Othoo
Othoo
Oleh :
drg. Wayan Ardhana, MS, Sp.Ort
Bagian Ortodonsia FKG UGM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alat Cekat : Alat ortodontik yang hanya dapat dipasang dan dilepas oleh dokte
r gigi Contoh:
a. Alat cekat Teknik Begg
b. Alat cekat Teknik Edgewise
c. Alat cekat Teknik Bioprogresive
Konstruksi alat cekat lebih komplek dari alat lepasan. Terdriri dari 2 komponen
:
1. Komponen pasif, berfungsi untuk mendukung komponen aktif :
a. Band, berupa cincin logam yang biasanya disemenkan pada gigi penjangkar.
b. Tube, berupa tabung logam yang biasanya dipatrikan pada band Molar.
c. Bracket, berupa tempat perlekatan komponen aktif yang sekarang pemasangannya
pada gigi dilakukan secara bonding.
B. Alat Lepasan : Alat ortodontik ini dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sen
diri.
Contoh: a. Plat Dengan Pir-Pir Pembantu
b. Plat Dengan Peninggi Gigitan
c. Plat Ekspansi
d. Aktivator/Monoblock
Komponen alat lepasan terdiri dari :
A. Pelat Dasar /Baseplate
B. Komponen Retentif :
1. Klamer / Clasp
2. Kait / Hook
3. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif)
C. Komponen Aktif :
1. Pir-pir Pembantu / Auxilliary Springs
2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow
3. Skrup Ekspansi / Expansion Screw
4. Karet Elastik / Elastic Rubber
D. Komponen Pasif :
E Komponen Penjangkar :
a. Verkeilung,
b. Busur Labial dalam keadaan tidak aktif.
c. Klamer-klamer. dan modifikasinya
Gambar 2 : Alat Ortodontik Lepasan
A. Pelat Dasar /Baseplate B. Komponen Retentif C. Komponen Aktif
D. Komponen Pasif E Komponen Penjangkar
BAB II
KOMPONEN ALAT LEPASAN
Merupakan rangka (frame work) dari alat ortodontik lepasan, umumnya berupa plat
akrilik,
berfungsi untuk :
Plat akrilik dibuat setipis mungkin agar tidak menyita rongga mulut sehingga bis
a enak
dipakai oleh pasien (comfortable), tetapi cukup tebal agar tetap kuat jika dipak
ai di dalam
mulut. Umumnya ketebalan plat setebal 1 malam model (2mm).
Disain dan konstrusi plat sangat mempengaruhi efisiensi alat serta kenyamanan
pemakaian oleh pasien sehingga pasien mau mengikuti instruksi-instruksi pemakaia
n sampai
perawatam selesai. Dengan demikian disamping plat yang terlalu tebal dan lebar m
enutupi
palatum, pemasangan pir-pir yang terlalu banyak secara bersamaan akan sangat men
gganggu
kenyamanan pasien.
Stabilitas alat di dalam mulut yang bebas dari goncangan ketika mulut berfungsi
(mengunyah, bicara) akan memberikan kenyamanan pemakaian, mempertinggi akurasi /
ketepatan tekanan spring, memperbesar reaksi penjangkar di daerah rahang bagian
depan .
Untuk mencapai stabilitas alat yang maksimal ada beberapa hal yang harus diperha
tikan :
1. Lebar plat dibuat selebar mungkin tetapi disesuaikan dengan kebutuhan karena
plat yang
terlalu lebar akan menggangu fungsi lidah dan kenyamanan pemakaian.
2. Plat dasar secara keseluruhan harus dapat beradaptasi dengan mukosa mulut, pe
rmukaan
plat dapat menempel dengan baik tanpa menimbulkan rasa menekan, tepi plat dapat
beradaptasi dengan kontur permukaan cervical di palatinal/lingual gigi-gigi masu
k dengan
pas didaerah interdental membentuk Verkeilung, tanpa ada celah tempat terselipny
a sisa
makanan.
3. Plat di daerah gigi yang akan digerakkan harus dibebaskan sehingga tidak tert
ahan setelah
mendapat tekanan dari pir atau busur labial yang telah diaktifkan.
