekuensi antara ( frekuensi menengah) yang akan dikuatkan
oleh penguat frekuensi menengah dan kemudian diteruskan ke bagian
detektor untuk menjadi frekuensi rendah.
Pemancar Mini
Pemancar yang dapat dirakit pada rangkaian di bawah ini adalah

pemancar FM ( frequency Modulation ) dan pemancar MW / SW.


Adapun rangkaian pemancar FM yang dapat memancarkan siaran
musik dan lagu secara bersih terdapat pada Gambar 161.

Gbr. 161. rangkaian pemancar FM

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 107

DAFTAR KOMPONEN
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Rx
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
VC
2g
9g
2 buah

Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Kondensator
Variabel
kondensator
Spul antena
Spul antena
transistor

3k3
330
10k
20k
390
2,2 F/16V
1 F/16V
10 pF
0,0022 F
470 pF

W
W
W
W
W
Elektrolit
Elektrolit
Polyster

2 gulungan
9 gulungan
C829

Gelombang pemancar dapat dipindahkan jika terganggu oleh


pemancar resmi. Caranya dengan memutar variable condensator.

Jarak jangkauan pemancar sekitar 8 m jika antena Cuma 70 cm. Jika


antena dipertinggi, dapat mencapai jarak yang agak jauh.
Rangkaian pemancar FM di atas jika dihubungkan dengan preamplifier playback tape Gambar 146 dapat memancarkan suara yang
bersih. Untuk memancarkan suara musik dan lagu yang bersih tidak
diperlukan amplifier, cukup memakai pre-amplifier playback tape
Gambar 146.
Rangkaian di atas bila dihubungkan dengan kondensator mic
dapat dipergunakan untuk ceramah dengan memakai radio FM sebagai
penerimanya, Setelah diterima radio FM, suara tersebut diperkeras
dengan amplifier.
Jika kita ingin memperoleh gelombang pemancar yang stabil VC
470 pf boleh dilepaskan dan diganti dengan kondensator keramik 10 pf /
50 V ( kondensator tetap ). Hasilnya pemancar tersebut dapat diterima
pada radio penerima FM dengan frekuensi radio 88 Mhz -108 Mhz.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 108

Antena yang dipasang tidak boleh menempel pada dinding beton


berangka besi. Sumber tenaga yang dipergunakan adalah batu baterai
6 volt atau memakai power supply DC volt gambar 113 atau regulator
DC volt Gambar 109. Untuk pemancar sebaiknya memakai batu baterai,
karena pemancar biasanya memerlukan tegangan yang betul-betul
stabil.
Kalau pemancar tersebut hendak dipergunakan untuk menyiarkan
suara musik atau lagu dan suara penyiar maka kita dapat dapat
memasang sebuah saklar geser ( Gambar 156b ) sebagai pemindahnya
atau memakai potensiometer sebagai pembagi sinyal suara musik dan
suara penyiar. Mengenai cara pemasangan potensiometer, sama
dengan cara pemasangan pengatur balance pada stereo amplifier.
Cara menggulung spul pemancar harus sesuai dengan putaran
jarum jam. Mulai dari yang terpanjang ( 9 gulungan ) dan kemudian
diakhiri dengan 2 gulungan. Jarak antara gulungan 1 mm.

Gbr. 162. rangkaian ppemancar MW/SW

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 109

DAFTAR KOMPONEN
2
buah
1
buah
1
buah
1
buah
Vr
2
buah

Resistor

820

Resistor

6k8

Resistor

470k

Resistor

680

Potensiometer
Kondensator

50k
1
F16/V

1
buah
1
buah
1
buah
1
buah

Kondensator
Kondensator
Kondensator

10
F/16V
150
pF/50V
1.000
pF/50V

Eletrolit
Polyster
polyster

Variabel
kondensator

470 pF

elektrolit

2 buah resistor 820 ohm digunakan sebagai pembagi tegangan


untuk sumber tenaga rangkaian pembangkit frekuensi radio pemancar. 1
buah resistor 6,8k, 1 buah resistor 470k, dan 1 buah resistor 680 ohm.

Semua resistor adalah watt, sebuah variabel resistor ( VR ) sebesar


50k ohm digunakan untuk memperkecil sinyal suara yang masuk ke
pemancar, agar suara yang dipancarkan tidak pecah, jika kita memakai
amplifier. Jika tidak memakai amplifier, VR 50k ohm dan 1 f/16 V boleh
dilepaskan dan pre-amplifier playback tape tersebut langsung disambung
ke basis transistor FCS 9013 dengan memperhatikan polaritas tegangan
DC kedua rangkaian tersebut.
Untuk menggabungkan kedua rangkaian tersebut boleh digunakan
berbagai cara pemberian tegangan seperti yang dijelaskan pada teori bab
sebelumnya. Elco yang dipergunakan : 1 buah 10 f/16 V, 2 buah 1f16
V. Kondensator keramik yang dipergunakan 1.000 pf/50 V ( 1 buah ) dan
1 buah 150 pf untuk dihubungkan ke antena pemancar. Antena
pemancar dengan tinggi 2 meter dapat memancarkan siaran yang
bersih sejauh 20 meter. Pemancar dapat mencapai jarak yang lebih jauh
jika antena dipertinggi.
Untuk antena pemancar boleh digunakan bekas kawat email yang
tidak dipakai lagi.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 110

Transistor yang dipergunakan untuk membangkitkan frekuensi


tinggi ( frekuensi radio ) adalah C 829. Sedangkan FCS 9012 berfungsi
rangkap yaitu memberi tegangan yang dibutuhkan C 829 untuk
membangkitkan frekuensi radio pemancar dan sebagai penguat sinyal
suara ( perhatikan keadaan rangkaian tersebut ).
Spul antena digulung pada koker dengan garis tengah koker 1
centimeter. Antar gulungan jaraknya 1 milimeter. Tebal kawat email
yang dipergunakan adalah 0,5 milimeter. Banyaknya gulungan dapat
terdiri dari 10 gulungan atau 30 gulungan.
Pemancar tersebut paling kuat daya pancarnya pada gelombang
SW2, SW1, MW, dan FM dapat menerimanya dengan bersih. Untuk
memperbaiki pemancar tersebut agar memperoleh gelombang
pemancarnya gelombang yang tetap, kita dapat memakai kristal sebagai
pembatas frekwensi radio yang akan dipancarkan.

Jika pemancar tersebut hendak diselingi dengan suara


pembicaraan, maka kita dapat mempergunakan mocropheone preamplifier gambar 149 sebagai penguat suara penyiar. Pada waktu
rangkaian tersebut hendak dihubungkan ke pesawat pemancar gambar
160, 1 /16V harus dimanfaatkan penggunaannya. Cara penggabungan
tersebut dapat dicoba sendiri.

