Praktikum Kan
Praktikum Kan
Praktikum Kan
JUDUL PRAKTIKUM
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV:
1. Fitria Arisanti Siregar(06121410001)
2. Siti Monalisa (06121410003)
3. Dita Tria Putri(06121410012
4. Intan Ayu(06121410019)
DOSEN PEMBIMBING
I.
Nomor Percobaan
: III
II.
Tanggal Percobaan
: 16 September 2014
III.
Nama percobaan
IV.
Tujuan percobaan
Tujuan Umum
Mahasiswa memahami adanya kemiripan atau keteraturan sifat-sifat spesies
Tujuan khusus
Setelah melakukan kegiatan laboratoris, mahasiswa dapat menentukan kemiripan sifatsifat kelarutan senyawa halide perak.
V.
Dasar Teori
Sifat dari unsur-unsur menunjukkan sebuah periodisitas (perulangan) yang berasal
Jejari atom
Ada dua cara untuk mendifinisikan jejari atomik. Pertama, jejari atomik dapat
diekspresikan sebagai setengah jarak antara dua inti atom yang bergabung dengan ikatan
kovalen dalam molekul diatomi, yaitu disebut jejari kovalen, rkov. Kedua, jejari atomik
diekspresikan sebagai setengah jarak antara dua inti atom dari molekul-molekul diatomik
yang bertetangga, yaitu disebut jejari van der Waals, rvdW.
Dalam periode jejari atom menurun dengan naiknya nomor atom. Naiknya nomor atom
berarti naiknya Zef yang dirasakan oleh setiap elektron dalam orbital yang bersangkutan,
sehingga orbital-orbital ini mengalami kontraksi (ke arah inti atom) yang semakin besar dan
akibatnya atom akan Nampak semakin kecil.
Dalam golongan jejari atom bertambah besar dengan naiknya nomor atom. Ukuran
atom ditentukan oleh ukuran orbital terluar. Naiknya nomor atom berarti bertambahnya
kulit elektron (1-7) atau bertambahnya elektron dalam dan bertambahnya ukuran orbital
terluar sehingga elektron terluar mengalami tamengisasi oleh elektron-elektron dalam
yang semakin efektif , akibatnya atom akan Nampak semakin besar.
2. Energi ionisai
Pada dasarnya energy ionisasinya (Ei) didefinisikan sebagai energi yang diperlukan
untuk mengeluarkan elektron dari spesies (netral) dalam keadaan gas. Energi untuk
mengeluarkan elektron satu elektron pertama disebut sebagai energi ionisasi pertama dan
untuk mengeluarkan satu elektron kedua disebut energi ionisasi kedua, demikian seterusnya
untuk pengeluaran satu elektron berikutnya. Jadi proses yang terjadi sebagai berikut : Ei(1)
Ei(2)
Ei(n)
Pengertian energi afinitas demikian juga energi ionisasi bagi setiap spesies bersifat
kumulatif langsung, artinya energi afinitas dua elektron suat spesies netral misalnya,
merupakan jumlah dari energi afinitas pertama dan kedua bagi spesies yang bersangkutan.
Kecenderungan afinitas elektron
Unsur-unsur dalam satu periode menunjukkan fluktuasi (perubahan naik-turun)
afinitas elektron dengan naiknya nomor atom, kecenderungan ini berbeda dengan
kecenderungan energi ionisasinya. Afinitas elektron umumnya naik sampai dengan atomatom dengan konfigurasi elektron hampir penuh atau hampir setengah penuh kemudian
menurun secara tajam untuk atom-atom dengan konfigurasi elektron penuh atau setengah
penuh berlawanan total dengan harga energi ionisasinya. Jadi afinitas elektron tertinggi
dimiliki oleh unsur-unsur halogen dan terendah dimiliki oleh unsur-unsur gas mulia.
Muatan inti efektif, Zef , terhadap elektron valensi unsur-unsur dalam satu golongan
berubah naik sangat sedikit dengan naiknya nomor atom, sedangkan jejari atom naik secara
tajam. Dengan demikian pengaruh gaya ikat muatan inti efektif dengan elektron valensi
semakin lemah dengan naiknya nomor atom, yang berarti semakin lemah pula pengaruh
gaya ikatnya terhadap elektron tambahan (terluar), oleh karena itu, Ea unsur-unsur dalam
satu golongan diramalkan menurun dengan naiknya nomor atom.
3.
Elektronegatifan
Elektronegatifan adalah kecenderungan atom dalam molekul yang stabil untuk
menarik elektron. Unsur-unsur dalam satu periode, dari kiri ke kanan nilai skala elektronegativitas unsure semakin besar. Hal ini dikarenakan dari kiri ke kanan muatan inti
bertambah, sedangkan jari-jari atom mengecil. Akibatnya, daya tarik inti terhadap elektron
makin besar.
Unsur-unsur dalam satu golongan, dari bawah ke atas nilai skala elektronegativitas
makin besar sebab dari bawah keatas jari-jari atom mengecil. Akibatnya, daya tarik inti
terhadap elektron makin besar.
VI.
VII.
1. Tabung sentrifuga
9. corong
4. Pipet tetes
5. Spatula
6. Gelas kimia
7. Gelas ukur
8. Kertas saring
Prosedur percobaan
1. Buatlah endapan perak klorida dengan mencampurkan 5 ml larutan perak
nitrat 0,1 M dengan 0,5 ml larutan kalium klorida 1,0 M dalam sebuah
tabung sentrifuga. Diamkan tabung itu selama satu menit, kemudian
pusingkan. Buanglah cairan yang berada di atas endapan, kemudian
tambahkan kepada endapan tersebut larutan ammonia pekat tetes demi tetes
hingga tidak ada lagi perubahan yang nyata.