Plat dasar di daerah gig-gigi yang akan digerakan dapat dibebaskan sehingga pirpir penggerak
gigi tersebut tampak terbuka (gambar di atas), tetapi dalam keadaan tertentu unt
uk menghindari
terganggunya lidah, atau pada pemasangan pir dibawah bite plane anterior plat ma
sih tetap
menutupi pir-pir tersebut tapi tetap dalam keadaan bebas dalam box/ruangan di ba
wah plat.
Bagian kawat yang tertanam didalam plat (basis spring) ujungnya harus dibengkok
kan
untuk retensi agar tidak mudah lepas, dan bagian retensi tersebut harus berada d
alam ketebalan
platnya.
Ada beberapa hal khusus yang perlu di perhatikan :
1.Untuk plat rahang atas :
Plat dibuat selebar mungkin, tepi distal sampai mencapai daerah perbatasan pala
tum molle
dan palatum durum, di bagian tengah melengkung ke anterior sehingga cukup luas d
aerah
palatinal yang bebas agar tidak menggangu fungsi lidah sewaktu mengunyah dan bic
ara.
gan
gips , kawat basis klamer lewat di atasnya baru kemudian dilakukan pengerjaan me
model
malam, sehingga nanti dak diperlukan penggrindingan tepi plat bagian bawah untuk
membebaskan plat dari daerah under cut tersebut.
Cara pembuatan/prosessing plat :
1. Metode Flasking :
Menggunakan bahan Heat Curing Acrylic (HCA) yaitu bahan akrilik yang proses
polimerisasinya memerlukan pemanasan sehingg pada waktu prosessing diperlukan
penggodogan.
Model malam di inbed didalam cuvet, dicor dengan air mendidih, adonan akrilik
dimasukkan, dipress kemudian di godok.
2. Metode Quick Curing:
Menggunakan bahan Cold Curung Acrylic (CCA) atau juga disebut Self Curing Acryli
c
(SCA) , bahan akrilik ini proses polimerisasinya tidak memerlukan pemanasan, pan
as untuk
proses polimerisasinya timbul akibat reaksi eksotermis dari bahan tersebut pada
waktu
dicampur.
Bagian retensi dari Alat Lepasan umumnya berupa cangkolan/klamer/clasp dan kait
/ hook,
berfungsi untuk :
a. Menjaga agar plat tetap melekat di dalam mulut.
Klamer dipasang pada gigi dapat memberikan tahanan yang cukup terhadap kekuatan
yang dikenakan terhadap gigi yang digerakkan. Dapat menahan gaya vertikal yang d
apat
mengangkat plat lepas dari rahang dan menggangu stabilitas alat .
Pemilihan jenis , jumlah dan letak penempatan klamer pada gigi anchorage tergan
tung
kepada: jumlah spring yang dipasang, letak spring, serta bentuk dan jumlah gigi
penjangkarnya.
Macam-macam klamer dan modifikasinya yang di pakai sebagai komponen retentif
pada alat ortodontik lepasan adalah :
1. Klamer C / Simple/Buccal Clasp.
2. Klamer Adams / Adams Clacp.
3. Klamer kepala panah / Arrow Head Clasp
4. Bentuk modifikasi (Kawat tunggal, Ring, Triangulair, Arrowhea, Pinball)
Berupa lengkung kawat dari ujung membentuk huruf C memeluk leher gigi di bagian
bukal
dari mesial ke distal di bawah lingkaran terbesar (daerah undercut), satu milime
ter di atas
gingiva dengan ujung telah ditumpulkan.
Pundak:
Merupakan bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, ujungnya diberi ben
gkokkan
untuk retensi.
Gambar 3 : Klamer C
2. Klamer Adams (Adams Clasp)
Klamer Adams merupakan alat retensi plat aktif yang paling umum digunakan .
Biasanya dikenakan pada gigi molar kanan dan kiri serta pada gigi premolar atau
gigi anterior.
Diameter kawat yang digunakan : 0,7 mm untuk gigi molar dan premolar serta
0,6 mm untuk gigi anterior.
oklusal sisi mesial dan distal gigi anchorage.Tidak tergigit sewaktu gigi berok
lusi.