Radio Penerima
Radio transistor superheterodyne yang beredar di masyarakat
kebanyakan memakai transistor germanium dan transisitor silikon.
Pada dasarnya radio yang dibuat berbagai pabrik mempunyai
susunan sistem kerja yang sama, yang berbeda Cuma bagian tertentu
dari suatu rangkaian pesawat yang disusun bedasarkan variasi masing
masing pabrik untuk meningkatkan daya penerimaanya.
Bagian bagian suatu pesawat radio superheterodyne ;
Suatu pesawat radio superheterodyne dapat menerima pemancar radio
dalam jumlah banyak yang terdiri dari bagian bagian sebagai berikut :
a. Antene dan spul antena, mixer ossilator.
b. Penguat frekuensi menengah, detektor, dan penggatur daya terima
otomatis.
c. Penguat suara

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 111

Proses penerimaan siaran pemancar oleh pesawat radio penerima


dapat bicara pada penjelasan diatas.
a. Antene dan spul antena
Antene radio adalah antene batang yang dapat diperpanjang
dan dipendekkan dengan menarik atau menekan. Antene batang
berfungsi membantu daya penerimaan pesawat radio.
Spul antena radio transistor berpasangan batang ferit untuk
memperkuat daya penerima radio pemancar. Bila batang ferit patah,
daya penerima pemancar pada pesawat radio akan berkurang,
batang ferit asli yang berpasangan dengan spul antena radio jika
patah dan diganti dengan yang baru belum tentu dapat berfungsi
baik seperti semula, terkecuali penggantinya sama dengan batang
ferit yang telah patah. Oleh sebab itu pada waktu reparasi pesawat
radio, kita harus hati hati sehingga tidak mematahkan batang ferik
tersebut hanya karena kecerobohan.

Spul antena yang diterapkan oleh pabrik radio ada dua


macam yaitu spul antena berdasarkan type amstrong dan type
hartley. Tipe anstrong memakai dua kumparan antena yang dalam
diagram sirkuit digambarkan terpisah, sedangkan tipe hartley
memakai satu kumparan dengan titik sambungan di tengah
kumparan (spul antena)
Adapun kedua spul antena tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :

Gbr. 163. diagram spul antena hartley dan amstrong.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 112

Tipe spul antena hartley sudah diterapkan pada pemancar mini


gambar 162. agar lebih jelas mengenai bentuk spul antena, perhatikan
Gambar 164 di bawah ini :

Gbr. 164. bentuk spul antena


Bentuk spul antena gambar 164 banyak dijual di toko elektronika,
harganya pun murah. Spul antena yang dijual kebanyakan spul antena
gelombang MW dan gelombang SW.
Agar pesawat radio dapat selektif dalam menerima pemancar,
maka spul antena radio transistor dilengkapi dengan batang ferit. Besar
kecilnya daya penerima pemancar radio banyak ditentukan oleh batang
ferit yang terpasang pada pesawat radio tersebut sesuai dengan
rangkaian osilator, sehingga dapat berfungsi baik.
Jika pesawat radio yang kita reparasi ternyata batang feritnya
patah, maka pesawat radio tersebut sudah tidak dapat menerima
banyak pemancar radio lagi, bahkan kadang kadang tidak dapat
menerima pemancar sama sekali. Oleh sebab itu batang ferit yang
sudah tergeser dari kedudukannya harus dikembalikan kepada semula,
yaitu dengan menggeser spul antena kebetulan sudah tepat, maka
salipkanlah kertas karton yang digunting runcing sehingga tidak mudah
tergeser, tentu saja pada saat mengatur atau mengetrim / memutar
osilator dan transformator MF harus dilakukan bersamaan dengan
pengaturan letak spul antena, agar diperoleh daya antena, agar
diperoleh daya penerima pemancar radio sebanyak banyaknya
dengan mutu penerimaan yang bersih.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 113

Batang ferit umumnya berbentuk batang pensil yang bulat


panjang ( untuk pesawat radio transistor ukuran besar ), sedang batang
ferik saku berbentuk pipih sepanjang kurang lebih 5 cm.

(a) batang erit radio transistor empat batu baterai

(b) batang ferit radio transistor saku

Gambar 165. Batang ferit radio transistor


b. Mixer osilator

Rangkaian moxer osilator bekerja sama dengan rangkaian


antena rangkaian kondensator menghasilkan frekuensi menengah
yang perlu dikuatkan oleh rangkaian penguat frekuensi menengah.
Jika pada waktu praktek reparasi, rangkaian ini rusak karena
kondensator yang sama kapasitasnya, sehingga panjang gelombang
penerima radio tidak berubah. Jika rangkaian ini tidak bekerja, hal ini
dapat ditentukan dengan mengukur tegangan basis emitor adalah
DC 0,6 volt : sedangkan transistor germanium yang sedang
menghantar pertengahan DC 0,2 valt. Jika tidak ada tegangan DC di
basis emitor transistor tersebut padahal dibagian penguat frekuensi
menengah ada tegangan, hal ini menunjukkan ada onderdil yang
rusak. Oleh sebab itu ujilah perlawanan basisi emitor dan basis
kolektor transistor tersebut dengan ukuran ohm meter yang paling
rendah batas ukurnya. Basisi emitor dan basis kolektor transistor
tersebut hanya dapat menggerakkan pointer ohm meter searah saja
sesuai dengan sifat transistor yang seakan akan sebagai dua buah
dioda yang sama ukurannya. Jika pengujian kedua perlawanan
tersebut menimbulkan selisih ohm atau ridak dapat menggerakkan
pointer ohm meter, maka dapat disimpulkan bahwa basis emitor dan
basis kolektor sudah rusak. Selanjutnya ukuran perlawanan kolektor
dan dengan ohm meter ( X10 ).

