Makalah Keramik Kelompok 7.
Makalah Keramik Kelompok 7.
Makalah Keramik Kelompok 7.
PENDAHULUAN
Page 1
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Page 3
13,9%
46,3%
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam
dengan permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat
bila dicampur dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena
kristal-kristal ini meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai
pelumasnya.
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer
atau batuan yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol.
Pada dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat
silikat dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe
yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan
antara Si-tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga
dapat ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1
menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si
telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat
merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus
oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida.
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat
Page 4
memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan
gerabah.
Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan :
- berbutir kasar
- rapuh
- dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan
kering akan menjadi keras
- bila dibakar akan menjadi padat dan kuat
- sangat tahan api.
KAlSi3O8
HAlSi3O8 + KOH
(Hydrolysis)
HAlSi3O8
HAlSiO4 + 2Si O2
(Desilikation)
2HAlSiO4 + H2O
(OH)4Al2Si2O5
(Hydration)
Garis besar deretan reaksi atau perubahan fasa kaolin yang dipanaskan
adalah sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Sekitar 500oC yaitu reaksi endotermis yang
sehubungan dengan hilangnya struktur air atau dehidrasi kaolinit dan
pembentukan metakaolin, 2Al2O3.4SiO2.
b. Tahap kedua : Sekitar 950oC yakni reaksi eksotermis, sehubungan
dengan pengkristalan yang cepat fasa bentuk jarum (spinel), disebut -Al2O3, oleh
Brinley dan Nakahira dinyatakan dengan 2Al2O3.3SiO2.
c. Tahap ketiga : Sekitar 1050 1100oC, sehubungan dengan reaksi
eksotermis kedua dimana struktur bentuk jarum berubah menjadi fasa mullit dan
Page 5
c. Bentonit
Termasuk bahan plastis yang mengandung mineral clay jenis smectite atau
monmorilonit. Bentonit memiliki tingkat keplastissan tinggi begitu pula kekuatan
keringnya tinggi, tetapi komposisi dalam badan keramik relatif kecil, antara 3-5 %
berat. Bentonit jarang digunakan pada pembuatan pottery, tapi banyak digunakan
untuk bone china yang sifatnya kurang plastis. Fungsinya sebagai binder atau
plasticizer.
d. Feldspar
Feldspar adalah suatun senyawa alumina silikat yang mengandung satu
atau lebih unsur basa atau alkali seperti K, Na, dan Ca. Feldspar umumnya
digunakan dalam pembuatan keramik sebagai bahan fluks (Fluxing Material)
yaitu sebagai sumber alumina dalam gas dan sumber alkali dalam gelas serta
sumber alkali dalam glasir dan enamel.
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O.Al2O3.SiO2), soda
(NaO.Al2O3.6SiO2), batua gamping (CaO.Al2O3.6SiO2), yang semuanya dipakai
Page 6
dalam produk keramik. Feldspar sangat penting sebagai pemberi sifat fluks dalam
formulasi keramik. Feldspar bias terdapat di dalam lempung hasil penambangan,
atau bisa juga ditambahkan sesuai keperluan.
Bahan ini dapat berupa pelebur (fondaut) dengan kandungan aluminosifat-alkali yang beraneka ragam terdiri dari:
a. Arthose
: (Si3Al)O8K, Potasis
b. Albite
: (Si3Al)O8Na, Sodis
c. Anorthite
: (Si3Al)O8Ca, Kalsis
dan
merupakan
mineral
keramik
dengan
salah
satu
Porselen (%)
Saniter (%)
K2O + Na2O
Fe2O3
TiO2
CaO
6 - 15
0,5
0,3
0,5
6 - 15
0,7
0,7
0,5
Gerabah halus
padat (%)
6 15
0,8
1,0
Page 7
b. Bahan Pelebur
Bahan ini berupa feldspar dengan kandungan alumino silikat alkalin yang
beraneka ragam terdiri dari :
Orthose : (Si3Al)O8K, Potasis
Albithe : (Si3Al)8Na, Sodis
Anorthite : (Si3Al)O8Ca, Kalsis
e. Bahan pencampur
Bahan penguat selalu digunakan kaolin, bahan ini merupakan bahan baku
utama dalam pembuatan keramik, berfungsi untuk mengontrol tentang
pembahasan dan distorsi selama pembakaran. Kaolin akan membentuk fasa cair
pertama dalam system pada sekitar suhu 9000C. kemudian fasa kristalisasi utama
dan berkutnya Mullite.