Basis :
Ujung kawat pada kedua sisi tertanam didalam plat akrilik, diberi bengkokan untu
k retensi.
Bentuk-bentuk modifikasi klamer Adams :
a.KlamerAdams dengan satu loop (single spur): Biasanya dipasang pada gigi molar
paling
distal, dimana daerah dibagian distal belum jelas. U loop hanya dibuat pada sisi
mesial saja.
b.Klamer Adams dengan tambahan tube yang di patrikan pada cross bar. Tube berfun
gsi
Lengan tidak boleh menempel pada mukosa tetapi berjarak 1 mm di sebelah bukalnya
,
lengan juga tidak boleh terlalu panjang sampai melebihi posisi vornic supaya tid
ak melukai
sulcus buccalis.
Klamer ini dapat dipakai untuk memegang lebih dari satu gigi, biasanya dipakai s
ebagi bagian
retentif plat ekspansi. Diameter kawat yang di pakai : 0,7 mm
Keuntungannya :
- daya retensi tinggi
- dapat dipakai pada gigi permanen atau gigi desidui
Kerugiannya :
- pembuatannya lebih sulit
- memerlukan tang khusus
Modifikasi klamer jenis ini baisanya dipasang di daerah interdental pada gigi po
sterior,
pemasangannya bisa dikombinasikan dengan klamer C
Dibuat dari kawat berdiameter 0,7 mm
Keuntungannya :
- pembuatannya mudah
- daya retensi cukup tinggi
- dapat dipakai pada gigi permanen atau gigi desidui
Kerugiannya :
- tidak efektif jika daerah interdental renggang
- ujung kait dapat melukai gingiva
C. Pir-Pir Pembantu/ Auxilliary Springs
Pir-pir pembantu (auxilliary springs) adalah pir-pir ortodontik yang digunakan u
ntuk
menggerakkan gigi-gigi yang akan dikoreksi baik secara individual atau beberapa
gigi secara
bersama-sama.
Macam-macam spring :
1. Pir Jari / Finger spring
2. Pir Simpel / Simple spring
3. Pir Lup / Loop spring / Buccal retractor spring
4. Pir Kontinyu / Continous spring
- Untuk pir yang ditanam dalam plat akrilik posisi koil diusahakan sedekat mungk
in dengan
tepi plat sebelum masuk kedalam plat agar pusat gerakan lengan terletak pada koi
l.
- Jika posisi koil tidak tepat gerakan gigi akan menyimpang dari lengkung gigi.
0,7 mm
Bentuk-bentuk modifikasi :
- Dengan dua U lup (Double U loop spring) untuk meningkatkan kelentingan dan
memperbanyak tempat pengaktipan.
- Dengan memberi tambahan koil untuk meningkatkan kelentingan.
- Dengan memberi tabung (tube) pada kaki lup bagian belakang untuk memperkokoh
kedudukan spring.
- Biasanya dibuat dari kawat berdiameter 0,6 atau 0,7 mm, tergantung panjang kaw
at yang
membentuk spring
Bagian-bagiannya :
a. Basis : merupakan bagian yang tertanam dalam plat akrilik.
b. Pundak :Merupakan kawat lanjutan dari basis keluar dari plat akrilik di ujung
Verkeilung
melewati daerah interdental gigi.
c. Lup : berbentuk huruf
Macam-macam U loop :
1. Lup vertikal : yaitu lup U dalam arah vertikal, berguna untuk mengaktifkan bu
sur labial
dengan menyempitkan kaki lup ketika meretraksi gigi-gigi ke palatinal/lingual.
2. Lup Horisontal : untuk menjaga ke dudukan busur labial dalam arah vertikal da
n dapat
dipakai untuk mengintrusikan dan mengekstrusikan gigi-gigi anterior.
3. Lup kombinasi vertikal dan horisontal: Lup kombinasi ini dimaksudkan agar dap
at
digunakan untuk meretraksi dan mengintrusi atau mengekstrusi gigi-gigi anterior
Posisi lup ini tergantung kepada macam busur labial yang digunakan umumnya 1mm
diatas permukaan mukosa gingiva, bebas dari vornic yaitu kira-kira setinggi pert
engahan
jarak cervico-vornic.
