Penetasan Telur
Penetasan Telur
Penetasan Telur
Tujuan : Untuk mempelajari bagaimana cara menetaskan telur dengan mesin tetas serta persiapanpersiapan yang diperlukan untuk operasionalnya.
Pengertian/definisi:
1. Telur tetas : Telur yang diperoleh dari induk yang dikawinkan dan diharapkan selama 21 hari
penetasan akan menghasilkan anak ayam.
2. Telur fertil : Telur yang telah ditunasi dimana perkembangan sel telur pada saat ovipsition telah
mencapai stadium blastoderm.
3. Telur Infertil : Telur yang tidak ditunasi dan digunakan sebagai telur konsumsi.
4. Fertilitas : Jumlah telur yang fertil dari sekelompok telur yang ditetaskan (%) atau :
jumlah telur yang masuk telur infertil x 100%
jumlah telur yang dimasukkan
5. Daya tetas : jumlah anak ayam yang menetas dari sekelompok telur yang ditetaskan (%) atau :
Jumlah anak ayam
x 100%
Jumlah telur yang ditetaskan
6. Mortalitas selama penetasan : Adalah jumlah embrio yang mati selama penentasan (%) atau:
Jumlah (telur fertil telur menetas) x 100%
Jumlah telur yang fertil
7. Candling : Peneropongan telur pada hari ke 6-7, hari ke 13-14 dan hari ke 17 untuk melihat
embrio anak ayam.
8. Incubator : Mesin tetas.
9. Setter : Mesintetas yang digunakan khusus untuk pengeraman telur selama 17 hari
10. Hatcher : Mesin tetas yang digunakan khusus untuk penetasan telur yaitu hari ke 17 21.
11. Index telur : Perbandingan sumbu lebar telur dengan sumbu panjang telur dikalikan 100%.
12. Regulator : Alat pengatur suhu pada incubator yang kerjannya secara otomatis.
13. Kwalitas tetas : Adalah perbandingan jumlah telur yang dapat menetas dengan jumlah telur
yang dimasukkan kali 100 persen atau :
Telur yang menetas x 100 %
Jumlah (telur fertil infertil)
Operasional
Proses penetasan telur ayam (3 minggu) merupakan perkembangan germ secara microscopis berubah
menjadi anak ayam yang mampu berjalan, makan dan menunjukkan ekspresi dengan suara dan
geraknya. Oleh sebab itu pelaksanaan penetasan harus dilakukan secara baik dan teratur sesuai
dengan kebutuhan perkembangan tersebut.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam operasional penetasan adalah:
Seleksi telur tetas
Untuk ini dibutuhkan telur yang telah ditunasi (fertil) dan mampu menetas menjadi anak ayam yang
hidup dan bertumbuh sesuai dengan tujuan pemeliharaannya. Telur tetas tersebut harus:
a. Berasal dari ayam betina (induk) yang dipelihara dengan ayam jantan (breeder farm).
b. Induk telah bertelur selama 2-3 bulan dimana telur yang dihasilkan sudah seragam.
c. Besar, bentuk dan warna telur harus seragam sesuai dengan sifat induk (genetis).
d.
e.
f.
g.
sampai suhu konstan 102-103 derajat F. Dan regulator diatur sesuai dengan temperatur tersebut.
Perlakuan ini dilakukan kurang lebih 24 jam.
Memasukan telur tetas
Telur tetas disusun dalam egg tray (kotak telur) dengan ujung tumpul sebelah atas, sesudah diberi
tanda (+) dan (-) dengan pensil untuk mempermudah pemutaran. Letak telur dalam egg tray sebaiknya
membentuk sudut 60 derajat.
Mempertahankan suhu yang dibutuhkan
Agar suhu pada kondisi yang diinginkan selama temperatur maka regulator harus diatur tepat dengan
temperatur yang dibutuhkan. Apabila regulator tidak bekerja dengan baik maka perlu diperhatikan
penyebabnya. Misalnya: adanya kebocoran atau regulator yang rusak. Temperatur yang dibutuhkan
adalah antara 100 103 derajat F.
Mempertahankan kelembaban relatif yang dibutuhkan
Kelembaban relatif adalah jumlah uap air dalam udara kering (%). Kelembaban yang dibutuhkan
selama penetasan adalah antara 55% - 80%. Sampai hari ke 18, dan pada saat 3 hari terakhir
kelembaban perlu diuraikan kurang lebih 5%. Bila yang digunakan bukan hygrometer (alat pengukur
kelembaban) maka perlu diperhatikan perbedaan sukering dan basah dalam incubator. Pembacaan
thermometer kering 102 derajat F maka thermometer basah harus berada diantara 88-94 derajat F
untuk mendapatkan kelembaban relatif tersebut. Bila suhu pada thermometer basah kurang dari 88
derajat F berarti kelembaban kecil dan air yang ada dalam pengatur kelembaban perlu ditambahkan.
Catatan: 1) pemeriksaan temperatur dan kelembaban dilakukan paling sedikit 3 kali sehari selama
penetasan (3 minggu)., 2) Incubator tidak boleh dibuka (bila tidak perlu) pada hari ke 3 pertama dan 3
hari terakhir.
Pemutaran telur
Pemutaran telur mulai dilakukan pada hari ke 3 atau ke 4. Pemutaran telur dilakukan paling sedikit 3
kali sehari. Makin sering diputar makin baik hasil penetasannya. Sesudah hari ke 18 telur tidak boleh
diputar lagi. Pemutaran telur dilakukan secara horizontal yang berarti ujung tumpul selalu pada bagian
atas. Tujuannya adalah untuk menyeragamkan suhu pada permukaan telur dan mencegah terjadinya
pelekatan embryo pada membran shell/shell.
Pengaturan ventilasi
Ventilasi pada mesin tetas sangat penting diperhatikan agar dalam mesin tetas pergantian udara segar
terus berlangsung. Selama penentasan embryo membutuhkan cubic foot O2 dan menghasilkan
cubic foot CO2. Jumlah ini lebih sedikit dibutuhkan pada hari-hari pertama dan secara berangsurangsur kebutuhan bertambah. Anak ayam sangat peka terhadap CO2 yang berlebihan. Kebutuhan
CO2 dalam penetasan tidak boleh kurang dari 21%. Ventilasi mulai dibuka pada hari ke 3 ---
bagian, hari ke 4 - bagian, hari ke 5 - bagian, dan pada hari ke 6 semua ventilasi sudah
terbuka.
Penoropongan II : dilakukan pada hari ke 13 dan 14 untuk melihat embryo yang berkembang dan
embryo yang mati atau kosong dikeluarkan.
Telur kosong
Penoropongan III : dilakukan pada hari ke 17 dan 18 untuk melihat embryo yang mati dan harus segera
dikeluarkan.
Embryo mati
Sesudah semua kotoran dikeluarkan mesin tetas harus segera dibersihkan agar dalam mesin tetas
tidak tumbuh micro organisme yang dapat mencemari penetasan berikutnya.
Cara membersihakan :
1. keluarkan semua kotoran sisa penetasan dan bersihkan dengan menggunakan air
hangat (60 derajat celcius).
2. Fumigasi/desinfektasi : Fumigasi dan desinfectasi dilakukan sesudah incubator bersih
dengan menggunakan Kalium Permanganat Krystal yang ditambah dengan formalin.
Pintu harus tertutup selama 30 menit.
Volume ruangan
1 m3
2 m3
5 m3
10 m3
Jumlah KmnO4
0,5 sendok teh
1 sendok teh
1,5 sendok teh
3 sendok teh