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 114

Hasil pengukuran tersebut harus menunjukkan selisih ukuran


yang cukup besar, hal ini menyatakan bahwa perlawanan kolektor
emitor dan emitor kolektor masih baik. Selanjutnya jika hasil
pengukuran tersebut menunjukkan perlawanan ohm yang sama
besar ukurannya atau sama sekali tidak menunjukkan ukuran
tertentu setelah range selector switch dipindahkan daya ukurnya ke
batas ukuran yang lebih besar, maka dapat disimpulkan bahwa
transistor masih terpasang pada rangkaian pesawat. Jika transistor
sudah dikeluarkan dari rangkaian pesawat dan diukur
perlawanannya, akan menunjukkan hasil pengukuran yang tidak
sama dengan ketika transistor masih dalam rangkaian pesawat. Agar
lebih jelas perhatikanlah cara pengukuran trasistor pada Bab 1.
Jadi kesimpulannya transistor masih baik ketika berada rangkaian
pesawat adalah bila :

Basis emitor bertegangan 0,2 volt untuk transistor germanium


sedangkan untuk transistor silikon basis emitor harus sebesar 0,6
volt. Cara mengukur tegangan basis emitor : range selector
switch dipindahkan kebatas ukur DC 3 volt.
Pengukuran dengan ohm meter harus menunjukkan jika diukur
dengan batas ukur ohm meter yang terendah ( X1 ) dan
perlawanan yang ditunjukkan harus mempunyai sifat sifat
seakan akan sambungan dua buah dioda yang sama
ukurannya dan bersifat menghantar arus searah ( lihat gambar
37). Perlawanan kolektor emitor dan emitor kolektor harus
menunjukkan selisih ohm yang cukup besar ukurannya.
Pada prinsipnya semua rangkaian pesawat yang dirakit dengan
memakai transistor silikon dan germanium dapat mempergunakan
teori pengukuran di atas.
Pengukuran transistor pada suatu
rangkaian pesawat sebaiknya sesuai dengan aslinya, boleh jika
menggantinya dengan jelas transistor yang berfungsi sama.
Osilator pesawat radio bermacam macam bentuknya. Sistem
kerja osilator berdasarkan sistem kerja induksi yang sama dengan
cara kerja transformator tenaga. Cuma perbedaannya, osilator
digulung pada sebuah rangkaian osilator dan diberi ferit untuk
pengatur jumlah frekuensi radio yang dihasilkan, sedangkan
transformator menghasilkan frekwensi rendah. Osilator juga terdiri
dari dua kumparan gulungan yaitu gulungan primer ddan gulungan
sekunder.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 115

Adapun bentuk osilator sebagai berikut :

Gambar 166. bentuk osilator.


Osilator gambar 166 pada rangkaian osilator digambarkan dengan
diagram sebagai berikut :

Gambar 167. Diagram osilator


Osilator umumnya terdiri atas lima buah kaki. Tiga kaki untuk
gulungan primer dua kaki untuk gulungan sekunder. Gulungan primer
tidak boleh berhubungan singkat dengan gulungan sekunder. Oleh
sebab itu dalam praktek reparasi hal ini perlu diperhatikan. pada
gambar 166. osilator tergambar mempunyai empat kaki sedangkan
sebuah kaki yang tidak terlihat diberi nomor 4.
1. Mixer Osilator MW.
Untuk menerima siaran pemancar MW, kita harus membuat /
merangkai mixer osilator yang dapat membangkitkan frekuensi radio
gelombang MW. Untuk membuang gelombang MW, kita harus membuat
spul antena dan osilator yang cocok sehingga dapat membangkitkan
frekuensi yang dibutuhkan tersebut.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 116

Spul antena MW berkoker seperti gambar 164a dengan jumlah


gulungan untuk gelombang MW sebanyak 8 dan 89 gulungan.
Spul antena digulung secara rapat dengan memakai kawat email yang
tebalnya 0.25 mm. Jarak pemisah 8 gulungan dan 89 gulungan adalah
2 mm. Cara menggulung spul antena MW : dan dahulukan gulungan
yang terpanjang dengan arah gulungan sesuai dengan putaran jarum
jam, kemudian disusul dengan gulungan pendek dengan cara yang
sama. Panjang seluruh gulungan diusahakan 2,5 cm. Arah gulungan
spul antena MW sama dengan arah gulungan spul antena gambar 164.
umumnya sistem pemasangan mixer osilator tiap pabrik berbeda
caranya , tetapi memakai prinsip yang hampir sama.
Adapun osilator yang dapat digulung terdiri dari gulungan primer

dan gulungan skunder. Untuk gulungan osilator MW didahulukan


menggulung sekunder yang lebih sedikit gulungannya, yaitu 8 gulungan
: kemudian disusul oleh gulungan primer yang terdiri dari 4 gulungan
dan 89 gulungan. Cara menggulung sesuai dengan putaran jarum
gulungan sebanyak 88 gulungan dan dihubungkan ke kaki nomor 4
(
lihat gambar 166 ) dengan jumlah gulungan sebanyak 8 gulungan dan
dihubungkan ke kaki nomor 1 ( lihat gambar 166 ) ke kaki nomor 2
sejumlah 4 gulungan, setelah itu dari kaki nomor 3 gambar 166 ) ke kaki
nomor 2 sejumlah 4 gulungan, setelah itu dari kaki nomor 2 dibentuk 89
gulungan dan dihubungkan ke kaki nomor 3. gulungan sekunder
diusahakan digulung di tengah tengah sekunder. Digulung di tengah
tengah maksudnya primer digulung diatas gulungan sekunder. Digulung
di tengah tengah maksudnya supaya dapat mengatur jumlah frekuensi
tinggi yang dapat dibandingkan gulungan primer digulung di atas
gulungan sekunder. Digulung di tengah tengah maksudnya supaya
dapat mengatur jumlah frekuensi tinggi yang dapat dibangkitkan osilator
yang bergaris tengah 7 milimeter dengan memakai kawat email sebagai
kumparannya. Untuk menggulung osilator MW, kawat email yang
paling tipis garis tengahnya, yang terdapat pada input transformator ( IT
191 ).
Sesudah spul antena dan osilator selesai regulung, lalu
sambungannya disolder dengan timah, kemudian diukur dengan ohm
meter untuk mengetahui apakah sudah dapat menghantarkan arus atau
belum. Pada saat menguji kaki osilator MW, gulungan primer osilator
tidak boleh berhubungan singkat dengan gulungan sekunder osilator.
Setelah hasil penguji tersebut menunjukkan keadaan baik, maka spul
antena MW dan osilator MW siap dipergunakan.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 117

Adapun rangkaian mixer osilator MW yang dapat dirakit sebagai gambar


168 berikut :
Keadaan rangkaian mixer osilator MW yang dirangkai ;

Gambar 168. Rangkaian mixer osilator MW dalam kenyataan

Gambar 169. Diagram rangkaian mixer osilator

0.1. 118

DASAR DASAR
ELEKTRNIKA

DAFTAR KOMPONEN
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator

1 buah

Kondensator

47k
27k
2k2
0,01
F
470
pF

W
W
W

1 buah
Polyster

1 buah
1 buah

Variabel
Kondensator
Osilator
MF

470 pF
MW
Sumida
103 A

Kerami
k

Varco yang dipergunakan adalah 470 pf, osilator MW, dan MF


Sumida pada rangkaian ini dipasang dengan kaki menghadap ke atas.
Rangkaian mixer osilator MW di atas bila dihubungkan dengan penguat

frekuensi menengah dan detektor dapat menerima pemancar radio MW.