4. Lup ganda (double Uloop) : Yaitu lup vertikal dengan dua belokan berbentuk hu
ruf U
dimaksudkan untuk mem perbanyak tempat pengaktipan sehungga retrusi gigi anterio
r
dapat dilakukan lebih besar lagi dari pada lup tunggal
- Pundak busur labial tipe ini setelah keluar dari plat lewat di daerah interden
tal antara
gigi C dan P1 atau c dan m1 decidui, kemudian membentuk U lup arah vertikal seti
nggi
pertengahan antara vornic
cervical gigi, dilanjutkan dengan belokan 90 melengkung
horisontal mengikuti permukaan labial gigi-gigi anterior dari satu sisi ke sisi
sebelahnya
kemudian dengan cara yang sama membentuk belokan 90 arah vertikal membentuk U
lup dan pundak pada sisi sebelahnya.
- Berguna untuk meretraksi ke dua atau ke empat gigi insisivus yang inklinasiny
a terlalu
ke labial/protrusif.
- Diameter kawat yang dipakai bervariasi tergantung kegunaannya : 0,7 mm untuk t
ujuan
aktif (retraksi) dan 0,8 mm - 0,9 mm untuk tujuan retentif (retainer) untuk
mempertahankan hasil perawatan.
2. Busur labial tipe medium (Medium Labial Arch)
- Bentuknya sama dengan busur labial tipe pendek terdiri dari basis, pundak, lu
p U dan
lengkung labial tetapi letak pundak di daerah interdental gigi P1 dan P2 atau an
tara gigi
m1 dan m2 desidui.
- Lengkung labial menempel pada permukaan labial gigi anterior dari gigi kaninu
s kanan
sampai kaninus kiri sehingga dapat dipakai untuk meretraksi ke enam gigi anterio
r.
- Diameter kawat yang biasa dipakai adalah 0,7mm/0,8 mm untuk pemakaian aktif d
an
0,9 mm untuk pemakaian retentif (sebagai retainer).
3. Busur labial tipe panjang ( Long Labial Arch)
- Untuk busur labial tipe panjang ini letak pundak lebih ke distal lagi yaitu a
natara gigi P2
dan M1 dengan demikian lengkung labialnya bisa menempel pada permukaan labial
dari gigi P1 kanan sampai P1 kiri.
- Kegunaannya yaitu pada kasus-kasus tertentu seperti :
a) Meretraksi gigi dari kaninus kanan sampai kaninus kiri ke arah palatinal
b) Meretraksi gigi dari premolar kanan sampai premolar kiri ke arah palatinal
c) Mempertahankan kedudukan gigi dari premolar kanan sampai premolar kiri setela
h
perawatan.
- Ukuran kawat yang biasa dipakai adalah : 0.8 untuk pemakaian aktif dan 0.9 mm
untuk
pemakaian retentif (sebagai retainer).
- Basis busur labial tipe panjang ini disamping dapat ditanam di dalam plat akri
lik seperti
umumnya, tetapi dapat pula dilekatkan pada tube horisontal yang dipatrikan pada
bukal
bar klamer Adams pada gigi M1.
BAB III
PLAT AKTIF
A. Pngertian :
Plat Aktif merupakan alat ortodontik lepasan yang dilengkapi dengan komponen akt
if yang
berfungsi untuk menggerakkan gigi
Plat Aktif merupakan alat/pesawat ortodontik bersifat:
1. Removable/lepasan, karena dalam pemakaiannnya dapat dipasang dan dilepas oleh
pasien
sendiri
2. Aktif:, karena bagian-bagian dari alat tersebut secara aktif dapat menghasilk
an suatu
kekuatan untuk menggerakkan gigi.
3. Mekanik, karena kekuatan yang dihasilkan memberikan tekanan atau tarikan seca
ra mekanis
kepada gigi.
4. Korektif, karena alat ini dipakai utuk tujuan merawat kelainan letak gigi (ma
lposisi),
kelaianan hubungan gigi-geligi (maloklusi) dan kelainan hubungan rahang (malrela
si).