2.3 Sifat Sifat Keramik
Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam ,
senyawa paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen . untuk lebih
jelasnya mengenai sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.
a. Sifat Mekanik
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.
Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang
tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik.
Page 8
dan
digunakan
sebagai
kapasitor.
Page 9
elektron
meningkat
ke
pita
(hambatan
konduksi,
menurun)
sehingga
dengan
dalam
keramik,
kenaikan
suhu.
Page 10
b. Sifat Termal
Sifat
termal
bahan
keramik
adalah
kapasitas
panas,
koefisien
c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik
sebagai solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi
dan digunakan ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila
energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun
1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi
ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0.
Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan
respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga
sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat
Page 11
ditingkatkan
dengan
memberikan
ketakmurnian.
Energi
termal
juga
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan,
diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk
mentransmisikan
cahaya,
danbiasanya
dideskripsikan
sebagai
transparan,
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat
kimia dari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif,
silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai
bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 5000C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit,
Page 12
lempung asam atau S2O2 TiO2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai
sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa
pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan
keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan
mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap
gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida
pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon
karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan dan
menghaluskan material-material keras lain.
Page 13
sifat yang bervariasi dan dalam prosedur desain seringkali perlu ditetapkan konsep
statistika untuk komponen bertegangan tinggi. Desain harus memperhatikan
kegetasan inheren, atau ketahanan perambatan letak yang rendah dan bila perlu
memodifikasi mode kegagalan. Keramik merupakan material rekayasa yang
sangat menjanjikan karena sifatnya yang unik, akan tetapi dalam praktek,
produksi pada skala komersial sesuai bentuk yang di spesfikasikan disertai sifat
yang ajeg menghadapi berbagai kendala.
Berdasarkan komposisi kimia, keramik dapat diklasifikasikan dalam lima
kategori utama :
1. Oksida
(lapisan tahan api untuk tanur, kowi ), zirkonia, ZrO2 (kepala piston, lapisan tahan
api tanur tangki gelas ), zirkonia / alumina (media gerinda ), spinel
2. Karbida
bahan api.
4. Sialon
Li, Be, Mg, Ca, Sc, Y, tanah jarang (mata pahat untuk pemotongan kecepatan
tinggi, die ekstrusi, sudut turbin),
5. Keramik :
Page 14
2. Keramik Halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,
advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang
dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida
logam
(Al2O3,
ZrO2,
MgO,dll).
Penggunaannya:
elemen
pemanas,
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung
murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan
porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut
keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350C atau 1400C,
bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500C. Porselin yang
tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan
teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada
Page 15
suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara
teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping
mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin.
Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
Dehidrasi, atau penguapan air kimia pada suhu 150 sampai 650oC.
2.
3.
Oksidasi besi fero dan bahan organik pada suhu 350 sampai 900oC.
4.
Page 16
Oksida refraktori yang terpenting adalah SiO2, Al2O3, CaO dan MgO, disamping
ZrO2, TiO2, Cr2O3, serta BeO yang lebih jarang dipakai. Oksida fluks yang
terpenting adalah Na2O, K2O, B2O3 dan SnO2, disamping fluorida yang juga
digunakan dalam komposisi beberapa fluks tertentu.
Pewaris umum dalam semua produk keramik adalah lempung (biasanya
kaolinit), dan karena itu reaksi kimia yang berlangsung pada pemansan lempung
sangat penting artinya. Efek yang pertama dari panas ialah mendorong air hidrasi
keluar; ini terjadi pada suhu 600 sampai 650oC dengan menyerap sejumlah besar
kalor, meninggalkan suatu campuran amorf alumina dan silica, seperti terlihat dari
penelitian sinar X.
Al2O3.2SiO2.2H2O Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O
Bahkan, sebagian besar alumina dapat diekstraksi dengan asam klorida pada tahap
ini. Jika pemanasan dilanjutkan, alumina amorf tersebut berubah dengan cepat
pada suhu 940oC menjadi alumina kristal, yaitu -alumina sambil mengeluarkan
sejumlah besar kalor. Pada suhu yang sedikit lebih tinggi, mulai kira-kira 1000oC,
alumina dan silica bergabung membentuk mulit (3Al2O3.2SiO2). Pada suhu yang
lebih tinggi lagi, silika yang tersisa berubah menjadi kristobalit kristal. Jadi,
keseluruhan reaksi fundamental yang terjadi pada pemanasan lempung adalah :
3(Al2O3.2SiO2.2H2O) 3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6 H2O
Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari
berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah
siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun
kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada
proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir,
penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan
Page 17
terakhir
adalah
pengulian.