Untuk daerah bandung ( kota ) dapat menerima pemancar MW sekitar
24 buah. Hasil penerimaan cukup bersih.
Kondensator keramik pada MF sumida 103 A sudah terpasang
pada bagian dalam MF tersebut. Jadi tidak perlu dipasang kondensator
keramik lagi. Jika kita tidak mau membuat osilator sendiri maka osilator
MW yang cocok dengan rangkaian gambar 168 dan gambar 169 adalah
osilator MW Sumida dengan tipe M6-00. dapat juga kita memakai
osilator MW maksumi atau osilator MW apolo atau osilator MW philip
dengan tipe 20370. tentu saja cara pemasangannya berbeda. Untuk
memudahkan pemasangan osilator, kita harus menentukan gulungan
terpendek dan gulungan terpanjang dari gulungan primer osilator,
kemudian menghubungkannya dengan diagram sirkuit. Gulungan kawat
email osilator yang panjang akan menunjukkan ukuran ohm besar,
sedangkan ukuran gulungan yang pendek akan mmenunjukkan hasil
pengukuran yang lebih kecil harganya. Selain cara pemasangan mixer
osilator di atas masih ada cara lain dalam pemasangannya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 119

Tabel 16
Jumlah Gulungan Spul antena SW dan Osilator SW

Gelombang
SW1
SW2

Jumlah
gulungan spul
antena
3 gulungan dan
11 gulungan

Jumlah gulungan osilator


Primer
Sekunder
3
gulungan dan
20 gulungan

9 gulungan

3 gulungan dan
8 gulungan

4 gulungan dan
8 gulungan

8 gulungan

Spul antena SW dapat digulung dengan kawat email setebal


0,5 mm. Cara menggulungnya sama dengan menggulung pul antena MW.
Osilator SW dapat digulung dengan memakai email yang sama dengan
osilator MW. Cara menggulung osilator SW sama dengan cara mengulung
osilator MW.
Adapun rangkaian mixer osilator SW yang dapat dirakit sebagai berikut :

Gambar 170. rangkaian mixer osilator SW2.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 120

DAFTAR KOMPONEN
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah

Resistor
Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator

47k
27k
2k2
0,01 F
0,002 F

W
W
W

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Spul antena
Osilator
MMF
Transistor

SW2
Sw2
Sumida 103 A
C 829

Rangkaian di atas dapat dipergunakan untuk rangkaian mixer


osilator SW1 dengan mengganti spul antena SW1 dan osilator SW2
diganti dengan osilator SW1.
Rangkaian di atas juga dapat dipergunakan untuk rangkaian mixer
osilator MW dengan mengganti diagram di atas, sedangkan onderdil
mixer osilator MW tetap sama dengan onderdil gambar 168
Selain rangkaian mixer osilator yang dirangkai dengan cara di atas,
mixer osilator dapat juga dirangkai dengan menambahkan antena untuk
memperoleh penerimaan siaran yang lebih baik, seperti disajikan pada
gambar 172.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 121

Gambar 172. rangkaian mixer osilator SW2 dengan antena

Gambar 173. diagram rangkaian mixer osilator SW2 dengan antena

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 122

DAFTAR KOMPONEN
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

C.

Resistor
Resistor
Kondensator
Kondensator

56k
680
10 KpF
0,047 F

2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Kondensator
Verco
Osilator
MF

2.000 pF/2 kpF


470 pF
SMW2
Sumida 103 A

Penguat frekuensi menengah


Di dalam pembahasan bagian ini, penulis tidak memisahkannya
karena bagian ini baru akan berfungsi sebagai penguat frekuensi
menengah dan mengubahnya menjadi frekuensi rendah ( frekuensi

suara ) jika dalam suatu kesatuan.


Penguat frekuensi menengah ( frekuensi antara ) juga disebut
penguat IF ( intermediatefrequency ).
Rangkaian mixer osilator mencampur getaran frekuensi tinggi
modulasi pemancar dan getaran osilator sehingga menghasilkan
frekuensi menengah yang lemah serta membawa sifat sifat salah
pemancar. Frekuensi yang lemah ini perlu dikuatkan oleh bagian
penguat frekuensi menengah.
Untuk menguatkan frekuensi menengah yang lemah ini kita
perlu memakai transformator frekuensi menengah yang disebut MF,
sedangkan untuk mengubah frekuensi menengah menjadi frekuensi
rendah, kita dapat memakai dioda kontak titik ( rangkaian detektor ).
MF yang dipergunakan untuk menguatkan frekuensi menengah
sebanyak tiga buah. Radio transistor yang dibuat oleh pabrik
kebanyakan memakai MF yang berukuran kecil.
Satu set MF biasanya terdiri dari tiga buah gyakni MF kuning,
MF putih, dan MF hitam. MF kuning berhubungan dengan osilator :
MF putih terletak diantara MF kuning dan MF hitam : MF hitam
berhubungan dengan bagian detektor. Jenis MF ini misalnya MF
merk Tiko RCL dengan nomor G264 ( MF kuning ), G265 (MF putih),
dan GG266 ( MF hitam )

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 123

Selain MF yang bersusunan warna kuning, putih dan hitam, ada


juga MF yang bersusunan warna kuning, kuning hitam, misalnya MF
merk Sumida dengan nomor IT 103A ( MF kuning ) dan IT 103C ( MF
hitam ). Satu set MF sumida tipe ini terdiri dari dua buah MF 103A dan
satu buah MF 103C.
Adapun bentuk kedua set MF tersebut dapat digambar sebagai gambar
174 berikut :

Gambar 174. bentuk MF radio transistor.


Dengan memakai sebuah potensiometer pada rangkaian penguat
frekuensi menengah dan rangkaian detektor, maka daya penerima
otomatis dapat diatur.
Adapun rangkaian penguat frekuensi menengah, detektor, dan pengatur
daya terima otomatis dapat digambarkan sebagai gambar 175 berikut :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 124

Catatan :
Pada tiap tiap MF terdapat sebuah kondensaor keramik, pada
rangkaian di atas tidak digambarkan kondensatornya.
Gambar 175. Rangkaian penguat frekuensi menengah, detektor dan
penguat daya terima otomatis.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 125

Pilihan salah satu rangkaian mixer osilator pada halaman


sebelumnya, gabungkanlah dengan rangkaian Gambar 175, maka akan
terbentuk sebuah pesawat radio penerima tuner, dan kemudian
dihubungkan ke amplifier, siaran radio tersebut dapat didengar melalui
laudspeaker.
Jika penggabungan kedua rangkaian itu berhasil, maka tanpa
menggunakan amplifier, kita juga dapat mendengar suara siaran
pemancar radio melalui earphone yang dihubungkan diantara sasis

negatif dengan kaki poSitif kondensator elektroliit 4,7 f /16 V.