Komponen aktifnya dapat berupa :
a. Pir-pir Pembantu (auxilliary springs)
b Sekrup Ekspansi (expansion screw)
c. Karet elastik (elastic rubber).
pasan yang
dilengkapi dengan pir-pir ortodontik berfungsi untuk menggeser letak gigi yang m
alposisi
Maloklusi yang disebabkan kelainan letak gigi pada rahang (tipe dental)
a
b
Bentuk dan desain plat aktif dapat bervariasi disesuaikan dengan kasusnya.
Contoh :
1. Kasus koreksi gigi anterior berjejal (Crowding)
Gambar 25 :
Plat aktif dilengkapi dengan :
Pir simpel untuk mendorong gigi insisivus ke labial
Gambar 26 :
Plat aktif dilengkapi dengan :
Pir jari untuk menarik gigi kaninus ke distal
Gambar 27 :
Plat aktif dilengkapi dengan :
Pir jari untuk menarik gigi P1 dan C ke distal
3. Kasus dengan maksud untuk menggeser M1 yang miring ke mesial akibat adanya
premature loss gigi m2 (desidui).
Gambar 28 :
Plat aktif dilengkapi dengan :
Pir jari untuk menarik gigi M1 dan P2
ke distal sedangkan P1 ditarik dengan
pir retraktor bukal
E. Cara pembuatan :
- Mencetak rahang atas dan rahang bawah, diisi dengan stone gips.
- Membuat gigitan sentrik (centrik record) dengan malam
- Model kerja dioklusikan secara sentrik dengan gigitan malam (centrik record) d
iikat
dengan karet kemudian difiksasi dengan gips pada artikulator atau okludator.
- Model kerja diberi tanda dengan pensil untuk menentukan daerah perluasan plat.
- Membuat Klamer Adams untuk retensi alat biasanya pada gigi molar pertama kanan
dan
kiri.
- Membuat busur labial pada gigi-gigi anterior
- Membuat busur lingual jika diperlukan
- Membuat pir-pir pembantu sesuai dengan malposisi gigi yang akan dikoreksi
- Memodel malam dengan ketebalan merata 2mm (setebal 1lembar malam )
- Model malam ditanam dalam cuvet, dicor dengan air panas, diisi adonan akrilik.
- Setelah dipoles (polish), alat di pas pada model studi untuk membetulkan posis
i busur
labial dan pir-pirnya pada posisi yang tepat
BAB IV.
PLAT DENGAN PENINGGI GIGITAN
(BITE RISER)
A. Pengertian :
Plat dengan peninggi gigitan (Bite Riser) adalah alat ortodontik lepasan yang di
lengkapi
dengan peinggi gigitan (Biteplane), yaitu penebalan akrilik disebelah palatinal/
lingual gigi
anterior atau disebelah oklusal gigi-gigi posterior sehingga beberapa gigi di re
gio lainnya tidak
berkontak saat beroklusi.
Alat ini bisa bersifat pasif hanya untuk membebaskan gigi-gigi diregio lain atau
fungsional
yaitu menyalurkan kekuatan gigitan pada saat mulut melaksanakan fungsi pengunyah
an.
Alat ini terdiri dari bagian-bagian :
1. Plat dasar, umumnya berupa plat akrilik berfungsi untuk mendukung komponen al
at lainnya
disertai dengan penebalan plat pada tempat-tempat tertentu.
2. Bagian retensi, untuk melekatkan alat pada gigi-gigi didalam mulut biasanya b
erupa klamer
pada gigi penjangkar (anchorage) M1 kanan dan kiri
3. Busur labial, untuk meretraksi gigi anterior ke palatinal/lingual dan untuk m
empertinggi
retensi dan stabilitas alat.
4. Pada keadaan tertentu jika diperlukan dapat pula diberi tambahan pir-pir pemb
antu untuk
mengoreksi gigi-gigi yang malposisi.
Indikasi pemakaian :
1. Pada perawatan maloklusi yang disertai dengan overbite yang berlebihan (deep
overbite
atau excessive overbite).
2. Untuk perawatan sendi rahang/TMJ (Temporo Mandibular Joint) yang terasa sakit
akibat
gangguan dimensi vertikal karena adanya oklusi gigi yang salah.