2. Lakukan hal yang sama seperti (1), tetapi sebagai ganti larutan amonia
tambahkan tambahkan larutan natrium tiosulfat (2,0 M) tetes demi tetes
kepada endapan.
VIII.
Hasil Pengamatan
Pelarut
AgCl
AgBr
AgI
Amonia Pekat
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Natrium tiosulfat
Larut
Larut
Larut
IX.
Persamaan Reaksi
1. Ag+ (aq)
Cl- (aq)
AgCl(s)
2NH3(aq)
Ag(NH3)2Cl(aq)
AgCl(s)
Na2S2O3
Ag S2O3 + 2 NaCl
Ag+ (aq)
Br (aq)
AgBr(s)
2NH3(aq)
Ag(NH3)2Br(aq)
AgBr(s)
Na2S2O3
Ag S2O3 + NaBr
3. Ag+ (aq)
I (aq)
AgI(s)
2NH3(aq)
Ag(NH3)2I (aq)
AgI(s)
Na2S2O3
Ag S2O3 + NaI
2.
X.
Pembahasan
Pada percobaan ini berjudul sifat perioditas spesies. Tujuan dari
dilakukannya percobaan ini adalah agar praktikan memahami adanya kemiripan
atau keteraturan sifat-sifat spesies dan setelah melakukan kegiatan tersebut,
praktikan dapat menentukan kemiripan sifat-sifat kelarutan senyawa halida perak.
Pada dasarnya, proses melarut adalah proses menyebarnya partikel-partikel
zat yang dilarutkan ke dalam pelarut. Proses melarut akan terjadi apabila gaya tarikmenarik antarpartikel dalam pelarut atau dalam zat terlarut itu sendiri . Jika suatu
zat dapat terlarut ke dalam pelarut dengan jumlah yang relatif besar, maka dapat
dikatakan bahwa kelarutan zat tersebut besar dan sebaliknya. Kecilnya kelarutan
suatu spesies ionik dapat diinterpretasikan sebagai rendahnya kanstanta hasil kali
kelarutan (konsentrasi) ion-ionnya. Sifat kecenderungan golongan halogen dapat
ditunjukkan oleh karakteristik kelarutan halida perak.
Pada percobaan kali ini menggunakan NaCl, NaBr dan NaI dengan
amonium pekat dan natrium thiosulfat. Pertama tama kami melakukan dengan
amonium pekat. Pada AgCl dengan amonium pekat larutan berwarna endapan
berwarna ungu dan tidak larut, pada AgBr dengan amonium larutan berwarna
endapan abu-abu dan tidak larut, pada AgI dengan amonium larutan berwarna
endapan kuning dan larut. Pada amonia larutan pada AgCl dan AgBr tidak larut dan
AgI larut.
Pada percobaan kedua dengan menggunakan natrium tiosulfat . Pada AgCl
dengan natrium thiosulfat lartuan berwarna bening dan larut. Pada AgBr dengan
natrium thiosulfat larutan berwarna bening dan larut. Pada AgI dengan natrium
thiosulfat larutan berwarna bening dan larut. Pada percobaan dengan menggunakan
natrium thiosulfat larutan pada golongan halida larut semua namun kelarutannya
berbeda beda. Pada percobaan ini di dapatkan bahwa, kelarutan AgCl > AgBr >
AgI. Hal ini, karena periodisitas golongan.
Berdasarkan teori, kebanyakan klorida larut dalam air, endapan perak
klorida larut dalam air dingin, akan tetapi lebih mudah larut dalam air mendidih
dibandingkan air dingin (Vogel, 1985: 345). Yang digunakan dalam percobaan ini
adalah air dingin sehingga endapan perak nitrat larut dalam air namun tidak secepat
dengan air panas. Kemudian, endapan perak klorida yang seperti dadih dan putih
yang tak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut pada amonia encer
(Vogel, 1985: 346). Yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan amonia
pekat. Yang pertama adalah larutan amonia pekat dan hasil yang didapat endapan
perak nitrat tersebut dapat larut. Selanjutnya, endapan larutan perak bromida yang
berwarna abu-abu yang sangat sedikit larut dalam larutan amonia encer, tetapi
mudah larut dalam amonia pekat dan larut pula pada larutan natrium tiosulfat
(Vogel, 1985: 348). Namun pada percobaan, endapan perak bromida larut dalam
pelarut larutan amonia pekat.
Dan yang terakhir pada larutan perak iodida,warna endapan yang dihasilkan
berwarna kuning, pada larutan ini pada larutan amonia pekat kedua-duanya tidak
dapat melarutkan endapan tersebut.
XI.
Kesimpulan
1. Pada AgCl endapan berwarna ungu, pada AgBr endapan berwarna abu-abu,
dan pada AgI endapan berwarna kuning.
2. Suatu zat dapat terlarut ke dalam pelarut dengan jumlah yang relatif besar,
maka kelarutan zat tersebut besar dan sebaliknya.
3. Pada percobaan natrium tiosulfat larutan pada golongan halida larut semua
namun kelarutannya berbeda beda
Daftar Pustaka
Anonim.2013. Struktur atom .
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/04_praktikum_struktur_atom.pdf
diakses tanggal 3 september 2014
Anonim.2013. Struktur atom.
http://sippendidikan.kemdikbud.go.id/index.php/bacaonline/\
diakses tanggal 3 september 2014
Anonim.2013. Struktur atom.
elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/28323
diakses tanggal 3 september 2014