Mengenai diagram tranformator frekuensi menengah ( MFF1,Mf2,
dan Mf3 ), sama dengan diagram osilator pada gambar 1677: cara
mengujinya juga sama.
R1 dan R2 gambar 175 dapat diganti dengan yang sesuai pada waktu
praktek perakitan pesawat radio penerima.
Tiap tiap tipe MF mempunyai cara pemasangan yang berbeda, oleh
sebab itu penulisan menentukan jenis tipe MF sumida IT 103A dan IIT
103C sebagai contoh pemasangan rangkaian tersebut.
Jika pada waktu praktek dipergunakannya MF tipe lainnya,
rangkaian di atas tetap dapat dipergunakan, Cuma perbaikan polaritas
tegangan pada kaki MF dan pemasangan kolektor transistor perlu
diubah, hendaknya diketahui bahwa prinsip dasar transformator
membuktikan bahwa penambahan sejumlah gulungan kawat email pada
kumparan transformator tersebut belum tentu dapat menaikkan
tegangan yang diinginkan jika pada cara penyambungannya terjadi
kesalahan, tetapi jika cara menyambungkan kawat email tersebut
searah belum dengan kumparannya maka terjadilah penguatan
tegangan. Untuk menambah pengetahuan tersebut, coba naikkan
tegangan AC volt dengan menyambung sepotong kabel diantara
gulungan primer dan gulungan skunder transformator tenag, jika
penyambungan terjadinya kesalahan maka tegangan AC volt tidak naik
( tidak terjadi penguatan ). Pada waktu melakukan praktek diatas
lakukanlah pengukuran dengan Ac volt meter ( batas ukur AC 300 volt ).
Cara menaikkan tegangan di atas kadang kadang Ac volt meter
( batas ukur AC 300 volt ). Misalnya untuk menaikkan tegangan AC volt
agar televisi kita bekerja dalam keadaan normal. Pengertian prinsip ini
dapat juga diterapkan pada cara kerja transformator frekuensi
menengah ( MF )

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 126

Jika pada waktu praktek reparasi, kita ingin mengetahui dengan


cepat bahwa pesawat radio ( tuner ) masih menerima siaran radio
pemancar, maka kita dapat memakai pelacak sinyal gambar 94 untuk
mengujinya.
Cara mengujinya sebagai berikut :

Penjepit pelacak sinyal di jepit ke sisis ( arde ) suatu rangkaian

pesawat radio penerima ( tuner ) yang akan diuji.

Berilah sumber tenaga pada pesawat tersebut.

Putar putarlah tuning gelombang pesawat radio menerima


dengan menyentuuhkan testpen pelacak sinyal pada kaki MF nomor
4 dan pada kaki tengah pada potensiometer bbagian volume ( lihat
gambar 175 )
Pesawat radio ( pesawat radio tuner ) yang berfungsi baik dapat
menerima berbagai siaran pemancar daerah maupun siaran pemancar
luar negeri pada saat kita melakukan percobaan di atas. Jika pesawat
radio tidak dapat menerima berbagai siaran pemancar, maka dapat
disimpulkan bahwa bagian amplifier tidak bekerja.
Kerusakan pesawat penerima radio dapat juga ditemukan
dengan mengukur tegangan DC volt pada basis emitor transistor dan
onderdil lainnya dapat dibaca pada penjelasan sebelumnya.
Kerusakan pesawat radio penerima mungkin disebabkan oleh
transistornya, resistor yang sudah berubah perlawanannya, kondensator
keramik atau milar rusak, kumparan osilator dan kumparan MF putus,
ferit osilator dan ferit MF pecah, barang ferit bagian antena patah, atau
ada sambungan kabel yang putus.
Oleh sebab itu bila terjadi
kerusakan, perlu diselidiki dan ditentukan bagian yang rusak. Jika sudah
diketahui bagian yang rusak, maka gantilah bagian yang rusak tersebut
dengan aslinya.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 127

d. Rangkaian Radio Penerima


Untuk memperoleh gambaran lengkap tentang pesawat radio
superheterodyne, penulis menggambarkan diagram pesawat tersebut
sebagai berikut.
1.

Rangkaian lengkap pesawat radio SW yang mempergunakan


amplifier OTL sebagai penguat akhir.

Rangkaian pesawat radio ini disusun bedasarkan :


a.
b.
c.

Power amplifier sistem TL Gambar 123


Pengatur nada tersendiri
Regulator DC volt Gambar 103 dan Gambar 170 dan
rangkaian frekuensi menengah Gambar 175.

Rangkaian gambar 176 merupakan rangkaian lengkap pesawat


radio superheterodyne yang dapat dirakit oleh peminat elektronika
untuk memperdalam pengertian mengenai sistem kerja dalam
rangkaian pesawat dan bagaimana menambah ketrampilan praktek
ketrampilan dan teori.
Untuk merangkai pesawat radi gambar 176, kita harus merakit :

Sumber tenaga seluruh rangkaian pesawat sebesar DC 35


Volt. Untuk memperoleh tegangan DC volt ini kita boleh memakai
regulator Gambar 108 sebagai sumber tenaganya karena
regulator ini harganya cukup murah dan kegunaannya fleksibel,
artinya mudah disesuaikan jadi tegangan DC volt yang
dibutuhkan dalam praktek dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
suatu pesawat. Regulator ini dapat diatur tegangan DC voltnya
dari 2 volt hingga 36 volt. Misalnya di rumah sudah tersedia
sebuah amplifier, tetapi kita ingin belajar sistem kerja pesawat
radio penerima, maka kita cukup hanya merangkai : mixer
osilator, penguat frekuensi menengah, detektor, dan pengatur
daya terima otomatis. Jadi kita hanya merangkai bagian tuner
saja, yaitu dari bagian spul antena hingga Vr1/50k ( pengatur
daya terima otomatis ), dan sebagai sumber spul tenaganya kita
dapat memakai regulator di atas dengan mengatur tegangan DC
voltnya hingga 5,2 Volt/2,3 mA. Untuk memperkecil arus, resistor
200 HM tetap terpasang pada