3. Untuk merawat gigitan terbalik (cross bite) diregio anterior
4. Untuk menghilangkan kebiasaan jelek (bad habit) seperti kerot (night grinding
/bruxism).
Kontra indikasi :
1. Jika overbite lebih kecil dari normal/gigitan dangkal (shalow bite).
2. Pada kasus gigitan tepi lawan tepi (edge to edge bite)
3. Pada kasus gigitan terbuka ( open bite)
Mekanisme kerja dari bite plane :
1. Memberi kesempatan pada rahang bawah untuk tumbuh dan berkembang ke arah ante
rior.
Kedudukan madibula ini setelah maju akan difiksasi oleh oklusi gigi-gigi yang te
lah
elongasi, jaringan disekitar mulut dan pertumbuhan kondilus.
2. Memberi kemungkinan perkembangan lengkung mandibula pada regio interkaninus.
3. Memberi kesempatan gigi-gigi di regio posterior untuk berelongasi, besar elon
gasi yang
dapat dicapai dibatasi oleh besar-kecilnya free way space pasien
4. Gigi-gigi anterior bawah akan tertekan pada saat menguyah sehingga terjadi in
trusi
5. Pada peninggi gigitan diregio posterior dapat membebaskan gigi-gigi anterior
yang terkunci
karena cross bite untuk dikoreksi dengan pir-pir pembantu.
b. Bite plane anterior : Plat dengan dataran gigitan diregio anterior berfungsi
untuk mencegah
kontak oklusal gigi posterior sehingga gigi-gigi tersebut dapat elongasi, dan da
pat
mengintrusi gigi-gigi anterior bawah.
.. Menurut fungsinya :
A. Plat peninggi gigitan datar rahang atas (maxillary flat bite plane):
Yaitu peinggi gigitan pada rahang atas dengan bidang gigitan merupakan bidang da
tar yang
sejajar dengan bidang oklusal diregio anterior.
Indikasi pemakaian :
- Untuk merawat maloklusi Angle klas I yang disertai dengan deep over bite.
- Untuk merawat maloklusi Angle klas II yang disertai dengan deep overbite
- Dengan melengkapi dengan busur labial dapat dipakai untuk meretrusi gigi-gigi
anterior rahang atas yang protrusif.
Fungsi peninggi gigitan disini untuk menekan gigi-gigi depan rahang bawah dan gi
gi-gigi
posterior dapat berelongasi sehingga dapat memperkecil overbite.
Cara pembuatan :
- Mencetak rahang atas dan rahang bawah, diisi dengan stone gips.
- Membuat gigitan sentrik (centrik record) dengan malam
- Model kerja dioklusikan secara sentrik dengan gigitan malam (centrik record) d
iikat
dengan karet kemudian difiksasi dengan gips pada artikulator atau okludator.
1. Model kerja diberi tanda dengan pensil untuk menentukan daerah perluasan plat
, sehingga
insisal gigi-gigi anterior bawah tepat beroklusi dipertengahan dan tidak tergeli
ncir keluar
dataran jika mandibula mundur pada saat mengunyah.
- Membuat Klamer Adams untuk retensi alat pada gigi molar pertama kanan dan kiri
. dan
busur labial pada gigi-gigi anterior rahang atas.
- Bersama-sama dengan pembuatan model malam di regio anterior disebelah palatina
l
gigi-gigi anterior dibuat penebalan malam membentuk dataran gigitan sejajar bida
ng
oklusal atau tegak lurus inklinasi gigi insisivus bawah. Peninggi gigitan ini ti
dak boleh
menekan jaringan lunak (mukosa) di dalam mulut.
- Setelah model malam baik, kemudian dioklusikan, gigi insisvus bawah berkontak
dengan peninggi gigitan tepat dipertengahan antero-posterior dataran dan pada gi
gi
posterior terdapat jarak interoklusal 2
4 mm (tidak boleh melebihi free way spac
e
pasien).
- Model malam ditanam dalam cuvet, dicor dengan air panas, diisi adonan akrilik.
- Setelah dipoles (polish), alat di cobakan (insersi) pada pasien : pasien disur
uh
menggigit sentrik, di periksa kembali jarak interoklusal gigi-gigi posterior tid
ak boleh
kurang dari 2 mm atau lebih dari 4 mm.