Pengulian
dimaksudkan
untuk
menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembunggelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli,
disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan
yang maksimal.
2.
Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat
plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam
membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik
putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
Page 18
dan
merupakan
kekhasan
dalam
kerajinan
keramik.
Karena
Page 19
3.
Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis
yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan
terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke
permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan
penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air
yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan
mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari
retak/cracking terlebih pada tahap 1. Proses yang terlalu cepat akan
mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa
diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan
penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda
keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat
dilakukan.
4.
Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini
mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat.
Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku (furnace) suhu tinggi. Ada beberapa
parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering (matang),
atmosfer tungku dan mineral yang terlibat.
Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat.
Proses pemadatan ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20 persen
dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk
memaksimalkan kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal yang
tersusun rapih dan sangat padat.
Pembakaran biskuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui
pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque)
Page 20
merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada
kisaran suhu 700 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu
benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir,
pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup
kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5.
Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup,
dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir
dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar
pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik
adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan
efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan
sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
Pembentukan
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk
meekatkan bubuk keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat
ditambahkan untuk mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk
tersebut dapat menjadi bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses
pembentukan (molding). Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting,
pressure casting, injection molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik
kemudian dipanaskan dengan proses yang dikenal dengan nama densifikasi
(densification) agar material yang terbantuk lebih kuat dan padat.
Slip Casting.
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang.
Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil
dan memanfaatkan daya kapilaritas air.
Page 21
Pressure Casting.
Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi
tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik
yang berbentuk seperti cetakan.
Injection Molding.
Proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit. Metode
ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas masuk
ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras
sesuai dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan
dibuka dan bagian keramik dipisahkan.
Extrusion.
Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan
didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan
mendorong material panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang
kontinu, setelah terbentuk dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang
tertentu. Proses ini digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata
modern.
2.
Densifikasi
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan
sebuah keramik menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik
dipanaskan pada tungku (furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700oC.
Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses
pemadatan ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20% dari ukuran
aslinya. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan
kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan
sangat padat.
Kegunaan Keramik Industri
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan
dengan kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan
magnetik dapat digunakan sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan
Page 22
magnet. Keramik dengan properti yang berbeda dapat digunakan pada aerospace,
biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir.
Page 23
dilakukan berulang secara berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang
banyak sekali, terutama panas untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku
dingin kembali.
Jenis-jenis tungku berkala :
1. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah,
bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku
sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada
umunya menghasilkan rendamen rendah (60%).
2. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen
(berbentuk segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi
lubang-lubang pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata dan
menghasilkan rendamen antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi
berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan
hasilnya diambil setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu.
Jenis tungku ini ada 2, yaitu :
1. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang
bersekatsekat menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi
cukup besar, dimana 1 kamar menghasilkan A 3500 bata dan lebih hemat
bahan bakar. Umumnya dipakai untu produksi keramik bangunan skala
besar (bata & genteng).
2. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran
dari samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan
kereta/lori. Jenis tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar
cair atau gas. Umumnya dipakai untuk produksi keramik halus, produkproduk keramik missal yang mutu dan harganya tinggi seperti produk
sanitair.
Page 24
Dimana :
Ws
Wb
Wg
Wk
(Vickers
Hardness)
dari
sample
keramik
dilakukan
dengan
Page 25
Dimana :
P
Hv
Dimana :
P
= beban (kgf)
b,h
Page 26
Dimana :
LT1
LT2
T1
T2
5. Analisa Mikrostruktur
Pengamatan
mikrostrukur
material
keramik
dilakukan
dengan
Page 27
Page 28
Page 29
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan
karena bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga
sekaligus penghantar panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik
merupakan
bahan
satu
satunya
yang
tahan
terhadap
radiasi
agar
radiasi
tidak
menyebar
kemana-mana
karena
sangat
membahayakan .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam makalah ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat banyak
kekurangan baik menyangkut isi maupun penulisan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini dan makalah selanjutnya.
Page 30
Page 31