0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
317 tayangan8 halaman

Cara Menghitung Subneting IP ADDRESS

IP address digunakan untuk mengirim dan menerima paket data di jaringan. Ada berbagai cara untuk mengalokasikan dan membagi IP address, termasuk dengan menggunakan subnetting untuk mendapatkan lebih banyak alamat IP dari satu blok alamat. Dokumen ini menjelaskan konsep subnetting untuk kelas A, B, dan C serta cara menghitung jumlah subnet, host, dan alamat yang valid untuk masing-masing subnet.

Diunggah oleh

imamhalim
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
317 tayangan8 halaman

Cara Menghitung Subneting IP ADDRESS

IP address digunakan untuk mengirim dan menerima paket data di jaringan. Ada berbagai cara untuk mengalokasikan dan membagi IP address, termasuk dengan menggunakan subnetting untuk mendapatkan lebih banyak alamat IP dari satu blok alamat. Dokumen ini menjelaskan konsep subnetting untuk kelas A, B, dan C serta cara menghitung jumlah subnet, host, dan alamat yang valid untuk masing-masing subnet.

Diunggah oleh

imamhalim
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 8

Cara Menghitung Subneting IP ADDRESS

Post by Imam Halim M.





IP Address merupakan alat yang digunakan agar paket data dapat mencapai tujuan. Di dalam
Jaringan, pengiriman suatu paket data membutuhkan alamat sebagai identitas suatu data akan
dikirimkan (Destination Address) dan berasal (Source Address).

Agar unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang berbeda. Alamat ini
supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP address diseluruh dunia diberikan
oleh badan internasional Internet Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya
memberikan IP address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address
tersebut. Contoh IP address untuk cisco.com adalah 202.93.35.9 untuk www.ilkom.unsri.ac.id
dengan IP nya 202.39.35.9

Alamat yang unik terdiri dari 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)
00000000 . 00000000 . 00000000 . 00000000
o 1 o 2 o 3 o 4

Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address), sedangkan Host
ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara
satu mesin dengan mesin lainnya. Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan
sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya
IP address dibagi menjadi kelas yaitu ;
1. Kelas A ( 1-126)
2. Kelas B ( 128 192)
3. Kelas C ( 192 223)
4. Kelas D (224 239)
5. Kelas E (240 255)

IP Address Private & Public
Jumlah IP Address sangat terbatas, apalagi jika harus memberikan alamat semua host di
Jaringan Local Area Network (LAN). Sehingga perlu dilakukan efisiensi dalam penggunaan IP
Address. Konsep subnetting IP Address merupakan teknik yang umum digunakan di Jaringan
Internet untuk efisiensi alokasi IP Address dalam sebuah jaringan. Selain Konsep Subnetting,
cara lain adalah dengan mengalokasikan beberapa IP Address khusus yang digunakan untuk
lingkungan LAN dikenal dengan IP Private. Sedangkan IP Address yang dapat dikenal di Internet
dikenal dengan IP Public.
IP Private antara lain adalah :
Class A: 10.0.0.0/8
Class B: 172.16.0.0/16 s/d 172.31.0.0/15
Class C: 192.168.0.0/24 s/d 192.168.255.0/24




Penghitungan Subnetting
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat
masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet
mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Subnet Mask
Nilai
CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30




SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah
NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting
akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan
broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2
x
, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 2
2
= 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2
y
- 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2
6
- 2
= 62 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1
angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host
Pertama
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host
Terakhir
192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet
mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya
pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama
untuk oktet yang dimainkan berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama
persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet
ketiga, bukan seperti Class C yang dimainkan di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai
/30 (kelipatan) blok subnet kita mainkan di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga
berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24

Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30



Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang
menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network
address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2
x
, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah Subnet adalah 2
2
= 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2
y
- 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2
14
- 2 =
16.382 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host
Pertama
172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host
Terakhir
172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask
CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2
9
= 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2
7
- 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
Host
Pertama
172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host
Terakhir
172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja.
Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4
(terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua
subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2
8
= 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2
16
- 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?





Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host
Pertama
10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host
Terakhir
10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah
2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-
2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya
dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA
serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2
x
- 2
Konsep Subnetting
Tujuan Subnetting:
Menghemat penggunaan IP Public.
Mengurangi tingkat kongesti (kemacetan) komunikasi data didalam Jaringan.
Mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network.
Memecah Broadcast Domain.

Proses subnetting adalah
memindahkan atau menggeser garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari
suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host-ID dialokasikan menjadi bit tambahan pada
bagian network-ID. Network Address pada satu Jaringan Tunggal dipecah menjadi beberapa
subnetwork. Proses Subnetting dapat membuat sejumlah network tambahan dengan
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.....

Anda mungkin juga menyukai