Pedoman pemakaian :
Pemeriksaan pada pasien :
- Mengukur kedalaman gigitan pada kasus deep overbite: Normalnya 1/3 panjang mak
ota
klinis gigi insivus pertama atas atau 2
4 mm.
- Mengukur Free way Space, jarak inter oklusal pada saat pasien pada posisi isti
rahat
fisilogis (phisiologic rest position): Normalnya 2 4 mm.
- Mengukur tinggi muka bagian bawah untuk menentukan ruang inter maksiler (verti
cal
dimension) bila mandibula dalam keadaan instirahat.
- Beberapa cara pengukuran :
Gn = 55% N
Gn.
Gn (Gnation).
Brodie
Sn (Subnasion) = 43% N
Titik dagu = 57% N
Titik dagu
Titik dagu.
3. Mungukur jarak titik dagu dari titik Sn pada saat pasien mengucapkan huruf
- Untuk mengetahui penyebab deep over bite dengan analisis Thompson
Brodie:
Setelah diketahui jarak Sn Titik dagu pasien pada posisi istirahat, pasien disur
uh
menggigit secara sentrik malam yang telah dilembekkan sampai mencapai jarak Sn
T
itik
dagu tersebut. Kemudian diukur over bite pasien :
1. Jika malam tergigit habis over bite normal maka deep overbite disebabkan oleh
supra
oklusi gigi anterior bawah.
2. Jika malam malam masih tebal dan overbite normal maka deep overbite disebakan
oleh
infra oklusi gigi posterior.
3. Jika malam tergigit habis dan over bite tetap besar maka deep overbite diseba
bkan oleh
kombinasi supra oklusi gigi anterior bawah dan infra oklusi gigi posterior
- Pada deep overbite yang disebabkan oleh infraoklusi gigi posterior alat dipaka
i pada
waktu makan agar terjadi keseimbangan antara intrusi gigi anterior bawah dan elo
ngasi
gigi posterior.
1. Alat masih dipakai ukur jarak inter oklusal gigi posterior apakah ada pengura
ngan
space ?.
2. Alat di lepas diukur overbite pasien, apakah ada pengurangan over bite?.
3. Jika over bite masih lebih besar dari normal sedangkan gigi psterior sudah ko
ntak ,
maka ketebalan peninggi gigitan ditambah dengan melapisi dengan akrilik self cur
ing
sampai kembali mencapai jarak inter oklusal gigi-gigi posterior 2
4 mm. .
B. Plat peninggi gigitan dataran miring rahang atas (maxillary inclined bite pla
ne)
Yaitu plat dengan peninggi gigitan dengan dataran gigitan berbentuk bidang mirin
g pada
permukaan palatinal gigi-gigi anterior rahang atas, atau membuat sudut dengan bi
dang oklusal.
Besar kemiringan sudut tergantung tujuan, umumnya 45 agar memberi efek proklinasi
gigigigi anterior rahang bawah dan mendorong madibula maju ke depan.
Indikasi pemakaian :
1. Pada kasus maloklusi Angle klas II (distoklusi) untuk mengubah kedudukan mand
ibula
agar lebih ke depan.
Cara pembuatan :
- Sama seperti pembuatan maxiilary flat bite plane, hanya peninggi gigitan berbe
ntuk
bidang miring diregio anterior atas.
- Untuk mungoreksi hubungan mandibula pada kasus maloklusi Angle klas II perlu
mengambil gigitan kerja (working bite) dengan mengajukan mandibula ke depan.
- Peninggi gigitan ini hanya berkontak dengan insisal gigi-gigi insisivus bawah
dengan
jarak inter oklusal gigi-gigi posterior sebesar 2
4 mm.
Cara pembuatan :
- Prosedur pembuatan plat ini pada dasarnya sama dengan pembuatan maxillary inkl
ined
bite plane hanya dibuat pada rahang bawah.
- Disini kita membuat bidang miring 45 terhadap sumbu panjang gigi, untuk
menggerakkan gigi insisivus atas ke labial.