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 128

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 129

Rangkaian tersebut rangkaian pesawat radio tuner yang dirakit


tersebut tidak boleh langsung diberi tegangan di atas 9 volt, karena
pembelian tegangan melebihi yang dibutuhkan dapat merusak pesawat
yang sedang dirakit atau yang sedang direparasi. Jadi sebelum
pesawat diberi tegangan DC volt, alur tegangan DC volt pada regulator
agar sesuai dengan kebutuhan suatu pesawat yang direparasi atau
dirakit. Setelah tegangan DC volt regulator sesuaikan dengan tegangan

yang dibutuhkan suatu pesawat, lalu kita memberi sumber tenaga


tersebut sesuai dengan polaritas tegangan ( katub tegangan ) yang
dibutuhkannya. Sewaktu pemberian polaritas tegangan tidak boleh
terjadi kesalahan karena dapat merusak pesawat yang akan diperbaiki
atau dirakit. Untuk menghindari kerusakan pesawat karena kesalahan
pemberian polaritas tegangan maka pada pesawat tersebut dapat
dipasang sebuah dioda silikon yang disesuaikan oleh arus DC yang
dibutuhkan. Dengan adanya dioda silikon ini, kerusakan karena salah
pemberian polaritas tegangan dapat dihindari silikon ini, kerusakan
karena salah pemberian polaritas tegangan dapat dihindari : selain dari
itu dioda silikon dapat membatasi arus yang melaluinya.
Di daerah pedesaan yang belum mendapatkan tegangan listrik
PLN, para teknis suatu pesawat akumulator mobil sebagai sumber
tenaga DC volt yang yang dibutuhkan suatu pesawat. Dalam keadaan
ini, kesalahan pemberian polaritas tegangan umumnya merusakkan
transistor pesawat yang sedang diperbaiki. Rusaknya pesawat tersebut
selain oleh kesalahan pemberian polaritas tegangan DC volt dapat juga
disebabkan pemberian tegangan arus yang berlebihan, oleh sebab itu
dapat juga disebabkan pemberian tegangan arus akumulator, kita dapat
memakai regulator Gambar 108 dengan melepaskan onderdil onderdil
D1, D3 D4, C1, C2, dan transformator tersebut. Yang dipergunakan
adalah D2 dan rangkaian yang berhubungan dengan regulator transistor.
Rangkaian ini dihubungkan ke akumulator mobil seperti susunan
Gambar 92, dengan demikian sumber tegangan akumulator dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan suatu pesawat dan arus akumulator
dapat diperkecil.
Setelah tegangan sudah sesuai dengan kebutuhan pesawat radio
tuner, kita dapat menggunakannya pada saat rangkaian pesawat sudah
dirakit dengan benar.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 130

Pesawat tersebut sudah dapat menerima siaran pemancar bila


pesawat perakitannya tidak terjadi kesalahan.
Mengenai cara perakitan pesawat radio tuner tersebut, bacalah
penjelasan sebelumnya dengan memperhatikan untuk golongan MW
dapat diberi sumber tenaga yang sesuai dengan kebutuhannya, maka
kita dapat mendengarkan suara pesawat radio tuner dengan memakai

headphone ( earphone ) yang dihubungkan pada aarde ( sasis ) dan


kaki tengah potensiometer 50k ( lihat ) Vr1 gambar 176 ).
Jika pesawat radio tuner sudah bener perakitannya, pesawat
tersebut tidak dapat menerima siaran pemancar radio sehingga tidak
terdengar pada earphone tersebut.
Untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan rapi, buatlah
rangkaian sirkuit pesawat yang akan dirakit pada PCB kosong.
Mengenal cara membuat rangkaian sirkuit pesawat sudah dijelaskan
pada bab 3. untuk membuat rangkaian sirkuit pesawat, susunan untuk
meletakkan onderdil onderdil elektronika harus diperhatikan, agar
pada saat pemasangan tidak menyulitkan penempatannya. Oleh sebab
itu sebelum membuat rangkaian sirkuit pesawat, ruang yang akan
ditempati onderdil tersebut sudah harus diketahui. Pada saat merakit
pesawat radio, kawat bagian mixer radio menjadi lebih selektif dan baik
mutunya.
c. Jika dirumah tidak mendapat amplifier, kita dapat merakit power
amplifier Gambar 176 hingga berbunyi, kemudian disusul dengan
merakit mengatur dana dan preamplifier hingga bekerja. Pada
rangkaian gambar 176 terdapat regulator yang berfungsi
menurunkan tegangan DC volt agar sesuai dengan kebutuhan bagi
pesawat pre-amplifier : tegangan regulator 1 dapat diatur dari DC 0
volt 18 volt oleh sebab itu aturlah Vr3 hingga suara yang dihasilkan
amplifier menjadi bersih. Mengenal cara menghilangkan gangguan
suara pada amplifier, bacalah penjelasan sebelumnya. Regulator II
berfungsi memberi tegangan arus DC Volt pada pesawat radio tuner
tersebut. Regulator II dapat diatur tegangan DG voltnya mulai dari
O volt hingga 9 Volt. Oleh sebab itu aturlah tegangan tersebut
hingga 5,2 V/2,3 mA agar pesawat radio dapat menerima banyak
siaran pemancar.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 131

Kegunaan kedua regulator pada rangkaian Gambar 176 adalah


untuk menstabilkan tegangan DC volt yang dibutuhkan pre-amplifier dan
pesawat radio tuner sehingga bila tegangan listrik PLN turun tidak begitu
mempengaruhi daya tidak tuner sehingga bila tegangan listrik PLN turun
tidak begitu mempengaruhi daya harus dihitung dengan rumus nomor 7
yaitu :

E
R = -------I
Pada rangkaian gambar 176 terdaat sumber tegangan ( E ) = DC
35 V.
Arus yag dibutuhkan pre-amplifier 5,6 mA. Oleh sebab itu resistor yang
dapat dipasang sebagai pengganti regulator 1 adalah ;
35
R = -------- x 1k ohm = 6,25k
5,6
Ukuran watt resistor tersebut dapat dihitung dengan contoh
perhitungan yang dijelaskan sebelumnya. Dengan praktek, penulis
memakai resistor watt. Hal ini dilakukan berhubung arus yang
dibutuhkan kecil adanya. Coba bandingkan antara teori perhitungan
dengan praktek tersebut.
Arus yang dibutuhkan pesawat radio tuner adalah 2,3 mA. Oleh sebab
itu resistor yang dapat dipasang sebagai pengganti regulator II adalah :
35
R = --------- x 1k = 15,217 k
2,3
Dalam praktek ternyata pesawat radio tuner tersebut dapat
menerima pemancar radio bila diberi resistor penahan muka sebesar
15,2k yaitu sambungan seri 15k dan 200 ohm / watt.
Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
menggabungkan beberapa rangkaian pesawat dengan memakai satu
sumber tenaga, besarnya arus yang dibutuhkan masing masing
bagian pesawat perlu sekali diketahui, agar resistor penahan tegangan
arus dapat diperhitungkan. Untuk menguji teori teori yang sudah
dijelaskan sebelumnya yang cocok dengan memakai satu sumber
tenaga.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 132