- Pada gigi Premolar dan Molar dipasangi klamer dengan retensi tinggi (Arrow hea
d atau
Adams klamer).
- Dataran miring hanya berkontak dengan insisal gigi-gigi yang cross bite saja d
an jarak
interoklusal gigi posterior kurang lebih hanya sebesar 1 mm saja.
Indikasi pemakaian : untuk mengoreksi deep overbite dengan memberi efek intrusi
pada gigi
anterior atas dan bawah.
Keuntungannya : alat ini dapat dipakai pada periode akhir mixed dentition
Kerugiannya : Dapat terjadi perubahan warna pada insisal gigi insisivus yang ter
tutup terlalu
lama.
Cara pembuatan : Sama dengan cara pembuatan bite riser yang lain.
Indikasi :
1. Deep overbite dengan sentral diastema dengan alat ini gigi insisivus sentral
dapat
dirapatkan sambil mengintrusi gigi anterior bawah.
2. Pada deep overbite dengan gigi anterior labioversi, dengan pemakian alat ini
dapat
dilakukan retrusi gigi-gigi anterior atas bersama-sama dengan intrusi gigi anter
ior bawah.
Cara pembuatan :
a. Setelah diambil cetakan , model dipasang pada artikulator atau akludator.
b. Pada bagian palatinal ke empat gigi insisivus atas yang labioversi, diberi ja
rak antara plat
dengan permukaan palatinal gigi dengan menunutup/blocking dengan gips sebelum
memodel malam.
c. Pada kasus sentral diastema atau gigi insisivus rotasi blocking out dilakukan
setelah
pemasangan pir-pir pembantu yang dibutuhkan.
d. Tepi rongga jangan terlalu ke posterior sehingga dapat menekan dan mengiritas
i gingiva dan
mukosa palatum
DAFTAR PUSTAKA
Adams, C.P. , 1970 The design and Construction of Removable Orthodontic Applianc
es, 4th.
Ed., John Wright & Sons Ltd., Bristol.
Duyzings, J.A. 1954, Orthodontische Apparatuur, Uitgave van Dental Depot, A.M. D
isselkoen,
Amsterdam.
Dickson, G.C. and Wheatly, A.E., 1978, An Atlas of Removable Orthodontic Applian
ces, 2nd.
Ed., Pitman Medical Publishing Co. LTD.,England.
Houston, W.J.B. and Isaacson, K.G., 1980, Orthodontic Treatment with Removable A
ppliances.
2nd. Ed. John Wright & Sons LTd. Bristol.
Shaw, F.G. and Edmonson, S., 1962, Practical Exercises in Orthodontic, Henry Kim
pton,
London.
CONTOH SOAL
SOAL KELOMPOK I :
Petunjuk : Untuk Soal-soal kelompok ini pilihlah satu jawaban yang dianggap pali
ng tepat
1. Alat atau pesawat ortodontik dalam pemakaiannya di dalam mulut dapat dibedaka
n
menjadi :
a. Alat aktif dan alat fungsional
b. Alat korektif dan alat retentif
c. Alat cekat dan alat lepasan
d. Alat interseptif dan alat preventif
e. Extra oral anchorage dan intra oral anchorage
3. Plat dasar alat lepasan pada rahang bawah lebih tebal dari rahang atas sebab
:
5. Metode Quick curing pada prosessing plat akrilik dapat dilakukan karena :
a. Menggunakan bahan akrilik jenis Heat Curing
b. Proses polimerisasi bahan akrilik bersifat eksotermis
c. Tidak diperlukan memodel malam
d. Tidak dibutuhkan kuvet untuk inbed
e. Tidak perlu penggodogan
1. Komponen penjangkar dari alat lepasan yang berfungsi membantu gigi penjangkar
adalah :
(1) Klamer-klamer
(2) Verkeilung
(3) Busurlabial dalam keadaan pasif
(4) springs
2. Konstruksi plat aktif dengan bagian-bagian yang selalu harus ada adalah :
(1) Plat dasar
(2) Busur labial
(3) Klamer
(4) Busur lingual
M1
0,9 mm
(4) Basis yang tertanam dalam plat atau dipatrikan pada busur lingual
-oooOooo-