Hasil penelitian ini dapat menambah pengertian tentang teori dan


praktek sehingga mempermudah para teknis dalam reparasi suatu
pesawat.
Dari

praktek

terbukti

bahwa

yang

berkualitas

dengan

memperhatikan daya tahan dioda zener 1 v. Dioda zener yang diuji


biasanya mempunyai daya tahan watt.
Berhubung dengan itu dioda zener 18 v mempunyai daya tahan
sebesar 18 V/ watt, dengan demikian arus yang dapat melaluinya
dapat dihitung dengan tahan rumus nomor 8 :
W = I x E
0,5
0,5 = I x 18. jadi / = ------- x 1 A = 0,028 A atau 28 mA
18
jadi resistor Ry yang dapat dipasangkan dapat ddihitung dengan rumus
nomor 20 :
Vsd yang tersedia tegangan yang dibutuhkan
Arus maksimum pemakaian aliran
Jadi dengan rumus tersebut Ry dihitung sebagai berikut :
35 - 18
------------ x 1 ohm = 607,14 ohm
0,028
Tetapi pada waktu praktek, Ry yang dipakai 1k sebagai penahan muka.
Hal ini dilakukan karena memperhitungkan toleransi suatu komponen
sehingga memperbesar daya tahan dioda zener tersebut.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 133

Setelah amplifir berfungsi baik, hubungkanlah A dan B pada


rangkaian gambar 176. Rx dan Rc dapat disesuaikan dengan kerasnya
suara yang kita kehendaki : jika pesawat radio penerima hendak
dikeraskan suaranya, maka Rx dan Rc dikecilkan perlawanan
resistornya: sebaliknya jika ingin memperkecil suara pesawat radio
penerima tersebut, maka kedua resistor tersebut dibersarkan

ukurannya.
Tentu saja selain besar atau kecilnya suara yang
dihasilkan, perlu diperhatikan kejernihannya. Oleh sebab itu cobalah
menyetelnya sendiri.
Pesawat radio yang sudah dapat menerima siaran pemancar perlu
disetel bagian MF-nya satu per satu sehingga dapat menerima siaran
pemancar radio dalam jumlah banyak. Spul antena pada batang ferit
juga perlu digeser ke posisi yang sesuai dan terkuat daya penerimanya;
demikian juga ferit osilator perlu disetel hingga dapat menghasilkan /
menerima jumlah pemancar yang banyak. Proses penyetelan MF dan
osilator disebut mengetrim pesawat radio penerima.
Setelah radio penerima dapat menerima siaran pemancar dalam
jumlah banyak dan bersih daya penerimanya, maka kita boleh
merangkainya menjadi dua band dengan mempergunakan saklar geser
(putar) gelombang. Pesawat radio penerima ini mungkin dirakit untuk
gelombang SW2 dan MW. Mungkin juga dirakit dalam gelombang 3
band.
Untuk radio penerima yang mempunyai dua gelombang
penerima,
harus diperhitungkan kawat sambungannya.
Makin
panjangnya kawat yang dipergunakan untuk merakitnya,
makin
terpengaruh daya penerimanya. Oleh sebab itu, kawat tersebut
diusahakan sependek-pendeknya sehingga daya penerimanya tidak
banyak yang hilang karena kawat tersebut.
Banyaknya sambungan kabel berarti mengubah kapasitas
kondensator yang seharusnya. Oleh sebab itu pesawat radio buatan
pabrik sering menambah onderdil kondensator trimer untuk
menghilangkan kapasitas kondensator liar karena sambungan kabel.
Untuk mengurangi kapasitas kondensator liar kita berusaha :

Memakai sambungan kabel sependek-pendeknya dengan


mempergunakan kawat email yang tidak begitu menambah
kapasitas kondensator liar tersebut.
Memasang kondensator trimmer yang diparalelkan dengan
kondensator variabel.

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 134

Perlu penulis jelaskan bahwa semua resistor Gambar 176 berdaya


tahan = watt. Semua kondensator keramik dan kondensator milar =
50 volt. Tr1 dan Tr2 ( 2 N 3055 ) harus diberi pendingin aluminium.
Mengenai cara menguji power amplifier sudah dijelaskan pada Bab 5,
demikian juga cara menguji rangkaian lainnya sudah dijelaskan pada
bab sebelumnya. Untuk mempertahankan daya penerima pesawat
radio, kita sedapat mungkin berusaha agar bagian antena penerima

dan kondensator variabel jangan berdekatan dengan lembaran logam.


2.

Rangkaian lengkap pesawat radio SW yang mempergunakan


power amplifier transformator sebagai penguat suara.
Adapun rangkaian pesawat radio tersebut digambarkan pada
gambar 177.

Semua resistor adalah Watt, Semua kondensator keramik


adalah 50 V. jika rangkaian Gambar 177 mempergunakan satu set MF
Sumida ( 2 buah MF kuning IT 103A dan 1 buah MF hitam IT 103C ),
maka cara menyambung onderdil ke kiri MF tersebut sama dengan cara
yang ditunjuk pada gambar 175, Cuma ada bagian bagian tertentu
yang berbeda ;

Pemberian plaritas tegangan DC volt harus disesuaikan dengan


jenis transisitornya. Jika transistor jens NPN dipergunakan sebagai
penguat frekuensi, maka kolektor transistor jenis NPN diberi
tegangan positif sedangkan emitor dan basisnya harus diberi
tegangan negatif ( perhatikan bermacam macam rangkaian ).

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 135

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 136

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 137

Penguatan yang memakai transistor jenis NPN.


Jika
transistor jenis PNP dipergunakan sebagai penguat frekuensi, maka
kolektor harus diberi tegangan negatif sedangkan emitor dan

basisnya diberi tegangan positif.


Untuk jelasnya perhatikan
bermacam macam rangkaian pengatur yang memakai transisitor
jenis PNP.
Dengan memakai prinsip ini kita dapat menyatukan mixer osilator
yang memakai transistor NPN dan penguat frekuensi menengah
yang memakai transistor PNP mengenai penyatuannya cobalah
sendiri.
Katoda dioda kotak titik 1 N 60 gambar 175 yang dihubungkan ke
kaki nomor 5 MF3 harus dibalikkan pemasangannya jika penguat
frekuensi menengah memakai transistor jenis PNP ( perhatikan baik
baik perbedaan pemasangan detektor gambar 176 dengan
pemasangan detektor gambar 177 ).

Resistor dan kondensator yang terpasang pada kedua rangkaian


tersebut berbeda ukurannya.

Jika rangkaian gambar 177 mempergunakan 1 set MF merk Toko


RCL gambar 174a yang warna feritnya : kuning, putih, dan hitam, maka
bagian radio tenernya dapat dirangkai berdasarkan rangkaian Gambar
177, yang bila pesawat radio tuner selesai dirakit dan berfungsi baik
dapat digabungkan dengan :

Rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada ( gambar


143 )

Rangkaian power amplifier sistem OCL 20 watt ( gambar


127).

Agar lebih jelas tentang cara memasang radi tuuner gambar 177
dengan memakai MF merk Toko RCL ini, dapat dilihat gambar 178
sebagai berikut ;
Kondensator variabel ( varco ) yang dipergunakan = 470 pf.
Semua kondensator keramik bertegangan 50 volt. Semua tesistor
watt ukuran dan warna gelang sebagai berikut ;

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 138

Nilai
resistor

Warna
gelang I

Warna
gelang II

Warna
gelang III

Warna
gelang IV

39 ohm
4.7k
680 ohm
22k
8,2k
1k
470 ohm
100 ohm

Oranye
Kuning
Biru
Merah
Abu-abu
Cokelat
Kuning
cokelat

Putih
Ungu
Abu-abu
Merah
Merah
Hitam
Ungu
hitam

Oranye
Oranye
Cokelat
Oranye
Merah
Merah
Cokelat
cokelat

Emas
Emas
Emas
Emas
Emas
Emas
Emas
Emas

Kondensator elektrolit 220 f/10 V harus dipasang, jika tidak


dipasang maka daya penerima radio tuner lemah. Fungsi elco ini
meratakan arus DC volt. Potensiometer yang dipergunakan = 5k.
Osilator SW2 dan spul antena SW2 dapat digulung dengan bantuan
Tabel 16 dan penjelasan tentang cara menggulungnya.
Jika rangkaian pesawat radio tuner Gambar 178 sudah terpasang
dengan baik dan berfungsi normal, bila diberi tegangan DC 6 volt, kita
dapat menerima siaran pemancar ketika menghubungkan earphone
pada kedua anak panah yang akan disambung ke input amplifier.
Rangkaian pesawat radio tuner Gambar 178 cocok bila
digabungkan dengan rangkaian pre-amplifier dan pengatur nada
Gambar 143 dan rangkaian power-amplifier sistem OCL. 20 watt
Gambar 127. Ketiga rangkaian tersebut cocok digabungkan karena
emitor transistor ketiga rangkaian tersebut diberi polaritas tegangan
yang sama ( aarde sasis diberi tegangan arus positif ).

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 139

LAMPIRAN 1. DATA TRANSISTOR


Jika hendak mencapai hasil pekerjaan yang baik, kita perlu
mengetahui karakteristik transistor yang hendak dipergunakan dalam
praktek sehingga pemakaian komponen tersebut dapat disesuaikan
dengan fungsinya. Untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang
karakteristik suatu transistor, kita dapat membaca buku tentang data
transistor :
Buku tersebut memberikan data mengenai :

daya tahan transistor terhadap arus yang melalui kolektornya


(lc).
daya tahan kolektor emitor transistor terhadap tegangan (V CE).
tenaga maksimum yang boleh dibebankan pada transistor yang
dinyatakan dengan mW ( miliwatt ) atau W ( watt ).
hFE suatu transistor.
frekuensi yang dapat dibangkitkan transistor tersebut.
jenis transistor dan peramaannya ( transistor pengganti ), serta
keterangan lainnya.
Sebagai contoh di bawah ini diberikan sedikit keterangan tentang
karakteristik beberapa tipe transistor :

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

Tipe transistor germanium

VCE

0.1. 140

Daya

Frekuensi

(G) dan silikon (S)


2 SA 101
2 SA 102
2 SA 103
2 SA 104
2 SA 670
2 SB 156
2 SB 178
2 SB 187
2 SC 829
2 SC 838
2 SC 1061

Tipe transistor
germanium (G) dan
silikon (S)
2 N 4355
S/PNP
2 N 3569
S/NPN
2 N 3055
S/NPN
BC 107
S/NPN
BC 108
S/NPN
BC 109
S/NPN
BC148
S/NPN
BC 149
S/NPN
BC 140
S/NPN
BC 141
S/NPN
BC 160
S/PNP
BC 161
S/PNP
MJ 802
S/NPN
MJ 2955
S/PNP
MJ4502
S/PNP

maksimum
(volt)

G/PNP
G/PNP
G/PNP
G/PNP
S/PNP
G/PNP
G/PNP
G/PNP
S/PNP
S/PNP
S/PNP

VCE
maksimum
(volt)
60
60
60
50
30
30
30
30
80
60
40
60
100
60
100

40
40
40
40
50
30
20
25
30
50
50

IC
maksi
mum
10 Ma
10Ma
10 mA
10 mA
3A
0,15 A
0, 3 A
0,15 A
0,03 A
0,03 A
3A

IC maksimum
0,5 A
0,5 A
15 A
0,2 A
0,2 A
0,2 A
0,2 A
0,2 A
1A
1A
1A
1A
30 A
15 A
30 A

maksimum
yang dapat
dibeban
25 W
0,15 W
0,225 W
0,2 W
25 W

Daya maksimum
yang dapat
dibeban
0,35 W
0,35 W
117 W
0,3 W
0,3 W
0,3 W
0,3 W
0,3 W
0,75 W
0,75 W
0,75 W
0,75 W
200 W
115 W
200 W

yang dapat
dihasilkan
(MHz)
15
25
15
50
250
250
-

Frekuensi yang
dapat dihasilkan
(MHz)
250
250
250
-

Demikianlah sedikit data tentang karakteristik, untuk memperoleh


bermacam macam data transistor yang lebih terperinci, belilah buku buku
mengenai data karakteristik transistor.
Keterangan mengenai data beberapa transistor di atas kebanyakan dikutip
dari buku : Up Date Wolds Transistor Charecteristics Table ( with brief
characteristics description ), kwong kong.

DASAR DASAR
ELKTRONIKA

0.1. 141

LAMPIRAN 2. SIMBOL SIMBOL


ELEKTRONIKA YANG DIGUNAKAN

DASAR DASAR
ELEKTRONIKA

0.1. 143

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

0.1.

Anda mungkin juga menyukai